Anda di halaman 1dari 9

PENERAPAN METODE DISKUSI SHOW AND TELL DALAM MENINGKATKAN

KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI PADA SISWA KELAS 3 SD

Railsa Ivena Kaltsum


158620600169/6/A4/S-1 PGSD Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
railsaivena@gmail.com

Artikel ini dibuat untuk Memenuhi Tugas Ujian Tengah Semester (UTS) pada Matakuliah
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan Dosen Pengampu Mohammad Faizal Amir, M.Pd

Abstrak
Berkomunikasi merupakan suatu hal yang sangat penting di dalam kehidupan manusia.
Dalam keterampilan berkomunikasi seringkali banyak hambatan dan juga kesulitan. Seperti pada
mata pelajaran Bahasa Indonesia yang lebih mengutamakan siswa untuk aktif dalam berdiskusi
dan memberikan tanggapan dari hasil diskusi yang dipresentasikan. Dalam permasalahan berikut,
peneliti menggunakan Penelitian Tindakan Kelas untuk membantu mengatasi permasalahan yang
ada di kelas dalam meningkatkan keterampilan berkomunikasi pada siswa kelas 3 SD. Di siklus I
meliputi tahapan-tahapan : (1) perencanaan (planning) yang meliputi : mempersiapkan RPP sesuai
dengan sintaks metode Show and Tell, membuat soal pre-test, membuat LKS berupa lembar
diskusi, serta mempersiapkan rubrik penilaian; (2) tindakan (acting) yang meliputi : menjalankan
kegiatan sesuai RPP, memberi soal pre-test, mengerjakan LKS, melakukan penilaian pada siswa;
(3) observasi (observing) yang meliputi : mengamati kegiatan siswa di dalam kelas serta menilai
adanya peningkatan dari metode yang diterapkan oleh peneliti dengan menggunakan lembar
observasi; dan (4) refleksi (reflecting) yang meliputi analisis data yang diperoleh dari peneliti
dalam kegiatan observasinya. Di siklus II meliputi tahapan-tahapan : (1) Perencanaan yang
meliputi : mempersiapkan RPP dengan tema dan pembahasan yang berbeda dari yang sebelumnya
ada di siklus I, mempersiapkan pre-test, dan mempersiapkan lembar diskusi dengan tema dan
pembahasan yang berbeda; (2) Tindakan yang meliputi : mengerjakan soal pre-test, menjelaskan
materi baru yang nantinya akan dijadikan soal diskusi, melakukan diskusi secara kelompok; (3)
Pengamatan yang meliputi : kegiatan pembelajaran siswa dengan berdiskusi kelompok tentang
cerita “Dompet Ayah” dengan menceritakan kembali dan memberikan tanggapan; (4) Refleksi
yang meliputi : hasil dari pre-test.

Kata Kunci: show and tell, keterampilan berkomunikasi

PENDAHULUAN Di sekolah dasar misalnya, sekolah


Berkomunikasi merupakan suatu hal dasar adalah sekolah tingkat awal dimana siswa
yang sangat penting di dalam kehidupan diberi pengetahuan awal yang lebih mendasar
manusia. Keterampilan komunikasi ini sendiri dan nantinya akan dilanjutkan ke jenjang yang
adalah suatu kemampuan dan keahlian dalam lebih tinggi lagi tentunya. Dengan
berkomunikasi. Keterampilan berkomunikasi dilanjutkannya ke jenjang yang lebih tinggi
ini digunakan dalam kehidupan sehari-hari lagi, siswa harus lebih melatih cara
seperti ketika berbicara di depan masyarakat, berkomunikasi dalam keterampilan
dan dapat melatih kepercayaan diri dalam berkomunikasinya. Dengan begitu pentingnya
berkomunikasi bagi setiap orang. Apabila terus keterampilan berkomunikasi, di dunia
dilatih, keterampilan berkomunikasi tentu akan pendidikan kurikulum juga menjadikan tujuan
semakin bertambah baik. Dan sebaliknya, jika pengajaran bahasa yang lebih mengarahkan
seseorang merasa malu, ragu, bahkan takut kepada keterampilan dalam berbahasa, dan juga
salah ketika sedang berlatih untuk keterampilan berkomunikasi yang juga
berkomunikasi, tentunya keterampilan termasuk di dalamnya. (Budiningsih, 2005).
berkomunikasi yang dimilikinya akan semakin Komunikasi disini juga memiliki artian sebagai
jauh dari penguasaan. (Cahyani, 2012) suatu hubungan yang dilakukan oleh satu orang

1
dengan orang yang lain dalam suatu interaksi. Dengan adanya permasalahan-
Dalam suatu proses interaksi ini dimaksudkan permasalahan yang ada seperti yang sudah
agar saling bertukar pikiran dan saling dijelaskan di atas, terdapat berbagai macam
memahami antar sesama manusia. (Soewarno, keterampilan berkomunikasi yang dapat
1980). diajarkan kepada siswa, yaitu komunikasi
Menurut Suprapto dan Fahrianoor secara tertulis (written communication),
(2001:15), komunikasi adalah hubungan antara komunikasi secara lisan (oral communication),
pengirim dengan penerima yang dimana dan komunikasi secara non verbal (non-verbal
memliki tujuan bersama untuk saling communication). Dalam keterampilan
menyampaikan suatu informasi pesan yang berkomunikasi ini harus terdapat kemampuan-
berbentuk simbol atau lambang. Menurut Colin kemampuan yang meliputi keahlian yang
Cherry (dalam Mardikunto, 1992:69), menyesuaikan cara berbicara dengan kondisi
komunikasi adalah suatu proses penyampaian lingkungannya.
informasi demi tujuan bersama yang dimana Dalam hal ini peneliti berfikir bahwa
dapat mengatasi permasalahan-permasalahan keterampilan berkomunikasi harus dapat
yang ada dan berkaitan. Komunikasi juga ditingkatkan dengan adanya metode yang
merupakan proses penyampaian pesan oleh diterapkan. Salah satu metode yang sekiranya
orang yang satu dengan orang yang lain dimana mampu mengatasi masalah dalam
hal ini dilakukan untuk memberitahu tentang berkomunikasi adalah metode show and tell.
pendapat, tingkah laku, dan juga cara Metode ini merupakan suatu metode
mengubah sikap-sikap. (Effendi, 1996:6). Dan menunjukkan serta menjelaskan kepada siswa
dapat diambil kesimpulan bahwa komunikasi dan juga menceritakan sesuatu dengan bantuan
merupakan suatu proses interaksi dimana media. Dengan adanya metode ini bertujuan
dimaksudkan untuk saling melengkapi, untuk membantu meningkatkan keterampilan
memperbaiki, dan memahami segala berkomunikasi pada siswa terutama untuk
permasalahan-permasalahan yang dialami oleh siswa SD kelas rendah.
setiap orang yang melakukan suatu komunikasi. Manfaat dari metode Show and Tell ini
Dalam keterampilan berkomunikasi sendiri yaitu : (1) supaya para siswa dapat
seringkali banyak hambatan dan juga kesulitan. memahami problem-problem sosial yang ada
Seperti pada mata pelajaran Bahasa Indonesia pada dirinya dengan baik, yang dimana hal
yang lebih mengutamakan siswa untuk aktif tersebut akan lebih mudah bagi mereka dalam
dalam berdiskusi dan memberikan tanggapan memahami konsep teoritis yang diajarkan oleh
dari hasil diskusi yang dipresentasikan. Dengan guru kepada para siswa; (2) menanamkan sikap
begitu banyak membuat siswa merasa ragu demokratis terhadap siswa dengan
bahkan takut untuk menyampaikan menggunakan pendekatan partisipatoris dalam
tanggapannya di depan kelas. Tidak hanya itu, suatu proses pembelajaran; (3) kesempatan bagi
dengan kurangnya keterampilan berkomunikasi guru dan para siswa untuk melaksanakan
yang dimiliki oleh siswa membuat aktivtitas sebuah refleksi implikasi pedagogik dalam
siswa masih bergantung dan berpusat pada mengatasi permasalahan-permasalahan sosial;
guru. Dan karena hal itu dapat membuat hasil (4) dalam meningkatkan proses pembelajaran,
belajar siswa menurun dalam mata pelajaran guru mengajarkan keberanian kepada siswa
Bahasa Indonesia. Seperti pada kenyataannya, agar bisa mengatasi problematika sosial yang
pada anak kelas IIIB di SDN Jati Sidoarjo yang ada pada setiap siswa. (Musfiroh, 2011).
dimana siswa nya masih banyak kesulitan Metode Show and Tell baik digunakan
dalam menyampaikan tanggapan dan dalam membantu siswa untuk mengungkapkan
pendapatnya ketika diminta maju ke depan kemampuan, perasaan, dan keinginan siswa
kelas oleh guru. untuk menceritakan apa saja yang ingin
diungkapkannya. Saat anak bercerita guru dapat

2
melakukan asesmen untuk mengetahui kelas mereka dapat mengambil kesimpulan dari
perkembangan anak tersebut. Guru dapat apa yang akan mereka ceritakan dan apa yang
melanjutkan topik yang dibicarakan anak nantinya akan mereka tanggapi. Menurut
tersebut untuk pembelajaran. Biasanya banyak (Amir, 2015), berpikir kritis adalah suatu
anak mengungkapkan perasaannya melalui aktivitas yang dilakukan oleh seseorang dalam
metode ini. (Isjoni, 2007). mengumpulkan, menganalisis, dan
Metode Show and Tell ini juga bisa mengevaluasi dari suatu informasi terkait
mengajarkan kepada siswa bagaimana cara dengan hal yang hendak ia teliti yang nantinya
memperhatikan dan memberikan tanggapan dapat dijadikan suatu kesimpulan dalam
kepada temannya yang sedang bercerita. menyelesaikan suatu permasalahan.
(Sulistyo, 2011). Terdapat juga keunggulan Berikut adalah sintaks dari penerapan
yang dimiliki oleh metode Show and Tell yang metode Show and Tell, yaitu : (1) mengenalkan
salah satunya adalah dapat memberi metode show and tell beserta cara-cara
kesempatan kepada siswa untuk tidak ragu pelaksanaannya; (2) dilakukan dengan guru
melakukan hands-on dalam kegiatan sebagai modelnya; (3) memberikan
pembelajaran dengan memanfaatkan berbagai kesempatan/waktu untuk siswa berpikir; (4)
benda yang ada di dalam kelas. Dengan begitu ketika siswa sedang melakukan show and tell,
dapat melatih keaktifan siswa dalam menjawab guru akan menyediakan lembar observasi
pertanyaan yang diberikan oleh guru. Tidak dalam bentuk checklist; (5) siswa diberi
hanya itu, kegiatan yang dilakukan dengan kesempatan dalam melakukan tanya jawab
menggunakan tangan juga terkait dengan setelah melaksanakan show and tell.
materi keaksaraan melalui kegiatan asosiasi
huruf awal (associating beginning letters) dan METODE
bunyi-bunyi dengan objek riil (sounds with real Dalam permasalahan berikut, peneliti
objects). (Musfiroh, 2011). menggunakan metodologi dari Penelitian
Dan juga penjelasan dari metode Show Tindakan Kelas (PTK) untuk membantu
and Tell ini sendiri menjelaskan bahwa Show menyelesaikan permasalahan yang ada di
and Tell mensyaratkan guru atau pendidik dalam kelas guna meningkatkan keterampilan
berperan sebagai fasilitator, advisor, dan berkomunikasi pada siswa kelas 3 SD.
komunikator. Pendidik memfasilitasi anak agar Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu usaha
memilih benda-benda yang akan digunakan yang dilakukan dengan sengaja oleh guru
dalam kegiatan Show and Tell, memberikan dengan cara melihat ataupun mengamati siswa
saran pada anak tentang materi dan isi Show saat melakukan belajar kelompok dengan
and Tell, serta membantu anak memberikan sebuah tindakan yang sekiranya
mengkomunikasikan apa yang dipikirkan dan dapat membantu problematika pada siswa.
dirasakannya. Anak berperan sebagai (Mulyasa, 2012).
penyampai pesan, pemilik pesan dan penyimak Penelitian Tindakan Kelas juga
sebaya. Di dalam kegiatan Show and Tell, anak merupakan suatu tindakan yang berupa
sebagai pelaku penyampai pesan (menunjukkan penelitian yang bertujuan untuk memecahkan
dan menceritakan suatu benda sesuai masalah dan mengatasi masalah-masalah yang
keperluan), anak pulalah yang memiliki pesan berhubungan dengan proses pembelajaran guru
sehingga baginya bebas menunjukkan jati diri di dalam kelas. (Siswono, 2008). Menurut
dan keinginannya. Public dalam Show and Tell (Amir dan Sartika, 2017). PTK adalah suatu
adalah anak-anak lain di kelas atau komunitas proses pembelajaran yang sudah terencana
tertentu. (Musfiroh, 2011). yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan
Metode Show and Tell sendiri juga juga kemampuan dalam mengatasi
mengajak siswa untuk berpikir kritis, agar permasalahan-permasalahan yang muncul di
ketika mereka diminta untuk maju ke depan dalam kelas.

3
Terdapat juga beberapa karakteristik menurut John Elliot yang dimana setiap siklus
dari Penelitian Tindakan Kelas itu sendiri, yaitu nya terdiri dari 4 tahap, yaitu : (1) perencanaan
: (1) permasalahan dari PTK ini berasal dari (planning) yang meliputi : mempersiapkan RPP
guru. Adanya penelitian tindakan kelas ini sesuai dengan sintaks metode Show and Tell,
dimaksudkan supaya guru dapat mengetahui membuat soal pre-test, membuat LKS berupa
permasalahan apapun yang ada di dalam kelas lembar diskusi, serta mempersiapkan rubrik
serta dapat mengatasi segala macam bentuk penilaian; (2) tindakan (acting) yang meliputi :
permasalahannya; (2) pengumpulan data yang menjalankan kegiatan sesuai RPP, memberi
berasal dari hasil praktek sendiri. Guru soal pre-test, mengerjakan LKS, melakukan
melakukan berbagai cara untuk mengumpulkan penilaian pada siswa; (3) observasi (observing)
data yang nantinya akan dijadikan bahan yang meliputi : mengamati kegiatan siswa di
penelitiannya; (3) penelitian yang dilakukan di dalam kelas serta menilai adanya peningkatan
dalam kelas dan lebih terfokus pada kegiatan dari metode yang diterapkan oleh peneliti
pembelajaran dan interaksi yang dilakukan oleh dengan menggunakan lembar observasi; dan (4)
guru dan siswa; (4) selalu melakukan perbaikan refleksi (reflecting) yang meliputi analisis data
secara bertahap guna mendapatkan hasil yang diperoleh dari peneliti dalam kegiatan
penelitian dan pemecahan masalah yang sesuai observasinya yang nantinya akan ada indikator
dengan permasalahan yang berkaitan sehingga pencapaian keberhasilan siswa dari hasil
terdapat siklus-siklus yang tersusun secara wawancara dengan guru kelas terkait masalah
sistematis. (Siswono, 2008). keterampilan berkomunikasi dalam
Tidak hanya itu, PTK juga memiliki pembelajaran Bahasa Indonesia kelas 3 SD.
prinsip-prinsip pelaksanaan, yaitu : (1) Subjek penelitian disini adalah siswa kelas IIIB
pelaksanaan PTK tidak boleh menghambat SD Negeri Jati Sidoarjo yang berjumlah 30
kegiatan pembelajaran; (2) metode yang siswa.
digunakan harus reliabel, yaitu terencana agar Jenis data yang digunakan adalah data
tindakan dapat dirumuskan dalam hipotesis kuantitatif. Data kuantitatif adalah suatu jenis
tindakan yang nantinya akan diuji; (3) data yang dimana dapat dihitung secara
permasalahan yang dipilih harus nyata, langsung yang berupa angka ataupun bilangan.
menarik, tidak terlalu menyulitkan, dan dapat (Sugiyono, 2013).
diselesaikan sesuai dengan kemampuan si Menurut Fraenkei et al (2012),
peneliti; (4) pengumpulan data tidak terlalu penelitian kuantitatif dibagi menjadi 5 macam,
banyak membuang waktu; (5) metode dan yaitu : (1) penelitian survei (survey research);
teknik tidak memberatkan dan tidak menuntut (2) penelitian korelasi (correlational research);
kemampuan guru baik dalam segi waktu; (6) (3) penelitian tunggal (single-subject research);
harus memperhatikan etika penelitian dan (4) penelitian eksperimen (experiment
tatacara pelaksanaan penelitian yang berlaku research); (5) penelitian kausal komparatif
untuk umum dan adanya persetujuan dari pihak (causal-comparative research).
yang terkait dengan prinsip-prinsip penelitian; Sumber data yang didapat oleh peneliti
(7) kegiatan penelitian harus memiliki jangka adalah dengan kegiatan wawancara disertai
panjang yang baik, agar terdapat peningkatan observasi yang dilakukan oleh peneliti dengan
dan pengembangan. wali kelas IIIB.
Dalam hal ini prosedur penelitian yang Instrumen penelitian merupakan alat
dipakai oleh peneliti adalah prosedur penelitian ukur yang digunakan untuk mendapatkan
tindakan kelas yang dilakukan dalam 2 siklus. informasi kuantitatif tentang variasi
Penelitian ini dilakukan dalam kurun waktu karakteristik variabel secara objektif. (Ibnu
selama 2 hari yang dimulai pada tanggal 25-26 Hadjar, 1996). Instrumen yang digunakan
April 2018 di SD Negeri Jati Sidoarjo. meliputi : (1) soal pre-test; (2) LKS diskusi
Penelitian ini menggunakan model PTK

4
kelompok; (3) rubrik penilaian peningkatan Kegiatan perencanaan meliputi
keterampilan berkomunikasi. kegiatan awal yang dilakukan sebelum
Teknik pengumpulan data dari terjun ke lapangan.
penelitian meliputi : wawancara dan observasi. Di dalam perencanaan siklus I terdapat
Dan hasil yang didapatkan dari pengumpulan kegiatan berikut : (1) mempersiapkan RPP
data adalah : (1) kesulitan pada siswa dalam dengan menggunakan metode show and tell
menyampaikan hasil diskusi kelompok dan untuk kelas 3 SD dalam mata pelajaran
mengutarakan pendapat yang dimana masalah Bahasa Indonesia; (2) mempersiapkan soal
ini didapat dari hasil wawancara dengan guru pre-test; (3) mempersiapkan LKS (Lembar
kelas IIIB; (2) data nilai keterampilan Kerja Siswa) berupa lembar diskusi yang
berkomunikasi dengan tes lisan dan juga pre- nantinya secara berkelompok; (4)
test pada siswa kelas IIIB; (3) data tentang mempersiapkan rubrik penilaian tentang
keterampilan dalam berkomunikasi yang adanya peningkatan keterampilan
didapatkan dari observasi peneliti tentang berkomunikasi pada siswa.
keterampilan berkomunikasi di dalam kelas.
Teknik analisis data berfungsi untuk 2) Tindakan (acting)
mengetahui adanya relasi antara masalah yang Dalam tindakan disini, guru
telah ada dengan akar dari masalah itu sendiri. melakukan suatu implementasi
Tidak hanya itu, peneliti menggunakan teknik pembelajaran dikelas.
analisis data secara deskriptif yang disajikan Di dalam tindakan siklus I ini terdapat
berupa tabel, diagram, grafik, dan lain kegiatan berikut : (1) menjalankan kegiatan
sebagainya. Dengan teknik analisis secara sesuai dengan RPP yang sebelumnya telah
deskriptif inilah yang menjadi dasar dalam dipersiapkan; (2) memberikan soal pre-test;
pencapaian indikator keberhasilan pada siswa. (3) mengerjakan LKS yang berupa lembar
Berikut adalah tabel indikator pencapaian diskusi yang telah dipersiapkan; (4)
keberhasilan pada siswa : melakukan penilaian dengan menggunakan
Variabel penelitian ini berupa soal pre- rubrik penilaian tentang peningkatan
test yang telah dibuat oleh peneliti untuk berkomunikasi pada siswa; (5) memberi
sasaran subjek penelitian. Dan juga LKS waktu kepada siswa untuk berpikir tentang
diskusi yang telah dimuat dalam RPP dan masalah yang dibahas saat diskusi.
dibuat oleh peneliti.

HASIL DAN PEMBAHASAN 3) Pengamatan (observing)


Penelitian ini dilakukan di kelas IIIB di Di dalam pengamatan siklus I ini
SD Negeri Jati Sidoarjo. Terdapat 2 siklus peneliti mengamati berjalannya proses
dalam observasi ini yang dimana peneliti disini pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah
menggunakan model PTK menurut John Elliot. dipersiapkan dengan menggunakan metode
Observasi ini dilakukan selama 2 hari pada show and tell dalam berkomunikasi pada
tanggal 24-25 April 2018. mata pelajaran Bahasa Indonesia. Kegiatan
Berikut adalah tahapan dan penjelasan dari yang diamati oleh peneliti, yaitu : (1)
siklus I dan siklus II: kegiatan pembelajaran siswa dengan
melakukan diskusi tentang cerita yang
Siklus I : dimana siswa memberikan solusi dan
Di siklus yang pertama, peneliti menjabarkan tanggapan mengenai cerita tersebut. Dalam
tentang Metode Show and Tell dengan tahapan- pengamatan ini, ketuntasan dan presentase
tahapan sebagai berikut : yang dicapai oleh siswa adalah 20 siswa
(60%) yang berhasil menuntaskan dan 10
1) Perencanaan (planning) siswa (40%) yang tidak berhasil

5
menuntaskan; (2) kesulitan siswa dalam
berkomunikasi secara lisan di depan kelas; 2) Tindakan (acting)
(3) pengamatan dalam penguasaan Di dalam tindakan siklus II ini
berbahasa dan komunikasi siswa; (4) adalah penyempurnaan dari siklus I
pengamatan tentang sikap kepercayaan diri yang di dalamnya terdapat kegiatan
siswa saat menyatakan tanggapan. berikut : (1) mengerjakan soal pre-test;
(2) menjelaskan materi baru yang
4) Refleksi (reflecting) nantinya akan dijadikan soal diskusi;
Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti (3) melakukan diskusi secara kelompok
dalam refleksi adalah membandingkan yang terdiri dari 5-6 siswa di setiap
antara hasil tes, rubrik penilaian, lembar kelompoknya; (4) melakukan penilaian
observasi terhadap indikator keberhasilan kembali dengan menggunakan rubrik
yang di dapat oleh peneliti dari hasil penilaian.
pengamatan yang dilakukan di kelas.
3) Pengamatan (observing)
Dari tahapan-tahapan yang ada di Dalam siklus II ini yang
siklus I, di dapatlah hasil refleksi sebagai dilakukan oleh peneliti adalah
berikut : (1) hasil presentase dari pre-test mengamati kembali seperti berikut : (1)
hanya 50% yang mencapai nilai ketuntasan; kegiatan pembelajaran siswa dengan
(2) hasil presentase dari LKS yang berupa berdiskusi kelompok tentang cerita
diskusi juga hanya mencapai presentase “Dompet Ayah” dengan menceritakan
sebesar 60% yang berhasil tuntas; (3) dari kembali dan memberikan tanggapan
hasil pengamatan dalam penguasaan terhadap cerita yang dibacakan oleh
berbahasa dan komunikasi siswa dinyatakan kelompok lain; (2) siswa mulai
masih ada beberapa siswa yang masih mengerti dan ada peningkatan terhadap
kurang menguasai bahasa dan komunikasi. materi yang diajarkan dengan sikap
Dari hasil penelitian pada siklus I yang mulai berani untuk
masih dikatakan belum ada peningkatan menyampaikan tanggapannya di
dalam keterampilan berkomunikasi yang hadapan teman-teman kelasnya. Dalam
diterapkan dengan menggunakan metode pengamatan ini, ketuntasan
Show and Tell. Maka dari itu peneliti pembelajaran dari metode show and
melakukan penelitian kembali seperti yang tell yang dicapai oleh siswa adalah
ada pada siklus II berikut : 80%.
Dari hasil penelitian pada siklus
Siklus II : II sudah dapat dikatakan ada
Pada siklus II ini tahapan-tahapan penelitian peningkatan dalam keterampilan
yaitu : berkomunikasi dengan menggunakan
1) Perencanaan (planning) metode Show and Tell sebesar 20%
Dalam perencanaan siklus II presentase peningkatan.
meliputi : (1) mempersiapkan RPP
dengan tema dan pembahasan yang 4) Refleksi (reflecting)
berbeda dari yang sebelumnya ada di Dari tahapan-tahapan yang ada di
siklus I; (2) mempersiapkan pre-test; siklus II di dapat hasil refleksi sebagai
(3) mempersiapkan lembar diskusi berikut : (1) hasil dari pre-test terdapat
dengan tema dan pembahasan yang peningkatan sebesar 20% sehingga
berbeda dari yang sebelumnya; (4) menjadi 70%; (2) dari hasil
melakukan penilaian dengan rubrik pengamatan dalam berbahasa dan
penilaian. berkomunikasi sudah mulai banyak

6
siswa yang mulai menguasai bacaan dan memberi tanggapan yang terkait
keterampilan dalam berkomunikasi; (3) dengan cerita yang dibaca sebelumnya; (2)
dari hasil LKS berupa diskusi dengan adanya metode Show and Tell dapat
kelompok terdapat peningkatan dengan menurunkan rasa malu, ragu, dan takut yang
presentase mencapai 75% ketuntasan. dialami oleh siswa saat menyampaikan
Dari hasil penelitian yang terdapat pendapatnya di hadapan teman-teman
di siklus II peneliti dapat menemukan sekelasnya; (3) meningkatkan penguasaan
adanya peningkatan pada siswa kelas siswa dalam keterampilan berkomunikasi.
IIIB SD Negeri Jati Sidoarjo Tahun Dengan adanya hal itu, maka penerapan metode
Ajaran 2017/2018. Berikut disajikan Show and Tell yang telah dibuat oleh peneliti
peningkatan yang terjadi pada kelas dapat dikatakan telah mencapai indikator
IIIB. keberhasilan dalam meningkatkan keterampilan
berkomunikasi pada siswa kelas 3 SD dapat
Tabel 1. Indikator pencapaian keberhasilan dilihat pada grafik di bawah ini :
keterampilan berkomunikasi
No. Tercapai Belum Tercapai
1. Hasil pre-test Pencapaian hasil
dan LKS diskusi pre-test dan LKS
kelompok 64% diskusi kelompok
tuntas. < 64%.
2. Kesulitan yang Kesulitan yang
dialami siswa dialami siswa
sudah tidak masih sangat Grafik 1. Presentase ketuntasan pre-test dan
terlihat. terlihat. LKS diskusi kelompok
3. Dapat lebih Dalam penguasaan
tegas dan cakap berkomunikasi KESIMPULAN
dalam masih kurang Berdasarkan hasil pengamatan yang
berkomunikasi. terlihat. dilaksanakan oleh peneliti, dapat diambil
kesimpulan bahwa metode Show and Tell ini
Tabel 2. Presentase peningkatan ketuntasan bisa meningkatkan keterampilan berkomunikasi
pre-test pada murid kelas IIIB di SD Negeri Jati
No. Fokus Siklus I Siklus II Sidoarjo.. Hal ini terbukti dengan berkurangnya
1. Tuntas (%) 50 % 70% tingkat kesulitan yang dirasakan oleh siswa
2. Belum tuntas 50% 30% ketika siswa menceritakan kembali apa yang
(%) dibaca dan menyampaikan pendapat
menggunakan bahasanya sendiri. Bahkan dapat
Tabel 3. Presentase peningkatan ketuntasan dibuktikan juga dengan semakin meningkatnya
LKS diskusi kelompok keterampilan berkomunikasi dan penguasaan
No. Fokus Siklus I Siklus II berbahasa yang dimilikinya.
1. Tuntas (%) 60% 75% Berdasarkan dari hasil kesimpulan
2. Belum tuntas 40% 25% diatas, saran dari peneliti adalah untuk guru
(%) harus dapat lebih kreatif dan inovatif dalam
Dalam penelitian yang terjadi pada menggunakan metode yang salah satunya
siklus II ini tidak hanya peningkatan seperti seperti Show and Tell agar dapat menarik minat
yang telah dijelaskan di atas, tetapi juga siswa dan juga mengajak siswa untuk lebih
berdampak pada : (1) penurunan tingkat terampil dalam berkomunikasi di depan banyak
kesulitan siswa dalam menceritakan kembali orang. Serta guru juga harus bisa memotivasi

7
siswa baik dalam kegiatan belajarnya selama
berada di sekolah.

DAFTAR PUSTAKA
Amir, M. F. (2015). Proses Berpikir Kritis
Siswa Sekolah Dasar dalam
Memecahkan Masalah Berbentuk Soal
Cerita Matematika Berdasarkan Gaya
Belajar. Jurnal Math Educator
Nusantara, 1(2). 162.
Amir, M. F., & Sartika, S. B. (2017).
Metodologi Penelitian Dasar Bidang
Pendidikan. Sidoarjo: UMSIDA Press.
Budiningsih, Asri. (2005). Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Cahyani, Isah. (2012). Modul Pembelajaran
Bahasa Indonesia. Jakarta: Kementerian
Agama Republik Indonesia.
Frankei, et al. (2011). How to Design and
Evaluate Research in Education 8th
Edition. New York: McGraw-Hill.
Mulyasa, E. (2012). Praktik Penelitian
Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Musfiroh, Takdiroatun. (2011). Show and Tell
Edukatif: Panduan Pengembangan
Social Skill Anak Usia Dini. Yogyakarta:
Lokus.
Siswono, T. Y. E. (2008). Mengajar Dan
Meneliti Panduan Penelitian Tindakan
Kelas Untuk Guru Dan Calon Guru.
Surabaya: UNESA Press.
Soewarno, Handaya. (1980). Pengantar Ilmu
Studi Dan Manajemen. Jakarta: CV Haji
Masagung.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif, dan R&D.
Bandung: CV. Alfabeta.

8
9

Anda mungkin juga menyukai