Anda di halaman 1dari 34

PUISI

1. Pengertian puisi
2. Unsur-unsur puisi
3. Jenis-jenis puisi
4. Jenis-jenis majas atau gaya bahasa
5. Cara membaca puisi yang baik
6. Memahami penyusunan puisi
Pengertian Puisi

Puisi (dari bahasa Yunani kuno: ποιέω/ποιῶ


(poiéo/poió) = I create) adalah seni tertulis di mana
bahasa digunakan untuk kualitas estetiknya untuk
tambahan, atau selain arti semantiknya.
Penekanan pada segi estetik suatu bahasa dan
penggunaan sengaja pengulangan, meter dan rima
adalah yang membedakan puisi dari prosa
Unsur-unsur Puisi
JENIS-JENIS PUISI LAMA
Seloka Mantra Pantun

Talibun Karmina

Syair Gurindam
JENIS-JENIS PUISI BARU
1. Himne adalah puisi pujaan untuk Tuhan, tanah air, atau
pahlawan. Ciri-cirinya adalah lagu pujian untuk
menghormati seorang dewa, Tuhan, seorang pahlawan, tanah
air, atau almamater (Pemandu di Dunia Sastra). Sekarang ini,
pengertian himne menjadi berkembang. Himne diartikan
sebagai puisi yang dinyanyikan, berisi pujian terhadap
sesuatu yang dihormati (guru, pahlawan, dewa, Tuhan) yang
bernapaskan ketuhanan.
2. Ode adalah puisi sanjungan untuk orang yang berjasa.
Nada dan gayanya sangat resmi (metrumnya ketat), bernada
anggun, membahas sesuatu yang mulia, bersifat menyanjung
baik terhadap pribadi tertentu atau peristiwa umum.
3. Epigram adalah puisi yang berisi tuntunan/ajaran hidup.
Epigram berasal dari Bahasa Yunani epigramma yang berarti
unsur pengajaran; didaktik; nasihat membawa ke arah
kebenaran untuk dijadikan pedoman, ikhtibar; ada teladan.
4. Romansa adalah puisi yang berisi luapan perasaan cinta
kasih. Berasal dari bahasa Perancis Romantique yang berarti
keindahan perasaan; persoalan kasih sayang, rindu dendam,
serta kasih mesra
5. Elegi adalah puisi yang berisi ratap tangis/kesedihan. Berisi
sajak atau lagu yang mengungkapkan rasa duka atau keluh
kesah karena sedih atau rindu, terutama karena
kematian/kepergian seseorang.
6. Satire adalah puisi yang berisi sindiran/kritik. Berasal dari
bahasa Latin Satura yang berarti sindiran; kecaman tajam
terhadap sesuatu fenomena; tidak puas hati satu golongan (ke
atas pemimpin yang pura-pura, rasuah, zalim)
7. Distikon, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas dua
baris (puisi dua seuntai).
8. Terzina, puisi yang tiap baitnya terdiri atas tiga baris (puisi
tiga seuntai).
9. Kuatrain, puisi yang tiap baitnya terdiri atas empat baris
(puisi empat seuntai).
10.Kuint, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas lima baris
(puisi lima seuntai).
11. Sektet, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas enam
baris (puisi enam seuntai).
12. Septime, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas tujuh
baris (tujuh seuntai).
13. Oktaf/Stanza, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas
delapan baris (double kutrain atau puisi delapan seuntai).
14. Soneta, adalah puisi yang terdiri atas empat belas baris
yang terbagi menjadi dua, dua bait pertama masing-masing
empat baris dan dua bait kedua masing-masing tiga baris.
Soneta berasal dari kata sonneto (Bahasa Italia) perubahan dari
kata sono yang berarti suara. Jadi soneta adalah puisi yang
bersuara. Bentuk soneta Indonesia tidak lagi tunduk pada
syarat-syarat soneta Italia atau Inggris, tetapi lebih mempunyai
kebebasan dalam segi isi maupun rimanya.Yang menjadi
pegangan adalah jumlah barisnya (empat belas baris).
PUISI KONVENSIONAL

Kata-kata Sering
Bahasanya
Menggunakan bersifat menggunakan
pekat, Terikat pada
kata-kata konotatif, simbol,
mementingkan rima dan irama
penuh makna kiasan, atau lambang, atau
diksi dan rima
tersirat perbandngan
PUISI KONTEMPORER

Puisi kontemporer yaitu puisi yang lahir dalam kurun


waktu 70-an yang memiliki ciri berbeda dengan puisi
konvensional. Puisi kontemporer lebih kuat
mencerminkan refleksi kemerdekaan seorang pencipta.
Di Indonesia yang digolongkan puisi kontemporer ialah
Sutarji Calzoum Bachri, Ibrahim Sattah, Hamid jabbar,
Danarta, dan Mahendra.
JENIS-JENIS PUISI KONTEMPORER

PUISI
• Puisi yanng MBELING • puisi gambar
menggunakan • Memiliki ciri
unsur-unsur pokok kelakar (kata-kata
kekuatan mantra dipermainkan, arti
bunyi dan tipografi;
PUISI kritik sosial; kritik PUISI
MANTERA terhadap dominasi ) KONKRET
CONTOH PUISI KONTEMPORER

1. POT
Pot apa pot itu pot kaukah pot aku
Pot pot pot
Yang jawab Pot pot pot pot kaukah pot itu
Yang jawab Pot pot pot pot kaukah pot aku
Pot pot pot
Potapapotitu potkaukah pot aku?
POT
VVVVVVVVVVVVVVVVV
VVVVVVVVVVVVVVVVV
VVVVVVVVVVVVVVVVV
VVVVVVVVVVVVVVVVV
VVVVVVVVVVVVVVVVV
VVVVVVVVVVVVVVVVV
VVVVVVVVVVVVVVVVV
VVVVVVVVVVVVVVVVV
V
! VIVA PANCASILA !
Karya Jeihan
Jenis-jenis Majas
Majas pertentangan

Majas penegasan

Majas Majas perbandingan

Majas pertautan

Majas perulangan
Majas Pertentangan
Hiperbola-> kita berjuang sampai titik penghabisan.

Litotes -> kalau sempat mampirlah ke gubug kami.

Ironi -> rajin betul jam sepuluh baru datang!

Sarkasme -> mampus pun aku tak peduli, diberi


nasihat masuk kuping kanan keluar kuping kiri.
Sinisme-> harum benar baumu pagi ini!

Paradok s-> gajinya besar tapi hidupnya


melarat.

Antitesis -> kaya miskin, tua muda, besar kecil


semuanya mempunyai kewajiban menjaga
keamanan negara
Majas Penegasan
Antiklimaks
Klimaks
kepala
semua orang
sekolah,guru,
dari anak-
dan siswa
anak, remaja,
juga hadir
hingga orang
dalam acara
tua ikut antre.
syukuran itu.
Pleonasme Koreksio
darah merah silakan Riki
membasahi maju, bukan;
baju dan maksud saya
tubuhnya. Rini!
Majas Perbandingan
Personifikasi -> mata pisau itu
tidak berkedip menatapmu.

Depersonifikasi -> kalau engkau jadi


bunga, aku jadi tangkainya.

Metafora -> mereka telah menjadi


sampah masyarakat.

Alegori -> dia menghadapi masalah


seperti ombak di lautan.
Simile -> mukanya pucat
bagai mayat.

Simbolik -> melati lambang


kesucian.

Asosiasi -> semangatnya


bagai baja.
Majas Pertautan
• Ayahku pergi ke luar negeri dengan
metonimia Garuda.

• Anak ibu lamban menerima pelajaran.


eufimisme

• Kartini kecil itu turut


alusio memperjuangkan haknya.
• Kami ke rumah nenek.
elipsis

•Roda duanya mogok (praspro toto)


sinekdok • SMA Insan Kamilberhasil masuk
final olimpiade matematika.
(totemproparte)
Hal- hal yang perlu diperhatikan
dalam membaca puisi sebagai
berikut:

1. Ketepatan ekspresi/mimik (Ekpresi adalah


pernyataan perasaan hasil penjiwaan puisi.
Mimik adalah gerak air muka)
2. Kinesik yaitu gerak anggota tubuh.
3. Kejelasan artikulasi (Artikulasi yaitu
ketepatan dalam melafalkan kata- kata)
4. Timbre yaitu warna bunyi suara (bawaan)
yang dimilikinya.
5. Irama puisi artinya panjang pendek, keras
lembut, tinggi rendahnya suara.
Tanda yang digunakan untuk hentian atau jeda dalam
membaca puisi sebagai berikut:
1. Tanda titik (.) menyatakan larik sudah selesai dan
harus dibaca dengan nada suara menurun.
2. Tanda koma (,) manyatakan larik belum selesai dan
harus dibaca.
3. Tanda satu garis miring (/) untuk jeda.
4. Tanda dua garis miring(//) untuk hentian.
5. Tanda tiga garis miring (///) untuk hentian
terakhir.
Memahami Penyusunan
Puisi

Utuk menyusun sebuah puisi dapat menggunakan prosedur sebagai


berikut:
1. Menentukan struktur batin puisi (menentukan tema, menentukan
amanat, menentukan perasaan yang hendak disampaikan,
menggambarkan suasana)
2. Menentukan struktur puisi yang mencakup pemilihan kata yang
tepat, penentuan imaji yang hendak diciptakan, penentuan
tipografi puisi, penentuan bahasa yang hendak digunakan,
penentuan pola rima yang hendak digunakan, penentuan judul
yang paling sesuai singkat dan tepat)
SEKIAN
Struktur
fisik

Rima Tipografi
Diksi Imaji Kata konkret Majas atau
gaya Bahasa

kembali
Struktur
batin

Perasaan Tema Nada Amanat

kembali
MANTRA
Mantra adalah ucapan-ucapan yang dianggap memiliki
kekuatan gaib.

Contoh:
Assalammu’alaikum putri satulung besar
Yang beralun berilir simayang
Mari kecil, kemari
Aku menyanggul rambutmu
Aku membawa sadap gading
Akan membasuh mukamu
kembali
PANTUN
Pantun adalah puisi yang bercirikan bersajak a-b-a-b, tiap bait
4 baris, tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, 2 baris awal
sebagai sampiran, 2 baris berikutnya sebagai isi. Pembagian
pantun menurut isinya terdiri dari pantun anak, muda-mudi,
agama/nasihat, teka-teki, jenaka.

Contoh:
Kalau ada jarum patah
Jangan dimasukkan ke dalam peti
Kalau ada kataku yang salah
Jangan dimasukkan ke dalam hati
kembali
KARMINA
Karmina adalah pantun kilat seperti pantun tetapi pendek.

Contoh:
Kura-kura dalam perahu, (a)
pura-pura tidak tahu. (a)

kembali
SELOKA
Seloka adalah pantun berkait. Berisikan pepatah maupun
perumpamaan yang mengandung senda gurau, sindiran bahkan ejekan.
Biasanya ditulis empat baris memakai bentuk pantun atau syair,
kadang-kadang dapat juga ditemui seloka yang ditulis lebih dari empat
baris.

Contoh:
Baik budi emak si Randang
Dagang lalu ditanakkan
Tiada berkayu rumah diruntuhkan
Anak pulang kelaparan
Anak dipangku diletakkan
Kera dihutan disusui kembali
GURINDAM
Gurindam adalah puisi yang berdirikan tiap bait 2 baris,
bersajak a-a, berisi nasihat.

Contoh:
Kurang pikir kurang siasat (a)
Tentu dirimu akan tersesat (a)

Barangsiapa tinggalkan sembahyang (b)


Bagai rumah tiada bertiang (b)

Jika suami tiada berhati lurus (c)


Istri pun kelak menjadi kurus (c) kembali
SYAIR
Syair adalah puisi yang bersumber dari Arab dengan ciri
tiap bait 4 baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat atau
cerita.

Contoh:
Dengan bismillah kami mulai,
alhamdulillah selawatnya nabi.
Dengan takdir Allahurobbi,
sampailah maksud yang dicintai.

kembali
TALIBUN
Talibun adalah pantun genap yang tiap bait terdiri dari 6, 8,
ataupun 10 baris.

Contoh:
Bukan hamba takutkan mandi,
takut hamba berbasah-basah,
mandi di lubuk Pariangan.

Bukan hamba takutkan mati,


takut hamba kan patah-patah,
di dalam bertunangan.
kembali

Anda mungkin juga menyukai