ISBN 978-60206747-11-2
Cetakan I Juli 2017
KATA PENGANTAR
Labirin Cinta Transendental dan Kekayaan Metaforis
dalam Kitab Puisi Cinta Edi Sugianto
***
Simak saja puisi bertajuk “Aku Ingin Tidur di
Mimpimu”: // Aku ingin berbaring di matamu, menjala
keindahan dunia / Menikmati lanskap angkasa dan pesawat
terbang yang melintasi mimpi-mimpi kita / Mimpi itu
seperti awan yang kita kejar malam itu: mereka telah
beranak-pinak, membangun rumah dan tangga sendiri untuk
sampai di nirwana cinta / Aku ingin tidur di mimpimu seperti
awal kita bertemu.//
Dengan menggunakan kekayaan metaforis, sang
penyair terobsesi untuk tidur dalam mimpi bersama sosok
yang dicintainya seperti awal mereka bertemu. Akankah
mimpi si aku lirik sebatas dimaknai secara harfiah lantaran
godaan naluri purba yang ingin tidur dalam mimpi bersama
sang kekasih? Saya kira, sang kekasih dalam teks ini
bukanlah sosok perempuan yang secara kasat mata berhasil
menggoda naluri kelelakiannya. Namun, lebih dibingkai oleh
situasi transendental yang menuntun nilai keilahiannya
untuk bisa menggapai surga (nirwana) yang penuh dengan
taburan cinta dan kasih sayang. Si aku lirik demikian subtil
mengungkapkan kerinduannya untuk bertemu dengan sang
kekasih (Tuhan) melalui kekayaan metaforis yang cukup
terjaga.
emh...?
***
astagfirullah...!
aku lupa:
menyebut nama kekasihku.
Sang kekasihlah yang telah mengingatkannya untuk
menghadapi berbagai godaan dan tantangan hidup dengan
penuh keceriaan dan optimisme seperti pada
larik://Mesemku dalam mesemmu/Mesem jadi satu/Yang
satu dalam kalbu/Kalbu yang mesem/Tiap ada rembulan
lahir merpati/Tiap mesem tersirat bibir melati/Mesem dikau
dalam mimpi/Mesem dinda maha dewi// (puisi
“Mesemmm!”).
Kerinduan terhadap sang kekasih yang
diejawantahkan dengan memadukan antara jagad-cilik
(mikrokosmos) dan jagad-gedhe (makrokosmos), dalam
pandangan saya, akan mampu membuka ruang kesadaran
spiritual sebagaimana terungkap dalam sajak “Sepasang
Sandal Jepit” berikut ini.
Setiap yang tercipta seperti sandal jepit. Seorang Profesor
berkata padaku: "Engkau sang pembuka fajar," Fajar itu
perawan dan aku perjakanya.
(aku jendela dan kau tirainya
aku bunga dan kau nektarnya
aku lirik dan kau musiknya
aku hutan dan kau tamannya
aku hujan dan kau riciknya
***
DAFTAR PUISI
Di Pekarangan Ber-Bunga
Dua Lembar Bunga Perawan
Dua Merpati
Esok Kita Bertemu
Gerimis Cinta
Hanya
Humairah
Jembatan Surga
Jika Aku Menjadi Angin
Juitaku
Kacamata
Kau Hentikan Malam
Keajaiban Kata-Kata
Kejora
Kepada Humairah
Ketika Pagi
Kopi
Kopiah
Kupandangi Bulan di Matanya
Lanskap Aduhai
Lucid Dreaming
Lupa
Mahabharata Cinta
Mandi Berdua
Mata
Mawar
Memetik Cinta
Memukau
Mengapa
Mesemmm!
Nektar, 1
Nektar, 2
Nyanyian Burung
Pagi Kau Buka Jendela
Pantau
Penghayatan
Penjelmaan
Percakapan Ombak dan Angin
Pesona Sakura
Pohon Cinta
Rayuan Pulau Madura
Sajakku yang Terindah
Sajak Merah
Sajak Orang Bingung
Seluas Senyum Semesta
Semerbak Laut
Semua Datang dengan Cinta
Senja di Pesisir Selatan
Sepasang Sandal Jepit
Seperca Doa
Sepertiga
Serenada Bunga
Serenada Hujan
Serenada Kumbang
Serenada Laut
Serenada Rindu
Setia
Setiap Detik
Suara
Ziarah Masa Lalu
Selir
Tentang Penyair
____♡♡____
Aku ingin berbaring di matamu, menjala keindahan dunia,
Menikmati lanskap angkasa dan pesawat terbang yang
melintasi mimpi-mimpi kita.
Mimpi itu seperti awan yang kita kejar malam itu: mereka
telah beranak-pinak, membangun rumah dan tangga sendiri
untuk sampai di nirwana cinta.
AUBADE MERAH
____♡♡____
di gubuk ini,
dingin mekar
detik-detik pagi,
dendang bergetar
di celah mawar,
kucium dikau
semerbak menjalar
lenyaplah risau!
di gubuk ini:
aku menembang
lagu pelangi
dindaku sayang
____♡♡____
kutunggangi pulau
menuju biru cintamu
kudayung ombak
menyelami dasar hatimu
ole olang...!
senyummu mulai mengembang
ole olang...!
mataku dipenuhi kembang
mendekatlah!
sayang.
dekaplah!
dengan riang.
kutuang cinta,
hingga mabuk kepayang.
BANTAL
____♡♡____
Akhirnya aku berubah menjadi bantal. Kau tertidur, "di sini
tak ada keluh kesah, ketenangan membawanya terbang ke
negeri-negeri mimpi, dan sesaat ia singgah di istana awan
yang esok menjadi fajar, menjadi pagi, menjadi sinar-sinar
sepanjang hari"
(Jakarta, 1: 4: 2017)
____♡♡____
(Jakarta, 5: 3: 2017)
BIARKAN MENJALAR
____♡♡____
kunang-kunang langit
yang berpijar-pijar
ekornya memercikkan cinta
biarkan sinarnya menjalar!
mungkin ingin berbagi cerita:
kita berdua
BIDARA
____♡♡____
BULAN DI WAJAHMU
____♡♡____
Seperti merah bibirmu Humairah, putih sajakku satu per satu
berguguran: entah menjelma apa?
Senyummu adalah pukat yang anggun. Kau jala aku, aku pun
bersauh di hatimu. Kita sama-sama berlabuh.
Taukah engkau?
(Jakarta, 4: 2: 2017)
____♡♡____
Bagaimana cara menjaring angin yang sering elus ubun-
ubun? Ketika tengadah ke langit: apa yang gentayangan
sengit?
(Jakarta, 6: 3: 2017)
____♡♡____
kekasihku melebur hatinya
dalam hatiku
hingga aku tak bisa
membedakan
yang mana
:cemburu atau rindu?
____♡♡____
Cinta? Siapa pula yang menyeruput kehangatannya?
Ini secangkir kopi yang telah mengikat selaksa kisah cinta.
Dinda, masih ingatkah? Saat kita bersua, dan berjanji akan
menerjemahkan aroma kopi, bahkan kita telah hafal bahasa
hujan.
Kopi dan cinta itu saksi kita, bukan?
____♡♡____
Di telaga ini, aku tak bisa berkata apa. Apa yang bisa dikata?
Doaku bersama telaga: semoga kekal dalam balutan cinta!
____
Catatan:
- Chora: nama pantai (selatan) di pulau Giligenting Sumenep, Madura.
____♡♡____
CINTA MERAH
____♡♡____
di ambang waktu,
Kupanggil dengan merdu:
____♡♡____
DALAM PERAHU
____♡♡____
dalam perahu
ombak bercumbu
madura-jakarta,
makin merayu
pada kekasihku
aku merindu.
____♡♡____
Bayang-bayang bianglala yang menyala di balik kaca jendela
tanpa sengaja kucuri wajahnya dengan sajak yang nyaris
sempurna.
DI DALAM KERETA
____♡♡____
DI PEKARANGAN BER-BUNGA
____♡♡____
____♡♡____
DUA MERPATI
____♡♡____
dua merpati
hinggap di dahan surga
yang satu menengadah
yang atas mencurahkan cinta
dua merpati itu,
aku dan kekasihku.
___♡♡___
Seperti juga rinduku: rindumu seperti apa? Kini, yang ada
hanya bayang- bayang waktu, kupandangi dari celah-celah
jendela.
Aku warna dan kau cantiknya. Aku gula dan kau manisnya.
Aku hujan dan kau riciknya. Aku dan kau adalah kerinduan
yang sama.
Ini musim rindu, bukan? Kau masih bertanya. Rindu kita ini
semakin biru, tapi esok juga: kita bertemu.
InsyaAllah!
(Jakarta, 9: 4: 2017)
GERIMIS CINTA
____♡♡____
HANYA
____♡♡____
HUMAIRAH
____♡♡____
dari kejernihan laut pagi
kucipta puisi untukmu
ya, dari para nelayan ini
di jalanya: serpihan rindu
humairah:
kau mutiara jiwa.
(Jakarta, 5: 4: 2017)
JEMBATAN SURGA
____♡♡____
kekasihku bercerita:
di atas jembatan ada surga
untuk kita berdua.
di bawah jembatan,
ada tangga menuju bahagia.
____♡♡____
tapi
JUITAKU
____♡♡____
KACAMATA
____♡♡____
____♡♡____
(Jakarta, 2: 3: 2017)
KEAJAIBAN KATA-KATA
____♡♡____
KEJORA
____♡♡____
Siapakah:
"yang temaniku di sini?"
gerhana ubah purnama
walau senyum sepi
(Jakarta, 1: 3: 2017)
KEPADA HUMAIRAH
____♡♡____
KETIKA PAGI
____♡♡____
ketika pagi
sepi telah meranggas
tanpa tangga ia pun gegas
luruh sunyi
selembar merah mawar
manari-nari di balik pagar
KOPI
____♡♡____
KOPIAH
____♡♡____
____♡♡____
Malam ini, kupandangi bulan di matanya, saat langit
berhenti bertengkar sengit tentang siapa di antara mereka
yang telah menciptakan hujan.
(Jakarta, 6: 4: 2017)
LANSKAP ADUHAI
____♡♡____
di senyummu kubikin taman-taman, supaya kubisa duduk
santai mencium semerbak pagi yang selalu gelisah sebelum
jadi kisah.
di wajahmu
serupa mendung
aku tahu: itu hujan yang 'kan menjelma lanskap aduhai.
(Jakarta, 4: 4: 2017)
LUCID DREAMING
______☆☆_____
LUPA
____♡♡____
madu ini
rasanya kok pahit sekali
emh...?
***
astagfirullah...!
aku lupa:
menyebut nama kekasihku.
MAHABHARATA CINTA
____♡♡____
MANDI BERDUA
____♡♡____
MATA
____♡♡____
"Belahlah!" bujuknya.
Anggun! Hanya sisa dua
warna:
Menggoda atau digoda.
"Aku?"
MAWAR
____♡♡____
mawar ini
hanya mekar di tempat sepi
biasanya di malam hari
kekasihku sangat menyukai
aku pun sering menikmati.
MEMETIK CINTA
____♡♡____
Kemarin. Detik ini. Esok hari
Gelap-terang. Tangis-tawa. Jejaka-perawan. Aku dan dikau.
Semua adalah ayat-ayat yang menyayat-nyayat pelangi
kehidupan. Aku lupa, siapa yang mengasah celurit menjadi
lira?
O, Maha Pencinta...!
Ajari aku memetik cahaya menjadi cinta!
MEMUKAU
____♡♡____
bakau
ranjau...
bakauku ranjaumu
bakaukah yang melambai?
bakauku kujangkau
ranjaumu berjuntai
bakauku berkilau
ranjaumu memukau
bakau*
ranjau###
ranjau###
bakau*
ranjau###
ranjau###
bakau***
bakauku merantau
ranjaumu berantai
48 | Cinta dalam Secangkir Kopi
Edi Sugianto
MENGAPA
____♡♡____
rembulan menari-nari
memanjat keindahan tebing-tebing cinta dengan kecapi
MESEMMM!
____♡♡____
Mesem!
Mesemm!
Mesemmm!
Mesemmmm!
Mesemmmmm!
Mesemmmmmm!
Mesemmmmmmm!
Mesemmmmmmmm!
Mesemmmmmmmmm!
Mesemmmmmmmmmm!
Mesemmmmmmmmmmm!
Krudungmu mesemmm
Alismu mesemmm
Matamu mesemmm
Hidungmu mesemmm
Bibirmu mesemmm
Dalam hatimu segalanya mesemmm
Mesemmm dalam mesemmm
Mesemmmmmmmmmmm!
Mesemmmmmmmmmm!
Mesemmmmmmmmm!
Mesemmmmmmmm!
Mesemmmmmmm!
Mesemmmmmm!
52 | Cinta dalam Secangkir Kopi
Edi Sugianto
Mesemmmmm!
Mesemmmm!
Mesemmm!
Mesemm!
Mesem!
Mesem!
(Sumenep: 1: 1: 2017)
NEKTAR, 1
____ ❤ ❤____
Aku sekuntum bunga yang tumbuh di lubuk hatimu, merah
menyala. Kau tentu merasa, ketika langit semakin sengit
menggoreskan nama kita. Aku diam saja, pura-pura tak
mengenal rinai-rinai yang menempel di kelopak mata.
NEKTAR, 2
____ 💓 💓____
dalam setiap bunga semoga ada nektar dalam setiap nektar
semoga ada madu dalam setiap madu semoga ada engkau
yang senantiasa menyemai syahdu jiwa, merangkai bunga-
bunga.
NYANYIAN BURUNG
____♡♡____
siapa pelukisnya?
percuma bertanya
burung tersekap
ditelan gelap.
lepaskan!
lepaskan!
lepaskan!
ia ‘kan terbang
menjelma nirwana.
____♡♡____
Pagi kau panggil pagi sebab ia segera pergi. Kau boleh pilih
jalan berduri, atau yang ini kau hati-hati.
Cinta kau panggil cinta sebab rinainya adalah kita: tak ada
yang beda, hanya musim hujan yang membuat lupa, bahwa
kita mesti nyalakan api untuk duduk bersama.
Kenangan kau panggil kenangan sebab suaranya selalu
gema: nyanyikan segala yang purba.
Langit kau panggil langit sebab ia gemar bermain warna.
Sehabis hujan ada yang sengit: pagi kau buka jendela.
PANTAU
____♡♡____
PENGHAYATAN
____♡♡____
di jurang ini,
aku dilahirkan
di atas karang,
aku dibesarkan
dulu...
indah rasanya!
di sampingku berjuta kawan
tak ada tanya,
kala hujan menaburi rerumputan.
wahai...dewi malam!
sampaikan ciumanku pada kawan!
PENJELMAAN
____♡♡____
____♡♡____
(Sumenep, 3: 1: 2017)
PESONA SAKURA
____♡♡____
Izinkan aku memetikmu di musim rindu yang mulai rekah.
Aku berlari mengejar bayang-bayang mentari yang di
matanya tanpa keluh kesah. Entah hati mereka terbuat dari
bunga apa?
POHON CINTA
____♡♡____
pohon cinta di pekarangan rumahku
berbuah lebat madu-madu
kelelawar tak berani menyentuh
mereka tahu pohon cinta itu,
milikku dan kekasihku.
____♡♡____
____♡♡____
Dinda,
seperti kecantikanmu
kurangkai bunga
tanpa kenal waktu
hari-hari penuh bahagia
Dinda,
seperti air matamu
mengaliri samudra
sajak-sajakku
juga begitu adanya
Dinda,
seperti rona bibirmu
menyiram jiwa
aku tak pernah layu
menikmatinya
Dinda,
seperti bahasa sunyimu
Dinda,
kau sajakku
yang terindah.
SAJAK MERAH
____♡♡____
dalam diam dinda alunkan
senyum mengembang
jiwa teduh tenang
(Jakarta, 1: 3: 2017)
____♡♡____
/1/
Entah sejak kapan 'ku menyukai sepi
Kawan-kawan membiarkanku telanjang sendiri
berdiri di depan cermin yang berjajar rapi
menempel di dinding yang putih.
/2/
"Aku hanya berusaha mencari!" kataku
di antara huruf-huruf yang kaku
di sepanjang kalimat yang lugu
kujelaskan semua tentangku, agar mereka tahu.
/3/
Mereka tak lagi menawariku kopi
di gedung-gedung tinggi
"Kau masih suka keramaian 'kan?" tanya kawan
Aku terdiam, lalu bernyanyi.
/4/
Tiba-tiba, butir-butir hujan
70 | Cinta dalam Secangkir Kopi
Edi Sugianto
/5/
Pagi itu mereka mengaduh:
"Kami semakin bingung dengan kata-kata itu, namun kami
menikmatinya."
(Jakarta, 7: 1: 2017)
__♡♡__
Aku lupa pada bibir wanita yang rona lipstiknya seindah
senyum pulau Madura. Senyum pantainya yang mengusik
cemara-cemara cinta tumbuh setiap masa. Masa di mana
angin laut terdampar menjadi pelangi pagi dan senja. Senja
yang banyak orang melukisnya dengan kata serenada. Kata-
kata adalah lisan yang sedikit orang memetik bunga hikmah.
(Jakarta, 8: 4: 2017)
SEMERBAK LAUT
____♡♡____
sungguh kualami
tanpa mesti mencari
jutaan bunga yang bersemi
cukup kupetiknya di sini.
____♡♡____
____♡♡____
____♡♡____
SEPERCA DOA
____♡♡____
SEPERTIGA
____♡♡____
SERENADA BUNGA
____♡♡____
SERENADA HUJAN
____♡♡____
sayup-sayup bisikan,
lautan cinta, lautan pencarian
angan-angan berubah harapan
harapan cinta diperebutkan
SERENADA KUMBANG
____♡♡____
sepasang kumbang
menari-nari dengan kembang
di atasnya kerincing-kerincing
di sekitarnya dibuat bising.
SERENADA LAUT
____♡♡____
lalu...
ketika ikan-ikan kecil termenung
di jendela karang, malu-malu
termangu panjang
menyusuri ujung lautku.
Duhai, kekasihku...!
lautan cinta itu, ada dua pintu:
saat pasang dan juga rindu!
SERENADA RINDU
____♡♡____
SETIA
____♡♡____
karena kekasihku
memiliki semua itu.
SETIAP DETIK
____♡♡____
sepekan sekali
aku mengunjungi kekasihku
namun aku masih rindu.
SUARA
____♡♡____
suara kekasihku
sangat merdu dan syahdu
konon,
suara itu untuk menjala hatiku.
____♡♡____
"What's in a name?
That which we call a rose by any other name
would smell as sweet."
(William Shakespeare)
Aku panggil kau melati, padahal kau mawar, tapi kau enggan
bersuara, karena kau juga bunga.
(Jakarta, 2: 4: 2017)
??????
____♡♡____
ssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssss
ee ee
lll lll
iii iii
rrr rrr
ra ja
ra ja
rajaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
se lir
ra ja
raa jaa
rrr aaa
jjj aaaa
raaa jaaaa
(Jakarta, 1: 3: 2017)
TENTANG PENYAIR