Anda di halaman 1dari 6

METAMORFOSIS

Jurnal Bahasa, Sastra Indonesia dan Pengajarannya

Volume 13 Nomor 1 | hlm. 21-26


Bulan November 2019 – April 2020
ISSN 1978-9842 http://ejournal.unibba.ac.id/index.php/metamorfosis

HUBUNGAN ANTARA PENGUASAAN KOSA KATA


DENGAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI
SISWA KELAS VII SMPN 1 LEMBAH GUMANTI

Wiga Delvita Rahmi1, Afnita2


Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
FBS Universitas Negeri Padang
email: wigarahmi5@gmail.com, afnita@fbs.ac.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara keterampilan penguasaan
kosa kata dengan kemampuan menulis karangan narasi, dan untuk mengetahui bagaimanakah
kemampuan menulis karangan narasi oleh siswa kelas VII SMP Negeri 1 Lembah Gumanti. Bentuk
penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode deskriptif korelasional. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 1
Lembah Gumanti. Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakan teknis tes. Data penelitian ini berupa hasil tes objektif berbentuk pilihan ganda untuk
tes pengetahuan kosakata yang terdiri dari 35 butir soal. Hasil penelitian ini menunjukkan hasil tes
penguasaan kosakata siswa kelas VII SMP Negeri 1 Lembah Gumanti berada pada kategori kuat,
hal ini dapat dilihat dari nilai mean (rata-rata) yang diperoleh, yaitu 89,73 berada pada rentangan
86-95% pada skala 10, dengan kualifikasi baik sekali (BS), dan hasil tes kemampuan menulis
karangan narasi siswa kelas VII SMP Negeri 1 Lembah Gumanti berada pada kategori kuat, hal
ini dapat dilihat dari pemerolehan nilai mean (rata-rata), yaitu 81,38 berada pada rentangan nilai
66-75% dengan skala 10, dengan kualifikasi baik (B). Hal menunjukkan adanya hubungan yang
erat dan signifikan atau hubungan yang positif antara penguasaan kosakata dengan menulis
karangan narasi siswa. Semakin tinggi penguasaan kosakata siswa akan semakin terampil siswa
dalam menulis karangan narasi. Sebaliknya, semakin rendah penguasaan kosakata siswa, semakin
buruk pula kemampuan siswa dalam menulis sebuah tulisan karangan narasi.
Kata kunci: hubungan, penguasaan, kosa kata, karangan narasi

1. PENDAHULUAN
Pembelajaran bahasa Indonesia sangat erat menuangkan ide ke dalam sistem lambang yang
kaitannya dengan keterampilan berbahasa. berupa bahasa, dan dibina pula kemampuannya
Tujuan akhir pembelajaran bahasa Indonesia menafsirkan sistem lambang bahasa yang
adalah supaya peserta didik memiliki disampaikan kepadanya, melalui pengajaran
keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan bahasa, siswa diajarkan untuk mampu
menyimak, keterampilan membaca, keterampilan memfungsikan bahasa dalam komunikasi dan
berbicara, dan keterampilan menulis. Menurut mampu menjadi penyampai informasi yang baik
Semi (1990:102) dalam pendidikan, peserta didik dan benar. Seseorang akan terampil berbahasa
dibina dan diasah kemampuannya untuk mampu apabila ia memiliki penguasaan kosakata.

Jurnal Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 21


FKIP Universitas Bale Bandung
hlm. 21 - 26 Jurnal Bahasa, Sastra Indonesia dan Pengajarannya
Vol. 13 No. 1 | Bulan April 2020 | ISSN 1978-9842

Semakin banyak kosakata yang dimiliki atau Tarigan (2015:2) menyatakan bahwa kualitas
dikuasai seseorang semakin terampil seseorang keterampilan berbahasa yang dimiliki seseorang
tersebut dalam berbahasa dan begitupun akan bergantung pada kuantitas dan kualitas
sebaliknya semakin rendah kosakata yang penguasaan kosakata nya. Tanpa penguasaan
dimiliki seseorang semakin sulit seseorang kosakata yang baik maka tujuan pembelajaran
tersebut untuk terampil berbahasa, ujung dari bahasa Indonesia tidak akan bisa tercapai, karena
tujuan ini adalah siswa mampu menghasilkan semakin efektif penguasaan kosakata oleh
atau menulis sebuah teks. Sesorang yang terampil peserta didik maka akan semakin terampil pula
dalam menulis biasanya ia telah mahir dalam tiga mereka berbahasa. Kosakata merupakan
keterampilan berbahasa sebelumnya, yaitu komponen yang digunakan sebagai dasar
terampil dalam menyimak, membaca, dan pembelajaran untuk menguasai materi bahasa
berbicara. Indonesia dan penguasaan materi pelajaran
Penguasan kosakata dan struktur kalimat lainnya. Pentingnya penguasaan kosakata dalam
bahasa Indonesia sangat penting dalam praktik berbahasa siswa baik bahasa lisan
penguasaan keterampilan berbahasa, khususnya maupun tulisan, maka diperlukan perhatian dan
penanganan yang khusus dalam usaha
menulis. Menulis merupakan salah satu
memperluas penguasaan kosakata.
keterampilan berbahasa. yang kompleks karena
Dalam hal ini siswa diharapkan untuk mampu
melibatkan kemampuan teknik menulis dan
memahami setiap makna kata dan mampu
kemampuan kebahasaan. Kekomplekan inilah
menerapkan kata tersebut ke dalam praktik
yang menyebabkan menulis sedikit dikuasai
berbahasa. Semakin banyak kosakata yang
orang dibandingkan dengan keterampilan
dikuasai seseorang, semakin baik pula tingkat
berbahasa yang lainnya.
kemampuan dalam menyampaikan ide, gagasan,
Iskandarwassid (2015: 248) berpendapat
dan perasaan yang sanggup diungkapkannya.
bahwa aktivitas menulis adalah suatu bentuk
Seseorang yang mempunyai penguasaan
manifestasi kemampuan dan keterampilan
kosakata yang baik akan memudahkan ia
berbahasa yang paling akhir, yang harus dikuasi berkomunikasi dengan orang lain dan memiliki
oleh pembelajar bahasa setelah kemampuan kemampuan untuk memilih kata yang efektif
mendengarkan, berbicara, dan membaca. untuk mewakili gagasannya. Salah satu bentuk
Adapun Tarigan (1993:8) berpendapat menulis keterampilan menulis yang diajarkan di sekolah
merupakan suatu proses perkembangan yang adalah keterampilan menulis karangan .
menuntut pengalaman, waktu, kesempatan, Kreativitas siswa dapat dikembangkan dengan
latihan, keterampilan-keterampilan khusus serta menulis, karena dengan menulis siswa dapat
pengajaran langsung. Menulis merupakan salah menuangkan ide atau gagasan yang ada pada
kegiatan ekspresi jiwa yang dihasilkan oleh dirinya dalam bentuk tulisan atau karangan.
penulis untuk memenuhi hasratnya. Terkadang Tanpa adanya kegiatan menulis, para siswa tidak
kita temui orang yang terampil berbicara atau akan bisa menyalurkan dan mengungkapkan apa
terampil berbahasa lisan dengan baik, tetapi yang ada dalam dirinya kepada orang lain.
belum tentu ia terampil menulis seperti ia Berkaitan dengan pengajaran bahasa, peneliti
terampil berbicara dengan lancar. Sebaliknya ada memilih keterampilan menulis khususnya
pula orang terampil menulis tetapi tidak terampil menulis karangan narasi yang dikaitkan dengan
berbahasa secara lisan (berbicara). Semua itu penguasaan kosakata yang dimiliki siswa.
merupakan kelemahan masing-masing dan Pemilihan materi ini dilakukan karena peneliti
memang tidak mudah untuk dapat terampil atau ingin mengetahui sejauh manakah kemampuan
bisa menguasai kedua-duanya. siswa kelas VII SMPN 1 Lembah Gumanti dalam

22 METAMORFOSIS
Hubungan Antara Penguasaan Kosa Kata Wiga Delvita Rahmi
dengan Kemampuan Menulis Karangan Narasi
Siswa Kelas VII SMPN 1 Lembah Gumanti Afnita

menulis karangan narasi karena masih banyak Variabel penelitian ini terdiri atas dua variabel
siswa kelas VII pada umumnya yang merasa yaitu pengetahuan kosakata sebagai variabel x
kesulitan ketika menulis sebuah karangan. Oleh (variabel bebas) dan keterampilan menulis
karena itu, penulis tertarik melakukan penelitian karangan narasi sebagai variabel y (variabel
dengan topik hubungan penguasaan kosakata terikat). Variabel bebas merupakan variabel yang
dengan kemampuan menulis teks narasi. diperkirakan akan berpengaruh terhadap variabel
Selain itu alasan penulis memilih topik ini lain. Sebaliknya variabel y adalah variabel terikat
karena juga berpedoman pada penelitian yang dipengaruhi oleh variabel bebas.
terdahulu yang juga membahas hal yang sama. Keterkaitan variabel bebas dan variabel terikat
Penelitian tentang hubungan penguasaan dalam penelitian ini adalah pengetahuan kosakata
kosakata dengan kemampuan menulis karangan yang merupakan faktor yang mempengaruhi
narasi sebelumnya telah dilakukan oleh Yulia siswa untuk terampilan menulis karangan narasi.
Adiningsih (2015), Atika Gusriani (2019), Rintik Data pengetahuan kosakata dikumpulkan
Sunariati, dkk (2019), Kusmaita (2019), dan Fitri berdasarkan jawaban dari tes objektif yang
Rahmi, dkk (2013). Kelima penelitian ini diberikan kepada siswa, sedangkan data
menunjukkan eratnya hubungan antara kemampuan menulis karangan narasi diperoleh
penguasaan kosakata dengan keterampilan dari ketepatan siswa dalam menentukan
menulis karangan narasi siswa kelas VII SMP. peristiwa, kronologis cerita, dan bahasa yang
Terdapat hubungan yang positif antara informatif. Instrumen yang digunakan dalam
penguasaan kosakata, struktur kalimat dengan penelitian ini adalah tes objektif dan unjuk
menulis karangan narasi siswa. semakin tinggi kerja.Sebelum melakukan tes objektif, terlebih
penguasaan kosakata siswa akan semakin dahulu melakukan tes uji coba. Tes objektif
terampillah siswa tersebut dalam menulis dilakukan untuk mengukur tingkat penguasaan
karangan narasi. Sebaliknya, semakin rendah diksi siswa. Melalui tes objektif siswa diminta
penguasaan kosakata siswa, semakin buruk pula menjawab pertanyaan berdasarkan indikator
kemampuan siswa dalam menulis sebuah tulisan yang telah ditentukan. Sedangkan unjuk kerja
karangan narasi. dilakukan untuk mengukur tingkat keterampilan
menulis karangan narasi siswa. Dalam
2. METODE PENELITIAN pelaksanaannya, siswa disuruh membuat
karangan narasi dengan indikator yang telah
Metode yang digunakan dalam penelitian ini
ditentukan.
adalah metode deskriptif korelasional. Metode
penelitian deskriptif korelasional merupakan
penelitian yang dirancang untuk menentukan
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
tingkat hubungan variabel-variabel yang berbeda Penyajian deskripsi data dalam penelitian ini
dalam suatu populasi. Populasi dalam penelitian berupa data yang diperoleh dari hasil tes
ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 1 Lembah penguasaan terhadap kosakata bahasa Indonesia
Gumanti, yaitu kelas VII.1, VII.2, dan VII.3 dan tes kemampuan menulis karangan narasi oleh
dengan jumlah 95 orang. Arikunto (2002:112) siswa kelas VII SMP Negeri 1 Lembah Gumanti.
menyatakan bahwa apabila subjek penelitian 3.1 Pengetahuan Kosakata Siswa Kelas VII
kurang dari 100 lebih baik diambil semua SMP Negeri 1 Lembah Gumanti
sehingga penelitiannya merupakan penelitian Penelitian ini menunjukkan bahwa hasil tes
populasi. penguasaan kosakata siswa kelas VII SMP
Negeri 1 Lemabah Gumanti berada pada kategori

Jurnal Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP 23


Universitas Bale Bandung
hlm. 21 - 26 Jurnal Bahasa, Sastra Indonesia dan Pengajarannya
Vol. 13 No. 1 | Bulan April 2020 | ISSN 1978-9842

kuat, hal ini dapat dilihat dari nilai mean (rata- dikategorikan kuat dengan nilai rata rata 81,38
rata) yang diperoleh, yaitu 89,73 berada pada yang berada pada interval 66-75 dengan tingkat
rentangan 86-95% pada skala 10, dengan kemampuan kuat. Hal ini menunjukkan bahwa
kualifikasi baik sekali (BS). dan juga dari penguasaan kosakata yang baik memiliki
banyaknya frekuensi siswa yang berada pada hubungan yang signifikan dengan kemampuan
kategori tersebut. Memiliki hubungan kuat, menulis karangan narasi dan penguasaan
artinya penguasaan kosakata bahasa Indonesia kosakata dapat meningkatkan keterampilan
memiliki hubungan yang erat terhadap menulis karangan narasi siswa kelas VII SMP
kemampuan menulis teks narasi siswa. Sehingga Negeri 1 Lembah Gumanti. Semakin tinggi
untuk mencapai kemampuan menulis yang baik penguasaan kosakata siswa akan semakin
dan efektif, maka seorang siswa harus memiliki terampil siswa dalam menulis karangan narasi.
kualitas dan kuantitas penguasaan kosakata yang Sebaliknya, semakin rendah penguasaan
baik. kosakata siswa, semakin buruk pula kemampuan
siswa dalam menulis sebuah tulisan karangan
3.2 Keterampilan Menulis Karangan Narasi
Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Lembah narasi.
Gumanti Kosakata merupakan perbendaharaan kata
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil yang menjadi kekayaan suatu bahasa dan juga
tes kemampuan menulis karangan narasi siswa termasuk kekayaan seseorang dalam berbahasa,
kelas VII SMP Negeri 1 Lembah Gumanti berada baik mengenai bahasanya sendiri maupun bahasa
pada kategori kuat, hal ini dapat dilihat dari yang lain, tergantung pada tujuan permasalahan-
pemerolehan nilai mean (rata-rata), yaitu 81,38 nya. Keraf (1994:24) mengemukakan bahwa
berada pada rentangan nilai 66-75% dengan skala perbendaharaan kata atau kosakata suatu bahasa
10, dengan kualifikasi baik (B) dan juga dari adalah keseluruhan kata yang dimiliki oleh
banyaknya frekuensi siswa yang berada pada seluruh bahasa. Adapun Badudu (1994: 140)
kategori tersebut. Hal ini juga dipengaruhi oleh berpendapat bahwa pengetahuan terhadap
kualitas penguasaan kosakata yang baik oleh kosakata merupakan segala sesuatu yang
siswa, karena untuk mencapai kemampuan diketahui mengenai perbendaharaan kata.
menulis karangan narasi yang baik dan efektif, Pengetahuan kosakata merupakan pemahaman
maka siswa harus memiliki kemampuan terhadap sejumlah kata serta keterampilan dalam
penguasaan kosakata bahasa Indonesia yang menggunakannya.
berkualitas. Kosakata dasar atau basic vocabulary adalah
kata-kata yang tidak mudah berubah atau sedikit
3.3 Hubungan Pengetahuan Kosakata dengan
sekali kemungkinannya dipungut dari bahasa
Keterampilan Menulis Karangan Narasi
siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Lembah lain, menurut Tarigan (1993: 3) yang termasuk ke
Gumanti dalam kosakata dasar adalah :
Dalam penelitian ini hasil analisis data antara 1. Istilah kekerabatan, misalnya: ayah, ibu , anak,
penguasaan kosakata bahasa Indonesia dengan adik, kakak, nenek, kakek, paman, bibi,
kemampuan menulis karangan narasi siswa kelas menantu, mertua.
VII SMP Negeri 1 Lembah Gumanti menunjuk- 2. Nama-nama bagian tubuh, misalnya : kepala,
kan bahwa antara penguasaan kosakata bahasa rambut, telinga, mata, hidung, mulut, bibir,
Indonesia dikategorikan kuat dengan nilai rata- gigi, lidah, pipi, leher, dagu, bahu, tangan, jari,
rata 89,73% yang berada pada interval nilai 86- dada, perut, pinggang, paha,
95 sedangkan kemampuan menulis teks narasi kaki, betis, telapak, punggung, darah, napas.

24 METAMORFOSIS
Hubungan Antara Penguasaan Kosa Kata Wiga Delvita Rahmi
dengan Kemampuan Menulis Karangan Narasi
Siswa Kelas VII SMPN 1 Lembah Gumanti Afnita

3. Kata ganti (diri, penunjuk), misalnya: saya, Menurut Suparno (2006: 11) karangan dapat
kamu, dia, kami, kita, mereka, ini, itu, sini, disajikan dalam bentuk atau ragam wacana:
situ, sana. deskripsi, narasi, eksposisi, argumentasi, dan
4. Kata bilangan pokok, misalnya: satu, dua, tiga, persuasi. Istilah narasi atau sering juga disebut
empat, lima, enam, tujuh, delapan, sembilan, naratif berasal dari kata bahasa inggris narration
sepuluh, dua puluh, seratus, dua ratus, seribu, (cerita) dan narrative (yang menceritakan).
dua ribu, sejuta, dua juta. Karangan yang disebut narasi menyajikan
5. Kata kerja pokok, misalnya: makan, minum, serangkaian peristiwa. Karangan ini berusaha
tidur, bangun, berbicara, melihat, mendengar, menyampaikan serangkaian kejadian menurut
menggigit, berjalan, bekerja, mengambil, urutan terjadinya (kronologis), dengan maksud
menangkap, lari dan sebagainya. memberi arti kepada sebuah atau serentetan
6. Kata keadaan pokok, misalnya : suka, duka, kejadian, sehingga pembaca dapat memetik
senang, susah, lapar, kenyang, haus, sakit, hikmah dari cerita itu.
sehat, bersih, kotor, jauh, dekat, cepat, lambat, Hal yang paling penting untuk ingat dalam
besar, kecil, banyak, sedikit, terang, gelap, mengarang narasi ialah; (1) walaupun khayal atau
berimajinasi, kita tidak boleh sesuka hati
siang, malam, rajin, malas, kaya, miskin, tua,
menciptakan cerita. Tokoh harus bertindak wajar
muda, hidup, mati.
sesuai dengan watak dan kepribadian yang
7. Benda-benda universal, misalnya: tanah, api,
diberikan; (2) harus berlogika, kalau tidak, cerita
air, udara, langit, bulan, bintang, matahari,
akan kacau dan sukar dimengerti. Pada umumnya
binatang, tumbuh-tumbuhan.
secara fundamental tujuan menulis narasi yaitu
Kosakata dan kemampuan mental, jika di (1) hendak memberikan informasi atau wawasan
telusuri lebih dalam akan terlihat adanya dan memperluas pengetahuan pembaca, dan
hubungan yang erat antara bahasa dan pikiran. (2) hendak memberikan pengalaman estetis
Kenyataan menunjukkan bahwa dalam kepada pembaca. Tujuan pertama menghasilkan
berkomunikasi, bahasa digunakan oleh manusia jenis narasi yang lazim disebut narasi
untuk mengungkapkan pikiran kepada orang lain. informasional atau narasi ekspositoris; sasaran
Hal ini berhubungan erat dengan keterampilan utamanya adalah rasio, yaitu berupa perluasan
menulis siswa, karena menulis merupakan pengetahuan para pembaca sesudah membaca
kemampuan mengungkapkan pikiran kedalam karangan tersebut, sedangkan tujuan hendak
bentuk tulisan, yang membutuhkan penguasaan memberikan pengalaman estetis menghasilkan
kosakata yang baik, agar dapat menuangkan ide jenis narasi yang lazim disebut narasi artistik atau
dan gagasan yang menarik pula. narasi sugestif; sasaran utamanya bukan
Salah satu kemampuan menulis yang harus di memperluas pengetahuan seseorang tetapi
kuasai siswa adalah kemampuan menulis berusaha memberikan makna atas peristiwa atau
karanhgan narasi. Menurut Adiningsih (2015:19) kejadian sebagai suatu pengalaman.
“karangan merupakan salah satu keterampilan
berbahasa yaitu keterampilan menulis. Karangan 4. KESIMPULAN DAN SARAN
merupakan hasil merangkaikan kata untuk Berdasarkan deskripsi data, analisis data, dan
membentuk suatu kalimat berdasarkan tema pembahasan mengenai hubungan pengetahuan
tertentu yang tersusun secara teratur dan sebagai kosakata dengan keterampilan menulis karangan
bentuk dari pengutaraan pikiran, perasaan, narasi siswa kelas VII SMP Negeri 1 Lembah
kehendak, keyakinan, dan pengalaman si Gumanti, dapat disimpulkan tiga hal sebagai
pengarang”. berikut.

Jurnal Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP 25


Universitas Bale Bandung
hlm. 21 - 26 Jurnal Bahasa, Sastra Indonesia dan Pengajarannya
Vol. 13 No. 1 | Bulan April 2020 | ISSN 1978-9842

Pertama, pengetahuan kosakata siswa kelas KEPUSTAKAAN


VII SMA Negeri 1 Lembah Gumanti. Nilai rata- Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian
rata (M) yang diperoleh adalah 89,73 berada pada Suatu Pendekatan Praktek. (Edisi
rentangan 86-95% pada skala 10, dengan Revisi). Jakarta: Rineka cipta.
Iskandarwassid dan Dadang Sunendar. 2015.
kualifikasi baik sekali (BS). Kedua, keterampilan Strategi Pembelajaran Bahasa.
menulis karangan narasi siswa kelas VII SMP Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Negeri 6 Pariaman tergolong lebih dari cukup Keraf, Gorys. 1994. Komposisi. Ende Flores:
karena M-nya adalah 81,38 berada pada Nusa Indah.
rentangan nilai 66-75% dengan skala 10, dengan Semi, M. Atar. 1990. Rancangan Pengajaran
Bahasa dan Sastra Indonesia.
kualifikasi baik (B). Ketiga, terdapat hubungan
Bandung: Angkasa.
yang signifikan antara pengetahuan kosakata Suparno, M.Yunus. 2006. Keterampilan Dasar
dengan keterampilan menulis karangan narasi Menulis. Jakarta: Universitas
siswa kelas VII SMP Negeri 1 Lembah Gumanti. Terbuka.
Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan, Tarigan, Henry Guntur. 1993. Prinsip prinsip
Dasar Metode Riset Pengajaran dan
dapat diberikan saran-saran adalah Pertama,
Pembelajaran Bahasa.
bagi siswa sebaiknya lebih meningkatkan Bandung: Angkasa.
pengetahuan kosakata dan kemampuan menulis, Tarigan, Henry Guntur. 2015. Pengajaran
khususnya menulis karangan narasi. Kedua, guru Kosakata. Bandung : Angkasa.
bahasa Indonesia di SMP Negeri 1 Lembah Adiningsih, Yulia. 2015. Hubungan
Gumanti, diharapkan lebih meningkatkan Penguasaan Kosakata Dengan
pengajaran menulis narasi dan pengetahuan Kemampuan Menulis Karangan
Narasi Pada Siswa Kelas Vii Smp
kosakata pada proses pembelajaran di sekolah.
Islam Ibnu Sina Pamijahan Bogor.
JURNAL LINGUA Volume 1 Nomor
2 Tahun 2015.

26 METAMORFOSIS

Anda mungkin juga menyukai