Anda di halaman 1dari 25

Literasi: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Vol. 12, No.

o.2, Juli 2022 e-ISSN 2549-2594

PEMANFAATAN CERITA RAKYAT


DI KABUPATEN BANDUNG
DALAM PENYUSUNAN BAHAN AJAR MENDONGENG
BERBASIS KEARIFAN LOKAL

Dani Hermawan
Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah
FKIP Universitas Bale Bandung
danihermawan@unibba.ac.id

Rae Dadela
Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah
FKIP Universitas Bale Bandung
raedadela@unibba.ac.id

Deanty Rumandang Bulan3


Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah
FKIP Universitas Bale Bandung
deantyrbulan@unibba.ac.id

Abstrak
Penelitian ini berupaya untuk memberikan gambaran terhadap kebutuhan
pembelajaran sastra di Sekolah Menengah Atas. Keberhasilan
pencapaian target pembelajaran salah satunya dipengaruhi oleh faktor
pemanfaatan media pembelajaran. Ketepatan guru dalam memanfaatkan
media akan berpengaruh pada motivasi dan prestasi siswa. Adapun
kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pembelajaran yaitu 1)
siswa belum memiliki fasilitas penunjang dalam pembelajaran; 2)
ketersedian sumber bacaan masih terbatas. Berdasarkan hal tersebut
peneliti termotivasi untuk membuat bahan ajar yang memuat naskah yang
berisi pengetahuan tentang nilai-nilai kearifan lokal yang nantinya akan
digunakan untuk menunjang proses pembelajaran serta lebih luasnya
dapat diimplementasikan dalam kehidupan. Melalui pemanfaatan hasil
analisis nilai kearifan lokal pada naskah cerita rakyat yang berasal dari
Kabupaten Bandung diharapkan mampu dijadikan alternatif bahan ajar.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu studi deskriptif
kualitatif. Data penelitian diambil dari beberapa sampel cerita rakyat
yang ada di Kabupaten Bandung. Hasil pengolahan data penelitian dibagi
menjadi dua jenis. Pertama hasil analisis nilai kearifan lokal dari sepuluh
cerita rakyat ditemukan 17 nilai kearifan lokal. Kedua, hasil uji kelayakan

170
Literasi: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Vol. 12, No.2, Juli 2022 e-ISSN 2549-2594

bahan ajar terhadap pengguna diperoleh rata-rata 85,75% dan dinyatakan


sangat layak digunakan.

Kata Kunci: bahan ajar, cerita rakyat, kearifan lokal, mendongeng.

Abstract
This research attempts to draw an overview of the need of literature
learning at high school. The achievement of learning targets is influenced
by the use of learning media. The teacher's accuracy in using the media
will affect student motivation and achievement. The obstacles faced in
the implementation of learning are 1) students do not have supporting
facilities in learning; 2) the availability of reading sources is still limited.
Based on that, this research attempts to create local wisdom-based
teaching material. The local wisdom was recorded from the verbal
traditions in Bandung Regency of West Java. This research is qualitative
descriptive research. Results of this study shows that there are seventeen
verbal traditions used in this research and the results of the feasibility
test of teaching materials to users obtained an average of 85.75%.
Therefore, we conclude that the teaching material is feasible.

Keywords: teaching material, folk story, local wisdom, storytelling.

PENDAHULUAN tasikan hasil pengalaman belajar


Pendidikan dilaksanakan dan dalam kehidupan sehari-hari. Tidak
diarahkan pada pencapaian target terkecuali juga untuk pembelajaran
standar nasional yaitu mencerdaskan Bahasa dan Sastra Indonesia.
kehidupan bangsa. Untuk mencapai
Target pencapaian Pembela-
target tersebut tentunya dalam proses
jaran Bahasa Indonesia di sekolah
pembelajaran harus ditunjang dengan
harus serasi dengan standar nasional
berbagai aspek, di antaranya
yang tercantum dalam kurikulum
ketersediaan sarana dan prasarana,
2013. Dalam kurikulum tersebut
kompetensi pendidik, dan kompetensi
pembelajaran Bahasa Indonesia
peserta didik. Pembelajaran tidak
terbagi menjadi dua materi, yakni
hanya difokuskan pada penguasaan
materi kebahasaan dan kesusastraan.
teori saja melainkan harus diimbangi
Melalui materi kebahasaan, siswa
dengan kemampuan mengimplemen-
171
Literasi: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Vol. 12, No.2, Juli 2022 e-ISSN 2549-2594

dituntut agar mahir dalam bergantung pada pembelajaran sastra.


berkomunikasi, sedangkan dalam Melalui sastra pembelajar dapat
materi kesusastraan siswa dituntuk belajar karakter. Hal ini sejalan
untuk bisa menikmati, mengapresiasi, dengan kurikulum nasional yang lebih
dan menerapkan nilai-nilai karya menekankan pada pembelajaran
sastra dalam kehidupan sehari-hari. berbasis karakter. Selain Pendidikan
Sebagaimana yang diungkapkan karakter, melalui sastra seorang bisa
Delviani dalam Pradnyani (2021, belajar budaya serta menjunjung
hlm.242) bahwa inti pembelajaran budaya daerah. Untuk itu penelitian
sastra di dalam kurikulum 2013 ialah ini akan mengangkat sastra lisan
mengenalkan siswa pada arti yang ada berbasis kearifan lokal sebagai bahan
di dalam karya sastra dan meminta ajar sastra di sekolah. Sejalan dengan
peserta didik menghayati kesan yang pendapat Ansari (2020, hlm.80)
tersaji. “Kearifan lokal itu banyak tergambar
dalam bentuk karya puisi lama, prosa
Dalam Kurikulum 2013,
lama, dan drama. Keseluruhan nilai-
bahasa digunakan sebagai sarana
nilai dan gagasan-gagasan yang
dalam membentuk pola pikir bangsa
terdapat dalam karya sastra itulah
Indonesia, yaitu dengan cara
yang harus tetap dipertahankan dalam
pendekatan teks sehingga tidak hanya
pembelajaran bahasa dan sastra
membaca, menulis, dan berbicara,
Indonesia”.
tetapi juga cara berpikir dan
membentuk pola pikir”. Jadi pada Diharapkan dengan
dasarnya ketercapaian pembelajaran masuknya kearifan lokal dalam
diukur dari perubahan berpikir dan pembelajaran peserta didik dapat
pola pikir peserta didik. memahami, mengenal, dan
melestarikan budaya yang ada di
Bahasa dan sastra merupakan
daerah sendiri. Hal ini sejalan dengan
dua bidang yang tidak dapat
tujuan mempelajari Bahasa Indonesia
dipisahkan. Keberhasilan
di sekolah menengah adalah agar
pembelajaran Bahasa sangat
172
Literasi: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Vol. 12, No.2, Juli 2022 e-ISSN 2549-2594

peserta didik dapat menikmati dan Adapun tujuan penelitian ini


memanfaatkan karya sastra untuk adalah untuk menjelaskan 1) hasil
memperluas wawasan, memperluas analisis nilai-nilai kearifan lokal
budi pekerti, serta meningkatkan dalam cerita rakyat dari Kabupaten
pengetahuan dan kemampuan Bandung; 2) efektivitas penggunaan
berbahasa. bahan ajar sastra (dongeng) berbasis
nilai-nilai kearifan lokal dalam
Permasalahan yang diangkat
pembelajaran.
dalam penelitian ini adalah cara
pemanfaatan hasil analisis cerita Urgensi penelitian ini lebih
rakyat di kabupaten Bandung dalam menitikberatkan pada pemanfaatan
penyusunan bahan ajar sastra berbasis cerita rakyat di kabupaten Bandung
nilai kearifan lokal. Begitu banyaknya dalam penyusunan bahan ajar
cerita rakyat yang ada di Kabupaten mendongeng berbasis kearifan lokal.
Bandung, maka penelitian ini hanya Bahan ajar yang akan disusun dan
difokuskan pada sepuluh cerita rakyat disajikan berdasarkan nilai-nilai
yang akan dianalisis dan dijadikan kearifan lokal pada setiap cerita rakyat
pertimbangan dalam penyusunan yang ada di kabupaten Bandung.
bahan ajar. Bahan ajar yang dimaksud Selain itu juga harapannya kearifan
dibuat memuat beberapa komponen lokal kabupaten Bandung dapat
yang harus ada dalam bahan ajar dikenal oleh orang luar kabupaten
sesuai dengan ketentuan. Bandung melalui pembelajaran sastra.

Agar penelitian ini tidak METODE


terlalu meluas, maka membuat
Metode yang digunakan
rumusan masalah yaitu
dalam penelitian ini adalah studi
“Bagaimanakah cara pemanfaatan
deskriptif analitik, yakni suatu metode
hasil analisis nilai kearifan lokal pada
yang berfungsi untuk
setiap cerita rakyat di Kabupaten
mendeskripsikan atau memberi
Bandung dalam penyusunan bahan
gambaran terhadap objek yang diteliti
ajar sastra?”.
173
Literasi: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Vol. 12, No.2, Juli 2022 e-ISSN 2549-2594

melalui data atau sampel yang telah Data kualitatif diambil dari hasil
terkumpul sebagaimana adanya tanpa pengkajian dan interpretasi terhadap
melakukan analisis dan membuat nilai-nilai kearifan lokal yang terdapat
kesimpulan yang berlaku untuk umum dalam cerita rakyat yang dianalisis.
(Sugiyono, 2013). Objek penelitian ini Data kuantitatif diambil dari hasil uji
yaitu cerita rakyat berasal dari kelayakan bahan ajar mendongeng
kabupaten Bandung Provinsi Jawa berbasis kearifan lokal terhadap para
Barat. pengguna yaitu dalam penelitian ini
ditujukan untuk guru mata pelajaran
Melalui metode analisis
Bahasa Indonesia.
kualitatif, data yang telah terkumpul
kemudian diseleksi, dikelompokkan, Penentuan besar dan
dilakukan pengkajian, interpretasi, banyaknya data bergantung pada
dan disimpulkan. Kemudian hasil kebutuhan penelitian dengan berbagai
simpulan akan dideskripsikan. pertimbangan dan tujuan tertentu.
Sumber data dalam penelitian ini
Penelitian yang dilakukan
dibagi menjadi dua yaitu data cerita
menggunakan metode sampling.
rakyat yang berasal dari Kabupaten
Peneliti hanya mengambil sampel
Bandung Provinsi Jawa Barat
sebagai data yang akan diolah dan
sebanyak 10 judul dan sumber data
dianalisis. Penentuan sampel
yang kedua adalah partisipan. Sumber
menggunakan teknik purposive
data partisipan yang dimaksud adalah
sample. Menurut Arikunto (2019,
beberapa guru mata pelajaran Bahasa
hlm. 117) Purposive sample dilakukan
Indonesia di kelas X Sekolah
dengan cara mengambil subjek bukan
Menengah Atas di Kabupaten
didasarkan atas strata, random, atau
Bandung Provinsi Jawa Barat.
daerah tetapi berdasarkan atas adanya
tujuan tertentu. Pengumpulan data dilakukan
dengan teknik dokumentasi dan
Data penelitian ini terdiri atas
observasi dengan menelusuri cerita
data kualitatif dan data kuantitatif.
rakyat yang ada di Kabupaten
174
Literasi: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Vol. 12, No.2, Juli 2022 e-ISSN 2549-2594

Bandung melalui tokoh masyarakat Pedoman analisis digunakan untuk


sekitar yang di daerahnya masih mendeskripsikan pemilihan cerita
mempertahankan tradisi lisan; rakyat menjadi bahan ajar yaitu untuk
memilih dan menentukan teks yang mengetahui aspek tingkat kelayakan
memenuhi persyaratan untuk diteliti; cerita rakyat sebagai bahan ajar.
menganalisis cerita rakyat dari aspek
HASIL DAN PEMBAHASAN
isi untuk mengungkapkan nilai-nilai
Nilai-nilai Kearifan Lokal dalam
kearifan lokal yang mendukung untuk
Cerita Rakyat di Kabupaten
dijadikan sebagai alternatif bahan ajar;
Bandung
mendeskripsikan data yang telah
ditabulasikan; dan membuat laporan Sastra lisan yang berkembang
penelitian. Data cerita rakyat yang di Indonesia saat ini perlu mendapat
telah dianalisis dengan menggunakan perhatian yang serius. Salah satunya
pedoman analisis kemudian adalah dongeng atau cerita rakyat.
dideskripsikan. Orang tua zaman dahulu mengajarkan
tentang budaya, etika, dan pendidikan
Selanjutnya berdasarkan hasil
salah satunya melalui dongeng atau
deskripsi data dari hasil analisis cerita
cerita rakyat. Meski cara penyampaian
rakyat akan dijadikan sebagai bahan
atau penarasian yang berbeda, tradisi
untuk penyusunan bahan ajar untuk
tersebut dilakukan secara turun-
tingkat SMA. Bahan ajar yang sudah
temurun melalui lisan atau ada sudah
disusun akan diujicobakan ke
mengalihwahanakan dalam bentuk
beberapa guru mata pelajaran Bahasa
naskah tertulis.
Indonesia untuk tingkat SMA.
Seiring dengan perkemba-
Penelitian ini menggunakan
ngan zaman, banyak cara yang bisa
instrumen. Instrumen yang dimaksud
dilakukan oleh generasi selanjutnya
yaitu angket yang akan dijadikan dasar
dalam penyampaian cerita. Sebagai
untuk menyimpulkan uji kelayakan
bentuk melestarikan budaya leluhur
bahan ajar. Untuk analisis angket akan
salah satunya adalah dengan
digunakan pedoman sesuai ketentuan.
175
Literasi: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Vol. 12, No.2, Juli 2022 e-ISSN 2549-2594

mempertahankan tradisi lisan. Meski Data 1


tidak sedikit pula yang sampai saat ini
Data pertama yang peneliti peroleh
ada yang mencoba menuangkannya
adalah cerita rakyat yang berkembang
dalam bentuk dokumen tertulis
di masyarakat Pangalengan
kemudian dimuat dalam wacana atau
Kabupaten Bandung. Cerita rakyat
teks sastra yang disajikan dalam
yang masih dipertahankan hingga saat
muatan buku-buku ajar untuk siswa.
ini berkaitan dengan asal mula
Tujuannya tiada lain adalah untuk
terjadinya Situ Cileunca. Narasumber
mempertahankan tradisi tersebut dan
yang kami kunjungi seorang pria
kelak generasi berikutnya mengetahui
bernama Yanto (50). Menurut cerita
akan keberadaan cerita yang
yang berkembang di sana, bahwa
diturunkan dari leluhurnya.
dahulu selalu ada kejadian aneh kalau
Banyaknya nilai-nilai atau orang Garut berkunjung ke Situ, selalu
pelajaran yang dapat kita peroleh dari ada kabar hilang. Selain itu siapapun
hasil menelaah dan mengkaji dongeng yang berkata kasar, buang air
menjadi salah satu alasan pentingnya (kencing), buang sampah ke Situ,
untuk mengangkat kembali tradisi esoknya selalu ada kejadian orang
lisan tersebut. Cara yang kami tempuh tersebut sakit. “ya,,jaga-jaga aja
ialah memasukan cerita-cerita tradisi kebersihannya, jangan sembarangan
lisan yang diperoleh dari beberapa jangan sampe, ah,, kita kebelet pipis,
narasumber ke dalam buku-buku teks jangan sampai sembarangan aja
yang digunakan oleh siswa dan guru curr…karena setelah itu suka ada
dalam pembelajaran. Sebelum ke yang sakit, maka kita sebagai orang
proses penyusunan bahan ajar, sini di paguyuban perahu suka kasih
terlebih dahulu kami sajikan data hasil tahu sama pengunjung”, tutur Yanto.
analisis beberapa cerita sebagai Masyarakat sekitar masih
berikut. mempertahankan hal tersebut sebagai
kearifan lokal dengan tujuan agar
lingkungan tepat bersih dan asri.
176
Literasi: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Vol. 12, No.2, Juli 2022 e-ISSN 2549-2594

Nilai-nilai kearifan lokal yang Situ Cisanti dahulu tidak


kami temukan berdasakan cerita seperti saat ini. Sekarang jalan menuju
tersebut yaitu: 1) semua yang tempat tersebut sudah bisa dilalui oleh
berkunjung harus bisa menjaga etika kendara. Setelah keberadaan TNI
berbicara; 2) pentingnya melestarikan yang membawa misi untuk
dan menjaga potensi alam. menyelematkan kelesatarian dan
keindahan Citarum, penataan Situ
Data 2
sudah layak untuk dikunjungi.
Data kedua diambil dari lokasi yang
Sumber air Situ Cisanti
berada di daerah Kertasari Kabupaten
berasal dari 7 mata air yang dinamai
Bandung. Di sana terdapat cerita
oleh masayarakat setempat dengan
rakyat yang berkembang dan sampai
sebutan Citarum, Cikahuripan,
saat ini masih dipertahankan dan
Cikoleberes, Cihaniwung, Cisadane,
dilestarikan oleh masyarakat
Cikawedukan, dan Cisanti. Selain itu
setempat. Cerita yang berkembang
konon katanya tempat tersebut adalah
adalah tentang asal mula Situ Cisanti.
patilasan eyang Prabu Siliwangi.
Situ Cisanti merupakan sebuah situ
“kalau menurut sejarah orang tua
yang terdapat di daerah Kertasari
dahulu, tempat ini merupakan
tepatnya di daerah Pejanten, Desa
patilasannya, tempat mandi Eyang
Tarumajaya, Kecamatan Kertasari
Prabu Siliwangi” kata juru kunci,
Kabupaten Bandung. Berdasarkan
Ujang (50).
cerita yang berkembang di daerah
tersebut situ Cisanti merupakan titik Selain patilasan Prabu
nol atau hulu sungat Citarum. Siliwangi, tempat tersebut juga pernah
Narasumber yang kami temuai yaitu menjadi patilasan Dipati Ukur. Beliau
bapak Ujang (55). Menurut merupakan seorang wedana para
kepercayaan masyarakat setempat bupati priangan pada abad ke-17. Saat
beliau dianggap sebagai juru kunci itu Dipati Ukur memimpin
Situ Cisanti. penyerangan untuk melawan Belanda
di Batavia pada 1628. Patilasan Dipati
177
Literasi: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Vol. 12, No.2, Juli 2022 e-ISSN 2549-2594

Ukur berada lebih ke atas dari pemerintah setempat di bawah


patilasan Prabu Siliwangi. Kalau kepemimpinan RH. Lili Somantri
dengan jalan kaki dapat ditempuh sebagai Bupatinya, mengadakan
dengan waktu kurang lebih 3 jam. prasarana untuk pembuatan danau
buatan yang saat ini dinamakan Situ
Berdasarkan hasil kajian,
Sipatahunan atau oleh masyarakat
nilai-nilai kearifan lokal dalam cerita
disebutnya “embung cai”. Keberadaan
tersebut diantaranya: 1) perlakukan
danau ini tujuannya adalah untuk
alam dengan baik, lestarikan alam; 2)
menampung air hujan yang nantinya
kita jaga alam maka alam akan jaga
akan digunakan untuk pengairan area
kita; 3) setiap yang berkunjung ke Situ
pesawahan.
harus menjaga etika berbicara dan
moral, karena masyarakat di sana Nama Sipatahunan awalnya
meyakini bahwa tempat tersebut adalah “Cipatahunan” yang berarti
merupakan tempatnya para leluhur “Cai anu menahun” artinya air yang
semasa hidupnya. bisa digunakan bertahun-tahun oleh
masyarakat sekitar. Nilai kearifan
Data 3
lokal dalam cerita tersebut adalah kita
Data ketiga diambil dari cerita tentang wajib menjaga dan melestarikan
Asal Mula Situ Sipatahunan. Situ lingkungan.
Sipatahunan berada di wilayah
Data 4
Baleendah. Data cerita tentang asal
mula terjadinya situ tersebut kami Cerita Rakyat yang berkembang di
peroleh dari seorang warga yang daerah Cikancung, tepatnya di
bernama Sahri (55). Kampung Cinangka, Desa
Mandalasari Kecamatan Cikancung
Menurut cerita yang beredar
Kabupaten Bandung. Di sana terdapat
di masyarakat dahulunya tempat
satu situs peninggalan zaman kerajaan
tersebut adalah sebuah pesawahan.
Cirebon yang dipercaya oleh
Karena kekurangan air untuk mengairi
masyarakat setempat memiliki
pesawahan, pada tahun 1971
178
Literasi: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Vol. 12, No.2, Juli 2022 e-ISSN 2549-2594

karomah. Nama situsnya yaitu pada saat diberangkatkan RH


“Makam Keramat Embah Dalem Pangeran Panji Argaloka hilang
Pangudar”. (tilem) tanpa berbekas. Sebelum tilem
beliau memberi amanat terlebih
Narasumber yang kami
dahulu “bila memerlukanku datang
kunjungi adalah seorang juru kunci
saja ke makam ini” sambil membuka
bernama bapak Asep (50). Menurut
(ngudar) borgolnya melalui kesaktian
beliau cerita bermula:
yang dimilikinya. Sejak saat itulah
“dahulu sekitar abad 16 daerah sampai sekarang RH Pangeran Panji
Cicalengka kedatangan seorang Argaloka dikenal sebagai Eyang
pendatang yang diyakini keturunan Pangudar. Sampai saat ini
raja Cirebon dari kerajaan Kanoman, masyarakat mempercayai siapapun
beliau bernama RH. Pangeran Panji yang datang ke makam tersebut
Argaloka, seorang penyebar agama dengan niat untuk berziarah, diyakini
islam. Kedatangan beliau ke dapat melepas kesialan hidup”
Cicalengka dengan maksud untuk
Berdasarkan hasil analisis
menyebarkan agama disambut baik
data di atas dapat disimpulkan bahwa
oleh warga setempat. Singkat
nilai-nilai kearifan lokal yang terdapat
ceritanya, Pangeran Panji Argaloka
dalam cerita tersebut diantaranya: 1)
menikah dengan warga setempat.
perbuatan baik akan dibalas dengan
Karena semakin maju dan
kebaikan pula; 2) jangan pernah takut
berkembangnya para pengikut beliau,
terhadap apapun dan siapapun dalam
pemerintah Hindia Belanda pada
menegakkan kebenaran.
waktu merasa gentar karend dicurigai
ada gerakan perlawanan yang kerap Data 5
dilakukan oleh kalangan pesantren.
Data kelima diambil dari cerita rakyat
Akhirnya pemerintah Hindia Belanda
yang berasal dari Kabupaten Bandung
menugaskan untuk menyergap beliau.
tepatnya di daerah Katapang Soreang
Akhirnya beliaupun ditangkap oleh
yaitu tentang “Sasakala Kiara
dengan cara diborgol. Tapi anehnya
179
Literasi: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Vol. 12, No.2, Juli 2022 e-ISSN 2549-2594

Eunyeuh”. Menurut penuturan salah perkampungan. Hal tersebut terjadi


seorang warga bernama Dedi Iskandar karena makhluk gaib yang menghuni
(65) sasakalanya sebagai berikut: pohon-pohon tersebut diyakini sudah
tidak lagi menjaga. Konon katanya
“Dahulu kala di tempat yang
para makhluk gaib sudah
sekarang disebut dengan Kiara
meninggalkan pohon-pohon tersebut.
Eunyeuh ada sebuah perkampungan
Sejak itu, perkampungan tersebut
(lembur)tidak bernama. Lembur
disebut Kiara Eunyeuh”.
tersebut dikelilingi oleh pohon kiara
yang sangat besar dengan jumlah Berdasarkan hasil analisis
yang banyak. Konon katanya dipohon data, diperoleh nilai kearifan lokal
tersebut sengaja disimpan dan yang terkandung dalam cerita di atas
dipelihara ‘makhluk gaib’ oleh yaitu pentingnya hidup bergotong
masyarakat sekitar dengan tujuan royong dalam kehidupan
untuk menjaga lembur dari bahaya bermasyarakat.
angin puting beliung dan bahaya
Data 6
lainnya. Setiap harinya masyarakat
tersebut harus mengediakan sesajen Data berikutnya diambil dari cerita
untuk makhluk gaib yang tinggal di rakyat yang berasal dari Soreang

pohon kiara. Kabupaten Bandung. Di sana terdapat


nama tempat yang sekarang dijadikan
Suatu ketika, masyarakat masyarakat
pusat pemerintahan Kabupaten
di sekitar sudah mulai berubah cara
Bandung yaitu Soreang. Nama
berpikirnya, menuju modernisme,
tersebut memiliki cerita tersendiri
segala sesuatu yang bersifat kegaiban
dengan kearifan lokal yang melekat
lama-kelamaan ditinggalkan.
dan dipertahankan oleh masyarakat
Masyarakat sudah jarang
setempat.
memberikan sesajen ke pohon kiara
tersebut. Tidak lama kemudian datang Menurut penuturan salah

angin puting beliung. Pohon-pohon seorang warga setempat bernama


kiara yang berukuran besar menimpa
180
Literasi: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Vol. 12, No.2, Juli 2022 e-ISSN 2549-2594

Yuntini (61) menuturkan cerita yang dapat memenuhi harapan para


sebagai berikut: pengelana”.

“Soreang yang berarti ‘tempat untuk Berdasarkan kutipan cerita


mengingat masa lalu’. Konon katanya tersebut dapat ditarik kesimpulan
karena keindahan tempat tersebut, bahwa nilai kearifan lokal yang
banyak para pengelana yang singgah terkandung dalam cerita tersebut
di tempat tersebut. Para pengelana adalah jadilah orang suci yang bisa
dari berbagai daerah menjadi saling melindungi satu sama lain
Soreang sebagai tempat untuk seperti tercermin melalui keindahan
melepas lelah dan mengaso setelah panorama alam soreang.
perjalanan mereka yang cukup
Data 7
panjang. Di soreang terdapat mata air
yang jumlahnya sangat berlimpah. Cerita rakyat berikutnya kami ambil

Hal tersebut disebabkan oleh kondisi dari daerah lainnya di Kabupaten

tanahnya yang dikelilingi Bandung yaitu tentang Asal Mula

pegunungan, sehingga soreang Gunung Selasih di Majalaya. Cerita


menjadi tempat yang mampu tersebut kami peroleh dari seorang
menyerap air yang sangat banyak. warga setempat yang bernama

Oleh para pengelana mata air Rukman (75). Majalaya menyimpang

tersebut dijadikan sebagai tempat banyak cerita rakyat yang beredar

untuk mensucikan diri, hati dan dimasyarakat. Salah satunya adalah

pikiran. Keindahan soreang tidak cerita tentang asal mula gunung

hanya cukup di sana. Malam hari kita selasih. Kutipan ceritanya sebagai

dapat melihat bintang-bintang dengan berikut:


sangat jelas sekali. Sehingga sampai “Dahulu di tatar sunda terdapat
kini Soreang terkenal dengan tempat kerajaan yang bernama
yang sangat indah, sumber daya ‘megamendung’ yang di pimpin oleh
alammnya yang berlimpah, Raja Mandala dan Nyimas Plered
kemegahan bentang alamnya, tempat sebagai prameswarinya. Raja
181
Literasi: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Vol. 12, No.2, Juli 2022 e-ISSN 2549-2594

dikaruniani sembilan putra laki-laki berat hati akhirnya Raja Mandala


yang semuanya diberi nama sebutan membuang bayi sesuai dengan
Mandala, yaitu mandalawangi, wangsit dari Sang Dewa.
mandalagiri, mandalacipta,
Setelah dibuang, Dewi Mandalasari
mandalarsa, mandalajati,
ditemukan oleh seorang gerombolan
mandalabraja, mandalaseta,
penyamun yang bernama Ki Dasta.
mandaladenta, mandalaraga.
Dia membawa dan merawat bayi
Kerajaan tersebut terkenal dengan tersebut hingga tumbuh besar dan
kesuburan, aman, dan tentram. diberi nama Sela Asih.
Namun raja masih tetap merasa
Kalau asal mula gunung Sela Asih itu,
murung karena menginginkan
gara-gara Sela Asih menikah dengan
seorang putri sebagai momongan.
kakaknya sendiri yaitu
Singkat cerita katanya setelah
Mandalawangi. Rupanya Hyang Widi
melakukan tapa dan semedi di kawah
tidak merestui pernikahan mereka.
air panas, raja dikaruniai seorang
Kedua mempelai tersebut terpental
putri yang kemudian diberi nama
bersama tempat tidurnya (kasur), ke
Dewi Mandalasari. Hari demi hari
arah timur. Keesokan harinya berdiri
raja semakin sayang pada putrinya,
kokoh tiga gunung, yaitu Gunung
sampai melupakan urusan kerajaan
Selasih, Gunung Kasur, dan Gunung
dan anak-anak lainnya. Akhirnya
Mandalawangi. Hingga kini gunung
sang Dewa murka dan menurunkan
tersebut berdiri tegak sebagai bukti
penyakit yang susah obatnya kepada
adanya cerita tersebut”.
rakyat. Wilayah kerajaan pun
mengalami kekurangan air karena Berdasarkan kutipan dari
kemarau panjang. cerita di atas dapat simpulkan bahwa
nilai kearifan lokal yang terkandung
Setelah bertapa sang raja mendapat
melalui cerita yaitu tidak boleh
wangsit agar membuang putrinya ke
pernikahan dengan keluarga sedarah,
hulu sungai Citarum supaya kerajaan
kembali subur dan makmur. Dengan
182
Literasi: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Vol. 12, No.2, Juli 2022 e-ISSN 2549-2594

karena sudah jelas tidak sesuai dengan yang merupakan salah satu keturunan
syariat agama. dari juru kunci yang bernama Abah
Atma. Beliau menuturkan cerita
Data 8
sebagai berikut:
Data berikutnya diambil dari Cerita
“konon katanya, nama tempat
Rakyat tentang Situs Batu Keramat
Sukaraja ada kaitannya dengan
(Lumpang) di Kampung Sukaraja,
pertempuran tiga kerajaan yaitu
Desa Solokan Jeruk, Kec. Solokan
Sumedanglarang, Banten, dan
Jeruk Kab. Bandung. Terdapat satu
Cirebon. Batu lumpang yang kini
situs peninggalan dari tahun 1620
masih terawat oleh masyarakat
masehi. Konon katanya situs tersebut
diyaniki sebagai ciri adanya kerajaan
ada kaitannya dengan asal muasal
gaib yang merupakan tempat
berdirinya kampung Sukaraja. Situs
berkumpulnya semua kerajaan. Entah
batu yang terkenal adalah Batu
itu dari tanah Pamijahan
Lumpang. Menurut cerita yang
Tasikmalaya, Banten, bahkan
berkembang dimasyarakat bahwa batu
Cirebon. Dekat berdirinya batu
lumpang tersebut dipercayai sebagai
lumpang terdapat sebuah sumur yang
alat yang digunakan untuk menumbuk
diyakini oleh masyarakat bahwa
bumbu masakan yang akan
airnya mampu mengobati berbagai
dihidangkan pada saat salah satu
jenis penyakit. Banyak yang sudah
pimpinan kerajaan beserta anak
membuktikannya. Sampai saat ini
buahnya berpesta pora dan makan-
masyarakat masih merawat situs batu
makan setelah berhasil memenangkan
tersebut. Karena dipercaya sebagai
pertempuran dalam perang Ganeas
warisan leluhur yang harus dijaga
(perang besar antara tiga pasukan
dan dilestarikan. Adanya situs
kerajaan Sumedanglarang, Banten,
tersebut ternyata membawa dampak
dan Cirebon).
baik pada perekonomian masyarakat
Berdasarkan hasil wawancara ke arah yang lebih maju.
dengan narasumber yaitu ibu Cucun

183
Literasi: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Vol. 12, No.2, Juli 2022 e-ISSN 2549-2594

Sebenarnya hal ini mengajarkan (Eyang Pakujaya). Situs tersebut


kepada manusia bahwa segala berada di kampung Ciwangi, Desa
sesuatu sudah ada yang mengaturnya. Cipaku, Kecamatan Paseh Kabupaten
Segala kebaikan yang kita lakukan Bandung. Keberadaan situs tersebut
pasti akan mendapatkan hal yang baik sudah diakui oleh dinas Pariwisata dan
pula. Begitu pula sebaliknya, setiap Kebudayaan. Makam tersebut berada
perbuatan buruk yang kita lakukan di antara pemakam umum. Nilai
akan mendapat ganjaran juga kelak. kekunoan pada makam tersebut yang
Seperti yang dikatakan “lamun apal membedakan dengan makam lainnya
kadirina pasti bakal apal kanu yaitu terlihat dari batu-batu nisan yang
nyiptakan dirina” (kalau mengetahui berasal dari batu-batu alami yang
keberadaan dirinya pasti akan berserakan di dekat makam. Di dekat
mengetahuai siapa yang menciptakan makam tumbuh pohon besar berjenis
kita)” beringin yang dipercaya sudah berusia
ratusan tahun.
Berdasarkan hasil telaah
terhadap cerita tersebut, nilai kearifan Menurut penuturan dari juru
lokal yang terdapat dalam cerita kunci, hampir setiap minggu makam
tersebut adalah: 1) melalui sejarah, tersebut ramai dikunjungi oleh para
kita harus lestarikan budaya leluhur; peziarah. Para peziarah rata-rata
2) segala sesuai yang kita dapatkan datang ke sana dengan tujuan ingin
sebagai wujud dari aktualisasi diri; 3) mendapatkan sugesti agar
musuh utama adalah diri sendiri, mendapatkan kesuksesan dalam
siapapun yang bisa menaklukannya segala urusan.
maka ia akan berhasil.
Berikut kutipan penuturan dari Pa Didi
Data 9 (73) tentang cerita Eyang Pakujaya.

Data berikutnya diambil dari Cerita “Eyang Pakujaya atau dikenal dengan
Rakyat yang berjudul Situs Makam nama lain Sembah Dalem Kalijaga.
Keramat Sembah Dalem Kalijaga Pakujaya merupakan turunan dari

184
Literasi: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Vol. 12, No.2, Juli 2022 e-ISSN 2549-2594

Garut dan pewaris tahta kerajaan dan jadi ancaman bagi masyarakat
Timanganten. Makam tersebut dijaga sekitar.
oleh dua batu ‘nangtung’ yang
Nama Sembah Dalem Kalijaga tidak
dipercaya bahwa sebelum masuk ke
ada kaitannya dengan Sunan Kalijaga
makam kita akan dihadapkan oleh dua
yang menyebarkan agama Islam di
batu tersebut. Maka sebelum masuk
pulau Jawa. Nama Sembah Dalem
harus ucapkan salam terlebih dahulu.
Kalijaga hanya sekedar sebutan
Menurut kepercayaan masyarakat
masyarakat sekitar Cipaku. Hal
bahwa dua batu tersebut merupakan
tersebut karena dahulunya ketika
nenek moyang mereka yang
zaman penjajahan, tempat tersebut
meninggal atau ‘tilem’ di sana untuk
tidak pernah terlihat oleh penjajah
menjaga makam.
ketika melalui tempat tersebut”.
Konon katanya kehadiran Eyang
Berdasarkan hasil analisis
Pakujaya semasa hidupnya telah
cerita di atas dapat disimpulkan nilai-
memberikan kenyamanan dan
nilai kearifan lokal yang terkandung
perlindungan pada masyarakat. Nama
dalam cerita tersebut adalah: 1)
Pakujaya sendiri di ambil dari ‘Paku’
perbuatan baik akan memberi
yang berarti diri, dan ‘jaya’ artinya
kebermanfaatan untuk orang lain; 2)
keyakinan. Pantas saja sampai akhir
berkunjung ke suatu tempat (makam)
hayatnya masyarakat selalu banyak
tunjukan etika yang baik.
yang datang berziarah ke makam.

Selain itu eyang Pakujaya dianggap


mampu memberikan perlindungan Data 10

kepada masyarakat tidak hanya dalam Cerita rakyat berikutnya diperoleh


hal harta, akan tetapi melalui dari daerah Majalaya Kabupaten
kesaktian-kesaktian yang dimilikinya Bandung yaitu tentang asal mula nama
mampu menyamarkan pandangan Tanggulun yang ada kaitannya dengan
orang-orang yang akan berbuat jahat Situs Batu Candi.

185
Literasi: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Vol. 12, No.2, Juli 2022 e-ISSN 2549-2594

Situs Batu Candi Tanggulun sekitar. Makanya kampung tersebut


berada di Kampung Talun Desa dahulu selalu aman tentram, terjaga.
Tanggulun Kecamatan Ibun Disebut tanggulun karena adanya
Kabupaten Bandung. Keberadaan batu tanggul (benteng) yang dijaga oleh
candi yang berbentuk bujur sangkar eyang Ulun.
berukuran kurang lebih tinggi 50 cm
Sampai sekarang makam tersebut
dan lebar 40 cm. Batu pertama terletak
masih ada dan di kelilingi benteng
di pemakaman umum, sedangkan
meski kurang terawat. Di atas makam
yang satunya terletak dekat dengan
berdiri pohon beringin yang kokoh.
makam Eyang Ulun yang tidak jauh
dari posisi batu pertama. Ada yang Selain itu juga beredar cerita bahwa

beranggapan bahwa batu tersebut dahulu sekitar abad ke-12 terdapat

merupakan bagian dari kaki candi. sekelompok masyarakat yang

Ada pula yang menyebutnya batu bermukim di daerah hulu Citarum.

tersebut adalah batu lumpang atau Adanya yoni Tanggulun tersebut

yoni. sebagai bukti bahwa masyarakat


sudah merasakan kenyamanan
Namun cerita yang
dengan tempat tinggal mereka.
berkembang saat ini di masyarakat
Masyarakat sudah melakukan
bahwa keberadaan candi tersebut ada
pengelolaan sumber daya alam saat
kaitannya dengan cerita tentang Eyang
itu. Seperti sungai beserta unsur
Ulun. Berikut merupakan penuturan
tangkapan air lainnya. Konsep-
dari narasumber yang ditemui yaitu
konsep yang dianut oleh masyarakat
bapak Rukman (85) bahwa:
dahulu yang diterapkan adalah kita
“konon katanya dahulu ada seseorang jaga alam maka alam akan jaga kita.
yang bernama H. Ulun seorang tokoh Makanya masyarakat sekitar kawasan
yang dipercaya memiliki kesaktian. candi Tanggulun menjadikan mereka
Pernah singgah ke daerah tersebut. sadar akan pentingnya melindungi
Keberadaannya telah memberikan sungai.”
perlindungan kepada masyarakat
186
Literasi: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Vol. 12, No.2, Juli 2022 e-ISSN 2549-2594

Hasil analisis terhadap cerita sudah jelas ditekankan pada


tersebut yaitu adanya nilai-nilai penguasaan empat kompetensi, yaitu
kearifan lokal yang seharusnya sampai 1) kompetensi sikap spiritual, 2) sikap
saat ini dijaga dan dilestarikan yaitu sosial, 3) pengetahuan, dan 4)
kita harus menjaga dan melestarikan keterampilan. Pada aspek
kekayaan alam khususnya yang keterampilan kompetensi dasar yang
berkaitan dengan sungai, karena harus dicapai peserta didik salah
secara tidak langsung alam akan satunya adalah “menceritakan dan
menjaga kita. Kalau masyarakat peka memerankan kembali isi cerita
terhadap hal tersebut mungkin fabel/legenda daerah setempat yang
bencana banjir dan yang lainnya tidak dibaca dan didengar”
akan terjadi.
Keadaan Indonesia yang kaya
Pembahasan akan kebudayaan menjadi alasan
untuk mempersatukan bangsa. Bahkan
Mendongeng telah dijadikan
melalui keberagaman tersebut
satu materi yang dimuat dalam
menjadi jati diri bangsa yang unik.
kurikulum Bahasa Indonesia saat ini.
Dengan memasukan kearifan lokal
Hal tersebut menjadi satu alasan
melalui pembelajaran mendongeng
bahwa nilai-nilai kearifan lokal perlu
diharapkan peserta didik dapat dapat
masuk menjadi bagian materi ajar
mengetahui dan mempelajari serta
yang diajarkan kepada siswa sebagai
melestarikan kebudayaan daerahnya
langkah untuk mempertahankan dan
masing-masing. Untuk itu dalam
melesatarikan budaya yang akan
penelitian ini disajikan 10 dongeng
diwariskan secara turun temurun.
yang berasal dari kabupaten Bandung
Permasalahan saat ini masih untuk selanjutnya diharapkan dapat
kurangnya bahan bacaan yang dijadikan pertimbangan dalam
berkaitan dengan cerita dongeng penyusunan bahan ajar yang dimuat
dalam buku-buku ajar yang digunakan dalam setiap buku ajar bagi jenjang
di sekolah. Dalam kurikulum 2013 SMA.
187
Literasi: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Vol. 12, No.2, Juli 2022 e-ISSN 2549-2594

Secara keseluruhan hasil Dalem apapun dan


analisis tertuang dalam tabel berikut: Panguda siapapun dalam
r menegak-kan
No Judul Kearifan lokal
kebenaran
Dongeng
5. Asal Mula pentingnya
1. Asal Mula 1) Menjaga
Sasakala hidup bergotong
Situ etika
Kiara royong dalam
Cileunca berbicara
Eunyeuh kehidupan
2) Melestarikan
bermasyarakat.
dan menjaga
6. Asal jadilah orang
potensi alam
Mula suci yang bisa
2. Asal Mula 1) Memperlaku
Nama saling
Situ kan alam
Soreang melindungi satu
Cisanti dengan baik
sama lain seperti
2) Pelestarian
tercermin
alam
melalui
3) Etika dan
keindahan
sopan santun
panorama alam
serta moral
soreang.
3. Asal Mula kita wajib
7. Asal tidak boleh
Situ menjaga dan
Mula pernikahan
Sipatahu- melestari-kan
Gunung dengan keluarga
nan lingkungan
Selasih sedarah, karena
4. Asal 1) perbuatan
Maja- sudah jelas tidak
Mula baik akan
laya sesuai dengan
Situs dibalas dengan
syariat agama
Makam kebaikan pula;
8. Asal 1) melalui
Keramat 2) jangan pernah
Mula sejarah, kita
Embah takut terhadap
Situs harus lestarikan

188
Literasi: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Vol. 12, No.2, Juli 2022 e-ISSN 2549-2594

Batu budaya leluhur; Tang- sungai, karena


Kera- 2) segala sesuai gulun secara tidak
mat yang kita langsung kita
(Lumpan dapatkan sebagai jaga alam maka
g) Suka- wujud dari alam jaga kita
raja aktualisasi diri; Tahap berikutnya adalah uji
Solokan- 3) musuh utama coba pemanfaatan hasil analisis nilai
jeruk adalah diri kearifan dalam setiap cerita rakyat
sendiri, siapapun yang dibuat dalam bentuk bahan ajar.
yang bisa Sebelum ke tahap uji coba kepada
menaklukannya pemakai (guru dan siswa) terlebih
maka ia akan dahulu dirancang bahan ajar sesuai
berhasil dalam dengan analisis kebutuhan. Adapun
hidupnya yang menjadi pertimbangan dalam
9. Asal Mula 1) perbuatan penyusunan diantaranya: 1)
Situs baik akan kedudukan pembelajaran dongeng
Makam memberi dalam kurikulum; 2) ketersediaan
Keramat kebermanfaatan naskah cerita rakyat yang tersedia
Sembah untuk orang lain; dalam buku teks guru dan siswa.
Dalem 2) berkunjung ke
Setelah menelaah standar isi
Kalijaga suatu tempat
dalam kurikulum 2013 untuk tingkat
(Eyang (makam)
SMA pembelajaran sastra (cerita
Paku-jaya) tunjukan etika
rakyat) tercantum dalam Kompetensi
yang baik.
Inti nomor 3.7 Mengidentifikasi nilai-
10 Asal Mula menjaga dan nilai dan isi yang terkandung dalam
. Situs Batu melestarikan cerita rakyat (hikayat) baik lisan
Candi kekayaan alam maupun tulis dan Kompetensi Dasar
(Yonu) khususnya yang
nomor 4.7 Menceritakan kembali isi
berkaitan dengan
cerita rakyat (hikayat) yang didengar

189
Literasi: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Vol. 12, No.2, Juli 2022 e-ISSN 2549-2594

dan dibaca. Hal tersebut tertuang yang sesuai dengan tuntutan dalam
dalam Salinan Peraturan Menteri Standar Isi Kurikulum 2013. Adapun
Pendidikan dan Kebudayaan Republik materi yang harus diajarkan melalui
Indonesia nomor 37 tahun 2018. buku tersebut yaitu tentang tema
“melestarikan nilai kearifan lokal
Berdasarkan hasil identifikasi
melalui cerita rakyat” dengan tujuan
di atas, kedudukan pembelajaran
pembelajaran antara lain: 1)
cerita rakyat merupakan salah satu
mengidentifikasi isi pokok cerita
kompetensi yang harus diajarkan dan
rakyat (hikayat) dengan bahasa
dipahami oleh siswa. Untuk itu
sendiri; 2) mengidentifikasi
ketercapaian pembelajaran akan
karakteristik cerita rakyat (hikayat);
sangat bergantung sekali pada faktor
3) mengidentifikasi nilai-nilai yang
administrasi pembelajaran, strategi
terdapat dalam cerita rakyat
pembelajaran, dan bahan ajar atau
(hikayat).
media yang digunakan. Hal tersebut
yang menjadi acuan dalam Berdasarkan hasil telaah
penyusunan bahan ajar berikutnya. terhadap buku ajar di atas, materi
tentang cerita rakyat termasuk di
Selain pertimbangan tentang
dalamnya proses kajian nilai-nilai
kedudukan materi ajar cerita rakyat
kearifan lokal merupakan pokok
dalam standar isi kurikulum 2013,
pembahasan yang harus diajarkan
pertimbangan lainnya yang digunakan
kepada siswa. Hal tersebut akan
peneliti dalam menyusun bahan ajar
dijadikan pertimbangan dalam
ialah ketersediaan naskah cerita rakyat
menyusun bahan ajar sastra (cerita
yang disajikan dalam buku ajar siswa.
rakyat) berbasis kearifan lokal yang
Setelah melakukan telaah terhadap
akan dilakukan oleh peneliti.
buku ajar Bahasa Indonesia untuk
SMA kelas X yang telah diterbitkan Proses penyusunan bahan ajar
oleh Pusat Kurikulum dan Perbukuan, yang disusun oleh peneliti disesuaikan
Balitbang, Kemedikbud tahun 2017 dengan standar atau pedoman yaitu
pada halaman 105 tersedia materi ajar harus berisi materi pembelajaran,
190
Literasi: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Vol. 12, No.2, Juli 2022 e-ISSN 2549-2594

metode, batasan-batasan, dan cara skor yang diperoleh x 100%


mengevaluasi yang disesuaikan Skor maksimal

dengan target capaian kompetensi inti Berdasarkan hasil perhitu-

dan kompetensi dasar dalam ngan di atas, selanjutnya akan

kurikulum 2013. Uraian atau diinterpretasikan berdasarkan tabel

instruksional yang disajikan harus skala berikut:

mampu membantu dan menunjang Tabel 1 Klasifikasi Kelayakan Bahan Ajar

proses pembelajaran yang dilakukan Persentase (%) Kriteria


oleh guru.
0,00 – 20,00 Sangat Tidak Layak
Bahan ajar yang telah disusun
20,01 – 40,00 Tidak Layak
perlu mendapatkan penilaian dari
beberapa guru yang nantinya akan 40,01 – 60,00 Cukup Layak

menggunakan bahan ajar tersebut.


60,01 – 80,00 Layak
Peneliti telah menyebarkan angket
80,01 – 100,00 Sangat Layak
kepada beberapa subjek penelitian
yaitu guru-guru yang mengajar di Dari hasil pengolahan data
tingkat SMA yang berada dalam mengenai angket yang sudah
cakupan Kabupaten Bandung. Angket disebarkan dituangkan melalui tabel
tersebut digunakan untuk mengetahui berikut:
kelayakan produk bahan ajar yang
Tabel 2. Rekapitulasi Kelayakan Bahan Ajar
sudah dirancang. Aspek penilaian Sastra (Cerita Rakyat) Berbasis Kearifan Lokal
meliputi kelayakan isi, kelayakan
Persentase
No Aspek Keterangan
penyajian, kelayakan kebahasaan, dan (%)

kelayakan nilai-nilai kearifan lokal. 1 Kelayakan isi 85 Sangat


layak
Kelayakan bahan ajar dianalisis
2 Kelayakan 80 Layak
menggunakan rumus persentase
penyajian
sebagai berikut:
3 Kelayakan 87 Sangat
kebahasaan layak
Persentase (%) =

191
Literasi: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Vol. 12, No.2, Juli 2022 e-ISSN 2549-2594

4 Kelayakan nilai- 91 Sangat 4. Tujuan pembelajaran


nilai kearifan layak
5. Wacana atau teks cerita rakyat
lokal
6. Langkah-langkah kegiatan
∑ persentase (%) 343
pembelajaran
Rata-rata (%) 85,75 Sangat
layak 7. Tes atau uji kemampuan siswa
dengan tujuan untuk mengukur
Tabel 2. Menunjukkan bahwa
ketercapaian pemahaman materi
bahan ajar sastra (cerita rakyat)
ajar
berbasis kearifan lokal dengan rata-
8. Glosarium, berisi kata-kata atau
rata persentasi sebesar 85,75% sangat
istilah yang disajikan dalam
layak untuk digunakan dalam
wacana
pembelajaran dengan rincian masing-
9. Daftar Pustaka
masing aspek seperti yang tercantum
Setelah bahan ajar diperbanyak,
pada tabel di atas.
tahap berikutnya adalah sosialisasi
Bahan ajar yang disajikan dan penyebarluasan dengan tujuan
diharapkan benar-benar memiliki agar dapat digunakan oleh pelaku
kualitas yang baik. Hal tersebut akan pembelajaran khususnya untuk
berdampak pada kualitas guru dan tingkat Sekolah Menengah Atas.
pembelajaran siswa. Bahan ajar merupakan alat bantu bagi
Selanjutnya bahan ajar yang guru dan siswa dalam proses
sudah diuji kelayakan akan disusun pembelajaran. Dengan kehadiran
berdasarkan ketentuan pedoman bahan ajar diharapkan prestasi siswa
penyusunan yaitu mengikuti format dapat meningkat.
berikut. PENUTUP
1. Halaman sampul (coverI) Simpulan
2. Judul materi ajar atau pokok
Berdasarkan hasil analisis dan
pembahasan
pembahasan di atas dapat disimpulkan
3. Kompetensi inti dan kompetensi
sebagai berikut:
dasar

192
Literasi: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Vol. 12, No.2, Juli 2022 e-ISSN 2549-2594

1. Hasil analisis nilai kearifan lokal Arikunto, S., 2019. Prosedur


dari sepuluh cerita rakyat yang Penelitian, Suatu Pendekatan
berasal dari Kabupaten Bandung Praktik. Jakarta: Rinneka Cipta.
ditemukan 17 nilai kearifan lokal.
Febriani, M., 2012. Pengembangan
2. Hasil uji kelayakan bahan ajar
Bahan Ajar Apresiasi Dongeng
terhadap penggunaan yang
Banyumas bagi Siswa SD Kelas
disebarkan melalui angket
Rendah. Jurnal Pendidikan
menunjukkan hasil, yaitu rata-
Bahasa dan Sastra Indonesia
rata 85,75 %, dan dinyatakan
(tersedia pada:
sangat layak dan efektif serta
https://journal.unnes.ac.id/sju/i
pertimbangan untuk digunakan
ndex.php/jpbsi/article/view/319
sebagai materi pembelajaran
/368), I(1), pp. 1-8.
sastra dalam penyusunan bahan
ajar. Hijiriah, S., 2017. Kajian Struktur,
Fungsi, dan Nilai Moral Cerita

DAFTAR PUSTAKA Rakyat sebagai Bahan


Pembelajaran Apresiasi Sastra.
Ansari, K., 2020. Arah Pembelajaran
Riksa Bahasa, III(1), pp. 117-
Bahasa dan Sastra Indonesia
125.
pada Era Revolusi Industri 4.0.
Ke1 penyunt. Medan: Pustaka Majid, A., 2012. Perencanaan
Diksi. Pembelajaran
Mengembangkan Standar
Arifin, Z. & Latifah, P., 2013.
Kompetensi Guru. 1 penyunt.
Evaluasi Pembelajaran:
Bandung: Rosdakarya.
Prinsip, Teknik, Prosedur. 5
penyunt. Bandung: Nurgiyantoro, B., 2018. Teori
Rosdakarya. Pengkajian Fiksi. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.

193
Literasi: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Vol. 12, No.2, Juli 2022 e-ISSN 2549-2594

Pradnyani, I. G. A., Wisudariani, N.


M. & Artawan, G., 2021.
Relevansi Muatan Materi Sastra
dalam Buku Teks Bahasa
Indonesia Kelas VIII SMP
Kurikulum 2013 edisi revisi
2017 Terbitan Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan.
Jurnal Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia (tersedia
secara online:
https://ejournal.undiksha.ac.id/
index.php/JJPBS/article/view/3
6256), 2(12), pp. 241-249.

Sugiyono, 2013. Metode Penelitian


Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. 1 penyunt. Bandung:
Alfabeta.

Wellek, R. & Austin W. 2014. Teori


Kesusastraan. Jakarta: PT.
Gramedia.

194

Anda mungkin juga menyukai