Anda di halaman 1dari 8

BAHASTRA

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia


ISSN: 2550-0848; ISSN Online : 2614-2988
Vol. 4, No. 1, September 2019

PENGEMBANGAN MODUL MENULIS CERPEN


BERBASIS PROJECT BASED LEARNING (PJBL)
UNTUK SISWA MA AR-RISALAH

Winda Noprina, Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia


Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Adzkia
Email: noprinawinda88@gmail.com

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan modul menulis cerpen berbasis
Project Based Learning (PjBL) yang valid, praktis, dan efektif untuk digunakan oleh siswa
kelas X MA Ar-Risalah Padang. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X MA Ar-Risalah
Padang yang berjumlah tiga puluh orang. Pemilihan subjek penelitian berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan tertentu. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan
dengan menggunakan model pengembangan 4D. Pengembangan diawali dengan tahap
pendefinisian, perancangan, dan diakhiri dengan pengembangan. Penelitian dimulai pada
bulan Desember 2015 sampai dengan Maret 2015. Selama penelitian, peneliti berkolaborasi
dengan guru bahasa Indonesia. Data penelitian yang berbentuk kuantitatif diperoleh dari
penilaian validator ahli, guru dan siswa, dan hasil belajar siswa. Berdasarkan analisis data
dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut. Pertama, validitas modul menulis cerpen
berbasis PjBL yang dikembangkan tergolong sangat valid dengan presentase 95,83%. Kedua,
praktikalitas yang dikembangkan tergolong sangat praktis dengan presentase 91,83% dan
81,43%. Ketiga, efektivitas modul menulis cerpen berbasis PjBL yang dikembangkan
tergolong sangat efektif dengan persentase penilaian pada aktivitas siswa yakni 90,33%.
Sebanyak 83,3% dari 30 siswa telah mendapatkan nilai menulis cerpen melebihi KKM. Jadi,
modul yang telah dikembangkan dapat digunakan sebagai bahan ajar di dalam pembelajaran
bahasa Indonesia khususnya untuk materi menulis cerpen.

Kata Kunci: modul, project based learning, cerpen

Abstract. This research is purposed to create a valid, practical, and effective modul of short
story writing based on Project Based Learning (PjBL) for students of X class MA Ar-Risalah
Padang. The subject of this research was students of X class MA Ar-Risalah Padang that
amounted to 30 students. Research subject was selected with certain considerations. This
research was development research by 4D development model. The development was began
with definition and planning stages, and ended by development stage. This research was
conducted from December 2014 to March 2015. During research, writer was collaborated
with Indonesian language teacher. Research data was qualitative data which obtained from
validation assessment of expert, teacher and student, and also student’s learning outcomes.
Based on data analysis and discussion, it can be drawn some conclusions. First, validation of
short story modul construction based on PjBL is valid with percentage of 95.83%. Second,
practicality of short story modul that being developed is highly practical with percentage of
91.83% and 81.43%. Third, effectiveness of short story modul construction based on PjBL is
very effective with assessment percentage in student activities is 90.33%. There is 83.3% of
student have learning scores beyond KKM score. Therefore, modul that being developed in
this research is applicable as learning material in Indonesian language learning especially
for short story writing subject.

Keywords: module, project based learning, short strory

PENDAHULUAN untuk mengungkapkan pikiran, perasaan,


Keterampilan menulis merupakan dan informasi dalam bentuk cerpen.
keterampilan yang sangat penting dalam
kehidupan manusia. Pada kelas X Menulis cerpen menjadi salah satu
SMA/MA, menulis cerpen menjadi SKL yang harus dicapai siswa. Pada
keterampilan yang harus dikuasai siswa. kenyataannya, SKL tersebut sulit untuk
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional dipenuhi. Berdasarkan observasi awal dan
Republik Indonesia No. 23 Tahun 2006 wawancara dengan guru mata pelajaran
menyebutkan bahwa salah satu Standar Bahasa Indonesia yang dilaksanakan pada
Kompetensi Lulusan (SKL) siswa 17 September 2014 di MA Perguruan
SMA/MA pada mata pelajaran bahasa Islam Ar-Risalah Padang, terdapat
Indonesia aspek menulis adalah mampu beberapa masalah yang dihadapi oleh
menggunakan berbagai jenis wacana tulis siswa dan guru dalam pembelajaran
menulis cerpen.

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 162


Winda Noprina
Pengembangan modul menulis cerpen
Berbasis project based learning (pjbl)
Untuk siswa ma ar-risalah

Nilai menulis cerpen siswa tahu apa-apa. Oleh karena itu siswa hanya
tergolong rendah. Rata-rata nilai siswa menerima apa yang diberikan guru tanpa
kurang dari KKM 70, yakni 60,17. mengetahui bagaimana memperoleh hal
Rekapitulasi nilai menulis cerpen siswa itu akibatnya situasi kelas menjadi pasif.
sebelum dilakukan penelitian dapat dilihat
pada lampiran 54. Tingkat keberhasilan Di samping itu, keterbatasan
dari empat indikator yang digunakan waktu pembelajaran menulis cerpen, 2x40
untuk mengukur keterampilan menulis menit dalam satu pertemuan, membuat
cerpen siswa adalah sebagai berikut. guru sulit mengoptimalisasi praktik
Tingkat keberhasilan siswa dalam menulis cerpen. Kurangnya praktik
menarasikan alur adalah 82 % dengan menulis menjadi fakta tambahan yang
kategori baik, mendeskripsikan latar menyebabkan kurang terampilnya siswa
mencapai persentase 76,67 % dengan dalam menulis. Siswa pada madrasah
kategori baik, menggambarkan aliyah, dituntut untuk mampu
perwatakan tokoh adalah 52 % dengan mengekspresikan gagasan, pikiran,
kategori hampir cukup dan ketepatan pendapat, dan pengalaman menjadi suatu
penggunaan ejaan 27,33 % dengan rangkaian berbahasa tulis yang teratur,
kategori buruk. sistematis, dan logis.

Permasalahan dalam menulis Berdasarkan pengamatan terhadap


cerpen tersebut tidak hanya dihadapi siswa buku teks yang digunakan guru,
Kelas X MA Ar-Risalah Padang, Nuraini ditemukan bahwa buku teks memiliki
(2013:13) menyatakan bahwa kelemahan. Dari segi isi, materi menulis
permasalahan serupa dialami oleh siswa cerpen hanya memuat materi secara
SMA Negeri 3 Sukoharjo. Pembelajaran singkat. Indikator dan tujuan pembelajaran
menulis cerpen kurang diminati karena hanya dapat dipahami siswa secara
dianggap sulit dan membosankan. Siswa abstrak. Dari segi kebahasaan, buku teks
malas memperhatikan informasi yang tersebut menggunakan bahasa yang kaku.
disampaikan oleh guru. Sebagian besar Pemaparan materi dalam buku hanya
siswa bercanda, bosan, bahkan mampu dipahami sekilas oleh siswa.
mengantuk, walaupun beberapa siswa Nurhasanah, S. Pd. mengungkapkan
tetap memperhatikan informasi yang bahwa buku teks belum memadai untuk
diberikan oleh guru. Kegiatan digunakan sebagai bahan ajar. Untuk itu,
pembelajaran membosankan karena proses dia menambah bahan lain yang bersumber
pembelajaran tersebut konvensional, dari internet untuk kemudian dicatat siswa.
pembelajaran hanya berpusat pada guru.
Meskipun guru juga berinisiatif Buku teks belum sesuai dengan
menggunakan metode diskusi, namun karakter masing-masing daerah atau
proses pembelajaran tetap kurang sekolah. Contoh-contoh yang dimuat
maksimal. belum dekat dengan kehidupan siswa
khususnya kehidupan pesantren. Warna
Pembelajaran dengan metode yang digunakan pun monoton, yakni hitam
konvensional juga dilakukan oleh guru di dan abu-abu. Dari segi penyajian buku
MA Ar-Risalah Padang. Konsep-konsep tersebut juga tidak memakai metode
cerpen dan indikator menulis cerpen pembelajaran yang khusus.
seperti cara menarasikan alur,
mendeskripsikan latar, menggambarkan Pembelajaran dengan metode
tokoh dan perwatakan dipaparkan melalui konvensional dan bersumber pada buku
ceramah. Pembelajaran dilanjutkan dengan teks terbukti kurang efektif dalam
membaca cerpen dan kemudian siswa meningkatkan ketertarikan siswa pada
menjawab pertanyaan seputar isi cerpen pembelajaran menulis cerpen. Metode
atau menganalisis unsur intrinsik dan pembelajaran dan bahan ajar seharusnya
unsur ekstrinsik cerpen. Proses disesuaikan dengan karakteristik siswa dan
pembelajaran tersebut memiliki kultur yang lebih spesifik. Berdasarkan
kelemahan karena siswa kurang aktif wawancara dengan siswa pada peringkat
dalam proses pembelajaran. tinggi dan rendah pada kelas X Istambul,
siswa mengakui bahwa mereka merasa
Tukiman (2007:153) mengatakan kesulitan untuk menulis cerpen.
bahwa metode konvensional menghasilkan
pembelajaran dengan karakteristik sebagai Berdasarkan paparan
berikut: guru sangat dominan dan murid permasalahan di atas, penelitian ini lebih
menjadi pasif. Dengan kondisi yang memfokuskan solusi pada pengembangan
demikian, guru seolah-olah menjadi orang bahan ajar/modul dan penggunaan metode
yang pandai di dalam kelas sedangkan pembelajaran. Dalam pembelajaran
siswa dianggap sebagai pihak yang belum menulis cerpen, guru dapat menggunakan

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 163


Winda Noprina
Pengembangan modul menulis cerpen
Berbasis project based learning (pjbl)
Untuk siswa ma ar-risalah

berbagai metode pembelajaran. Metode mengintegrasikan pengetahuan baru


pembelajaran yang digunakan dalam berdasarkan pengalamannya dalam
pembelajaran juga sangat mempengaruhi beraktivitas secara nyata. Siswa
pencapaian tujuan pengajaran menulis melakukan eksplorasi, penilaian,
cerpen. Metode pembelajaran mempunyai interpretasi, sintesis, dan informasi untuk
peranan yang sangat penting dalam proses menghasilkan berbagai bentuk hasil
belajar dan mengajar. Pemilihan metode belajar. Pembelajaran dilakukan dengan
pembelajaran dalam pembelajaran sastra fokus proyek sebagai hasil belajar.
dapat menciptakan situasi pembelajaran Pada pelaksanaannya, langkah-
yang berkualitas dan diharapkan sikap langkah pelaksanaan PjBL dapat
yang positif dari siswa untuk menyelami dijelaskan sebagai berikut. (1) Penentuan
penulisan cerpen. Oleh sebab itu, perlu pertanyaan mendasar (Start With the
upaya perubahan pengajaran dengan Essential Question), (2) mendesain
mengembangkan modul menulis cerpen perencanaan proyek (Design a Plan for the
dengan menggunakan metode Project), (3) menyusun Jadwal (Create a
pembelajaran tertentu. Schedule), (5) memonitor siswa dan
kemajuan proyek (Monitor the Students
Salah satu metode pembelajaran and the Progress of the Project), (6)
yang dianjurkan adalah metode Project menguji hasil (Assess the Outcome), (7)
Based Learning (PjBL). Melalui metode mengevaluasi pengalaman (Evaluate the
pembelajaran ini, siswa akan dapat Experience).
diharapkan menjadi aktif menyelidiki
(belajar) dengan menyajikan dunia nyata Keunggulan metode ini adalah (1)
(bukan abstrak) kepada mereka. Di dalam siswa menjadi pembelajar aktif; (2)
metode pembelajaran ini, siswa dapat pembelajaran menjadi lebih interaktif atau
bekerja secara tim (berkelompok) multiarah; (3) pembelajaran menjadi
kooperatif atau mandiri, merinci dengan student centred; (4) guru berperan sebagai
baik proses penyelesaian proyek fasilitator; (5) mengembangkan
cerpennya. Metode ini dapat mengubah kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa;
pemikiran faktual semata menjadi (6) memberikan kesempatan siswa
pemikiran yang lebih kritis dan analitis. memanajemen sendiri kegiatan atau
aktivitas penyelesaian tugas sehingga
Metode PjBL merupakan salah melatih mereka menjadi mandiri; (7) dapat
satu metode pembelajaran yang dapat memberikan pemahaman konsep atau
digunakan oleh guru sehingga secara pengetahuan secara lebih mendalam
otomatis guru berarti juga menggunakan kepada siswa.
pendekatan saintifik (scientific approach)
dalam pembelajarannya. Melalui Metode pembelajaran PjBL ini
pendekatan saintifik ini siswa akan diajak dapat diterapkan untuk meningkatkan
„meniti jembatan emas‟ sehingga ia tidak keterampilan menulis cerpen karena sesuai
hanya mendapatkan ilmu pengetahuan dengan hakikat dan tujuan pembelajaran
(knowledge) semata tetapi juga akan untuk siswa MA. Metode ini dapat
mendapatkan keterampilan dan sikap- mewujudkan situasi belajar sastra yang
sikap yang dibutuhkan dalam tidak menjenuhkan sehingga siswa dapat
kehidupannya kelak. Saat belajar mengekspresikan dirinya terhadap
menggunakan metode PjBL ini, siswa penulisan teks cerpen secara penuh.
dapat berlatih menalar secara induktif
(inductive reasoning). Nasution (2003:205)
mengemukakan modul dapat dirumuskan
Made Wena (2010:145) sebagai: suatu unit yang lengkap yang
menambahkan PjBL adalah sebuah metode berdiri sendiri dan terdiri atas suatu
pembelajaran yang inovatif, dan lebih rangkaian kegiatan belajar yang disusun
menekankan pada belajar kontekstual untuk membantu siswa. Depdiknas (2008),
melalui kegiatan-kegiatan yang kompleks. mengemukakan tujuan pembelajaran
Sementara itu, Joel L Kein et. al (2009) modul adalah sebagai berikut:
menjelaskan bahwa PjBL adalah strategi
pembelajaran yang memberdayakan siswa “1) Memperjelas dan
untuk memperoleh pengetahuan dan mempermudah penyajian pesan
pemahaman baru berdasar pengalamannya agar tidak terlalu bersifat verbal,
melalui berbagai presentasi. 2) Mengatasi keterbatasan waktu,
Dari berbagai penjelasan tentang ruang, dan daya indera, baik siswa
pengertian PjBL di atas, dapat disimpulkan maupun guru/instruktur, 3) Agar
bahwa PjBL merupakan metode belajar dapat digunakan secara tepat dan
yang menggunakan proyek sebagai bervariasi, seperti untuk
langkah awal dalam mengumpulkan dan meningkatkan motivasi dan gairah

164
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Winda Noprina
Pengembangan modul menulis cerpen
Berbasis project based learning (pjbl)
Untuk siswa ma ar-risalah

belajar, 4) Mengembangkan PEMBAHASAN


kemampuan dalam berinteraksi
langsung dengan lingkungan dan Penelitian pengembangan ini
sumber belajar lainnya yang menghasilkan sebuah bahan ajar berupa
memungkinkan siswa belajar modul menulis cerpen berbasis Project
secara mandiri sesuai kemampuan Based Learning (PjBL). Desain atau
dan minatnya, 5) Memungkinkan rancangan modul menulis cerpen yang
siswa dapat mengukur atau dikembangkan telah disesuaikan dengan
mengevaluasisendiri hasil struktur pembuatan modul. Untuk
belajarnya.” mendapatkan model yang valid, praktis
dan efektif, maka dilakukan uji validitas,
Hasanuddin dan Muhardi (2006:6) praktikalitas, dan efektivitas. Validasi
mengatakan cerpen adalah cerita yang sangat penting untuk mengetahui validitas
ditulis secara singkat dan pendek, dalam modul sebelum diujicobakan dalam
cerpen dikemukakan satu permasalahan pembelajaran. Selain itu, validasi sangat
saja yakni dengan mengungkapkan sebuah penting untuk mendapatkan penilaian
permasalahan disertai dengan faktor terhadap modul. Hal ini sesuai dengan
penyebab dan akibatnya. Sementara Jassin pendapat Daryanto (2013:22) yang
(dalam purba, 2010: 49) menyatakan menyatakan bahwa validasi merupakan
bahwa cerpen adalah cerita pendek, lebih proses untuk menguji kesesuaian modul
jauh ia mengungkapkan bahwa dalam dengan kompetensi yang menjadi tujuan
mendefenisikan cerita pendek ini orang belajar. Modul yang telah dirancang
boleh bertengkar, tetapi cerita yang seratus divalidasi oleh pakar. Pakar yang
halaman panjangnya sudah tentu tidak bisa memvalidasi adalah dosen Universitas
disebut cerita pendek dan memang tidak Negeri Padang. Kegiatan validasi
ada cerita pendek yang demikian dilakukan dengan mengisi lembar validasi
panjangnya. dan diskusi dengan validator. Modul yang
divalidasi harus memenuhi kriteria
METODE PENELITIAN kevalidan dari segi penyajian, kelayakan
Sesuai dengan tujuan penelitian, isi, kelayakan kebahasaan, dan
yaitu untuk menghasilkan produk berupa kegrafikaan. Keempat aspek validitas
modul menulis cerpen berbasis Project tersebut dikemukakan dalam buku
Based Learning (PjBL) yang valid, Depdiknas, (2008:28) dan Lestari
praktis, dan efektif maka penelitian ini (2013:105).
digolongkan pada penelitian 1. Validasi Modul Menulis Cerpen
pengembangan (Research and Berbasis Project Based Learning (PjBL)
Development/R&D). Sugiyono (2012:297)
mengatakan bahwa metode penelitian dan Berdasarkan analisis yang
pengembangan (research and dilakukan pada angket validasi modul,
development) adalah metode yang skor yang diperoleh adalah 460. Nilai
digunakan untuk menghasilkan produk validitas modul pembelajaran yang
tertentu dan menguji keefektifan produk dikembangkan mencapai tingkat 95,83 %.
tersebut. Dalam penelitian pengembangan Kategori kevalidan adalah sangat valid.
ini digunakan model 4D (Four-D Model) Hal ini menunjukkan bahwa modul
yang dikemukakan oleh Thiagarajan dkk menulis cerpen berbasis PjBL telah dapat
(dalam Trianto, 2010:93). Model untuk diujicobakan. Keempat aspek yang
pengembangan 4-D dilakukan ada di dalam modul yaitu, aspek
menggunakan 4 tahap, yaitu (1) kelayakan isi, kelayakan kebahasaan,
pendefenisian (define), (2) perancangan kelayakan penyajian, dan kelayakan
(design), (3) pengembangan (develop), dan kegrafikaan sudah valid. Berikut diuraikan
(4) penyebaran (disseminate). Peneliti nilai persentase masing-masing aspek
hanya melaksanakan tahap pertama hingga kelayakan tersebut.
keempat karena keterbatasan waktu dan
biaya. Subjek penelitian adalah 30 siswa Berdasarkan analisis yang
di Kelas X MA Ar-Risalah Padang. Jenis dilakukan pada angket validasi modul
data penelitian adalah data kualitatif dan pada aspek kelayakan isi, maka modul
kuantitatif. Instrumen pengumpul data pembelajaran yang dikembangkan
terdiri dari angket validasi modul, angkaet khusunya pada aspek kelayakan isi
praktikalitas modul, lembar obserbasi mencapai tingkat 96,88 %. Kategori
aktivitas siswa, dan soal tes unjuk kinerja kevalidan modul dari aspek kelayakan isi
menulis cerpen. Teknik analisis data adalah sangat valid. Ketepatan modul
yakni, analisis validitas modul oleh pakar, dengan kurikulum, ketepatan konsep, dan
analisis kepraktisan modul oleh guru dan substansi modul telah baik.
siswa, dan analisis efektifitas modul.

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 165


Winda Noprina
Pengembangan modul menulis cerpen
Berbasis project based learning (pjbl)
Untuk siswa ma ar-risalah

Persentase aspek kelayakan a. Praktikalitas Modul Menulis


kebahasaan mencapai tingkat 95,31 %. Cerpen Berbasis Project Based Learning
Kategori kevalidan modul dari aspek (PjBL) oleh Guru/Praktisi
kelayakan kebahasaan adalah sangat valid.
Tata kalimat, ide dan gaya penyampaian
dalam modul sudah baik.
Apabila dilihat dari hasil analisis
Berdasarkan analisis yang terhadap angket praktikalitas oleh
dilakukan pada angket validasi modul guru/praktisi, maka dapat disimpulkan
pada aspek kelayakan penyajian, maka bahwa modul menulis cerpen berbasis
modul pembelajaran yang dikembangkan PjBL yang berjudul Kreatif Menulis
khususnya pada aspek kelayakan Cerpen untuk MA Ar Risalah mudah
penyajian mencapai tingkat 100 %. digunakan dalam pembelajaran menulis
Kategori kevalidan modul dari aspek cerpen. Waktu yang telah ditetapkan di
kelayakan penyajian adalah sangat valid. dalam kurikulum sesuai dengan yang
Penyajian sudah sesuai dengan Standar ditetapkan di dalam modul menulis cerpen
Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar berbasis PjBL. Hal ini dapat dilihat dari
(KD), indikator dan tujuan pembelajaran. hasil praktikalitas oleh guru sebesar 92,65.
Dengan demikian, dapat disimpulkan
Berdasarkan analisis yang bahwa modul menulis cerpen berbasis
dilakukan pada angket validasi modul PjBL yang telah dikembangkan mudah
pada aspek kelayakan kegrafikaan, maka digunakan oleh guru dalam pembelajaran,
modul pembelajaran yang dikembangkan dan senang memakainya karena gaya
khususnya pada aspek kelayakan penyajian menarik dan materi yang
kegrafikaan mencapai tingkat 86,9 %. disajikan juga bagus. Pembelajaran
Kategori kevalidan modul dari aspek menggunakan modul menulis cerpen
kelayakan kegrafikaan adalah sangat valid. berbasis PjBL lebih efektif dan efisien
sehingga dapat membantu guru
2. Praktikalitas Modul Menulis menyampaikan pelajaran sekaligus
Cerpen berbasis Project Based Learning mengefektifkan waktu. Secara ekonomis,
(PjBL) modul menulis cerpen berbasis PjBL
mudah dibawa. Dengan demikian,
Kepraktisan modul menulis permasalahan dalam pembelajaran
cerpen berbasis PjBL diketahui setelah menulis cerpen di kelas dapat teratasi
melakukan uji coba lapangan. Menurut dengan menggunakan modul menulis
Daryanto (2013:51−52) uji coba yang cerpen berbasis PjBL yang telah
dimaksud adalah mengujicobakan draf dikembangkan.
modul menulis cerpen berbasis PjBL yang
telah divalidasi kepada beberapa orang b. Praktikalitas Modul Menulis
sampel sasaran belajar. Dalam penelitian Cerpen Berbasis Project Based Learning
ini, yang menjadi sampel kepraktisan (PjBL) oleh Siswa
modul menulis cerpen berbasis PjBL
adalah guru dan siswa kelas X MA Ar-
Risalah Padang. Uji praktikalitas ini
Jika dilihat dari segi kepraktisan
dilakukan setelah guru dan siswa
menurut penilaian siswa, maka modul
menggunakan dan mempelajari modul
menulis cerpen berbasis PjBL yang
menulis cerpen berbasis PjBL. Guru dan
berjudul Kreatif Menulis Cerpen
siswa diminta untuk mengisi angket
berkategori sangat praktis. Hal ini
praktikalitas modul menulis cerpen
didasarkan pada hasil analisis angket
berbasis PjBL. Dengan demikian, hasil
praktikalitas oleh siswa sebesar 81,43
kepraktisan modul menulis cerpen
dengan kategori sangat praktis. Pernyataan
berbasis PjBL terdiri atas dua macam,
tersebut didukung oleh pernyataan
yaitu kepraktisan modul menulis cerpen
Riduwan (2012:15) yang menyatakan
berbasis PjBL oleh guru dan kepraktisan
bahwa interval 81– 100 termasuk dalam
modul menulis cerpen berbasis PjBL oleh
kategori sangat praktis. Jika dikaitkan
siswa. Kedua hal tersebut dijelaskan
dengan indikator kepraktisan, dapat
berikut ini.
diartikan bahwa modul menulis cerpen
berbasis PjBL yang telah dikembangkan
mudah digunakan oleh siswa dalam
belajar. Penyajian modul menulis cerpen
berbasis PjBL yang menarik dan lengkap
memudahkan siswa menggunakannya
dalam pembelajaran. Selain itu, kualitas
modul menulis cerpen berbasis PjBL yang

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 166


Winda Noprina
Pengembangan modul menulis cerpen
Berbasis project based learning (pjbl)
Untuk siswa ma ar-risalah

bagus menjadikan siswa senang yang kurang aktif. Aktivitas tersebut


menggunakannya. Modul menulis cerpen adalah mengisi refleksi jurnal pada bagian
berbasis PjBL juga memiliki nilai akhir. Pada bagian ini, siswa kadang-
ekonomis yang mudah dibawa. kadang mengalami kesulitan menuangkan
konsep-konsep yang ada dalam pikirannya
Berdasarkan hasil analisis dalam bentuk tulisan. Akan tetapi, hal
kepraktisan modul menulis cerpen tersebut bukan berarti bahwa siswa tidak
berbasis PjBL oleh guru dan siswa, dapat mampu merumuskan masalah. Hanya
dikemukakan bahwa modul menulis proses perumusan masalah membutuhkan
cerpen berbasis PjBL yang telah waktu yang agak lama bagi siswa.
dikembangkan dapat digunakan oleh guru Berdasarkan hasil analisis aktivitas siswa,
dan siswa dalam pembelajaran menulis dapat disimpulkan bahwa modul menulis
cerpen. Hal ini didasarkan pada hasil uji cerpen berbasis PjBL yang berjudul
kepraktisan yang menunjukkan bahwa Kreatif Menulis Cerpen sangat efektif
modul menulis cerpen berbasis PjBL yang dengan rata-rata nilai aktivitas sebesar
dikembangkan berkategori sangat praktis. 90,33% dengan kriteria sangat tinggi dan
Dengan kata lain, modul menulis cerpen tingkat keberhasilan sangat berhasil.
berbasis PjBL menulis cerpen mudah Dengan demikian, modul menulis cerpen
digunakan oleh guru dan siswa dalam berbasis PjBL dapat digunakan dalam
pembelajaran. pembelajaran menulis cerpen secara
khusus, dan pembelajaran bahasa
3. Efektivitas Modul menulis cerpen Indonesia secara umum.
berbasis Project Based Learning (PjBL)
b. Hasil Belajar Siswa
Setelah melakukan uji kepraktisan
terhadap modul menulis cerpen berbasis Hasil belajar siswa dalam
PjBL yang dikembangkan, maka dianalisis mempelajari materi menulis cerpen dapat
hasil efektivitas modul menulis cerpen dilihat dari tes yang diberikan kepada
berbasis PjBL. Hasil efektivitas tersebut siswa. Berdasarkan analisis hasil analisis
bersumber dari hasil pengamatan observer skor dan nilai tes untuk kerja, diperoleh
terhadap aktivitas siswa selama kesimpulan bahwa siswa kelas uji coba
mempelajari modul menulis cerpen secara umum berada pada kualifikasi Baik
berbasis PjBL, dan hasil belajar siswa (B) dengan rata-rata nilai sebesar 73,58.
terhadap tes yang diberikan setelah Nilai rata-rata tersebut telah memenuhi
mempelajari modul menulis cerpen syarat ketuntasan dalam mempelajari
berbasis PjBL. Untuk lebih jelas, kedua modul menulis cerpen berbasis PjBL, yaitu
hal tersebut akan dijelaskan berikut ini. >70. Angka tersebut meningkat dari nilai
a. Aktivitas Siswa menulis cerpen siswa sebelum
menggunakan modul yang hanya
Selama proses pembelajaran menggunakanmencapai
modul menulis
rata-ratacerpen
60, 17.berbasis PjBL, aktivitas siswa selalu
menuliskan peristiwa yang dialaminya
berdasarkan ilustrasi yang ada dalam Dilihat dari kemampuan secara
modul. Ketiga, siswa mengerjakan semua individu, masih terdapat 1 orang siswa
uji pemahaman dan uji kinerja dalam yang belum dinyatakan tuntas berdasarkan
modul. Keempat, siswa mengerjakan kriteria belajar melalui Modul menulis
refleksi jurnal siswa yang terdapat pada cerpen berbasis PjBL. Ketidaktuntasan ini
akhir kegiatan pembelajaran modul. disebabkan oleh nilai yang belum
Kelima,siswa mencocokkan jawaban memenuhi kriteria ketuntasan minimal
dengan intisari jawaban yang ada untuk mempelajari modul menulis cerpen
mengetahui tingkat pemahamannya serta berbasis PjBL. Siswa yang belum
menilai sendiri pekerjaannya sesuai memenuhi kriteria memiliki nilai rendah
dengan rubrik penilaian yang disediakan karena belum menguasai konsep materi
dalam modul. pembelajaran cerpen dan belum terlatih
dalam menulis.
Obsever aktivitas siswa diamati
oleh peneliti sendiri dan observer lainnya. Secara keseluruhan, kekurangan
Untuk memudahkan pengamatan observer siswa pada menulis cerpen ini terletak
membagi kelas uji coba membuat dalam pada penulisan tanda baca dan ejaan yang
bentuk kelompok pengamatan. Pembagian disempurnakan (EyD). Namun demikian,
tersebut didasarkan pada tempat duduk kekurangan siswa pada aspek tersebut
siswa. tidak memengaruhi nilai rata-rata yang
Berdasarkan hasil analisis angket diperoleh sehingga secara keseluruhan,
observasi, diperoleh hasil bahwa secara siswa berhasil mempelajari modul menulis
umum, aktivitas siswa tergolong sangat cerpen berbasis PjBL, dan modul menulis
aktif. Namun demikian, ada satu aktivitas cerpen berbasis PjBL yang dikembangkan

167
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Winda Noprina
Pengembangan modul menulis cerpen
Berbasis project based learning (pjbl)
Untuk siswa ma ar-risalah

tergolong efektif. Persentase tiap aspek telah bisa digunakan oleh guru dan siswa.
dapat dijelaskan sebagai berikut. Pada Kevalidan modul menulis cerpen itu
aspek kemampuan siswa menarasikan alur tergambar dari empat aspek, yakni sebagai
cerita sebesar 97,33 dengan kualifikasi berikut. Dari aspek kelayakan isi
baik sekali, pada aspek kemampuan siswa tergambar bahwa modul menulis cerpen
menggambarkan tokoh dan perwatakannya yang dibuat telah merujuk pada SK, KD,
dalam cerita 94,22 dengan kategori baik dan indikator yang ada di dalam KTSP
sekali, pada aspek kemampuan siswa dan pembelajaran yang disajikan telah
mendeskripsikan latar cerita 68,11 dengan mencantumkan tahap PjBL. Dengan
kualifikasi cukup, pada aspek kemampuan begitu, materi yang ada di dalam modul
siswa mendayagunakan kebahasaan dalam menulis cerpen dapat digunakan guru
menulis cerpen yang meliputi pilihan kata, dalam pembelajaran khususnya pada
ejaan, gaya bahasa 50,33 dengan kategori materi menulis cerpen. Dari aspek
kurang, pada aspek kemampuan siswa kelayak bahasa tergambar modul menulis
memperhatikan format/grafika dalam cerpen yang dibuat telah sesuai dengan
menulis cerpen 86 dengan kualifikasi baik EYD, mudah dipahami oleh peserta didik,
sekali. dan membangkitkan semangat siswa
dalam belajar. Dengan begitu, dari segi
Setelah uji validitas, uji bahasa modul menulis cerpen dapat
praktikalitas, dan uji efektivitas digunakan oleh guru dan siswa. Dari aspek
dideskripsikan, dapat dikemukakan bahwa kelayak penyajian, tergambar bahwa
modul menulis cerpen berbasis PjBL modul menulis cerpen yang dibuat sesuai
dengan judul menulis cerpen yang dengan kurikulum, mudah dipahami siswa,
berbasis PjBL termasuk dalam kategori meningkatkan semangat siswa, dan sesuai
sangat valid karena nilai validitas sebesar dengan kemajuan zaman. Dengan begitu
95,83%. Modul menulis cerpen berbasis dari segi penyajian modul menulis cerpen
PjBL praktis karena nilai kepraktisan dapat digunakan oleh guru dan siswa. Dari
modul menulis cerpen berbasis PjBL oleh aspek kegrafikaan, tergambar bahwa
guru sebesar 81,43%, dan nilai kepraktisan modul menulis cerpen yang telah
modul menulis cerpen berbasis PjBL oleh dirancang mudah dibaca dan dapat
siswa sebesar 92,65%. Selanjutnya, modul membangkitkan aktivitas siswa. Dengan
menulis cerpen berbasis PjBL dikatakan begitu dari segi kegrafikan modul menulis
efektif karena nilai hasil belajar siswa cerpen telah dapat digunakan oleh guru
mengerjakan tes unjuk kerja rata-rata dan siswa.
73,58 di atas KKM 70 dengan kualifikasi
Kedua, Modul menulis cerpen
Cukup (C). Itu berarti bahwa guru dan
berbasis PjBL pada materi menulis cerpen
siswa dapat menggunakan modul menulis
kelas X MA yang dirancang tergolong
cerpen berbasis PjBL tersebut pada
sangat praktis. Dengan begitu Modul
pembelajaran menulis cerpen secara
menulis cerpen telah bisa gunakan oleh
khusus, dan pembelajaran bahasa
guru dan siswa. Kepraktisan Modul
Indonesia secara umum. Kesimpulan
menulis cerpen itu tergambar dari dua
tersebut secara keseluruhan didasarkan
aspek, yakni sebagai berikut. Dari aspek
pada pendapat Riduwan (2012:15) yang
kemudahan dalam penggunaan tergambar
menyatakan bahwa nilai yang berada pada
bahwa modul menulis cerpen mudah
interval 81−100 berkategori sangat valid
digunakan oleh guru dan siswa. Guru tidak
dan praktis. Sementara itu, Nurgiyantoro
perlu lagi mencari referensi lain dalam
(2001:400) mengemukakan bahwa nilai
pembelajaran karena materi yang ada di
siswa yang berkategori baik berada pada
dalam modul menulis cerpen telah jelas
tingkat penguasaan 76 – 85. Menurut
dan mudah dipahami. Siswa bisa belajar
Dimyati dan Mudijono (2006:125),
dengan mudah walaupun tidak ada guru
aktivitas siswa berada pada kriteria sangat
dan siswa bisa belajar di mana saja. Dari
aktif apabila persentase keaktifan berada
aspek kesesuaian dengan waktu,
pada 76−100.
tergambar bahwa modul menulis cerpen
yang dirancang telah sesuai dengan waktu
SIMPULAN yang ditetapkan di dalam kurikulum 2006
atau KTSP.
Berdasarkan hasil penelitian dan Ketiga, modul menulis cerpen
pembahasan dalam penelitian ini maka berbasis PjBL pada materi menulis cerpen
dapat disimpulkan sebagai berikut. kelas X MA yang dirancang tergolong
Pertama, Modul menulis cerpen berbasis sangat efektif untuk membangkitkan
Project Based Learning (PjBL) untuk aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal itu
siswa kelas X MA Ar-Risalah Padang tergambar dari pengamatan yang
yang dirancang tergolong sangat valid. dilakukan observer yang menyatakan
Dengan begitu, modul menulis cerpen bahwa sewaktu belajar menggunakan

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 168


Winda Noprina
Pengembangan modul menulis cerpen
Berbasis project based learning (pjbl)
Untuk siswa ma ar-risalah

modul menulis cerpen semua siswa Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan
terlihat aktif dan hasil yang didapat secara Pembelajaran. Jakarta: Rineka
umum berkategori baik. Cipta.
Penelitian pengembangan ini telah
Hasanuddin dan Muhardi. 2006. Prosedur
menghasilkan produk berupa modul
Analisis Fiksi: ajian
menulis cerpen berbasis project based
Strukturalisme. Padang: Citra
learning (PjBL) pada materi menulis
Budaya Indonesia.
cerpen untuk siswa kelas X MA yang
valid, praktis, dan efektif. Dengan telah Kemp, Jerrol. 1994. Proses Perancangan
dihasilkan modul menulis cerpen yang Pengajaran. Bandung: ITB
valid, praktis, dan efektif berarti modul Bandung.
menulis cerpen ini telah bisa digunakan
untuk pembelajaran bahasa Indonesia
khususnya pada materi menulis cerpen dan
kepada siswa yang mempunyai Nuraini, Oktaviana. 2013. “Penerapan
karakteristik sama dengan subjek teknik Transformasi Lagu untuk
penelitian ini. Meningkatkan Keterampilan
Menulis Cerpen Siswa SMA”.
Berdasarkan simpulan penelitian
BASASTRA Jurnal Penelitian
ini maka didapat saran-saran yang sesuai
Bahasa, Sastra Indonesia dan
dengan dengan hasil penelitian sebagai
Pengajarannya, 2 (2): 1-16.
berikut. Pertama, kepala sekolah
hendaklah menyarankan guru-guru Nurgiantoro, Burhan. 2010. Penilaian
membuat bahan ajar sendiri untuk dalam Pengajaran Bahasa dan
pembelajaran agar pembelajaran lebih Sastra. Yogyakarta:
bermakna. Kedua, guru hendaklah BPFEYogyakarta.
menggunakan modul menulis cerpen ini di
dalam pembelajaran karena modul menulis Riduwan. 2012. Skala Pengukuran
cerpen ini dapat meningkatkan aktivitas Variabel-variabel Penelitian.
dan hasil belajar siswa, guru dapat juga Bandung: Alfabeta.
mengikuti petunjuk penggunaan modul
menulis cerpen dengan benar dan Trianto. 2009. Mendesain Model
kemudian membuat bahan ajar dengan Pembelajaran Inovatif-Progresif.
materi yang berbeda. Ketiga, siswa Jakarta: Kencana Prenada Media
hendaklah menggunakan modul menulis Group.
cerpen yang telah dikembangkan di dalam
pembelajaran, membaca modul menulis Trianto. 2012. Model-model
cerpen dengan teliti, mengikuti petunjuk Pembelajaran Terpadu. Jakarta:
dan langkah kerja yang ada di dalam Bumi Aksara.
modul menulis cerpen, dan mengerjakan
Tukiman. 2007. "Meningkatkan
semua soal yang ada di dalam modul
Kemampuan Menulis Cerpen
menulis cerpen. Keempat, peneliti
dengan Pendekatan Pembelajaran
selanjutnya dapat menggunakan hasil
Terpadu (Studi pada Siswa Kelas
penelitian ini sebagai penelitian yang
XII IPA-3 SMA N 1 Mojolaban)".
relevan dan jika ingin mengembangkan
Jurnal Pendidikan, 16 (2) :151-
bahan ajar kembangkanlah bahan ajar
163.
dengan materi yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pengembangan Sumber Daya


Manusia Pendidikan dan
Penjaminan Mutu Pendidikan
(BPSDMPK). 2013.
Pembelajaran Berbasis
Proyek/Project Based Learning.
Jakarta: Kemendibud.

Depdiknas. 2008. Panduan


Pengembangan Bahan Ajar.
Jakarta: Direktorat Pembinaan
Sekolah Menengah Atas.

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 169

Anda mungkin juga menyukai