Anda di halaman 1dari 2

Mahārah al-Kalām adalah kemampuan mengungkapkan bunyibunyi artikulasi atau kata-kata untuk

mengekspresikan pikiran berupa ide, pendapat, keinginan, atau perasaan kepada lawan bicara. Dalam
makna yang lebih luas, berbicara merupakan suatu sistem tanda-tanda yang dapat didengar dan dilihat
yang memanfaatkan sejumlah otot dan jaringan otot tubuh manusia untuk menyampaikan pikiran dalam
rangka memenuhi kebutuhannya.23

Pada hakekatnya mahārah kalām merupakan kemahiran menggunakan bahasa yang paling rumit, yang
dimaksud dengan kemahiran berbicara adalah kemahiran mengutarakan buah pikiran dan perasaan
dengan kata-kata dan kalimat yang benar, ditinjau dari sistem gramatikal, tata bunyi, di samping aspek
mahārah berbahasa lainnya yaitu menyimak, membaca, dan menulis.

Kemampuan berbicara (mahārah al-kalām) didasari oleh; kemampuan mendengarkan (reseptif),


kemampuan mengucapan (produktif), dan pengetahuan (relative) kosa-kata dan pola kalimat yang
memungkinkan siswa dapat mengkomunikasikan maksud/fikirannya.24

Secara umum Mahārah Al-Kalām bertujuan agar mampu berkomunikasi lisan secara baik dan wajar
dengan bahasa yang mereka pelajari. Secara dan wajar mengandung arti menyampaikan pesan kepada
orang lain dalam cara yang secara sosial dapat diterima. Beberapa model

latihan berbicara antara lain:

1. Latihan asosiasi dan identifikasi Latihan ini terutama dimaksudkan untuk melatih spontaitas siswa dan
kecepatannya dalam mengidentifikasi dan megasosiasikan makna jaran yang didngarnya. Bentuk
latihannya antara lain:

a. Guru menyebut satu kata, sswa menyebut kata lain yang ada hubugannya dengan kata tersebut.

b. Guru menyebut satu kata, siswa menyebut kata lain yang tidak ada hubungannya dengan kata
tersebut.

c. Guru menyebut satu kata (ism), siswa menyebut kata sifat yang sesuai dengan kata tersebut.

d. Guru menyebut satu kata (fi‟il), siswa menyebut pelaku (fa‟il) yang cocok dengan kata tersebut.

2. Latihan Pola Kalimat (pattern practice)

Latihan ini dilakukan melaui berbagai drill, baik yang bersifat mekanis, bermakna maupun komunikatif
yang dipraktekkan secara lisan.

3. Latihan Percakapan
Latihan percakapan ini terutama mengambil topik tentang kehidupan sehari-hari tau kegiatan ang dekat
dengan kehidupan siswa. Dalam kegiatan ini juga diajarkan berbagai macam ucapan selamat (tahiyat),
ungkapan basa-basi dan lain-lain. Tidak hanya aspek-aspek bahasa yang diajarkan tetapi juga aspek
sosial budaya seperti sopan santun, gerak-gerik, bahasa tubuh dan perilaku dalam bercakap-cakap.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa mahārah kalām adalah kemahiran mengutarakan buah pikiran dan
perasaan dengan kata-kata dan kalimat yang benar, ditinjau dari sistem gramatikal, tata bunyi yang
bertujuan agar mampu berkomunikasi lisan secara baik dan wajar dengan bahasa yang mereka pelajari.

b. Evaluasi Pembelajaran dalam Mahārah Kalām

Hal yang harus dilakukan oleh seorang guru selesai menyampaikan materi adalah guru harus melakukan
evaluasi pembelajaran. Evaluasi terhadap hasil belajar yang bertujuan untuk mengetahui ketuntasan
siswa dalam menguasai kompetensi dasar. Dari hasil evaluasi tersebut dapat diketahui kompetensi
dasar, materi, atau indikator yang belum mencapai ketuntasan.26

Dengan melakukan evaluasi pembelajaran maka guru akan mendapatkan manfaat yang besar yaitu
dapat melakukan perbaikan pada pelaksanaan berikutnya. Evaluasi pembelajaran dapat dilakukan
dengan cara pengukuran, dalam mengukur kemampuan berbicara itu didasarkan sampai atau tidaknya
materi yang disampaikan oleh penutur kepada pendengar. Karena bahasa itu adalah abstrak, maka
untuk mengetahui kemampuan bahasanya dilakukan dengan cara menngukur gejala-gejalanya

“gejala-gejala tersebut adalah:1) pengucapan, seberapa baik siswa dalam mengucapkan satu kata atau
kalimat, 2) tata bahasa, seberapa baik siswa menjaga aturan tata bahasa dalam berbicara, 3) kosa kata,
seberapa banyak perbendaharaan kosa kata yang dimiliki dan digunakan siswwa dalam berbicara, 4)
pemahaman, seberapa baik siswa dalampemahaman terhadap komunikasi bahasa yang digunakan.27

Untuk mengukur komponen-komponen di atasa dapat dilakukan dengan cara bercerita singkat,
menceritakan kembali, berbicara bebas, percakapan, interview (wawancara). Untukbmelakukan
penilaian terhadap aspek-aspek kemampuan berbahasa dalam berbicaar perlu diidentifikasi sesuai
tingkat penguasaannya. Uraian dan rincian tersebut perlu disusununtuk kemampuan berbicara dikenal
dengan penggunaan model FSI (Foreign service Institute) yang baik digunakan secara umum dan global
maupun terperinci. adapun rincian kemampuan berbicara menurut FSI (Foreign service Institute)28

Anda mungkin juga menyukai