Anda di halaman 1dari 8

Nama Peserta : Rinaldi Adiba

Mewakili Kelas : XI A6
Kegiatan yang Diikuti : Lomba Analisa Puisi

KARAWANG BEKASI

Kami yang kini terbaring antara Karawang-Bekasi


Tidak bisa teriak "Merdeka" dan angkat senjata lagi
Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami
Terbayang kami maju dan berdegap hati?
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu
Kenang, kenanglah kami
Kami sudah coba apa yang kami bisa
Tapi kerja belum selesai, belum apa-apa
Kami sudah beri kami punya jiwa
Kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu jiwa
Kami cuma tulang-tulang berserakan
Tapi adalah kepunyaanmu
Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan
Ataukah jiwa kami melayang untuk kemerdekaan, kemenangan dan harapan
Atau tidak untuk apa-apa
Kami tidak tahu, kami tidak bisa lagi berkata
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kenang-kenanglah kami
Menjaga Bung Karno
Menjaga Bung Hatta
Menjaga Bung Syahrir
Kami sekarang mayat
Berilah kami arti
Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian
Kenang-kenanglah kami
Yang tinggal tulang-tulang diliputi debu
Beribu kami terbaring antara Karawang-Bekasi
Kandungan Puisi Karawang Bekasi

Puisi ini menyatakan bahwa mereka pahlawan tak dikenal yang telah berjuang antara
krawang-bekasi tidak bisa berjuang lagi karena mereka telah gugur.
Puisi ini menyatakan bahwa mereka pahlawan tak dikenal yang telah berjuang antara
krawang-bekasi tidak bisa berjuang lagi karena mereka telah gugur.
Namun mereka ingin dikenang atas jasa mereka.
Mereka sudah berjuang tapi kerja mereka belum selesai karena belum bisa
memperhitungkan 4-5 ribu nyawa teman seperjuangan mereka.
Mereka, para pahlawan ini, sekarang hanyalah tulang belulang namun kitalah yang
harus menentukan harga diri mereka.
Mereka, para pahlawan menginginkan kita untuk meneruskan perjuangan mereka dan
berkata untuk mereka.
Mereka menginginkan kita terus meneruskan semangat juang mereka.
Dan juga mereka ingin kita menjaga dan menghargai pahlawan bangsa dan mereka
yang telah berjasa untuk bangsa.

Tema
Pada puisi Karawang - Bekasi adalah perjuangan para pahlawan yang telah gugur
dalam medan perang dan terbaring antara Kota Karawang sampai Kota Bekasi. Hal ini dapat
dilihat pada baris pertama dan terakhir pada puisi. Yaitu pada baris pertama Kami yang kini
terbaring antara Karawang-Bekasi dan pada baris terakhir Beribu kami terbaring antara
Karawang-Bekasi.
Bahasa Kiasan
Bahasa kiasan bermacam-macam, antara lain simile (perbandingan), metafora
(perbandingan tak langsung), personifikasi, metonimi, sinekdoki, dan alegori. Bahasa kiasan
biasanya kita kenal dengan sebutan majas.
Pada puisi Karawang Bekasi memiliki berbagai majas, diantaranya

1. Majas metonimia, seperti yang ada dalam kalimat Kami cuma tulang-tulang
berserakan.
2. Majas metafora yaitu pada kalimat Atau jiwa kami melayang untuk kemerdekaan
kemenanga dan harapan atau tidak untuk apa-apa.
3. Majas sinekdoki yaitu pada kalimat Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang
berdetak.
Citraan.

Citraan adalah gambaran angan yang bermanfaat dalam pemahaman puisi. Citraan
memungkinkan kita untuk mencitrakan atau membayangkan kata-kata. Citraan ini sangat
bermanfaat dalam menghidupkan puisi Beberapa macam citraan antara lain citraan
penglihatan (visual), citraan pendengaran (auditory), citraan lidah atau rasa (tactile), citraan
gerak (kinaestetik), dan citraan rabaan (termal).
Pada puisi Karawang Bekasi memiliki beberapa citraan. Diantaranya

1. Citraan pendengaran dalam kalimat Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang
berdetak.
2. Citraan penglihatan yaitu dalam kalimat Beribu kami terbaring antara Krawang-
Bekasi.
3. Citraan garak dalam kalinmat Kami sudah coba apa yang kami bisa.
4. Citraan kesedihan yang tergambar pada kalimat Kenang, kenanglah kami yang
tinggal tulang tulang diliputi debu.
5. Citraan lingkungan pada kalimat Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi.

Rima

Rima adalah persamaam bunyi dalam puisi. Dalam rima dikenal perulangan bunyi yang
cerah, ringan, yang mampu menciptakan suasana kegembiraan serta kesenangan. Bunyi
semacam ini disebut euphony. Sebaliknya, ada pula bunyi-bunyi yang berat, menekan, yang
membawa suasana kesedihan. Bunyi semacam ini disebut cacophony.
Rima mempunyai jenis yang beraneka ragam, diantaranya :

1. Berdasakan bunyinya, rima dibagi menjadi :

a. Rima sempurna, yaitu persamaan bunyi pada suku-suku kata terakhir.


b. Rima tak sempurna, yaitu persamaan bunyi yang terdapat pada sebagian suku kata terakhir.
c. Rima mutlak, yaitu persamaan bunyi yang terdapat pada dua kata atau lebih secara mutlak
(suku kata sebunyi).
d. terbuka, yaitu persamaan bunyi yang terdapat pada suku akhir terbuka atau dengan vokal sama.
e. Rima tertutup, yaitu persamaan bunyi yang terdapat pada suku kata tertutup (konsonan).
f. Rima aliterasi, yaitu persamaan bunyi yang terdapat pada bunyi awal kata pada baris yang
sama atau baris yang berlainan.
g. Rima asonansi, yaitu persamaan bunyi yang terdapat pada asonansi vokal tengah kata.
h. Rima disonansi, yaitu persamaan bunyi yang terdapaat pada huruf-huruf mati/konsonan.
2. Berdasarkan letaknya, rima dibedakan menjadi :
a. Rima awal, yaitu persamaan bunyi yang terdapat pada awal baris pada tiap bait puisi.
b. Rima tengah, yaitu persamaan bunyi yang terdapat di tengah baris pada bait puisi.
c. Rima akhir, yaitu persamaan bunyi yang terdapat di akhir baris pada tiap bait puisi.
d. Rima tegak yaitu persamaan bunyi yang terdapat pada bait-bait puisi yang dilihat secara
vertical.
e. Rima datar yaitu persamaan bunyi yang terdapat pada baris puisi secara horizontal.
f. Rima sejajar, yaitu persamaan bunyi yang berbentuk sebuah kata yang dipakai berulang-ulang
pada larik puisi yang mengandung kesejajaran maksud.
g. Rima berpeluk, yaitu persamaan bunyi yang tersusun sama antara akhir larik pertama dan larik
keempat, larik kedua dengan lalrik ketiga (ab-ba).
h. Rima bersilang, yaitu persamaan bunyi yang tersusun sama antara akhir larik pertama dengan
larik ketiga dan larik kedua dengan larik keempat (ab-ab).
i. Rima rangkai/rima rata, yaitu persamaan bunyi yang tersusun sama pada akhir semua larik
(aaaa).
j. Rima kembar/berpasangan, yaitu persamaan bunyi yang tersusun sama pada akhir dua larik
puisi (aa-bb).
k. Rima patah, yaitu persamaan bunyi yang tersusun tidak menentu pada akhir larik-larik puisi
(a-b-c-d).
Walaupun puisi Karawang Bekasi tergolong puisi yang panjang, tapi ternyata tak
banyak rima yang ada di dalamnya. Tapi karena ini adalah puisi, tentunya masih memiliki rima,
diantaranya :
1. Rima mutlak, yaitu yang terdapat pada baris 14 - 15 dan baris 18 -19 pada kalimat :
Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata
Kaulah sekarang yang berkata
Kenang, kenanglah kami
Teruskan, teruskan jiwa kami
2. Rima patah, terdapat hampir di semua baris. Misalnya baris 1 5, yaitu pada kalimat :
Kami yang kini terbaring antara Krawang-Bekasi
tidak bisa teriak Merdeka dan angkat senjata lagi.
Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami,
terbayang kami maju dan mendegap hati ?
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Diksi
Diksi adalah pilihan kata atau frase dalam karya sastra. Kata-kata yang dipilih oleh
penyair merupakan kata pilihan untuk mengungkapkan apa yang disampaikannya secara
tepat. Efek yang muncul dari pemilihan kata ini adalah adanya imajinasi yang estetis. Pemilihan
kata juga bisa menjadi ciri dari seorang penyair (idiosinkresi).

Pada puisi ini terdapat beberapa diksi, diantaranya :

Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi

Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak

Kami cuma tulang-tulang berserakan

Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian

Amanat

Amanat adalah sebuah pesan, tapi bisa juga berupa perintah yang di sampaikan
pengarang kepada pembaca. Pesan atau perintah tersebut bisa tersurat (implisit) dan bisa
tersirat (eksplisit), tergantung dari bagaimana cara pengarang mengungkapkanya. Di dalam
Puisi Karawang Bekasi terdapat banyak amanat.
Diantaranya yang diungkapakan oleh pengarang cerita secara tersurat (implisit) adalah
pada kalimat
Kenang, kenaglah kami
Teruskan, teruskan jiwa kami
Berikan kami arti
Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian
Dan amanat yang diungkapkn pengarang dengan tersirat (eksplisit) antara lain adalah :
Tapi kerja belum s elesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa
Menurut peneliti puisi, amanat tersebut mempunyai arti walaupun Negara ini sudah
merdeka, tapi belum bisa mengahargai jasa jasa pahlawan yang gugur saat berjuang
malawan penjajah demi kemerdekaan .
Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan
Arti pada amanat ini adalah hanya kita sebagai penerus kemerdekaan yang mampu
memberi nilai dan menghargai para pahlawan yang telah gugur.
Roro Jonggrang

Long time a go there was a kingdom named Prambanan. All the people of
Prambanan lived peacefully. But then, Prambanan kingdom was attacked and
occupied by the Pengging Kingdom. Prambanan was ruled by Bandung
Bondowoso of Pegging Kingdom. He was a mean king. He also had great
supernatural power. His soldiers were not only humans but the genies. Bandung
Bondowoso felt in love with Roro Jonggrang and wanted to marry with her.
youre so beautiful, would you be my queen?. asked Bandung Bondowoso.
Roro Jonggrang was shocked. She didnt like him cause he was a mean
person. She refuse but she afraid that Bandung Bondowoso would be angry and
attack all people of Prambanan. She came up with a plan. if you want to
marry me you have to built a thousand temples for me in just one night said
Roro Jonggrang. Whatt?? Thats impossible !! answer Bandung Bondowoso
But him is never give up he consulted with his advisor. your majesty can
asked the genies to help built a temples. So, Bandung Bondowoso summoned
his entire genies soldiers and commanded to help built a temples. The genies
worked speed. Meanwhile Roro Jonggrang heard from her servant if the
building almost finished a thousand temples. She was so worried.
But again she came up with a great idea. She required her servant to help
her. Please prepare a lot of straw and mortar !! please hurry up hurryy !!!!,
and making the genies think that sun is going to rise said Roro Jonggrang. its
already dawn we have to go said the genies. They didnt know if the light was
from the fire of burning straw, not from the sun.
Bandung Bondowoso cant stop the genies from leaving. He was angry
knew Roro Jonggrang had just tricked him. you cannot fool me Roro
Jonggrang i have 999 temples and just need one more temple again. Now i will
to make you became one temples that . He pointed his finger and Roro
Jonggrang bodys turned into a stone. Until now all people called that place is
Candi Roro Jonggrang.

Melda Daud Dinar


XI MIPA 6
Mar'ah Malikah An Nafi'ah
XI-MIPA6

Assalamu'alaikum wr. wb.

Ingkang kawula hormati Bapak/Ibu guru SMA Negeri 1 Turen, ingkang kawula hormati para dewan
juri, lan mboten antos supe rencang- rencang generasi penerus bangsa ingkang kula tresnani.

Dumateng para hadirin ingkang kawula hormati.

Minangkani awalipun atur kula ing mriki, mangga kita sami muji syukur "Alhamdulillah" dateng Allah
SWT ingkang sampun paring rahmat lan nikmat dumateng kula lan panjenengan sedaya. Sahingga
kula lan panjenengan sedaya saged karoyo- royo bucal dhateng mriki, ninggal banda lan raja kaya
sami saged sekolah dhateng SMA Negeri 1 Turen. Ing SMA Negeri 1 Turen niki mboten ateges
prawan golek jaka, nanging leres- leres kangge golek ilmu sedaya. Ilmu kang saged kangge sangu
dhateng griyanipun maratuwa lan ilmu kang saged kangge sangu ngadhep dhateng Kang Maha
Kuasa.

Ingkang nomer kalih, mangga kita sesarengan maos sholawat dumateng Kanjeng Nabi Muhammad
SAW. Mugi- mugi kanti waosan sholawat wau, dadosaken angsal syafaatipun Kanjeng Nabi
Muhammad.

Para sederek ingkang kula hormati.

Kula lan panjenengan sampun mangertosi bilih masa ingkang paling endah inggih menika masa
remaja, masa ingkang selalu pingin kita sedata kenang inggih menika masa remaja, lan masa ingkang
namtuaken masa depanipun bangsa inggih menika masa remaja.

Remaja nggada pranan penting ing dalem namtuaken maju utawi munduripun bangsa. Remaja
inggih menika tonggak kemajuan bangsa.

Pripun keadaanipun bangsa Indonesia ing 10, 20 tahun malih???

Pemuda- pemudi Indonesia jaman sakniki jawabanipun. Perlu kula lan panjenengan eling! Remaja
dinten niki inggih menika pemimpin ing masa depan.

Rencang- rencang ingkang kula tresnani.

Menawi kula lan panjenengan sedaya kenang perjuanganipun pemuda ing jaman penjajahan. Saking
tetesing eluh, cucuran keringat, lan wutahing getih, susah payah para pahlawan ngrebut
kemerdekaan saking tanganipun penjajah.

Wekdal niki, kula lan panjenengan sedaya, pemuda- pemudi pemimpin bangsa Indonesia wajib
nerusaken perjuanganipun para pahlawan.

Nanging pemuda jaman sakniki saya mrihatinaken. Kathah para pemuda kang terjerumus ing
pergaulan bebas, pesta minuman keras, lan pelecehan seksual.

Remaja sakniki mboten sadar, menawi ingkang dilakuaken niku saged ngrusak masa depan remaja
piyambak lan mengancam masa depan bangsa. Pemuda jaman sakniki mboten semerap pundi madu
lan pundi racun. Utawi, para pemuda sampun nukar kalorone. Sekabehe tuntunan namung dados
tontonan, nanging tontonan didadosaken tuntunan. Sakniki kula lan panjenengan sedaya kathah
mirsani murid SMA bolos sekolah, murid SMA ugal- ugalan ten dalan, murid SMA tawuran, narkoba,
seks bebas, lan sapanunggalane.

Rencang- rencang ingkang kula tresnani.

Remaja ingkang sae, inggih menika remaja ingkang peduli kalih masa depanipun bangsane. Kita
sedaya kena saged milah pundi ingkang sae lan mboten sae.

"Mboten jaman nakal supados kita nggadah predikat 'HEBAT', nakal namung sawetara. Nanging,
masa depan selawase."

Cekap semanten atur kula, mugi- mugi kita sedaya saged mendet napa- napa ingkang sae saking
sesorah wau. Kula nyuwun pangapunten, bilih wonten kirang langkungipun anggen kula
nyampeaken sesorah wau.

Wassalamu'alaikum wr. wb

Anda mungkin juga menyukai