Anda di halaman 1dari 7

MATERI AJAR

SATUAN PENDIDIKAN : SMP NEGERI 2 BATUATAS


MATA PELAJARAN : BAHASA INDONESIA
MATERI POKOK : TEKS PUISI

A. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Dasar Indikator


3.8 Menelaah unsur-unsur  Menganalisis unsur-unsur pembangun puisi
pembangun teks puisi
(perjuangan, lingkungan
hidup, kondisi sosial, dan
lain-lain)yang
diperdengarkan atau dibaca.
4.8 Menyajikan gagasan,  Mengembangkan puisi dengan memperhatikan
perasaan, pendapat dalam unsur-unsur pembangun puisi
bentuk puisi secara
tulis/lisan dengan
memperhatikan unsur-unsur
pembangun puisi

B. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses pembelajaran dengan memggunakan model Problem Based Learning peserta
didik dapat :
 Menelaah unsur-unsur pembangun puisi dengan baik dan benar
 Mengembangkan puisi dengan memperhatikan unsur-unsur pembangun puisi
C. Materi Pelajaran
1. Hakikat puisi menurut beberapa ahli
a. Dalam KBBI puisi adalah :
 Ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta
penyusunan larik dan bait
 Gubahan dalam puisi yang dipilih dan ditata dengan cermat sehingga
mempertajam kesadaran akan pengalaman hidup dan membangkitkan
tanggapan lewat penataan bunyi, irama dan makna khusus
b. Herman J. Waluyo
Waluyo (2002, hlm. 1), mengungkapkan bahwa puisi adalah karya sastra dengan
bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi rima dengan bunyi yang padu dan
pemilihan kata-kata kias (imajinatif).
c. Watt-Dunton
Menurut Watt-Dunton (dalam Situmorang, 1980) puisi adalah ekpresi konkret yang
bersifat artistik dari pikiran manusia dalam bahasa emosional dan berirama.
d. Pradopo
Pradopo (1995) mengatakan bahwa puisi adalah rekaman dan interpretasi dari
berbagai pengalaman manusia yang penting, digubah dalam bentuk atau wujud yang
paling berkesan.
2. Unsur Fisik Puisi
a. Unsur fisik puisi
Unsur fisik puisi adalah unsur yang dapat dikenali langsung oleh pembaca karena
sifatnya tersurat.
 Tipografi
Tipografi adalah wujud estetik pada bentuk penulisan puisi. Secara umum,
sering ditemukan puisi dalam bentuk baris, tetapi ada juga puisi yang disusun
dalam bentuk fragmen-fragmen. Bahkan ada juga puisi yang ditulis dengan
bentuk yang menyerupai apel, bentuk zig-zag, ataupun model lainnya.
 Diksi
Diksi adalah pilihan kata pada puisi. Fungsi diksi dalam puisi ada dua,
yaitu fungsi estetis dan fungsi ekspresif. Fungsi estetis berarti diksi berguna
sebagai unsur yang memperindah puisi. Sedangkan fungsi ekspresif berarti
diksi berguna sebagai unsur yang membantu penyair mengungkapkan
ekspresi yang dimiliki.
 Imaji/citraan
Penyair juga sering menciptakan pengimajian atau pencitraan dalam puisinya.
Imaji adalah kata atau rangkaian kata yang dapat memperjelas apa maksud
dan tujuan penyair. Pengimajian dilakukan agar puisi mampu menggugah
imajinasi pembaca melalui penginderaan.
Jenis citraan selalu dikaitkan dengan indra ini. Berikut ini enam jenis citraan
dalam puisi.
1. Citraan visual (visual imagery), yaitu citraan yang berhubungan dengan
indra penglihatan, contoh kata daun, pohon, langit, Pelangi, dan
sebagainya.
2. Citraan auditif (auditory imagery), yaitu citraan yang berhubungan dengan
indra pendengaran, misalnya kata ritmis, gemericik, denting, dan
sebagainya
3. Citraan kinestetik/gerak (kinaesthetic/movement imagery), yaitu citraan
yang berhubungan dengan indra gerak, misalnya kata melompat, berlari,
beranjak, dan sebagainya.
4. Citraan peraba (thermal imagery), yaitu citraan yang berhubungan dengan
indra peraba, misalnya kata lembut, dingin, halus, panas,dan sebagainya
5. Citraan penciuman, yaitu citraan yang berhubungan dengan indra
penciuman, misalnya kata aroma, bangkai, melati, dan sebagainya
6. Citraan pengecapan, yaitu citraan yang berhubungan dengan indra
pencecapan, misalnya kata getir, pahit, manis, dan sebagainya.

 Majas/gaya bahasa
Gaya bahasa adalah cara penyair menggunakan rangkaian kata dalam
mengungkapkan sesuatu. Dalam sebuah puisi, gaya bahasa banyak dijumpai
dalam bentuk rangkaian kata yang bersifat konotatif, berlebihan, bahkan
terkesan merendahkan diri.Umumnya, setiap penyair memiliki gaya bahasa
tersendiri. Gaya bahasa dalam puisi dapat dilihat melalui majas-majas yang
digunakan. Gaya bahasa yang sering muncul dalam puisi antara lain simile,
metafora, metonimi, sinekdok, personifikasi, repetisi, pertanyaan retoris, dan
ironi (Sayuti, 2002).

1. Simile, yaitu membandingkan satu hal dengan hal lain dengan kata-kata
pembanding, yaitu seperti, bagai, laksana, semisal, seumpama, sepantun,
sebagai, serupa, bak, dan sebagainya. Bentuk pembandingannya eksplisit.
2. Metafora, yaitu menyatakan sesuatu sebagai hal yang sebanding dengan
hal lain yang sesungguhnya tidak sama. Bentuk pembandingannya
implisit.
3. Metonimi, yaitu pemanfaatan ciri atau sifat suatu hal yang erat
hubungannya
4. Sinekdok, yaitu bahasa figuratif yang menyebutkan suatu bagian penting
dari suatu benda atau hal itu sendiri. pars prototo (penyebutan sebagian
dari suatu hal untuk menyebutkan keseluruhan) dan totum pro parte
(penyebutan keseluruhan dari suatu benda atau hal untuk sebagiannya).
5. Personifikasi, yaitu mempersamakan sesuatu benda dengan manusia
6. Repetisi berfungsi sebagai penekan dan melukiskan keadaan atau
peristiwa yang terjadi secara terus menerus
7. Pertanyaan retoris, merupakan sarana retorik berbentuk pertanyaan yang
tanpa perlu dijawab karena jawabannya sudah tersirat dalam jalinan
konteks yang tersedia atau jawabannya diserahkan sepenuhnya kepada
pembaca atau pendengar.
8. Ironi, merupakan bentuk pengucapan kata-kata yang bertentangan dengan
maksud sebenarnya, dan biasanya dimaksudkan untuk menyindir atau
mengejek.
3. Unsur Batin Puisi
Unsur batin puisi adalah unsur yang tersembunyi dibalik unsur-unsur fisik.
 Tema
Tema adalah gagasan pokok yang diungkapkan dalam sebuah puisi. Tema
menjadi penentu penyair untuk menentukan diksi dalam puisi. Contohnya,
puisi dengan tema kasih sayang seorang ibu kepada anaknya akan memiliki
diksi yang berbeda dengan puisi bertemakan perjuangan para pahlawan
melawan penjajah.
 Rasa
Rasa adalah ungkapan atau ekspresi penyair kepada sesuatu yang dituangkan
ke dalam puisi. 
 Nada
Nada adalah bentuk sikap penyair terhadap pembaca. Nada memiliki kaitan
erat dengan suasana. Penyair dapat menyampaikan puisi dengan berbagai
nada. Misalnya, puisi dengan nada sedih dapat membuat perasaan pembaca
menjadi iba. Tentu saja hal ini dapat menghadirkan suasana yang penuh
kesedihan.
 Amanat
Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan penyair kepada pembaca.
Melalui puisi yang dibaca, pembaca dapat memperoleh amanat
secara tersurat ataupun tersirat.

4. Contoh analisis unsur fisik dan unsur batin puisi Ibu

Ibu

Pernah aku ditegur


Katanya untuk kebaikan
Pernah aku dimarah
Katanya membaiki kelemahan
Pernah aku diminta membantu
Katanya supaya aku pandai

Ibu…
Pernah aku merajuk
Katanya aku manja
Pernah aku melawan
Katanya aku degil
Pernah aku menangis
Katanya aku lemah

Ibu…
Setiap kali aku tersilap
Dia hukum aku dengan nasihat
Setiap kali aku kecewa
Dia bangun di malam sepi lalu bermunajat
Setiap kali aku dalam kesakitan
Dia obati dengan penawar dan semangat
Dan Bila aku mencapai puncak kejayaan
Dia kata bersyukurlah pada Tuhan

Namun…
Tidak pernah aku lihat air mata dukamu
Mengalir di pipimu
Begitu kuatnya dirimu…

Ibu…
Aku sayang padamu…
Tuhanku…
Aku bermohon padaMu
Sejahterahkanlah dia
Selamanya…

Unsur fisik puisi Ibu


a. Tipologi.
Tipografi biasa disebut bentuk puisi. Tipografi dalam puisi Ibu berbentuk
lurus ke bawah dan tertata rapi. Tidak ada yang berlebihan hanyalah suatu
perasaan seorang anak yang mendalam bagi seorang ibu yang mungkin
membacanya
b. Diksi
Diksi yang dipakai penyair menggambarkan rasa hormat kepada ibu dan
menunjukkan perasaan yang dalam karena menggunakan kata-kata yang
dalam sehingga mampu menyentuh hati pembaca dan pendengar puisi ini.
c. Pengimajinasian/citraan
d. Majas
Majas yang digunakan dalam puisi ibu adalah :
 Majas hiperbola yang terdapat pada larik pernah aku merajuk.
Merajuk ini menunjukkan sesuatu yang berlebih-lebihan.
 Majas paralelisme yang terdapat pada pada kata pernah aku, dan
katanya. Kedua kata itu berulang pada tiap larik dan baitnya.
Unsur Batin Puisi Ibu
a. Tema
Sebuah perasaan terima kasih dari seorang anak kepada seorang ibu yang
telah merawat dan membesarkannya dengan kasih sayang yang tulus
b. Perasaan
Pada puisi ibu penyair memiliki perasaan yang mengungkapkan terima
kasih serta meminta maaf kepada sang ibu
c. Nada
Nada dalam puisi tersebut dalah membuat sang pembaca membaca
dengan nada miris dan penuh penghayatan akan sosok yang ada dalam
puisi tersebut.
d. Amanat
Amanat dalam puisi tersebut adalah ;
o Seorang ibu yang tegar, kokoh, terus berjuang, pantang mundur
meskipun rintangan menghadang demi anaknya.
o Seorang anak yang penuh harapan untuk membalas kebaikan
seorang ibu yang tanpa batas.
o Manusia harus mempunyai semangat untuk maju dalam berkarya
agar pikiran dan semangatnya itu dapat hidup selamanya.

5. Langkah-langkah menulis puisi adalah :


1. Tulislah gagasan atau perasaan yang paling menarik.
2. Tulislah gagasan atau perasaan tersebut ke dalam larik-larik dengan
menggunakan diksi yang tepat dan padat.
3. Perluaslah perbendaharaan kosakata dengan banyak membaca buku, artikel, atau
sumber lainnya.
4. Tulislah kosakata tersebut ke dalam larik dan bait.
5. Menyunting atas kata-kata yang telah dituangkan dengan memperhatikan
harmonisasi dan kepadatan maknanya.

Anda mungkin juga menyukai