Anda di halaman 1dari 15

Penggunaan Media Pembelajaran Lagu dalam Pembelajaran

Berbahasa Asing
Amanda Nabila Yusuf

Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Malang

amandanabila.1801216@students.um.ac.id
Abstrak
Dalam mendukung terjadinya proses pembelajaran yang efektif dan efisien, guru perlu
menentukan bagaimana strategi dalam pembelajaran yang sesuai. Salah satu strategi yang
cocok digunakan dalam pembelajaran berbahasa asing adalah dengan menggunakan media
pembelajaran. Namun kebanyakan guru melaksanakan pembelajaran konvensional. Maka
tujuan dari artikel ilmiah telaah ini adalah untuk menunjukkan manfaat dlaam menggunakan
media pembelajaran lagu dalam pembelajaran berbahasa asing. Tidak hanya itu, dengan
dibuatnya artikel ini diharapkan guru dapat menerapkan startegi pembelajaran menggunakan
media lagu yang tepat dalam pembelajaran berbahasa baik asing maupun tidak. Kesimpulan
yang didapatkan dari kajian artikel ini adalah bahwa penggunaan lagu pada penguatan
kemampuan berbahasa adalah termasuk ritmik dan pengulangan sifat dan kegembiraan yang
diasosiasikan dengan melodi dan isi yang mengantar kepada kegiatan pembelajaran.
Kata Kunci : Media Pembelajaran, Lagu, Pembelajaran Bahasa Asing

Abstract
In support of an effective and efficient learning process, teachers need to determine how to
strategize in appropriate learning. One of the strategies used in foreign language learning is
to use learning media. But most teachers carry out conventional learning. The objective of
this scientific article is to demonstrate the benefits of using the song Learning media in
foreign language learning. Not only that, with the creation of this article is expected that
teachers can apply the strategy of learning using the right song media in the language
learning either foreign or not. The conclusion gained from the study of this article is that the
use of the song on strengthening the language skills is the rhythmic and repetition of the
nature and excitement associated with the melody and content that drove to the activities
Learning.
Keywords : Learning Medium, Song, Second Language Learning

PENDAHULUAN berkomunikasi dalam bahasa asing.


Peran aktif orang tua sangat diperlukan
Dalam Era informasi dan
dalam hal ini, dengan kata lain orang
globalisasi ini, pemerintah menyadari
tua pun dituntut untuk mengetahui
pentingnya peran bahasa asing dan sumber
sedikit tentang bahasa asing agar
daya manusia yang memiliki keandalan
mereka bisa membeli buku tentang yang menarik, khususnya aktivitas yang
dasar bahasa asing dan mengajarkannya berhubungan dengan visual, warna, seni
pada anak-anak mereka di rumah peran dan musi dan aktivitas sosial
meskipun dalam waktu yang singkat lainnya.
agar bahasa asing anak semakin
Ada empat keterampilan yang
berkembang. Pendidikan untuk anak-anak
harus dimiliki peserta didik dalam
berusia dini sebenarnya sangat penting.
berbahasa asing, antara lain
Karena keingintahuan yang dimiliki oleh
mendengarkan, berbicara, membaca dan
anak-anak sangat tinggi terhadap sesuatu
menulis (Jazuly, 2016; Nagauleng, 2015).
yang belum dapat diketahui. Pendidikan
Guru perlu menciptakan suasana yang
berbahasa sangat penting bagi mereka.
menarik dalam mencapai empat
Karena melalui bahasa mereka dapat
keterampilan tersebut dengan strategi atau
berbicara, bercerita, dan bernyanyi. Hal ini
metode di dalam kelas agar peserta didik
disebabkan karena pembelajaran bahasa
menikmati dan termotivasi dalam
untuk anak usia dini dapat memudahkan
pembelajaran. Inovasi dari strategi ataupun
guru dalam memberikan pembelajaran
metode pembelajaran tersebut dapat
yang berhubungan dengan logika.
didukung dengan menggunakan media
Maka dari itu, sudah seharusnya pembelajaran. Guru perlu menggunakan
pembelajaran bahasa asing dilakukan sejak media pembelajaran yang inovatif
anak-anak. Dengan dilatihnya peserta sehingga keempat keterampilan tersebut
didik sejak dini dalam hal bahasa asing, dapat dimiliki oleh peseta didik sehinga
ilmu yang diperoleh ketika masih kanak- menikmati dan termotivasi dalam
kanak akan bertahan jauh lebih lama jika pembelajaran. Salah satu media yang dapat
dibandingkan dengan ilmu yang diperoleh membantu peserta didik mencapai empat
ketika sudah dewasa. Maka mereka akan keterampilan tersebut dalam berbahasa
terbiasa dengan mengembangkan terus asing yaitu media audio pembelajaran
kemampuan tersebut hingga dewasa. Tidak berupa lagu.
hanya itu, melatih peserta didik berbahasa
Pada kenyataannya, berbagai fakta
asing sejak kecil memiliki beberapa
mengindikasikan bahwa masih terdapat
keunggulan, di antaranya yaitu peserta
berbagai kendala di lapangan dalam
didik dapat belajar dengan efisien serta
pelaksanaan pembelajaran yang memadai.
mendapatkan ilmu pengetahuan lebih
Sebagai contoh adalah pembelajaran
melalui kegiatan-kegiatan pembelajaran
bahasa Inggris yang juga masih kurang
diminati oleh peserta didik. Berdasarkan peran memori verbal dalam pembelajaran
hasil survei kepada guru-guru bahasa berbahasa asing (Coleman, 2017). Tidak
Inggris di SD di Kecamatan Buleleng dan hanya itu, dengan menggunakan lagu
Sukasada hanya mengimplementasikan populer sebagai media pembelajaran,
pembelajaran dengan melafalkan kosakata peserta didik juga dimudahkan dalam
melalui drills dan menjelaskan kosakata memahami grammar bahasa asing.
bahasa Inggris melalui terjemahan ke Pernyataan ini didukung oleh Pierce
dalam bahasa pertama (Ratminingsih, (Nagauleng, 2015) yang menyatakan
2010). Dalam wawancara juga dijelaskan bahwa penggunaan musik pop dalam
bahwa guru-guru di desa tersebut tidak pengajaran membawa budaya Inggris ke
pernah sama sekali menggunakan media dalam kelas, sedangkan penggunaan musik
pembelajaran inovatif audio (lagu-lagu) hits dapat memberikan motivasi yang kuat
dan hanya berpedoman pada buku. bagi siswa yang ingin memahami apa arti
lagu dan bahkan bernyanyi bersama.
Dengan melodi lagu, sangat
memudahkan kita untuk mengingat dan Penelitian tidak hanya menemukan
memahami kata-kata yang disampaikan di bahwa musik dapat menguntungkan
dalam lagu tersebut. Oleh karena itu, perkembangan global umum peserta didik,
dalam pengajaran bahasa asing, terutama namun juga dapat disugestikan
dalam pengajaran listening sangat berdasarkan sebuah fakta anak-anak sering
dianjurkan untuk memakai lagu-lagu menyanyikan kata-kata yang belum dapat
berbahasa asing tersebut sebagai media mereka ucpakan, mengartikan bahwa
pembelajaran. musik berperan penting dalam
mengembangkan kosakata (Rukholm,
Ostojic (Nagauleng, 2015)
2015). Penggunaan lagu dalam kelas
menyatakan bahwa musik, terutama
bahasa asing memiliki beberapa pengaruh.
lagu, merupakan salah satu ekspresi dasar
Lo dan Li (Keskin, 2011) menyatakan
dari jiwa manusia, dan telah menjadi
bahwa lagu dapat mengubah suasana yang
bagian penting dalam pengajaran bahasa
monoton di dalam kelas. Cheung (Keskin,
asing. Oleh karena itu lagu bukan hanya
2011) memaparkan bahwa peserta didik
sebagai sarana hiburan, tetapi juga
lebih mudah mempelajari suatu hal yang
sarana pengiriman pesan.
mereka pahami lebih dulu, sehingga
Bahkan dengan memperdengarkan motivasi mereka akan meningkat jika hal
peserta didik lagu yang populer membantu
tersebut berhubungan dengan kebudayaan belajar mengajar dapat berupa alat bantu
yang populer atau trending dalam kelas. visual seperti gambar, grafis, bagan, dan
lain-lain. Media pembelajaran audio dapat
berupa lagu, rekaman, musik dan lain-lain.
Serta media audio-visual berupa video.

HASIL TELAAH DAN Pemanfaatan media pembelajaran


PEMBAHASAN dapat diklasifikasikan berdasarkan gambar

Media Pembelajaran kerucut pengalaman Edgar Dale di bawah


ini :
Kata media berasal dari bahasa
Latin yaitu “medium” yang diartikan
sebagai perantara atau pengantar. Secara
umum, artinya adalah segala sesuatu yang
dapat menyalurkan informasi dari sumber
informasi ke penerima informasi (Mahnun,
2012; Nurseto, 2011). Dari penjelasan
umum tersebut, dapat dijelaskan bahwa
media berperan penting dalam komunikasi.
Pada hakekatnya, proses belajar mengajar
merupakan bentuk dai komunikasi, Gambar 1. Kerucut Pengalaman Edgar
sehingga perantara yang digunakan disebut Dale
dnegan media pembelajaran.
Apabila dikaitkan dengan fungsi
Media dalam pendidikan adalah media pembelajaran, maka ada beberapa
sebuah instrumen yang berpengaruh dalam hal yang dapat ditekankan sebagai berikut
menentukan keberhasilan dari proses (Nurseto, 2011) : 1) Sebagai sarana yang
belajar mengajar. Dikarenakan sebuah dapat membantu untuk menciptakan situasi
media secara langsung dapat memberikan belajar yang efektif, 2) Sebagai satu dari
dinamika tersendiri terhadap peserta didik beberapa komponen pembelajaran yang
(Arsyad, 2011). Jika dilihat lebih dalam, berkaitan dengan komponen lainnya untuk
media dalam pembelajaran hanya hanya menciptakan situasi belajar yang
dianggap sebagai alat bantu dalam proses diinginkan, 3) Dapat mempercepat
maupun kegiatan belajar mengajar. Alat jalannya proses pembelajaran, 4) Dapat
bantu dalam proses maupun kegiatan meningkatkan kualitas dari proses
pembelajaran, dan 5) Mengkonkritkan Memungkinkan terjadinya proses
abstrak sehingga dapat meminimalisir pembelajaran yang fleksibel, 7) Peserta
penyakit verbalisme. didik dapat menumbuhkan sikap positif
terhadap materi dan proses pebelajar
Memanfaatkan media pembelajaran
dengan media, 8) Peran peserta didik
dapat meningkatkan motivasi belajar,
menjadi lebih ke arah yang positif, 9)
minat dan keinginan dalam belajar peserta
Materi pelajaran yang abstrak dapa
didik. Manfaat dari pemanfaatan media
menjadi lebih konkrit, 10) Masalah waktu
dalam proses belajar mengajar, antara lain
dan tempat dapat teratasi dengan media,
Sudjana dan Rivai (Nurseto, 2011): 1)
dan 11) Keterbatasan indera manusia dapat
Dapat meningkatkan motivasi belajar
teratasi.
dikarenakan pengajaran yang lebih
menarik perhatian, 2) Makna dari bahan Klasifikasi media berdasarkan ciri
yang diajarkan menjadi lebih jelas dan utamanya, yaitu suara, visual, dan gerak.
dapat dipahami peserta didik lebih mudah Apabila dikembangkan lagi, maka terdapat
sehingga memungkinkan terjadinya 7 kelompok media, yaitu Rudy Bretz
penguasaan serta pencapaian tujuan (Mahnun, 2012): 1) Media audio-visual-
pengajaran, 3) Metode pengajaran yang gerak, 2) Media audio-visual-diam, 3)
bervariasi tidak hanya komunikasi verbal Media audio-semi-gerak, 4) Media visual-
dengan kata-kata, dan 4) Peserta didik gerak, 5) Media visual-diam, 6) Media
akan banyak melakukan aktifitas dalam audio, dan 7) Media cetak.
belajar seperti melakukan pengamatan,
Pembelajaran dengan Lagu
demonstrasi, penerapan dan pemeranan,
bukan hanya mendengarkan ceramah saja. Manusia memiliki bakat dalam segi
musik sejak bayi dan pada dasarnya anak-
Sedangkan Kemp dan Dayton
anak suka dengan kegiatan menyanyi Ilari
(Falahudin, 2014) mengidentifikasi
dan Sundara (Subali & Handayani, 2012).
manfaat dari media sebagai berikut: 1)
Manusia terutama anak-anak cenderung
Guru dalam menyampaikan materi dapat
suka meniru serta menghafalkan lagu dan
diseragamkan, 2) Proses pembelajaran
musik. Hal tersebut dikarenakan musik
menjadi lebih jelas dan menarik, 3) Proses
maupun lagu merupakan hal yang selalu
pembelajaran dapat menjadi lebih
menarik perhatian manusia untuk
interaktif, 4) Penggunaan waktu dan
dibicarakan. Apabila guru menggunakan
tenaga lebih efisien, 5) Hasil belajar
strategi untuk menggabungkan musik dan
peserta didik dapat meningkat, 6)
lagu yang merupakan hal yang menarik inovasi pembelajaran juga dapat digunakan
perhatian manusia dengan pembelajaran pada pembelajaran Pendidikan
yang kurang menarik, maka terdapat Kewarganegaraan. Dengan model
kemungkinan bahwa peserta didik akan pembelajaran Snowball Throwing
termotivatsi dalam melakukan kegiatan digabungkan dengan lagu anak-anak, maka
pembelajaran. peserta didik dapat memahami konsep
pemahaman yang sulit kepada peserta
Bentuk penggunaan lagu yang
didik (Lestari, Suniasih, & Darsana, 2017).
dimanfaatkan dalam pembelajaran salah
Tidak hanya itu saja, penggunaan model
satunya dapat dilihat pada penelitian
snowball throwing dengan lagu anak-anak
berikut. Lagu perjuangan dapat dijadikan
dapat membuat guru mengetahui sejauh
sebagai inovasi strategi dalam
apa pengetahuan dan kemampuan peserta
pembelajaran sejarah dalam membangun
didik pada materi. Hal tersebut dapat
kesadaran nasionalisme peserta didik.
membantu peserta didik aktif dalam
Alasan digunakannya lagu perjuangan
memperoleh informasi. Peserta didik akan
adalah dikarenakan lagu tersebut disebut
lebih aktif tanpa disadari jika mereka
dengan istilah musik fungsional dimana
sedang belajar, dengan adanya kreativitas
fungsi sekundernya adalah sebagai media
dalam pemanfaatan lagu anak-anak
agitasi politik yang berguna untuk
(Lestari et al., 2017). Hasil dari penelitian
membangkitkan semangat perjuangan
tersebut adalah, hasil kompetensi
melawan penindasan (Printina, 2017).
pengetahuan peserta didik dalam kelas
Melalui lagu perjuangan, guru dapat
eksperimen lebih tinggi daripada peserta
mengajarkan kepada peserta didik
didik dalam kelas kontrol. Melalui model
mengenai cinta tanah air, lingkungan,
tersebut, peserta didik dapat
kesetiakawanan sosial, semangat
menumbuhkan kreativitasnya dalam
kebangsaan dan sebagainya. Bahkan, guru
membuat soal sekaligus menguji daya
dalam menerapkan sebuah strategi
serap materi yang disampaikan oleh ketua
pembelajaran, sudah seharusnya
kelompok. Tidak hanya itu saja, model
mengedepankan lagu-lagu perjuangan
tersebut dapat memotivasi dan membantu
sehingga kesadaran nasionalisme akan
peserta didik lebih memahami materi yang
muncul dalam diri peserta didik (Printina,
diajarkan. Penggunaan media lagu anak-
2017).
anak dalam mengembangkan kemampuan
Bukan hanya pada pembelajaran kosakata dan dapat menignkatkan
sejarah saja, menggunakan lagu sebagai kemampuan serta ketrampilan untuk
mengungkapkan ide dan bahasa secara
tepat.

Salah satu bentuk penggunaan


media lagu dalam pembelajaran yang lain Gambar 2. Grafik Tren Pencarian Song
adalah pada pembelajaran matematika Based Learning pada Google selama 10
dalam pengajaran ethnomatematika. Tahun Terakhir
Berdasarkan penelitian yang telah
Berdasarkan gambar di atas, dapat
dilakukan, terdapat hubungan antara lagu
dilihat bahwa tren pencarian Song Based
atau musik dengan matematika.
Learning mengalami penaikan dan
Ketrampilan menciptakan sebuah lagu
penurunan yang tidak stabil. Namun dapat
sebagai ethnomatematika dalam sebuah
disimpulkan seiring berjalannya waktu,
pembelajaran matematika sangat mungkin
pembelajaran berbasis lagu masih menjadi
untuk membantu peserta didik dalam
pencarian masyarakat. Bahkan, jika
memperoleh gambaran secara jelas
dicermati dengan baik, penurunan yang
terhadap konsep kaidah pencacahan,
terjadi sejak pertengahan tahun 2016 tidak
sekaligus memberikan wawasan bahwa
terlalu drastis seperti tahun-tahun
matematika secara tidak langsung
sebelumnya. Hal ini membuktikan bahwa
dipergunakan secara luas dalam berbagai
pembelajaran yang menggunakan lagu
bidang kehidupan (Atmaja, 2014).
masih diminati oleh masyarakat.
Berdasarkan beberapa hasil
Pembelajaran Berbahasa Asing
penelitian yang telah dipaparkan,
pembelajaran berbasis lagu banyak Bahasa merupakan sebuah alat
digunakan oleh guru-guru dalam mata komunikasi bersistem secara keseluruhan
pelajaran yang bervarian. Maka dapat aturan atau pedoman yang ditaati oleh
diartikan bahwa pendidik tidak arang pemakai. Pengajaran dan pembelajaran
menggunakan lagu sebagai media dalam bahasa asing mengacu artian pada
pembelajaran apapun. Hal tersebut dapat mengajar atau membelajarkan bahasa
dibuktikan berdasarkan data grafik Google bukan asalnya di luar lingkungan bahasa
Trends untuk Song Based Learning dalam tersebut biasa digunakan atau diucapkan
jangka waktu 10 tahun terakhir di bawah (Moeller & Catalano, 2015). Tidak jarang
ini: definisi dari bahasa kedua dengan bahasa
asing dianggap berbeda. Sebuah bahasa
dikatakan asing jika bahasa tersebut
diajarkan secara luar di kelas serta tidak kata-kata dalam bahasa yang diketahui
digunakan atau diucapkan di kalangan dapat teraktivasi (Bartolotti & Marian,
masyarakat luas dimana bahasa tersebut 2012). Seseorang yang memiliki
diajarkan. Belajar bahasa asing dapat kemampuan bilingual lebih besar
membuat seorang individu berkomunikasi peluangnya dalam menekan kata-kata
secara efektif dan kreatif dan untuk kompetitor daripada seorang monolingual,
berpartisipasi dalam keadaan nyata melalui yang menyebabkan naiknya kata-kata
kebudayaan yang autentik pada bahasa itu kompetitor untuk mendukung seorang
sendiri (Moeller & Catalano, 2015). bilingual dengan pengalaman lebih dalam
Sebuah hal diyakini bahwa bahasa pertama menghadapi kompetisi.
turut campur dalam perolehan bahasa
Terdapat empat keterampilan dasar
kedua dan bahwa ada sebuah pemindahan
dalam berbahasa, yaitu mendengarkan,
dari bahasa pertama ke bahasa kedua yang
berbicara, membaca dan menulis. Keempat
dapat menyebabkan gangguan. Penelitian
keterampilan tersebut berhubungan satu
telah mengungkapkan bahwa terdapat
sama lain berdasarkan 2 paramater, yaitu
sedikit korelasi antara aturan yang diajar
cara dalam berkomunikasi (lisan atau
pada peserta didik dengan pengetahuan
tulisan) dan arah dalam berkomunikasi
mereka yang berkembang akan bahasa
(menerima atau menciptakan pesan)
kedua.
(Aydoğan & Akbarov, 2014).
Konsep dari bahasa nasional Keterampilan mendengar adalah
menciptakan sebuah perskriptif tata bahasa kemampuan menerima dengan cara lisan.
dan kamus yang garis tengah antara kedua Sedangkan ketrampilan berbicara adalah
hal tersebut (Dufva, Suni, Aro, & Salo, kemampuan menciptakan pesan dengan
2011). Tidak hanya itu, tata bahasa serta cara lisan. Tidak jarang keterampilan
kamus sangat membantu dalam berbicara seringkali dihubungkan dengan
menyokong pandangan pada bahasa. keterampilan mendengar. Keterampilan
Kemmapuan dalam mengatur bahasa lain membaca merupakan kemampuan
selama bahasa asing digunakan dapat menerima dengan cara melalui tulisan.
menignkatkan kemampuan bilingual dari Kemampuan ini berkembang seiring
monolingual dikarenakan pengalaman dengan berkembanganya keterampilan
linguistik yang dialami sebelumnya. mendegarkan dan berbicara. Membaca
Selama mendengarkan pidato dalam dapat membantu peserta didik dalam
bahasa yang baru bagi seorang individu, membangun kosakata yang berguna dalam
keterampilan mendengarkan. Dan bahasa asing sebagai bahasa kedua menitik
keterampilan yang terakhir yaitu menulis beratkan kemampuannya kepada
yang merupakan kemampuan menciptakan pengetahuan akan kosakata bahasa asing,
dengan cara melalui tulisan. dan kurangnya pengetahuan akan hal
tersebut adalah kendala utama dan terbesar
Steinberg (Gilakjani & Sabouri,
untuk pembaca dengan bahasa kedua.
2016) mendefinisikan bahwa kemampuan
Beberapa teknik dalam pengajaran
mendengarkan dalam pembelajaran
kosakata bahasa asing adalah sebagai
berbahasa adalah kemampuan seseorang
berikut (ALQAHTANI, 2015) : 1)
dalam menyadari dan mengalokasikan
Menggunakan obyek, 2) Menggambar, 3)
makna lain dalam suatu pesan agar lebih
Menggunakan ilustrasi dan gambar, 4)
mudah dimengerti. Beberapa kendala yang
Kata yang kontras, 5) Enumerasi, 6)
dihadapai peserta didik dalam kemampuan
Mimik, ekspresi dan gerakan, 7) Menebak
mendengarkan pembelajaran berbahasa
isi, 8) Pancingan, dan 9) Terjemahan.
adalah kualitas dari materi yang direkam,
perbedaan kebudayaan, aksen, kosakata Dijelaskan bahwa tahap atau
yang tidak familiar di teling peserta didik, langkah dalam pembelajaran berbahasa
serta panjang dan kecepatan kemampuan ada 4, yaitu (Israel, 2013) : 1) Phonology
mendengar peserta didik. Sayangnya, yang terdiri dari simbol-simbol yang
kemampuan dalam mendengarkan merepresentasikan suara dari bahasa, 2)
diabaikan oleh guru dalam pembelajaran Morphology merupakan bentuk kata yang
berbahasa asing terutama Bahasa Inggris, membangun makna dna fungsi tata bahasa,
padahal kemampuan mendengarkan adalah 3) Sintaks yaitu urutan kata yang
sebuah proses yang kompleks. merupakan formasi dai kalimat, dan 4)
Semantik yaitu kosakata yang menciptakan
Kosakata merupakan bagian esensi
pengertian dan pemahaman.
dalam pembelajaran berbahasa asing
dalam mengartikan kata-kata baru Dalam penggunaan bahasa
(ALQAHTANI, 2015). Kosakata sendiri pertama, seorang peserta didik bahasa
merupakan pusat dari pengajaran bahasa kedua atau bahasa asing dituntut untuk
serta bagian terpenting untuk peserta didik. tahu, paham, dan mampu menggunakan
Kosakata memiliki peran yang sangat sistem bahasa target yang dipelajarinya
penting untuk peserta didik dalam dalam bentuk ketrampilan berbahasa
memperoleh bahasa. Penelitian telah (mendengar, berbicara, membaca dan
menemukan bahwa pembaca dengan menulis) dengan benar dan tepat seperti
penutur asli (Saadah, 2016). Namun Strategi menulis, dan 6) Strategi
dikarenakan setiap akan belajar sesuatu menggunakan terjemahan.
yang baru, peserta didik tidak luput dari
Berdasarkan masalah atas kendala
kendala dan kesulitan sehingga
dan kesulitan yang sering dihadapi oleh
menyebabkan kesalahan dalam berbahasa.
peserta didik dalam pembelajaran
Sebagai seorang pendidik, guru pun perlu
berbahasa, seorang guru perlu menentukan
memikirkan selaku pembimbing yang
strategi yang tepat dalam menyikapi
bertanggung jawab mengarahkan mereka
masalah tersebut. Cara pertama dalam
menuju penguasaan bahasa agar lebih baik.
mengelompokkan strategi adalah dengan
Salah satu bentuk kesulitan atau menggabungkan strategi pembelajaran
kendala lain dalam pembelajaran bahasa dengan strategi penggunaan
berbahasa adalah kecemasan dalam bahasa. Cara kedua adalah dengan bidang
pembelajaran berbahasa. Sudah banyak keterampilan, dimana dalam pendekatan
peneliti yang mengkaji mengenai masalah ini strategi dapat berperan dalam
ini dikarenakan fenomena tersebut menentukan keterampilan mendengarkan,
mempengaruhi peserta didik. Kecemasan berbicara, membaca serta menulis.
berbahasa adalah tipe kecemasan yang Sedangkan cara ketiga adalah menentukan
berasosiasi khususnya pada pembelajaran fungsinya, yaitu metakognitif, kognitif,
bahasa kedua (L2), dapat bersumber dari afektif dan sosial (Cohen, 2011).
mana saja (Lucas, 2011). Horwitz (Lucas,
Pembelajaran Berbasis Lagu dalam
2011) menemukan bahwa kecemasan
Pembelajaran Berbahasa Asing
peserta didik dalam menggunakan bahasa
asing dapat disebabkan oleh : Ketakutan Kosakata memiliki peranan yang

dalam berkomunikasi dengan orang lain, penting dalam pembelajaran berbahasa.

kecemasan ketika akan melakukan tes, dan Kosakata dapat menuntun kepada

ketakutan akan hasil evaluasi yang negatif komunikasi yang efektif, baik secara lisan

atau tidak bagus. Maka dari itu, strategi maupun tulisan. Dengan strategi

yang dibutuhkan oleh guru kepada peserta pengajaran dan pembelajaran yang cocok

didik dalam mengatasi masalah yang tepat dan efektif, dapat memperkuat

pada kecemasan berbahasa: 1) Strategi kemampuan peserta didik dalam

mendengarkan, 2) Strategi kosakata, 3) kemampuan kosakata yang dimilikinya

strategi berbicara, 4) Strategi membaca, 5) (Sohot, 2018). Apabila seorang individu


ingin lancar dan fasih dalam berbahasa
asing, individu tersebut perlu banyak dapat meningkatkan pemahaman peserta
memperoleh dan bagus dalam kosakata didik mengenai materi kebahasaan.
dikarenakan hubungan satu sama lain. Menurut Gagne dan Briggs (Utomo,
2019), media pembelajaran merupakan alat
Dalam sebuah penelitian oleh
yang digunakan untuk menyampaikan isi
Sohot (2018), strategi yang digunakan
dari pembelajaran di dalam bentuk buku,
adalah menggunakan lagu aksi yang
modul, teks program, rekaman, kamera,
mengintegrasikan dalam bermain peran
perekam video, slide, foto, gambar, grafik,
serta mengekpresikan kata-kata dan
televisi, komputer dan lain-lain.
struktur bahasa. Lebih jauh, lagu aksi
dapat membantu peserta didik mempelajari Hal terpenting dari penggunaan
bahasa dan mengirimkan energi positif ke lagu pada penguatan kemampuan
kelas. Peserta didik perlu membuat berbahasa adalah termasuk ritmik dan
hubungan antara bahasa yang baru pengulangan sifat dan kegembiraan yang
dipelajari serta pengertiannya dengan diasosiasikan dengan melodi dan isi yang
menghubungkan kosakata yang dibuat mengantar kepada kegiatan pembelajaran
melalui gerakan. Sebuah lagu memiliki (Ifadah & Aimah, 2012; Sevik, 2012;
banyak sumber kosataka bagi peserta Sophya, 2013). Kebanyakan sekolah dasar
didik, struktur kalimat dan pola kalimat menggunakan lagu sebagai sebagai teknik
yang menjelaskan mengapa strategi ini dalam mengajar, dan Cameron (Sevik,
menjadi salah satu strategi yang efektif 2012) mengklaim bahwa penggunaan lagu
dalam pengajaran berbahasa asing. Selain dan rima sangat penting dalam
memperkuat kemampuan kosakata peserta pembelajaran berbahasa asing di kelas.
didik, lagu juga dapat membantu peserta Cullen (Sevik, 2012) memaparkan bahwa
didik merendahkan filter afektif mereka lagu penting sebagai alat pengajaran
dan lebih memiliki kepercayaan diri berbahasa asing dikarenakan kebanyakan
mereka dalam belajar pembelajaran guru menemukan bahwa peserta didik
berbahasa. senang mendengarkan musik dalam kelas
berbahasa serta memiliki pandangan yang
Pembelajaran di masa sekarang
kuat dalam hal musik. Persamaan dengan
lebih mengedepankan kepada sebuah
musik menjadikan lagu sebagai alat
invasi dalam sebuah pembelajaran dengan
penting dalam menciptakan suasana kelas
adanya penggunaan media pembelajaran
yang aman dan alamiah dalam menghadapi
yang membuat peserta didik tertarik dalam
sifat malu dan ragu-ragu dari sebagian diri
belajar bahasa asing, dengan tambahan
peserta didik. Lagu juga menyediakan alamiah. Siskova (Kayyis, 2015;
kesempatan yang bagus dalam repetisi dan Phisutthangkoon & Panich, 2016) juga
praktik yang sekiranya akan terasa memaparkan hal yang serupa, bahwa lagu
membosankan. Selain itu juga, lagu dapat digunakan dalam memahami dan
memberikan kejadian dalam penggunaan menciptakan bahasa, mengingat kata-kata
bahasa itu menyenangkan dan dapat seiring berjalannya waktu sehingag mudah
dinikmati. diingat, serta merupakan pengembangan
dari strategi yang mengatasi jarak di antara
Beberapa penelitian telah dilakukan
kata pengetahuan, termasuk mengatasi
dalam mengkaji kegunaan lagu dalam
kata-kata yang tidak diketahui.
pengajaran kosakata, dimana kosakata
merupakan pusat terpenting dalam KESIMPULAN
pembelajaran berbahasa terutama bahasa
Media dalam pendidikan adalah
asing. Isi dari lagu itu tidak hanya untuk
sebuah instrumen yang berpengaruh dalam
mmenghibur peserta didik, namun juga
mennetukan keberhasilan dari proses
menawarkan cara yang baru dalam
belajar mengajar. Memanfaatkan media
melakukan pembelajaran berbahasa.
pembelajaran dapat meningkatkan
Lozanov (Kayyis, 2015) menyatatakn
motivasi belajar, minat dan keinginan
bahwa atmosfer yang diciptakan dari agu
dalam belajar peserta didik. Salah satu
menguatkan kemampuan dalam mengingat
media pembelajaran yang tepat dalam
kosakata baru. Hal ini dikarenakan orang-
pembelajaran berbahasa asing adalah lagu.
orang merasa bahwa bahwa lebih mudah
Hal terpenting dari penggunaan lagu pada
mengingat sesuatu yang menyenangkan
penguatan kemampuan berbahasa adalah
dan memiliki nada daripada kalimat yang
termasuk ritmik dan pengulangan sifat dan
normal dan biasa-biasa saja. Terutama,
kegembiraan yang diasosiasikan dengan
lagu dapat membantu memperoleh
melodi dan isi yang mengantar kepada
perhatian serta konsentrasi peserta didik
kegiatan pembelajaran. Maka dengan
Brewer (Kayyis, 2015).
digunakannya media lagu dalam
Lagu juga mengandung beberapa pembelajaran berbahasa asing, peserta
elemen di dalam bahasa yang digunakan didik dapat termotivasi dna tertarik dalam
sehari-hari dalam komunikasi, seperti mengikuti pembelajaran berbahasa, bukan
banyaknya ragam kosakata baru, tata hanya dapat meningkatkan keterampilan
bahasa, aksen yang luas serta aspek dasar berbahasa yang mencakup
kebudayaan yang dikenalkan secara
mendengarkan, berbicara, membaca dan classrooms in Turkey. Mediterranean
menulis. Journal of Social Sciences, 5(9), 672.

UCAPAN TERIMA KASIH Bartolotti, J., & Marian, V. (2012).


Language Learning and Control in
Dengan selesainya artikel ini, saya
Monolinguals and Bilinguals.
mengucapkan terima kasih kepada seluruh
Cognitive Science, 36(6), 1129–1147.
pihak jurusan Teknologi Pendidikan,
https://doi.org/10.1111/j.1551-
Fakultas Ilmu Pendidikan dan Universitas
6709.2012.01243.x
Negeri Malang yang telah memberikan
motivasi dan bantuan tenaga dalam Cohen, A. D. (2011). Second language
penyusunan artikel ini sehingga learner strategies. Handbook of
terselesaikan dengan tepat waktu. Research in Second Language
Teaching and Learning, 2(Part V),
DAFTAR RUJUKAN
681–698.
ALQAHTANI, M. (2015). The
Coleman, R. C. (2017). Verbal Memory
importance of vocabulary in
and Popular Song : Possible
language learning and how to be
Applications for Language Teaching
taught. International Journal of
and Learning. 2(1975), 106–111.
Teaching and Education, III(3), 21–
34. Dufva, H., Suni, M., Aro, M., & Salo, O.-
https://doi.org/10.20472/te.2015.3.3.0 P. (2011). Languages as objects of
02 learning: language learning as a
case of multilingualism. Apples –
Arsyad, A. (2011). Media pembelajaran.
Journal of Applied Language Studies,
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
5(1), 109–124.
Atmaja, I. M. D. (2014). Ethnomatematika
Falahudin, I. (2014). Pemanfaatan media
Pencipta Lagu dan Kaitannya dengan
dalam pembelajaran. Jurnal Lingkar
Materi Pembelajaran Matematika.
Widyaiswara, 1(4), 104–117.
Jurnal Santiaji Pendidikan (JSP),
4(1). Gilakjani, A. P., & Sabouri, N. B. (2016).
Learners’ Listening Comprehension
Aydoğan, H., & Akbarov, A. A. (2014).
Difficulties in English Language
The four basic language skills, whole
Learning: A Literature Review.
language & intergrated skill
English Language Teaching, 9(6),
approach in mainstream university
123–133. SNOWBALL THROWING
BERBASIS LAGU–LAGU ANAK
Ifadah, M., & Aimah, S. (2012).
TERHADAP KOMPETENSI
Keefektifan Lagu Sebagai Media
PENGETAHUAN PKN. Journal of
Belajar Dalam Pengajaran
Education Technology, 1(3), 163–
Pronounciation/Pengucapan.
168.
PROSIDING SEMINAR NASIONAL
& INTERNASIONAL, 1(1). Lucas, R. I. (2011). Philippine ESL
Journal, Vol. 7, July 2011. Philippine
Israel, H. F. (2013). Language Learning
ESL Journal, 7(July), 94–119.
Enhanced by Music and Song.
Literacy Information and Computer Mahnun, N. (2012). Media pembelajaran
Education Journal, Special 2(1), (kajian terhadap langkah-langkah
1360–1366. pemilihan media dan
https://doi.org/10.20533/licej.2040.25 implementasinya dalam
89.2013.0180 pembelajaran). An-Nida’, 37(1), 27–
34.
Jazuly, A. (2016). Peran bahasa inggris
pada anak usia dini. Jurnal Moeller, A. J., & Catalano, T. (2015).
Pendidikan Dompet Dhuafa, 6(01), Foreign Language Teaching and
33–40. Learning. International Encyclopedia
of the Social & Behavioral Sciences:
Kayyis, R. (2015). Building Vocabulary
Second Edition, 327–332.
Using Pop Songs. Jurnal SMART,
https://doi.org/10.1016/B978-0-08-
1(1), 32–42. Retrieved from
097086-8.92082-8
http://ejournal.stkipmpringsewu-
lpg.ac.id/index.php/smart Nagauleng, A. M. (2015). Meningkatkan
Kemampuan Siswa Dalam Berbahasa
Keskin, F. (2011). Using songs as audio
Inggris Dengan Menggunakan Lagu-
materials in teaching Turkish as a
lagu Berbahasa Inggris. Al-Riwayah:
foreign language. Turkish Online
Jurnal Kependidikan, 7(2), 199–209.
Journal of Educational Technology,
10(4), 378–383. Nurseto, T. (2011). Membuat media
pembelajaran yang menarik. Jurnal
Lestari, N. M. D., Suniasih, N. W., &
Ekonomi Dan Pendidikan, 8(1).
Darsana, I. W. (2017). PENGARUH
MODEL PEMBELAJARAN Phisutthangkoon, K., & Panich, M. (2016).
Effectiveness of English Song Sevik, M. (2012). Teaching Listening
Activities on Vocabulary Learning Skills to Young Learners through.
and Retention. The European English Teaching Forum, 50(3), 10–
Conference on Language Learning. 17. ERIC.

Printina, B. I. (2017). Strategi Sohot, M. B. (2018). Pupils ’ Perceptions


Pembelajaran Sejarah Berbasis Lagu- on the Use of Action Songs in
lagu Perjuangan dalam Konteks Teaching and Learning Vocabulary.
Kesadaran Nasionalisme. AGASTYA: 4(6), 117–120.
JURNAL SEJARAH DAN
Sophya, I. V. (2013). Pembelajaran Bahasa
PEMBELAJARANNYA, 7(01).
Inggris Melalui Lagu Pada Anak Usia
Ratminingsih, N. M. (2010). Pengaruh Dini. Kudus: STAIN Kudus.
teknik pembelajaran dan tipe
Subali, B., & Handayani, L. (2012).
kepribadian terhadap keterampilan
Pengembangan CD Pembelajaran
mendengarkan bahasa Inggris: Studi
Lagu Anak Untuk Menumbuhkan
eksperimen pada siswa SD LAB
Pemahaman SAINS Siswa Sekolah
Undiskha Singaraja. Disertasi
Dasar. Jurnal Pendidikan Fisika
Doktor.
Indonesia, 8(1).
Rukholm, V. N. (2015). Singing to speak:
Utomo, J. I. (2019). The Effect of Songs as
An examination of adult L2 learners
A Medium to Teach Recount Text for
and vocabulary learning through
Listening Skills (Experimental Study
song. Italica, 92(1), 171–192.
of SMP Islam Terpadu PAPB
Saadah, F. (2016). Analisis kesalahan Semarang in The Academic Year of
berbahasa dan peranannya dalam 2018/2019). 188(Eltlt 2018), 161–
pembelajaran bahasa asing. Wahana 164. https://doi.org/10.2991/eltlt-
Akademika: Jurnal Studi Islam Dan 18.2019.56
Sosial, 14(1).

Anda mungkin juga menyukai