1234
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang
Email: sukarir_nuryanto@yahoo.co.id
83
Sukarir N, A. Zaenal Abidin, Umi Setijowati, Nugraheti S Sb. Peningkatkan Keterampilan Berbicara Mahasiswa Pgsd Dalam Perkuliahan Bahasa Indonesia ...
84
Sukarir N, A. Zaenal Abidin, Umi Setijowati, Nugraheti S Sb. Peningkatkan Keterampilan Berbicara Mahasiswa Pgsd Dalam Perkuliahan Bahasa Indonesia ...
85
Sukarir N, A. Zaenal Abidin, Umi Setijowati, Nugraheti S Sb. Peningkatkan Keterampilan Berbicara Mahasiswa Pgsd Dalam Perkuliahan Bahasa Indonesia ...
penelitian tindakan kelas (classroom action 5 bulan, yaitu mulai Juli s/d November 2015.
research) yang bersifat deskriptif kualitatif. Subyek penelitian ini adalah mahasiswa
Dalam prosesnya, peneliti terlibat dalam semester 3-A Jurusan Pendidikan Guru
pelaksanaan tindakan, mengamati, mencatat, Sekolah Dasar (PGSD), FIP Universitas
dan merekam fakta yang terjadi selama Negeri Semarang. Jumlah mahasiswa
meneliti. Relevansi pemilihan pendekatan semester 3-A sebanyak 40 orang. Variable
penelitian ini adalah bahwa penelitian kualitatif dalam penelitian ini yaitu: (1) peningkatan
melakukan penelitian pada latar alamiah atau keterampilan berbicara bahasa Indonesia
pada konteks dari suatu keutuhan (entity). mahasiswa PGSD, (2) penerapan task-based
Konteks yang dimaksud adalah kegiatan activity dalam perkuliahan berbicara bahasa
belajar mengajar bahasa Indonesia dengan Indonesia berbantuan audio-visual aids.
metode task-based activity yang dilakukan Teknik pengumpulan data yang
oleh dosen dan mahasiswa. Kemudian yang digunakan dalam penelitian ini ada empat jenis,
dimaksud latar alamiah adalah ruang kelas di yaitu pengamatan, wawancara, kuesioner, dan
PGSD tempat diselenggarakannya kegiatan analisis dokumen. Pemeriksaan kredibilitas
belajar mengajar seperti apa adanya tanpa data penelitian ini dilakukan dengan
rekayasa dari peneliti. ketekunan pengamatan dan triangulasi. Data
Jenis penelitian yang akan digunakan yang didapat adalah data hasil wawancara,
adalah penelitian tindakan kelas, yang terdiri hasil pengamatan, kuesioner, dan data nilai
dari beberapa siklus. Setiap siklus terdiri mahasiswa, semuanya akan dianalisis secara
dari 4 tahapan kegiatan yaitu perencanaan deskriptif kualitatif.
(planning), tindakan (acting), pengamatan Langkah-langkah yang akan dilakukan
(observing) dan refleksi (reflecting). Siklus- pada siklus pertama yaitu sebagai berikut:
siklus tersebut dilukiskan seperti pada Gambar perencanaan mencakup langkah-langkah
1. Pelaksanaan dari siklus- siklus penelitian ini sebagai berikut: (i) persiapan pembelajaran,
akan berakhir bila telah mencapai target yang berupa pembuatan satuan pembelajaran dan
dikehendaki, yaitu kemampuan/keterampilan rencana pembelajaran, pemilihan sumber
mahasiswa dalam berbicara mencapai nilai belajar yang akan digunakan sebagai materi;
rata-rata 75 (kriteria baik). (ii) pengadaan media seperti video recorder,
Lokasi penelitian yaitu di jurusan PGSD televisi, video player dan video compact disc;
kampus Semarang, FIP Unnes, yang beralamat dan (iii) pengadaan instrumen observasi,
di Jl. Beringin Raya 15 Wonosari Ngaliyan seperti jurnal penelitian dan pedoman
Semarang. Penelitian ini dilaksanakan selama wawancara.
86
Sukarir N, A. Zaenal Abidin, Umi Setijowati, Nugraheti S Sb. Peningkatkan Keterampilan Berbicara Mahasiswa Pgsd Dalam Perkuliahan Bahasa Indonesia ...
87
Sukarir N, A. Zaenal Abidin, Umi Setijowati, Nugraheti S Sb. Peningkatkan Keterampilan Berbicara Mahasiswa Pgsd Dalam Perkuliahan Bahasa Indonesia ...
instrumen lain. Data-data yang dapat diperoleh interpretasi, dan (4) pengambilan simpulan.
melalui lembar wawancara digunakan untuk Fase berikutnya yang perlu dilakukan setelah
melengkapi data-data yang lain, misalnya data dianalisis adalah menyimpulkan data
aspek motivasi, hambatan mahasiswa tersebut. Melalui simpulan ini, kelebihan dan
dalam belajar speaking bahasa Indonesia, kelemahan kinerja siklus dapat diketahui,
respon, harapan dalam perkuliahan bahasa yang kemudian berimplikasi pada pemahaman
Indonesia, dsb. Dokumentasi: digunakan pada keberhasilan atau kegagalan penelitian.
untuk mengetahui kegiatan mahasiswa Lembar pengamatan digunakan untuk
selama perkuliahan (penelitian ini) dengan mengamati dan mencatat mengenai tingkah
model task-based activity berbantuan audio- laku akademik, pemahaman dan keterampilan
visual aids. Dokumentasi bisa berupa foto mahasiswa dalam berbicara bahasa Indonesia.
maupun rekaman kegiatan mahasiswa dengan Lembar pengamatan dianalisis secara statistik
handycam. untuk mendapatkan skor dari masing- masing
Dengan dokumentasi ini dapat diketahui aspek penilaian. Penafsiran skor pada lembar
performance, aspek kognitif, afektif dan pengamatan terhadap mahasiswa merupakan
psikomotorik mahasiswa selama perkuliahan. prosentase skor yang dicapai dibandingkan
Dokumentasi ini dapat membantu peneliti dengan skor maksimal (Arikunto, 2003):
dalam mengamati kegiatan mahasiswa
perkuliahan, karena video dokumentasid A% = n x 100 %
dapat diputar ulang, sehingga hal- hal yang N
luput dari pengamatan di kelas dapat diketahui
melalui pemutaran dokumentasi video A% : prosentase pada lembar pengamatan
tersebut. Catatan di lapangan: meliputi catatan n : skor perolehan
peneliti dan dosen mengenai hal-hal yang N : skor maksimal
dianggap penting selama proses pembelajaran
berlangsung. Seorang mahasiswa dikategorikan
Data yang dikumpulkan dianalisis mempunyai aktivitas yang tinggi atau rendah
dengan menggunakan analisis deskriptif. jika mahasiswa tersebut memiliki prosentase
Adapun kriteria masing-masing adalah hasil pengamatan belajar sebagai berikut.
sebagai berikut: embar tes/tes hasil belajar:
Tes hasil belajar digunakan untuk mengukur Tabel 1 prosentase hasil pengamatan belajar
keterampilan mahasiswa dalam berbicara
bahasa Indonesia selama perkuliahan. Lembar Prosentase Kategori
tes ini dianalisa secara deskriptif. Dalam hal 85% ≤ A% Sangat Tinggi
ini, data yang didapatkan melalui presentasi 70% ≤ A% 85% Tinggi
berbicara mahasiswa dibahas secara deskriptif 55% ≤ A% 70% Cukup
dengan memberikan skor atau nilai kuantitatif. 40% ≤ A% 55% Rendah
Jurnal peneliti, lembar angket, lembar/ A% 55% Sangat Rendah
pedoman wawancara, dokumentasi handycam/
gambar kegiatan dan catatan di lapangan Aktivitas mahasiswa selama KBM
akan dianalisis secara deskriptif kualitatif diukur dengan instrumen pengamatan, guna
dalam bentuk paparan yang terorganisasi mengetahui motivasi dan minat mereka.
dengan mengikuti prosedur analisis data Kriteria yang digunakan untuk menentukan
deskriptif kualitatif, seperti (1) tabulasi data, aktivitas dan keterampilan mahasiswa dalam
(2) reduksi data melalui pengategorian, (3) pembelajaran menggunakan rentangan 1–4
88
Sukarir N, A. Zaenal Abidin, Umi Setijowati, Nugraheti S Sb. Peningkatkan Keterampilan Berbicara Mahasiswa Pgsd Dalam Perkuliahan Bahasa Indonesia ...
pada setiap aspek yang diamati. Jika pengamat dipersiapkan; dan 4) memberikan umpan
memberi tanda cek (v) pada: balik.
a. Angka 1, berarti aspek yang dilakukan
oleh mahasiswa tidak baik. Tabel 2 Pedoman Penilaian Keterampilan
b. Angka 2, berarti aspek yang dilakukan Berbicara Mahasiswa
oleh mahasiswa cukup.
c. Angka 3, berarti aspek yang dilakukan
Ketepatan Berbahasa Kefasihan Berbahasa
oleh mahasiswa baik.
1. Tidak ada bahasa yang 1 1. Hampir tidak ada 1
d. Angka 4, berarti aspek yang dilakukan dipakai komunikasi
oleh mahasiswa baik sekali. 2. Penggunaan kosakata 2 1. Sangat tergesa-gesa 2
Disamping itu, hasil lembar pengamatan yang kurang dengan penggunaan
juga akan dianalisis secara deskriptif kualitatif 3. Kesalahan mendasar pada ungkapan yang
gramatika pendek- pendek
dalam bentuk paparan yang terorganisasi 4. Penggunaan aksen bahasa 2. Terkadang sulit
dengan mengikuti prosedur analisis data Ibu yang kental untuk dimengerti
deskriptif kualitatif, seperti (1) tabulasi data, 1. Penggunaan kosakata 3 1. Dapat 3
(2) reduksi data melalui pengategorian, (3) yang memadai menyampaikan
tapi tidak bervariasi ide, tetapi dengan
interpretasi, dan (4) pengambilan simpulan. 2. Membuat kesalahan tergesa-gesa dan
Penelitian ini dinyatakan berhasil, jika gramatika yang pendek.
(1) nilai keterampilan berbicara siswa minimal jelas
3. 3. Penggunaan aksen
6.5, sedangkan nilai pada ketepatan bahasa bahasa Ibu yang
tidak boleh kurang daripada 3 dan nilai pada 4. tidak begitu kental
kefasihan berbahasa juga tidak boleh kurang 1. Penggunaan kosakata 4 1. Berkomunikasi 4
daripada 3; dan (2) respon mahasiswa selama yang cukup memadai dan secara efektif pada
luas giliran berbicara,
proses belajar mengajar positif. 2. Terkadang masih terjadi tapi tidak bisa
kesalahan gramatika berbicara pada
HASIL DAN PEMBAHASAN 3. 3. Menggunakan aksen waktu yang lama.
bahasa Ibu
Fase Identifikasi Masalah. Sebelum 4. yang tidak begitu kental
tindakan yang sudah ditentukan dilaksanakan, 1. Penggunaan kosakata 5 1. Dapat 5
tim peneliti terlebih dahulu berusaha untuk yang luas dan tepat berkomunikasi
2. Tidak terdapat kesalahan secara efektif dan
memahami permasalahan yang terdapat pada gramatika mudah
subyek penelitian secara lebih jelas melalui 3. Penggunaan aksen 2. Dapat berbicara
pengamatan dan wawancara. Untuk tujuan penutur asli dengan waktu yang
lama
pengamatan, mahasiswa diminta untuk
Total Skor = skor pada ketepatan berbicara + skor pada
berbicara atau mempresentasikan topik- kefasihan berbicara
topik bahasan yang telah dibagi oleh dosen
di depan kelas dengan mengaplikasikan Hasil presentasi yang dilakukan
beberapa langkah pembelajaran yang biasanya mahasiswa menunjukkan bahwa keterampilan
diaplikasikan, seperti 1) membahas tentang berbicara mereka masih dalam kategori rendah.
pola kalimat dan kosakata; 2) memberikan Isi presentasi secara umum cenderung kurang
pekerjaan rumah kepada mahasiswa untuk lengkap, dalam arti tidak menggambarkan
mempersiapkan diri berbicara di depan kelas topik bahasan dan pengalaman yang ingin
tentang topik-topik tertentu; 3) meminta dipaparkan secara jelas. Hal ini juga diwarnai
mahasiswa satu demi satu untuk berbicara penggunaan bahasa yang dipenuhi dengan
di depan kelas tentang topik yang telah kesalahan gramatika dan pelafalan yang
89
Sukarir N, A. Zaenal Abidin, Umi Setijowati, Nugraheti S Sb. Peningkatkan Keterampilan Berbicara Mahasiswa Pgsd Dalam Perkuliahan Bahasa Indonesia ...
substantif sehingga sangat mengganggu anak, penggunaan bahasa oleh anak SD,
pemahaman. dan lain-lain, begitu juga pada fase diskusi
Secara klasikal, nilai rerata mahasiswa dan tanya jawab berhubungan dengan topik
dalam tes keterampilan berbicara adalah yang dibahas. Bahkan, ketika aktivitas task
4,5 yang merupakan suatu kategori kurang. dijalankan mahasiswa langsung mencari
Dari nilai ini, ditemukan bahwa 5 (19,2%) temannya yang lain untuk mencari informasi
mahasiswa mendapatkan skor 3; 10 (38,5%) yang diperlukan (wawancara) berhubungan
mahasiswa mendapatkan skor 4; 5 (19,2%) dengan task-based activities.
mahasiswa mendapatkan skor 5; 5 (19,2%) Keterampilan Mahasiswa dalam
mahasiswa mendapatkan skor 6; dan 1 (3,8%) Berbicara. Pengskoran yang dilakukan
mahasiswa mendapatkan skor 7. terhadap presentasi mahasiswa menunjukkan
Selain itu, hasil wawancara menunjukkan bahwa nilai rerata keterampilan berbicara
bahwa mahasiswa mengalami banyak masalah mahasiswa adalah 6,92; dari nilai tersebut
dalam keterampilan berbicara walaupun diketahui bahwa 9 (34,6%) mahasiswa
mereka sebenarnya memiliki antusiasme mendapatkan skor 6; 10 (38,5%), mahasiswa
yang cukup tinggi untuk meningkatkan mendapatkan skor 7; dan 7 (26,9%) mahasiswa
keterampilan mereka dalam berbicara. mendapatkan skor 8.
Mahasiswa menyadari bahwa mereka banyak Hasil analisis yang dilakukan terhadap
memiliki masalah dalam gramatika dan hasil presentasi mahasiswa menunjukan
kefasihan. Hal ini cenderung disebabkan bahwa dari segi isi dan kefasihan berbahasa
oleh kurangnya rasa percaya diri dan juga sudah cukup baik. Mereka rata-rata bisa
penguasaan materi presentasi. Dalam hal ini, memformulasikan dan menyampaikan
mahasiswa mengakui bahwa mereka sering informasi yang didapat dengan cukup baik
bingung tentang apa saja yang bisa mereka dengan pelafalan yang tepat sehingga isi sajian
sampaikan di depan kelas secara terstruktur. dapat dipahami dengan mudah. Pemilihan kata
Proses Pembelajaran Siklus 1. Siklus juga cukup spesifik untuk menggambarkan
1, pembelajaran dilakukan dalam empat kali situasi yang disampaikan dengan jelas.
pertemuan tatap muka sesuai dengan topik- Penggunaan gramatika yang tepat juga
topik bahsan yang telah dibagi. Pertemuan diobservasi pada presentasi mahasiswa.
empat kali tatap muka dilakukan dengan Kesalahan-kesalahan yang dibuat mahasiswa
distribusi sebagai berikut: (1) menonton cenderung bersifat minor dan tidak
presentasi dan berdiskusi tentang ekspresi- mengganggu pemahaman mahasiswa. Secara
ekspresi bahasa terkait dengan presentasi umum kesalahan-kesalahan gramatika
tersebut, (2) membahas tentang fungsi-fungsi mahasiswa meliputi kata kerja, kata keterangan
bahasa yang bisa digunakan dalam presentasi, waktu, intonasi bicara, suara, pemilihan
dan meminta mahasiswa untuk melakukan kosakata, pembuatan frase preposisi, dan
task; (3) presentasi hasil kegiatan (task) kurangnya determiner.
mahasiswa satu demi satu; dan (4) pemberian Hasil wawancara. Hasil wawancara
umpan balik. yang dilakukan mendukung hasil pengamatan
Berdasarkan hasil pengamatan, pada proses pembelajaran dan peningkatan
ditemukan bahwa mahasiswa cukup antusias keterampilan mahasiswa dalam berbicara.
dalam presentasi sesuai dengan topik-topik Mahasiswa yang diwawancarai menyatakan
bahasan yang telah dibagi, misalnya berbicara bahwa dengan model pembelajaran
tentang pengalaman menarik, presentasi yang mengkombinasikan task-based
tentang pembelajaran bahasa Indonesia untuk activity dan AVA mereka bisa lebih cepat
90
Sukarir N, A. Zaenal Abidin, Umi Setijowati, Nugraheti S Sb. Peningkatkan Keterampilan Berbicara Mahasiswa Pgsd Dalam Perkuliahan Bahasa Indonesia ...
91
Sukarir N, A. Zaenal Abidin, Umi Setijowati, Nugraheti S Sb. Peningkatkan Keterampilan Berbicara Mahasiswa Pgsd Dalam Perkuliahan Bahasa Indonesia ...
task-based activity dan AVA, mereka bisa lebih yang berbasis task. Berdasarkan skor hasil tes
cepat memahami ekspresi-ekspresi gramatika mahasiswa, terlihat adanya suatu peningkatan
dan penggunaannya. Mahasiswa juga yang bagus dari fase identifikasi masalah
menyatakan bahwa dengan model pendekatan sampai pada siklus 2. Pada fase identifikasi
yang berorientasi pada task, dialog, interview masalah, nilai rerata mahasiswa secara
atau percakapan yang dilakukan, terasa klasikal adalah 4,5 yang berada pada kategori
lebih bermakna dan menarik. Hal ini terjadi kurang. Dari nilai ini, hanya 6 (23%) orang
karena mereka bisa merasakan kebutuhan yang mendapatkan skor lebih besar daripada
untuk berkomunikasi dan ketika mereka atau sama dengan 6, sedangkan sisanya
melakukan dialog atau percakapan tersebut (77%) mendapatkan skor kurang daripada 5.
mereka melakukannya untuk tujuan-tujuan Pada siklus 1 rerata keterampilan berbicara
komunikasi. Mereka juga mengungkapkan mahasiswa PGSD UNNES adalah 6,92;
bahwa pemberian kisi-kisi pertanyaan yang dari nilai tersebut diketahui bahwa ke-26
perlu untuk dipakai dalam mewawancarai mahasiswa (100%) mahasiswa mendapatkan
mahasiswa yang lain dan juga presentasi skor sama dengan atau lebih besar dari 6. Pada
materi yang dipakai dengan menggunakan siklus 3 skor rerata keterampilan berbicara
AVA membantu mereka untuk membuat mahasiswa meningkat menjadi adalah 7,54.
presentasi lebih terstruktur. Berdasarkan nilai tersebut diketahui bahwa
100% siswa mendapatkan skor sama dengan
Pembahasan atau lebih besar daripada 6. Gambaran visual
Kalau hasil penelitian seperti diungkap perbandingan ketiga hasil tes disajikan pada
di atas dicermati dengan saksama akan Gambar 2
terungkap bahwa kriteria keberhasilan yang
telah ditentukan sebelumnya telah dicapai
pada siklus pertama. Dalam hal ini, kriteria
yang ditetapkan berupa skor minimal untuk
keterampilan mahasiswa dalam berbicara
telah tercapai. Selain itu, respon dan motivasi
mahasiswa selama proses pembelajaran juga
positif.
Meskipun demikian, penelitian ini tetap
dilakukan sampai pada siklus berikutnya.
Hal ini dilakukan karena tim peneliti ingin
memperkuat hasil penelitian yang telah Gambar 2 Peningkatan Keterampilan
ditemukan. Dengan adanya siklus kedua, Mahasiswa dalam
di mana terjadi peningkatan yang lebih baik Berbicara
pada proses pembelajaran dan motivasi
mahasiswa, dan juga pada pemahaman Tampak suatu peningkatan yang bersifat
model pembelajaran yang diterapkan dalam kontinum pada gambar 2, hal ini sesuai
meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam dengan hasil penelitian Murdibjono (2005)
berbicara. dan Shumim (2002). Murdibjono (2005)
Pada bagian ini dibahas dua hal pokok, menjelaskan bahwa task-based activity
yaitu (1) peningkatan keterampilan mahasiswa dengan bantuan audio visual aids sangat
dalam berbicara dan (2) respon mereka efektif untuk meningkatkan keterampilan
terhadap implementasi model pembelajaran berbicara dan menyimak bahasa Indonesia
92
Sukarir N, A. Zaenal Abidin, Umi Setijowati, Nugraheti S Sb. Peningkatkan Keterampilan Berbicara Mahasiswa Pgsd Dalam Perkuliahan Bahasa Indonesia ...
93
Sukarir N, A. Zaenal Abidin, Umi Setijowati, Nugraheti S Sb. Peningkatkan Keterampilan Berbicara Mahasiswa Pgsd Dalam Perkuliahan Bahasa Indonesia ...
94