Anda di halaman 1dari 16

Anekdot dalam Puisi

1970-AN
Lapar aku, aku lapar. Kumakan buah segala buah
Segala padi segala ubi
Kumakan sayur segala sayur. Segala daun segala rumput
Kumakan ikan., Ketam. Udang. Kerang
Kumakan kuda
Ayam. Sapi. Kambing. Babi. Tikus. Bekicot
Aku lapar. Lapar lagi !
Kumakan angin
Kumakan mimpi
Kumakan pil
Kumakan kuman
Kumakan tanah
Kumakan laut
Kumakan mesiu
Kumakan bom
Kumakan bulan
Dan bintang dan matahari !
kumakan mimpimu
Rencanamu
Tangamnu. Kakimu
Kepalamu
Astaga. Kumakan tanganku
Dan kakiku. Dan kepalaku
Dan hah, kumakan kamu!
(Oleh Abrar Yusa)



Puisi tersebut termasuk puisi anekdot karena
berisi sindiran pada rezim atau penguasa pada
tahun 1970-an yang serakah dan rakus.
MIKROFON

Aku lihat diriku berubah di depan mikrofon
Kukira aku bisa jadi merak yang sanggup mengibarkan empat warna bulu
Kiranya aku Cuma tokek dengan vocal yang bikin orang kesal

Aku lihat diriku berubah di depan mikrofon
Sering kurasakan diriku seperti seekor kadal yang ingin terkenal
Tapi kadang-kadang mirip beo dengan cara berdiri dan bicara yang senantiasa salah tingkah

Aku lihat diriku berubah di depan mikrofon
Di depan orang banyak aku jadi domba kampung yang memperindah bahasa
Atau monyet genit yang lebar hidungnya
Tapi paling sial adalah ketika aku terjemahkan diriku jadi babi yang lupa diri

Di depan mikrofon pada hari Senin aku jadi burung merak, Kamis beo, Jumat domba, Sabtu monyet, danAhad babi
Sepanjang minggu dalam diriku telah kuciptakan sebuah kebun binatang
Aku hanya bertanya pada angin bagaimana cara menghadapi mikrofon ini

(oleh Taufik Ismail)
Puisi tersebut termasuk anekdot karena berisi
sindiran pada orang yang sering munafik
ketika berbicara di depan umum.
Hal-hal yang diperhatikan dalam
membaca puisi

Ketepatan ekspresi/mimik
Ekpresi adalah pernyataan perasaan hasil penjiwaan
puisi. Mimik adalah gerak air muka.
Kinesik yaitu gerak anggota tubuh.
Kejelasan artikulasi
Artikulasi yaitu ketepatan dalam melafalkan kata- kata.
Timbre yaitu warna bunyi suara (bawaan) yang
dimilikinya
Dinamik artinya keras lembut, tinggi rendahnya suara.
Intonasi atau lagu suara

Dalam sebuah puisi, ada tiga jenis intonasi antara
lain sebagai berikut :
Tekanan dinamik yaitu tekanan pada kata- kata
yang dianggap penting.
Tekanan nada yaitu tekanan tinggi rendahnya
suara. Misalnya suara tinggi menggambarkan
keriangan, marah, takjud, dan sebagainya. Suara
rendah mengungkapkan kesedihan, pasrah, ragu,
putus asa dan sebagainya.
Tekanan tempo yaitu cepat lambat pengucapan
suku kata atau kata.

Unsur-unsur puisi

A. Struktur fisik puisi
Perwajahan puisi (tipografi), yaitu bentuk puisi seperti halaman
yang tidak dipenuhi kata-kata, tepi kanan-kiri, pengaturan barisnya,
hingga baris puisi yang tidak selalu dimulai dengan huruf kapital dan
diakhiri dengan tanda titik. Hal-hal tersebut sangat menentukan
pemaknaan terhadap puisi.
Diksi, yaitu pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam
puisinya. Karena puisi adalah bentuk karya sastra yang sedikit kata-
kata dapat mengungkapkan banyak hal, maka kata-katanya harus
dipilih secermat mungkin. Pemilihan kata-kata dalam puisi erat
kaitannya dengan makna, keselarasan bunyi, dan urutan kata.
Imaji, yaitu kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan
pengalaman indrawi, seperti penglihatan, pendengaran, dan
perasaan. Imaji dapat dibagi menjadi tiga, yaitu imaji suara (auditif),
imaji penglihatan (visual), dan imaji raba atau sentuh (imaji taktil).
Imaji dapat mengakibatkan pembaca seakan-akan melihat, medengar, dan
merasakan seperti apa yang dialami penyair.
Kata konkret, yaitu kata yang dapat ditangkap dengan indera yang memungkinkan
munculnya imaji. Kata-kata ini berhubungan dengan kiasan atau lambang.
Misalnya kata kongkret salju: melambangkan kebekuan cinta, kehampaan hidup,
dll., sedangkan kata kongkret rawa-rawa dapat melambangkan tempat kotor,
tempat hidup, bumi, kehidupan, dll.
Gaya bahasa, yaitu penggunaan bahasa yang dapat menghidupkan/meningkatkan
efek dan menimbulkan konotasi tertentu. Bahasa figuratif menyebabkan puisi
menjadi prismatis, artinya memancarkan banyak makna atau kaya akan makna.
Gaya bahasa disebut juga majas. Adapaun macam-amcam majas antara lain
metafora, simile, personifikasi, litotes, ironi, sinekdoke, eufemisme, repetisi,
anafora, pleonasme, antitesis, alusio, klimaks, antiklimaks, satire, pars pro toto,
totem pro parte, hingga paradoks.
Rima/Irama adalah persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah, dan akhir
baris puisi.

Rima mencakup:
Onomatope (tiruan terhadap bunyi, misal /ng/ yang
memberikan efek magis pada puisi Sutadji C.B.),
Bentuk intern pola bunyi (aliterasi, asonansi,
persamaan akhir, persamaan awal, sajak berselang,
sajak berparuh, sajak penuh, repetisi bunyi [kata], dan
sebagainya
Pengulangan kata/ungkapan. Ritma merupakan tinggi
rendah, panjang pendek, keras lemahnya bunyi. Rima
sangat menonjol dalam pembacaan puisi.

Struktur batin puisi

Tema/makna (sense); media puisi adalah bahasa. Tataran bahasa adalah hubungan
tanda dengan makna, maka puisi harus bermakna, baik makna tiap kata, baris,
bait, maupun makna keseluruhan.
Rasa (feeling), yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat
dalam puisinya. Pengungkapan tema dan rasa erat kaitannya dengan latar
belakang sosial dan psikologi penyair, misalnya latar belakang pendidikan, agama,
jenis kelamin, kelas sosial, kedudukan dalam masyarakat, usia, pengalaman
sosiologis dan psikologis, dan pengetahuan. Kedalaman pengungkapan tema dan
ketepatan dalam menyikapi suatu masalah tidak bergantung pada kemampuan
penyairmemilih kata-kata, rima, gaya bahasa, dan bentuk puisi saja, tetapi lebih
banyak bergantung pada wawasan, pengetahuan, pengalaman, dan kepribadian
yang terbentuk oleh latar belakang sosiologis dan psikologisnya.
Nada (tone), yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Nada juga berhubungan
dengan tema dan rasa. Penyair dapat menyampaikan tema dengan nada
menggurui, mendikte, bekerja sama dengan pembaca untuk memecahkan
masalah, menyerahkan masalah begitu saja kepada pembaca, dengan nada
sombong, menganggap bodoh dan rendah pembaca, dll.
Amanat/tujuan/maksud (itention); yaitu pesan yang ingin disampaikan penyair
kepada pembaca

TAPI

Oleh :
Sutardji Calzoum Bachri
aku bawakan bunga padamu
tapi kau bilang masih
aku bawakan resahku padamu
tapi kau bilang hanya
aku bawakan darahku padamu
tapi kau bilang cuma
aku bawakan mimpiku padamu
tapi kau bilang meski
aku bawakan dukaku padamu
tapi kau bilang tapi
aku bawakan mayatku padamu
tapi kau bilang hampir
aku bawakan arwahku padamu
tapi kau bilang kalau
tanpa apa aku datang padamu
wah !

BIARIN

kamu bilang hidup ini brengsek. Aku bilang biarin
kamu bilang hidup ini nggak punya arti. Aku bilang biarin
kamu bilang aku nggak punya kepribadian. Aku bilang biarin
kamu bilang aku nggak punya pengertian. Aku bilang biarin

habisnya, terus terang saia, aku nggak percaya sama kamu
Tak usah marah. Aku tahu kamu orangnya sederhana
cuman, karena kamu merasa asing saja makanya kamu selalu bilang seperti itu

kamu bilang aku bajingan. Aku bilang biarin
kamu bilang aku perampok. Aku bilang biarin

soalnya, kalau aku nggak jadi bajingan mau jadi apa coba, lonte?
aku laki-laki. Kalau kamu nggak suka kepadaku sebab itu
aku rampok hati kamu. Tokh nggak ada yang nggak perampok di dunia
ini. lya nggak? Kalau nggak percaya tanya saja sama polisi

habisnya, kalau nggak kubilang begitu mau apa coba
bunuh diri? Itu lebih brengsek daripada membiarkan hidup ini berjalan
seperti kamu sadari sekarang ini

kamu bilang itu melelahkan. Aku bilang biarin
kamu bilang itu menyakitkan

(1974)

Isilah baris yang rumpang!
kita mesti berhenti membeli rumus rumus asing
diktat diktat hanya boleh memberi metode
tetapi (metafora)
kita mesti keluar . (personifikasi)
keluar ke desa desa
mencatat sendiri . (hiperbola)
dan menghayati persoalan yang nyata

inilah sajakku
pamplet masa darurat
apakah artinya kesenian
bila terpisah dari derita lingkungan
apakah artinya berpikir
.(paradoks)

kita mesti berhenti membeli rumus rumus asing
diktat diktat hanya boleh memberi metode
tetapi kita sendiri mesti merumuskan keadaan
kita mesti keluar ke jalan raya
keluar ke desa desa
mencatat sendiri semua gejala
dan menghayati persoalan yang nyata

inilah sajakku
pamplet masa darurat
apakah artinya kesenian
bila terpisah dari derita lingkungan
apakah artinya berpikir
bila terpisah dari masalah kehidupan

Materi UTS
Teks Anekdot
-menganalisis struktur anekdot
-menyunting teks anekdot
-menganalisis puisi anekdot
-mengonversi/mengubah kartun/karikatur ke
dalam teks anekdot

Anda mungkin juga menyukai