PEMBAHASAN
Pada bab V ini akan diuraikan lebih lanjut terkait pemaparan hasil penelitian
dengan didukung data yang diperoleh dari hasil wawancara dan teori yang
digunakan.
aspek-aspek kehidupan secara berbeda. Selain itu juga dapat menjadikan puisi
menghasilkan metafor baru, juga imaji lembut dan indah. Inilah salah satu ciri
benda mati bisa melakukan dialog dan tindakan. Seperti ungkapan Soemanto
93
94
simbolis dan alegoris. Seperti gaya bahasa personifikasi yang terdapat dalam
sifat kemanusiaan seperti mendaki, dan berpikir. Pada kenyataannya sifat asli
dari pohon rambat tersebut dapat dijelaskan dengan kata tumbuh atau
kepada benda yang tidak bernyawa dan ide yang abstrak (Tarigan, 2013:17).
Gaya bahasa personifikasi yang menimbulkan efek lebih hidup juga terdapat
dalam puisi yang berjudul Sepasang Lampu Beca, “ada sepasang lampu beca
bunyi, suku kata, kata atau frase ataupun bagian kalimat yang dianggap penting
repetisi, yaitu: Gadis Kecil; Sepatu; Tentu. Kau Boleh; Sajak-sajak Kecil
yang ditimbulkan dari penggunaan gaya bahasa ini adalah memberi penekanan
95
Pohon Rambat; Sajak Tafsir; Sepatu; Sajak-sajak Kecil Tentang Cinta; dan
penelitian ini. Gaya bahasa tersebut terdapat dalam puisi Sajak Tafsir; Tiga
Sajak Kecil; Pagi; Tiga Sajak Ringkas Tenang Cahaya. Hanya terdapat satu
jenis gaya bahasa di dalamnya, yakni gaya bahasa erotesis. Gaya bahasa ini
bertujuan untuk mencapai efek yang lebih mendalam dan penekanan yang
wajar, dan sama sekali tidak menuntut suatu jawaban (Tarigan, 2013:130).
Negeri 1 Trenggalek
sebagai khasanah budaya dan intelektual manusia Indonesia. Hal ini sejalan
dengan pendapat Percy (1981: 3) bahwa terdapat enam manfaat menulis kreatif
sastra yaitu , (1) sebagai alat untuk mengungkapkan diri, (2) sebagai alat untuk
tentang lingkungan seseorang, (5) sarana untuk terlibat secara aktif dalam suatu
berbahasa.
kelas X terdapat materi tentang apresiasi puisi. Tujuan yang ingin dicapai dari
satu unsur pembangun puisi dapat membantu siswa untuk mencapai tujuan
“Ya. Selain siswa diberi materi tentang hakikat puisi seperti pengertian
puisi, jenis-jenis puisi, dan unsur-unsur pembangun puisi yang salah satunya
adalah gaya bahasa sebagai unsur yang penting dalam proses kreatif menulis puisi
menurut saya melalui gaya bahasa bisa membantu siswa untuk mengungkapkan
gagasan atau perasaan mereka dengan bahasa yang lebih indah dan juga sebagai
sarana untuk mengembangkan pemahaman dan kemampuan berbahasa siswa.”
itu, penguasaan guru terhadap materi yang diajarkan juga mutlak diperlukan.
Hal ini tidak terlepas dari pemilihan teknik, metode, bahan ajar, atau sumber
“Ya bahan ajar yang digunakan disesuaikan dengan materinya Mbak. Kalau
untuk pembelajaran puisi saya menggunakan beberapa sumber belajar, seperti
buku teks, dan beberapa kumpulan puisi Pak Sapardi untuk menumbuhkan
kecintaan terhadap karya sastra, memperkenalkan penyair Indonesia dan
beberapa karyanya, dan jika dikaitkan dengan pembelajaran menulis puisi ini di
dalam karya-karya beliau itu terdapat banyak jenis gaya bahasanya Mbak.”
bahasa yang ada dalam puisi tersebut sebanyak 47 gaya bahasa. Hal ini
belajar siswa dalam pemahaman gaya bahasa, diukur dari kesesuaian jenis gaya
terciptanya iklim belajar yang kondusif di dalam kelas. Untuk itu terdapat
sikap; (3) introduksi; (4) diskusi dan pengukuhan (Gani dalam Esti, 2013:65).
Namun, semua teori dalam apresiasi puisi tidak akan ada pengaruhnya jika
bergumul dengan puisi. Siswa harus bergulat dan bergelut dengan puisi secara
menyebutkan bahwa kumpulan puisi Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko
Damono dapat dijadikan sebagai bahan ajar. Puisi-puisi yang terdapat dalam
98
kumpulan puisi ini kaya akan penggunaan gaya bahasa. Hasil penelitian
Damono dapat digunakan sebagai sumber belajar puisi dan gaya bahasa.
Sumber belajar dikatan baik jika mampu mencapai output atau hasil dari
tujuan pembelajaran. Data hasil analisis puisi karya siswa dimaksudkan untuk
“Kalau dikatakan memiliki dampak, pasti ada. Jika dilihat dari hasil
menulisnya bisa diketahui perubahan-perubahan kosakata dan pilihan katanya
dalam menulis puisi Mbak.”
Hal tersebut juga dapat dilihat dari penggunaan gaya bahasa pada salah
Suara Sunyi
lampiran 4 (S.04)
99
Puisi dengan judul Suara Sunyi karya Asrul Mu’an tersebut memiliki enam
gaya bahasa di dalamnya. Pada larik pertama ‘awan hitam melukis langit putih’
memiliki dua jenis gaya bahasa, yakni gaya bahasa personifikasi pada kata
‘melukis’, dan gaya bahasa oksimoron pada kata berlawanan ‘awan hitam dan
langit putih’. Hal ini sesuai dengan teori Tarigan (2013:17) yang menyatakan
personifikasi adalah jenis majas yang meletakkan sifat-sifat insani pada benda
yang tidak bernyawa dan ide yang abstrak. Pilihan kata ‘melukis’ pada puisi
putih, di mana kegiatan atau sifat tersebut hanya dapat dilakukan dan dimiliki
oleh manusia. Gaya bahasa personifikasi lainnya juga dapat ditemui pada
oksimoron terdapat pada pilihan diksi ‘awan hitam dan langit putih’. Dua
diksi tersebut memiliki pertentangan kata pada frasa yang sama sebagaimana
pada hakikatnya bertalian dan yang sengaja kita anggap sama yang kemudian
dijelaskan oleh kata penyerupa, yakni: seperti, ibarat, bak, sebagai, umpama,
laksana, penaka, dan serupa. Pada larik tersebut kata penyerupa yang
digunakan adalah kata ‘seperti’. Gaya bahasa elipsis sebagai salah satu jenis
100
gaya bahasa pertautan juga terdapat pada larik ke tujuh ‘hembusan nafas
serpihan perih’. Penghilangan salah satu atau beberapa unsur penting dalam
Gaya bahasa perulangan juga terdapat dalam puisi tersebut, yakni gaya
bahasa aliterasi, dan asonansi. Aliterasi terdapat pada diksi ‘hembusan nafas
makna aliterasi menurut Keraf (2016:130) yakni gaya bahasa repetisi yang
terdapat pada kata terakhir masing-masing larik puisi. Sedangkan gaya bahasa
asonansi sebagai gaya bahasa repetisi yang berwujud perulangan bunyi vokal
yang sama (Keraf, 2016:130) terdapat pada pilihan diksi ‘suara-suara yang tak
sampai kepada kata/adalah doa sunyi Yang Maha//’. Hal ini menunjukkan
Melipat Jarak terhadap hasil menulis puisi siswa. Jenis-jenis gaya bahasa pada
ditemukan 17 jenis gaya bahasa dengan jumlah keseluruhan gaya bahasa yang
ada dalam puisi tersebut sebanyak 69 gaya bahasa. Diantara jenis gaya bahasa
jenis gaya bahasa pada puisi karya siswa tersebut menunjukkan bahwa sumber
101
memperkaya kosakata siswa. Selain itu tujuan dari pengajaran apresiasi puisi
dapat tercapai, yakni siswa mampu menulis puisi bebas dengan menggunakan
pembangun puisi.