Anda di halaman 1dari 9

SOSIOLINGUISTIK

INTERFERENSI LEKSIKAL BAHASA JAWA TERHADAP TUTURAN BAHASA


INDONESIA DI KALANGAN MASYARAKAT
Dosen Pengampu : Dr. ERNI., M.Pd

DISUSUN OLEH :
AZKA FEBRIANTI (196210462)

KELAS 5A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat
serta Hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga berkat karunia-Nya saya dapat menyelesaikan
makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sosiolinguistik.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Hj. Erni, M.Pd. selaku dosen pengampu mata
kuliah Sosiolinguistik yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan
dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Demikianlah yang dapat saya sampaikan dalam pengantar ini, semoga makalah yang
saya sajikan ini bermanfaat bagi para pembaca. Permohonan maaf saya aturkan kiranya dalam
makalah ini terdapat kesalahan, jika ada yang salah dari makalah ini baik itu secara tulisan
maupun pembahasan yang berasal dari kurangnya ilmu pengetahuan pada diri kami maka saya
mohon maaf. Oleh karena itu, kritik dan juga saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Pekanbaru, 01 Januari 2022

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Manusia merupakan makhluk paling sempurna yang diciptakan oleh Tuhan,
Sehingga mampu berkomunikasi dengan orang lain dan bersosialisasi. Sebagai mahkluk
sosial, manusia memerlukan bahasa untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari.
Komunikasi sangatlah dibutuhkan untuk menjalin interaksi, sehingga semua orang
menyadari bahwa interaksi dan segala macam kegiatan manusia akan sulit berlangsung
tanpa adanya bahasa.
Bahasa adalah alat komunikasi, alat berfikir, dan alat untuk menyatakan
perasaan. Dengan fungsi itu bahasa dapat digunakan untuk mengekspresikan diri,
berkomunikasi, berinteraksi, beradaptasi sosial, dan sebagai alat kontrol sosial. Sebagai
alat komunikasi dan interaksi, bahasa mempunyai peranan penting dalam kehidupan
manusia sebagai anggota masyarakat.
Bahasa Jawa sebagai bahasa ibu dipakai oleh anggota masyarakat Jawa dan
sering digunakan untuk aktifitas kehidupan mereka. Sebagai bahasa kedua yang
digunakan, Bahasa Indonesia berpengaruh besar bagi bahasa Jawa yang kita kuasai.
Interferensi bahasa Jawa dalam berbahasa Indonesia ditemukan pada masyarakat ketika
mereka sedang berinteraksi. Permasalahan tersebut muncul karena para masyarakat
saling berinteraksi menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa Jawa dalam berbicara.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Bagaimanakah bentuk interferensi leksikal bahasa Jawa terhadap tuturan Bahasa


Indonesia dikalangan masyarakat ?

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Mendeskripsikan bentuk interferensi leksikal bahasa Jawa terhadap tuturan bahasa


Indonesia di kalangan masyarakat
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 SOSIOLINGUISTIK

Sosiolinguistik adalah cabang ilmu linguistik yang bersifat

interdiplisiner dengan ilmu sosiologi dengan objek penelitian hubungan

antara bahasa dengan faktor-faktor sosial di dalam suatu masyarakat tutur

(Chaer dan Agustina,2010: 4).

Menurut (soewito dalam tamrin 2015) penelitian yang

menggunakan landasan teori sosiolinguistik yang membahas mengenai

kontak bahasa seperti yang diutarakan oleh Weinreich (1970: 1), bahwa

kontak bahasa merupakan peristiwa pemakaian dua bahasa oleh penutur

yang sama secara bergantian. Gejala interferensi ini dapat terjadi melalui

peristiwa kontak bahasa yang dapat menimbulkan pemindahan unsur-

unsur satu bahasa ke dalam bahasa lain. Interferensi pada tataran leksikal

merupakan gejala umum yang terjadi dalam peristiwa bahasa sebagai

akibat dari kontak bahasa.

2.2 INTEFERENSI LEKSIKAL

Interferensi leksikal adalah masuknya unsur bahasa yang berupa

kosakata atau leksikal ke dalam bahasa lain yang dilakukan oleh seseorang

dwibahasawan atau orang yang menguasai lebih dari satu bahasa. (Haugen

dalam Hastuti 2003: 38) menjelaskan bahwa interferensi di bidang ini berupa

kata asli yang serupa bunyinya dengan kata asing yang diinginkan lazimnya

kata asli tersebut diberi arti yang sama dengan kata asing tersebut.
Interferensi leksikal ini terjadi karena pemindahan morfem atau kata

bahasa pertama ke dalam pemakaian kata bahasa pertama, yakni memperluas

makna kata yang sudah ada sehingga kata dasar tersebut memperoleh kata

baru.Interferensi bidang leksikal melibatkan kata-kata dasar, majemuk, dan

frasa (Hastuti, 2003: 37). Alwi,dkk (2003:) menyebutkan pembagian bentuk

kata, yaitu 1) Kata dasar/nomina, 2) pronominal, 3) numeralia, 4)

adjektiva, 5) adverbia, 6)verba, 7) preposisi, 8) konjungsi, 9) kata sandang,

10) interjeksi.

2.3 BAHASA JAWA

Menurut (Ahira dalam Yuka Wirasa Puti 2014:24) Bahasa Jawa

adalah salah satu bahasa komunikasi yang digunakan secara khusus

dilingkungan etnis Jawa. Bahasa ini merupakan bahasa pergaulan, yang

digunakan untuk berinteraksi antarindividu dan memungkinkan terjadinya

komunikasi dan perpindahan informasi sehingga tidak ada individu yang

ketinggalan zaman.

2.4 BILINGUALISME

Dalam perkembangan bahasa, bahasa Indonesia tidak bisa terlepas

daripengaruh bahasa asing maupun bahasa daerah. Dari kenyataan itu

tidakmenutup kemungkinan bahwa pemakaiannya pun juga mengalami

berbagairagam dan fungsi. Bahkan dapat dikatakan, bahasa Indonesia

tidak dapatdigunakan secara murni tanpa adanya pengaruh dari bahasa

lain. Hal ini bisadijumpai pada setiap peristiwa bahasa yang dilakukan

oleh masyarakatIndonesia.

Menurut (Bloomfield dalam Yuka Wirasa Puti 2014:24 )

mengatakan bilingualisme adalah kemampuan seorang penutur untuk


menggunakan dua bahasa dengan sama haknya. Jadi penutur dapat

menempatkan kapan menggunakan bahasa pertama dan kapan

menggunakan bahasa kedua dengan memperhatikan siapa lawan

bicaranya, topik, dan situasi pembicaraan

Masyarakat Jawa merupakan masyarakat bilingual. Masyarakat

penutur bahasa Jawa mampu menggunakan dua bahasa dengan baik

yaitu bahasa Jawa yang merupakan bahasa ibu dan bahasa Indonesia

yang merupakan bahasa kedua.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kualitatif. Sudaryanto (1993: 15) mendefenisikan metode kualitatif

adalah metode penelitian yang semata- mata hanya berdasarkan fakta

yang ada atau fenomena yang memang secara empiris hidup pada

penutur-penuturnya sehingga dihasilkan atau dicatat berupa data yang

apa adanya. Dan metode penelitian kuantitatif yaitu pendekatan ilmiah

yang memandang suatu realitias itu diklasifikasikan, konkret, teramati

dan terukur, hubungan variabelnya bersifat sebab-akibat, data

penelitiannya berupa angka-angka, dan analisisnya menggunakan

statistik (Sugiyono, 2011).

3.2 METODE PENGUMPULAN DATA

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode simak dengan teknik dasar yaitu teknik sadap, kemudian

diikuti dengan teknik lanjut teknik simak libat cakap, yaitu berpartisipasi

dalam pembicaraan dan menyimak pembicaraan dan menyimak

pembicaraan.
3.3 METODE ANALISIS DATA

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode padan. Metode dilakukan dengan cara menganalisis interferensi

leksikal bahasa Jawa terhadapa bahasa Indonesia. Berikut ini adalah

contoh data interferensi leksikal bahasa Jawa terhadap bahasa Indonesia

setelah dilakukannya teknik dasar pilah penentu (Sudaryanto 1993:21).

Ibu : kak klambimu sudah di cuci belum?

Kakak : Belum bu

Ibu : Ambil cepat kak, sudah siang ini

Kakak : baik bu

Pada data diatas terjadi interferensi leksikal yaitu pada

kalimat kak klambimu udah dicuci, yaitu kosa kata baju dalam bahasa

Indonesia yang mengalami interferensi leksikal menjadi klambi yang

dalam bahasa Jawa memiliki arti yang sama yaitu baju. Bentuk

interferensi leksikalnya adalah kelas kata nomina, yaitu kata benda. Faktor

terjadinya interferensi leksikal pada data diatas adalah terbawanya

kebiasaan dalam bahasa ibu.


BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Setelah dilakukan pembahasan terhadap hasil penelitian interferensi leksikal

bahasa Jawa terhadap tuturan bahasa Indonesia di kalangan masyarakat, didapat

kesimpulan mengenai bentuk interferensi yang muncul. Bentuk interferensi

leksikal bahasa Jawa terhadap tuturan bahasa Indonesia yang digunakan para

masyarakat ada enam macam yaitu kelas kata nomina 7%, verba 6,3%, adjektiva

3,5%, numeralia 3,5%, adverbial 2,8%, dan pronominal 1,4%. Kelas kata nomina

dan verba lebih dominan muncul digunakan dalam setiap peristiwa tutur

masyarakat yang mengalami interferensi.

Anda mungkin juga menyukai