KARAWANG BEKASI
2. Suasana
Suasana dalam puisi ini terasa hening dan sepi, di mana para pejuang berbicara
dalam keheningan malam. Terdapat pula suasana sedih dan haru karena para pejuang
yang telah gugur dan tinggal tulang-tulang berserakan.
3. Gaya Bahasa
Puisi ini menggunakan gaya bahasa metafora, simbolisme, dan repetisi. Metafora
terdapat pada baris "Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami, terbayang
kami maju dan mendegap hati?" yang menggambarkan keberanian para pejuang
dalam menghadapi musuh.
Simbolisme terdapat pada baris "Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang
berdetak" yang menggambarkan kesepian dan kekosongan hati para pejuang yang
telah gugur.
Repetisi terdapat pada baris "Kenang, kenanglah kami" yang menegaskan
pentingnya mengenang jasa para pejuang
4. Ritme
Ritme puisi ini terdiri dari dua macam, yaitu ritme lambat dan ritme cepat. Ritme
lambat terdapat pada bagian pertama puisi yang menggambarkan pemandangan kota
Karawang Bekasi, sementara ritme cepat terdapat pada bagian kedua yang
menggambarkan kehidupan para pekerja
5. Struktur
Puisi ini terdiri dari empat stanza yang terdiri dari tiga baris setiap stanza. Setiap
stanza memiliki irama yang sama, yaitu "Kami bicara padamu dalam hening di
malam sepi dan Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak serta Kenang,
kenanglah kami"
6. Amanat
Dalam puisi ini terdapat mengajak kita untuk terus mengenang dan menghargai para
pejuang kemerdekaan Indonesia, menjaga semangat perjuangan mereka, dan
mengajarkan kepada kita bahwa perjuangan untuk kemerdekaan Indonesia adalah
tugas bersama, bukan hanya tanggung jawab dari satu atau beberapa orang saja
Unsur Ekstrinsik:
1. Konteks Sejarah
Puisi ini ditulis pada masa setelah kemerdekaan Indonesia, di mana perjuangan
untuk merebut kemerdekaan telah dilakukan oleh para pejuang yang telah gugur.
Puisi ini menggambarkan keadaan dan perasaan para pejuang yang telah berjuang
dan gugur dalam merebut kemerdekaan Indonesia.
3. Biografi penyair
Khairil Anwar merupakan seorang penyair dan sastrawan Indonesia yang terkenal
dengan puisi puisi perjuangannya, dimana ia lahir di Medan pada tahun 1922 dan
meninggal di Jakarta pada tahun 1999. Ia aktif dalam gerakan kemerdekaan
Indonesia dan terlibat dalam berbagai aktivitas sosial-politik.
Khairil Anwar merupakan seorang penyair dan sastrawan Indonesia yang lahir di
Medan pada tahun 1922 dan meninggal di Jakarta pada tahun 1999
4. Konteks Sastra
Puisi ini termasuk dalam kumpulan sajak karangan Khairil Anwar yang diterbitkan
pada tahun 1971. Kumpulan sajak ini berjudul "Deru Campur Debu" dan terkenal
sebagai salah satu karya sastra Indonesia yang menggambarkan perubahan sosial dan
budaya di era modernisasi.