Anda di halaman 1dari 14

1.

Padamu Jua

Padamu Jua

Karya : Amir Hamzah

Habis kikis

Segala cintaku hilang terbang

Pulang kembali aku padamu

Seperti dahulu

Kaulah kandil kemerlap

Pelita jendela di malam gelap

Melambai pulang perlahan

Sabar, setia selalu

Satu kekasihku

Aku manusia

Rindu rasa

Rindu rupa

Dimana engkau

Rupa tiada

Suara sayup

Hanya kata merangkai hati

Engkau cemburu

Engkau ganas
Mangsa aku dalam cakarmu

Bertukar tangkap dengan lepas

Nanar aku, gila sasar

Sayang berulang padamu jua

Engkau pelik menarik ingin

Serupa dara dibalik tirai

Kasihmu sunyi

Menunggu seorang diri

Lalu waktu bukan giliranku

1. Tema

Tema dalam puisi Padamu Jua ada dua yaitu kekecewaan dan kerinduan.
Penyair ingin menyampaikan kekecewaannya dalam kata-kata yang puitis
melalui puisinya. Tema ini diperkuat dengan terdapatnya diksi-diksi yang
menggambarkan perasaan penyair dalam puisi ini. Tema lain, selain
kekecewaan adalah kerinduan yang sudah dijelaskan lewat diksi-diksi
yang digunakan penyair dalam mengekspresikan perasaannya.

2. Citraan
1. Citraan Penglihatan

Pencitraan penglihatan pada puisi Padamu Jua terlihat pada bait ketiga,
larik ke-4:

Rindu rupa

Dan pada baik keempat, larik ke-2:

Rupa tiada

Dari kedua larik di atas, terdapat kata rupa. Kata ini merupakan
perwakilan dari suatu wujud yang dapat dilihat dengan mata. Rupa dalam
kata lainnya dapat berarti wajah, di mana membutuhkan indra
penglihatan untuk merasakannya. Dalam hal ini, penyair mengungkapkan
suatu gambaran di mana si aku rindu melihat wajah kau (pada bait
ketiga), lalu si aku tidak menemukan atau melihat bentuk kau (pada
bait keempat).

2. Citraan Pendengaran
Pencitraan pendengaran pada puisi Padamu Jua terlihat pada bait
keempat, larik ke-3:

Suara sayup

Dari larik di atas, terdapat kata suara. Kata ini merupakan perwakilan
dari suatu bentuk yang dapat didengar dengan telinga. Dengan kata lain,
si aku mendengar suara yang sayup, jika diartikan secara harfiah. Dalam
hal ini, penyair mengungkapkan suatu gambaran di mana si aku
mendengar suara sayup dari tokoh kau.

3. Citraan Gerak

Pencitraan gerak pada puisi Padamu Jua terlihat pada bait kedua, larik
ke-3:

Melambai pulang perlahan

Dari larik di atas, terdapat kata melambai. Kata ini merupakan dari
suatu bentuk yang dapat bergerak. Melambai dapat diartikan sebagai
gerakan tangan mulai dari kanan ke kiri, atau sebaliknya. Dengan kata
lain, tangan itu menciptakan suatu bentuk visual, yaitu gerak. Dalam hal
ini, penyair mengungkapkan suatu gambaran di mana kau (jika dikaitkan
dengan larik sebelumnya) menggerakkan tangannya.

3. Makna

Puisi Amir Hamzah yang berjudul Padamu Jua mengisahkan tentang


pertemuan sepasang kekasih yang telah lama terpisah. Adapun
pertemuan yang di maksud disini yaitu pertemuan yang abadi, yakni
pertemuan si aku dengan Tuhannya setelah ia meninggal dunia.

Sedangkan kekasih yang di maksud dalam puisi tersebut adalah Tuhan


yang selalu mencintai aku walaupun aku telah berpaling dari-Nya.

2. Sajak Putih

SAJAK PUTIH
Karya Chairil Anwar

Bersandar pada tari warna pelangi


Kau depanku bertudung sutra senja
Di hitam matamu kembang mawar dan melati
Harum rambutmu mengalun bergelut senda

Sepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba


Meriak muka air kolam jiwa
Dan dalam dadaku memerdu lagu
Menarik menari seluruh aku

Hidup dari hidupku, pintu terbuka


Selama matamu bagiku menengadah
Selama kau darah mengalir dari luka
Antara kita Mati datang tidak membelah...

Citraan

Citraan dalam karya sastra berperan untuk menimbulkan pembayangan


imajinatif bagi pembaca melalui ungkapan tidak langsung.

1. Citraan visual (penglihatan) terlihat pada baris kedua dan kedelapan


yaitu Kau depanku dan menarik menari.

2. Citraan indera (pencium) terlihat pada bait keempat yaitu Harum


rambutmu.

3. Citraan indera (pendengaran) terlihat pada baris kelima yaitu Sepi


menyayi.

4. Tema

Tema

Tema dalam puisi Sajak Putih adalah Percintaan. Dalam puisi Sajak
Putih menceritakan seorang gadis yang sangat cantik yang mempunyai
cinta yang sangat tulus dan memikat terhadap seorang pria yang
membuat pria tersebut merasa terharu dan tertarik terhadapnya. Tetapi
kedua insan tersebut belum ada kesiapan untuk saling menyatakan
perasaannya masing-masing, mereka hanya diam tanpa ada sepatah kata
yang diucapakn, mereka hanya berbicara didalam hatinya masingmasing,
tetapi si pria tersebut mempunyai banyak harapan bahwa gadis tersebut
mencintainya. Kedua insan tersebut berjanji bahwa sampai kapanpun
mereka tak akan terpisahkan.

Makna
Dalam puisi sajak putih digambarkan gadis si aku pada suatu senja
hari yang indah ia duduk dihadapan si aku. Ia besandar yang pada
saat itu ada warna pelangi yaitu langit senja yang indah penuh
dengan macam-macam warna. Gadis itu bertudung sutra diwaktu
haru sudah senja. Sedangkan rambut gadis itu yang harum ditiup
angin tampak seperti sedang bersenda gurau, dan dalam mata
gadis yang hitam kelihatan bunga mawar dan melati yang mekar.
Mawar dan melati yang mekar menggambarkan sesuatu yang indah
dan menarik . Suasana pada saat itu sangat menyenangkan,
menarik dan penuh keindahan yang membuat si aku haru dengan
semua itu.
Dalam pertemuan kedua insan itu sepi menyanyi, malam dalam doa
tiba yang menggambarkan tidak ada percakapan dari keduanya.
Mereka hanya diam tanpa ada sepatah kata yang diucapkan seperti
hanya ketika waktu berdoa. Hanya kata hati yang berkata dan tidak
keluar suara. Kesepian itu mengakibatkan jiwa si aku bergerak
seperti hanya permukaan kolam yang terisa air yang beriak tertiup
angin. Dalam keadaan diam tanpa kata itu, didalam dada si aku
terdengar lagu yang merdu yang menggambarkan kegembiraan.
Rasa kegembiraan itu digambarkan dengan menari seluruh aku.
Hidup dari hidupku, pintu terbuka menggambarkan bahwa si aku
merasa hidupnya penuh dengan kemungkinan dan ada jalan keluar
serta masih ada harapan yang pasti bisa diwujudkan selama gadis
kekasihnya masih menengadahkan mukanya ke si aku. Ini
merupakan kiasan bahwa si gadis masih mencintai si aku, mau
memandang kemuka si aku.
Begitu juga hidup si aku penuh harapan selama si gadis masih hidup
wajar, dikiaskan dengan darahnya yang masih mengalir dan luka,
sampai kematian tiba pun keduanya masih mencintai, dan tidak
akan terpisahkan. Sajak merupakan kiasan suara hati si penyair,
suara hati si aku. Putih mengiaskan ketulusan kejujuran, dsan
keihklasan. Jadi sajak putih berarti suara hati si aku yang sangat
tulus dan jujur.

3. Kepada Peminta minta

Kepada Peminta-Minta
Karya Chairil Anwar

Baiklah, baiklah, aku akan menghadap dia


Menyerahkan diri dan segala dosa
Tapi jangan tentang aku lagi
Nanti darahku menjadi beku
Jangan lagi kamu bercerita
Telah tercacar semua di muka
Nanah meleleh dari muka
Sambil berjalan kau usap jua
Bersuara tiap kau melangkah
Mengerang tiap kau memangdang
Menentas dari suasana kau datang
Sembarang kau merebah
Mengganggu dalam tidurku
Menghempas diri di bumi keras
Di bibirku terasa pedas
Mengaum di telingaku
Baik, baik aku akan menghadap dia
Menyerahkan diri dan segala dosa
Tapi jangan tentang aku lagi
Nanti darahku jadi beku

Tema

Tema merupakan gagasan pokok yang dikemukakan oleh penyair.


Pokok pikiran itu begitu kuat mendesak dalam jiwa penyair, sehingga
menjadi landasan utama pengucapannya. Tema puisi yang berjudul
Kepada Peminta-minta adalah keperihatinan dan ketidak setujuan.
Disini tokoh aku tidak suka melihat pengemis mencari nafkah dengan
cara meminta-minta, walaupun kehidupan sangat rumit namun tokoh
aku berharap pengemis mencari nafkah dengan cara yang lebih baik.
Citraan

Citraan Kepada Peminta-minta


Nanti darahku jadi beku (bait 1 & 5, baris 4)
Telah tercacar semua di muka (bait 2, baris
2)
Penglihatan
Nanah meleleh dari muka (bait 2, baris 3)
Sembarang kau merebah (bait 3, baris 4)

Bersuara tiap kau memandang (bait 3, baris


Pendengaran 1)
Mengaum di telingaku (bait 4, baris 4)
Gerak Sambil berjalan kau usap jua (bait 2, baris 4)

Makna
Pada puisi Kepada Peminta-minta penyair menggambarkan bahwa
ia merasa kecewa serta marah terhadap pengemis dan ia ingin si
pengemis mencari nafkah dengan cara yang lebih baik,

4. Nyanyian Gerimis
NYANYIAN GERIMIS
SONI FARID MAULANA

Telah kutulis jejak hujan


Pada rambut dan kulitmu yang basah. Kuntum
Demi kuntum kesepian yang mekar seluas kalbu
Dipetik hangat percakapan juga gerak sukma
Yang saling memahami gairah terpendam
Dialirkan sungai ke muara

Sesaat kita larut dalam keheningan


Cinta membuat kita betah hidup di bumi
Ekor cahaya berpantulan dalam matamu
Seperti lengkung pelangi
Sehabis hujan menyentuh telaga

Inikah musim semi yang sarat nyanyian


Juga tarian burung-burung itu?
Kerinduan bagai awah gunung berapi
Sarat letupan. Lalu desah nafasmu
Adalah puisi adalah gelombang lautan
Yang menghapus jejak hujan
Di pantai hatiku. Begitulah jejak hujan
Pada kulit dan rambutmu
Menghapus jarak dan bahasa
Antara kita berdua
Tema
Dalam puisi ini penyair mengangkat tema tentang kerinduan kepada
kekasih. Terbukti pada baris-barispuisi berikut ini:
Kuntum
Demi kuntum kesepian yang mekar seluas kalbu
Kemudian dikuatkan lagu lewat baris puisi berikut:
Kerinduan bagai awah gunung berapi
Sarat letupan.
Karena kerinduan yang amat sangat kepada sang kekasih sehingga
penyair membayangkan kekasihnya di kala hujan gerimis.

Citraan
Dalam puisi ini pengarang menggunakan imaji pendengaran dan
perasaan juga penglihatan. Yang dapat dibuktikan sebagai berikut:
Pada bait pertama baris pertama, yang secara tidak langsung
memunculkan imaji penglihatan.
Telah kutulis jejak hujan
Pada rambut dan kulitmu yang basah.
Pada baris kelima bait pertama yang memunculkan imaji perasaan
yaitu:
Yang saling memahami gairah terpendam
Begitu juga pada Cinta membuat kita betah hidup di bumi dan baris
terakhir Menghapus jarak dan bahasa Antara kita berdua yang juga
merupakan imaji perasaan.
Kemudian pada baris Sesaat kita larut dalam keheningan dan
Sarat letupan. Lalu desah nafasmu yang memunculkan citraan
pendengaran.

Makna
Dari sajak diatas mengemukakan usaha si aku yang akan cinta dan
pengagumannya terhadap seorang gadis, yang dikisahkan sebagai
kuntum/bunga (gadis). Si aku merasakan jatuh cinta dengan gadis
itu, membayangkan setiap keindahan yang terjadi. rasa rindu yang
kerap melanda si aku hingga ia merasa tidak ingin meninggalkan
sang gadis tercinta.

5. Kesabaran
Kesabaran
Karya Chairil Anwar

Aku tak bisa tidur


Orang ngomong, anjing nggonggong
Dunia jauh mengabur
Kelam mendinding batu
Dihantam suara bertalu-talu
Di sebelahnya api dan abu

Aku hendak bicara


Suaraku hilang, tenaga terbang
Sudah! Tidak jadi apa-apa!
Ini dunia enggan disapa, ambil perduli

Keras membeku air kali


Dan hidup bukan hidup lagi

Kuulangi yang dulu kembali


Sambil bertutup telinga, berpicing mata
Menunggu reda yang mesti tiba
Makna
Makna bait pertama
Penulis tidak dapat tenang atau tidak dapat merasakan
ketenangan dalam hidupnya saat itu. Begitu banyak orang-orang yang
selalu menjelekkan orang lain. Dunia dan kehidupan sudah tidak dapat
dibedakan lagi kebaikan dan keburukan yang ada didalamnya hanyalah
kekerasan hati yang meskipun ditegur namun tetap tidak didengar.

Makna bait kedua


Penulis hendak menyampaikan isi hati, pikiran dan sarannya
tetapi semuanya sia-sia dikarenakan semuanya tidak dihiraukan dan
tidak didengarkan bahkan tidak di anggap.

Makna bait ketiga


Kedamaian dan ketenangan sudah tidak ada lagi bahkan
kehidupan seperti tidak selayaknya kehidupan.

Makna bait keempat


Kembali si penulis menyuarakan isi hatinya. Pada akhirnya karena
penulis merasa tidak dihiraukan juga maka ia pun tidak memperdulikan
lagi dan hanya berharap akan ada kedamaian dan akhir dari semuanya
itu.

Citraan
- Aku tak bisa tidur (imaji taktil)
- Orang ngomong, anjing nggonggong (imaji auditif)
- Dunia jauh mengabur (imaji taktil)
- Kelam mendiding batu (imaji taktil)
- Dihantam suara bertalu-talu (imaji auditif)
- Di sebelahnya api dan abu (imaji visual)
- Aku hendak bicara (imaji taktil)
- Suaraku hilang, tenagaku terbang (imaji taktil)
- Sudah! tidak jadi apa-apa! (imaji taktil)
- Ini dunia enggan disapa, ambil perduli (imaji taktil)
- Keras membeku air kali (imaji visual)
- Dan hidup bukan hidup lagi (imaji taktil)
- Kuulangi yang dulu kembali (imaji taktil)
- Sambil bertutup telinga, berpicing mata (imaji visual)
- Menunggu reda yang mesti tiba (imaji taktil)

Tema
Tema di dalam puisi Kesabaran karya Chairil Anwar yaitu tema
sosial, karena menceritakan kehidupan sosial penyair yang
kemugkinan besar berusaha sabar dalam menghadapi orang lain.

6. Doa
DOA
kepada pemeluk teguh

Tuhanku
Dalam termenung
Aku masih menyebut nama-Mu
Biar susah sungguh
Mengingat Kau penuh seluruh
Caya-Mu panas suci
Tinggal kerlip lilin di kelam sunyi
Tuhanku
Aku hilang bentuk
Remuk
Tuhanku
Aku mengembara di negeri asing
Tuhanku
Di Pintu-Mu aku mengetuk
Aku tidak bisa berpaling
Tema
Puisi ' Doa karya Chairil Anwar di atas mengungkapkan tema
tentang ketuhanan. -

Citraan
A. Citraan cita rasa
Tuhanku/ aku hilang bentuk/ remuk/ Tuhanku/ aku
mengembara di negeri asing/ Tuhanku/ di pintumu aku
mengetuk/ aku tidak bisa berpaling. Dengan pengimajian
teratur pembaca seakan ikut mengelus dada, menyadari dosa-
dosanya. Kemudian pembaca merasa yakin bahwa hanya
dengan mengikuti jalan Tuhanlah akan selamat.

B. Citraan penglihatan
Terdapat pada kata tinggal kerdip lilin di kelam sunyi.
Dengan pengimajian tersebut penyair mengajak pembaca
melihatseberkas cahaya kecil walaupun itu hanya sebuah
perumpamaan.

C. Citraan pendengaran
Terdapat pada kata aku masih menyebut namamu.
Dengan pengimajianasian tersebut penyair seolah-olah
mengajak pembaca untuk mendengarkan pengucapan tokoh
aku dalam menyebut Tuhannya.

D. Citra perabaan
Terdapat pada kata cayaMu panas suci. Dengan
pengimajian tersebut penyair ingin menyampaikan pesan oleh
tokoh aku kepada pembaca.

Makna
puisi Doa karya Chairil Anwar ini berisi amanat kepada pembaca
agar menghayati hidup dan selalu merasa dekat dengan Tuhan. Agar
bisa melakukan amanat tersebut, pembaca bisa merenung (termenung)
seperti yang dicontohkan penyair.

Penyair juga mengingatkan pada hakikatnya hidup kita hanyalah


sebuah pengembaraan di negeri asing yang suatu saat akan kembali
juga.

7. Penerimaan
Penerimaan
Kalau kau mau kuterima kau kembali
Dengan sepenuh hati

Aku masih tetap sendiri

Kutahu kau bukan yang dulu lagi


Bak kembang sari sudah terbagi

Jangan tunduk! Tentang aku dengan berani

Kalau kau mau kuterima kau kembali


Untukku sendiri tapi

Sedang dengan cermin aku enggan berbagi.

Tema
Tema yang diangkat Chairil Anwar pada puisi Penerimaan yaitu
tentang percintaan. Tentang seorang lelaki yang masih menerima
kekasihnya kembali meskipun sang kekasih sudah bersama orang
lain.

Pencitraan
Imaji yang dipakai dalam puisi Penerimaan ini adalah imaji visual
(pengelihatan), seperti: /kau bukan yang dulu lagi/, /Jangan
tunduk!/, /dengan cermin aku enggan berbagi/.

Makna
Puisi Penerimaan berisi Tentang seorang lelaki yang masih
menerima kekasihnya kembali meskipun sang kekasih sudah
bersama orang lain.

8. Aku
AKU

Kalau sampai waktuku


'Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau

Tak perlu sedu sedan itu

Aku ini binatang jalang


Dari kumpulannya terbuang

Biar peluru menembus kulitku


Aku tetap meradang menerjang

Luka dan bisa kubawa berlari


Berlari
Hingga hilang pedih peri

Dan aku akan lebih tidak perduli

Aku mau hidup seribu tahun lagi


Tema
Tema pada puisi Aku karya Chairil Anwar adalah menggambarkan
kegigihan dan semangat perjuangan untuk membebaskan diri dari
belenggu penjajahan, dan semangat hidup seseorang yang ingin
selalu memperjuangkan haknya tanpa merugikan orang lain,
walaupun banyak rintangan yang ia hadapi. Dari judulnya sudah
terlihat bahwa puisi ini menceritakan kisah AKU yang mencari
tujuan hidup.

Citraan
Di dalam sajak ini terdapat beberapa pengimajian, diantaranya :Ku
mau tak seorang kan merayu (Imaji Pendengaran), Tak perlu sedu
sedan itu (Imaji Pendengaran), Biar peluru menembus kulitku
(Imaji Rasa), Hingga hilang pedih perih (Imaji Rasa).

Makna

Wujud kesetiaan dan keteguhan hati atas pilihan kebenaran yang


diyakininya. Hal ini tercermin melalui dua kalimat di awal puisi
tersebut, yakni Kalau sampai waktuku 'Ku mau tak seorang kan
merayu

Keberanian dalam berjuang meskipun banyak resiko yang akan


dihadapi. Termasuk resiko untuk kehilangan nyawa atau terluka karena
senjata musuh. Inilah yang digelorakan oleh Chairil Anwar, yang
tersurat pada bait ketiga puisi tersebut.

Semangat yang tak pernah padam. Sebagaimana yang dinyatakan


melalui kalimat aku mau hidup seribu tahun lagi. Hal tersebut adalah
cermin dan betapa semangat Chairil Anwar untuk berjuang, tidak ingin
dibatasi oleh waktu

9. Karawang Bekasi
Karawang-Bekasi

Kami yang kini terbaring antara Karawang-Bekasi


tidak bisa teriak "Merdeka" dan angkat senjata lagi.
Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami,
terbayang kami maju dan mendegap hati ?

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi


Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu.
Kenang, kenanglah kami.

Kami sudah coba apa yang kami bisa


Tapi kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu
nyawa

Kami cuma tulang-tulang berserakan


Tapi adalah kepunyaanmu
Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan

Atau jiwa kami melayang untuk kemerdekaan kemenangan dan


harapan
atau tidak untuk apa-apa,
Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata
Kaulah sekarang yang berkata

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi


Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak

Kenang, kenanglah kami


Teruskan, teruskan jiwa kami
Menjaga Bung Karno
menjaga Bung Hatta
menjaga Bung Sjahrir

Kami sekarang mayat


Berikan kami arti
Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian

Kenang, kenanglah kami


yang tinggal tulang-tulang diliputi debu
Beribu kami terbaring antara Karawang-Bekasi
Tema
tema pada puisi Karawang - Bekasi adalah perjuangan para
pahlawan yang telah gugur dalam medan perang dan terbaring
antara Kota Krawang sampai Kota Bekasi. Hal ini dapat dilihat pada
baris pertama dan terakhir pada puisi. Yaitu pada baris pertama
Kami yang kini terbaring antara Karawang-Bekasi dan pada
baris terakhir Beribu kami terbaring antara Karawang-
Bekasi.

Citraan
Citraan pendengaran dalam kalimat Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang
berdetak.
Citraan penglihatan yaitu dalam kalimat Beribu kami terbaring antara Krawang-
Bekasi.
Citraan garak dalam kalinmat Kami sudah coba apa yang kami bisa.
Citraan kesedihan yang tergambar pada kalimat Kenang, kenanglah kami yang
tinggal tulang tulang diliputi debu.
Citraan lingkungan pada kalimat Kami bicara padamu dalam hening di malam
sepi.

Makna
Puisi ini menyatakan bahwa mereka pahlawan tak dikenal yang telah
berjuang antara krawang-bekasi tidak bisa berjuang lagi karena
mereka telah gugur. Namun mereka ingin dikenang atas jasa
mereka. Mereka sudah berjuang tapi kerja mereka belum selesai
karena belum bisa memperhitungkan 4-5 ribu nyawa teman
seperjuangan mereka. Mereka, para pahlawan ini, sekarang
hanyalah tulang belulang namun kitalah yang harus menentukan
harga diri mereka. Mereka, para pahlawan menginginkan kita untuk
meneruskan perjuangan mereka dan berkata untuk mereka.Mereka
menginginkan kita terus meneruskan semangat juang mereka. Dan
juga mereka ingin kita menjaga dan menghargai pahlawan bangsa
dan mereka yang telah berjasa untuk bangsa.

10. Senja di Pelabuhan Kecil


SENJA DI PELABUHAN KECIL Chairil Anwar
Buat: Sri Ajati

Ini kali tidak ada yang mencari cinta


diantara gudang, rumah tua, pada cerita
tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut
menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut

Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang


menyinggung muram, desir hari lari berenang
menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
dan kini tanah dan air tidur hilang ombak.

Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan


menyisir semenanjung, masih pengap harap
sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap
Tema
kedukaan yang mendalam karena kegagalan cinta.

Pencitraan
Diantara gudang, rumah tua, pada cerita
tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut
Pengarang membuat pembaca seolah-olah dapat melihat gudang,
rumah tua pada cerita, tiang serta temali, kapal, dan perahu yang
tidak berlaut.

Makna
Dalam puisi ini, Chairil Anwar memberikan pesan bahwa Cinta sejati
adalah cinta yang dibalut dengan kesetiaan, dan jodoh adalah
sebuah takdir tuhan yang tidak ada satu orang pun mengetahuinya.
Selain itu, puisi senja di pelabuhan kecil juga mengajarkan kita
untuk selalu mencari cinta sejati tanpa mengenal lelah. Dan cinta
sejati baru akan ada ketika usaha kita disertai dengan doa yang
tulus dan ikhlas.

Anda mungkin juga menyukai