Anda di halaman 1dari 13

TUGAS 1.

(UTS)
Menganalisis 10 puisi menggunakan sebab akibat serta mencari kalimat yang logis
maupun tidak logis.
Saya menggunakan kumpulan puisi dari buku yang diciptakan oleh Gus Tf dengan judul buku
Akar Berpilin.
1. Bakal (hal. 5)
Ke mana pun kau menoleh menyatakan akibat
Kita bakal bertemu
Karena kau hanya daging
Bakal menyerpih dalam seratku menyatakan sebab

Ke mana pun kau menoleh menyatakan akibat


Kita bakal bertemu
Karena kau hanya tulang
Bakal merapuh dalam sendiku menyatakan sebab
Dalam puisi berjudul Bakal karya Gus Tf sendiri penggunakan bahasa dalam puisi masih saya
anggap logis dan masih dapat dipahami maknanya. Puisi tersebut secara tidak langsung
mengatakan bahwa kemanapun atau dimanapun kau pergi, kita akan tetap bertemu karena kita
sudah menjadi satu.
2. Tolong (hal. 10)
Aku tahu tempatku hanya di sisa ingatan, menyatakan akibat
Bayang tertahan, yang setiap matahari muncul
Akan bergegas ditutup awan. Tolong menyatakan sebab

Aku tahu tempatku hanya di karung catatan, menyatakan akibat


Berkas yang disisihkan, yang setiap sampai ke atas menyatakan sebab
Meja akan selalu di lupakan. Tolong ceritakan

Aku tahu tempatku hanya di ujung lamunan, menyatakan akibat


Tanpa kepedulian, yang setiap tertangkap hanya jadi
Bagian dari angan. Tolong ceritakan bagaimana menyatakan sebab
Bisa tetap punya harapan.
Puisi berjudul Tolong ini menurut saya masih mudah untuk dipahami dan penggunaan kalimat
dalam isi semuanya masih logis. Makna dalam puisi Tolong menyatakan bagaimana ia ingin
memiliki harapan untuk seseorang yang menurut ia sendiri tidak memahami atau tidak
mengetahui isi hatinya.

3. Kirim Sajak, Kirim Kapak (hal.12)


Atau kirim saja sajak, untuk tahu mana yang manusia
Mana yang katak. Atau kirim saja kapak, untuk melihat
Siapa yang keledai siapa yang badak. Bertahun berzaman
Zaman, tak henti tak bosan kaurintihkan: ngilu kebekuan.

Akibat : Atau kirim saja sajak, atau kirim saja kapak.


Sebab : untuk tahu mana yang manusia mana yang katak, untuk melihat siapa yang keledai siapa
yang badak
Penggunaan bahasa yang terdapat dalam judul Kirim Sajak, Kirim Kapak sendiri masih mudah
dipahami. Namun untum memaknai puisi tersebut menurut saya masih tidak logis, karena ia
memerintahkan untuk mencari tahu mana manusia atau hewan melalui sajak atau kapak.

4. Ingin Luput (hal. 23)


Tak bisa kauhindar itu tatapan. Menyatakan akibat
Di dalamnya kau kail impian, kaugali kenangan. Di pelupuk menyatakan sebab

Di pelupuk lupaku, kaukecup ini badan. Menyatakan sebab


Dagingku serasa terbakar, serasa lepuh kelain zaman. Tungku
Menyatakan akibat
Wahai, tungku usiaku tolong padamkan.
Aku ingin dingin, beku jadi batu, luput dari ingatan. Oh Tuhan menyatakan sebab
Penggunaaan bahasa yang terdapat dalam judul Ingin Luput sendiri masih mudah dan logis
penggunaan kalimatnya. Kalimat dagingku serasa terbakar, serasa lepuh kelain zaman sendiri
mungkin menggunakan kalimat tidak logis, namun memiliki makna yang dapat di pahami.
5. Tiga Kata Suci (hal. 56)
Aku kini tahu, kenapa “menguap” kata sucimu. Bila
Kaubiar getir mendidih, meletup hilang si gugu sedih.

Aku kini tahu, kenapa “mengendap” kata sucimu. Bila


Kaubakar sekam dendam, tinggal lepah jerami diam.

Aku kini tahu, kenapa “meresap” kata sucimu. Bila


Kautapis tepuk tepis, menyesak naik si ceguk tangis.
Akibat pada kalimat puisi Tiga Kata Suci sendiri menurut saya dari kalimat aku kini tahu kenapa
“menguap, mengendap dan meresap” kata sucimu. Dan sebab pada kalinat tersebut ialah berawal
dari kata bila hingga kata tangis. Penggunaan bahasa pada puisi tersebut penggunaan bahasa
masih logis dan dapat dimaknai, namun harus menganalisis kata tersebut dengan baik.
Menjelaskan bagaimana ia merasa resah dan ia bisa menjelaskan rasanya tersebut dengan baik.
6. Cara Membendung (hal.15)
Katanya ia Si Lengang, Si Hampa. Ia muncul begitu saja,
Suatu ketika, dari senar biola yang begitu kenang alunnya.
Katanya ia Si Kosong, Si Sia-sia. Ia menjelma begitu saja,
Suatu senja, dari lipat usia yang terjulur lampai di beranda.
Katanya ia Si Sesak, Si Gelembung yang Merengkah Dada,
menyatakan
Yang setiap dirinya menghela napas membuat sesuatu dari
Matanya bagai bah yang mendorong-dorong mendesak
Desak tak bernyana. Bagaimana
Cara membendungnya?

Katamu, Menangislah, lirih saja. Menyatakan sebab


Penggunaan kalimat pada puisi berjudul Cara Membendung sendiri masih menggunakan kalimat
logis dan memiliki makna yang mendalam. Menceritakan bagaimana ia merasa kesepian dan
melawan rasa kesepian itu dengan cara menangis dan lirih saja.
7. In Memoriam (hal. 9)
Begitulah mungkin aku akan menemukanmu: jalan
Setapak, tangga kayu, rumah tua, reruntuhan waktu.
Begitulah mungkin aku lalu duduk di kamarmu. Di depan
Rak, meja kayu, mesin tik tua, buku-bukumu. Kubuka: lembar
Demi lembar halaman tubuhmu. Kubaca: kata demi kata pedih
Lukamu. Rahim dukacita inikah, Tuan, yang kelak
Melahirkanku?
Akibat pada puisi tersebut adalah :
Begitulah mungkin aku akan menemukanmu:
Begitulah mungkin aku lalu duduk di kamarmu
Kubuka: , Kubaca:
Rahim dukacita inikah, Tuan, yanh kelak melahirkanku?
Sebab pada puisi tersebut adalah semua kalimat yang tersisa dari analisis kalimat akibat tersebut.
Penggunaan bahasa masih mudah, namun memiliki makna ataupun tidak logis menurut saya
sehinga sulit dipahami. Karena menjelaskan bagaimana ia dilahirkan namun saya tidak mengerti
mengapa memiliki cara yang seperti pada puisi tersebut.
8. Rahim (hal.13)
Seperti kisah itu, waktu juga yang akhirnya menemukanmu.
Ingatan yang kaupikul, mengeras dalam dencing pahat
Dan dengking palu. Rahimku wahai, tidaklah mengembang.
Seperti kisah itu, malam juga yang akhirnya menelanmu.
Ingatan yang kaupikul, pela. Mengabur.
Pahat dan laku menumpul, batu – batu lapuk mengapur.
Rahimku, wahai, tidakkah menyembul
Dari kata – kata tak bercukur? Lahir ibuku lahirlah
Aku: sajak – sajak keras, kasar, majal dan bebal bagai batu.
Sebab dari puisi rahim sendiri ialah rahimku, wahai, tidakkah menyembul dari kata – kata tak
bercukur? Lahir ibuku lahirlah aku: sajak – sajak keras, kasar, majal dan bebal bagai batu.
Lalu akibatnya ialah semua kalimat yang bukan dari sebab tersebut. Puisi tersebut menurut saya
tidak logis, baik dari penggunaan kalimat maupun makna.
9. Tungku (hal.40)
“Aku tungku,” ia bilang. Hitaam terang, padas
Arang. Letup decis gemeretak tulang. “Aku tungku,”
Ia bilang. Hangus lengking dada terpanggang.
Dari periuknya dari kualinha menggelegak
Ubun, benak mengerang. “aku tungku,”
Ia bilang. Setiap hari, setiap siang
Saat anak-anak pulang. “Aku Tungku,”
Ia bilang. Setiap hari, setiap malam saat
Urat daging meregang. “Aku tungku,” ia bilang.
“Aku tungku,” ia billang. Ah, kalian berdua tungku,
Sayang... baik burukk, peluk amuk,
Terus—tak henti kalian merendang.
Akibat dari puisi tersebut ialah pada kalimat “Aku tungku,” ia bilang.
Sebab dari puisi tersebut ialah kalimat yang terdapat garis miring. Menurut saya penggunaan
bahasa yang terdapat pada puisi tungku sendiri mudah namun tidak logis dan tidak dapat saya
pahami maknanya.
10. Susi, 2001 M (hal. 1)
aku mencarimu dalam ngilu lengking tulangku dalam pucat
Serat dagingku dalam lengang malam-malamku.
aku mencarimu.
aku mencarimu dalam ngilu lengking tulangku dalam pucat
serat dagingku dalam telentang malam – malamku yang semakin
tua, renta rapuh karena usia. Aku mencarimu.
aku mencarimu dalam lengking tulangku dalam pucat
serat dagingku dalam pedih imbau-rindu malam-malamku. Aku
mencarimu. Di manakah engkau, Susi, penyingsing pagi kata-kataku?
aku mencarimu, jauh
aku mencarimu, jauh ke dalam aduh.
aku mencarimu, jauh
aku mencarimu, jaauh ke dalam rapuh.
Akibat : Di manakah engkau, Susi, penyingsing pagi kata – kataku?
Sebab : terdapat dalam semua kalimat selain akibat tersebut.
Penggunaan bahasa yang terdapat dalam puisi tersebut menurut saya tidak logis. Seperti
contohnya ialah terdapat pada kalimat aku mencarimu dalam ngilu lengking tulangku
dalam pucat serat dagingku dalam lengang malam-malamku. Makna dalam puisi menurut
saya ialah mengenai bagaimana ia merindukan sosok Susi sebagai objek dalam puisi
tersebut.

TUGAS 2. HISTORI / SEJARAH Pada Akar Berpilin karya Gus Tf sendiri,


terdapat sejarah pada judulnya sendiri yaitu
Soal. Akar Berpilin. Akar Berpilin adalah salah
Historis atau sejarah yang terdapat pada satu bentuk atau jenis ukiran di
buku puisi “Akar Berpilin” karya Gus Tf. Minangkabau. Seluruh motif Minangkabau
yang kemudian menjadi ragam hias yang
perkembangannya antara lain sangat terlihat Tetapi di sisi lain sajak-sajaknya terserap
dalam sulaman atau bordiran, berasal dari dengan semacam magis realism, yang
ukiran yang terdapat diseluruh bagian membiarkan imajinasi kita membubung,
bangunan yang menghiasi rumah gadang, yang mengantar ke dunia lain.
yaitu rumah adat Minangkabau.
Dalam antalogi Akar Berpilin pada
satu sisi seolah - olah kita ditranspor ke
rumah Minangkabau, diliputi oleh simbol-
simbol, ajakan dan falsafah Minangkabau.
TUGAS 3. TIDAK LOGIS PADA PUISI
Soal. Puisi berjudul “Kota Masa Kecil, Kota Masa
Kail”.
Pemilihan kata yang tidak logis
dalam buku puisi Gus Tf yang berjudul Kota masa kecil, sungai masa lalu.
“Akar Berpilin”
Dibibir merah bergincu kita bertemu.

Puisi dalam buku puisi Gus Tf yang berjudul


“Kirim Sajak, Kirim Kapak” Puisi berjudul “Dongeng Nelayan”

Bagian isi puisi yang tidak paham; Hujan tertahan, memberat di negeri jauh
mimpi lautan,
Atau kirim saja sajak, untuk tahu mana
yang manusia mana yang katak, “awan”, igau laut.

Atau kirim saja kapak, untuk melihat siapa “tolong turunkan hujan. Hausku seakan api
yang keledai siapa yang badak, dikerongkongan”.

Bertahun berzaman – zaman, tak henti tak


bosan kau rintihkan: ngilu kebekuan. Puisi berjudul “Tiga Tuan”
Untuk Anda, Tuan pendongeng ini hikayat
Puisi berjudul “Susi, 2001 M”. baru.

Aku mencarimu dalam lengking tulangku Racun ular mendengung, meletup – letup
digelas waktu
Dalam pucat serat dagimgku
Sayap puisi mengerut, menjelma kaku
Dalam lengang malam – malamku. membongkah beku.
A.      Pengertian Empat Pendekatan Teori
Abrams
TUGAS 4. ABRAMS.
Salah satu tokoh teori sastra yang sangat
Mengaitkan teori Abrams dengan contoh puisi. berpengaruh adalah M.H. Abrams. Dalam
Kajian Puisi "Mengkaji Puisi Perasaan Sepenuh artikelnya yang berjudul Orientation of Critical
Matematika Karya Setia Naka Andrian" Theory  Abrams mencoba menawarkan satu
kerangka berpikir untuk memahami proses
penciptaan satu karya. Kerangka tersebut terdiri
dari artis/seniman, karya, semesta, dan karya dan penyair. Puisi adalah luapan,
penikmat seni/audience. Untuk memudahkan ungkapan, atau sorotan dari pikiran dan
analisis tersebut Abrams mengacak keempat perasaan penyair. Puisi merupakan proses
elemen tersebut ke pola segitiga di mana karya imajinasi yang diubah dan dikumpulkan dari
seni berada di tengah sebagai hal/objek yang gambaran, pikiran dan perasaan penyair.
akan dijelaskan.
Dengan kata lain, menurut Abrams di dalam
1.    Pendekatan Mimetik teori ekspresif seniman menjadikan dirinya
sendiri sebagai element terpenting. “This way of
Secara esensial, teori mimetik melihat bahwa thinking, in which the artist himself become the
karya seni adalah imitasi dari alam semesta. major element generating both the artistic
“The Mimetic Orientation- the explanation of product and the criteria by whic it is to be
art as essentially an imitation of aspects of the judge, I shall call the expressive theory of art”.
universe”. Teori ini bersumber dari pikiran Plato Pada zaman romantik, pendekatan ekspresif
dan Aristoteles. Menurut Abrams teori ini merupakan pendekatan yang dominan
merupakan teori yang paling primitif. dilakukan untuk menganalisis satu karya.   
Pendekatan mimetik adalah pendekatan kajian
sastra yang menitikberatkan kajiannya terhadap 4.      Pendekatan Objektif
hubungan karya sastra dengan kenyataan di
Pendekatan objektif pada prinsipnya
luar karya sastra (Abrams, 1981: 189). Sastra
sebagai dokumen sosial. Kenyataan manusia memandang karya seni terpisah dari segala
sesuatu yang berada di luar karya tersebut. Seni
dalam kehidupan sehari-hari adalah kenyataan
yang telah ditafsirkan sebelumnya dan yang adalah karya seni itu sendiri, lepas dari segala
faktor eksternal yang ada. Dalam melakukan
dialaminya secara subjektif sebagai dunia yang
bermakna dan kohern. Hubungan antara seni analisis dengan sendirinya cukup dengan
sesuatu yang sudah ada di dalam karya.“the
dan kenyataan merupakan interaksi yang
kompleks dan tak langsung, yang ditentukan objective orientation, ’which on principle regard
the work of art in isolation from all these
oleh konvensi bahasa, konvensi sosio-budaya,
dan konvensi sastra. (Teew, 1984: 224-229). external points of reference, analyze it as a self-
sufficient entity constituted by its parts in their
internal relation, and sets out to judge it solely
by criteria intrinsic to its own mode of being.”
2.    Pendekatan Pragmatik Pendekatan Objektif yang muncul pada akhir
Pendekatan Pragmatik menurut Abrams abad ke 18 dan awal abad ke-19, menjadi salah
menekankan pada tujuan seniman dan karakter satu pendekatan yang diperhitungkan selama
karya yang sifat dasarnya untuk memenuhi hampir 3 dekade.
kebutuhan dan kesenangan penikmatnya B.       Kajian Puisi “Perasaan Sepenuh
(audience). “The Pragmatic orientation, Matematika” Karya Setia Naka Andrian dengan
ordering the aim of the artist and the character menggunakan Teori Abrams.
of the work to the nature, the need, and the
springs of pleasure in the audience”, karena Perasaan Sepenuh Matematika
karakteristik tersebut, pendekatan pragmatik
tersebar luas sampai dengan abad delapan Akankah kita masih ragu
belas.  Bagaimana tuhan menciptakanmu
3.    Pendekatan Ekspresif Perasaan sepernuh matematika
Menurut Abrams hampir semua aliran romantik Bayangkan saja,
di Inggris, mengungkapkan definisi yang
menunjukan persamaan atau kesajajaran antara Kita telah dihilang sejak
Dalam rencana kelahiran manusia, tumbuhan, hewan, semuanya
merupakan takdir dari Tuhan yang maha
Esa.  Terutama manusia, takdirnya sudah
Saat itu, dihitung sejak ada di dalam kandungan baik itu
takdir hidup, mati, jodoh, rezeki, dan lain
Di atas ubun-ubun kita sebagainya, semua itu sudah direncanakan oleh
Diceritakan bagaimana Tuhan. Kita sebagai manusia hanya bisa berdoa
untuk mendapatkan takdir yang baik. Amanat
Takdir dan masa depan dari puisi untuk diri kita ssebagai umat manusia
harus percaya terhadap takdir yang Tuhan
Yang khusyuk dijatuhkan
berikan kepada kita. Kita tidak boleh meragukan
Di atas telapak tangan takdir dari Tuhan.

1.         Pendekatan Mimetik 2.         Pendekatan Pragmatik

Puisi ini yang menceritakan tentang sebuah Dilihat dari segi diksi dalam puisi “Perasaan
pertayaan untuk diri kita yang masih sering ragu Sepenuh Matematika” karya Setia Naka
dengan takdir dan ketetapan tuhan. Bahwa kita Andrian. Penggunaan kata atau gaya bahasa
hidup di dunia ini sudah ada yang mengatur, dalam puisi ini cukup mudah dipahami, serta
hidup itu ssebuah kepastiam. kita sebagai pemilihan kata yang seperti ini dapat
manusia biasa hanya bisa berdoa, berharap, dan mendukung suasana yang penuh perenungan.
merencanakan. Akan tetapi tuhanlah yang Pemilihan kata ragu, bayangkan, saat itu, dan
menentukan. sebagainya masih mudah dipahami oleh
pembaca puisi tersebut. Ini dibuktikan dengan
Hal ini bisa dilihat pada bait pertama bait pada puisi tersebut, yaitu  Akankah kita
akankah kita masih ragu masih ragu dan Bayangkan saja.

bagaimana Tuhan menciptakan Ditinjau dari segi citraan yang diperlihatkan


pada puisi “Perasaan Sepenuh Matematika”
perasaanmu  sepenuh matematika karya Setia Naka Andrian ini menggunakan
citraan perasaan yang dituangkan penyairnya,
Pada bait ke dua puisi “Perasaan Sepenuh
dan pembaca pun ikut merasakan citraan
Matematika” penyair menuliskan tentang
perasaan tersebut. Bila dilihat dalam puisi,
bagaimana takdir dalam hidup kita sudah diatur
citraan perasaan ditunjukkan pada bait
sejak kita di dalam kandungan. Pada bait ke tiga
pertama. Citraan yang ditunjukkan dalam puisi
puisi ini penyair menjelaskan lagi bahwa saat di
ini juga citraan yang dirasakan oleh indera
dalam kandungan, kita sudah diceritakan dan
penglihatan manusia, ini dibuktikan pada bait
ditulis tentang takdir dan masa depan kita,
puisi yang berbunyi bayangkan saja. Selain itu
bagaimana kita akan hidup nanti, dan segala
juga ada citraan gerak pada bait keempat yang
yang akan terjadi dalam hidup kita sudah
berbunyi yang khusyuk dijatuhkan.
ditentukan sejak lahir dengan penuh
perhitungan. Dilihat dari sudut pandang pembaca sebagai
pembaca, puisi ini mempunyai makna yang
menarik, yaitu adalah tentang kita yang masih
Berdasarkan Kehidupan Nyata sering ragu terhadap takdir Tuhan yang sudah
direncanakan sejak di dalam kandungan. Dan
Dalam kehidupan nyata terutama diajaran islam takdir yang pasti sudah ditentukan Tuhan untuk
memang segala yang terjadi di dunia, baik itu kita.
Diksi yang digunakan dalam puisi ini tidak
terlalu sulit untuk dipahami. Pilihan kata dalam
3.         Pendekatan Ekspresif puisi ini terlihat biasa dan terkesan kata-kata
a.     Biografi pengarang yang digunakan dalam kesehariaannya. Tetapi
arti katanya memiliki makna yang dalam.
Setia Naka Andrian, lahir di Kendal, 4 Februari Walaupun dengan kata-kata yang biasa tapi
1989. Pendidikan formal diawali sejak ia berusia pengarang memberikan makna yang dalam
4 tahun, diantaranya lulus TK Dahlia Sidorejo yang dapat sebagai bahan perenungan atas
(1994), SDN Penjalin (2001), SMP N2 Brangsong perasaan atau prasangka kita.
(2004), dan SMA N2 Kendal (2007). Kemudian
melanjutkan di Semarang, lulus Program Studi Pilihan kata seperti ragu dan bayangkan juga
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) memberi kesan pada makna untuk kita sadar
Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) (2011) dan dan merenung. Pengarang mampu mengolah
Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, pilihan katanya sebaik mungkin walaupun
Program Pascasarjana Universitas Negeri dengan bahasa yang cukup biasa tapi mampu
Semarang (2014). Lelaki kurus yang gemar menghadirkan makna yang begitu dalam
melamun, bermusik, bersastra dan berteater ini sebagai bahan perenungan.
tercatat berproses kreatif di Teater Gema, 2) Kata Konkret
Teater Nawiji, Lembah Kelelawar, Rumah Diksi,
Jarak Dekat, dan Majalah Oasis. Sempat bekerja Kata konkret merupakan kata-kata yang
di Majalah Gradasi, Koran Barometer, dan memilliki makna dan arti sama bila dilihat
Majalah Ekspresi. Ia sempat mengajar Mapel secara denotatif. Secara konotatif memiliki
Bahasa Indonesia di  SMK Yayasan Pharmasi makna dan arti berbeda yang sesuai dengan
Semarang (2014-2015), Bahasa Indonesia situasi dan kondisi pemakainya. Kata-kata
Keilmuan di Universitas Semarang (2014-2015), konkret pada puisi ini seperti terdapat pada
dan Pembelajaran Bahasa Indonesia Sekolah kata:
Dasar di Universitas Terbuka Semarang (2014-
Perasaanmu sepenuh matematika
2015). Kemudian mulai tahun ajaran
2015/2016  hingga sekarang, ia mengampu Secara denotatif adalah sebuah persaan yang
beberapa mata kuliah kesastraan di PBSI digambarkan seperti matematika. Secara
UPGRIS. konotatif adalah sebuah kehidupan yang pasti,
sudah diperhitungkan, rumit dan jelas.
Karya-karyanya berupa Puisi, Cerpen, Opini dan
Esai. Yang sudah dimuat di beberapa media Yang khusyuk dijatuhkan
lokal maupun nasional. Serta sempat menjuarai
ajang lomba lokal maupun nasional. Beberapa diatas telapak tangan
puisinya dibukukan dalam antologi bersama, di Secara denotatif sebuah kekhusyukan yang
antaranya Kursi Yang Malas Menunggu (2010), dijatuhkan diatas sebuah tangan. Secara
Beternak Penyair (2011), Merajut Sunyi, konotatif adalah sebuah penyerahan dan
Membaca Nurani (2012), dan masih banyak lagi. kebulatan hati yang sungguh-sungguh pada
takdir hidup yang dijalani.

b.         Penafsiran Pemahaman Puisi


1) Pemilihan kata khas 3) Pengimajian

a) Diksi a)    Imaji perasaan terdapat pada larik


pertama, akankah kita masih ragu.
b)   Imaji penglihatan terdapat pada larik ke kehendak Tuhan, kita tidak boleh ragu atau
empat, bayangkan saja. menghakimi takdir yang Tuhan gariskan kepada
kita
c)    Imaji gerakan terdapat pada larik ke-11 dan
ke-12, yang khusyuk dijatuhkan diatas telapak 8) Nada dan Suasana
tangan
Nada dan suasana dalam puisi ini tentang
d)   Imaji pendengaran, terdapat pada larik sebuah perenungan ada unsur sedih dan penuh
kesembilan, diceritakan bagaimana. penyessalan.
4) Bahasa Figuratif 9) Perasaan
     Pada puisi ini terdapat majas perbandingan, Penuh penyesalan, kesadaran, perenungan
merupakan majas yang membandingkan dalam puisi “Perasaan Sepenuh Matematika”
sesuatu dengan menggunakan kata-kata
10) Amanat
perbandingan. Seperti dalam larik ke tida di bait
pertama perasaanmu sepenuh matematika.             Amanat yang dapat diambil dari puisi ini
adalah kita harus sadar akan kehendak dan
5) Verifikasi
takdir tuhan. Sebagai manusia kita hanya bisa
Rima dalam puisi ini termasuk dalam rima berdoa dan berusaha yang terbaik.
rangkai Apabila umpamanya baris pertama
berima dengan baris keempat, baris kedua
berima dengan baris ketiga. Rima ini terletak c.         Kajian Berdasarkan Tinjauan
pada bentuk Soneta dengan rimaa – b – b – Psikologis/Kejiwaan Pengarang
a  atau -a-b-b
Berdasarkan tinjauan psikologis pengarang,
Bagaimana tuhan mnciptakan Setia Naka Andrian adalah seorang penyair,
dosen, dan penyuka musik dan teater.
Perasaanmu sepenuh matematika
Kaitannya dengan pembuatan puisi Perasaan
Asonansi yang berima adalah vokal-vokal yang Sepenuh Matematika ini merupakan bentuk
menjadi rangka kata-kata, baik pada satu baris dari pengalamannya dari suatu kejadian dan
maupun pada baris-baris berlainan. Contoh : bentuk dari sebuah perenungan tentang
kehidupan dialam sekitar. Karena banyak sekali
Akankah kita masih ragu orang yang tidak percaya terhadap takdir dan
Yang disebut asonansi ialah vokal- masih meragukan tuhannya. Jadi terciptalah
vokal a dan i pada kata-kata tersebut di atas.  puisi ini untuk menyadakan kita untuk ikhlas
dan menjalani takdir sesuai yang digariskan. Kita
hanya berdoa dan berusaha terus untuk
6) Tipografi melakukan yang terbaik. Dan serahkan hasiknya
kepada Tuhan kita. Pada puisi ini tidak hanya
Tipografi disebut juga sebagai ukiran bentuk, mewakili perasaan dan pengalaman pengarang
ialah susunan baris-baris atau bait-bait suatu saja, tetapi juga mewakili perasaan semua
puisi. Puisi ini mempunyai tata wajah yang pembaca. Puisi ini mengekspresikan sebuah
menggunakan huruf kecil semua dan ada perenungan untuk diri kita semua tentang
beberapa menggunakan tanda baca. memahami hidup.
7) Tema
            Tema yang diangkat pada puisi ini adalah 4.         Pendekatan Objektif
kita sebagai manusia harus sadar tentang
Puisi “Perasaan Sepenuh Matematika” karya perasaan terdapat pada larik pertama, akankah
Setia Naka Andrian ini mengangkat tema kita masih ragu. Imaji penglihatan terdapat
tentang kita yang masih ragu dengan ketetapan pada larik ke empat, bayangkan saja. Imaji
Tuhan terhadap hidup kita. Seolah-olah gerakan terdapat pada larik ke-11 dan ke-
pengarang sedang membawa kita untuk 12, yang khusyuk dijatuhkan diatas telapak
merenung karena kita yang masih sering tangan. Imaji pendengaran, terdapat pada larik
memiliki keraguan. Pengarang menuliskan kesembilan, diceritakan bagaimana.
bahwa hidup sudah ada yang mengatur dan
takdir kita sudah tertulis sejak kita masih di Dalam puisi tentulah ada persamaan bunyi atau
biasa disebut rima. Dalam puisi ini terdapat
dalam kandungan. Puisi ini akan dikupas dengan
pendekatan objektif melalui unsur intrinsik persamaan bunyi pada bait pertama ( a-b-b)
dan bait ketiga (a-b-b). Yang biasa disebut
(lahir/fisik), ekstrinsik (batin) dengan
semiotiknya. dengan rima rangkai.
Unsur selanjutnya adalah perwajahan
Dalam ranah intrinsik, pengarang menyajikan
sajak yang cukup indah dengan diksi/pilihan (tipografi).  Dalam puisi ini  berbentuk
mempunyai tata wajah yang menggunakan
kata yang menarik dan bahasnya cukup
sederhana. Penulis melukiskan perasaannya huruf kecil semua dan ada beberapa
menggunakan tanda baca.
dengan pembawaan yang khas dan penuh
pengindraan. Tertulis dalam bait petama. Setelah memaparkan semua unsur intrinsik
puisi diatas, selanjutnya kita akan memasuki
 akankah kita masih ragu
ranah unsur ekstrinsik yang terdiri dari tema,
bagaimana tuhan menciptakan rasa, nada(suasana) dan amanat.
perasaanmu sepenuh matematika Telah dijelaskan pada awal paragraf,
bahwasannya tema yang diangkat adalah
Penulis mengungkapkan tentang keragu-raguan tentang kita yang masih sering ragu dengan
dengan kehendak dan takdir Tuhan yang penuh ketetapan Tuhan tentang takdir kita. Seolah-
perhitungan dan kepastian. olah penulis ingin membawa kita untuk
Selain itu, penggunaan diksi yang indah, merenungi kehidupan ini. Selanjutnya, tema
sajaknya pun tak lepas dari majas (bahasa dalam puisi ini menyiratkan perasaan yang
figuratif) yang diungkapkan penyair dalam bait penuh penyesalan dan kepasrahan serta
ke pertama baris ketiga, perasaanmu sepenuh kesadaran.
matematika. Dalam larik baris tersebut ada Adapun suasana yang tergambar dalam puisi ini
sebuah adalah kegelisahan dan perenungan, jelas sekali
Dalam puisi ini juga memuat berbagai kata dirasakan pada awal, tengah dan akhir puisi.
kongkret yang dikemas dengan baik dan Suasanya tetap sama ketika puisi tersebut
menarik, seperti yang tertera dalam bait dibaca. Sehingga mampu membawa
pertama baris ketiga dan bait ketiga pada baris pembacanya terhanyut kedalam puisi tersebut
ke lima. Mengungkapkan kebersediaan penyair dan seolah-olah merasakan untuk merenung.
terhadap objeknya untuk membagi kisah Akhirnya, dalam puisi pasti memiliki amanat
tentang kehidupan yang dialami penulis dan atau pelajaran yang dapat kita ambil. Puisi ini
menyalurkannya kepada pembaca untuk ikut menyiratkan amanat bahwa sesungguhnya
merenungi makna dari puisi tersebut. dalam kehidupan ini kita tidak boleh ragu
Selain diksi, majas dan kata kongkret adapula tentang takdir yang terjadi dalam hidup kita.
bentuk imaji/pencitraan,. Bentuk imaji yang Arena tuhan sudah memberikan takdir kepada
tampak dalam puisi ini merupakan Imaji kita jauh sebelum kita dilahirkan di dunia.
Sebagai manusia kita hanya bisa senuh kerendahan hati untuk menjalani hidup
berdoa,  berusaha, iklas, penuh penyerahan ini yang sudah digariskan oleh Tuhan.
dengan kebulatan hati dan sungguh-sungguh

Anda mungkin juga menyukai