Anda di halaman 1dari 9

Analisis Kesalahan Morfologi dalam Karangan Sederhana Bahasa Jerman Siswa Kelas XI SMAN 2 Makassar

ANALISIS KESALAHAN MORFOLOGI DALAM KARANGAN


SEDERHANA BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI SMAN 2 MAKASSAR

Agung Rinady Malik1 dan Syarifah Fatimah2


Fakultas Bahasa dan Sastra, Universitas Negeri Makassar

Email1: agungrinaldy11@yahoo.co.id

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data dan informasi tentang kesalahan siswa kelas
XI SMAN 2 Makassar pada tataran morfologi. Jenis penelitan ini adalah deskriptif kualitatif.
Pengambilan data dilakukan dengan tes menulis bahasa Jerman. Metode analisis yang
digunakan adalah metode agih. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI SMAN 2
Makassar yang terdiri atas 10 kelas. Sampel penelitian ini adalah Random sampling. Jumlah
sampel adalah 1 kelas, yakni; kelas XI IPA 2 yang terdiri atas 24 siswa. Hasil analisis data
menunjukkan bahwa kesalahan morfologi yang muncul sebanyak 198 kesalahan. Kesalahan
konjugasi kata kerja sebanyak 146 kesalahan dengan frekuensi 73,72% dan kesalahan siswa
dalam mendeklinasi sebanyak 52 kesalahan dengan frekuensi 26,28%. Faktor penyebab
munculnya kesalahan tersebut adalah faktor performansi dan kompetensi.

Kata Kunci: Analisis Kesalahan, Morfologi, Karangan Sederhana

ABSTRACT

The aim of this study was to obtain data and information about the error done by students
class XI SMAN 2 Makassar in the level of morphology. This type of research was qualitative
descriptive. Data collection was done by writing test in German. The analytical method used
was agih method. The study population was class XI SMAN 2 Makassar consisting of 10
classes. The sample was random sampling. The number of samples was 1 class, namely; XI
IPA 2 consisting of 24 students. The result showed that the morphology errors that appeared
much; 198 errors. Verb conjugation error was 146 errors with the frequency 73.72% and a
deklination error was 52 errors with a frequency 26.28%. Factors which caused the error was
a performance and competence.

Keywords: Error Analysis, M orphology, Simple Writing

teknologi, informasi dan komunikasi


PENDAHULUAN
yang semakin pesat. Karenanya,
Bahasa merupakan alat berkomunikasi tidak lagi terbatas pada
komunikasi yang digunakan untuk bahasa ibu saja, tetapi juga bahasa
berinteraksi dalam kehidupan sehari- asing yang saat ini sudah menjadi
hari. Di era modern saat ini, tuntutan sebuah tuntutan dalam menghadapi era
untuk mempelajari bahasa asing sangat pasar global dan menghadapi
penting seiring dengan kemajuan

63 Eralingua : Jurnal Pendidikan Bahasa Asing dan Sastra Volume 1 No.1 Maret 2017
Analisis Kesalahan Morfologi dalam Karangan Sederhana Bahasa Jerman Siswa Kelas XI SMAN 2 Makassar

Masyarakat Ekonomi Association of motivasi belajar siswa yang masih


Southeast Asian Nations (ASEAN) . kurang untuk menulis bahasa Jerman..
Mempelajari bahasa asing saat Kesalahan yang biasanya terjadi
ini merupakan kebutuhan yang harus dalam menulis karangan bahasa Jerman
dimiliki seseorang. Dengan penguasaan adalah kesalahan morfologi. Morfologi
bahasa asing diharapkan seseorang merupakan salah satu cabang linguistik
dapat meningkatkan kompetensi yang mempelajari tentang kata dan
berbahasa yang dimilikinya. Mengingat pembentukannya. Objek kajian dari
saat ini Indonesia telah banyak morfologi adalah morfem. Morfem
membangun kerja sama dengan negara- merupakan objek terkecil dari bahasa
negara maju dan berkembang lainnya yang memiliki makna. Kesalahan
di dunia termasuk Jerman. morfologi yang kerap ditemui adalah
Keterampilan menulis sebagai kesalahan konjugasi dan kesalahan
salah satu dari empat keterampilan deklinasi. Kurangnya pemahaman
berbahasa mempunyai peranan penting. siswa dalam kaidah bahasa Jerman dan
Menulis membuat seseorang dapat kata benda dalam bahasa Jerman yang
mengungkapkan pikiran, perasaan menggunakan artikel sangat bervariasi
kepada orang lain. Akan tetapi, menjadi penyebab siswa biasanya
keterampilan menulis bahasa Jerman melakukan kesalahan morfologi.
membutuhkan pemahaman
ANALISIS KESALAHAN
pengetahuan tentang kaidah-kaidah
bahasa Jerman, latihan yang tekun, Kamus Besar Bahasa Indonesia
serta motivasi belajar menulis bahasa (KBBI) mendefenisikan analisis
Jerman. sebagai penyelidikan terhadap suatu
Berdasarkan pengamatan yang peristiwa (karangan, perbuatan, dan
dilakukan di SMAN 2 Makassar sebagainya). Secara etimologi, analisis
melalui informasi dari guru bidang berasal dari bahasa Inggris analysis
studi bahasa Jerman, dari keempat yang berarti pemisahan atau
kompetensi berbahasa yang telah pemeriksaan yang diteliti, sedangkan
diuraikan di atas, keterampilan menulis dalam pengertian umum arti analisis
(Schreibfertigkeit) merupakan salah adalah cara memeriksa suatu masalah,
satu keterampilan yang paling sulit untuk menemukan semua unsur dasar
dikuasai oleh siswa. Kemampuan siswa dan hubungan antar unsur yang
dalam menulis bahasa Jerman pada bersangkutan.
umumnya masih tergolong rendah. Hal Berdasarkan pendapat para ahli
tersebut disebabkan karena perbedaan dapat disimpulkan bahwa analisis
kaidah bahasa Jerman dengan bahasa merupakan salah satu tahap dalam
Indonesia sebagai bahasa ibu serta penyelidikan terhadap suatu peristiwa
atau keadaan untuk mengetahui apa

64 Eralingua : Jurnal Pendidikan Bahasa Asing dan Sastra Volume 1 No.1 Maret 2017
Analisis Kesalahan Morfologi dalam Karangan Sederhana Bahasa Jerman Siswa Kelas XI SMAN 2 Makassar

yang terjadi atau keadaan yang 1. Pendapat Populer


sebenarnya, sehingga pada akhirnya Pateda (1989:67) mengatakan
dapat ditemukan kejelasan dari inti bahwa pendapat populer menyebutkan
permasalahan. kesalahan bersumber pada ketidakhati-
Kesalahan berbahasa dapat hatian siswa dan yang lain karena
diminimalkan dengan peran guru saat pengetahuan mereka terhadap bahasa
proses mengajar bahasa dengan yang dipelajari, dan interferensi.
mengkaji secara mendalam segala 2. Bahasa Ibu
seluk-beluk kesalahan berbahasa itu. Bahasa ibu mempengaruhi
Ellis (dalam Setyawati, 2010:12) proses belajar bahasa kedua. Hal ini
menyatakan bahwa terdapat lima karena siswa sudah terbiasa dengan
langkah kerja analisis bahasa, yaitu: kaidah bahasa pertama. Dikatakan Ellis
1. Mengumpulkan sampel kesalahan (dalam Pringgawidagda, 2002:169)
2. Mengidentifikasi kesalahan bahwa pola-pola bahasa pertama dan
3. Menjelaskan kesalahan bahasa kedua yang sama mendukung
4. Mengklasifikasikan kesalahan proses belajar, sedangkan pola-pola
5. Mengevaluasi kesalahan. yang berbeda mendatangkan kesulitan.
Dari beberapa pendapat dapat 3. Lingkungan
disimpulkan bahwa langkah-langkah Pateda (1989:70) menjelaskan
dalam menganalisis kesalahan bahwa faktor lingkungan besar
merupakan suatu kegiatan yang pengaruhnya terhadap kesalahan
dilakukan secara sistematis yang penggunaan bahasa siswa.”
dilaksanakan dengan pengumpulan Lingkungan yang turut mempengaruhi
kesalahan, identifikasi kesalahan, penguasaan bahasa siswa, meliputi
mengklasifikan kesalahan-kesalahan, lingkungan sekolah, rumah, dan
menyatakan frekuensi kesalahan, serta lingkungan di masyarakat
memperbaiki kesalahan yang muncul. 4. Kebiasaan
Menurut Tarigan (1987:276) Menurut Pateda (1989:71),
jenis-jenis kesalahan dapat kebiasaan berkaitan dengan pengaruh
diklasifikasikan berdasar sudut bahasa ibu dan lingkungan. Siswa
taksonomi kategori linguistik meliputi terbiasa dengan pola-pola bahasa yang
kesalahan Fonologi, Morfologi, didengarnya.
Sintaksis, dan Leksikal, taksonomi 5. Interlingual
siasat permukaan, taksonomi Selingker (dalam Tarigan,
komparatif, dan taksnomi efek 1988:300) menyebutkan bahwa
komparatif. interlingual adalah aktivitas belajar
Beberapa sumber dan penyebab yang menghasilkan pola-pola pada
kesalahan, antara lain: bahasa kedua yang dipengaruhi oleh
bahasa pertama.

65 Eralingua : Jurnal Pendidikan Bahasa Asing dan Sastra Volume 1 No.1 Maret 2017
Analisis Kesalahan Morfologi dalam Karangan Sederhana Bahasa Jerman Siswa Kelas XI SMAN 2 Makassar

6. Interferensi morfologi pada karangan sederhana


Baradja (dalam Hamid, siswa kelas XI SMAN 2 Makassar.
2005:17) menjelaskan bahwa Kesalahan morfologi yang diteliti
interferensi adalah tuturan seseorang meliputi kesalahan konjugasi kata kerja
yang menyimpang dari norma-norma yang terdiri atas konjugasi kata kerja
bahasa kedua, sebagai akibat dari beraturan (regelmaβige verben), kata
kuatnya daya tarik pola yang terdapat kerja tidak beraturan (unregelmaβige
pada bahasa kedua. verben), kata kerja yang dapat dipisah
Berdasarkan pendapat para ahli (trenbare verben), kata kerja yang
di atas dapat disimpulkan bahwa faktor tidak dapat dipisah (untrenbare
penyebab terjadinya kesalahan verben), dan kata kerja bantu
berbahasa siswa disebabkan oleh faktor (Modalverben). dan kesalahan
interferensi yang merupakan pengaruh deklinasi yang terdiri atas kesalahan
bahasa B1 terhadap bahasa yang deklinasi artikel, kesalahan deklinasi
sedang dipelajari siswa saat ini yakni kata ganti orang (personalpronomen),
bahasa Jerman. Selain itu faktor kesalahan deklinasi kata ganti milik
lingkungan dan kebiasaan juga menjadi (possesivepronomen).
penyebab kesalahan siswa dalam Populasi dalam penelitian ini
berbahasa Jerman. adalah keseluruhan siswa kelas XI
SMAN 2 Makassar tahun ajaran
METODE PENELITIAN
2016/2017 yang berjumlah 320 yang
Variabel dalam penelitian ini terbagi ke dalam 10 kelas. Sampel yang
adalah variabel tunggal yang digunakan dalam penelitian ini adalah
mengamati kesalahan morfologi pada random sampling (sampel acak).
karangan sederhana siswa. Desain Mengingat jumlah populasi yang
penelitian ini adalah penelitian sangat besar. Dari sepuluh kelas,
deskriptif kualitatif, tujuannya untuk terpilih kelas XI IPA 2 sebagai sampel
mendeskripsikan kesalahan morfologi pada penelitian ini.
karangan sederhana bahasa Jerman Untuk mendapatkan data
yang dilakukan oleh siswa, yaitu digunakan metode simak. Cara yang
mendeskripsikan jenis-jenis kesalahan digunakan untuk memperoleh data
dalam mempelajari morfologi bahasa dilakukan dengan menyimak
Jerman, frekuensi kesalahan yang penggunaan bahasa. Istilah menyimak
dilakukan dan perkiraan faktor tidak hanya berkaitan dengan
penyebab terjadinya kesalahan. penggunaan bahasa secara lisan tetapi
Variabel dalam penelitian ini juga penggunaan bahasa secara tertulis.
adalah variabel tunggal. Penelitian ini Metode simak mempunyai teknik dasar
bertujuan untuk mengetahui atau yang berwujud teknik sadap. Teknik
mendeskripsikan bentuk kesalahan sadap disebut sebagai teknik dasar

66 Eralingua : Jurnal Pendidikan Bahasa Asing dan Sastra Volume 1 No.1 Maret 2017
Analisis Kesalahan Morfologi dalam Karangan Sederhana Bahasa Jerman Siswa Kelas XI SMAN 2 Makassar

dalam metode simak karena pada 5. Menghitung frekuensi kemunculan


hakikatnya penyimakan diwujudkan kesalahan-kesalahan yang telah
dengan penyadapan. dikoreksi.
Dalam praktik selanjutnya 6. Mengkonsultasikan hasil analisis
teknik sadap diikuti dengan teknik kepada seorang ahli atau expert
lanjutan yang salah satunya berupa judgement untuk memperoleh
teknik catat. Teknik catat biasanya kebenaran data.
digunakan pada penggunaan bahasa 7. Menjelaskan penyebab terjadinya
secara tertulis sebagai lanjutan dari kesalahan yang dilakukan siswa.
metode simak yang dikumpulkan Untuk mengetahuI frekuensi
diperoleh dengan menggunakan teknik kesalahan digunakan rumus, sebagai
catat. Dalam penelitian ini, peneliti berikut:
mencatat kesalahan-kesalahan
morfologi dalam karangan sederhana X= x 100
yang diteliti.
Instrumen dalam penelitian ini Keterangan:
X = Frekuensi Kesalahan
adalah tes kemampuan menulis berupa
Fn = Jumlah Kesalahan
karangan sederhana dengan tema die
∑=Jumlah Kesalahan Keseluruhan
Familie, yaitu tema yang sedang
Sudjana (dalam Arfan Mahri:2004)
diajarkan di kelas XI. Penelitian ini
menggunakan metode agih. Metode PEMBAHASAN
agih merupakan metode analisis yang Berikut adalah klasifikasi dan
alat penentunya merupakan bagian dari frekuensi dari kessalahan yang
bahasa yang bersangkutan. Alat dilakukan oleh siswa, diantaranya
penentu kesalahan pada analisis ini sebagai berikut:
adalah kaidah bahasa Jerman yang Tabel. 1 Klasifikasi dan Frekuensi
benar. Kesalahan Morfologi Karangan siswa
Langkah-langkah yang
dilakukan sebagai berikut: No. Kesalahan Jumlah Persentasi
Morfologi
1. Membaca dengan cermat hasil
karangan bahasa Jerman dari siswa. 1 Kesalaan 146 73,72%
2. Memberi tanda pada kesalalahan- Konjugasi Kata
Kerja
kesalahan morfologi yang telah
dikerjakan oleh siswa.. 2 Kesalahan 52 26,28%
Deklinasi
3. Mengelompokkan kesalahan-
kesalahan yang dilakukan oleh Total 198 100%
siswa sesuai jenis-jenis kesalahan.
4. Mengelompokkan hasil analisis
kesalahan ke dalam tabel analisis.

67 Eralingua : Jurnal Pendidikan Bahasa Asing dan Sastra Volume 1 No.1 Maret 2017
Analisis Kesalahan Morfologi dalam Karangan Sederhana Bahasa Jerman Siswa Kelas XI SMAN 2 Makassar

Berdasarkan tabel di atas dapat Dari tabel di atas menunjukkan


diketahui bahwa jumlah kesalahan bahwa frekuensi kesalahan konjugasi
yang dilakukan oleh siswa sebanyak kata kerja dalam karangan sederhana
198 kesalahan. Kesalahan-kesalahan bahasa Jerman siswa berjumlah 146
tersebut terdiri dari kesalahan kesalahan. Kesalahan konjugasi kata
konjugasi kata kerja dan kesalahan kerja beraturan (regelmaβige Verben)
deklinasi. Dari kedua klasifikasi merupakan kesalahan yang paling
kesalahan tersebut, kesalahan konjugasi banyak muncul dalam karangan siswa
kata kerja mempunyai frekuensi dengan jumlah 94 (64,38%) kesalahan.
tertinggi yaitu 146 kesalahan dengan Konjugasi kata kerja tidak beraturan
persentasi 73,72% dari keseluruhan (unregelmaβige Verben) dengan 39
kesalahan morfologi yang dibuat siswa. (26,71%) kesalahan, konjugasi kata
Selanjutnya terdapat kesalahan kerja bantu (Modalverben) sebanyak 10
deklinasi sebanyak 52 kesalahan atau (6,84%) kesalahan, konjugasi kata
26,28% dari keseluruhan kesalahan kerja dapat dipisah (trenbare Verben)
mrfologi yang dibuat siswa. sebanyak 3 (2,05% kesalahan), dan
tidak ditemui kesalahan konjugasi kata
Tabel. 2 Klasifikasi dan Frekuensi kerja yang tidak dapat dipisah
Kesalahan Konjugasi Kata Kerja (unttrenbare Verben).
Karangan siswa
Tabel. 3 Klasifikasi dan Frekuensi
Kesalahan Deklinasi Karangan siswa
No. Kesalahan Jumlah Persentasi
Konjugasi Kata
Kerja No. Kesalahan Jumlah Persentasi
1 Kata kerja 94 64,38, % deklinasi
beraturan 1 Deklinasi 3 5,78%
(regelmӓβige artikel
Verben) 2 Deklinasi kata 1 1,92%
2 Kata kerja tidak 39 26,71 % ganti orang
beraturan
3 Deklinasi kata 48 92,30%
(unregelmӓβige
ganti milik
Verben)
3 Kata kerja yang 3 2,07 % Total 52 100%
dapat dipisah
(trennbare Verben) Dari tabel di atas menunjukkan
4 Kata kerja yang 0 0% bahwa frekuensi kesalahan konjugasi
tidak dapat dipisah
kata kerja dalam karangan sederhana
(untrennbare
Verben) bahasa Jerman siswa berjumlah 52
5 Kata kerja modal 10 6,84 % kesalahan. Kesalahan deklinasi yang
(Modalverben)
sering muncul dalam karangan siswa
Total 146 100%
dengan jumlah 48 (92,30%) kesalahan.
Selanjutnya kesalahan deklinasi artikel
sebanyak 3 (5,78%) kesalahan, dan

68 Eralingua : Jurnal Pendidikan Bahasa Asing dan Sastra Volume 1 No.1 Maret 2017
Analisis Kesalahan Morfologi dalam Karangan Sederhana Bahasa Jerman Siswa Kelas XI SMAN 2 Makassar

hanya ditemukan 1 (1,92%) kesalahan tidak dengan segera dapat memperbaiki


deklinasi kata ganti orang. bentuk – bentuk bahasa yang tidak
Kesalahan pengkonjugasian benar.
pada siswa disebabkan karena siswa Kesalahan selanjutnya yakni
keliru dalam mengkonjugasikan kata kesalahan deklinasi. Deklinasi
mogen ‘suka’ khususnya untuk orang merupakan perubahan bentuk pada
pertama tunggal dan orang ketiga nomina, pronomina atau adjektiva.
tunggal. Subjek ich dan er/sie/es Deklinasi tersebut berubah bentuk
memiliki konjugasi yang sama ketika berdasarkan kasus yang mengikutinya,
membuat kalimat dengan yaitu Kasus Nominativ, Genitiv, Dativ,
menggunakan kalimat modal verben dan Akkusativ berdasarkan Numerus,
sehingga dapat dituliskan bahwa yaitu Singular atau Plural, dan
konjugasi yang tepat pada kata kerja berdasarkan Genus yaitu maskulin,
tersebut adalah mag. feminim dan neutral. Banyaknya artikel
Berdasarkan paparan kesalahan kata benda yang ada dalam bahasa
konjugasi didapatkan 146 kesalahan Jerman membuat siswa masih kurang
siswa dalam mengkonjugasikan kata bisa untuk menghafal seluruh artikel
kerja dengan persentase 73,72%. Dapat yang ada sehingga menimbulkan
disimpulkan bahwa siswa masih belum kesalahan dalam mendeklinasikan
memahami pengkonjugasian kata kerja, suatu kata. Dalam kaidah bahasa
baik kata kerja beraturan maupun kata Jerman kata benda memiliki 3 Genus
kerja tidak beraturan. Dalam atau artikel yaitu der untuk benda
pengkonjugasian kata kerja, siswa juga maskulin, die untuk benda feminim,
tidak memperhatikan subjek yang dan das untuk benda neutral untuk jenis
digunakan dalam kalimat tersebut artikel tentu (bestimmte Artikel),
sehingga menimbulkan kesalahan. Hal sedangkan untuk jenis artikel tak tentu
ini disebabkan karena faktor (unbestimmte Artikel) adalah artikel ein
kompetensi, seperti yang dikatakan (maskulin), eine (feminim) dan ein
bahwa kesalahan kompetensi (neutral). Artikel-artikel ini dapat
diakibatkan oleh kurangnya dideklinasikan dan berubah bentuk. Hal
pengetahuan mengenai kaidah-kaidah itu bisa dilihat pada kata kerja atau
bahasa Jerman. Kesalahan kompetensi preposisi dalam kalimat. Namun, siswa
merupakan penyimpangan- kurang memperhatikan kaidah yang
penyimpangan yang sistematis dan telah diungkapkan di atas, sehingga
disebabkan oleh pengetahuan siswa dalam karangan siswa muncul berbagai
yang sedang berkembang mengenai bentuk kesalahan dalam
sistem bahasa kedua, yang disebut mendeklinasikan. Dalam penelitian ini
error. Jadi, ketika terjadi suatu membahas deklinasi kata ganti milik,
kesalahan dalam suatu tulisan, siswa

69 Eralingua : Jurnal Pendidikan Bahasa Asing dan Sastra Volume 1 No.1 Maret 2017
Analisis Kesalahan Morfologi dalam Karangan Sederhana Bahasa Jerman Siswa Kelas XI SMAN 2 Makassar

deklinasi artikel, dan, deklinasi kata kesalahan morfologi yang dibuat siswa
ganti orang. dan kesalahan deklinasi 52 kesalahan
Berdasarkan hasil penelitian atau 26,28% dari keseluruhan
ditemukan kesalahan deklinasi siswa kesalahan mrfologi yang dibuat siswa.
sebanyak 52 dengan persentase Munculnya kesalahan konjugasi
26,28%. Kesalahan-kesalahan ini dan deklinasi yang terdapat pada
bersumber dari faktor intralingual, karangan siswa bersumber dari
dimana siswa masih sulit atau kurang interferensi bahasa pertama yakni
memahami landasan dalam merubah bahasa Indonesia ke dalam bahasa
suatu kata dalam mendeklinasikan yang Jerman sebagai bahasa kedua. Hal ini
tepat sesuai kasus dan bentuknya yang disebabkan oleh faktor performansi dan
sesuai dengan kaidah-kaidah dalam faktor kompetensi. Faktor performansi
bahasa Jerman. Ketika siswa adalah faktor yang disebabkan karena
mendeklinasikan sebuah kata, maka performa siswa dalam mengarang.
banyak aspek yang perlu diperhatikan, Performa yang dimaksud adalah
seperti artikel pada kata benda atau kondisi emosional siswa dalam
kasus dalam kalimat tersebut, namun mengarang. Sedangkan faktor
siswa kurang memperhatikan aspek- kempetensi adalah ketidaktahuan siswa
aspek tersebut sehingga muncul tentang kaidah-kaidah atau aturan
berbagai jenis kesalahan dalam dalam bahasa Jerman.
mendeklinasikan suatu kata. Selain itu, DAFTAR PUSTAKA
siswa juga masih belum banyak
Arikunto, Suharsimi. 2007. Dasar-
mengetahui artikel dari suatu kata
Dasar Evaluasi Pendidikan.
benda, sehingga banyak terjadi Jakarta: Bumi Aksara.
kesalahan dalam mendeklinasikan kata Chaedar, Alwasilah. 1985. Linguistik
benda. Suatu Pengantar. Bandung:
Angkasa.
KESIMPULAN
Fleer, Sarah. 2008. Langenscheidt
Berdasarkan pembahasan Kurzgrammatik Deutsch.
sebelumnya dapat disimpulkan bahwa Berlin- München:
kesalahan morfologi pada karangan Langenscheidt KG.
Gie, The Liang. 2002. Terampil
bahasa Jerman siswa kelas XI IPA 2
Mengarang. Yogyakarta:
SMAN 2 Makassar, terdiri dari ANDI.
kesalahan konjugasi dan kesalahan Hamid, Abdul. 2005. “Analisis
deklinasi. Jumlah kesalahan Kesalahan Pelafalan Bahasa
keseluruhan yang dilakukan oleh siswa Jerman”. Dalam Skripsi S1.
adalah 198 kesalahan dengan frekuensi Yogyakarta: FBS UNY.
kesalahan konjugasi kata kerja 149 Hastuti, Sri. 2003. Sekitar Analisis
kesalahan atau 73,72% dari seluruh Kesalahan Berbahasa

70 Eralingua : Jurnal Pendidikan Bahasa Asing dan Sastra Volume 1 No.1 Maret 2017
Analisis Kesalahan Morfologi dalam Karangan Sederhana Bahasa Jerman Siswa Kelas XI SMAN 2 Makassar

Indonesia. Yogyakarta: Mitra Pelz, Heidrun. 1984. Linguistik für


Gama Widya. Anfänger. Hamburg:
Hoffmann und Campe Verlag.
Helbig, G und J. Buscha. 2001.
Deutsche Grammatik. Ein Pringgawidagda, S. 2002. Strategi
Handbuch für den Penguasaan Berbahasa.
Ausländerunterricht. Berlin und Yogyakarta: Adicita Karya
München: Langenscheidt. Nusa.
Hufeisen dan Neuer. 2003. Resmini. 2009. Kebahasaan. Bandung
Mehrsprachigkeitskonzept- UPI Press
Tertiärsprachenlernen- Deutsch
nach English. Strasbourg: Setyawati, Nanik. 2010. Analisis
Council of Europe Publishing Kesalahan Berbahasa
http://www.coe.int Indonesia. Teori dan Praktik.
Surakarta. Yuma Pustaka.
Kleppin, Karin. 1997.Fehler und
Fehlerkorrektur. München: Soeparno. 2002. Dasar- Dasar
Goethe-Institut. Linguistik Umum. Yogyakarta:
Tiara Wacana.
Mahri, Arfan. 2004. Analisis
Kesalahan Pelafalan Bunyi Suparno, Yunus. 2011. Keterampilan
Vocal Bahasa Jerman Siswa Dasar Menulis. Jakarta.
Kelas III Bahasa SMU Negeri 3 Universitas Terbuka
Ujung Pandang. Skripsi FBS
Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka
UNM.
Teknik Analisis Bahasa.
Muslich, Masnur. 2009. Melaksanakan Yogyakarta: Duta Wacana
PTK Itu Mudah. Jakarta: Bumi University Press.
Aksara.
Tarigan, Henry Guntur. 1988.
Nababan, Sri Utari Subyakto. 1993. Pengajaran Pemerolehan
Metodologi Pengajaran Bahasa. Jakarta: Tenaga
Bahasa. Jakarta: Gramedia Pendidikan Jakarta.
Pustaka Utama.
______. 1997. Menyimak sebagai
Pateda, Mansoer. 1989. Analisis Suatu Keterampilan
Kesalahan. NTT: Nusa Indah. Berbahasa. Bandung:
Angkasa

71 Eralingua : Jurnal Pendidikan Bahasa Asing dan Sastra Volume 1 No.1 Maret 2017

Anda mungkin juga menyukai