Anda di halaman 1dari 3

Nama : Maharani Ariya

Kelas : XII IBB

ANALISIS UNSUR FISIK DAN BATIN PUISI

HUJAN BULAN JUNI


Karya : Sapardi

Tak ada yang lebih tabah


dari hujan bulan Juni
Dirahasiakannya rintik rindunya
Kepada pohon berbunga itu

Tak ada yang lebih bijak


dari hujan bulan Juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu

Tak ada yang lebih arif


dari hujan bulan Juni
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu

Struktur Fisik Puisi Hujan Bulan Juni


● Tipologi
Puisi Hujan Bulan Juni Karya Sapardi Djoko Damono terdiri dari tiga bait yang masing-masing bait
terdiri dari empat baris. Masing-masing baris tidak lebih dari sebelas suku kata.

● Diksi
Pilihan kata yang digunakan oleh Sapardi Djoko Damono adalah kata-kata yang bernas dan
menunjukkan kedalaman makna. Kata yang sangat kuat adalah tabah, bijak, dan arif. Ketiganya
dibandingkan dengan hujan bulan juni.

● Pengimajian/Citraan
Citra Penglihatan (Imaji Visual)
Merupakan citraan yang sangat dominan dalam puisi Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono
ini. Citraan yang lain tidak tampak. Masing-masing bait, mengandung citraan penglihatan.
Salah satu baris yang paling kuat menunjukkan citraan penglihatan adalah baris berikut ini:
➢ Kepada pohon yang berbunga itu
➢ Kondisi pohon yang berbunga dapat diketahui dengan indra penglihatan.
Selain citra penglihatan juga ada citra pendengaran yang mungkin dapat dilekatkan pada bait pertama,
lebih tepatnya pada baris:
➢ Dirahasiakannya rintik rindunya
➢ Rintik merupakan bunyi yang dapat ditangkap dengan indra pendengaran.
● Majas / Gaya Bahasa
Puisi Hujan Bulan Juni memiliki dua majas. Majas yang paling tampak adalah majas
personifikasi. Yaitu seolah-olah hujan memiliki sifat tabah, bijak, dan arif seperti manusia. Baris
pertama masing-masing bait mengandung majas personifikasi ini.
Selain majas personifikasi, juga terdapat gaya bahasa repetisi. Repetisi penuh terdapat pada
baris Dari hujan bulan Juni. Ketiga bait puisi tersebut mengandung baris ini di baris keduanya. Selain
repetisi penuh, juga terdapat repetisi pengulangan sebagian baris yaitu Adakah yang lebih.

● Rima / Irama
Rima dalam puisi Hujan Bulan Juni, dapat diidentifikasi berupa aliterasi, yaitu perulangan bunyi
konsonan.
➢ Perulangan bunyi /n/ terdapat pada baris Hujan bulan Juni. Masing-masing kata
dalam baris tersebut mengandung huruf /n/.

➢ Perulangan bunyi /r/ terdapat pada baris: Dirahasiakannya rintik rindunya.


Masing-masing kata tersebut adalah rahasia, rintik, dan rindu sama-sama diawali
dengan bunyi /r/.

➢ Perulangan bunyi /r/ lebih terasa pada dua baris terakhir puisi Hujan Bulan Juni
berikut ini: Dibiarkannya yang tak terucapkan.
Diserap akar pohon bunga itu

● Kata Konkret
Kata konkret yang terdapat dalam Puisi Hujan Bulan Juni adalah sebagai berikut:
➢ “Pohon” mewakili manusia yang diam saja tapi indah. Yang dimaksud dengan pohon
di sini adalah sesuatu yang dirindu dan berbunga (indah). Meskipun tidak bergerak
mampu menyerap rindu.
➢ “Bunga” mewakili perempuan.
➢ “Hujan” mewakili manusia yang terjatuh, Karena jatuhnya pada Bulan Juni berarti
jatuh berkali-kali tidak pada tempatnya. Juni biasanya musim kemarau.

Struktur Batin Puisi Hujan Bulan Juni


● Tema
Tema puisi Hujan Bulan Juni adalah Cinta terpendam yang tak terungkapkan.
Meskipun cintanya tak terungkapkan sang manusia (hujan) tetap tabah, arif, dan bijaksana.
Membiarkan keadaan menghapus jejak (cintanya) di jalan (kehidupan)nya. Dia ragu akan
mengungkapkan ataukah tidak. Hingga akhirnya dia membiarkan yang tak terucapkan tetap ada dan
diserap melalui akar pohon yang berbunga. Artinya, diserap dan diketahui secara sembunyi-sembunyi
(akar tersembunyi di dalam tanah) oleh wanita (pohon berbunga) yang dicintainya.

● Perasaan
Perasaan penyair yang tampak dalam Puisi Hujan Bulan Juni adalah perasaan orang yang sabar
meskipun harus memendam rasa. Kesabaran tersebut tampak pada penggunaan kata tabah, bijak, dan
arif. Dia juga ragu mengungkapkan perasaannya hingga akhirnya dia menghapus jejak-jejaknya.
● Nada
Nada puisi tersebut adalah kegetiran. Hal ini ditunjukkan dengan penggunaan huruf /r/ yang
berulang-ulang dalam puisi. Pilihan kata yang digunakan juga menunjukkan bahwa penyair
mengalami keraguan. Hingga akhirnya memilih diam saja. Mencintai dalam diam.

● Amanat

Adapun amanat puisi Hujan Bulan Juni adalah sebagai berikut:


1. Semua orang harus memiliki sifat tabah, arif, dan bijak meskipun segala sesuatu tidak seperti yang
kita harapkan.

2. Tidak semua hal yang kita inginkan bisa kita dapatkan dengan mudah

Anda mungkin juga menyukai