Anda di halaman 1dari 13

PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

MODUL 11 & 12
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS BERBICARA
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS SASTRA

Kelompok 6

Butet Yanti

Devi Sartika

Iis Umaroh

Nora Sulastri Simanjuntak

Nurlina Trisnawati

KELAS 3A

PENDIDIKAN GURU SD (PGSD BI 119)


FAKULTAS ILMU KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)
UPBJJ UT SERANG
POKJAR KOTA TANGERANG
UNIVERSITAS TERBUKA
2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat keterampilan berbahasa yaitu
mendengarkan atau menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Salah satu
keterampilan yang harus diajarkan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia adalah
keterampilan berbicara. Walaupun kita sudah dapat berbicara dalam Bahasa Indonesia
sehari-hari, namun kemampuan berbicara tidak hanya berhubungan dengan kegiatan
bercakap-cakap keseharian saja. Kemampuan berbicara juga berkaitan dengan profesi
yang membutuhkan dasar-dasar kemampuan berbicara efektif, seperti dokter, penyiar
radio, pembawa acara, pengajar, salesman, dan lain-lain. Sehingga profesi-profesi
tersebut harus memiliki kemampuan berbicara sesuai dengan tuntutan profesi, Jadi
diharapkan pengajaran berbicara di SD diharapkan mampu memberikan bekal dasar-
dasar keahlian berbicara efektif yang memadai.
Selain fokus dengan empat keterampilan berbahasa, Bahasa Indonesia juga
tidak lepas dari pembelajaran sastra didalamnya. Dalam kurikulum 2004 pembelajaran
sastra tidak berdiri sendiri, tetapi dipadukan atau diintegrasikan dengan kompetensi
dasar yang lain yaitu keterampilan berbahasa dan kebahasaan.
Pada saat ini pembelajaran sastra ditekankan pada apresiasi sastra. Oleh karena
itu presentase teori sastra diajarkan dengan presentase yang kecil dan lebih difokuskan
untuk mengapresiasi sastra lewat pembacaan puisi, mendengarkan cerita rakyat, atau
mengubah puisi ke dalam prosa dan yang lainnya.
B. Rumusan Masalah
Pada pembahasan kali ini, penyaji akan membahas mengenai modul 11 dan
modul 12 buku modul pegangan PDGK 4204 Pendidikan Bahasa Indonesia di SD.
Modul 11 akan membahas mengenai Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD/MI
dengan penekanan di aspek berbicara. Modul 11 terdiri dari dua buah Kegiatan Belajar.
KB 1 membahas mengenai Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD. KB 2 membahas
Model Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Fokus Berbicara. Modul 12 akan
membahas mengenai Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Fokus Sastra. Modul 12
terdiri dari dua buah Kegiatan Belajar. KB 1 akan membahas Hakikat Pembelajaran
Bahasa Indonesa dengan Fokus Sastra di SD. Sedangkan KB 2 akan membahas Model
Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Fokus Sastra di SD.
BAB II
PEMBAHASAN

Modul 11
Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Fokus Berbicara

Kegiatan Belajar 1
Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD

Kimble (dalam Hergenhahn 1982) mengemukakan bahwa perubahan tingkah laku


siswa setelah melaksanakan pembelajaran adalah kingkah laku yang relative permanen, tingkah
laku yang diakibatkan oleh adanya penguatan (reinforcement) praktis, B.F Skinner menyatakan
bahwa perubahan tingkah laku adalam pembelajaran dan tidak melalui proses yang dapat
disimpulkan, sedangkan para ahli yang lain menyatakan bahwa perubahan tingkah laku
merupakan akibat proses pembelajaran. Kecuali Skinner, para ahli berpendapat bahwa
pembelajaran merupakan mediator perubahan tingkah laku.
Pembelajaran pada dasarnya merupakan sebuah aktivitas yang sistemik, sistematis, dan
terencana. Untuk mewujudkan ketiga karateristik pelajaran bahasa, terdapat beberapa masalah
yang harus diantisipasi dan didudukkan secara proporsional. Permasalahan tersebut berkaitan
dengan (1) tujuan pembelajaran, (2) materi pembelajaran, (3) strategi pembelajaran, (4)
evaluasi, (5) pengajar (guru), dan (6) siswa.
Menurut kurikulum 2004, yakni Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), mata
pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan untuk mengembangkan kemampuan siswa
berkomunikasi baik lisan maupun tulis, sebagai alat untuk mempelajari rumpun pelajaran lain,
berpikir kritis dalam berbagai aspek kehidupan, serta mengembangkan sikap menghargai
bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan apresiatif karya sastra Indonesia (Mulyasa,
2003:89). Agar anda dapat melaksanakan pembelajaran berbicara di SD, terlebih dahulu anda
pelajari tentang hal-hal berikut ini:
1. Teori Berbicara
2. Komponen Berbicara
3. Hakikat Berbicara
4. Jenis-jenis Berbicara

Berbicara di depan umum memerlukan teknik tertentu. Penguasaan teknik yang


digunakan untuk menyajikan pikiran dan gagasan secara oral merupakan persyarakat yang
harus dipenuhi oleh calon pembicara. Sebagai salah satu metode penyampaian lisan yang
ditunjukkan kepada pendengar (khalayak). Ada beberapa persyarakatn untuk melatih
kemampuan berbicara adalah sebagai berikut
1. Memiliki Keberanian dan Tekad yang Kuat
2. Memiliki Pengetahuan yang Luas
3. Memahami Proses Kominikasi Massa
4. Menguasai bahasa yang Baik dan Lancar
5. Pelatihan yang Memadai

Tarigan (1990:218) mengemukakan ciri-ciri oembicara yang baik, antara lain


1. Pandai menemukan topic yang tepat dan up to date (terkini);
2. Mangusai materi;
3. Memahami pendengar;
4. Memahami situasi
5. Merumuskan tujuan dengan jelas;
6. Memiliki kemampuan linguistic yang memadai;
7. Menjalin kontak dengan pendengar;
8. Menguasai pengdengar;
9. Memanfaatkan alat bantu;
10. Berperan meyakinkan; dan
11. Mempunyai rencana

Pembelajaran keterampilan berbahasa pada hakikatnya merupakan upaya


meningkatkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Dalam
pelaksanaannya keempat keterampilan ini harus mendapatkan porsi pembelajaran yang
seimbang dalam konteks yang alami. Pembelajaran yang di buat-buat akan menjadikan
keterampilan yang dilatih terasa aneh dan bersifat artificial. Hal ini siswa harus dilakukan agar
siswa
1. Konsep Pembelajaran Berbicara Terpadu
2. Isi/Aktivitas Pembelajaran Berbicara
Aktivitas pembelajaran terpadu dapat dilakukan dengan 3 tekni yaitu:
a. Teknik terpimpin;
b. Teknik semi terpimpin; serta
c. Teknik bebas.
Tujuan orang berbicara adalah untuk menghibur, menginformasikan, menstimulasi,
meyakinkan, atau menggerakan pendengar (Tarigan; 1990:177). Tujuan pembelajaran di SD
dikelompokkan atas
(1) tujuan pembelajaran berbicara didepan kelas rendah,
a. Melatih Keberanian Siswa;
b. Melatih Siswa Menceritakan Pengetahuan dan Pengalaman;
c. Melatih Menyampaikan Pendapat;
d. Membiasakan Siswa untuk Bertanya
(2) tujuan pembelajaran berbicara didepan kelas tinggi.
a. Memupuk Keberanian Siswa;
b. Mengungkapkan Pengetahuan dan Wawasan Siswa;
c. Melatih Siswa Menyanggah/Menolak Pendapat Orang Lain;
d. Melatih Siswa Berpikir Logis; dan
e. Melatih Siswa Menghargai Pendapat Orang Lain.

Kegiatan Belajar 2
Model Pembelajaran BI dengan Fokus Berbicara
Dalam proses pembelajaran, Coles (1995) menyatakan bahwa berbahasa lisan
merupakan inti dari setiap kurikulum pengajaran. Pada kenyataannya sebagian besar kegiatan
belajar dan mengajar dilakukan melalui media komunikasi lisan (Pollard dan Tann, 1993).
Model pembelajaran BI dengan focus berbicara di sekolah yang satu dengan yang lainnya
tentulah amat berguna. Ada hal-hal yang perlu anda perhatikan dalam pembelajaran berbicara
antara lain :
(1) suasana belajar di sekolah (dikelas)
(2) kegiatan berbicara.
Beberapa metode pembelajaran berbicara yang dapat diterapkan (Tarigan dalam Idra 2002: 56)
adalah:
1. Metode Ulang Ucap
2. Metode Lihat Ucap
3. Metode Memerikan
4. Metode Menjawab Pertanyaan
5. Metode Bertanya
6. Metode Bertanya Menggali
7. Metode Melanjutkan Cerita
8. Metode Menceritakan Kembali
9. Metode Bercakap-cakap
10. Metode Cerita Gambar
11. Metode Bercerita
12. Memberi Petunjuk
13. Metode Melaporkan
14. Metode Wawancara
15. Metode Diskusi
16. Metode Bertelepon
17. Metode Dramatisasi
MODUL 12
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS SASTRA

KB 1 Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia sengan Fokus Sastra di SD


A. PENGERTIAN APRESIASI SASTRA
Secara umum, aperesiasi dapat diartikan sebagai peniaian yang baik atau penghargaan
terhadap karya sastra. Menurut Gove apresiasi adalah makna pengenalan melalui perasaan atau
kepekaan batin, dan pemahaman serta pengakuan terhadap nilai-nilai keindahan yang di
ungkapkan pengarang. Tarigan (2000), yang menyatakan bahwa apresiasi sastra adalah penaksiran
kualitas kerya sastra serta pengalaman yang jelas, sadar, serta kritis. S. Effendi (1982) berpendapat
bahwa apresiasi sastra adalah kegiatan menggauli cipta sastra dengan sungguh-sungguh hingga
tumbuh pengertian, penghargaan, kepekaan pikiran kritis, dan kepekaan perasaan yang baik
terhadap cipta sastra.

B. HAKIKAT SASTRA ANAK


1. Pengertian Sastra Anak
Kata Sastra berarti karya seni imajinatif dengan unsur estetisnya dominan yang
bermediumkan bahasa ( Rene Wellek, 1989 ). Menurut Santoso (2003:8.3) Sastra anak adaah
karya seni yang imajinatif dengan unsur estetisnya dominan yang bermediumkan bahasa, baik
lisan atau tertulis yang secara khusus dapat dipahami oleh anak-anak dan berisi tentang dunia yang
akrab dengan anak-anak. Sarumpet (dalam Santoso, 2003:8.3), sastra anak adalah kaya sastra yang
dikonsumsi anak diurus serta dikerjakan orang tua. Artinya sastra anak ditulis oleh orang tua yang
di tujukan kepada anak dan proses produksinya pun dikerjakan oleh orang tua.
2. Ciri Sastra Anak
Menurut Sarumpet (dalam Santoso, 2003:8.3), ada tiga (3) ciri yang membedakan antara
sastra anak dengan sastra orang dewasa.

 Pertama, unsur pantangan, yaitu unsur yang secara khusus berhubungan dengan tema dan
amanat.

 Kedua, penyajian dengan gaya secara langsung artinya tokoh yang diperankan sifatnya
hitam putih.

 Ketiga, fungsi terapan adalah sajian cerita harus bersifat menambah pengetahuan yang
bermanfaat.
3. Jenis Sastra Anak
Jenis sastra anak, seperti halnya ada pada karya sastra umum, yaitu:

 Puisi

 Prosa

 Dan drama

C. PENGERTIAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS


SASTRA
Pembelajaran bahasa indonesia tidak dapat dilaksanakan secara terpisah, tetapi harus
terpadu antara aspek keterampilan berbahasa, kebahasaan, dan sastra. Terpadu maksudnya adalah
pembelajaran dapat difokuskan pada salah satu aspek saja, sedangkan aspek yang lain sebagai
variasi kegiatan belajar siswa.

D. TUJUAN PEMBELAJARAN SASTRA DIKELAS RENDAH


Tujuan pembeajaran sastra atau hasil belajar sastra yang akan dicapai kelas 1 SD adalah
berikut ini.
1. Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran mendengarkan adalah mendengarkan
dongeng guru, menjawab pertannyaan, dan menceritakan kembali.
2. Pembelajaran sastra terpadu dengan pembelajaran berbicara adalah:
a. Mendeklamasikan puisi atau syair lagu dengan penghayatan dan ekspresi yang sesuai
b. Memerankan tokoh tertentu dalam dongeng sesuai dengan karakternya.

Tujuan pembeajaran sastra atau hasil belajar sastra yang akan dicapai kelas 2 SD adalah
berikut ini.
1. Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran mendengarkan adalah menjelaskan isi
dongeng yang telah didengar dan mengajukan pertannyaan.
2. Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran berbicara adalah:
a. Mendeklamasikan pantun dengan penghayatan yang sesuai dan ekspresi yang sesuai.
b. Memerankan percakapan sesuai isi dan ekspresi yang tepat
c. Mnceritakan kembali cerita yang didengarkan dengan menggunakan kata-kata sendiri.
d. Memerankan tokoh yang berkaitan dengan kehidupan sehari hari dengan menggunkan
dialog sederhana.
e. Memeran kan ekspresi emosional tertentu (marah, senang, sedih, haru, dll).
3. Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran membaca adalah membaca puisi
dengan penghayatan dan ekspresi yang sesuai.
E. TUJAN PEMBELAJARAN SASTRA DIKELAS TINGGI
Tujuan pembeajaran sastra atau hasil belajar sastra yang akan dicapai kelas 3 SD adalah
berikut ini.
a. Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran mendengarkan adalah:
1) Menanggapi tokoh-tokoh dalam cerita dari mendengarkan pembacaan cerita
2) Menjelaskan isi teks drama yang dibacakan duru atau teman, kemudian memrankan
tokohnya.
b. Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran berbicara adalah:
1) Memerankan tokoh dalam teks cerita sesuai dengan sifatnya dengan menggunakan kalimat
sederhana.
2) Memerankan tokoh sesuai dengan pekerjaan atau profesinya sesuai dengan sifatnya
dengan menggunakan kalimat sederhan.
c. Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran membaca adalah:
1) Membacakan dongeng dengan penghayatan dan ekspresi yang sesuai
2) Membacakan puisi dengan penghayatan dan menjelaskan isinya.

Tujuan pembeajaran sastra atau hasil belajar sastra yang akan dicapai kelas 4 SD adalah berikut
ini.
a. Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran mendengarkan adalah menyimpulkan
isi pantun.
b. Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran berbicara adalah
1) Menceritakan kembali isi dongeng dari hasil kegiatan membaca atau mendengarkan
dengan bahasa yang runtut
2) Memerankan berbagai karakter tokoh dengan penghayatan.
c. Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran membaca adalah:
1) Menjelaskan latar dongeng, tokoh, dan penokohan
2) Membacakan pantun secara berpasangan dengan lafal dan intonasi yang sesuai.
d. Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran menulis adalah:
1) Menulis cerita rekaan berdasarkan pengalaman dengan bahasa yang runtut dengan
menggunakan EYD yang tepat
2) Melanjutkan pantun yang sesuai denan isinya.
Tujuan pembeajaran sastra atau hasil belajar sastra yang akan dicapai kelas 5 SD adalah berikut
ini.
a. Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran mendengarkan adalah:
1) Menanggapi isi cerita rakyat dari berbagai segi:
2) Menanggapi cerita pendek dalam berbagai segi:
b. Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran berbicara adalah memerankan drama
pendek dengan ekspresi yang sesuai.
c. Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran membaca adalah membacakan puisi
dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat.
d. Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran menulis adalah:
1) Menulis pengalaman pribadi dalam bentuk prosa sederhana
2) Menuangkan gagasan dalam bentuk puisi

Tujuan pembeajaran sastra atau hasil belajar sastra yang akan dicapai kelas 6 SD adalah berikut
ini.
a. Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran mendengarkan adalah memahami isi
cerita dari berbagai segi dan menceritakan kembali dengan bahasa sendiri.
b. Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran berbicara adalah berain peran drama
anak dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang sesuai.
c. Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran membaca adalah
1) Membaca novel anak, menjelaskan isi dengan lafal, dan menyimpulkan amanatnya
2) Memahami cerita rakyat, menentukan tokoh dan penokohan
3) Membaca cerita lama yang masih populer dengan gaya membaca yang menarik.
d. Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran menulis adalah:
1) Membuat parafrase puisi dengan tetap mempertahankan makna puisi
2) Menyusun percakapan berdasarkan ilustrasi gambar.

KB 2 Model Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Fokus Sastra di SD


Pemilihan metode dan teknik harus melihat untuk tujuan apa bahan tersebut disiapkan.
Anda dapat memilih beberapa conth kegiatan pembelajaran bahasa indonesia berfokus sastra yang
menggunakan prosa sebagai bahan, seperti mendengarkan cerita, lalu bertanya jawab tentang
proses tersebut, menirukan tokoh-tokoh yang ada dalam prosa tersebut atau melanjutkan ceritanya.
Selanjutnya puisi juga dapat anda gunakan sebagai materi pembelajaran bahasa Indonesia.
Pembelajaran bahasa Indonesia dengan fokus sastra adnda sajikan dengan berbagai variasi
metode dan teknik pembelajaran, tetapi hal perlu anda ingat bahwa materi, metode dan teknik
harus selalu anda perhatikan dan sesuaikan dengan tingkat usia dan anda harus ingat pula bahwa
materi harus disesuaikan dengan perkembangan anak.
Materi pokok dalam pembelajaran sastra adalah cerita anak sedangkan hasil belajarnya
adalah dapat menceritakan sendiri cerita yang didenarnya dengan menggunakan kata-kata sendiri.
Pada kegiatan tersebut guru dapat membacakan cerita anak atau memperdengarkannya melalui
audio kaset.
Materi pokok adalah puisi sedangkan hasil belajarnya adalah membuat parafrase puisi
dengan tetap mempertahankan makna puisi. Kegiatan tersebut, dilakuakan dengan cara
membagikan lembaran yang berisi puisi anak kemudian guru membacakannya. Setelah itu anak-
anak diminta untuk membaca puisi tersebut.
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan

Pembelajaran BI dengan fokus berbicara adalah semua aktifitas pembelajaran berbicara


berangkat, tertuju, dan berpulang pada keterampilan berbicara. Maka aktivitas pembelajaran
didominasi oleh keterampilan berbicara. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah suasana belajar
dan kegiatan berbicara.
Dengan menciptakan suasana yang dapat mendorong anak untuk bicara guru dapat
membangkitkan sikap positif terhadap kegiatan berbicara di kelas. Yang paling penting dalam
menciptakan suasana di kelas adalah memahami pentingnya proses lisan saat belajar, tanggapan
guru terhadap Bahasa yang digunakan siswa, kesempatan yang diberikan guru kepada siswa untuk
berbicara.
Pengertian apresiasi secara umum dapat diartikan sebagai penilaian yang baik atau
penghargaan terhadap karya sastra. 3 ciri yang membedakan antara karya sastra anak dan dewasa
adalah unsur pantangan, penyajian dengan gaya secara langsung dan fungsi terapan.
Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan fokus sastra dapat disajikan dengan berbagai metode
dan tehnik pembelajaran asalkan disesuaikan dengan tingkat usia dan kebutuhan anak.

B. Saran
REFERENSI

Solchan, dkk. (2022). PDGK 4204 Pendidikan Bahasa Indonesia di SD. Tangerang Selatan:
Universitas Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai