Anda di halaman 1dari 12

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA INDONESIA

MELALUI PEMBELAJARAN AKTIF DAN INOVATIF

Oleh
Kiki Nopita
NIM F1012211013

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
TAHUN
2023
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional dan bahasa pengantar resmi dalam
kegiatan pendidikan di Indonesia. Kemampuan berbahasa Indonesia yang baik dan benar
sangat penting untuk setiap individu, terutama bagi siswa di sekolah. Bahasa Indonesia
digunakan sebagai media komunikasi yang penting dalam berbagai bidang, seperti bisnis,
pemerintahan, sosial, dan budaya.

Namun, masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami dan
menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Hal ini dapat disebabkan oleh
berbagai faktor, seperti kurangnya minat belajar, kurangnya penggunaan bahasa indonesia
di lingkungan sekitar, kurangnya keterampilan berbahasa indonesia pada guru, dan masih
banyak lagi.

Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan kemampuan berbahasa
Indonesia siswa di sekolah. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan
menggunakan metode pembelajaran yang efektif dan menarik perhatian siswa, seperti
penggunaan media audio visual atau penerapan kurikulum yang lebih efektif dalam
pengajaran bahasa Indonesia. Dengan demikian, diharapkan siswa dapat lebih mudah
memahami dan menguasai bahasa Indonesia dengan baik dan benar.
Pembelajaran aktif dan inovatif merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang
diterapkan di sekolah saat ini. Pendekatan ini mengutamakan peran aktif siswa dalam
proses pembelajaran dan memperkenalkan metode pembelajaran yang lebih bervariasi dan
menarik perhatian siswa.

Latar belakang penggunaan pendekatan pembelajaran aktif dan inovatif adalah adanya
kebutuhan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah. Pembelajaran
konvensional yang hanya mengandalkan pengajaran secara monoton dari guru kepada
siswa dinilai kurang efektif untuk memotivasi siswa belajar dan mengembangkan
keterampilan mereka.
Melalui pendekatan pembelajaran aktif dan inovatif, siswa diajak untuk lebih aktif dan
kreatif dalam mengembangkan kemampuan mereka. Metode-metode pembelajaran yang
digunakan lebih bervariasi, seperti diskusi kelompok, presentasi, simulasi, penugasan
individu atau kelompok, dan lain sebagainya. Pembelajaran ini diharapkan dapat
membangkitkan minat belajar siswa dan meningkatkan kualitas pembelajaran.

Selain itu, pendekatan pembelajaran aktif dan inovatif juga memiliki tujuan untuk
mengembangkan keterampilan yang lebih relevan dengan kebutuhan dunia kerja saat ini.
Dalam era globalisasi dan teknologi yang semakin berkembang, diperlukan keterampilan
yang lebih kreatif, inovatif, dan adaptif untuk menghadapi tantangan dunia kerja yang
semakin kompleks.

Dengan demikian, melalui pembelajaran aktif dan inovatif, diharapkan siswa dapat
mengembangkan kemampuan yang lebih baik, termasuk kemampuan berpikir kritis,
berkomunikasi dengan baik, bekerja sama dalam kelompok, dan mengembangkan
keterampilan praktis yang relevan dengan dunia kerja. Semua kemampuan tersebut akan
membantu siswa untuk meraih kesuksesan di masa depan.

1.2 Masalah Penelitian


Adapun rumusan masalah yang yang disusun oleh penulis:

1. Bagaimana Efektivitas pembelajaran aktif dan inovatif dalam meningkatkan


kemampuan berbahasa Indonesia siswa

2. Bagaimana Pengaruh metode pembelajaran aktif dan inovatif terhadap minat belajar
siswa:

3. Bagaimana Peran guru dalam menerapkan metode pembelajaran aktif dan inovatif:

4. Bagaimana Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pembelajaran aktif dan


inovatif dalam meningkatkan kemampuan berbahasa Indonesia

1.3 Tujuan Penelitian


Dari rumusan masalah di atas dapat diambil tujuan, diantaranya:
1. Mengukur perbedaan kemampuan berbahasa Indonesia siswa sebelum dan setelah
menerapkan metode pembelajaran aktif dan inovatif.

2. Mengukur pengaruh metode pembelajaran aktif dan inovatif terhadap minat belajar
siswa dalam mempelajari bahasa Indonesia.

3. Mengidentifikasi peran guru dalam menerapkan metode pembelajaran aktif dan


inovatif dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

4. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pembelajaran aktif


dan inovatif dalam meningkatkan kemampuan berbahasa Indonesia siswa.

1.4 Manfaat Penelitian


Berdasarkan judul di atas, maka hasil penelitian di diharapkan dapat memberikan
manfaat secara teoritis maupun praktis.

1.41 Manfaat Teoris

Hasil penelitian ini akan menjadi sesuatu yang dapat pengembangan teori
pembelajaran bahasa Indonesia. Penelitian ini dapat memberikan pemahaman yang
lebih baik tentang cara-cara terbaik untuk mengajarkan bahasa Indonesia melalui
metode pembelajaran aktif dan inovatif.

1.4.2 Manfaat Praktis

Penelitian dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran bahasa


indonesia di kelas-kelas, karena guru dapat menggunakan metode pembelajaran aktif
dan inovatif yang efektif dalam meningkatkan kemampuan berbahasa siswa.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian


Ruang lingkup dalam penelitian ini merupakan objek yang akan diteliti. Ruang lingkup
ini bertujuan untuk memudahkan peneliti daalam mengumpulkan data data agar lebih
terarah. Objek yang menjadi penelitian adalah kemampuan berbahasa indonesia melalui
pembelajaran aktif dan inovatif adalah menganalisis metode pembelajaran aktif dan
inovatif yang efektif dalam meningkatkan kemampuan berbahasa indonesia siswa dan
menjelajahi pengalaman siswa dalam belajar bahasa indonesia dan bagaimana pengalaman
tersebut dapat memengaruhi kemampuan bahasa Indonesia mereka.
BAB 11
KAJIAN TEORI

2.1 Teori Pembelajaran Konstruktivis

Jean Piaget mengemukakan bahwa pembelajaran merupakan proses konstruksi


pengetahuan baru berdasarkan pengalaman dan pengetahuan sebelumnya. Lev Vygotsky
menekankan pentingnya peran sosial dan budaya dalam proses pembelajaran, sementara
Jerome Bruner mengemukakan bahwa siswa harus terlibat aktif dalam proses pembelajaran
dengan cara membangun pemahaman baru melalui tiga tahapan yaitu tindakan enaktif,
tindakan ikonik, dan tindakan simbolik.

Dalam konteks peningkatan kemampuan berbahasa Indonesia melalui pembelajaran


aktif dan inovatif, teori pembelajaran konstruktivis memberikan pemahaman bahwa siswa
perlu terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan membangun pengetahuan dan pemahaman
baru melalui pengalaman-pengalaman sebelumnya. Dalam hal ini, siswa diajak untuk aktif
berbicara dan menulis dalam bahasa Indonesia serta melakukan aktivitas pembelajaran yang
kreatif dan inovatif, sehingga dapat meningkatkan kemampuan berbahasa mereka secara
efektif.

Teori pembelajaran konstruktivis merupakan salah satu teori pembelajaran yang


menjadi dasar dalam pembelajaran inovatif. Teori ini menyatakan bahwa pembelajaran
seharusnya tidak hanya berpusat pada guru, namun juga pada siswa sebagai subjek
pembelajaran yang aktif. Siswa dianggap mampu membangun pemahaman dan
pengetahuannya sendiri melalui pengalaman, refleksi, dan interaksi sosial.

Dalam konteks pembelajaran bahasa Indonesia, teori pembelajaran konstruktivis


memungkinkan siswa untuk membangun pemahaman bahasa Indonesia secara mandiri dan
berkelanjutan. Guru dapat memberikan pengalaman belajar yang melibatkan interaksi sosial,
diskusi, dan refleksi terhadap materi yang dipelajari. Dalam hal ini, guru berperan sebagai
fasilitator dan pembimbing siswa dalam membangun pemahaman dan pengetahuan mereka.

Penerapan pembelajaran aktif dan inovatif dalam pendidikan bahasa indonesia juga
didasarkan pada teori konstruktivis, di mana siswa diharapkan dapat membangun pemahaman
dan pengetahuan mereka sendiri dengan cara yang aktif dan kreatif. Dalam pembelajaran ini,
siswa diharapkan mampu mengaitkan antara materi yang dipelajari dengan pengalaman sehari-
hari, sehingga dapat memperkaya pemahaman mereka tentang bahasa Indonesia.

Dalam konteks pembelajaran bahasa Indonesia, teori pembelajaran konstruktivis dapat


diaplikasikan dalam bentuk pembelajaran yang kolaboratif, di mana siswa bekerja sama dalam
mengerjakan tugas atau proyek yang memungkinkan mereka membangun pemahaman bahasa
Indonesia secara mandiri dan berkelanjutan. Dalam hal ini, guru berperan sebagai fasilitator
dan pembimbing siswa dalam mendorong mereka untuk berpikir kritis dan kreatif, serta
berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan lebih efektif.

Dengan memperhatikan aspek pragmatik dalam pembelajaran bahasa Indonesia melalui


pembelajaran aktif dan inovatif, siswa dapat belajar bagaimana menggunakan bahasa Indonesia
secara tepat dan sesuai dengan konteks sosial, budaya, dan situasional yang ada. Hal ini dapat
meningkatkan kemampuan berbahasa Indonesia siswa secara signifikan dan membuat mereka
lebih percaya diri dalam berkomunikasi dengan penutur asli bahasa Indonesia.

2.2 Pembelajaran Aktif dalam pembelajaran Bahasa

Pembelajaran aktif dalam pembelajaran bahasa merupakan sebuah pendekatan


pembelajaran yang menekankan pada peran aktif siswa dalam proses pembelajaran. Dalam
pendekatan ini, siswa tidak hanya menjadi objek atau penerima informasi dari guru, tetapi aktif
terlibat dalam proses pembelajaran dengan berbagai kegiatan yang dirancang sedemikian rupa
untuk memaksimalkan kemampuan mereka dalam berbahasa.

Beberapa strategi yang sering digunakan dalam pembelajaran bahasa dengan


pendekatan aktif antara lain adalah:

1. Pembelajaran berbasis proyek: siswa bekerja dalam kelompok untuk membuat sebuah
proyek yang melibatkan penggunaan bahasa secara aktif dalam membuat presentasi
atau produk akhir.

2. Pembelajaran berbasis masalah: siswa belajar dengan cara memecahkan masalah-


masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari dengan menggunakan bahasa.
3. Pembelajaran kolaboratif: siswa bekerja dalam kelompok untuk menyelesaikan tugas
atau masalah yang diberikan oleh guru. Dalam proses ini, siswa saling berinteraksi dan
berdiskusi untuk mencapai tujuan bersama.

4. Pembelajaran berbasis pengalaman: siswa mempelajari bahasa dengan cara langsung


mengalami penggunaannya dalam situasi nyata. Misalnya dengan mengadakan
simulasi situasi tertentu atau mengunjungi tempat-tempat tertentu untuk berinteraksi
dengan orang-orang yang menggunakan bahasa tersebut.

Dalam pembelajaran bahasa dengan pendekatan aktif, guru berperan sebagai fasilitator atau
pembimbing, sedangkan siswa lebih banyak terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.
Dengan demikian, diharapkan siswa akan lebih mudah memahami materi, meningkatkan
kemampuan berbahasa mereka, serta memperoleh keterampilan sosial dan kognitif yang lebih
baik.

2.3 Kemampuan Berbahasa


Kemampuan ini mencakup kemampuan siswa dalam membaca, menulis, berbicara, dan
mendengarkan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Tujuan penelitian adalah untuk
meningkatkan kemampuan berbahasa Indonesia siswa melalui penerapan metode pembelajaran
aktif dan inovatif. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengukur pengaruh metode
pembelajaran tersebut terhadap minat belajar siswa serta untuk mengidentifikasi faktor-faktor
yang mempengaruhi keberhasilan pembelajaran aktif dan inovatif dalam meningkatkan
kemampuan berbahasa Indonesia siswa. pengertian kemampuan berbahasa Indonesia sebagai
objek yang akan diteliti. Di sini, penulis dapat membahas tentang definisi kemampuan
berbahasa Indonesia, komponen-komponen kemampuan berbahasa, serta faktor-faktor yang
mempengaruhi kemampuan berbahasa Indonesia.

2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Berbahasa Indonesia


ini membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan berbahasa
Indonesia siswa, seperti faktor internal (kemampuan kognitif, motivasi, minat, dan gaya
belajar) dan faktor eksternal (metode pembelajaran, lingkungan sosial, dan kebiasaan belajar).
Pembahasan tentang faktor-faktor ini diharapkan dapat membantu dalam merancang strategi
pembelajaran bahasa Indonesia yang lebih efektif dan sesuai dengan karakteristik siswa.
Kemampuan berbahasa Indonesia dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik internal
maupun eksternal. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan berbahasa
Indonesia antara lain:

1. Faktor internal
a. Kecerdasan verbal: individu dengan kecerdasan verbal yang tinggi cenderung
memiliki kemampuan bahasa yang baik.
b. Motivasi: semakin tinggi motivasi seseorang untuk belajar bahasa Indonesia, maka
kemampuan berbahasa Indonesia akan semakin baik.
c. Bakat: individu yang memiliki bakat dalam bahasa cenderung lebih mudah dalam
mempelajari bahasa Indonesia.

2. Faktor eksternal
a. Lingkungan: lingkungan yang kondusif bagi pembelajaran bahasa Indonesia dapat
mempengaruhi kemampuan berbahasa Indonesia seseorang.
b. Metode pembelajaran: metode pembelajaran yang digunakan oleh guru dapat
mempengaruhi kemampuan berbahasa Indonesia siswa. Metode pembelajaran yang
aktif dan inovatif dapat membantu siswa untuk lebih mudah memahami dan
menguasai bahasa Indonesia.
c. Media pembelajaran: media pembelajaran yang digunakan oleh guru dapat
mempengaruhi kemampuan berbahasa Indonesia siswa. Penggunaan media yang
menarik dan sesuai dengan kebutuhan siswa dapat membantu siswa untuk lebih
mudah mempelajari bahasa Indonesia.
Dalam konteks pembelajaran bahasa Indonesia, penting bagi guru dan institusi
pendidikan untuk memperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan
berbahasa Indonesia siswa. Hal ini dapat dilakukan dengan menciptakan lingkungan
yang kondusif, menggunakan metode pembelajaran aktif dan inovatif, serta
memanfaatkan media pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa.

2.5 Evaluasi Kemampuan Berbahasa Indonesia


Evaluasi kemampuan berbahasa Indonesia dapat didefinisikan sebagai suatu proses
untuk mengukur kemampuan seseorang dalam menggunakan bahasa Indonesia secara efektif
dan efisien. Abdul Chaer (2012) mengemukakan bahwa evaluasi kemampuan berbahasa
Indonesia harus mengukur kemampuan seseorang dalam memahami makna kata, kalimat, dan
teks, serta mampu mengungkapkan ide dengan bahasa yang baik dan benar.
Tarigan (2014) menekankan bahwa evaluasi kemampuan berbahasa Indonesia harus
mampu menilai sejauh mana seseorang dapat menggunakan bahasa Indonesia secara benar,
lancar, dan tepat guna. efektif dan efisien, baik dalam aspek berbicara, menulis, membaca,
maupun mendengarkan. Evaluasi ini bertujuan untuk memantau dan mengukur sejauh mana
kemampuan siswa dalam bahasa Indonesia telah berkembang dan mencapai standar yang
diharapkan. Pentingnya evaluasi kemampuan berbahasa Indonesia dalam pembelajaran aktif
dan inovatif juga dipaparkan dalam teori ini. Evaluasi yang dilakukan secara tepat dan efektif
dapat membantu guru dalam menentukan strategi pembelajaran yang lebih efektif dan efisien,
serta memotivasi siswa untuk mengembangkan kemampuan berbahasa Indonesia secara
mandiri.
BAB 111

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Penelitian ini memiliki objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes
kemampuan berbahasa Indonesia berupa tes tertulis. Tes ini digunakan untuk mengukur
kemampuan bahasa indonesia siswa sebelum dan setelah perlakuan pembelajaran aktif dan
inovatif. Selain itu, juga digunakan angket untuk mengukur minat belajar siswa dalam
mempelajari bahasa Indonesia dan wawancara untuk mengidentifikasi peran guru dalam
menerapkan metode pembelajaran aktif dan inovatif. Dengan menggunakan metodologi
tersebut, penelitian diharapkan dapat memberikan gambaran tentang efektivitas metode
pembelajaran aktif dan inovatif dalam meningkatkan kemampuan berbahasa Indonesia siswa
serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.

3.2 Sumber Data dan Data

Sumber data dalam proposal Kemampuan Berbahasa Indonesia Melalui Pembelajaran


Aktif dan Inovatif dapat berasal dari beberapa sumber, antara lain:

a. Siswa: data dapat dikumpulkan melalui tes tertulis dan lisan, observasi, angket, dan
wawancara dengan siswa.
b. Guru: data dapat dikumpulkan melalui wawancara, angket, observasi, dan dokumen
terkait pembelajaran.
c. Orang tua siswa: data dapat dikumpulkan melalui angket atau wawancara terkait
persepsi mereka terhadap pembelajaran bahasa Indonesia.

Data yang dapat dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi hasil tes kemampuan berbahasa
Indonesia siswa sebelum dan sesudah penerapan metode pembelajaran aktif dan inovatif,
angket siswa dan orang tua siswa terkait minat belajar siswa dan persepsi mereka terhadap
pembelajaran bahasa Indonesia, serta dokumen terkait pembelajaran bahasa Indonesia yang
dapat memberikan gambaran mengenai pelaksanaan pembelajaran di kelas.
3.2 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi tes
kemampuan berbahasa, angket minat belajar, wawancara dengan guru, observasi kelas,:

a. Tes Kemampuan Berbahasa Indonesia: Tes ini akan digunakan untuk mengukur
kemampuan berbahasa Indonesia siswa sebelum dan setelah diterapkan metode
pembelajaran aktif dan inovatif.

b. Angket Minat Belajar: Angket ini akan diberikan kepada siswa untuk mengetahui minat
belajar mereka terhadap pembelajaran bahasa Indonesia setelah menerapkan metode
pembelajaran aktif dan inovatif.

c. Wawancara dengan Guru: Wawancara akan dilakukan dengan guru bahasa Indonesia
untuk mengetahui peran mereka dalam menerapkan metode pembelajaran aktif dan
inovatif dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

d. Observasi Kelas: Observasi akan dilakukan untuk mengamati langsung bagaimana


metode pembelajaran aktif dan inovatif diterapkan dalam pembelajaran bahasa
Indonesia dan bagaimana siswa bereaksi terhadap metode tersebut.

3.4 Teknik Analisis Data


Dalam menganalisi data yang diperoleh, peneliti menggunakan beberapa teknik
diantaranya teknik pembelajaran, teknik ini mengajarkan siswa untuk memecahkan masalah
dengan menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang telah dipelajari dalam situasi dunia
nyata.

Anda mungkin juga menyukai