Anda di halaman 1dari 14

Parafrase dan Analisis Unsur pada Puisi “Senja di

Pelabuhan Kecil” Karya Chairil Anwar


A. Suciati Nurul Hikmah
105041104720
Puisi “Senja di Pelabuhan Kecil” Karya
Chairil Anwar

Buat Sri Ayati


Ini kali tidak ada yang mencari cinta
Di antara gudang, rumah tua, pada cerita
Tiang serta temali. kapal, perahu tiada berlaut
Menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut.

Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang


Menyinggung muram, desir hari lari berenang
Menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
Dan kini tanah dan air tidur hilang ombak.

Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan


Menyisir semenanjung, masih pengap harap
Sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
Dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap
Parafrase Puisi “Senja di Pelabuhan Kecil”
Karya Chairil Anwar
Puisi ini diperuntukkan untuk Sri Ayati. Kali ini si Aku tidak ada lagi
yang mencari cinta karena perasaannya saat ini lirih kesepian serta
kesedihan yang dirasakan oleh tokoh aku. Hal ini digambarkan melalui
benda-benda yang ada di pelabuhan itu membisu kepadanya.
Di pelabuhan tersebut turunnya rintik gerimis menambah perasaan
sedih si aku serta membuat perasaan si aku lebih muram dan hari-hari
yang bahagia baginya telah musnah. Kemudian di pantai tersebut si aku
menemukan sesuatu hal yang membuat suasana hatinya terhibur,
namun nyatanya suasana yang berada tepat di pantai itu lenyap
seketika. Sehingga membuat dirinya kehilangan harapan dan juga
kebahagiaan.
Si aku tidak lagi memiliki sesuatu hal yang diharapkan untuk
menghilangkan rasa kesedihan dan kedukaannya itu. Dalam
kesendiriannya itu, ia menyusuri sepanjang smemenanjung berharap
adanya rasa yang dapat menghilangkan kedukaannya itu. Namun
setibanya di penghujung tujuan, rasa yang diharapkan dapat mengobati
perasaannya itu telah menuturkan selamat jalan padanya. Si aku
berpendapat bahwa tidak ada harapan lagi baginya untuk menggapai
tujuannya tersebut.
Sebab itu di aku yang berada dalam kedukaan dan kesendiriannya iu
dari pantai keempat bisa dirasakan seduh sedan dari tangisannya
lkarena kesedihan yang sangat dalam dirasakan olehnya
Analisis Unsur Puisi “Senja di Pelabuhan
Kecil” Karya Chairil Anwar
Tema

Tema puisi Chairil Anwar


ini yakni sebuah kedukaan,
kedukaan terlihat dan terasa
jika ditangkap lewat
pengunaan bahasanya.
Majas
Metafora Personifikasi
Diantara gudang, rumah tua, Diantara gudang, rumah tua pada
pada cerita cerita
tiang serta temali. Kapal, Rumah tua yang seakan mampu
perahu tiada berlaut untuk bercerita
Harapannya kandas bagai Ada juga kelepak elang
kapal dan perahu yang tidak menyinggung muram
melaut karena Kelepak elang yang seakan mampu
menghempaskan diri dipantai menyinggung perasaan orang yang
saja sedang muram

Hiperbola
Kini tanah dan air tidur
hilang ombak
Kalimat ini melebih-
lebihkan dalamnya
kebekuan hati
seseorang yang
Nada dan Suasana

Nada Suasana
Nada iringan hati dari puisi ini Suasana yang terlukiskan oleh pembaca
sesudah membaca puisi itu bernuansa
adalah iringan nada bercerita
dramatik. Perasaan sedih, sepi, dan
sambil meratap. Sang penyair menyendiri dari penulis serta

mengkisahkan sebuah urungan kesedihannya itu kadang-kadang


disekelilingi tumbuhnya sebuah pangkal
kisah cintanya yang disertai
harapan dengan inginnya kedatangan
ratapan yang amat mendalam, tambatan hati
bahwa terciptanya urungan untuk memenui harapan cintanya, namun

hatinya itu membuat sangat terasa lagi saat menjumpai setiap akhir
bait yang
terluka serta sendu sedihnya
menyatakan bahwa harapan itu musnah,
benar teramat dirasakan sangat sehingga aliran perasaan hatinya seperti

kuat. mati,
Amanat
Amanat yang bisa kita dapat setelah membaca atau menganalisis puisi dari Chairil Anwar
ini adalah penyair ingin mengutarakan serta mengungkapkan eligan dari kegagalan
cintanya yang menyebabkan hatinya merasa amat sedih dan terekam. Kegagalan paduan
kasihnya itu menyebabkan seolah kehilangan segala-galanya. Cinta yang sungguh-
sunguh dapat menyebakan seseorang mengalirkan dari perasaan menghayati apa arti
kegagalan yang dirasakan itu secara total sebagai pembaca tentunya hal tersebut bisa di
jadikan sebuah renungan bahwa kegagalan sebuat cinta bukan akhir dan segalanya dan
hal tersebut tentunya kita dapatkan kembali dari pelabuhan yang lebih luas atau harapan
yang lebih besar menanti dimasa depan.
Diksi
Desir Hari Berenang menuju
bujuk pangkal akanan
Hari hari telah berlalu dan
berlalu dan berganti dengan
masa mendatang

Mempercaya mau berpaut


Tiada lagi harapan

Diantara gudang, rumah tua


Sesuatu yang tidak berguna,
seperti si Penyair yang
dianggap tidak berguna lagi
Imajinasi
Penglihatan
Diantara, rumah tua pada cerita
Tiang serta temali, Kapal perahu
tidak berlaut
Perasaan
Diantara, rumah tua pada cerita
Tiang serta temali, Kapal perahu
tidak berlaut
Kalimat diatas juga mengajak
pembaca untuk mendalami
kesunyian hati sang penyair
Rima
– Bait 1 : a-a-b-b
- ta
- ta
- ut
- ut
– Bait 2 : a-a-b-b
- ang
- ang
- ak
- ak
– Bait 3 : a-b-a-b
Simpulan
“Senja Di Pelabuhan Kecil” karya Chairil Anwar memiliki tema kegagalan dan
kekecewan pada sebuah perasaan penyair yang diutarakan “Buat Sri Ayati”. Rasa
keseluruhan puisi ini adalah kesedihan, ratapan dan duka menyelimuti penyair yang
dikamuflasekan dengan penggunaan gaya bahasa hiperbola pada baris bait akhir,
diantaranya dari pantai keempat sedu penghabisan bisa terdekap. Teknik tipografi puisi
“Senja Di Pelabuhan Kecil” ini ialah teknik tipografi sebuah puisi konvensional.
Kesatuan gagasan pada bait tersebut dibangun oleh sebuah kesatuan pada baris sehingga
terbentuknya struktur sintaksis. Nada puisi ini adalah nada bercerita sambil meratap.
Amanat atau petuah yang bisa kita dapat setelah membacanya tentunya hal tersebut bisa
dijadikan sebuah renungan bahwa kegagalan sebuat cinta bukan
akhir dan segalanya dan hal tersebut dapat kita dapatkan kembali dari pelabuhan yang
lebih luas atau harapan yang lebih besar menanti dimasa depan.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai