Anda di halaman 1dari 8

SENANDUNG CINTA

ka. Kahlil Gibran 

Jiwa yang terkapar nada rindu mengusik kalbu


nyanyian yang tiada pernah tergores tinta
nada kasih mengalir menembus sukma
menyentuh batin mengalirkan sayang

Nyanyian yang tiada pernah tergores tinta


sungguh.. betapa segala resah mendesah
bimbang mengguncang dalam ketidak-abadian
untuk siapa nada ini kan menyapa

Di relung jiwa bersemayam segala rasa


terhempas risau melayang hilang
menjelajah hati menjawab tanya
hadir membayang dalam bayang-bayang

Getar ujung jemari kabarkan kehadirannya


nyata terasa getaran di jiwa
bening air mata berkaca-kaca
bak air telaga memantulkan gemerlap bintang

Sendu merayu di tengah heningnya malam


bercengkrama bersama titik-titik embun
membongkar dinginnya kabut rahasia
hingga kebenaran datang menjelang

Nada lahir dari ujung renungan


mengalun bersama kesunyian
menepis semua kebisingan
mengalir diantara mimpi dan bayangan

Adalah cinta terbawa nyata diantara alunan nada


rindu memecah sepi, lantang bergemuruh menderu hatiku
menabur mimpi, dalam hasrat menggebu di ujung rindu
dibalik nada-nada cinta aku menemukanmu
Analisis Unsur Intrinsik Dari Segi Batin
1. Tema :
Puisi “ senandung cinta” karya Kahlil Gibran diatas mengungkapkan tentang
seseorang yang merasakan kegelisahan hati karena perasaan cinta yang tak dapat
terlukiskan.

2. Nada dan Suasana :


Nada yang berhubungan dengan puisi “senandung cinta “ Sebagian besar dari
puisi dibaca dengan suara yang lembut/rendah, kecuali pada larik berikut :

Nyanyian yang tiada pernah tergores tinta


sungguh.. betapa segala resah mendesah
bimbang mengguncang dalam ketidak-abadian
untuk siapa nada ini kan menyapa

Adalah cinta terbawa nyata diantara alunan nada


rindu memecah sepi, lantang bergemuruh menderu hati
menabur mimpi, dalam hasrat menggebu di ujung rindu
dibalik nada-nada cinta aku menemukanmu

3. Tempo
Tempo yang digunakan pada saat membaca puisi ini adalah tempo lambat, agar
pendengar lebih menghayati dan mengerti apa yang ingin disampaikan pengarang.

4. Perasaan
Perasaan berhubungan dengan suasana hati penyair .
Dalam puisi “senandung cinta” karya Kahlil Gibran ini menggambarkan
perasaan kesedihan atau kegelisahan dan kerinduan. Puisi ini mencoba menorehkan suatu
perasaan yang tak mampu tersampaikan dengan baik.

5. Amanat

Amanat yang terkandung dalam puisi ini adalah janganlah hanya memendam
seorang diri, hendaknya diungkapkan ketika sudah mengetahui untuk siapa rasa itu
tertuju. Terpendamnya perasaan yang ada hanya akan menyiksa diri sendiri, membuat
hati dan hidup menjadi bimbang dan resah. Ungkapkan saja apa yang sebenarnya telah
terasa dalam hati, sehingga mampu mengetahui bahwa sebenarnya apa yang terjadi itu
tidak pernah salah.
Analisis Unsur Intrinsik Dari Segi Fisik
1. Diksi :

Pada puisi "senandung cinta" karya Kahlil Gibran diceritakan bahwa penyair tengah
merasakan kerinduan kepada seseorang yang dicintainya, sehingga diksi yang digunakan oleh
penyair adalah risau, bimbang, dan rindu

2. Imaji :

a. Citraan penglihatan dalam puisi :


- Dibalik nada-nada cinta aku menemukanmu
b. Citraan peraba dalam puisi :
- Menyentuh batin mengalirkan sayang
c. Citraan gerak (kinestik) dalam puisi :
- Bimbang mengguncang dalam ketidakabadian
- Getar ujung jari kabarkan kehadirannya
- Nyata terasa getaran jiwa
d. Citraan pendengaran dalam puisi :
- Mengalun bersama kesunyian
- Menepis semua kebisingan
- Rindu memecah sepi.

3. Kata Kongkret :

Di dalam puisi tersebut terdapat beberapa kata konkret meliputi, “Jiwa yang terkapar
nada rindu mengusik kalbu” mengungkapkan bahwa penyair merindukan seseorang dan ingin
disampaikan lewat sebuah lagu. “ Nyanyian yang tidak pernah tergores tinta” penyair ingin
menjelaskan kembali bahwa nyanyian itu tidak dapat dituliskan.

4. Verifikasi :

a. Rima :

 Rima Patah : Rima ini terdapat pada bait pertama, kelima, dan ketujuh, karena memiliki
pola ( a-b-b-b/ a-b-a-a).
 Rima Terus : Rima ini terdapat pada bait kedua, keempat, dan keenam karena memiliki
pola (a-a-a-a).
 Rima Silang : Rima ini terdapat pada bait ketiga , karena memiliki pola (a-b-a-b).

Di relung jiwa bersemayam segala rasa


terhempas risau melayang hilang
menjelajah hati menjawab tanya
hadir membayang dalam bayang-bayang
b. Ritma :
Jiwa yang terkapar nada rindu mengusik kalbu : i=3, a=7,u=3
nyanyian yang tiada pernah tergores tinta : i=3, a=7, e=2
nada kasih mengalir menembus sukma : a=4, e=3, i=2, u=2
menyentuh batin mengalirkan sayang : me=2, a=4, i=2

Nyanyian yang tiada pernah tergores tinta : a=7, i=3, e=3


sungguh.. betapa segala resah mendesah : u=2, a=4, ah=2
bimbang mengguncang dalam ketidak-abadian : i=3, ang=2, a=5
untuk siapa nada ini kan menyapa : u=2, i=3, a=3, apa=3

Di relung jiwa bersemayam segala rasa : e=4, a=7, i=2


terhempas risau melayang hilang : e=3, ang=2, a=3, i=2
menjelajah hati menjawab tanya  : menj=2, a=7
hadir membayang dalam bayang-bayang :  yang=7,ba=2, a=4

Getar ujung jemari kabarkan kehadirannya : e=3, a=5, ar=3, i=2


nyata terasa getaran di jiwa : e=2, a=7, i=2
bening air mata berkaca-kaca : e=2, a=5, i=2
bak air telaga memantulkan gemerlap bintang : e=4, a=8, i=2

Sendu merayu di tengah heningnya malam : en=2, a=4, i=2


bercengkrama bersama titik-titik embun : er=2, ama=8, i=4, e=2
membongkar dinginnya kabut rahasia : a=6, i=3
hingga kebenaran datang menjelang : en=2, a=5

Nada lahir dari ujung renungan : i=2, a=2, da=2


mengalun bersama kesunyian : e=3, a=2, u=2
menepis semua kebisingan : e=3, a=2, is=2
mengalir diantara mimpi dan bayangan : an=2, a=5 i=2

Adalah cinta terbawa nyata diantara alunan nada :a=7, na=2, ta=2, i=2
rindu memecah sepi, lantang bergemuruh menderu hati : e=5, a=3, i=3, me=2, u=4
menabur mimpi, dalam hasrat menggebu di ujung rindu : me=2, a=5, i=4, u=3
dibalik nada-nada cinta aku menemukanmu : mu=2, a=7, i=3, e=2
6. Bahasa Figuratif :

- Jiwa yang terkapar nada rindu mengusik kalbu : Personifikasi


- nyanyian yang tiada pernah tergores tinta : Personifikasi
- nada kasih mengalir menembus sukma : Personifikasi
- menyentuh batin mengalirkan sayang : Personifikasi
- Nyanyian yang tiada pernah tergores tinta : Personifikasi
- sungguh.. betapa segala resah mendesah : Hiperbola
- bimbang mengguncang dalam ketidak-abadian : Hiperbola
- untuk siapa nada ini kan menyapa : Personifikasi
- Di relung jiwa bersemayam segala rasa : Personifikasi
- terhempas risau melayang hilang : Personifikasi
- menjelajah hati menjawab tanya : Personifikasi
- hadir membayang dalam bayang-bayang :  Personifikasi
- Getar ujung jemari kabarkan kehadirannya : Personifikasi
- nyata terasa getaran di jiwa : Hiperbola
- bening air mata berkaca-kaca : Alusio
- bak air telaga memantulkan gemerlap bintang : Hiperbola
- Sendu merayu di tengah heningnya malam : Personifikasi
- bercengkrama bersama titik-titik embun : Personifikasi
- membongkar dinginnya kabut rahasia :  Personifikasi
- hingga kebenaran datang menjelang : Personifikasi
- Nada lahir dari ujung renungan : Personifikasi
- mengalun bersama kesunyian : Personifikasi
- menepis semua kebisingan : Personifikasi
- mengalir diantara mimpi dan bayangan : Personifikasi
- Adalah cinta terbawa nyata diantara alunan nada : personifikasi
- rindu memecah sepi, lantang bergemuruh menderu hatiku : personifikasi, hiperbola
- menabur mimpi, dalam hasrat menggebu di ujung rindu : personifikasi, hiperbola
- dibalik nada-nada cinta aku menemukanmu :  Personifikasi
Analisi Unsur Ekstrinsik

1. Biografi

Kahlil Gibran (bernama asli Gibran Khalil Gibran, bahasa Arab: ‫جبران خليل جبران‬, translit. Jibrān
Khalīl Jibrān, lahir di Lebanon, 6 Januari 1883 – meninggal di New York City, Amerika Serikat, 10 April
1931 pada umur 48 tahun) adalah seorang seniman, penyair, dan penulis Lebanon Amerika. Ia lahir di
Lebanon (saat itu masuk Provinsi Suriah di Kesultanan Utsmaniyah) dan menghabiskan sebagian besar
masa produktifnya di Amerika Serikat. Salah satu karyanya yang sangat tenar adalah sebuah buku yang
berjudul The Prophet..

●. Hasil karya :

 On Children dalam bukunya The Prophet (1923)


 kitab filsafat Lao-Thzu “Sejak diterbitkan tahun 1923
 Karya prosa yang ditulis dengan bangunan lirik-lirik puisi ini pertama kali dipublikasikan pada
tahun 1912

● anugrah yang di dapat

2. Nilai kehidupan
Tidak ada yang abadi dalam dunia ini, sehingga janganlah terlalu berlarut-larut dalam
kesedihan atau kegelisahan kita. Carilah jalan keluarnya dan kitapun akan mengetahui
jawaban dan cara menyelesaikan masalah terebut.
Pendekatan-Pendekatan Dalam Menganalisis Puisi :

 Pendekatan Struktural (Strukturalisme)

Pada puisi tersebut dilihat dari pendekatan strukturalisme dengan


mendeskripsikan fungsi yaitu penulis ingin menjelaskan tentang senandung cinta. Dalam
percakapan itu membuat pembaca mengerti bahwa janganlah terlalu mendam perasaan
terlalu lama itu akan membuat pergi dahulu. Dan memiliki hubungan dengan unsur
intrinsik pada puisi tersebut.

 Pendekatan Struktural Genetik

Jika dihubungkan dengan pengarang dan sejarah penciptaan karya sastra tersebut
adalah bukti cinta pengarang bagi kemanusiaann yang tengah berusaha memberdayakan
kembali kearifan dan sifa kemanusiaannya melalui puisi “Senandung Cinta” yang
tersebar di berbagai penjuru dunia

 Pendekatan Semiotik

Dalam karya sastra tersebut terdapat tanda-tanda atau kata kunci, seperti:
Jiwa yang terkapar nada rindu mengusik kalbu ( mengungkapkan bahwa penyair
merindukan seseorang dan ingin di sampaikan lewat sebuah lagu), menjelajah hati
menjawab tanya ( disini penyair sudah mulai mengetahui jawaban atas apa yang
dirasakan oleh hatinya), membongkar dinginnya kabut rahasia ( penyair
mempunyai rahasia yang ingin di ungkapkannya, hingga kebenaran, datang
menjelang ( namun hanya menunggu waktu yang akan menjelaskan semuanya),
dibalik nada-nada cinta, aku menemukanmu ( dari nada yang tidak dapat dituliskan
oleh penyair, ia berusaha mencari dan menemukan orang yang dicintainya)

 Pendekatan Struktural Semiotik

Pada puisi tersebut dilihat dari pendekatan strukturalisme dengan


mendeskripsikan fungsi yaitu penulis ingin menjelaskan tentang ungkapan yang
terpendam. Dalam percakapan itu membuat pembaca mengerti bahwa mencintai
seseorang itu harus diungkapkan jangan di pendam, ketika dipendam terus menerus orang
yang kita cintai itu akan hilang. Dan memiliki hubungan dengan unsur intrinsik pada
puisi tersebut.
Dalam karya sastra tersebut terdapat tanda-tanda atau kata kunci, seperti:
Jiwa yang terkapar nada rindu mengusik kalbu ( mengungkapkan bahwa penyair
merindukan seseorang dan ingin di sampaikan lewat sebuah lagu), menjelajah hati
menjawab tanya ( disini penyair sudah mulai mengetahui jawaban atas apa yang
dirasakan oleh hatinya), membongkar dinginnya kabut rahasia ( penyair
mempunyai rahasia yang ingin di ungkapkannya, hingga kebenaran, datang
menjelang ( namun hanya menunggu waktu yang akan menjelaskan semuanya),
dibalik nada-nada cinta, aku menemukanmu ( dari nada yang tidak dapat dituliskan
oleh penyair, ia berusaha mencari dan menemukan orang yang dicintainya)

 Pendekatan Resepsi

Pendekatan resepsi sebagai upaya meneliti teks sastra dengan bertitik tolak pada
pembaca yang memberikan reaksi atau tanggapan terhadap teks itu.
Dalam karya sastra yang berjudul senandung cinta membuat pembaca bisa
mengerti dan merasakan maksud dari penulis puisi karena diksi nya sudah sangat jelas.
Pembaca seakan-akan juga merasakan kebimbangan dan kegelisahan yang dirasakan oleh
pengarang jika mencintai seseorang itu harus diungkapkan jangan di pendam, ketika
dipendam terus menerus orang yang kita cintai itu akan hilang.

Anda mungkin juga menyukai