Anda di halaman 1dari 4

Kumpulan Contoh Analisis Unsur Batin Puisi

https://bagiilmunei.blogspot.com/2017/06/kumpulan-contoh-analisis-unsur-batin.html

Kumpulan Analisis Unsur Batin Puisi

KumpulanAnalisis Unsur Batin Puisi - Analisis Unsur Batin Puisi Analisis Unsur Batin Puisi - Berikut
kami Posting beberapa contohanalisis unsur batin dalam puisi, dimana analisis unsur batin dalam
puisi mecakup : Tema, Perasaan, suasana dan amanat. Untuk lebih jelasnya mengenai unsur batin
puisi berikut ulasannya.

Pengertian

Puisi adalah ragam sastra yg bahasanya terikat oleh rima, irama, metrum serta penyusunan larik dan
bait. Puisi merupakan ide, pikiran, dan perasaan seseorang mengenai suatu hal yang diungkapkan
melalui rangkaian kata-kata yang indah.

Unsur-unsur Puisi

Unsur-unsur puisi dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu fisik dan batin.

Struktur / Unsur Batin Puisi

Struktur batin puisi adalah unsur pembangun puisi yang tidak tampak langsung dalam penulisan
kata-katanya. Struktur batin puisi dapat dikelompokkan sebagai berikut:

a)        Tema/makna (sense)

Tema merupakan gagasan pokok yang dikemukakan oleh penyair, atau pikiran yang menjiwai dan
melandasi penciptaan pusi. Tema-tema puisi misalnya cinta, ketuhanan, kemanusiaan, patriotisme,
perjuangan dan masalah sosial.

b)       Rasa / Perasaan (feeling)

Rasa yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam puisinya Perasaan
penyair ikut terekspresikan dalam karya puisinya. Perasaan ini harus dapat dihayati oleh pembaca.
Perasaan penyair dalam menghadapi persoalan/tema sangat dipengaruhi oleh sikapnya. Sikap
penyair bisa berupa rasa tidak senang, benci, rindu, setia kawan dan sebagainya.

Pengungkapan tema dan rasa erat kaitannya dengan latar belakang sosial dan psikologi penyair,
misalnya latar belakang pendidikan, agama, jenis kelamin, kelas sosial, kedudukan dalam
masyarakat, usia, pengalaman sosiologis dan psikologis, dan pengetahuan. Kedalaman
pengungkapan tema dan ketepatan dalam menyikapi suatu masalah tidak bergantung pada
kemampuan penyair memilih kata-kata, rima, gaya bahasa, dan bentuk puisi saja, tetapi lebih banyak
bergantung pada wawasan, pengetahuan, pengalaman, dan kepribadian yang terbentuk oleh latar
belakang sosiologis dan psikologisnya.

c)        Nada dan Suasana

Nada dan Suasana Sikap Penyair kepada pembaca disebut nada puisi Nada juga berhubungan
dengan tema dan rasa. Penyair dapat menyampaikan tema dengan nada menggurui, mendikte,
bekerja sama dengan pembaca untuk memecahkan masalah, menyerahkan masalah begitu saja
kepada pembaca, dengan nada sombong, menganggap bodoh dan rendah pembaca, dll.

Penyair kadang bersikap ingin menggurui, mnasihati, mengejek, menyindir atau bersikap biasa saja.
Suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi atau akibat psikologis yang
ditimbulkan puisi itu terhadap pembaca. Nada dan suasana puisi saling berhubungan karena nada
puisi akan menimbulkan suasana bagai pembacanya. Nada duka akan menimbulkan suasana iba,
nada kritik akan menimbulkan suasana pemberontakan, nada ketuhanan akan menimbulkan
suasana khusyuk dan sebagainya.

d)       Amanat/tujuan/maksud (itention)

Amanat adalah gagasan yg mendasari karya sastra; pesan yg ingin disampaikan pengarang kpd
pembaca atau pendengar. Sadar ataupun tidak, ada tujuan yang mendorong penyair menciptakan
puisi. Tujuan tersebut bisa dicari sebelum penyair menciptakan puisi, maupun dapat ditemui dalam
puisinya.

Contoh Unsur Batin Puisi

SENJA DI PELABUHAN KECIL

Karya Chairil Anwar

Ini kali tidak ada yang mencari cinta

di antara gudang, rumah tua, pada cerita

tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut

menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut

Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang

menyinggung muram, desir hari lari berenang

menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak

dan kini tanah dan air tidur hilang ombak.


Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan

menyisir semenanjung, masih pengap harap

sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan

dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap

                                        

                                                                                1946 

 Analisis Struktur Batin Puisi ‘Senja di Pelabuhan Kecil’ Karya Chairil Anwar

1. Tema Puisi

Tema yang ada dalam puisi di atas adalah tema ‘Kemanusiaan’ lebih spesifik lagi tentang persaan
‘Aku’ si penyair kepada orang yang ‘tidak lagi dicintaiya’.

Merujuk pada penjelsan judul ‘Buat Sri Aryati’, maka puisi tersebut bertema tentang perasaan cinta
yang sudah hilang dari seorang ‘aku’ kepada kekasihnya yang bernama ‘Sri Aryati’.

            Ini kali tidak ada yang mencari cinta

Baris pertama puisi tersebut menunjukkan bahwa sudah tidak ada lagi yang mencari cinta. Ini
kali  merupakan ciri khas Chairil untuk menulis Kali ini

Di bagian akhir puisi, ada baris yang berbunyi:

            Menyisir semenanjung, masih pengap harap

Menunjukkan bahwa harapannya masih belum ada, masih pengap.  Sementara di akhir puisi, sedu
penghabisan bisa terdekap.  Menunjukkan bahwa dia mulai bisa menguasai diri dengan menahan
sedu  atau kesedihannya yang kehilangan kekasihnya.

2. Feeling atau Perasaan

Perasaan Penyair yang ada dalam puisi di atas adalah perasaan cinta yang putus asa. Hal itu
tergambar dari pilihan kata yang sangat keputus asaan.

Kapal, perahu tiada berlaut

Tiada lagi. Aku Sendiri. Berjalan

Baris-baris di atas menunjukkan bahwa ‘aku’ sedang kesepian dan putus asa terhadap keadaannya.
Keputus-asaan itu semakin jelas tergambar dalam baris yang berbunyi

            Sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan


Tiba di ujung menunjukkan bahwa itu sebuah akhir perjalanan. Perjalanan yang dimaksud adalah
usaha untuk menemukan cintanya. Bahkan diakhiri ‘selamat jalan’.  Selamat jalan merupakan salam
perpisahan.

3.  Nada dan Suasana

Suasana yang tergambar dalam puisi karya Chairil Anwar tersebut merupakan susana sedih. Hal ini
terlihat dari beberapa kata yang digunakan misalnya: kelam, muram, senja, rumah tua, pengap.

Masing-masing kata di atas menunjukkan kesedihan.

Judul puisi: ‘Senja di Pelabuhan Kecil’

Kata senja  menunjukkan akhir hari dan datangnya gelap. Beda dengan pagi hari dan siang hari yang
identik dengan keceriaan.

Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang

menyinggung muram, desir hari lari berenang

Kata kelam  dan muram  menunjukkan suasana kesedihan. Seperti halnya senja, kelam menunjukkan
kesedihan. Muram, adalah kondisi yang berlawanan dengan ceria.

Begitu juga dengan rumah tua  dan pengap merupakan kondisi yang tidak nyaman. Kondisi yang
memunculkan kesulitan dan ketidak-nyamanan. Rumah tua, yang masih bagus dan nyaman
ditempati pasti disebu dengan rumah antik  atau rumah kuno sementara
kondisi pengap  menunjukkan kesulitan bernafas.

           

4. Amanat

Adapun amanat yang terkandung dalam puisi karya Pelopor Angkatan 45 tersebut adalah:

Janganlah bersedih terus-menerus. Hentikan usaha bagi sesuatu yang sudah tidak mungkin lagi
diraih (apalagi dalam hal percintaan). Teruslah berjalan, mencari pemberhentian (kesuksesan yang
lain) karena di tempat lain yang terus kita jalani (“di pantai ke empat”: berarti setelah melalui
beberapa perjuangan) baru kesedihan akan bisa ditahan (“sedu penghabisan bisa terdekap”).

Anda mungkin juga menyukai