Anda di halaman 1dari 2

POTRET PERSONIFIKASI DALAM LIRIK LAGU SEPATU KARYA

TULUS
Oleh
Nadya Rizqi Hasanah Devi (14020074061)
Menurut Tjahjono (2011:57) personifikasi atau pengisanan adalah
majas yang melukiskan bahwa benda-benda tidak bernyawa atau keadaan
bisa berperilaku seperti layaknya manusia. Lirik lagu sepatu
mempersonkan atau memanusiakan sepatu layaknya pasangan manusia.
Sepatu merupakan alas kaki manusia yang terdiri atas bagian kanan dan
kiri. Bagian dari sepatu tersebut diumpamakan sebagai seorang kekasih,
sebagaimana dalam kutipan lirik Aku sang sepatu kanan
Kamu sang sepatu kiri.
Salah satu lirik yang menunjukkan majas personifikasi adalah sebagai
berikut. Kita mati bagai tak berjiwa, Bergerak karena kaki manusia kata
kita yang merujuk pada sepatu digambarkan dapat mati yang merupakan
sifat dari manusia atau makhluk hidup dan tidak berlaku bagi sepatu yang
merupakan benda mati. Itulah yang menunjukkan adanya majas
personifikasi. Disamping itu, lirik bergerak karena kai manusia dapat
ditafsirkan sebagai Tuhan, sang penentu takdir kehidupan. Ketika sepang
sepatu menjadi sepasang kekasih yang hanya bergerak di bawah kuasa
kaki manusia, sebagaimana sepasang kekasih yang ditentukan
keberadaannya
atas
kehendak
Tuhan,
Sang
penentu
takdir.
Sementara itu, adapula lirik yang menunjukkan perilaku sepatu yang
melukiskan kegiatan dari manusia. Sebagaimana dalam kutipan berikut.
Ku senang bila diajak berlari kencang
Tapi aku takut kamu kelelahan
Ku tak masalah bila terkena hujan
Tapi aku takut kamu kedinginan
Pada kutipan tersebut, sepatu diumpamkan sebagai manusia yang
dapat merasakan lelah setelah berlarian. Sepatu juga diibaratkan dapat
merasakan dingin setelah kehujanan. Lirik tersebut menunjukkan bahwa
sepasang sepatu yang diibaratkan sebagai sepasang kekasih. Dan salah
satu dari pasangan tersebut merasa khawatir pada pasangannya.
Begitupula dengan kutipan berikut, Terasa lengkap bila kita berdua,
Terasa sedih bila kita di rak berbeda sebagaimana umumnya rak
merupakan tempat penyimpanan sepatu, namun dalam kutipan tersebut
menunjukkan personifikasi dari rak, yaitu dapat ditafsirkan sebagai rumah
bagi sepasang kekasih. Mereka akan merasa senang jika berada di tempat
yang sama dan akan merasa sedih bila berada di tempat yang berbeda.
Demikian lirik lagu Sepatu karya Tulus mencerminkan majas
personifikasi. Pengibaratan sepasang sepatu sebagai sepasang kekasih

yang menjalani kehidupannya dengan penggambaran kehidupan layaknya


sepatu. Hal tersebut menujukkan pengisanan sepatu layaknya manusia.
Pustaka Acuan
Tjahjono, Tangsoe. (2011). Mendaki Gunung Puisi, Ke Arah Kegiatan
Apresiasi. Malang: Bayumedia Publishing.
LIRIK LAGU SEPATU TULUS
Kita adalah sepasang sepatu
Selalu bersama tak bisa bersatu
Kita mati bagai tak berjiwa
Bergerak karena kaki manusia
Aku sang sepatu kanan
Kamu sang sepatu kiri
Ku senang bila diajak berlari kencang
Tapi aku takut kamu kelelahan
Ku tak masalah bila terkena hujan
Tapi aku takut kamu kedinginan
Kita sadar ingin bersama
Tapi tak bisa apa-apa
Terasa lengkap bila kita berdua
Terasa sedih bila kita di rak berbeda
Di dekatmu kotak bagai nirwana
Tapi saling sentuh pun kita tak berdaya
Ku senang bila diajak berlari kencang
Tapi aku takut kamu kelelahan
Ku tak masalah bila terkena hujan
Tapi aku takut kamu kedinginan
Kita sadar ingin bersama
Tapi tak bisa apa-apa
Kita sadar ingin bersama
Tapi tak bisa apa-apa
Terasa lengkap bila kita berdua
Terasa sedih bila kita di rak berbeda
Di dekatmu kotak bagai nirwana
Tapi saling sentuh pun kita tak berdaya
Cinta memang banyak bentuknya
Mungkin tak semua bisa bersatu

Anda mungkin juga menyukai