Anda di halaman 1dari 6

STILISTIKA DALAM PUISI IA TAK PERNAH

KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO

Annisa Widya Utami


NPM : 2013041007

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia


Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung
annisa0205@gmail.com

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami gaya bahasa dalam puisi Ia Tak Pernah
karya Sapardi Djoko Damono sebab bahasa sastra terlebih pada puisi, berbeda dengan
bahasa yang digunakan dalam berkomunikasi di kehidupan sehari-hari. Hal tersebut
demikian sebab sastrawan memiliki wewenang untuk keluar dari kaidah bahasa dan
menjadikan bentuk bahasa dalam sastra semakin berjarak dari bahasa konvensional
sehingga untuk memahaminya dibutuhkan sebuah kajian gaya bahasa.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan menggunakan teknik


pengumpulan data. Berdasarkan hasil temuan dari penelitian tersebut dapat disimpulkan
beberapa hal, yaitu: (1) ditemukan adanya asonansi bunyi /a/ dan /i/ juga aliterasi bunyi
konsonan /k/ dan /n/ yang mendominasi (2) diksi yang digunakan ditinjau dari segi
pemilihan kata, makna denotasi, dan konotasinya (3) pemakaian gaya bahasa yang
terdapat dalam puisi Ia Tak Ingin karya Sapardi Djoko Damono adalah antiklimaks,
repetisi, dan aliterasi.

Kata Kunci : Stilistika, diksi, gaya bahasa, aspek bunyi


I. PENDAHULUAN (Sudijman, 1993:vii). Hal terjadi sebab
Bahasa dalam karya sastra atau biasa kajian stilistika dalam sastra melihat
disebut dengan bahasa sastra adalah bagaimana unsur-unsur bahasa
bahasa yang sukar dipahami oleh para digunakan untuk melahirkan pesan-
pembaca dalam sekali baca. Hal tersebut pesan dalam karya sastra. Dengan kata
demikian sebab bahasa yang digunakan lain, kajian stilistika berhubungan
dalam sebuah karya sastra adalah bahasa dengan pengkajian pola-pola bahasa dan
yang padat makna, asing, dan dipenuhi bagaimana bahasa digunakan dalam tes
hasil dari imajinasi sang sastrawan. Oleh sastra secara khas.
karena itu, diperlukan sebuah kajian
untuk dapat mengkaji bahasa sastra yang Karya sastra pada analisis stilistika
terdapat dalam sebuah karya sastra agar memiliki hubungan yang sangat erat
para pembaca memiliki ilmu untuk sebab menggunakan bahasa sebagai
menikmati dan memaknai karya sastra media utama kajiannya. Dalam karya
tersebut. sastra khususnya puisi, bahasa adalah
sebuah medium yang digunakan oleh
Salah satu ilmu yang mengkaji tentang sastrawan dalam menungkapkan
gaya bahasa dalam sebuah karya sastra perasaannya mengenai suatu hal. Selaras
adalah stilistika. Stilistika adalah suatu dengan itu, aannya mengenai suatu hal.
kajian yang digunakan untuk Sejalan dengan ini Pateda (2010:98)
memudahkan menikmati, memahami, mengatakan bahwa penulis karya sastra
dan menghayati sistem tanda yang pandai sekali memilih kata yang
digunakan dalam karya sastra yang mengandung makna afektif sehingga
berfungsi untuk mengetahui ungkapan pembaca terharu, jengkel, sedih,
ekspresif yang ingin diungkapkan oleh gembira, atau tertawa membaca
pengarang (Januarti, 2019:53). karangan tersebut.
Pengkajian stilistika ini memperlihatkan
adanya relevansi linguistik terhadap Dalam (Nurgiyantoro, 2010:290), diksi
karya sastra. Melalui pendekatan merupakan unsur leksikal dalam gaya
stilistika dapat dijelaskan interaksi yang bahasa. Diksi juga mengacu pada
rumit antara bentuk dan makna yang pengertian penggunaan katakata tertentu
sering luput dari perhatian dan yang sengaja dipilih oleh pengarang.
pengamatan para kritikus sastra Mengingat karya sastra adalah dunia
kata, komunikasi dilakukan dan mengatur atau gambaran dari objek
ditafsirkan lewat kata-kata. Pemilihan penelitian (Subroto, 1992: 7).
kata-kata tersebut tentunya melewati
pertimbangan-pertimbangan tertentu Data dalam penelitian ini merupakan
untuk memperoleh efek ketepatan dan data deksriptif yang berupa aspek bunyi,
efek keindahan. diksi, dan gaya bahasa dalam puisi Ia
Tak Pernah karya Sapardi Djoko
Penelitian dalam puisi Ia Tak Pernah Damono.
karya Sapardi Djoko Damono ini
menyangkut beberapa aspek, mencakup Teknik pengumpulan data yang menjadi
tipografi, irama termasuk didalamnya teknik dalam kajian puisi ini adalah
metre dan rima, kata (diksi, denotasi dan teknik catat sebab data-data yang
konotasi, bahasa kias-majas, pencitraan). dikumpulkan berapa teks. Langkah-
langkah dalam pengumpulan data
Dalam artikel ilmiah yang berjudul tersebut yakni: 1) membaca puisi Ia Tak
Stilistika dalam Puisi Kerikil Tajam yang Pernah karya Sapardi Djoko Damono; 2)
Terampas Putus karya Chairil Anwar mencatat sajak atau kalimat-kalimat
oleh (Januari:2019), tertulis bahwa Gaya yang menggunakan aspek bunyi, diksi,
bahasa adalah bahasa indah yang dan gaya bahasa.
digunakan untuk meningkatkan efek
dengan jalan memperkenalkan serta Adapun teknik deksriptif kualitatif
membandingkan suatu benda atau hal digunakan untuk menguraikan fokus dari
tertentu dengan benda atau hal lain yang permasalahan yang menjadi fokus utama
lebih umum. Gaya bahasa juga dalam penelitian ini sehingga dapat
merupakan wujud retorik, yakni diperoleh pembahasa yang lebih
penggunaan kata-kata yang dalam terperinci. Tujuan teknik deksriptif
aktivitas berbicara atau menulis untuk kualitatif ini adalah untuk
meyakinkan pembaca. menungkapkan semua masalah yang
berkaitan dengan penggunaan bunyi,
diksi dan gaya bahasa dalam puisi Ia Tak
II. METODE Pernah karya Sapardi Djoko Damono.
Sejalan dengan aspek kajian yang akan
ditelisik yaitu fenomena kebahasaan Data yang telah dikumpulkan dan
yang terdapat dalan sebuah karya sastra, dilampirkan kemudia dianalisis sehingga
maka penelitian ini menggunakan fokus kajian yang akan dikaji dalam
metode deksriptif kualitatif. Data yang penelitian ini dapat dipaparkan dengan
bersifat deskriptif tersebut dianalisis jelas.
untuk membuat generalisasi atau
kesimpulan umum yang merupakan
sistem atau kaidah yang bersifat
III. HASIL DAN PEMBAHASAN digarisbawahi dan dicetak tebal dibawah
berikut.
Ia Tak Pernah
ia tak pernah berjanji kepada burung
Karya : Sapardi Djoko Damono, dalam untuk menyihir api
buku Ayat-Ayat Api. menjadi pohon

ia tak pernah berjanji kepada pohon Diksi Dalam Puisi Ia Tak Pernah
untuk menerjemahkan burung Karya Sapardi Djoko Damono
menjadi api
Penggunaan diksi dalam bait pertama
ia tak pernah berjanji kepada burung baris ketiga yakni “menerjemahkan”
untuk menyihir api dalam kalimat “untuk menerjemahkan
menjadi pohon burung” memiliki makna denotatif yang
berarti mengartikan. Namun, pengarang
ia tak pernah berjanji kepada api memilih diksi tersebut yang mempunyai
untuk mengembalikan pohon makna konotatif “mengubah”.
kepada burung
Pada bait kedua baris kedua, pengarang
Aspek Bunyi Bahasa dalam Puisi Ia menggunakan diksi “menyihir” untuk
Tak Pernah Karya Sapardi Djoko memberikan makna konotatif “merubah
Damono sesuatu” yang terdengar lebih
imanjinatif.
Pada bait pertama dalam puisi Ia Tak
Pernah karya Sapardi Djoko Damono, Pada bait ketiga baris kedua, pengarang
terdapat bunyi yang semacam. Pada bait menggunakan diksi “mengembalikan”
pertama terdapat asonansi “I” dan “a” yang bermakna denotatif “memulangkan
dan aliterasi “k”, namun sajak yang sesuatu (barang)”. Namun, disini
digunakan tidak senada. Penggunaan pengarang menggunakan diksi tersebut
asonansi dan aliterasi tersebut terdapat agar pembaca dapat memaknakan kata
dalam kata yang digarisbawahi dan diksi tersebut sebagai “memberikan”
dicetak tebal dibawah berikut.
Pemakaian Gaya Bahasa dalam Puisi
ia tak pernah berjanji kepada pohon Ia Tak Pernah Karya Sapardi Djoko
untuk menerjemahkan burung Damono
menjadi api
Dalam baris pertama pada bait pertama,
Pada bait kedua dalam puisi Ia Tak kedua, dan ketiga terdapat penggunaan
Pernah akrya Sapardi Djoko Damono, majas penegasan jenis majas
terdapat bunyi yang juga serupa. Pada antiklimaks. Majas antiklimaks adalah
bait tersebut terdapat asonansi “i” dan gaya bahasa yang menegaskan sesuatu
“a” serta aliterasi “k” dan “n”, namun dengan mengurutkan situasi yang berada
sajak yang digunakan tidak senada. dalam tingkatan tinggi ke rendah. Hal
Penggunaan asonansi dan aliterasi tersebut demikian sebab dalam ketiga
tersebut terdapat dalam kata yang baris dalam bait yang berbeda pada puisi
tersebut awalnya menerangkan peristiwa
yang tingkatannya tinggi, lalu setelahnya (baris 1, bait 2) Ia tak pernah pernah
tidak diterangkan kelanjutan dari berjanji kepada burung
peristiwa tersebut sehingga dikatakan (baris 1, bait 3) Ia tak pernah berjanji
sebagai antiklimaks. Majas tersebut kepada api
terdapat dalam dalam barus-barus puisi
di bawah berikut : Pada baris pertama dalam bait pertama,
kedua, dan ketiga, telah digarisbawahi
(1) Ia tak pernah berjanji kepada pohon “berjanji kepada pohon”. Hal tersebut
(2) Ia tak pernah berjanji kepada termasuk ke dalam personifikasi sebab
burung sebagaimana yang kita ketahui bahwa
(3) Ia tak pernah berjanji kepada api pohon, burung, dan api tidak dapat
melakukan kegiatan seperti manusia.
Selanjutnya dalam baris pertama, pada Secara inplisit, kata-kata yang
bait pertama, kedua, dan ketiga terdapat digarisbawahi di atas mengandung artian
penggunaan majas repetisi. Majas bahwa pohon, burung, dan api dapat
repetisi adalah majas yang mengulang melakukan kegiatan seperti manusia,
sebuah kata-kata dalam sebuah kalimat. yakni menepati janji (sebab tokoh Ia,
Namun, disini majas repetisi tidak dituliskan sedang disituasikan tidak
terdapat dalam satu kalimat (baris) yang pernah melakukan perjanjian).
sama, namun dalam baris yang berbeda
di bait yang berbeda pula. Temuan majas IV. KESIMPULAN
repetisi terdapat dalam baris-baris dalam Berdasarkan hasil analisis kajian
puisi yang digarisbawahi dan dicetak stilistika puisi Ia Tak Pernah karya
tebal di bawah berikut. Sapardi Djoko Damono yang telah
dilakukan, dapat disimpulkan sebagai
(baris 1, bait 1) Ia tak pernah berjanji berikut.
kepada pohon a. Pemanfaatan atau pemilihan bunyi-
(baris 1, bait 2) Ia tak pernah pernah bunyi bahasa yang dipergunakan
berjanji kepada burung dalam Puisi Ia Tak Pernah karya
(baris 1, bait 3) Ia tak pernah berjanji Sapardi Djoko Damono, ditemukan
kepada api adanya asonansi atau “persamaan
bunyi vokal‟ yang banyak dipakai
Terakhir, terdapat temuan majas adalah bunyi /a/ dan /i/. Aliterasi atau
personifikasi pada setiap baris pertama “persamaan bunyi konsonan” yang
dalam bait pertama, kedua, dan, ketiga. digunakan dalam Puisi Ia Tak Pernah
Majas personifikasi adalah majas yang karya Sapardi Djoko Damono adalah
dapat membuat benda mati atau makhluk bunyi konsonan /k/ dan /n/.
lain selain manusia, dapat melakukan b. Diksi dalam Ia Tak Pernah karya
hal-hal yang manusia biasanya lakukan. Sapardi Djoko Damono dapat ditinjau
Temuan majas personfikasi terdapat dari segi kpemilihan kata, denotasi
dalam baris-baris puisi di bawah berikut, dan konotasinya.
beserta penjelasannya. c. Pemakaian gaya bahasa yang
terdapat dalam puisi Ia Tak Pernah
(baris 1, bait 1) Ia tak pernah berjanji karya Sapardi Djoko Damono adalah
kepada pohon adalah (1) antiklimaks, (2) repetisi,
dan (3) personifikasi.
V. SARAN
Hasil penelitian yang telah penulis
jabarkan diharapkan dapat menambah
wawasan dan pengetahuan seputar
stilistika dan kajiannya, serta harapannya
dapat menjadi referensi untuk penelitian
sastra berikutnya bagi para pembaca.
Kedua, harapan penulis adalah puisi
yang digunakan dalam penelitian ini
dapat ditelisik menggunakan pendekatan
lain seperti pendekatan semiotika.

VI. REFERENSI

Januarti, Inayah. (2019). Stilistika


Dalam Puisi “Kerikil Tajam Dan
Yang Terampas Dan Yang Putus”
Karya Chairil Anwar. Jurnal Sastra,
Bahasa, dan Pengajaran. 6(1), 55-57.
Nurgiyantoro, Burhan. (2010) (Cet. ke-
8). Teori Pengkajian Fiksi.
Yogyakarta: Gajah Mada University
Press.
Pateda, M. (2010). Semantik Leksikal.
Jakarta: Rineka Cipta.
Subroto, Edi D., dkk. (1992). Tata
Bahasa Deskriptif Bahasa Jawa.
Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
Sudjiman, Panuti. (1993). Bunga
Rampai Stilistik. Jakarta: Pustaka
Utama Grafiti.

Anda mungkin juga menyukai