Anda di halaman 1dari 6

p-ISSN : 2623-2359

Guru Tua : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran e-ISSN : 2623-2340


Vol. 5, No. 1, Mei 2022, hal. 61-66

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIDATO SISWA KELAS VIII


MTS ALKHAIRAT PINOTU MENGGUNAKAN METODE MODELING

Idrus1, Siti Hadija Alaydrus2


1,2
Program Studi Pendidikan dan Sastra Indonesia, FKIP Universitas Alkhairaat
idrusaldjufri@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan berpidato siswa melalui pembelajaran
dengan metode modeling.Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian adalah
seluruh siswa kelas VIII MTs Alkhairaat Pinotu tahun ajaran 2020/2021 yang berjumlah 20 orang, yakni
12 laki-laki dan 8 perempuan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.
Rancangan penelitian ini mengacu pada model Kemmis dan Mc Taggart yang terdiri dari empat
komponen, yaitu 1) perencanaan, 2) pelaksanaan tindakan, 3) observasi dan 4) refleksi. Data yang
dikumpulkan pada penelitian ini adalah berupa data aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran
yang diperoleh dengan menggunakan lembar observasi dan data hasil belajar siswa yang diperoleh
dengan memberikan tes individu kepada siswa. Pada penelitian yang telah dilaksanakan, diperoleh hasil
bahwa Siswa Kelas VIII MTs Alkhairaat Pinotu hasil nilai siswa berpidato pra tindakan 45% kemudian
mengalami peningkatan mencapai 71,2 pada siklus I menjadi 78,2% pada siklus II. Peningkatan pada
siklus II disebabkan karena peneliti lebih menekankan pada konsep memotivasi siswa untuk lebih berani
tampil berbicara dari hasil refleksi siklus I dalam berpidato dengan menggunakan metode medeling.
Sementara pada siklus II, peneliti menekankan pada pergantian model dalam pembelajaran. Dengan
demikian, penerapan media pemodelan dapat meningkatkan prestasi keterampilan berbicara (pidato)
siswa kelas VIII MTs Alkhairaat Pinotu sehingga penerapan media pemodelan dilakukan guru guna
meningkatkan hasil belajar siswa.

Kata Kunci: Kemampuan berpidato, Metode modeling

ABSTRACT

This study aims to determine the improvement of students' speaking ability through learning with the
modeling method. This research is a classroom action research. The research subjects were all class VIII
students of MTs Alkhairaat Pinotu for the 2020/2021 academic year, totaling 20 people, namely 12 boys
and 8 girls. The method used in this research is the descriptive method. The design of this study refers to
the Kemmis and McTaggart model which consists of four components, namely 1) planning, 2) action
implementation, 3) observation, and 4) reflection. The data collected in this study is in the form of teacher
and student activity data during the learning process obtained by using observation sheets and student
learning outcomes data obtained by giving individual tests to students. In the research that has been
carried out, it was found that for the Grade VIII students of MTs Alkhairaat Pinotu, the score of the pre-
action speech students was 45% and then increased from 71.2 in the first cycle to 78.2% in the second
cycle. The increase in the second cycle was due to the researchers placing more emphasis on the concept
of motivating students to be bolder in speaking out from the reflection of the first cycle in giving speeches
using the modeling method. While in cycle II, the researcher emphasized changing the model in learning.
Thus, the application of modeling media can improve the achievement of speaking skills (speech) of class
VIII MTs Alkhairaat Pinotu students so that the application of modeling media is carried out by teachers
to improve student learning outcomes.

Keywords: Oratory Skills, Modeling Method

61
Idrus, Siti Hadija Alaydrus

PENDAHULUAN dasar, menengah, dan perguruan tinggi.


Berbicara adalah kemampuan Ada empat komponen dasarnya
mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau pembelajaran bahasa Indonesia yang harus
kata-kata untuk mengekspresikan, dikuasai oleh siswa yakni: menyimak,
menyatakan serta menyampaikan pikiran, berbicara membaca, dan menulis. Dari
gagasan dan perasaan (Tarigan, 1990). keempat komponen tersebut, penelitian
Berbicara merupakan keterampilan memfokuskan pada keterampilan
berbahasa selain keterampilan berbicara siswa di MTs Alkhairaat Pinotu
mendengarkan, keterampilan membaca, dan yang tergolong masih rendah. Hal ini di
keterampilan menulis (Nida dan Haris dalam nilai dari segi kelancaran berbicara,
Tarigan, 1990). Keterampilan berbicara pilihan kata, dan struktur kalimat yang
merupakan keterampilan kebahasaan yang digunakan oleh siswa saat berkomunikasi
sangat penting. Syafi'ie (199) dengan guru dan teman dilingkungan
mengemukakan, dengan keterampilan sekolah.
berbicaralah pertama-tama kita memenuhi Keterampilan berbicara sangat besar
kebutuhan untuk berkomunikasi dengan manfaatnya bagi siswa begitu pula guru,
masyarakat tempat kita berada. Keraf (1997) tanpa ketrampilan berbicara siswa dan guru
menyebutkan bahwa peranan pidato, tidak akan dapat berkomunikasi dengan baik
ceramah, penyajian lisan pada suatu dan benar maka dari itu betapa pentingnya
kelompok masa merupakan hal yang sangat ketrampilan berbicara di pelajari dalam
penting, baik pada waktu sekarang maupun pembelajaran bahasa Indonesia, dan
waktu mendatang. diharapkan pembelajaran ketrampilan
Selain pentingnya keterampilan berbicara siswa di MTs Alkhairaat Pinotu
berbicara untuk berkomunikasi, lebih ditingkatkan dan perlu bahan
keterampilan berbicara juga dapat pembelajaran yang lebih komunikatif dan
bermanfaat secara praktis, yaitu untuk efektif.
meningkatkan kualitas kehidupan Strategi modeling adalah konsep
sesorang. Melalui ketermpilan berbicara dasar yang mewadahi, menginsipirasi,
seseorang dapat meningkatkan menguatkan, dan melatari strategi
penghasilannya sehingga mampu pembelajaran dengan cakupan teoretis
mendongkrak perekononomian keluarga, tertentu. strategi pembelajaran modeling
seperti menjadi seorang pembicara dalam adalah prosedur, urutan, langkah-langkah,
sebuah seminar atau sebagai pembawa dan cara yang digunakan guru dalam
acara. pencapaian tujuan secara komunikatif.
Sungguh sangat jelas dan harus diakui
Dari uraian di atas, diketahui betapa
secara jujur, keterampilan berbicara di
pentingnya keterampilan berbicara bagi
kalangan siswa di MTs Alkhairaat Pinotu
seseorang. Oleh karena itu, pembelajaran
saat ini belum seperti apa yang di harapkan
keterampilan berbicara perlu mendapat
untuk mampu berkomunikasi dengan
perhatian agar para siswa memiliki
menggunakan bahasa Indonesia dengan baik
keterampilan berbicara, sehingga mampu
dan benar. Sehingga dengan pemilihan
berkomunikasi untuk menyampaikan isi
penerapan strategi modeling dapat
hatinya kepada orang lain dengan baik.
menghasilkan perubahan dalam peningkatan
Selain betapa pentingnya keterampilan
dalam pembelajaran berbicara khususnya
berbicara bagi seseorang, pembelajaran
berbidato
keterampilan berbicara perlu mendapatkan
Berdasarkan hasil observasi awal yang
perhatian karena keterampilan berbicara
di lakukan, siswa MTS Alkhairaat Pinotu
tidak bisa diperoleh secara otomatis,
45 % ( 9 siswa ) dari 20 siswa yang dinilai
melainkan harus belajar dan berlatih
terampil dalam berpidato dalam situasi
(Syafi'ie, 1993:33).
formal di dalam kelas. Hal tersebut jauh dari
Sebagai bahasa pemersatu bangsa, harapan karena 65% dari jumlah siswa
bahasa Indonesia perlu dipelajari oleh belum bisa memenuhi standar ketuntasan
siswa mulai dari jenjang pendididian minimal, yaitu 75 Penyebabnya adalah

62
Peningkatan Kemampuan Berpidato

Pembelajaran sebelumnya menggunakan komunikasi sehari-hari. Lokasi dan Subjek


metode ceramah. Penelitian Lokasi penelitian adalah siswa di
MTs Alkhairaat Pinotu. Subjek penelitian
METODE PENELITIAN adalah siswa MTs Alkhairaat Pinotu yang
Metode yang digunakan dalam terdiri atas 20 siswa, dengan rincian 12
penelitian ini adalah metode penelitian siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan.
deskriptif. Menurut Subana dan Sudrajat Data penelitian dianalisis dengan
(2001:89) penelitian deskriptif menuturkan menggunakan teknik tabulasi data secara
dan menafsirkan data yang berkenaan kuantitatif berdasarkan hasil tindakan yang
dengan fakta, keadaan, variabel, dan dilaksanakan pada setiap siklus.Hasil
fenomena yang terjadi saat penelitian tindakan pada setiap siklus dibandingkan
berlangsung dan menyajikannya apa adanya. dengan hasil tes awal untuk mengetahui
Bentuk penelitian ini adalah kualitatif, persentase peningkatan keterampilan siswa
menurut Pujileksono (2015:50) penelitian di MTs Alkhairaat Pinotu dalam berpidato
kualitatif yaitu suatu bentuk penelitian yang
dilakukan dengan menganalisis data-data HASIL DAN PEMBAHASAN
yang diperoleh dari hasil penelitian, dengan A. Hasil dan Data Siklus I
latar yang natural atau alamiah. 1. Data Hasil Observasi Kegiatan Guru
Rancangan yang digunakan dalam Siklus I
penelitian ini adalah Penelitian tindakan
Data hasil observasi terhadap guru
kelas (PTK) atau classroom action research
(peneliti) maksudnya untuk meningkatkan
(CAR) didefinisikan sebagai penelitian yang
kemampuan dan keberhasilan guru (peneliti)
dilakukan oleh guru di dalam kelasnya
dalam melakukan kegiatan proses belajar
sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan
mengajar di kelas. Hasil penelitian diambail
untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru,
pada saat proses kegiatan belajar mengajar
sehingga hasil belajar siswa menjadi
berlangsung. Dari hasil tersebut, maka
meningkat.
diperoleh nilai observasi.Nilai hasil
Kriteria ketuntasan minimal yang
observasi dalam kegiatan belajar mengajar
harus dicapai oleh siswa yaitu standar
dapat diperoleh gambaran tentang
ketuntasan nilai bahasa Indonesia yaitu 75.
kemampuan guru dalam melaksanakan
Penelitian tindakan kelas yang menjadi
kegiatan proses pembelajaran pada siklus
pengamatan yaitu perencanaan dan
pertama di kelas VIII MTs Alkhairaat
pelaksanaan pembelajaran yang harus
Pinotu. Dari 12 aspek komponen yang
diperbaiki sehingga mencapai nilai
diamati yang nilai kurang ada 1 aspek atau
maksimal
8,33%, sementara nilai cukup ada 7 aspek
Penelitian ini dimulai dengan
komponen atau 58,33%, sedangkan nilai
melakukan identifikasi masalah atau refleksi
baik hanya sebesar 33,33% atau 4 aspek
awal terhadap Rendahnya tingkat
komponen dari 12 aspek tersebut. Dengan
keterampilan berbicarasiswa di MTs
melihat hasil perolehan nilai cukup 58,33%
Alkhairaat Pinotu, tergambar pada refleksi
masih tinggi, maka guru (peneliti) perlu
awal ditemukan penyebabnya yaitu
melakukan refleksi perbaikan pada siklus
penggunaan pendekatan pembelajaran yang
berikutnya. Hal ini disebabkan, karena
tidak mampu membawa siswa ke dalam
keberhasilan dalam kegiata proses belajar
situasi penggunaan bahasa secara nyata atau
mengajar ditentukan oleh kemampuan guru
terlepas dari konteks dan situasi
dalam materi pembelajaran.
pembelajaran dengan menggunakan metode
2. Data Hasil Observasi Kegiatan Siswa
ceramah, akibatnya proses pembelajaran
berlangsung monoton dan membosankan. Siklus I
Oleh karena itu, diperlukan strategi Observasi dilakukan pada saat
modeling yang mampu membawa siswa kegiatan belajar mengajar berlangsusng di
kedalam situasi penggunaan bahasa secara kelas. Adapun data hasil pengamatan yang
nyata sehingga siswa memperoleh manfaat dilakukan oleh peneliti dapat dilihat pada
praktis untuk diterapkan dalam peristiwa siklus 1 peroleh hasil bahwah rata-rata siswa

63
Idrus, Siti Hadija Alaydrus

yang tidak aktif sebanyak 30%, sementara sementara yang aktif 80%. Dengan melihat
yang aktif 70%. Dengan melihat persentase persentase siswa aktif dan tidak aktif siswa
siswa aktif dan tidak aktif siswa dalam dalam proses pembelajaran di kelas, maka
proses pembelajaran di kelas, maka 70% 80% siswa yang aktif. Oleh sebab itu, tidak
siswa tidak aktif. Oleh sebab itu, perlu perlu diadakan perbaikan untuk peningkatan
diadakan perbaikan selanjutnya terutama motivasi dan partisipasi siswa dalam
untuk peningkatan motivasi dan partisipasi mengikuti kegiatan proses pembelajaran.
siswa yang kurang aktif dalam mengikuti C. Hasil Evaluasi Pelaksanaan Tindakan
kegiatan proses pembelajaran. 1. Siklus I Dan Pelaksanaan Siklus II
B. Hasil dan Data Siklus II Penelitian tindakan kelas ini
1. Data Hasil Observasi Kegiatan Guru dilaksanakan di kelas VIII MTs Alkhairaat
Siklus II Pinotu dengan jumlah subjek 20 orang
Data hasil observasi guru siklus II ini, siswa. Adapun data yang dikumpulkan
maksudnya untuk meningkatkan dalam penelitian ini adalah data mengenai
kemampuan dan keberhasilan guru (peneliti) prestasi belajar siswa dalam pembelajaran
dalam melakukan prosespembelajaran di berbicara (pidato) melalui media pemodelan.
kelas. Hasil penilaian diambil pada saat Langkah-langkah pembelajaran berbicara
proses belajar berlangsung. Adapun hasil dikemas menjadi dua siklus, yaitu tiap
penilaian dapat diperoleh gambaran tentang siklusnya dirinci menjadi dua kali
kemampuan guru melakukan pembelajaran pertemuan.
pada siklus II. Dapat dikatakan dari Penelitian pada siklus 1 dilakukan
komponen yang yang diamati tidak ada nilai sebanyak dua kali pertemuan, yaitu pada
kurang, sementara nilai cukup berjumlah 1 tanggal Selasa, 14 September 2021 dan 15
aspek atau 8,33 sedangkan nilai baik September 2021, dan pertemuan siklus II
berjumlah 11 atau 92,67%.Dengan demikian dilaksanakan selasa 20 September 2021
melihat aspek komponen yang diamati telah dan 22 September 2021, proses
ada peningkatan maka peneliti tidak perlu pembelajaran berpidato pada siklus 1
lagi mengulang untuk siklus berikutnya. maupun siklus II diikuti oleh 8 orang siswa
2. Data Hasil Observasi Kegiatan Siswa untuk kelas perempuan dan 12 orang siswa
Siklus II untuk kelas laki-laki, kehadiran siswa
Observasi dilakukan pada saat mencapai 100%. Pada pembelajaran
kegiatan belajar mengajar berlangsusng di berpidato tidak ada siswa yang tidak hadir.
kelas. Adapun data hasil pengamatan yang Hasil penelitian menentukan peningkatan
dilakukan oleh peneliti dapat dilihat pada nilai berpidato dan skala penilaian setiap
siklus II peroleh hasil bahwah rata-rata aspek. Kriteria dan skala penilaian setiap
siswa yang tidak aktif sebanyak 20%, aspek sebagai:

Tabel 1. Kriteria dan Skala Penilaian


No Aspek yang dinilai Skor
1 Intonasi 25
2 Artikulasi 25
3 Mimik 25
4 Naskah 25
Jumlah maksimal 100

Siklus I dikemas dalam satu berlangsung dengan alokasi waktu 2 jam


Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pelajaran atau 2 x 45 menit (90 menit).
(RPP) yang dilaksanakan dua kali Hasil pelaksanaan tindakan pada
pertemuan tatap muka. Siklus II dikemas siklus II jauh lebih baik dibandingkan
dalam satu RPP yang dilaksanakan dua dengan pelaksanaan tindakan pada siklus
I. Prestasi siswa dalam pembelajaran
kali pertemuan. Satu kali pertemuan

64
Peningkatan Kemampuan Berpidato

keterampilan berbicra siklus II sudah perolehan skor pada siklus I dan siklus
tergolong meningkat daripada siklus I. II yang tampak pada tabel berikut ini.
Hal tersebut terlihat dari perbandingan

Tabel II. Perbandingan Perolehan Skor Siswa pada Siklus I dan Siklus II
No Nama Siswa Skor Presentase Keterangan
Siklus I Siklus II Peningkatan
1 Difa 71 77,5 6,5 % Meningkat
2 Fitriani 71 77 6% Meningkat
3 Firdaus 75,5 79,5 4% Meningkat
4 Irfan 68,5 76,5 8% Meningkat
5 Moh Iksan 85,5 89,5 4% Meningkat
6 Magfira 85 87,5 2,5 % Meningkat
7 Erlina 70 78 8% Meningkat
8 Riski 80,5 86,5 6% Meningkat
9 Arifai 79,5 83 3,5 % Meningkat
10 Zulkifli 65 75 10 % Meningkat
11 Fitra R 66 74,5 8,5 % Meningkat
12 Sarifa siti Z 71 78,5 7,5 % Meningkat
13 Ayudia 65 75 10 % Meningkat
14 Mustafa Inal 67 76,5 9,5 % Meningkat
15 Muamar 67 75 8% Meningkat
16 Nuralim 65 73,5 8,5 % Meningkat
17 Muh Rifki 67,5 75 7,5 % Meningkat
18 Putri Sarina 67,5 76 8,5 % Meningkat
19 Rey Rashta 71,5 76,5 5% Meningkat
20 Muhafiz zikri 65 73 8% Meningkat
Jumlah 1424 1563,5 27,5 % Meningkat
Rata-rata 71,2 78,2 7% Meningkat

Tabel di atas menunjukkan bahwa tertinggi terjadi ketika tes adalah pada aspek
seluruh skor siswa pada siklus II mengalami ketetapan ucapan, hal tersebut disebabkan
peningkatan dan mampu memperoleh skor oleh terlalu tergesa-gesanya siswa ketika
diatas 75 dengan kategori baik dan sangat berbicara jadi ada beberapa kosa kata tidak
baik. Seluruh siswa juga memberikan jelas diucapkan dan pada aspek kelancaran,
respons positif dan sangat positif terhadap hal tersebut disebabkan oleh belum terlalu
penerapan media pemodelan dengan siapnya siswa untuk menyampaikan pidato
demikian implementasi penerapan media sehingga ada sekitar 10 orang tidak lancar
pemodelan dapat dikatakan sangat efektif. menyampaikan pidatonya, ada beberapa
Berdasarkan hasil tes keterampilan yang terkesan menghafal dan beberapa
berbicara melalui penerapan media orang lainnya masih membawa catatan kecil,
pemodelan diperoleh hasil bahwa terjadi pada siklus II guru lebih banyak memotivasi
peningkatan prestasi siswa dalam siswa untuk lebih banyak berlatih sehingga
pembelajaran keterampilan berbicara. kekurangan tersebut dapat teratasi. Dengan
Peningkatan tesebut terjadi akibat adanya bekal motivasi yang tinggi akan lebih mudah
perbaikan pada siklus II dari refleksi siklus bagi siswa untuk menerima dan mengikuti
I. Perbaikan tindakan tersebut meliputi proses pembelajaran. Kondisi pembelajaran
penggantian model yang diberikan dalam yang di dalamnya diwarnai dengan antusias
pembelajaran, dan guru lebih memotivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajran
siswa agar lebih berani tampil berbicara merupakan bukti bahwa kelas tersebut
tanpa mengalami kekurangan seperti yang hidup. Oleh karena skor rata-rata hasil
terjadi pada siklus I. Kekurangan yang belajar siswa yang diperoleh telah

65
Idrus, Siti Hadija Alaydrus

menunjukkan peningkatan melebihi KKM serta langsung mempraktikannya.Kiranya


yang telah ditetapkan yaitu 75, maka guru mata pelajaran bahasa Indonesia dapat
penelitian ini dianggap berhasil dan tidak menjadikan penelitian ini sebagai masukan
diulang pada siklus berikutnya. didalam usaha untuk lebih meningkatan
kualitas pembelajaran bahasa Indonesia.
KESIMPULAN DAN SARAN
Data aktivitas hasil observasi guru
siklus pertama pada saat proses kegiatan DAFTAR PUSTAKA
belajar mengajar berlangsung. maka
diperoleh nilai observasi dapat diperoleh Arikunto, Suharsimi dkk. (2012).
gambaran tentang kemampuan guru dalam Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:
melaksanakan kegiatan proses pembelajaran PT Bumi Aksara.
pada siklus pertama di kelas VIII MTs dapat Arikunto. Suharsimi, 1993 Dasar-dasar
diperoleh nilai cukup 58,33% dan nilai baik evaluasi Bumi Angkasa. Jakarta.
hanya sebesar 33,33% Adapun hasil Cahyoto, 1997, dasar-dasar metodologi
penilaian dapat diperoleh gambaran tentang peneltian , IKIP Malang.
kemampuan guru melakukan pembelajaran Dewi, Fitriana Utami. (2016). Public
pada siklus II dapat dikatakan dari Speaking Kunci Sukses Bicara di
komponen yang yang diamati tidak ada nilai Depan Publik.
kurang, sementara nilai cukup berjumlah 1 Maidar. 1998, pembinaan kemampuan
aspek atau 8,33 sedangkan nilai baik berbicara bahasa Indonesia, IKIP
berjumlah 11 atau 92,67%.Dengan demikian Jakarta.
melihat aspek komponen yang diamati telah Mukti, 1998 , pembinaan kemampuan
ada peningkatan, untuk aktivitas siswa berbicara bahasa Indonesai, IKIP
selama pembelajaran tampak lebih efektif Jakarta.
sejak siklus I hingga siklus II. Hasil Mulyana,2000, pemgantar ilmu komunikas,
perolehan menunjukan bahwa terjadinya PT Remaja Rosda karya
peningkatan nilai rata-rata siswa dalam Makmun , 2003, pengertian pendekatan
proses pembelajaran sebesar 71,2% pada strategi,model,tehnik,taktik,dan
siklus I sedangkan pada siklus II sebesar model pembelajaran.Bandung
78.2% . Dengan demikian hipotesis yang Rosda karya remaja
menyatakan bahwa hasil kemampuan Sukidin , 2002, Manajemen penelitian
berpidato mengalami peningkatan meleui tindakan kelas, Insan Cempaka.
metode modeling pada kelas VIII MTs Suhender. 1997, pengajarandan ujian
Alkhaiaraat Pinotu. ketramplam menyimak keterampilan
Bagi guru pembelajaran bahasa berbicara Pionir Jaya Bandung
Indonesia yang selama ini hanya Sumardi, 1983, Metodologi penelitian,CV
menggunakan cara-cara konvensional sudah Rajawali Jakarta.
saatnya diganti dengan metode, media atau Tarigan dkk, 2006,strategi model-
teknik yang inovatif, seperti metode pendekatan metode, dan tehnik
modeling salah satunya pada pembelajaran pembelajara. Jakarta: LP3ES.
kemampuan berpidato, bila diamati aktivitas Usman dkk H.B dkk.2006. pedoman dan
selama pembelajaran tampak lebih efektif penilaiyan karya ilmia.Palu. FKIP
sejak siklus I hingga siklus II. Hal ini Universitas Tadulako
disebabkan siswa dapat langsung melihat Ikbal, 2009,Perkembangan teori model.
secara seksama cara menggunakan Intonasi, https:teori modeling. com.
mimik, dan vocal yang mudah dipahami

66

Anda mungkin juga menyukai