Anda di halaman 1dari 11

DIADIK: Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan, 8 (2) 2018 p-ISSN 2089-483X

e-ISSN 2655-8130

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN


KETERAMPILAN BERBICARA SISWA

(Studi pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas IV SD NEGERI 11 Kota Bengkulu)

1) 2)
Baniah Barizah, Alexon
1) 2)
SD NEGERI 11 Kota Bengkulu, Universitas Bengkulu
1) 2)
baniahbarizah@ymail.com, alexonibrahim@yahoo.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan keterampilan berbicara siswa
pada pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas IV SD Negeri 11 Kota Bengkulu. Penelitian
yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas yang dipadukan dengan kuasi eksperimen.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 11 Kota Bengkulu sebagai kelas PTK,
kelas eksperimen, dan kelas kontrol. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakan lembar observasi dan tes prestasi belajar yang diberikan kepada siswa untuk
mendapat jawaban dari siswa dalam bentuk tes lisan, tulisan, atau perbuatan. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Metode role playing dapat meningkatkan aktivitas
siswa pada pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas IV SD Negeri 11 Kota Bengkulu; (2)
Metode role playing dapat meningkatkan keterampilan berbicara pada pembelajaran
Bahasa Indonesia di Kelas IV SD Negeri 11 Kota Bengkulu; (3) Metode role playing untuk
meningkatkan aktivitas siswa dan keterampilan berbicara siswa dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia di kelas IV SD Negeri 11 Kota Bengkulu. Data Analisis dengan menggunakan nilai
rata-rata, ketuntasan belajar secara klasikal, dan analisis uji hipotesis. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kemampuan guru dalam mengimplementasi metode pembelajaran
yaitu skor siklus I 25,5 dengan kategori cukup, siklus II skor 37,5 dengan kategori baik dan
siklus III skor 42 dengan kategori baik. dalam meningkatkan aktivitas dan keterampilan
berbicara siswa pada pembelajaran bahasa Indonesia, sebaiknya menggunakan metode role
playing karena sudah terbukti efektif mampu meningkatkan aktivitas dan keterampilan
berbicara siswa.

Kata Kunci: Metode Pembelajatan, Role Playing, Aktivitas Belajar,Keterampilan Berbicara

29
DIADIK: Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan, 8 (2) 2018 p-ISSN 2089-483X
e-ISSN 2655-8130

THE IMPLEMENTATION OF ROLE PLAYING METHOD TO IMPROVE STUDENT ACTIVITIES


AND SPEAKING SKILLS

(Study on Indonesian Subject of Grade IV SD Negeri 11 Kota Bengkulu)


1) 2)
Baniah Barizah, Alexon
1) 2)
SD NEGERI 11 Kota Bengkulu, Universitas Bengkulu
1) 2)
baniahbarizah@ymail.com, alexonibrahim@yahoo.com

Abstract

This study aims to improve the activity and speaking skills of students in learning Indonesian
in grade IV SD Negeri 11 Bengkulu City. This research is a classroom action research
combined with a quasi-experimental. The subjects of this study were fourth grade students
of SD Negeri 11 Bengkulu City as the PTK class, the experimental class, and the control class.
Data collection techniques in this study used observation sheets and learning achievement
tests given to students to get answers from students in the form of oral, written, or action
tests. The results of this study indicate that: (1) Role playing method can increase student
activity in learning Indonesian in grade IV SD Negeri 11 Bengkulu City; (2) The role playing
method can improve speaking skills in Indonesian language learning in Class IV SD Negeri 11
Bengkulu City; (3) Role playing method to improve student activity and student speaking
skills in learning Indonesian in grade IV SD Negeri 11 Bengkulu City. Data analysis using the
average value, classical learning completeness, and hypothesis testing analysis. The results
showed that the teacher's ability to implement the learning method, namely the first cycle
score of 25.5 with sufficient category, the second cycle score 37.5 with good category and
the third cycle score 42 with good category. In improving students 'speaking activities and
skills in learning Indonesian, it is better to use the role playing method because it has been
proven to be effective in increasing students' speaking activity and skills.

Keywords: Methods of learning, Role Playing, Learning Activity, speaking skill

30
DIADIK: Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan, 8 (2) 2018 p-ISSN 2089-483X
e-ISSN 2655-8130

PENDAHULUAN bisa berupa penggunaan metode dan


Sistem Pendidikan Nasional media pembelajaran yang inovatif dan
tercantum dalam undang-undang RI variatif yang dapat merangsang siswa
nomor 20 tahun 2003 RI pada bab I pasal untuk meningkatkan keterampilan dan
(1) yang berbunyi: “Pendidikan adalah hasil belajar siswa sesuai dengan tujuan
usaha sadar dan terencana untuk yang perlu dicapai dalam pembelajaran.
mewujudkan suasana belajar dan proses Pembelajaran merupakan suatu
pembelajaran agar peserta didik secara kegiatan yang dirancang sedemikian rupa
aktif mengembangkan potensi dirinya sehingga berbentuk suatu aktivitas yang
untuk memiliki kekuatan spiritual kompleks dan terintegral, oleh karena itu
keagamaan, pengendalian diri, diperlukan penggunaan metode dan media
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, pembelajaran yang inovatif dan variatif,
serta keterampilan yang diperlukan dan metode dan media pembelajaran yang
dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara”. inovatif dan variatif tentu akan sangat
Undang-undang tersebut di atas berpengaruh pada hasil belajar siswa.
memberikan tanggung jawab kepada Diasumsikan bahwa proses belajar
rakyat bangsa Indonesia khususnya kepada mengajar dapat berhasil dengan baik, bila
semua lembaga pendidikan baik itu swasta siswa diajak untuk memanfaatkan semua
maupun pemerintah untuk mewujudkan alat indranya (Azhar, 2011:8). Untuk
pencapaian sasaran pendidikan sesuai memanfaatkan semua alat indra dan
dengan yang diamanatkan undang-undang melakukan proses dengan baik dibutuhkan
tersebut. Untuk mencapai sasaran stimulus yang baik dan menarik khususnya
pendidikan tersebut tentu diperlukan dalam pembelajaran bahasa Indonesia,
proses pembelajaran di sekolah dasar karena semakin banyak alat indra yang
dengan menggunakan metode dan media digunakan untuk menerima dan mengelola
pembelajaran yang variatif dan inovatif, informasi,semakin besar pula informasi
agar pembelajaran menarik bagi siswa dapat dimengerti dan dipertahankan
sehingga siswa termotivasi untuk belajar dalam ingatan.
dan akhrnya lebih mudah dalam belajar. Mata Pelajaran bahasa Indonesia
Rifa’I (2009: 106) mengungkapkan merupakan mata pelajaran yang wajib
bahwa menurut teori belajar behavioristik, diikuti oleh seuruh siswa sekolah dasar.
belajar adalah perubahan tingkah laku Pembelajaran bahasa Indonesia
tidak disebabkan oleh kemampuan merupakan suatu materi pelajaran yang
internal manusia (insight), tetapi karena sangat penting di sekolah. Bahasa
faktor stimulus yang menimbulkan respon. Indonesia merupakan mata pelajaranyang
Untuk itu agar aktivitas belajar siswa di membelajarkan siswa untuk
kelas dapat mencapai hasil belajar yang berkomunikasi dengan baik dan benar baik
optimal maka stimulus harus dirancang secara lisan maupun tertulis. Dengan
menjadi menarik dan spesifik, sehingga kesimpulan tersebut, maka standar
mudah direspon oleh siswa. Dalam teori kompetensi mata pelajaran bahasa
belajar behavioristik tersebut di atas, Indonesia merupakan kualifikasi kemam-
secara jelas menginformasikan bahwa hasil puan minimal siswa yang mengembang-
belajar siswa itu didasarkan pada stimulus kan penugasan, pengeta-huan, sikap
yang diberikan, stimulus yang diberikan itu positif terhadap bahasa dan sastra
31
DIADIK: Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan, 8 (2) 2018 p-ISSN 2089-483X
e-ISSN 2655-8130

Indonesia, dan keterampilan berbahasa kemampuan berbicara yang baik. Oleh


siswa. sebab itu, pembinaan keterampilan
Keterampilan berbahasa terdiri dari berbicara harus dilakukan sedini mungkin.
empat aspek, yaitu menyimak atau Pentingnya keterampilan berbicara dalam
mendengarkan, berbicara, membaca, dan komunikasi juga diungkapkan oleh
menulis. Siswa harus menguasai keempat Supriyadi (2005: 178) bahwa apabila
aspek tersebut agar terampil berbahasa. seseorang memiliki keterampilan
Dengan demikian, pembelajaran berbicara yang baik, dia akan memperoleh
keterampilan berbahasa di sekolah tidak keuntungan social maupun profesional.
hanya menekankan pada teori saja, tetapi Keuntungan sosial berkaitan dengan
siswa dituntut untuk mampu kegiatan interaksi sosial antar individu.
menggunakan bahasa sebagaimana Sedangkan keuntungan profess-sional
fungsinya, yaitu sebagai alat untuk diperoleh sewaktu mengguna-kan bahasa
berkomunikasi. Salah satu aspek untuk membuat pertanyaan-pertanyaan,
berbahasa yang harus dikuasai oleh siswa menyampaikan fakta-fakta dan penge-
adalah berbicara, sebab keterampilan tahuan, menjelaskan dan mendeskripsi-
berbicara menunjang keterampilan lainnya kan. Keterampilan berbahasa lisan
(Tarigan, 1986: 86). Keterampilan ini tersebut memudahkan siswa
bukanlah suatu jenis keterampilan yang berkomunikasi dan mengungkapkan ide
dapat diwariskan secara turun menurun atau gagasan kepada orang lain.
walaupun pada dasarnya secara alamiah Pentingnya penguasaan keteram-
setiap manusia dapat berbicara. Namun pilan berbicara untuk siswa sekolah dasar
keterampilan berbicara secara formal juga dinyatakan oleh Farris (dalam
memerlukan latihan dan pengarahan yang Supriyadi, 2005: 179) bahwa pembelajaran
intensif. keterampilan berbicara penting dikuasai
Stewart dan Kennert Zimmer (dalam siswa agar mampu mengembangkan
Haryadi dan Zamzami, 1997: 56) kemamuan berpikir, membaca, menulis,
memandang kebutuhan akan komunikasi dan menyimak. Kemampuan berpikir
yang efektif dianggap sebagai suatu yang mereka akan terlatih ketika mengorgani-
esnsial untuk mencapai keberhasilan sasikan, mengonsepkan, mengklarifikasi-
setiap individu maupun kelompok. Siswa kan, dan menyederhanakan pikiran, pera-
yang mempunya keterampilan berbicara saan, dan ide kepada orang lain secara
yang baik, pembicaraannya akan lebih lisan.
mudah dipahami oleh penyimaknya. Keterampilan berbicara harus
Berbicara menunjang eterampilan dikuasai oleh para siswa sekolah dasar
membaca dan menulis. Menulis dan karena keterampilan ini secara langsung
berbicara mempunyai kesamaan yaitu berkaitan dengan seluruh proses belajar
sebagai kegiatan produksi bahasa dan siswa di sekolah dasar. Keberhasilan
bersifat menyampaikan informasi. belajar siswa dalam mengikuti prose
Kemampuan siswa dalam berbicara juga kegiatan belajar- mengajar di sekolah
akan bermanfaat dalam kegiatan sangat ditentukan oleh penguasaan
menyimak dan memahami bacaan. Akan kemampuan berbicara mereka. Siswa yang
tetapi, masalah yang terjadi dim lapangan tidak mampu berbicara dengan baik dan
adalah tidak semua siswa mempunyai benar akan mengalami kesulitan dalam
32
DIADIK: Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan, 8 (2) 2018 p-ISSN 2089-483X
e-ISSN 2655-8130

mengikuti kegiatan pembelajaran untuk karena metode pembelajaran yang


semua mata pelajaran. Keterampilan diterapkan tidak begitu bervariatif dan
berbicara merupakan satu sarana kurang memotivasi siswa untuk
komunikasi yang paling efektif dengan mengekspresikan gagasan atau ide
orang lain. Istilah ini sering dikenal dengan sedangkan mereka pada dasarnya mampu
komunikasi verbal. Komunikasi verbal melakukan yang lebih baik. Karena
adalah komukasi dua arah atau lebih yang kurangnya bervariasi menyebabkan siswa
menggunakan bahasa verbal dan kurang aktif, cepat merasa bosan, kurang
percakapan. Setiap orang pasti mampu percaya diri dan penggunaan media
melakukan komunikasi ini dalam pembelajaran yang kurang maksimal pula.
keseharian selama ia tidak mengalami Melihat keadaan pelaksanaan mata
gangguan dalam berbicara, namun tidak pelajaran tersebut, maka perlu
semua orang mampu berbicara dalam ditingkatkan proses pembelajarannya agar
situasi dan keadaan tertentu, misalnya aktivitas siswa dan keterampilan berbicara
ketika melakukan presentasi, pidato, siswa meningkat dengan menciptakan
seminar, atau pembicaraan-pembicaraan suasana belajar yang menyenangkan.
yang bersifat resmi atau formal. Kegiatan belajar yang menyenangkan
Menurut Sugihartono (2006: 83) dapat tercipta apabila penerapkan metode
metode role playing adalah metode pembelajaran dan penggunaan media yang
pembelajaran melalui pengembangan menarik sehingga siswa termotivasi dalam
imajinasi dan penghayatan siswa dengan belajar dan berperan aktif dalam proses
cara siswa memerankan suatu tokoh hidup pembelajaran. Motivasi dan peran aktif
maupun tokoh mati, sehingga siswa siswa inilah yang mampu meningkatkan
berlatih untuk penghayatan dan terampil keterampilan berbicara siswa dalam pem-
memakai materi yang dipelajari. Sedangkan belajaran bahasa Indonesia.
Syaiful Sagala (2003: 213) menjelaskan Berdasarkan latar belakang masalah,
bahwa metode role playing adalah cara hasil pengamatan untuk memecahkan
menyajikan bahanpelajaran dengan masalah pembelajaran tersebut,
mempertunjukkan dan memerankan cara menetapkan alternatif tindakan untuk
tingkah laku dalam hubungan sosial, meningkatkan keterampilan berbicara
metode role playing dalam pelaksanaannya siswa yang dapat mendorong keterlibatan
peserta didik mendapat tugas dari guru siswa secara aktif dalam pembelajaran
untuk memerankan suatu situasi sosial yaitu menggunakan metode role playing
yang mengandung suatu problem, agar untuk meningkatkan aktivitas siswa dan
peserta didik dapat memecahkan suatu keterampilan berbicara siswa. Hal ini juga
masalah yang muncul dari situasi sosial. didasarkan dengan materi pembelajaran
Berdasarkan hasil observasi dan kelas IV SD tentang berbicara lewat
wawancara dengan guru kelas yang telepon dan teori belajar behavioristik.
dilakukan pada bulan September 2016 di Metode role playing merupakan
kelas IV SD Negeri 11 Kota Bengkulu, metode yang tepat untuk meningkatkan
ditemukan bahwa penerapan pem- aktivitas siswa dan keterampilan berbicara
belajaran Bahasa Indonesia pada aspek pada siswa di dalam kelas. Berbicara
keterampilan berbicara masih kurang adalah keterampilan berbahasa yang
maksimal. Dikatakan kurang maksimal, bersifat produktif. Bygate (dalam Tarigan,
33
DIADIK: Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan, 8 (2) 2018 p-ISSN 2089-483X
e-ISSN 2655-8130

2008: 26) berpendapat bahwa dalam SD Negeri 11 Kota Bengkulu, 2) Untuk


berbicara seseorang harus mempunyai mendeskripsikan bagaimana penerapan
pengetahuan keterampilan perspektif metode role playing dapat meningkatkan
motorik dan keterampilan interaktif, maka keterampilan berbicara pada
agar dapat berbicara dengan baik, pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas
seseorang harus memiliki kompetensi IV SD Negeri 11 Kota Bengkulu, 3) Untuk
kebahasaan yang memadai serta unsur- mendeskripsikan bagaimana efektifitas
unsur yang menjadi syarat agar proses penerapan metode role playing untuk
berbicaranya dapat lancar, baik dan meningkatkan aktivitas dan keterampilan
benar. Metode role playing ialah suatu berbicara siswa dalam pembelajaran
cara penguasaan bahan-bahan pelajaran Bahasa Indonesia. kelas IV SD Negeri 11
melalui pengembangan imajinasi dan Kota Bengkulu.
penghayatansiswa.
Pengembangan imajinasi dan METODE
penghayatan ini dilakukan siswa dengan Metode yang digunakan dalam
memerankan tokoh hidup atau benda penelitian ini adalah penelitian tindakan
mati. Permainan ini pada umumnya kelas (classroom action research) dan
dilakukan lebih dari satu orang, hal itu eksperimen semu (quasi experimental).
bergantung kepada apa yang diperankan Desain penelitian ini adalah Pre-
(Hamdani, 2011: 87). Experimental Design dengan jenis One
Menurut Hamdani (2011: 87), group pre-test and Post-test design. Dalam
adapun keuntungan dalam menggunakan desain ini subjek dikenakan perlakuan
metode role playing ini adalah: (1) siswa dengan dua kali pengukuran. Pengukuran
bebas mengambil keputusan dan pertama dilakukan sebelum role playing
berekspresi secara utuh; (2) permainan diberikan dan pengukuran kedua dilakukan
merupakan penemuan yang mudah dan setelah role playing diberikan kepada
dapat digunakan dalam situasi dan waktu subjek penelitian.
yang berbeda; (3) guru dapat Penelitian tindakan kelas adalah
mengevaluasi pemahaman setiap siswa penelitian yang dilakukan oleh guru di
melalui pengamatan pada saat melakukan kelasnya sendiri melaui refleksi diri dengan
permainan; (4) permainan merupakan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya
pengalaman belajar yang menyenangkan sehingga hasil belajar siswa meningkat
bagi anak. (Aqib, 2011: 3). harus dikerjakan atau
Berdasarkan ulasan di atas, maka sebuah pertanyaan yang harus dijawab
dalam penelitian ini akan mengkaji oleh seseorang untuk mengukur tingkat
melalui penelitian tindakan kelas yang pemahaman dan penguasaan terhadap
berjudul “Penerapan Metode Role Playing cakupan materi yang dipersyaratkan dan
untuk Meningkatkan Aktivitas dan sesuai dengaan tujuan pengajaran tertentu
Keterampilan Berbicara Siswa”. Tujuan (Poerwanti, 2008 : 1-5). Jadi tes
penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) merupakan alat pengukuran tingkat
Untuk mendeskripsikan bagaimana pemahaman dan penguasaan individu
penerapan metode role playing dapat maupun krelompok terhadap materi yang
meningkatkan aktivitas siswa pada dipelajari. Tes dalam penelitian ini
pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas IV digunakan tes lisan untuk mengukur
34
DIADIK: Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan, 8 (2) 2018 p-ISSN 2089-483X
e-ISSN 2655-8130

sejauh mana aktivitas siswa dan diperoleh rata-rata 20,57 dengan kriteria
keterampilan berbicara siswa dalam baik.
materi berbicara lewat telepon. Teknik Keterampilan berbicara siswa
analisa data dalam penelitian ini dengan menerapkan metode role playing,
menggunakan data observasi, pengukuran hasil ketuntasan belajar klasikal siklus I, II
skala penilaianpada proses pembelajaran dan siklus III yaitu pada siklus I ketuntasan
yaitu semakin tingginya nilai yang belajar klasikal siswa sebesar 20%, siklus II
dihasilkan maka semakin baik sebesar 65%, dan pada siklus III sebesar
pembelajaran, demikian juga sebaliknya 90%.
semakin rendah nilai yang diperoleh maka Berdasarkan hasil perhitungan uji t
semakin kurang baik aktivitas pada taraf signifikan 95% dan derajat
pembelajaran tersebut. Data hasil kebebasan (dk) 20 pada siklus I diperoleh t
observasi yang diperoleh digunakan untuk hitung sebesar 5,020 dan t tabel sebesar
merefleksi tindakan yang telah dilakukan, 2,093, hasil perhitungan uji t pada taraf
yaitu dengan menggunakan rumus sebagai signifikan 95% dan derajat kebebasan (dk)
berikut: (Sudjana, 2009: 54). Selanjutnya, 20 pada siklus II diperoleh t hitung sebesar
analisis Uji Hipotesis, analis uji hipotesis ini 4,086 dan t tabel sebesar 2,093, dan hasil
digunakan untuk mengetahui apakah perhitungan uji t pada taraf signifikan 95%
metode pembelajaran role playing secara dan derajat kebebasan (dk) 20 pada siklus
efektif dapat meningkatkan keterampilan III diperoleh t hitung sebesar 3,929 dan t
berbicara siswa. Uji hipotesis dianalisis
tabel sebesar 2,093. Ternyata thitung lebih
dengan menggunakan rumus t-test
besar dari ttabel. Berarti terdapat
dependent atau paired sample t-test.
perbedaan keterampilan berbicara siswa
Penelitian ini terdapat dua data yaitu hasil
terhadap penerapan metode role playing
rata- rata keterampilan berbicara siswa
dan keterampilan berbicara siswa yang
sebelum dan sesudah perlakuan pada
menggunakan pembelajaran secara
masing-masing kelompok sampel.
konvensional. Ini membuktikan bahwa
HASIL DAN PEMBAHASAN secara efektif metode role playing dapat
Hasil penelitian meningkatkan keterampilan berbicara
Hasil penelitian dari kegiatan siswa.
pembelajaran dengan metode role playing
adalah: Data kemampuan guru dalam Pembahasan
mengimplementasi metode pembelajaran 1. Penerapan Metode Role Playing dapat
yaitu skor siklus I 25,5 dengan kategori Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa
cukup, siklus II skor 37,5 dengan kategori pada Pembelajaran Bahasa Indonesia
baik dan siklus III skor 42 dengan kategori lebih banyak didasarkan pada hasil
baik. observasi dan refleksi aktivitas siswa
Hasil penelitian data aktivitas siswa danhasil keterampilan berbicara siswa
menunjukkan peningkatan dari siklus I pada setiap siklusnya. Proses pem-
sampai siklus III, yaitu pada siklus I belajaran bahasa Indonesia ini
diperoleh rata-rata 11,5 dengan kriteria menggunakan metode role playing untuk
kurang, siklus II diperoleh rata-rata 15,1 meningkatkan keterampilan berbicara
dengan kriteria cukup dan siklus III siswa kelas IV SDNegeri 11 Kota Bengkulu.

35
DIADIK: Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan, 8 (2) 2018 p-ISSN 2089-483X
e-ISSN 2655-8130

Berdasarkan analisis siklus I dan dengan lingkuangan akan meningkatkan


siklus II dapat dinyatakan bahwa metode pengalaman siswa.
role playing dapat meningkatkan aktivitas b. Praktis
siswa dalam pembelajaran bahasa Selama penelitian berlangsung siswa
Indonesia. Hasil tersebut dicapai atasa melaksanakan kegiatan pembelajaran
dasar pengkajian berikut; sesuai dengan metode role playing yang
a. Teoretis digunakan dalam pembelajaran, sehingga
Pada siklus I aktivitas siswa aktivitas dari siklus I sampai siklus III
memperoleh rata-rata 11,5 dalam mengalami peningkatan. Pada pelaksanaan
kategori kurang. Siswa memerankan siklus I aktivitas siswa belum maksimal
perannya dengan kurang baik beberapa dikarenakan masih banyak siswa yang malu
siswa yang belum menunjukkan hasil yang dan belum terbiasa dengan pengguna-
memuaskan. Pada siklus II aktivitas siswa an metode role playing, selain itu terdapat
meningkat dengan rata-rata 37,5 dan beberapa siswa yang mengganggu selama
dalam kategori baik. Namun, terdapat kegiatan pembe-lajaran dikarenakan siswa
beberapa siswa yang belum tersebut kurang termotivasi oleh
menunjukkan hasil yang memuaskan. pembelajaran yang diberikan guru. Pada
Pada siklus III aktivitas siswa meningkat siklus II aktivitas siswa mengalami
dengan rata-rata 42 dan dalam kategori peningkatan. Namun, masi h t e rd a p at
baik. Hal ini dikarenakan pada siklus III ini s i swa yang belum me n u n ju kka n
siswa sudah termotivasi dan sudah tidak hasil yang me mu askan . Pada siklus III
malu- malu lagi dalam melakukan aktivitas siswa mengalami peningkatan
permainan peran. Selain itu guru juga hingga mencapai indikator yang
memperbaiki teks percakapan yang direncanakan. Hal ini dikarenakan dalam
digunakan setiap pertemuan sehingga pembelajaran siswa sudah beradaptasi
siswa memberikan respon yang positif. dengan metode role playing yang
Berdasarkan analisis aktivitas siswa, diterapkan guru, selain itu guru juga
terbukti bahwa melalui penggunaan memperbarui setiap teks percakapan yang
metode role playing dapat meningkatkan sehingga siswa memberikan respon yang
aktivitas siswa. Adanya aktivitas siswa positif dan menyebabkan aktivitas siswa
dalam pembelajaran disebabkan oleh meningkat.
adanya situasi belajar yang aktif dan c. Empiris
adanya stimulus yang positif sehingga
Meningkatnya aktivitas siswa dalam
melahirkan respon yang positif pula. Hal
pembelajaran bahasa Indonesia dengan
ini sesuai dengan teori belajar
menggunakan metode role playing
behavioristik yaitu perubahan tingkah
dikarenakan siswa senang dengan metode
laku tidak disebabkan dari internal diri
pembelajaran yang diterapkan dalam
manusia melainkan karena faktor
pembelajaran. Hal ini didukung oleh
stimulus yang menimbulkan respon
beberapa penelitian yang menggunakan
(Rifa’i, 2009: 106). Diperkuat dengan
metode role playing yang dilakukan
pendapat Djamarah (2010: 51)
sebelumnya diantaranya; penelitian yang
meningkatnya aktivitas siswa berarti
dilakukan Dewi, Ika Fitrikuslina pada tahun
meningkatkan peluang untuk berinteraksi
2011. Yang berjudul Meningkatkan
dengan lingkungan dan berinteraksi
36
DIADIK: Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan, 8 (2) 2018 p-ISSN 2089-483X
e-ISSN 2655-8130

Keterampilan Berbicara melalui Metode keterampilan berbicara siswa


Role Playing pada Siswa Kelas III SDN Turi memperoleh rata-rata nilai dari 20 siswa,
01 Kodya Blitar, dan penelitian yang terdapat 18 siswa yang mendapatkan
dilakukan Yuliagustina, Martalita pada nilai ≥70 dikatakan tuntas, ketuntasan
tahun 2011, yang berjudul Peningkatan belajar klasikal siklus II yaitu 90% dan
Kemempuan berbicara Siswa dengan sudah mencapai batas ketuntasan klasikal
Menggunakan Metode Role Playing pada yang direncanakan yaitu 85%. Hal
Siswa Kelas V SDN II Plandaan Kabupaten tersebut dikarenakan pada siklus III ini
Tulungagung. Dari kedua penelitian siswa sudah mulai beradaptasi dengan
tersebut juga dapat meningkatkan aktivitas metode pembelajan yang digunakan
siswa. serta telah dilakukan perbaikan pada
media pembelajaran yang digunakan
2. Penerapan Penerapan Metode Role serta sistem pendukung lainnya yang
Playing dapat Meningkatkan berkaitan dengan peningkatan
Keterampilan Berbiacra Siswa pada keterampilan berbicara siswa. Siswa
Pembelajaran Bahasa Indonesia diberi kesempatan untuk memerankan
Berdasarkan hasil analisis siklus I, teks skenario yang dibuatnya sendiri dan
siklus II, dan siklus III maka dapat menunjukkan hasil yang maksimal yaitu
dinyatakan bahwa penggunaan metode keterampilan berbicara siswa meningkat
role playing dapat meningkatkan dan mencapai batas ketuntasan klasikal
keterampilan berbicara siswa. Hal yang direncanakan.
tersebut dapat dicapai atas dasar Berdasarkan hasil penggunaan
pengkajian sebagai berikut: metode role playing keterampilan
a. Teoritis berbicara siswa dari siklus I, II, dan III
Hasil keterampilan berbicara siswa mengalami peningkatan. Sesuai dengan
pada siklus I dengan rata-rata nilai dari pendapat Hamalik (2010:30) seorang
20 siswa, terdapat 4 siswa yang dikatakan belajar adalah terjadinya
mendapatkan nilai ≥70 dikatakan tuntas, perubahan tingkah laku dari orang
ketuntasan belajar klasikal siklus I yaitu tersebut.
20%. Hal tersebut dikarenakan pada b. Praktis
siklus satu ini siswa belum beradaptasi Selama penelitian ini siswa
dengan metode pembelajaran yang melakukan kegiatan pembelajaran sesuai
diterapkan. Namun pada siklus II dengan metode role playing sehingga
keterampilan berbicara siswa keterampilan berbicara siswa tiap
memperoleh rata-rata nilai dari 20 siswa, siklusnya mengalami peningkatan. Pada
terdapat 13 siswa yang mendapatkan siklus I keterampilan berbicara siswa
nilai ≥70 dikatakan tuntas, ketuntasan belum mencapai ketuntasan yang
belajar klasikal siklus II yaitu 65% dan direncanakan secara klasikal dikarenakan
belum mencapai batas ketuntasan pada siklus I siswa belum beradaptasi
klasikal yang direncanakan yaitu 85%. Hal dengan metode pembelajaran yang
tersebut dikarenakan pada siklus II ini diterapkan. Pada siklus dua keterampilan
siswa sudah mulai beradaptasi dengan berbicara siswa mengalami peningkatan
metode pembelajan yang digunakan. namun belum mencapai ketuntasan
Selanjutnya dilakukan siklus III yang direncanakan secara klasikal. Pada
37
DIADIK: Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan, 8 (2) 2018 p-ISSN 2089-483X
e-ISSN 2655-8130

siklus III keterampilan berbicara siswa peningkatan aktivitas siswa dan


mengalami peningkatan dan sudah keterampilan berbicara siswa dengan
mencapai ketuntasan yang direncanakan menggunakan metode role playing dalam
secara klasikal dikarenakan telah pembelajaran bahasa Indonesia dikelas
dilakukan perbaikan pada kekurangan IV SD Negeri 11 Kota Bengkulu dan
yang terjadi pada siklus I dan siklus II hipotesis telah terbukti kebenarannya.
diantaranya materi ajar yang dibuat lebih Metode role playing adalah salah satu
menarik sehingga siswa memberikan metode pembelajaran inovatif yang
respon yang positif. Siswa sudah menonjolkan keaktifan siswa, dimana
beradaptasi dengan metode siswa akan mengembangkan imajinasi
pembelajaran yang digunakan sehingga dan penghayatannya dengan memeran-
siswa tidak malu lagi dalam pemeranan kan sebagai benda hidup atau benda
yang dilakukan. mati (Hamdani, 2011: 87). Kelebihan dari
c. Empiris metode ini adalah siswa akan mudah
Meningkatnya keterampilan berbi- memahami materi karena siswa akan
cara siswa dalam pembelajaran bahasa berinteraksi langsung dengan cara
Indonesia dengan menggunakan metode memerankan secara langsung.
role playing dikarenakan siswa senang Dalam upaya meningkatkan aktivitas
dengan metode pembelajaran yang siswa dan keterampilan berbicara siswa
diterapkan. Hal ini didukung oleh beberapa dalam pembelajaran bahasa Indonesia,
penelitian yang menggunakan metode role diharapkan guru menggunakan metode
playing yang dilakukan sebelumnya role playing agar mampu menarik
diantaranya; penelitian yang dilakukan perhatian siswa untuk meningkatkan
Dewi, Ika Fitrikuslina pada tahun 2011, keterampilan berbicara siswa. Siswa
yang berjudul Meningkatkan Keterampilan diharapkan dapat berpartisipasi aktif
Berbicara melalui Metode Role Playing dalam pembelajaran dengan turut
pada Siswa Kelas III SDN Turi 01 Kodya menyampaikan ide dan gagasan, siswa
Blitar, dan penelitian yang dilakukan dapat berlatih lebih giat untuk berbicara.
Yuliagustina, Martalita, pada tahun 2011, Selain itu sekolah diharapkan dapat
yang berjudul Peningkatan Kemempuan memberikan sarana dan prasarana yang
Berbicara Siswa dengan Menggunakan mendukung serta meningkatkan kualitas
Metode Role Playing pada Siswa Kelas V pendidiknya agar dapat meningkatkan
SDN II Plandaan Kabupaten kualitas sekolah.
Tulungagung. Dari keduapenelitian
tersebut juga dapat meningkatnya PENUTUP
keterampilan berbicara siswa. simpulan
berdasar hasil penelitian dapat di
3. Efektivitas Penerapan Metode Role simpulkan bahwa Metode Role Playing
Playing untuk Meningkatkan dapat Meningkatkan Aktivitas Belajar. Ini
Aktivitas Siswa dan Keterampilan ditunjukkan peningkatan dari siklus I
Berbicara Siswa Kelas IV SD Negeri sampai siklus III, yaitu pada siklus I
11 Kota Bengkulu diperoleh rata-rata 11,5 dengan kriteria
Hasil penelitian yang telah kurang, siklus II diperoleh rata-rata 15,1
dipaparkan menunjukkan adanya dengan kriteria cukup dan siklus III
38
DIADIK: Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan, 8 (2) 2018 p-ISSN 2089-483X
e-ISSN 2655-8130

diperoleh rata-rata 20,57 dengan kriteria DAFTAR PUSTAKA


baik.
Kemudian Penerapan Penerapan Rifa’I, Achmad. 2009. Psikologi Belajar.
Metode Role Playing dapat Meningkatkan Semarang: UPT UNNES Press.
Keterampilan Berbiacra Siswa pada
Pembelajaran Bahasa Indonesiag Azhar, Arsyad. 2011. Media Pembelajaran.
dibuktikan bahwa hasil analisis siklus I, Jakarta: Rajawali Pers.
siklus II, dan siklus III maka dapat
dinyatakan bahwa penggunaan metode Tarigan, Guntur Henry. 2008. Berbicara
role playing dapat meningkatkan Sebagai Suatu Keterampilan
keterampilan berbicara siswaKeterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa
berbicara siswa dengan menerapkan Bandung.
metode role playing, hasil ketuntasan
Haryadi. 1997. Berbicara (Suatu
belajar klasikal siklus I, II dan siklus III yaitu
Pengantar) Diktat Perkuliahan: IKIP
pada siklus I ketuntasan belajar klasikal
Yogyakarta
siswa sebesar 20%, siklus II sebesar 65%,
dan pada siklus III sebesar 90%. Hamdani. 2011. Straregi Belajar Mengajar.
Saran Bandung: Pustaka Setia.
Berdasarkan analisis hasil dan Aqip, Zaenal. 2011. Penelitian Tindakan
pembehasan penelitian, maka dapat Kelas untuk Guru. Bandung: Yrama
diberikan saran yaitu dalam meningkatkan Widya.
aktivitas dan keterampilan berbicara
siswa pada pembelajaran bahasa Arikunto, Suharsimi. 2009. Penelitian
Indonesia, sebaiknya menggunakan Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi
metode role playing karena sudah Aksara.
terbukti efektif mampu meningkatkan
aktivitas dan keterampilan berbicara Poerwanti, Endang. 2008. Asesmem
siswa. Selama kegiatan pembelajaran, Pembelajaran. Jakarta: Direktorat
hendaknya siswa turut aktif dalam Jendral Pendidikan Tinggi
menyampaikan ide, gagasan dan giat Departemen Pendidikan Nasional.
berlatih berbicara. Selain itu sekolah juga
memberikan sarana dan prasarana yang Sudjana, Nana. 2009. Dasar-dasar Proses
mendukung agar dapat meningkatkan Belajar Mengajar. Bandung: Sinar
kualitas pendidiknya. Baru Algensindo

39

Anda mungkin juga menyukai