Anda di halaman 1dari 9

32 Eralingua: Jurnal Pendidikan Bahasa Asing dan Sastra Vol.2, No.

2, August 2018

HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN KETERAMPILAN


MENULIS KARANGAN DESKRIPTIF BAHASA JERMAN SISWA

Hasrar1, Ambo Dalle2, dan Misnawaty Usman3


Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Negeri Makassar
Email: hasrarlee@gmail.com1

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara penguasaan kosakata dengan
keterampilan menulis karangan deskriptif bahasa Jerman. Teknik pengumpulan data pada
penelitian ini dilakukan dengan tes tertulis. Data dianalisis melalui korelasi Product Moment.
Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA yang yang terdiri dari 1 kelas, berjumlah 20
orang. Sampel dipilih menggunakan teknik Total Sampling yaitu seluruh siswa kelas XI IPA
yang berjumlah 20 siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang
signifikan antara penguasaan kosakata dengan keterampilan menulis karangan deskriptif
bahasa Jerman Siswa kelas XI IPA SMA Karya Sahari Bulukumba (r h=0,609 > rt=0,444).

Kata Kunci: Penguasaan Kosakata, Keterampilan Menulis, Karangan Deskriptif

ABSTRACT

The purpose of the study was to know the relationship between vocabulary mastery with a
descriptive essay writing skills of language Germany. Data was collected using writing skill
test. Data were analyzed through the Product Moment correlation. The population of this
research is the grade XI IPA which consisting of 1 class, numbered 20 people. The sample
was selected using the technique of Total Sampling namely whole grade XI IPA that add up
to 20 students. The results of this study showed that there is a significant relationship between
vocabulary mastery with a descriptive essay writing skills of language Germany grade XI IPA
SMA Karya Sahari Bulukumba (rh = 0,609 > rt = 0,444).

Keywords: Mastery of Vocabulary, Writing Skills, Descriptive Essay

PENDAHULUAN
Perkembangan zaman menuntut yang sangat penting di era komunikasi
manusia untuk ikut berkembang dan salah global, khususnya penguasaan bahasa asing,
satu aspek perkembangan yang menjadi sebab dengan penguasaan bahasa asing yang
tuntutan adalah komunikasi. Seseorang baik perkembangan informasi dan teknologi
berkomunikasi dengan individu lain dunia dapat diketahui dan diikuti
menggunakan bahasa. Bahasa merupakan perkembangannya.
media yang sangat penting dalam Saat ini pembelajaran bahasa asing
berkomunikasi untuk menyampaikan telah banyak diajarkan di Indonesia mulai
informasi, ide atau gagasan yang dapat dari jenjang Sekolah Dasar hingga Sekolah
mempererat hubungan sosial antar individu. Menengah Atas. Bahasa asing yang menjadi
Kemampuan berbahasa merupakan tuntutan mata pelajaran di sekolah yaitu bahasa
Hubungan Penguasaan Kosa Kata – Hasrar et all. (page 32-40) 33

Inggris, Jerman, Prancis, Jepang, Mandarin, Pembelajaran menulis karangan di


Arab dan lain-lain. Bahasa Jerman menjadi Sekolah Menengah Atas (SMA) dalam
salah satu bahasa asing yang penting untuk bahasa Jerman merupakan salah satu dari
diketahui mengingat saat ini negara Jerman kegiatan pembelajaran. Menulis karangan
banyak melakukan kerjasama bilateral menuntut pengalaman, waktu, latihan, dan
dengan Indonesia. Pada pembelajaran bahasa pengajaran langsung. Melalui pengalaman
Jerman terdapat empat kompetensi berbahasa yang dirasakan akan lebih memudahkan
yang diajarkan yakni mendengar (Hören), siswa dalam menuangkan pikiran, gagasan
berbicara (Sprechen), membaca (Lesen), dan dan ide dalam bentuk karangan. Ada
menulis (Schreiben). serta ditunjang dua beberapa jenis karangan salah satunya adalah
aspek kemampuan, yaitu kosakata karangan deskriptif. Karangan deskriptif
(Wortschatz) dan tata bahasa (Strukturen). merupakan suatu tulisan atau karangan yang
Menulis merupakan salah satu menggambarkan atau memaparkan suatu
keterampilan berbahasa yang penting untuk objek, lokasi, keadaan atau benda dengan
dikuasai siswa (Mantasiah et all, 2017; Qalbi kata-kata.
et all, 2017). Oleh karena itu, keterampilan Berdasarkan observasi yang
menulis juga harus dilatih secara intensif. Hal dilakukan di SMA Karya Sahari Bulukumba
ini dikarenakan keterampilan menulis diperoleh informasi bahwa masih banyak
bersifat produktif, artinya menghasilkan siswa yang mengalami kesulitan dalam
suatu produk yaitu tulisan. Dengan menulis karangan bahasa Jerman. Apabila
keterampilan menulis siswa dapat siswa diberi tugas menulis karangan atau
menuangkan pikiran, gagasan, dan ide-ide dialog, siswa cenderung menggunakan
kreatif dalam bentuk tulisan. Oleh karena itu, konstruksi kalimat yang sama bahkan hanya
menulis adalah kemampuan seseorang dalam meniru dialog atau teks yang sudah ada.
menambah gagasan pikirannya kepada orang Kesulitan itu disebabkan karena minat belajar
atau pihak lain dengan media tulisan. bahasa Jerman siswa yang masih rendah dan
Menyadari pentingnya kegiatan minimnya penguasaan kosakata. Minat
menulis, maka perlu ditanamkan kosakata belajar tentunya berkorelasi positif dengan
kepada siswa sedini mungkin. Hal ini akan hasil belajar peserta didik (Yusri et all, 2018;
tercapai apabila bimbingan menulis dalam Romadloni et all, 2017). Kondisi seperti ini
pengajaran bahasa Jerman di sekolah-sekolah cukup menyulitkan dalam upaya
diberikan secara sistematis dan terus menerus menciptakan suatu pembelajaran yang
oleh guru bahasa Jerman. Untuk dapat produktif dan dinamis yang pada hakikatnya
menulis karangan, siswa harus mampu akan mempengaruhi rendahnya kualitas
menguasai atau memperbanyak kosakata, pendidikan.
Kosakata dan tata bahasa sangat penting Beberapa penelitian sebelumnya yang
dalam mepelajari bahasa Jerman, baik dalam relevan dengan penelitian ini yang dilakukan
pelajaran menulis, percakapan maupun oleh Muslim (2012) menyatakan bahwa
membaca, karena Semakin banyak kosakata penguasaan kosakata siswa bahasa Jerman
yang dikuasai seseorang, maka semakin kelas XI SMAN Bontotiro Kabupaten
banyak pula ide atau gagasan yang dapat Bulukumba termasuk dalam kategori kurang
dituangkan dalam bentuk tulisan. (35,29%), penelitian lain dari Destari (2013)
34 Eralingua: Jurnal Pendidikan Bahasa Asing dan Sastra Vol.2, No.2, August 2018

dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa kata yang merupakan gabungan dari kata-
keterampilan menulis bahasa Jerman siswa kata yang sama atau berbeda masing-masing
kelas XI IPA SMA 3 Palangkaraya termasuk dengan artinya sendiri. Definisi lain yang
kategori rendah dengan persentase 34,5%. senada dengan pendapat di atas dikemukakan
Rahman (2015) menyimpulkan bahwa oleh Scholl dalam Harum (2015: 9) bahwa
keterampilan menulis yang berhubungan Als Wortschatz bezeichnet man die
dengan penguasaan gramatik siswa termasuk Gesamheit der Wörter einer Sprache;
dalam kategori cukup dengan nilai rata-rata Gesamheit der Wörter, die jemanden
23,8 atau dengan persentase 72,39%. anwenden kann, dalam hal ini kosa kata
Nurliana (2015) dalam penelitiannya menunjukkan keseluruhan kata-kata suatu
menyimpulkan bahwa terdapat Hubungan bahasa; keseluruhan kata-kata yang dapat
antara Penguasaan Kosakata dengan digunakan oleh seseorang. Dari beberapa
Keterampilan Menulis Karangan Sederhana definisi tentang kosakata di atas, dapat
bahasa Jerman. Berdasarkan koefiensi- disimpulkan bahwa kosakata merupakan
koefiensi korelasi yang diperoleh dapat semua kata yang terdapat dalam suatu bahasa
ditulis: (rt 0,421≥ rt 0,355). Berdasarkan dan merupakan pembendaharaan kata yang
uraian di atas, maka perlu dilakukan dimiliki oleh seseorang.
penelitian untuk mengetahui kontribusi
KETERAMPILAN MENULIS
penguasaan kosakata terhadap keterampilan
menulis karangan deskriptif yang dilakukan Keterampilan adalah kemahiran
di SMA Karya Sahari Bulukumba. seseorang yang dimilki dari hasil latihan
terus menerus dalam melakukan suatu hal.
KOSAKATA Keterampilan juga dapat dikatakan sebagai
Kosakata merupakan salah satu unsur kemapuan untuk menggunakan akal, ide,
yang sangat penting. Kosakata suatu bahasa pikiran, gagasan dan kreativitas dalam
ialah perbendaharaan kata-kata dalam suatu mengerjakan, mengubah ataupun, membuat
bahasa yang digunakan oleh seseorang dalam sesuatu menjadi lebih bermakna sehingga
kegiatan menulis dan berbicara. Tarigan menghasilkan sebuah nilai hasil dari
(2011:3) menjelaskan bahwa kosakata ialah pekerjaan itu. Seperti yang dikemukakan
kata-kata yang tidak mudah berubah atau oleh Tarigan (2013: 3) keterampilan adalah
sedikit sekali kemungkinannya dikutip dari kemampuan yang dimiliki oleh seseorang
bahasa lain. Sedangkan menurut Hiebert dan dari hasil praktik dan banyak latihan.
Kamil (2005:3) mengatakan ‘‘Generally, Menurut Zainurrahman (2013: 12) bahwa
vocabulary ist the knowledge of meanings of keterampilan bahasa dibagi menjadi dua
words’’ dalam artian adalah kosakata dapat jenis, yaitu keterampilan yang biasa
didefenisikan sebagai ilmu pengetahuan diperoleh secara alami dan keterampilan
tentang arti kata. yang hanya diperoleh melalui latihan-latihan
Selanjutnya Djiwandono (2008:126) dan penguasaan konsep tertentu. Lebih lanjut
mengemukakan pengertian kosakata ialah Tarigan (2013: 1) berpendapat bahwa
sebagai pembendaharaan kata-kata dalam keterampilan itu erat pula hubungan dengan
berbagai bentuknya yang meliputi: kata-kata proses-proses yang mendasari bahasa. bahasa
lepas dengan atau tampa imbuhan, dan kata- seseorang mencerminkan pikirannya.
Hubungan Penguasaan Kosa Kata – Hasrar et all. (page 32-40) 35

Semakin terampil seseorang berbahasa, KARANGAN DESKRIPSI


semakin cerah dan jelas pula jalan pikiranya.
Jauhari (2013) menjelaskan bahwa
Keterampilan hanya dapat diperoleh dan kata deskripsi berasal dari bahasa Latin
dikuasiai dengan jalan praktik dan banyak description, artinya menggambarkan.
pelatihan. Melatih keterampilan bebahasa Menggabarkan benda atau peristiwa dengan
berarti melatih pula keterampilan berfikir. cara memberikan atau mengindentifikasi
Senada dengan pendapat tersebut bagian-bagiannya berikut karakteristiknya.
Junus dan Junus (2010:10) mengemukakan Karangan jenis ini bermaksud memberikan
bahwa keterampilan ialah kemampuan yang kesan kepada pembaca sehingga dapat
disertai dengan kemahiran melakukan membayangkan apa yang sedang dibaca.
sesuatu. Untuk memilikinya diperlukan
Suparmo dan Yunus dalam Dalman
latihan yang teratur bahkan remedial. (2015:94) mengemukakan bahwa deskripsi
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat adalah suatu bentuk karangan yang
disimpulkan bahwa keterampilan merupakan melukiskan sesuai dengan keadaan
suatu keahlian atau kecakapan yang dimiliki sebenarnya, sehingga pembaca dapat
oleh masing-masing individu dan terampil mencitrai (melihat, mendengar, mencium,
merupakan kepandaian melakukan sesuatu
dan merasakan) apa yang dilukiskan itu
dengan cepat dan benar. sesuai dengan citra penulisannya.
Menurut Tarigan (2013:3) menulis Menurut Dalman (2014:94) karangan
merupakan suatu keterampilan berbahasa deskripsi merupakan karangan yang
yang dipergunakan untuk berkomunikasi melukiskan atau menggambarkan suatu objek
secara tidak langsung, tidak secara tatap atau peristiwa tertentu dengan kata-kata
muka dengan orang lain. Menulis merupakan secara jelas dan terperinci sehingga pembaca
suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. seolah-olah turut merasakan atau mengalami
Selain itu, Azis (2009:7) berpendapat bahwa langsung apa yang dideskripsikan oleh
menulis pada hakekatnya adalah suatu proses penulis. Selanjutnya, Semi (2007:66)
yang menggunakan lambang-lambang menjelaskan bahwa karangan deskripsi
(huruf) untuk menyusun, mencatat, dan adalah tulisan yang tujuannya untuk
mengkomunikasikan serta dapat menampung memberikan rincian atau detail tentang objek
aspirasi yang dapat menghibur, serta sehingga dapat memberi pengaruh pada
memberi informasi, dan mengubah
emosi dan menciptakan imajinasi pembaca
pengetahuan. Sedangkan Dalman (2015:4) bagaikan melihat, mendengar, atau
menulis adalah proses penyampaian pikiran, merasakan langsung apa yang disampaikan
angan-angan, perasaan dalam bentuk penulis. Dari pendapat di atas dapat
lambang/tanda/tulisan yang bermakna. disimpulkan bahwa karangan deskripsi
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat adalah suatu karangan yang berisi perincian-
disimpulkan bahwa menulis adalah kegiatan perincian yang jelas tentang suatu objek dan
komunikasi secara tidak langsung yang dapat menimbulkan pesan dan kesan bagi
dilakukan untuk menyampaikan informasi pembacanya.
serta dapat menghibur.
36 Eralingua: Jurnal Pendidikan Bahasa Asing dan Sastra Vol.2, No.2, August 2018

METODE PENELITIAN HASIL DAN PEMBAHASAN


Dalam penelitian ini menggunakan Hasil Analisis Data Tes Penguasaan
dua variabel yaitu penguasaan kosakata Kosakata
sebagai variabel bebas (X) dan kemampuan Berdasarkan analisis data penelitian,
menulis karangan deskriptif sebagai variabel maka ditemukan 6 kelas interval, dari 20
terikat (Y). Penelitian ini merupakan siswa yang menjadi sampel diperoleh 2 siswa
penelitian deskriptif korelasi yang bertujuan (10%) berada pada interval 21-25, 3 siswa
mengetahui hubungan antara variabel (Jufri, (15%) berada pada interval 26-30, 6 siswa
2017; 2007). Variabel dalam hal ini adalah (30%) berada pada interval 31-35, 4 siswa
penguasaan kosakata dengan keterampilan (20%) berada pada interval 36-40, 2 siswa
menulis karangan deskriptif siswa kelas XI (10%) berada pada interval 41-45, dan 3
SMA Karya Sahari Bulukumba. Penguasaan siswa (15%) yang berada pada interval 46-
kosakata yang dimaksud adalah kemampuan 50. Ini berarti bahwa dari 20 siswa yang
siswa dalam menggunakan ragam kata dalam menjadi sampel diperoleh kelas interval yang
bahasa Jerman. Kemampuan tersebut memiliki frekuensi tertinggi yaitu 31-35
meliputi: 1) Tes mencocokkan kata dengan dengan frekuensi 6 siswa (30%). Temuan ini
arti) 2) Tes penggunaan kata sifat, 3) Tes menunjukkan bahwa tingkat penguasaan
penggunaan kata kerja dan, 4) Tes kosakata bahasa Jerman siswa kelas XI IPA
penggunaan kata penghubung. SMA Karya Sahari Bulukumba berada pada
Sedangkan keterampilan menulis kategori Baik dengan rata-rata 35,3 dan
yang dimaksud adalah keterampilan menulis memiliki presentase sebesar 70,6%. Sehingga
sebuah karangan deskripsi dengan tema yang dapat disimpulkan bahwa penguasaan
telah disediakan yaitu tema Die Familie kosakata siswa sudah cukup memadai
dengan bantuan kata kunci yang telah meskipun dalam pengerjaannya terdapat
disediakan oleh peneliti dengan beberapa kesalahan.
memperhatikan 2 aspek penilain yaitu aspek Hasil Tes Keterampilan Menulis
komunikatif dan aspek tata bahasa. Populasi Karangan Deskriptif
dalam penelitian ini adalah seluruh siswa Berdasarkan analisis data penelitian,
kelas XI IPA SMA Karya Sahari Bulukumba, maka ditemukan 6 kelas interval, dari 20
yang terdiri dari 1 kelas dengan total siswa siswa yang menjadi sampel diperoleh 1 siswa
20 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah (5%) berada pada interval 14-23, 5 siswa
siswa kelas XI IPA SMA Karya Sahari (25%) berada pada interval 24-33, 6 siswa
Bulukumba berjumlah 20 orang yang diambil (30%) berada pada interval 34-43, 0 siswa
secara tehnik total sampling (sampel total). (0%) berada pada interval 44-53, 5 siswa (25
Data yang diperoleh dari tes penguasaan %) berada pada interval 54-63, dan 3 siswa
kosakata dan keterampilan menulis karangan (15%) yang berada pada interval 64-73. Ini
deskriptif diuji dengan menggunakan rumus berarti bahwa dari 20 siswa yang menjadi
korelasi Product Moment. sampel diperoleh kelas interval yang
memiliki frekuensi tertinggi yaitu 34-43
dengan frekuensi 6 siswa (30%).
Temuan ini menunjukkan bahwa
keterampilan menulis karangan deskriptif
Hubungan Penguasaan Kosa Kata – Hasrar et all. (page 32-40) 37

bahasa Jerman siswa kelas XI IPA SMA deskriptif bahasa Jerman adalah 45,75
Karya Sahari Bulukumba berada pada dengan tingkat keterampilan sebesar 45,75%.
kategori Cukup dengan rata-rata 45,75 dan Skor yang diperoleh siswa pada
memiliki persentase sebesar 45,75%. penguasaan kosakata dan keterampilan
Sehingga dapat di simpulkan bahwa menulis karangan deskriptif selanjutnya
keterampilan menulis karangan deskriptif dianalisis dengan menggunakan teknik
bahasa Jerman siswa belum memadai karena korelasi Product Moment, dari hasil
siswa masih banyak melakukan kesalahan perhitungan diperoleh hasil bahwa rhitung lebih
baik secara leksik, morfologis, sintaksis, dan besar daripada rtabel (rh>rt) yaitu 0,609 >
ortografis dan juga menganggu urutan logika 0,444. Dengan demikian, dapat disimpulkan
dan pemahaman dalam karangan deskriptif. bahwa terdapat korelasi yang signifikan
Data hasil penelitian pada tes antara penguasaan kosakata dengan
penguasaan kosakata terdiri atas empat jenis keterampilan menulis karangan deskriptif
tes. Tes tersebut adalah tes mencocokan arti bahasa Jerman. Penguasaan kosakata
kata, kata sifat (Adjektiv), kata kerja (Verb), memegang peranan penting terhadap
dan kata penghubung (Konjungtion). Skor keterampilan menulis karangan, karena
maksimal pada tes tersebut adalah 50. dalam membuat karangan terjadi transfer ide
Berdasarkan hasil analisis data, dapat dan gagasan kepada pembaca. Dalam proses
diketahui bahwa skor rata-rata yang penyampaian gagasan tersebut seorang siswa
diperoleh siswa pada tes mencocokkan arti harus memaparkan dan mendeskripsikan ide
kata adalah 11,85 (79%), selanjutnya pada dan gagasannya dengan kata-kata tentang
tes menyusun kata sifat adalah 7,1 (71%), suatu benda, tempat, suasana, keadaan atau
kemudian tes menentukan kata kerja 8,45 aktivitas objek yang mereka lihat. Sehingga
(56,33%) dan pada tes menentukan kata siswa dituntut untuk memiliki penguasaan
penghubung adalah 8,45 (79%). kosakata yang luas agar mampu
Data hasil penelitian pada tes mendeskripsikan ide dan gagasannya dalam
keterampilan menulis karangan deskriptif bentuk karangan.
terdiri dari dua aspek. Kedua aspek tersebut Siswa yang memiliki sedikit
ialah aspek komunikatif dan aspek tata penguasaan kosakata cenderung lebih ribut
bahasa. skor maksimal berdasarkan dua dan banyak tanya selama proses pembuatan
aspek tersebut adalah 7 setelah dikonversi karangan berlangsung. Berbeda dengan siswa
menjadi 100. Berdasarkan hasil analisis data, yang penguasaan kosakatanya luas ia akan
dapat diketahui bahwa skor rata-rata yang lebih mudah dan cepat dalam membuat
diperoleh siswa pada aspek komunikatif karangan. Dengan demikian dapat dikatakan
adalah 1,45 (48,33%) dan pada aspek tata bahwa siswa yang penguasaan kosakatanya
bahasa adalah 1,75 (43,75%). Berdasarkan rendah membutuhkan waktu yang lama
analisis data, dapat diketahui bahwa skor dalam menghasilkan sebuah karangan dan
rata-rata yang diperoleh siswa pada tes yang penguasaan kosakatanya banyak
penguasaan kosakata adalah 35,3 dengan cenderung membutuhkan waktu yang lebih
tingkat penguasaan 70,6% dan skor rata-rata singkat dalam proses pembuatan karangan
pada tes keterampilan menulis karangan deskripsi dalam bahasa Jerman. Selain itu
kualitas hasil karangan pun dapat dibedakan.
38 Eralingua: Jurnal Pendidikan Bahasa Asing dan Sastra Vol.2, No.2, August 2018

Siswa yang memiliki penguasaan kosakata DAFTAR PUSTAKA


yang luas dapat menghasilkan kualitas
Annisa, Meidany. (2015). Jago Kuasai
karangan yang lebih baik dibandingkan siswa bahasa Jerman. Yogyakarta: Pustaka
yang tidak memiliki penguasaan kosakata Baru Press
yang luas. Azis, Abdul. (2009). Menulis Lanjut. Garut:
Berdasarkan penjelasan di atas dapat Yayasan Al-Fatih.
disimpulkan bahwa keterampilan menulis Bolton, Sylbylle. (1995). Problem der
karangan deskripsi bahasa Jerman bukan Leistungmessung.München: Goethe
hanya dipengaruhi oleh penguasaan kosakata Institute Langenscheid.
saja, melainkan ada banyak faktor lain yang Clamer, F &Heilmann, E.G. (2007). Deutsch
memengaruhi keterampilan siswa dalam
als Fremdsprache (Übungsgramatik
menulis karangan deskripsi bahasa Jerman. für die Grundstufe). Germany-
Faktor-faktor tersebut antara lain adalah Dartmann: VerlagLiebaug.
penguasaan tata bahasa yang meliputi: tanda Dalman. (2015). Keterampilan Menulis.
baca, susunan kata, struktur kalimat, ejaan Jakarta : RajaGrafindo Persada.
dan tulisan. Sehingga dapat disimpulkan Destari, Paramita. (2013). Kontribusi
bahwa temuan penelitian ini yang
Penguasaan Struktur Kalimat dan
mengatakan ada hubungan antara penguasaan Kosakata terhadap Kemampuan
kosakata dengan keterampilan menulis Menulis bahasa Jerman Siswa Kelas
karangan deskriptif bahasa Jerman, sejalan XI SMA Negeri 3 Palangkaraya.
dengan teori yang dikemukakan oleh Yogyakarta: Fakultas Bahasa dan
Tarigan (2011:2) yang mengatakan bahwa Seni Universitas Negeri Yogyakarta.
kualitas keterampilan berbahasa seseorang Djiwandono, M.Soenardi. (2008). Tes
tergantung pada kualitas dan kuantitas Bahasa. Jakarta: PT Indeks.
kosakata yang dimilikinya. Djiwandono, Soenardi. (2011). Tes Bahasa
KESIMPULAN (Pegangan bagi Pengajar Bahasa).
Jakarta: PT Indeks.
Tingkat penguasaan kosakata bahasa
Djiwandono, Soenardi. (2011). Tes Bahasa
Jerman siswa adalah 70,6% dengan nilai rata-
(Pegangan bagi Pengajar Bahasa).
rata sebesar 35,3 dan termasuk kategori Baik.
Jakarta: PT Indeks.
Tingkat keterampilan menulis karangan
Gie, T.L. (2002). Terampil mengarang.
deskriptif bahasa Jerman siswa adalah
Yogyakarta: Andi.
45,75% dengan nilai rata-rata sebesar 45,75
Harum, Ardianus. (2015). Hubungan antara
dan termasuk kategori Cukup. Terdapat
Penguasaan Koskata dengan
hubungan posistif antara penguasaan
Kemampuan Membaca Memahami
kosakata dengan keterampilan menulis
Teks Bahasa Jerman Kelas XII Ipa 7
karangan deskriptif bahasa Jerman.
Sma Negeri Makassar. Makassar :
Hubungan ini ditunjukkan dengan koefiensi
FBS Universitas Negeri Makassar.
korelasi sebesar 0,609 yang termasuk pada
Hiebert, Elfrieda H dan Michael L. Kamil.
kategori Kuat.
(2005). Teaching and Learning
Vocabulary. London: Lawrence
Erlbaum Associates, Publisher.
Hubungan Penguasaan Kosa Kata – Hasrar et all. (page 32-40) 39

Jauhari, Heri. (2013). Terampil Mengarang. Dengan Keterampilan Menulis


Bandung: Nuansa Cendekia. Karangan Sederhana Bahasa Jerman
JUFRI, J. (2007). Metode Penelitian Bahasa, Siswa Kelas XI SMA Negeri 2
Sastra dan Budaya. Rantepao Kabupaten Toraja Utara.
Jufri, J. (2007). Metode Penelitian Bahasa. (Skripsi). Makassar: Jurusan
Sastra dan Budaya. Pendidikan Bahasa Jerman UNM.
JUFRI, J. (2017). Strategi Pembelajaran Rismayanti Muslim. (2012). Hubungan
Bahasa. Penguasaan Kosakata dengan
Junus dan Junus. (2011). Keterampilan Kemampuan Membaca Memahami isi
berbahasa tulis. Makassar: Badan Teks Bahasa Jerman Siswa Kelas XI
penerbit Universitas Negeri Sma Negeri 2 Bontotiro Kabupaten
Makassar. Bulukumba. Makassar : FBS
Mantasiah, R., Juffri, J., & Yusri, Y. (2017). Universitas Negeri Makassar.
Keefektifan Model Pembelajaran Romadloni, A., & Mantasiah, R. Intercultural
Jaring Laba-Laba (Webbed) dalam approach in foreign language learning
Keterampilan Menulis Karangan to improve students’ motivation.
Sederhana Bahasa Jerman. Senior Editors, 61.
Indonesian Journal of Educational Saud, Syukur. (2014). Pengembangan Model
Studies, 20(2). Pembelajaran Menulis Deskripsi
Maryana, Tri. (2014). Penggunaan Media Bahasa Jerman Berbasis Model
Memori Games dalam Pembelajaran Komunikasi SMCR Berlo di SMA.
Kosakata Bahasa Jerman. Skripsi Program Pascasarjana Universitas
Nurlina. (2015). Hubungan penguasaan Negeri Makassar, Disertasi.
Kosakata dengan keterampilan Semi, M. Atar. (2007). Dasar-Dasar
Menulis Karangan sederhana bahasa Keterampilan Menulis. Rev.ed.
Jerman siswa Kelas XI Ipa MAN Bandung: Penerbit Angkasa.
Bulukumba. Sugiyono. (2015). Metode Penelitian
Purwanto, M. Ngalim. (2012). Prinsip- Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
prinsip dan Teknik Evaluasi Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Pengajaran. Bandung: PT Remaja Penerbit Alfabeta.
Rosdakarya. Suparno, Yunus. (2010). Keterampilan
Qalbi, U. N., Mantasiah, R., Jufri, J., & Dasar Menulis. Jakarta: Universitas
Yusri, Y. (2017). Efektivitas Model Terbuka.
Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Suriati. (1998). Penguasaan KK Bahasa
Games Tournaments dalam Indonesia Siswa kelas III SLTP
Keterampilan Menulis Bahasa Jerman Batara Gowa Sungguminasa Kec.
Siswa Kelas XII IPA SMA Negeri 1 Somba Opu Kab. Gowa.FPBS-IKIP
Bontonompo Kabupaten Gowa. Ujung Pandang.
Indonesian Journal of Educational Tarigan, H.G. (2011). Pengajaran koskata
Studies, 20(1). (Edisi Revisi). Bandung:Angkasa.
Rahman, Niaryanti. (2015). Hubungan
Antara Penguasaan Gramatik
40 Eralingua: Jurnal Pendidikan Bahasa Asing dan Sastra Vol.2, No.2, August 2018

Tarigan, H.G. (2013). Menulis sebagai suatu Model in English Teaching to


keterampilan berbahasa (Edisi Increase Student’s Learning
Revisi). Bandung:Angkasa. Outcome. Journal Of Advanced
Waridah, Ernawati. (2008). EYD dan Seputar English Studies, 1(1), 39-43.
Kebahasaan Indonesia. Jakarta: Zainurrahman. (2011). Menulis Dari Teori
Kawan Pustaka. Hingga Praktik. Bandung: Alfabet.
Yusri, Y., Mantasiah, R., & Jufri, J. (2018).
The Use Of Two Stay Two Stray

Anda mungkin juga menyukai