Anda di halaman 1dari 5

Tabel 1.

Contoh Tabel Analisis Pendekatan Struktural


Struktur Fisik
Struktur
No Kata
Puisi Diksi Gaya Bahasa Citraan Batin
. Wujud Puisi Kongkret
1 2 3 4 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 1 2 3 4
1 Tanpa Mula, Puisi ini √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Tanpa Akhir berisi empat
bait, setiap
Karya Fiersa bait memiliki
Besari 2021 empat baris.

Keterangan :

Struktur Fisik Struktur Batin

Diksi 1. Tema
1. Penggunaan Lambang 2. Nada
2. Verfikasi 3. Suasana
3. Rima 4. Amanat
4. Irama

Gaya Bahasa
1. Retorik
2. Sarksme
3. Metanomia
4. Hiperbola
5. Personifikasi
6. Simile
7. Simbolik

Citraan
1. Citraan Penglihatan
2. Citraan Pendengaran
3. Citraan Penciuman
4. Citraan Peradaban
5. Citraan Pengecapan
Rangkuman Pengertian Puisi

Struktur Fisik
1. Wujud Puisi
- Puisi berjudul “Tanpa Mula, Tanpa Akhir”
- Puisi ini berisi empat bait, setiap bait memiliki empat baris.
- Setiap bait terdiri dari dua kalimat

Aku senang wangimu Yang tertinggal,


Di sela kalimat manis yang berpenggal-penggal.
Di antara reruntuhan kenangan yang membatu,
Wangimu, sayangku,adalah sebuah mesin waktu.

Aku suka matamu yang coklat penuh hasrat,


Membuat melangkah pergi darimu terasa sangat berat.
Dengan mata itu kau memandang alam semesta,
Dengan mata itu pula kau menjadikanku tak mampu berkata apa-apa.

Aku benci senyummu yang dipenuhi zat adiktif,


Sampai aku tak tahu lagi mana yang fakta, mana yang fiktif.
Senyum seindah senja itu tak pernah gagal membuatku gelagapan,
Membias jingga sebelum akhirnya menggiringku kekegelapan.

Aku rindu sosokmu yang memberitahu aku bahwa Cinta terpendam,


Adalah bahasa keheningan dengan hati yang saling menggenggam.
Jadi, Apakah salah jika selalu namamu Yang terukir?,
Meski rasa ini tanpa nama,tanpa sebab, tanpa mula, tanpa akhir?.
2. Diksi

Diksi menggambarkan perasaan yang meletup-letup (semangat, optimisme, keyakinan, dan gairah) dan
perasaan yang sendu (terluka, berduka, murung, dan menderita) yang terdapat di dalam puisi.

1. Lambang
Terdapat kalimat “Aku benci senyummu yang dipenuhi zat adiktif, sampai aku tak tahu lagi mana yang
fakta, mana yang fiktif” yang menjelaskan Pengarang benci dengan senyuman yang mengibaratkann zat
adiktif sebagai hal yang membuat candu sehingga pengarang tidak dapat membedakan perihal yang
sebenarnya dengan yang bohong.

“ Senyum seindah senja itu tak pernah gagal membuatku gelagapan, membias jingga sebelum akhirnya
menggiringku kekegelapan” yang artinya pengarang memaparkan senyuman yang megah seindah warna
langit saat senja itu tidak pernah membuatnya bisa mengontrol perasaaan dan akhirnya akan membawa
pengarang semakin sakit merasakan cintanya yang bertepuk sebelah tangan.

2. Rima
Bentuk rima yang terkandung dalam puisi adalah rima rangkai dan rima mutlak. Tiap bait mengandung
rima (a–a–b–b) ,pada kata “ berpenggal-penggal” dan “apa-apa” termasuk dalam rima mutlak yang
terjadi pengulangan kata dengan arti mutlak / benar.

3. Gaya Bahasa
- Retorik
Dalam puisi terdapat majas Retorik pada kalimat “Jadi, Apakah salah jika selalu namamu yang
terukir?” dan “Meski rasa ini tanpa nama,tanpa sebab, tanpa mula, tanpa akhir?” yaitu kalimat Tanya
yang sebenarnya tidak perlu dijawab.
- Hiperbola
Dalam puisi mengandung majas hiperbola yaitu gaya bahasa yang diungkapkan dengan cara berlebihan
seperti “Aku suka matamu yang coklat penuh hasrat” dan “Aku benci senyummu yang dipenuhi zat
adiktif”. Kalimat tersebut mengandung kata yang berlebihan untuk menambah unsur estetika pada
pusisi dengan menyanjung orang yang dimaksud dengan kalimat yang dilebih-lebihkan.

- Personifikasi
Terdapat kalimat yang mengibaratkan benda mati yang bersikap seperti manusia, “Di antara reruntuhan
kenangan yang membatu” runtuhan kenangan tidak dapat beraktivitas layaknya manusia yang dapat
membantu manusia lain karena kenangan hanya dapat disimpan pada ingatan seseorang yang secara
tidak langsung dapat membatu untuk menyembuhkan luka atau trauma yang dialami seseorang. Dan
pada kalimat “Wangimu, sayangku,adalah sebuah mesin waktu” Wangi tidak dapat bergerak meyerupai
mesin waktu, dalam KBBI wangi artinya berbau sedap; harum atau lebih jelasnya dalam puisi wangi
adalah aroma seseorang yang dimaksud pengarang seperti mesin waktu selalu bergerak disetiap waktu.
- Simile
Gaya bahasa yang membandingkan suatu aktivitas dengan suatu ungkapan terdapat pada kalimat
“Dengan mata itu kau memandang alam semesta, Dengan mata itu pula kau menjadikanku tak mampu
berkata apa-apa.”

- Simbolik
Gaya bahasa yang mengungkapkan perbandingan secara tidak langung dan diungkapkan dengan
lambang lain yang memiliki arti sama “Aku suka matamu yang coklat penuh hasrat” pengarang
mengungkapkan mata seseorang yang berwarna coklat mengartikan mata yang manis mengundang
hasrat dan “Aku benci senyummu yang dipenuhi zat adiktif” Senyuman yang dimaksud pengarang
dalam puisi terlalu candu seperti zat adiktif.

4. Kata Kongkret
Puisi “Tanpa Mula, Tanpa Akhir” karya Fiersa Besari ini mengandung kata konkret yaitu kata yang nyata
untuk membangkitkan imajinasi pembaca sehingga pembaca dapat membayangkan secara jelas
peristiwa/keadaan yang dilukiskan penyair.

5. Citraan
- Citraan Penciuman
Citraan yang menonjolkan peran indra pembau, terdapat pada bait pertama puisi.
Aku senang wangimu Yang tertinggal,
Di sela kalimat manis yang berpenggal-penggal.
Di antara reruntuhan kenangan yang membatu,
Wangimu, sayangku,adalah sebuah mesin waktu.

- Citraan Penglihatan
Rangsangan stimulus dalam indera pengelihatan menjadikan bayangan imajinasi yang tidak terlihat
seolah-olah nyata yang terdapat pada bait kedua puisi.
Aku suka matamu yang coklat penuh hasrat,
Membuat melangkah pergi darimu terasa sangat berat.
Dengan mata itu kau memandang alam semesta,
Dengan mata itu pula kau menjadikanku tak mampu berkata apa-apa.
- Citraan Pengecapan
Citraan yang berkenaan dengan indra pengecapan, terdapat pada kalimat kedua bait ketiga dan bait
keempat..

Senyum seindah senja itu tak pernah gagal membuatku gelagapan,


Membias jingga sebelum akhirnya menggiringku kekegelapan.

Jadi, Apakah salah jika selalu namamu Yang terukir?,


Meski rasa ini tanpa nama,tanpa sebab, tanpa mula, tanpa akhir?.

Struktur Batin

1. Tema : Sedih
Cinta terpendam yang membuat hati gundah karna cinta yang bertepuk sebelah tangan.

2. Nada : Haru dan Sedih


Pengarang dalam menyampaikan puisinya dengan landai sehingga menciptakan suasana haru
dan sedih.

3. Suasana : Haru dan Sedih


Pengarang dalam menyampaikan puisinya menciptakan keadaan jiwa pembaca dalam suasana
haru dan sedih membayangkan cinta yang bertepuk sebelah tangan.

4. Amanat : Setia mencintai seseorang tanpa tahu kapan cinta itu berakhir.
Terdapat pada bait terakhir puisi;

Aku rindu sosokmu yang memberitahu aku bahwa Cinta terpendam,


Adalah bahasa keheningan dengan hati yang saling menggenggam.
Jadi, Apakah salah jika selalu namamu Yang terukir?,
Meski rasa ini tanpa nama,tanpa sebab, tanpa mula, tanpa akhir?.

Anda mungkin juga menyukai