3. Tempo
Tempo yang digunakan pada saat membaca puisi ini adalah tempo lambat, agar
pendengar lebih menghayati dan mengerti apa yang ingin disampaikan pengarang.
4. Perasaan
Perasaan berhubungan dengan suasana hati penyair .
Dalam puisi “senandung cinta” karya Kahlil Gibran ini menggambarkan
perasaan kesedihan atau kegelisahan dan kerinduan. Puisi ini mencoba menorehkan suatu
perasaan yang tak mampu tersampaikan dengan baik.
5. Amanat
Amanat yang terkandung dalam puisi ini adalah janganlah hanya memendam
seorang diri, hendaknya diungkapkan ketika sudah mengetahui untuk siapa rasa itu
tertuju. Terpendamnya perasaan yang ada hanya akan menyiksa diri sendiri, membuat
hati dan hidup menjadi bimbang dan resah. Ungkapkan saja apa yang sebenarnya telah
terasa dalam hati, sehingga mampu mengetahui bahwa sebenarnya apa yang terjadi itu
tidak pernah salah.
Analisis Unsur Intrinsik Dari Segi Fisik
1. Diksi :
Pada puisi "senandung cinta" karya Kahlil Gibran diceritakan bahwa penyair tengah
merasakan kerinduan kepada seseorang yang dicintainya, sehingga diksi yang digunakan oleh
penyair adalah risau, bimbang, dan rindu
2. Imaji :
3. Kata Kongkret :
Di dalam puisi tersebut terdapat beberapa kata konkret meliputi, “Jiwa yang terkapar
nada rindu mengusik kalbu” mengungkapkan bahwa penyair merindukan seseorang dan ingin
disampaikan lewat sebuah lagu. “ Nyanyian yang tidak pernah tergores tinta” penyair ingin
menjelaskan kembali bahwa nyanyian itu tidak dapat dituliskan.
4. Verifikasi :
a. Rima :
Rima Patah : Rima ini terdapat pada bait pertama, kelima, dan ketujuh, karena memiliki
pola ( a-b-b-b/ a-b-a-a).
Rima Terus : Rima ini terdapat pada bait kedua, keempat, dan keenam karena memiliki
pola (a-a-a-a).
Rima Silang : Rima ini terdapat pada bait ketiga , karena memiliki pola (a-b-a-b).
Adalah cinta terbawa nyata diantara alunan nada :a=7, na=2, ta=2, i=2
rindu memecah sepi, lantang bergemuruh menderu hati : e=5, a=3, i=3, me=2, u=4
menabur mimpi, dalam hasrat menggebu di ujung rindu : me=2, a=5, i=4, u=3
dibalik nada-nada cinta aku menemukanmu : mu=2, a=7, i=3, e=2
6. Bahasa Figuratif :
1. Biografi
Kahlil Gibran (bernama asli Gibran Khalil Gibran, bahasa Arab: جبران خليل جبران, translit. Jibrān
Khalīl Jibrān, lahir di Lebanon, 6 Januari 1883 – meninggal di New York City, Amerika Serikat, 10 April
1931 pada umur 48 tahun) adalah seorang seniman, penyair, dan penulis Lebanon Amerika. Ia lahir di
Lebanon (saat itu masuk Provinsi Suriah di Kesultanan Utsmaniyah) dan menghabiskan sebagian besar
masa produktifnya di Amerika Serikat. Salah satu karyanya yang sangat tenar adalah sebuah buku yang
berjudul The Prophet..
●. Hasil karya :
2. Nilai kehidupan
Tidak ada yang abadi dalam dunia ini, sehingga janganlah terlalu berlarut-larut dalam
kesedihan atau kegelisahan kita. Carilah jalan keluarnya dan kitapun akan mengetahui
jawaban dan cara menyelesaikan masalah terebut.
Pendekatan-Pendekatan Dalam Menganalisis Puisi :
Jika dihubungkan dengan pengarang dan sejarah penciptaan karya sastra tersebut
adalah bukti cinta pengarang bagi kemanusiaann yang tengah berusaha memberdayakan
kembali kearifan dan sifa kemanusiaannya melalui puisi “Senandung Cinta” yang
tersebar di berbagai penjuru dunia
Pendekatan Semiotik
Dalam karya sastra tersebut terdapat tanda-tanda atau kata kunci, seperti:
Jiwa yang terkapar nada rindu mengusik kalbu ( mengungkapkan bahwa penyair
merindukan seseorang dan ingin di sampaikan lewat sebuah lagu), menjelajah hati
menjawab tanya ( disini penyair sudah mulai mengetahui jawaban atas apa yang
dirasakan oleh hatinya), membongkar dinginnya kabut rahasia ( penyair
mempunyai rahasia yang ingin di ungkapkannya, hingga kebenaran, datang
menjelang ( namun hanya menunggu waktu yang akan menjelaskan semuanya),
dibalik nada-nada cinta, aku menemukanmu ( dari nada yang tidak dapat dituliskan
oleh penyair, ia berusaha mencari dan menemukan orang yang dicintainya)
Pendekatan Resepsi
Pendekatan resepsi sebagai upaya meneliti teks sastra dengan bertitik tolak pada
pembaca yang memberikan reaksi atau tanggapan terhadap teks itu.
Dalam karya sastra yang berjudul senandung cinta membuat pembaca bisa
mengerti dan merasakan maksud dari penulis puisi karena diksi nya sudah sangat jelas.
Pembaca seakan-akan juga merasakan kebimbangan dan kegelisahan yang dirasakan oleh
pengarang jika mencintai seseorang itu harus diungkapkan jangan di pendam, ketika
dipendam terus menerus orang yang kita cintai itu akan hilang.