Anda di halaman 1dari 6

KUNCI JAWABAN

UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS)


SEMESTER GANJIL TAHUN 2016

BAHASA INGGRIS
A.

KELAS XII

I.

1.
2.
3.
4.
5.
6.

I
I
I
I
I
I

would
would
would
would
would
would

rather
rather
rather
rather
rather
rather

drink milk
writw amagazine
buy candies
cat grape than rambutan
watch in the cinema than in the TV
by motorcyele than by car

II.
1. I shall go to Surabaya tomorrow
2. May I help you
3. They will play footballnow
III.
1. ..
- I wish my father worked in the office
- I wish my father would work in the office
2. .
mother wish I gone to Jakarta
mother wish I would go to Jakarta
3. ..
Grandma wish my family came to her house
Grandma wish my family would come to her house
B.KELAS XI
I.
1. Yes, I dis
2. Yes , she is
3. Yes, I am
4. Yes, Ardi does
5. Yes, he was
II.
1. Who is your father ?
2. Where is your school ?
3. When do you come ?
4. Wh y do you cry ?
5. Which are your book

No, I didnt
No, she isn
No, I amnt
No, Ardi doesnt
No, she wasnt

BAHASA INDONESIA
Kelas XII
1.Hakekat apresiasi sastra adalah suatu langkah untuk
mengenal, memahami dan menghayati suatu karya yang
berakhir dengan tumbuhnya rasa menikmati karya sastra
tersebut.
2.Aktivitas apresiasi satra
a. Mendengarkan/menyimak
b. Membaca
c. Menonton
d. Mempelajari bagian-bagiannya
e. Menceritakan kembali
f. Mengomentari
g. Meresensi
h. Membuat parafrase
i. Menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
berkaitan dengan karya sastra
j. Merasakan seperti : mendeklamasikan
puisi/pidato, melakonkan/memperagakan
drama,
k. Membuat sinopsis cerita novel/cerpen dsb
3.Pantn bebas di buat sendiri
Contoh :
Jalan- jalan ke pasar minggu
Pulangnya bawa penitih
Siap sangka aku temanggu
Melihat gadis berbaju putih
4.Pantun karima
Contoh :
Jarang jarang pergi kesawah
Jadi orang jangan marah marah
5.Kerawang Bekasi
a. Tema : perjuangan para pahlawan yang telah gugur
dalam medan perang dan terbaring antara kota
Kerawang samai kota Bekasi, hal ini dapat dilihat
dari pada baris pertama Kami yang kini terbaring
antara Kerawang Bekasi an pada baris terakhir
beribu kami terbaring antara Kerawang Bekasi.
b. Alur : adalah perjuangan para pahlawan yang telah gugur dalam medan
perang dan terbaring antara Kota Krawang sampai Kota Bekasi. Hal ini dapat
dilihat pada baris pertama dan terakhir pada puisi. Yaitu pada baris pertama

Kami yang kini terbaring antara Karawang-Bekasi dan pada baris terakhir
Beribu kami terbaring antara Karawang-Bekasi.

ANALISISPUISIKARAWANGBEKASIKARYACHAIRIL
ANWAR
ANALISIS SASTRA
DALAM PUISI KARAWANG - BEKASI
Karya Chairil Anwar
Disusun Oleh:
Tommy Faesol
08410287
1F

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia


Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni
IKIP PGRI SEMARANG
2008
Pendahuluan
Secara etimologis istilah puisi berasal dari kata bahasa Yunani poites, yang berarti pembangun,
pembentuk, pembuat. Dalam bahasa Latin dari kata poeta, yang artinya membangun, menyebabkan,
menimbulkan, menyair. Dalam perkembangan selanjutnya, makna kata tersebut menyempit menjadi hasil
seni sastra yang kata-katanya disusun menurut syarat tertentu dengan menggunakan irama, sajak dan
kadang-kadang kata kiasan (Sitomorang, 1980:10).
Ketertarikan penganalisis karya sastra terhadap puisi berjudul Karawang Bekasi Karya Chairil
Anwar adalah karena hampir semua kata kata yang digunakan oleh pengarang puisi memiliki
pemaknaan yang dalam. Pada kesempatan ini, penganalisis meneliti puisi berdasarkan teori strukturalis
karya sastra, yaitu dengan meneliti unsur intrinsik puisi yang berupa tema, majas, citraan, rima, diksi, dan
amanat.
Pada dasarnya, teori strukturalis karya sastra adalah merupakan cara berfikir tentang dunia yang
terutama berhubungan dengan tanggapan dan deskriksi struktur struktur ( Suwardi, 2006:49 ).
Penelitian ini dilakukan obyektif yaitu menekankan aspek intrinsik karya sastra. Penelitian struktual akan
memandang karya sastra sebagai sosok yang berdiri sendiri, mengesampingkan unsur di luar karya
sastra. Sebagai model penelitian, teori strukturalis bukan tanpa kelemahan. Kelemahan teori ini adalah
karya sastra seakan akan diasingkan dari konteks fungsinya, sehingga dapat kehilangan relevansi
sosial, tercerabut dari sejarah, dan terpisah dari aspek kemanusiaan.

Pembahasan
1. Tema .
Tema merupakan gagasan, ide atau pikiran utama di dalam karya sastra, baik yang terungkap
maupun tidak (Sujiman, 1990:78). Menurut peneliti puisi, tema pada puisi Karawang - Bekasi adalah
perjuangan para pahlawan yang telah gugur dalam medan perang dan terbaring antara Kota Krawang

sampai Kota Bekasi. Hal ini dapat dilihat pada baris pertama dan terakhir pada puisi. Yaitu pada baris
pertama Kami yang kini terbaring antara Karawang-Bekasi dan pada baris terakhir Beribu kami
terbaring antara Karawang-Bekasi.
2. Bahasa Kiasan.
Unsur bahasa kiasan (figurative language) adalah untuk mendapatkan efek estetis dengan
pengungapannya secara tak langsung. Kadang kala, untuk mendapatkan kejelasan gambaran angan.
Bahasa kiasan bermacam-macam, antara lain simile (perbandingan), metafora (perbandingan tak
langsung), personifikasi, metonimi, sinekdoki, dan alegori (Pradopo, 2002:62). Bahasa kiasan biasanya
kita kenal dengan sebutan majas.
Pada puisi Karawang Bekasi memiliki berbagai majas, diantaranya
1.
Majas metonimia, seperti yang ada dalam kalimat Kami cuma tulang-tulang berserakan.
2.
Majas metafora yaitu pada kalimat Atau jiwa kami melayang untuk kemerdekaan
kemenanga dan harapan atau tidak untuk apa-apa.
3.

Majas sinekdoki yaitu pada kalimat Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak.

3. Citraan.
Citraan (imagery) adalah gambaran angan yang bermanfaat dalam pemahaman puisi. Citraan
memungkinkan kita untuk mencitrakan atau membayangkan kata-kata. Citraan ini sangat bermanfaat
dalam menghidupkan puisi Beberapa macam citraan antara lain citraan penglihatan (visual), citraan
pendengaran (auditory), citraan lidah atau rasa (tactile), citraan gerak (kinaestetik), dan citraan rabaan
(termal).
Pada puisi Karawang Bekasi memiliki beberapa citraan. Diantaranya
1.
Citraan pendengaran dalam kalimat Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak.
2.

Citraan penglihatan yaitu dalam kalimat Beribu kami terbaring antara Krawang-Bekasi.

3.

Citraan garak dalam kalinmat Kami sudah coba apa yang kami bisa.

4.
Citraan kesedihan yang tergambar pada kalimat Kenang, kenanglah kami yang tinggal
tulang tulang diliputi debu.
5.

Citraan lingkungan pada kalimat Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi.

4. Rima.
Rima adalah persamaam bunyi dalam puisi. Dalam rima dikenal perulangan bunyi yang cerah,
ringan, yang mampu menciptakan suasana kegembiraan serta kesenangan. Bunyi semacam ini
disebut euphony. Sebaliknya, ada pula bunyi-bunyi yang berat, menekan, yang membawa
suasana kesedihan. Bunyi semacam ini disebut cacophony.
Rima mempunyai jenis yang beraneka ragam, diantaranya :
1.
Berdasakan bunyinya, rima dibagi menjadi :
a.
b.
c.

Rima sempurna, yaitu persamaan bunyi pada suku-suku kata terakhir.


Rima tak sempurna, yaitu persamaan bunyi yang terdapat pada sebagian suku kata terakhir.
Rima mutlak, yaitu persamaan bunyi yang terdapat pada dua kata atau lebih secara mutlak (suku kata
sebunyi).
d. terbuka, yaitu persamaan bunyi yang terdapat pada suku akhir terbuka atau dengan vokal sama.
e. Rima tertutup, yaitu persamaan bunyi yang terdapat pada suku kata tertutup (konsonan).
f. Rima aliterasi, yaitu persamaan bunyi yang terdapat pada bunyi awal kata pada baris yang sama atau
baris yang berlainan.

g.
h.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.

1.

2.

Rima asonansi, yaitu persamaan bunyi yang terdapat pada asonansi vokal tengah kata.
Rima disonansi, yaitu persamaan bunyi yang terdapaat pada huruf-huruf mati/konsonan.
2. Berdasarkan letaknya, rima dibedakan menjadi :
Rima awal, yaitu persamaan bunyi yang terdapat pada awal baris pada tiap bait puisi.
Rima tengah, yaitu persamaan bunyi yang terdapat di tengah baris pada bait puisi.
Rima akhir, yaitu persamaan bunyi yang terdapat di akhir baris pada tiap bait puisi.
Rima tegak yaitu persamaan bunyi yang terdapat pada bait-bait puisi yang dilihat secara vertical.
Rima datar yaitu persamaan bunyi yang terdapat pada baris puisi secara horizontal.
Rima sejajar, yaitu persamaan bunyi yang berbentuk sebuah kata yang dipakai berulang-ulang pada larik
puisi yang mengandung kesejajaran maksud.
Rima berpeluk, yaitu persamaan bunyi yang tersusun sama antara akhir larik pertama dan larik keempat,
larik kedua dengan lalrik ketiga (ab-ba).
Rima bersilang, yaitu persamaan bunyi yang tersusun sama antara akhir larik pertama dengan larik
ketiga dan larik kedua dengan larik keempat (ab-ab).
Rima rangkai/rima rata, yaitu persamaan bunyi yang tersusun sama pada akhir semua larik (aaaa).
Rima kembar/berpasangan, yaitu persamaan bunyi yang tersusun sama pada akhir dua larik puisi (aabb).
Rima patah, yaitu persamaan bunyi yang tersusun tidak menentu pada akhir larik-larik puisi (a-b-c-d).
Walaupun puisi Karawang Bekasi tergolong puisi yang panjang, tapi ternyata tak banyak rima
yang ada di dalamnya. Tapi karena ini adalah puisi, tentunya masih memiliki rima, diantaranya :
Rima mutlak, yaitu yang terdapat pada baris 14 - 15 dan baris 18 -19 pada kalimat :
Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata
Kaulah sekarang yang berkata
Kenang, kenanglah kami
Teruskan, teruskan jiwa kami
Rima patah, terdapat hampir di semua baris. Misalnya baris 1 5, yaitu pada kalimat :
Kami yang kini terbaring antara Krawang-Bekasi
tidak bisa teriak Merdeka dan angkat senjata lagi.
Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami,
terbayang kami maju dan mendegap hati ?
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
5. Diksi.
Diksi adalah pilihan kata atau frase dalam karya sastra. Kata-kata yang dipilih oleh penyair
merupakan kata pilihan untuk mengungkapkan apa yang disampaikannya secara tepat. Efek yang
muncul dari pemilihan kata ini adalah adanya imajinasi yang estetis. Pemilihan kata juga bisa menjadi ciri
dari seorang penyair (idiosinkresi).
Pada puisi ini terdapat beberapa diksi, diantaranya :
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kami cuma tulang-tulang berserakan
Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian
5. Amanat.
Amanat adalah sebuah pesan, tapi bisa juga berupa perintah yang di sampaikan pengarang
kepada pembaca. Pesan atau perintah tersebut bisa tersurat (implisit) dan bisa tersirat (eksplisit),

tergantung dari bagaimana cara pengarang mengungkapkanya. Di dalam Puisi Karawang Bekasi
terdapat banyak amanat.
Diantaranya yang diungkapakan oleh pengarang cerita secara tersurat (implisit) adalah pada
kalimat
Kenang, kenaglah kami
Teruskan, teruskan jiwa kami
Berikan kami arti
Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian
Dan amanat yang diungkapkn pengarang dengan tersirat (eksplisit) antara lain adalah :
Tapi kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa
Menurut peneliti puisi, amanat tersebut mempunyai arti walaupun Negara ini sudah merdeka,
tapi belum bisa mengahargai jasa jasa pahlawan yang gugur saat berjuang malawan penjajah demi
kemerdekaan .
Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan
Arti pada amanat ini adalah hanya kita sebagai penerus kemerdekaan yang mampu memberi
nilai dan menghargai para pahlawan yang telah gugur.

Penutup

1. Kesimpulan.
Analisis karya sastra puisi dengan landasan teori strukturalis adalah dengan menganalisis unsur
intrinsik puisi yang berupa tema, bahasa kiasan, citraan, diksi, dan amanat. Puisi Karawang Bekasi
telah memiliki lima unsur tersebut. Jadi puisi ini tergolong puisi yang baik.
Bila kita menganalisis karya sastra dengan teori struktualis, maka analisis pada puisi akan lebih
rumit daripada analisis pada karya sastra lain (novel, cerpen, roman). Hal ini disebabkan karena unsur
intrinsik pada puisi lebih memerlukan pemikiran yang dalam. misalnya pada penentuan gaya bahasa. Bila
peneliti tidak benar benar teliti, bisa jadi puisi ini menjadi puisi yang tanpa gaya bahasa.
2. Saran.
Dengan mengkaji makna dari puisi Karawang Bekasi, peneliti puisi ini memeliki beberapa saran
untuk para pembaca. Saran saran tersebut antara lain adalah :
Sebagai penikmat kemerdekaan, kita tidak boleh lupa dengan jasa jasa para pahlawan yang dulunya
rela mati demi merdekanya bangsa ini.
Jiwa pahlawan adalah jiwa seorang ksatria, maka kita harus bisa meniru dan meneruskan jiwa yang
dimiliki para pahlawan.
Kita adalah generasi penerus bangsa, jadi kita harus bisa mengisi kemerdekaan ini dengan
pembangunan.
Berfikirlah positif!, karna dengan berfikir positif kita dapat memiliki jiwa dengan mental yang kuat.

Anda mungkin juga menyukai