A. Sejarah Hermeneutika
Sejarah mencatat bahwa istilah "hermeneutika" dalam
ke-17, istilah ini dipahami dalam dua pengertian, yaitu hermeneutika
sebagai seperangkat prinsip metodologis penafsiran, dan hermenutika sebagai
penggalian filosofis dari sifat dan kondisi yang tidak bisa dihindarkan dari
kegiatan memahami.1 Kata hermeneutik berasal dari bahasa Yunani
hermeneuein, yang berarti menafsirkan. Sebagai kata benda hermeneia dapat
diartikan sebagai penafsiran atau interpretasi. Sebenarnya kata ini, menurut
spekulasi historis, merujuk pada nama dewa dalam mitologi Yunani yaitu Dewa
Hermes yang bertugas untuk menyampaikan pesanpesan Dewa Tertinggi di
langit (gunung Olympia) kepada manusia di bumi melalui bahasa yang
dimengerti oleh manusia.
1
juga pendiri Protestan Liberal. Schleiemecher menandai lahirnya hermeneutika
yang bukan lagi terbatas kepada idiom filologi maupun eksegesis Bibel,
melainkan prinsip-prinsipnya bisa digunakan sebagai fondasi bagi semua ragam
interpretasi teks.
DAFTAR PUSTAKA
Hermeneutika Sebagai Produk Pandangan Hidup, dalam Kumpulan Makalah Workshop
Pemikiran Islam Kontemporer, IKPM cabang Kairo, 2006), h. 28.
K Berten, Filsafat Barat Abad XX, (Jilid 2: Prancis, Penerbit PT. Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta,1996).
Adnin Armas, Filsafat Hermeneutika Menggugat Metode Tafsir alQurán, dalam Kumpulan
Makalah Workshop Pemikiran, IKPM cabang Kairo, 2006, hal. 1.
2Santoja Hilda Dina. BIO-KRISTI (Biografi Kristiani), http://www.sabda.org/publikasi/Bio-
Kristi/028/ (10 November 2010)
8E.Sumaryono, Hermeneutik (Sebuah Metode Filsafat), (Yogyakarta:Kasinus,1999), h,67.