Anda di halaman 1dari 236

Daftar isi

Kisah Awal .............................................................................. 1


Masa Remaja Sunan Fajar ...................................................... 4
Sunan Fajar Ke Tanah Sunda ................................................. 47
Perjalanan Armada Kapal Gesang ......................................... 60
Dakwah Sunan Fajar di Desa Tangger .................................. 63
Petualangan Laut .................................................................... 66
Perjalanan Ke Pulau Misterius ............................................... 71
Kisah Sunan Fajar dan Dewi Mertasari ................................. 73
Kisah Ashabul kahfi................................................................. 78
Kisah Nabi Khidir ................................................................... 81
Kisah Nabi Sulaiman ............................................................... 82
Kisah Al-Qamah ...................................................................... 87
Kisah Perang di Zaman Rasulullah SAW ............................... 91
Perang Waddan atau Perang al-Abwa ................................... 92
Kisah Kehidupan Manusia Setelah di Dunia .......................... 103
Nabi Adam dan Siti Hawa Turun ke Bumi .............................. 110
Kisah Nabi Adam dan Siti Hawa di Bumi ............................... 114
Kisah Habil dan Qabil ............................................................ 115
Kisah Para Nabi ...................................................................... 117
Kisah Khulafaur Rasyidin ....................................................... 185
Penjelasan Sunan Fajar tentang Bulan Ramadhan ............... 194
Kisah Sunan Fajar Menerangkan tentang Shalat 5 Waktu..... 224

i
Kisah Awal

Pada suatu pagi yang tenang menjelang matahari terbit,yang


awalnya sangatlah tenang, tiba-tiba terdengar suara tangisan bayi.
Di kamar tengah kerajaan Istana Utama. Siti Solehah sedang
berjuang melahirkan bayi-nya. Karena suara sang bayi sedemikian
keras, ayam berkokok dan burung-burung di pagi hari seolah
menyambut datangnya sang buah hati. " Suaranya keras sekali..."
Panggil saja namanya Raden Satya. ucap paraji ndalem langganan
istana. Sudah lama sang Paraji memeriksa dan membantu di
istana. Bahkan kakang mahisa Sabrang juga dulu dibantu Bi
Paraji. Langit seakan menyambut kelahiran sang patih. Di lain
tempat, Dua orang penunggang kuda, yaitu Sang Pamanda melaju
kudanya dengan kecepatan tinggi. Sepatu mengeluarkan percikan
api diatas tanah berkerikil,meskipun sang kuda sudah melaju
kencang, Paman Ken Pamanda bersama rekan di Kraton, " Elang
tangkasak" masih memacu Sang Kuda. Dalam pikiran Sang Prabu
terbesit sangat ingin bertemu dengan Keponakan baru-nya. Tapi di
sisi lain, sang Paman hendak menyampaikan kabar penting, untuk
disampaikan kepada Sang guru katuranggan yaitu : Ki ageng
monggo.
Paman Ken Pamanda membawa sepucuk surat dari
Maharaja Istana Utama untuk disampaikan ke Ki ageng monggo.
Dan sang Maharaja berpesan untuk se-segera mungkin surat ini
diantar. Elang tangkasak membuntuti dari belakang. Ibarat
bayangan, sang pengawal dengan setia mengawal Sang Prabu.
Pamanda mengendarai Kuda kesayangan Kiyai garuda. Sementara
Elang Tangkasak mengendarai kiyai puputan. Yang memang

1
kuda-kuda pilihan untuk jarak tempuh panjang dan kecepatan
tinggi.
Ken Pamanda, menghentikan kecepatan kuda-nya. Elang
tangkasak baru bertanya setelah kuda Ken Pamanda telah berhenti
total. "Ada apa kakang Prabu ..."? Kemudian pamanda memberi
tanda untuk diam sebentar. Kuda dititipkan kepada pengawal. Ken
Pamanda merangsek masuk ke alang-alang lebat di sebelah kiri. "
Saya kira disinilah tempatnya."setelah mengikuti Ken Pamanda,
barulah setelah mengikuti Sang Komandan. Baru tahulah ia. "
Ternyata ditemukan sebuah prasasti. Mpu Jaksana di Sumenep.
Mengatakan pada Ken Pamanda bahwa terdapat prasasti, kira2
sebelum air terjun." kita istirahat di sini..."Perjalanan dari
Sumenep ke Istana Utama adalah perjalanan yang melelahkan.
Dan mereka pun membuat kemah dan bermalam disana.
Hingga keesokan paginya.di waktu Shubuh Elang Tangkasak
dibangunkan Ken Pamanda :" Ayo kita berangkat...".Ken
Pamanda sudah menandai prasasti tersebut. Patokan-nya adalah
Pohon beringin dengan tiga buah batu besar. Kembali kepada
kelahiran Sunan Fajar. Sesaat setelah kelahirannya dan
dibersihkan, Arya Mahagesang, sang ayah menempelkan Pedang
di kening sang bayi:" agar kau kelak menjadi seorang Ksatria,
ujar sang ayah...". Kemudian sang ibu. Nyai Siti Solehah
senantiasa merawat dengan senang hati. Meskipun di istana
pelayan dan pembantu yang dapat merawat bayi, sang ibu tidak
ingin sang bayi dirawat orang lain. Bahkan Sang Kakanda
Sabrang waktu kecilnya juga sempat lama diasuh oleh Nyai Siti
Solehah.
Saat peringatan syukuran kelahiran Sunan Fajar,
diadakanlah Syukuran. Beberapa sepupu sibuk membantu
jalannya acara : "Sarangga Jaya". " Rangga Santosa " dan "
Raden Singgih". Adalah pembuat tumpeng. ' Seluruh keluarga

2
besar akan hadir , galih asem (mbah galih asem), debog bosok
(mbah debog bosok), gropak sente (mbah gropak sente),gantung
siwur (mbah gantung siwur), udeg-udeg (mbah udeg-udeg),
wareng (mbah wareng), canggah (mbah canggah), buyut (mbah
buyut), embah sampai bapak Semua akan datang. Papar kakang
mahisa sabrang.
Kemudian terdengar suara langkah derap kuda. tibalah
rombongan pamanda dan sang pengawal , Masuklah ken
Pamanda. Sang Perwira tersebut sangat senang atas kelahiran sang
bayi. Hingga akhirnya Sang Prabu Arya Mahagesang bertanya :
"Wahai Ken Pamanda , apa kabar...". Seraya memeluk Sang
Paman. Lalu Lembu Pamanda menyampaikan amanat suratnya.
setelah membaca Isi surat itu bahwa Sang Arya Mahagesang
dipanggil oleh Raden swara. Kemudian malam harinya tanpa
menunggu sang paman menginap, berangkatlah total rombongan 5
orang berkuda menuju Gesang Sesampainya di Kerajaan, maksud
Sang Raja yang bergelar Sambura Wura mengundang Arya
Mahagesang adalah ingin konsultasi mengenai tata Negara.
Pagelaran Seni: Pagelaran seni di Kraton disajikan dengan
berbagai bentuk, juga berbagai tema sajian. Misalnya pagelaran
tari. Alat musik Gamelan , selain dipelajari cara memainkannya.
Sunan Fajar sejak kecil juga diajak ke ayahnya ke Tempat
pembuatannya. Beberapa ahli logam bekerja keras dan tidak kenal
lelah, bahkan terus bekerja meskipun Sunan Fajar dan sang ayah
datang untuk menyaksikan pekerjaannya. Sunan fajar sendiri
sangat senang kalau diajak ke tempat pembuatan Bonang
Gamelan. Menurut sang ayah juga, Mendengar pukulan Gamelan
dapat mewujudkan ketenangan tersendiri. Gerakan tari juga
menyehatkan, dengan gerakan gemulai dan teratur.
Di kesempatan lainnya. Saat itu di Jazirah Arab, yaitu
Dinasti Abbasiyah. Sedang berlangsunglah Daulah disana yang

3
sedang dalam invasi pasukan Mongolia. Dan beberapa warga
Daulah Abbasiyah yaitu Baghdad, sudah ada yang beberapa kloter
datang ke Tanah Jawa. Sunan Fajar hidup di suasana kerajaan
hindu budha, sunan fajar dapat menyesuaikan diri. Urutan silsilah
Sunan Fajar dari atas adalah :
Nabi Muhammad SAW 2. Sayyidah Fathimah Az-
Zahra 3. Al-Husain 4. Ali Zainal Abidin 5. Muhammad Al-
Baqir 6. Ja‟far Shadiq 7. Ali Al-Uraidhi 8. Muhammad 9.
Isa 10. Ahmad Al-Muhajir 11. Ubaidillah 12. Alwi 13.
Muhammad 14. Alwi 15. Ali Khali‟ Qasam 16. Muhammad
Shahib Mirbath 17. Alwi Ammil Faqih 18. Abdul Malik
Azmatkhan 19. Abdillah 20. Ahmad Jalaluddin 21.
Jamaluddin Al-Husain 22. Ibrahim Zainuddin Al-Akbar 23.
Maulana Ishak 24. Maulana Islam.

Masa Remaja Sunan Fajar


Masa remaja Sunan fajar banyak diisi dengan kegiatan
latihan perang (tata keprajuritan), tata Negara, maupun tata sastra.
Salah satu gurunya adalah Ki ageng monggo. Kondisi di Kraton
Gesang sangat nyaman. Meskipun sebetulnya, masih bercorak
hindu-budha . Kegiatan keislaman di Kraton sudah dilaksanakan.
Dinding Kraton dengan batu bata yang tersusun rapi. Saat malam
hari obor menempel di sudut - sudut ruangan Kraton dan istana di
pasang obor, sehingga menambah syahdu suasana kraton istana di
malam hari. Berikut adalah materi-materi Pembelajaran Sunan
Fajar dengan Ki ageng monggo :

Pakaian Yang Dikenakan Di Kerajaan Gesang


Sehari-hari mengenakan kain yang menutupi dada hingga
bawah lutut. Rambut mereka dibiarkan terurai. Sementara raja
memakai mantel dari sutra, sepatu dari kulit, dan rambutnya

4
disanggul memakai kerincingan emas. Demikian catatan utusan
Dinasti Sung saat mendatangi Jawa pada abad ke-10. Pada masa
itu, pakaian bukan sekadar penutup tubuh, tetapi juga
mencerminkan status sosial. Beda rakyat dan bangsawan terletak
pada perhiasan yang dipakai untuk melengkapi pakaiannya dan
kelihatan lebih mewah. Motif itu tentunya dapat pula diasumsikan
bagi masyarakat pada masa lampau seorang pendeta biasa
memakai pakaian yang agak berbeda dengan perempuan
umumnya. Mungkin dapat dikaitkan dengan nilai simbolik pada
garis kain yang digunakan.Mereka mengenakan pakaian dari
katun dan sutra. Warnanya bermacam-macam: merah, biru, hijau
tua, jingga, dan ungu. Pun pola hiasnya beragam.
―Paling banyak ditemui adalah hiasan tumpal di
samping ragam hias gringsing, kawung, bunga-bungaan,
dan bakung, “Yang menarik kain-kain itu disulam dengan
benang emas atau dilukis dengan debu emas cair. Dalam
batik tradisional dikenal istilah prada.

Beberapa jenis ragam hias kain pada arca menunjukkan


motif hias kawung, ceplokan, banji, dan tumpal pada bagian
pinggir kain. Kain dengan warna dasar putih (wdihan putih), kain
dengan warna dasar merah (wdihan kalyaga), kain dengan motif
bunga selasih (wdihan sulasih), kain dengan motif bunga (wdihan
ambay-ambay), kain dengan motif bunga dan sulur-suluran di
bagian tepinya (wdihan ganjar patra sisi), kain dengan hiasan
dedaunan (wdihan ronparibu), dan kain dengan hiasan bunga
kapuk dan kerang-kerangan (wdihan syami himi-himi).
Jenis wdihan hanya diperuntukkan bagi laki-laki. Sementara
untuk perempuan disebut ken atau kain. Ada yang disebut dengan
kain halangpakan yang mungkin kain tenun. Ken bwat lor dan ken
bwat wetan bisa diartikan sebagai kain yang didatangkan dari
wilayah utara dan timur.jenis wdihan yang dipakai oleh raja dan

5
keluarganya, antara lain wdihan jaro haji, wdihan ganjar haji
patra sisi, wdihan ganjar haji, wdihan alapnya salari kuning,
wdihan kalyaga, dan wdihan bwat pinilai Pejabat menengah
memakai wdihan ambay-ambay, rangga, wdihan sulasih, dan
wdihan wira. Pejabat rendahan memakai wdihan ronparibu,
wdihan padi, dan wdihan takurang. Rakyat hanya memakai
wdihan biasa. Begitu pula dengan ken untuk perempuan. Istri
pejabat tinggi memakai kain jaro. Istri pejabat menengah memakai
kain pinilai, kain buat ingulu, ken kalyaga, dan ken rangga. Istri
pejabat rendahan memakai kain pangkat, kain laki, kain
atmaraksa, kain halangpakan, kain putih, dan ken biasa.
Sedangkan rakyat hanya memakai ken biasa. Sunan Fajar
berprinsip bahwa sistem kasta memang sedang berlangsung saat
itu, tetapi Allah SWT berfikir bahwa dalam pandangan Allah
SWT, manusia dinilai dari amal dan akhlaknya. Begitu pula dalam
hal berpakaian, menurut Islam berpakaian adalah hal yang penting
dikarenakan fungsinya menutup aurat, dari sisi fungsi estetik
adalah untuk ber-hablumminannas dengan baik.

Pertanian Di Kerajaan Gesang


Pada pertemuan agung dihadap oleh segenap aparat
pemerintahan, tidak kurang dari penguasa Gesang sendiri
menganjurkan kepada seluruh rakyat untuk selalu memperhatikan
kesuburan sawah, pentingnya memelihara jalan dan jembatan serta
berbagai macam tanaman. Dianjurkan pula agar aparat pemerintah
mengambil langkah-langkah untuk menghalangi tuan-tuan tanah
yang rakus. Sebab jika itu dibiarkan, maka penduduk desa yang
tidak bertanah akan meninggalkan desa dan akan menjadi
penjahat. Anjuran penguasa terhadap aparat pemerintahan yang
sekaligus berkenaan untuk rakyat kebanyakan tentang pentingnya
sektor persawahan, jelas merupakan perangsang yang sangat

6
berguna untuk lebih meningkatkan produksi pertanian. Disamping
itu, pemerintah Kerajaan Gesang menciptakan pula kebijaksanaan
khusus melalui perundang-undangan. Ditekankan oleh pemerintah
agar kaum Waisya harus pandai menyebar benih, maupun
penguasaan pembedaan antara tanah yang subur dan gersang,
sekaligus mempergunakan timbangan dan cara menyimpan barang
serta pengaturan jual-beli. Gambaran mengenai seperangkat
kemampuan yang ditekankan perlu dimiliki oleh masyarakat
petani ini tersirat dalam kitab undang-undang KutaraWicaksana.
Sumber pangan yang menjadi prioritas utama dalam
pembangunan pertanian Gesang adalah beras. Hasil panen dua
kali dalam setahun.
Usaha memaparkan teknologi pertanian itu sendiri, tidak
dapat dilepaskan dari jaringan irigasi yang mendukung
persawahan. Gambaran tentang beragamnya irigasi yang dibangun
masa pemerintahan Gesang, yaitu: dawuhan, wwatan, tambak,
tamang, tamya, talang, weluran, arung, tembuku dan subaki. T
tidak kurang dari 20 buah waduk, 6 waduk berada di ibukota
kerajaan. Disamping bangunan air di Ibukota kerajaan masih
terdapat tiga buah kolam buatan (Segaran, Balong Bunder, dan
Balong Dowo), serta kanal-kanal bertanggul. Bahkan diduga di
Ibukota kerajaan masih terdapat saluran-saluran air kecil untuk
mengairi sawah yang semua itu merupakan bagian dari sistem
jaringan di daerah tersebut.
Pentingnya saluran air bagi pertumbuhan tanaman dan
kesuburan tanah, maka pembangunan pertanian Gesang seakan-
akan menekankan pada prioritas pembangunan saluran-saluran
irigasi dalam rangka proses pembangunannya. Sistem pengadaan
institusi masyarakat pun dibuat guna menata dan mengolah bidang
pertanian. Jabatan-jabatan yang tercermin dari isi beberapa
prasasti antara lain: matamwak, huluair, penghulu banyu, klian

7
subak.faktor-faktor keberhasilan pembangunan pertanian di
Kerajaan Gesang diantaranya adalah kebijakan pemerintah dalam
menciptakan iklim yang merangsang untuk memajukan pertanian.
Faktor lain yang dapat ditunjuk yaitu kebijaksanaan pemerintah
dalam menyelenggarakan prasaraana fisik dan sosial yang
merupakan alat untuk mencapai tujuan pembangunan pertanian.

Ilmu Mengenai Keris


1. Bagian dari budaya Jawa sebagai salah satu kelengkapan
hidup orang Jawa yang tergambar dalam konsep: wisma
(rumah), garwa (istri), turangga (kuda), kukila (burung), dan
curiga (senjata keris).
2. Dalam tataran masyarakat Jawa, selain untuk senjata, apalagi
fungsi keris ? Untuk status sosial dan untuk identifikasi
pangkat tertentu. Jadi, sebuah keris pada masanya digunakan
untuk menunjukkan posisi atau kepangkatan seseorang. Selain
itu, membuat mereka lebih berani dalam pengambilan
keputusan. Jadi, semacam untuk kharisma.
3. Keris itu yang membedakan ada tiga kriteria. Pertama,tata
bentuk atau yang disebut dapur. Pada awalnya keris dibuat
dengan bentuk lurus saja. Namun, karena pemahaman orang
Jawa bahwa surga itu terletak pada langit lapis ke-9, maka
pada akhir abad ke-9 mulailah dibuat keris berlekuk atauluk.
Lahirlah yang namanya kerisluk9. Filosofinya adalah hidup
ini tidak selamanya lurus, banyak yang dituju dan ditanggung.
Kedua, karena keris merupakan identitas maka bagi orang
Jawa khususnya, mereka tidak bisa hidup tanpa keris. Jati
dirinya tidak akan terlihat tanpa keris. Itu tercermin
darkriyakeris, yang dimana dalam islam jugan tidak dilarang
selama tidak terjatuh dalam niat musyrik. Ketiga, keris
merupakan warisan. Orang Jawa memiliki pemahaman bahwa
mewarisi tanah sama dengan mewarisi pusaka. Makanya, keris
banyak diturunkan ke anak cucu mereka karena dianggap
sebagai pusaka atau benda warisan.

8
Permasalahan Pakaian (Adhimukhyabhusana)

Raja dan permaisuri memiliki perbedaan nama, untuk yang


dikenakan oleh raja disebut Mahabhusana Rajakaputran, Pakaian
ini terdiri dari Makuta, Sumping, Kundala, Kalung, Upawita,
Udarabandha, Uncal, Katibandha, Kilatbahu, Gelangkana,
Kalpika, Binggel, Nupura, Sampet, Kampuh, Sinjang, Sabuk,
Sasampur dan Gamparan.
Sedangkan pakaian yang dikenakan permaisuri kerajaan
Gesang disebut Mahabhusana Rajakaputrian permana, yang
terdiri dari Makuta, Sumping, Kundala, Karah, Kalung, Upawita,
Udarabandha, Uncal, Katibandha, Kilatbahu, Gelangkana,
Kalpika, Binggel, Nupura, Sampet, Wastra, Kampuh, Sinjang,
Sabuk, Sasampur dan Gamparan.
Tidak hanya raja dan permaisuri, rakyat di kerajaan juga
punya pakaian yang biasa dikenakan sehari-hari, bernama
Bhusana Gagampang. Laki-laki dan perempuan punya corak dan
detail aksesoris yang berbeda.
Laki-laki mengenakan Bhusana Gagampang Putra yang
terdiri dari Gelung Cacandyan, Suweng, Kalung, Kilatbahu,
Gelangkana, Binggel, Sinjang, Sabuk, Gamparan.
Sedangkan perempuan mengenakan Bhusana Gagampang
Putri yang terdiri dari Gelung Kekendon, Suweng, Kalung,
Gelangkana, Binggel, Kampuh dengan Sampir, Sinjang dan
Gamparan.
Tata rias pada zaman Kerajaan ini pada bagian wajah
terdiri dari Pupur Menur (bedak dari bunga melati), Halis Luncip
Candra Tanggal (bentuk alis seperti bulan sabit), Tilaka (tanda di
dahi) dan Sipat Pupus Padu (garis kelopak mata yang berpadu di
sudut mata).
Kemudian, ada Cecek Kembang ing Hawu (hiasan
berbentuk bunga dari abu pada pelipis), Lati Aruna (pewarna

9
bibir merah kecoklatan), Jenu Kanaka (bedak keemasan), Wida
Kusuma (bedak dari bunga-bungaan) dan Sekartaji (hiasan bunga
pada telinga).
Lalu pada bagian rambut terdiri dari Wahel Salaga ning
Menur (untaian bunga melati pada rambut), Tajuk Anggrek
Sasangka (hiasan bunga anggrek bulan), Gelung Kekendon
(gelung miring kiri untuk wanita), serta Gelung Cacandyan
(gelung mengerucut di ubun-ubun menyerupai candi).

Kebudayaan Di Kerajaan Gesang


Sunan fajar dalam dakwah senantiasa menggabungkan
katauhidan islam dan kebudayaan di tanah air. Dan di
sampaikan dengan baik. Menurut sang sunan, antara ajaran
islam dengan jawa, justru adalah selaras. Sang sunan juga
mengajarkan untuk selalu tidak lupa terhadap leluhur karena
dalam ajaran islam juga ditekankan adanya patuh terhadap
orang tua dan nenek moyang. Adanya sebuah kajian dari
negeri Daha pun disampaikan juga terhadap para santri :
Aliran Kejawen ‖Sangkan Paraning Dumadi Sri Jayabaya”
adalah aliran kepercayaan yang mempercayai adanya silsilah
manusia yang digabungkan dengan cerita dalam pewayangan.
Berikut adalah sedikit penjelasannya. Menurut kepercayaan ini,
sebenarnya pohon silsilah itu ada tiga golongan, yaitu: sejarah
silsilah manusia, sejarah silsilah banu jan (yang sama sekali tidak
diketahui manusia) dan sejarah silsilah campuran manusia dan
banu jan (inipun tidak banyak diketahui)
Berikut ini adalah silsilah itu yang akhirnya menurunkan
silsilah Raja Kadiri Jayabaya:
1. Nabi Adam (Sang Hyang Janmawalijaya / Sang Hyang
Adhama)
2. Nabi Sis (Sang Hyang Syta)

10
3. Sayid Anwar (Sang Hyang Nur Cahya)
4. Sang Hyang Nurasa
5. Sang Hyang Wenang (Sang Hyang Wisesa)
6. Sang Hyang Manik Maya (Betara Guru)
7. Betara Brama / Sri Maha Punggung / Dewa Brama
8. Betara Sadana (Brahmanisita)
9. Betara Satapa (Tritusta)
10. Bambang parikanan
11. Resi Manumayasa
12. Resi Sekutrem
13. Begawan Sakri
14. Begawan Palasara
15. Begawan Abiyasa (Maharaja Sanjaya)
16. Pandu Dewanata
17. Dananjaya (R.Arjuna)
18. R. Abimanyu
19. Prabu Parikesit
20. Prabu Yudayana
21. Prabu Yudayaka (Jaya Darma)
22. Prabu Gendrayana
23. Prabu Jayabaya
24. Prabu Jaya Amijaya
25. Prabu Jaya Amisena
26. Raden Kusumawicitra
27. Raden Citrasuma
28. Raden Pancadriya
29. Raden Anglingdriya
30. Prabu Suwelacala
31. Prabu Sri Maha Punggung
32. Prabu Kandihawan (Jayalengkara)
33. Resi Gatayu

11
34. Resi Lembu Amiluhur
35. Raden Panji Asmara Bangun (Inu Kertapati)
36. Raden Kudalaweyan (Mahesa Tandreman)
37. Raden Banjaran Sari
38. Raden Munding Sari
39. Raden Munding Wangi
40. Prabu Pamekas
41. Raden Jaka Sesuruh (R. Wijaya / raja Majapahit)
42. Prabu Taruma (Bhre Kumara)

SANGKAN PARANING DUMADI


Berikut ini adalah beberapa pengertian dari terjemahan
yang mungkin berasal dari Kitab Sangkan Paraning Dumadi yang
merupakan warisan leluhur Tanah Jawa.Sebelum manusia itu lahir
(dumadi) ke dunia adalah belum mempunyai nama (asmo/ asma/
nami/ aran/ jejuluk/ tetenger) yang bisa dikatakan belum ada. Dan
setelah manusia itu lahir barulah akan diberi nama atau dengan
kata lain mempunyai nama, dengan begitu artinya manusia itu
asalnya tidak ada menjadi ada dan kemudian pada akhirnya
menjadi tidak ada lagi /sempurna.
Kemudian syarat-syarat agar supaya bisa mendapatkan
tempat hidup sebenarnya (sejatine urip) yang kekal, adalah bukan
karena kata-kata siapa tetapi hanya melulu karena pengetahuan
yang benar-benar karena diberi penglihatan batin (kawruh). Dan
sekali lagi syarat-syarat itu bukan karena manusia (oleh manusia),
tetapi benar adalah karena (......) orang Jawa tidak berani
menyebutnya karena dianggap njangkar (tidak sopan), yaitu Gusti
yang menciptakan jagat gumelar (bumi dan seisinya).

12
A. Pengertian Tentang Roso lan Ros-rosing (Rasa dan Ruas-
ruasnya)
Roso adalah alat untuk hidup, dan ruas-ruasnya (ros-
rosing roso) adalah penggalan-penggalannya yang diberi nama,
artinya ada rasa begini, ada rasa begitu (asin, manis, pahit,
dingin, panas, dll) dan itu semua adalah termasuk dalam rasa
seutuhnya (roso sejati). Roso sejati adalah rasa tidak dapat
berubah.Ruas-ruas dari rasa itu semua tadi akan lengket
menempel di badan halus maupun badan kasar kita. Ruas-ruas
rasa yang lain seperti: kerasan, kesepian, cinta, dendam,
bahagia itu juga merupakan bagian dari ruas-ruas rasa yang
akan menempel pada hati (perasaan).
Sedangkan rasa mujur, sengsara, ingat, waspada, curiga,
kasihan, menyesal, ikhlas itu dimana-mana ada (di batin, di
budi, di badan), dan itu dinamakan rasa pikiran (rosoning
pikir).Sebagai contoh: misalnya ketika membuat sayur dan
ternyata rasanya hambar kurang garam, itu kan cukup diberi
garam, bukannya lantas bertengkar. Bila hanya masalah sayur
yang kurang garam saja menjadikan sebuah pertengkaran itu
namanya belum tahu (mengerti) tentang rasa.

B. Pengertian Tentang Reh Mangukut (Warongko Manjing


Curigo)
Artinya reh mangukut ialah jiwa yang mengukut raga
atau jiwa yang meringkes raga (badan), keadan biasa seperti ini
maka badan atau raga ada di luar sedangkan jiwa ada di dalam,
dan sebaliknya apabila terkukut maka jiwa akan meringkes
raga dengan kata lain raga akan masuk kedalam jiwa. Yang
dimaksud jiwa disini adalah badan halus, dan hal inilah yang
dilambangkan sebagai warongko manjing curigo.

13
Banyak ahli kebatinan kasampurnan yang menginginkan
hal seperti ini. Apabila seseorang sudah memahami apa yang
disebut reh mangukut ini maka bisa dianggap Sarjono / Sujono
atau juga Sesepuh (liring sepuh) yang dimaksud adalah: sepi
howo (tanpa kemauan), sepi ing pamuring (tanpa amarah) dan
sepi ing pepengin (tanpa keinginan). Jadi menjalani hidup
dengan menjadi manusia biasa yang sebiasa-biasanya (sepi
howo awas loroning atunggal).

C. Tentang Kebatinan.
Artinya olah batin yaitu menjalankan hal-hal yang baik-
baik saja dan meninggalkan semua yang jelek-jelek. Berkata
harus jujur, sama antara yang diucapkan dan yang dilakukan.
Hal ini adalah agar manusia itu selamat dan sempurna
hidupnya di dunia dan akherat.

D. Tentang Ngelmu.
Ngelmu iku kelakone kanthi laku. Sebuah pepatah Jawa
namun banyak sekali orang yang tidak mengerti artinya. Tetapi
mungkin ini berbeda dengan hal itu. Ngelmu itu sendiri adalah
sesuatu penglihatan yang didapatkan secara batiniah. Sebuah
ngelmu mestinya orang harus mendapatkannya dengan syarat-
syarat laku atau yang sering disebut sebagai laku prihatin.
Namun demikian banyak orang mendapatkan ilmu itu dengan
cara membeli atau dengan bahasa halus mahar. Maka bila kita
ibaratkan orang yang melamar pekerjaan dengan menggunakan
ijazah palsu, saat diwawancarai maka akan dijawab dengan
tidak lancar misalnya, karena memang yang diketahui hanya
kulitnya saja. Kemudian apabila orang itu sudah menhalani
pekerjaan tersebut, apapun yang dikerjakan rasanya tidak benar

14
alias ngawur. Demikian pula halnya ngelmu yang tidak
diperoleh dengan laku.

E. Tentang Gusti.
Gusti itu berasal dari kata bagus ing ati. Hati yang bagus
itu adalah hati yang selalu bersih dari kotoran alias suci yang
berarti pula berada pada hyang widhi (pencipta alam semesta).
Maka dari itu manusia yang dapat membersihkan hatinya dari
kotoran dan selalu berbuat kebaikan disebut pula sebagai orang
yang telah dapat menyatukan antara lahir dan batin, dan itulah
yang disebut manunggaling kawulo lan gusti.

F. Tentang Ghaib.
Yang disebut ghaib adalah sesuatu yang samara, tidak
dapat diraba dengan tangan, tidak dapat dilihat dengan mata.
Hal ini juga yang dikatakan dekat tanpa singgungan dan jauh
tak terhingga yang ukurannya sebesar mrica dibubut.

G. Pengertian Tentang Loro-loroning Atunggal


Artinya dua tetapi satu, yaitu antara jiwa dan raga. Jiwa
itu pengganti gusti dan raga pengganti kawulo, jadi bersatunya
antara kawulo dan gusti, dan itulah yang disebut sebagai loro-
loroning atunggal tadi dan benar-benar bersatu dan menyatu.
Sedangkan teluning atunggal adalah bersemayam pada:
nama (jeneng/ asmo/ asma/ nami/ aran/ juluk/ tetenger), ingsun
(aku/ rogo/ wadag) dan urip (ALLAH).
Sembah rogo adalah sembah yang dilakukan dengan
raga, misalnya: sembahyang dan semedi. Sembah cipto (kalbu)
adalah sembah dengan pikiran/akal. Sembah jiwa adalah
sembah dengan mental atau budi (karakter). Yang terakhir
sembah rasa adalah alat untuk hidup dimana selalu ada korban
perasaan.

15
H. Pengetahuan Tentang Angka Nol (0) Sampai Dengan
Angka Duapuluh (20)
Angka 0 (nol), artinya itu memberitahukan bila kosong,
bersemayam pada anak kecil yang belum tahu apa-apa (wang-
wung).
Angka 1 (satu/siji), dari kata isine aji, tetapi bukan untuk
barang-barang berharga seperti mas berlian tetapi ajining diri,
yang berada pada orang-orang yang baik pribadinya yang akan
dihormati oleh sesama, maka dari itu angka satu itu
bersemayam pada gusti yang berasal dari kata bagusing ati
yang menjadikan angka satu berasal dari angka nol.
Angka 2 (dua/loro), berada pada ayah dan ibu, yang
bersemayam pada isi dunia yang selalu berpasangan, ada
bahagia ada sedih, ada raga ada jiwa, ada siang ada malam, ada
pria ada wanita, dsb.
Angka 3 (tiga/telu), adanya manusia yang selalu
mempunyai sifat tiga perkara, hidup, rasa dan raga atau
berkarya. Makan dan mati, dan bagi rumah tangga ada bapak,
ibu dan anak.
Angka 4 (empat/papat), menurut kepercayaan Jawa
manusia mempunyai empat saudara: mutmainah (putihnya air),
amarah (merahnya darah), supiah (kuningnya angin) dan
aluamah (hitamnya tanah). ONGKO 4= (PAPAT) ,
dununge.manungso due sedulur papat, atau mingkin dapat juga
diberi nama keblat papat.
Angka 5 (lima/limo), berada pada keblat papat limo
pancer, bersemayam bila dijabarkan maka terdapat pada
jenazah dan empat orang yang membawa/memikul keranda.
Angka 6 (enam/nem), tang berasal dari kata nemu,
bersemayam pada sedulur papat limo pancer, yang ke-enam

16
adalah bayangannya, dan bila diutarakan maka menjadi arah
mata angin: Timur, Barat, Utara, Selatan, bawah dan atas.
Angka 7 (tujuh/pitu), bersemayam pada tujuh nama hari:
Senin, Selasa, Rabo, Kamis, Jum‘at, sabtu dan Minggu. Bisa
juga dengan adanya rambut, kulit, daging, tulang, sunsum, urat
dan darah.
Angka 8 (delapan/wolu), maksudnya jangan menghindar
(owal) terhadap barang yang diperlukan, dan mestinya jangan
lupa terhadap perbuatan yang baik tadi, bersemayam pada
windu (8 tahun) atau wali wolu (di Jawa ada pemahaman wali
yang bener hanya 8 orang).
Angka 9 (sembilan/songo), pengertiannya adalah
seorang bayi ada dalam kandungan selama sembilan bulan,
bersemayam pada wali wolu dengan penutup yang ke-
sembilan.
Angka 10 (sepuluh), terdiri dari angka 1 dan 0. Angka
ini sudah memberikan sasmita kepada manusia, bahwa itu
merupakan bersatunya antara kawulo dan gusti, yang bisa
dikatakan sebagai pinjam-meminjam. Artinya hidup itu apabila
tidak meminjam raga tidak dapat bergerak sedikitpun dan tidak
berarti apa-apa, demikian pula raga apabila sudah tidak
bernyawa mau apa lagi. Lebih sederhananya begini: angka satu
(1) apabila tanpa angka nol (0) tidak bisa berbunyi sepuluh.
Angka 11 (sebelas/sewelas), menjelmanya angka sebelas
ini adalah perlambang kepada kita ketika bapak/ibu bersanding
di pelaminan.
Angka 12 (duabelas/rolas), 1 (satu) artinya hidup, 2
(dua) artinya laki-laki/perempuan yaitu bapak dan ibu yang
diartikan sebagai rong elas (rong iji = dua buah). Hidup yang
satu itu bersemayam (ngerong) pada dua (loro) orang, yaitu
bapak dan ibu

17
Angka 13 (tigabelas/telulas), artinya hidup itu
menghidupi tiga perkara: manusia, hewan dan tumbuh-
tumbuhan.
Angka 14 (empatbelas/patbelas), artinya hidup itu
mempunyai empat unsur: air, api, udara dan tanah.
Angka 15 (limabelas/limolas), artinya hidup itu
menggunakan lima macam alat yang disebut panca indra:
telinga, mata, hidung, mulut dan lidah (indra perasa termasuk
kulit).
Angka 16 (enambelas/nembelas), artinya hidup itu
terdiri dari enam bagian: mutmainah, amarah, supiah, aluamah,
bayangan dan badan kasar.
Angka 17 (tujuhbelas/pitulas), artinya hidup sebagai
manusia itu harus memiliki: bulu/rambut, kulit, otot (daging),
tulang, sunsum, urat (otot) dan darah.
Angka 18 (delapanbelas/wolulas), artinya hidup itu
harus menghidupi wali wolu, disamping menghidupi raganya
juga keluhuran budinya, dan ini bisa dibuktikan sampai
sekarang keharuman nama beliau masih terasa, banyak orang
yang datang untuk berziarah ke makam beliau-nya ini. Itulah
contoh orang yang bisa mencapai hidup yang sebenarnya (urip
kang sejati).
Angka 19 (sembilanbelas/songolas), artinya hidup itu
harus menghidupi 9 jalan keluar: telinga (2), mata (2), hidung
(2), mulut (1), anus (1) dan kemaluan (1).
Angka 20 (duapuluh/rongpuluh), artinya hidup itu
bersembunyi (ngerong) di dalam bapak dan ibu, dua orang
yang bisa dipakai untuk ngerong urip siji menjadi dua tetapi
satu (loro-loroning atunggal), dan itulah terjemahannya maka
dari itu duduknya sepasang penganten di pelaminan itu bisa
disebut sebagai sastro jendra hayuningrat.

18
SASTRO JENDRO HAYUNINGRAT:
Tulising gusti kang cetho dumunung ono wujud ing
manungso lanang lan wadon. mulo manungso bisane nggayuh
budi luhur/rahayuning wiwitan lan pungkasan, senajan manungso
iku diwenangake duwe karep nggayuh donyo brono kudu manut
marang krenteg-ke ati kang resik, biso-o ngemong urip kang suci,
nuli biso sampurno lair lan batine.
(Sabda dari YME yang terang benderang ada pada manusia
itu sendiri sebagai laki-laki dan perempuan, maka dari itu apabila
manusia mempunyai keinginan untuk berbudi luhur (selamat dari
permulaan hingga akhir), meskipun manusia itu sudah digariskan
untuk mempunyai keinginan kebendaan duniawi, namun demikian
haruslah mengikuti hati kecil (hati kecil biasanya selalu jujur)
yang bersih, sebisa mungkin mengemban hidup yang suci, dan
nantinya akan bisa sempurna lahir dan batin)

H. Pengertian Tentang Huruf Jawa


Huruf Jawa (dasar) itu ada 20 macam, yaitu: ho no co ro ko,
do to so wo lo, po dho jo yo nyo dan mo go bo tho ngo. Ke-20
macam huruf ini mempunyai sifat masing-masing yang bila
diterjemahkan adalah sebagai jari-jari manusia, dan masing-
masing mempunyai arti sendiri-sendiri.
Ho = hurip (hidup), no = nur, co = cahaya, ro = roh, ko =
kumpul, do = dzat, to = tes, so = siji, wo = wujud, lo = langgeng
(kekal), po = papan, dho = dhawuh (perintah), jo = jasad, yo =
nyaguhi (sanggup), nyo = ngelungake (memberikan), mo = margo
(jalan), go = gaib, bo = babar (lahir), tho = thukul (tumbuh) dan
terakhir ngo = ngalam gumilang.

19
I. Tentang Huruf Jawa Yang Disusun Yang Paling Depan
Dengan Paling Belakang.
Ho ngo = hangen-hangen (angan-angan), no tho = nuthuk
(memukul), co bo = coblong/bolong, ro go = raga, ko mo = benih,
do nyo = ndonyo (dunia), to yo = air, so jo = siji, wo dho =
wadhah (tempat) dan lo po = lampus.
Huruf pertama dan huruf ke-9 adalah ho wo. Howo adalah
udara, dan sifat ini ada pada laki-laki karena laki-laki mempunyai
lobang jumlah sembilan. Dan apabila 20 dikurangi sembilan (9)
akan ada sebelas (11), sifat itu ada pada wanita karena wanita
mempunyai 11 lobang, selisih dua dengan laki-laki yaitu pada
puting susu.

J. Pengertian Tentang Hawa Nafsu


Hawa artinya angkara murka, nafsu adalah daya kekuatan.
Jadi hawa-nafsu secara keseluruhan berarti angkara murka yang
didorong oleh kekuatan syetan.

K. Tentang Sedulur Papat Limo Pancer


1. Mutmainah: bersemayam di jantung berwujud air berwarna
putih, dengan watak yang suci dan sungguh-sungguh, pintunya
ada di hidung. Hidung adalah alat atau panca indra yang tak
pernah bohong. Contoh: ketika hidung mencium bau ikan asin
maka bisa dipastikan du dapur ada yang memasaknya
meskipun mata belum malihat. Ketika hidung mencium bau
trasi yang kagak enak, tetapi tetap juga dimakan atau
dibutuhkan meski sekedar hanya sebagai bumbu. Ketika
hidung mencium bau harumnya kembang toh ketika dimakan
rasanya tidak enak, pahit.
2. Amarah: bersemayam di empedu, berwarna merah dan
berwatak keras, angkara murka, dan pintunya ada di telinga.
Keterangannya: manusia bisa merasakan baik dan buruk

20
karena mempunyai telinga, dan ketika mempunyai keinginan
yang jahat atau yang baik maka itu karena darah yang
berwarna merah. Darah itulah yang menyebabkan manusia bisa
berbuat sesuatu, dan manusia tanpa darah yang berwarna
merah itu maka dunia ini akan sepi dan tidak akan seperti
sekarang ini.
3. Supiyah: bersemayam di lobang tali plasenta (wudel),
berwujud angin yang berwarna kuning, berwatak mengumbar
hawa nafsu (mau menangnya sendiri), pintunya ada di mata.
Maka dari itu mata bisa dikatakan lanange jagad (yang paling
berkuasa). Mata dipakai untuk melihat semua hal yang tergelar,
maka manusia mempunyai keinginan karena mata melihat.
Supiah pintunya ada di mata tetapi berwujud angin kuning
yang akan keluar dari hidung.
4. Aluamah: bersemayam di lambung yaitu tempat menyimpan
makanan, kalau usus merupakan tempat kotoran. Aluamah
berwujud tanah yang berwarna hitam, mempunyai kesenangan
untuk merasakan makanan yang enak-enak, maunya hanya
senang dan enak. Pintunya ada di mulut, maka dari itu bisa
celaka karena kata-kata yang keluar dari mulut sendiri.
Mulut yang dalam bahasa Jawa cangkem mempunyai arti
cancangen supoyo mingkem (ikatlah agar tertutup), kata-kata
yang baik maupun buruk asalnya sama saja maka akan lebih
baik jika mulut digunakan untuk berkata-kata yang baik-baik
saja. Diam adalah emas.
5. Pelengkap agar menjadi lima adalah hidup, yaitu yang
menghidupi empat perkara yang diatas tadi. Atau yang disebut
sedulur papat kalimo pancer, ya hidup itu adalah pancernya.
Jadi mutmainah, amarah, supiyah dan alumah semua dipinyai
oleh hidup.

21
L. Keblat Papat(4) Limo (5) Pancer dalam Keseharian.
Manusia mempunyai tangan kanan, tangan kiri, kaki kanan,
kaki kiri dan yang ke-lima adalah teluning atunggal, yaitu: baitul
makmur, baitul mukarom dan baitul mukodas.

M. Bibit Dumadi
1. Bayi umur sebulan dilambangkan dengan huruf jo, disebut
nukat ghaib, airnya nur mani, laut berupa layar putih,
bangunannya kumalah yang berarti juga riris tangis.
2. Bayi umur dua bulan dilambangkan dengan huruf yo, disebut
koat ghaib, airnya nur buat, lautnya rantai yang disebut juga
kismo djati.
3. Bayi umur tiga bulan dilambangkan dengan huruf nyo, disebut
rijalolah ghaib, airnya nur roso, lautnya kumolah, yang berarti
juga Hyang Widhi.
4. Bayi berumur empat bulan dilambangkan dengan huruf mo,
disebut rikmo djati. Airnya nur kumoro djati, lautnya bindari
suci yang disebut juga Sang Hyang Adji.
5. Bayi berumur lima bulan dilambangkan dengan huruf go,
disebut jo kumolo, airnya nur kismoyo, lautnya imoloyo, yang
disebut juga Sang Hyang Brahma yang berwujud sedulur limo.
6. Bayi berumur 6 bulan dilambangkan dengan huruf bo, disebut
roso hendro moyo, airnya nur cahyo, lautnya kumoro danu,
yang disebut sebagai manu maningkem manunggale kawulo
lan gusti dengan wujud rasa yang enam itu.
7. Bayi berumur 7 bulan dilambangkan dengan huruf tho, disebut
waringin sungsang, airnya tali roso, lautnya madu nirmolo,
yang berarti Heru Seto Jinggo Moyo Jati. Berwujud air ketuban
dan ari-ari.
8. Bayi berumur 8 bulan dilambangkan dengan huruf ngo, disebut
mayang kumoro sari, airnya manik gito, lautnya cupu purbo

22
miseso yang disebut juga Jono Loko Jati, berwujud kakak
tertua dan si bontot.
9. Bayi berumur 9 bulan dilambangkan dengan huruf wo, disebut
Hendro Loko Jati, airnya nur tirto moyo, lautnya tak bertepi
yang disebut pula Sastro Jendro Hayuningrat dengan wujud
sadad tanpa sabdu.
Setelah itu bayi akan lahir dan melihat terangnya dunia yang
dilambnagkan dengan Bintang Johar sebagai kelahiran (dumadi
ingsun), yang disebut pula bintang Al Ghoniyyu.

N. Pengertian Tentang Tempat Bersemayamnya Angkara Di


Triloko
Triloko (Jagat Telu) terbagi menjadi 3 yaitu: Guru Loko
(ada di otak), Indro Loko (ada di hati) dan Jono Loko (ada di
syahwat/dzakar). Apabila nafsu angkara itu baru berada di otak
(pikiran) maka keinginan orang itu adalah: drajat/ pangkat/ semat/
kramat. Bila nafsu angkara itu berada di Indro Loko (panca indra)
maka orang itu akan mempunyai keinginan untuk menjadi yang
paling unggul/ paling kuat (menange dewe). Dan ketika nafsu
angkara itu berada di syahwat maka bisa dipastikan orang itu
mempunyai tenaga yang super (sangat kuat). Dan yang terakhir
apabila ketiga nafsu itu menyerang bersama-sam pada manusia,
maka bisa diibaratkan manusia itu hidup dengan memelihara
Dosomuko (seorang tokoh jahat dalam cerita Ramayana). Artinya
kita semua akan merugi karena tidak akan bisa menerima wahyu/
wangsit / pepadanging Gusti, dan tentunya akan menjadi
penghalang dalam menjalani kehidupan ini. Dan inilah yang bisa
terjadi apabila manusia itu menjalankan /mencari ngelmu tanpa
laku. (Ada pepatah jawa: Ngelmu iku kalakone kanthi laku.)

23
O. Sempurnanya Dumadi.
Manusia itu harus dapat mengetahui keberadaan tirto
pawitro mahening suci(air kehidupan yang bersih dan suci).
Dimana sebenarnya itu berada dalam diri sendiri masing-masing.
Dengan cara harus menempuh jalan lakyono yo (mati di dalam
hidup) dan harus juga menengok ke alam lokantoro (antoro =
batas), yaitu perbatasan antara alam halus dan alam kasar.
Maka disana akan kita jumpai perwujudan yang menyerupai
gumuk (rumah rayap yang membesar)/ tawon golek jumono, yaitu
perwujudan dari saudara kita yang disebut kawah ari-ari (air
ketuban). Golek jumono yaitu suatu perlengkapan hidup manusia,
disana akan dijumpai persimpangan jalan (perempatan) yang
merupakan wujud dari 4 cahaya:
Cahaya berwarna merah adalah sumber amarah.
Cahaya berwarna kuning adalah sumber kesenengan.
Cahaya berwarna putih adalah sumber kesucian.
Cahaya berwarna hitam adalah sumber kekuatan (energi).
Dan apabila nanti manusia itu kembali kepada Gusti maka
harus tetap memilih jalan suci, artinya akan dapat kembali kepada
Gusti Yang Maha Suci.

P. Kunci Sangkan Paraning Dumadi


Hyang Sukmo Sejati, seksenono ingsun kirim gondo arum
kang dak kirim sedulurku kang lahir bareng sedino kang dak sebut
kakang kawah adi ari-ari, kakang mbarep adine wuragil. Kang
adoh tanpo wangenan cedak tanpo senggolan, yo iku titipane
wong tuwaku lanang lan wadon. Kakang kawah adi ari-ari moro
tampanono kiriman gondo arum iki, dak suwun jumbuh dadi siji
karo Sang Hyang Sukmo Sejati.
(Hyang Sukma Sejati, saksikanlah aku mengirim
wewangian yang aku alamatkan kepada saudara yang terlahir

24
bersamaku yang saya sebut sebaga kakang kawah adi ari-ari,
kakang sebagai si sulung dan adik sebagai bontot. Yang jauh
tanpa wewangian dan yang dekat tanpa singgungan, yaitu titipan
dari kedua orang tuaku laki-laki dan perempuan. Kakang kawah
adi ari-ari segera terimalah kiriman wewangian ini, dan saya minta
agar menyatu dengan Sang Hyang Sukma Sejati.)

Q. Bibit Sangkan Paraning Dumadi.


Tes putih soko bopo, tes abang soko biyung, wujud gedong
cagak papat lawange songo, gumantung tanpo centhelan isen-
isene Hyang Sukmo Sejati. Lungguhe ono batinku kang suci,
kanggonan wekasan urip sejati, kang aran dzat lan sifat weruh
sak-durunge winarah, tetep madhep mantep langgeng sak kodrat
ingsung, dadio sak ciptaningsun.
(Bijih putih dari bapak dan bijih merah dari ibu, berwujud
bangunan dengan tiang empat dan sembilan pintu, tergantung
tanpa cantelan dan berisi Hyang Sukma Sejati. Bersemayam di
batinku yang suci, sebagai awal hidup sejati, yang mempunyai
dzat dan sifat weruh sak-durunge winarah, tetap setia dan taat
bersamaan dengan diriku, dan jadilah apa yang kukehendaki.)
Ngerti sak-durunge winarah adalah pepatah Jawa yang kira-
kira berarti: dapat mengerti tentang beberapa hal sebelum ada
yang memberi tahu.

R. Tentang Pedoman Hidup. (Tri Prakoro)


Sebenarnya banyak sekali pedoman hidup untuk manusia di
Jawa ini (lihat: Ki Demang Sokowaten), namun demikian disini
mencoba untuk meringkasnya. Dengan itu pedoman hidup bisa
digolongkan menjadi 3, yaitu: Wiryo, Harta dan Tri Winasis.

25
1. Wirya.
Mempunyai pengertian untuk menjunjung tinggi trah orang-
orang besar. Mestinya adalah yang luhur itu budi dan drajat
hidupnya, tetapi disini bisa saja biar keturunan orang yang
luhur budinya tetapi ternyata tidak. Sebagai contoh berikut
ini adalah bersumber dari cerita wayang.
Begawan Wisrowo adalah seorang biksu yang luhur, dan
dipercaya oleh Prabu Sumali, tetapi anakanya yang
bernama Dosomuko tidak juga menjadi anak yang berbakti
(luhur budi) malahan menjadi kekecewaan di dunia, mejadi
sampah dunia.
Begawan Durno, adalah seorang Pandito/Resi dan juga
anak dari Begawan Barat Wojo, tetapi dalam cerita wayang
(versi Jawa) selalu menjadi orang yang berwatak angkara
murka dan bermuka dua, selalu bersikap memuji kepada
Pandawa di depannya, tetapi akan berusaha untuk
menghancurkan Pandawa demi membela Kurawa.
Santrin Kinono adalah orang sangat sudra dengan anggota
badan yang kurang lengkap, tetapi mempunyai hati yang
lurus, dan berbudi luhur. Adalah ketika dia bisa menolong
kepada Pandawa dan terhindar dari marabahaya kebakaran
yang diciptakan oleh Kurawa. Jadi makna sebenarnya disini
tentang berbudi luhur itu bukan pada turunannya, tetapi ada
pada budi yang dibawa masing-masing.
2. Harta.
Arti sebenarnya adalah kaya akan harta benda, tetapi
pengertian disini bukan hanya itu saja, yang penting adalah
kaya akan ilmu pengetahuan. Dengan kaya akan ilmu
pengetahuan maka bisa dipastikan akan menjadi pemaaf,
menjadi orang yang menerima (nrimo), penyabar, sangat
sungguh-sungguh, sangat berhati-hati dan banyak
mempunyai teman yang rukun terhadap sesame, karena

26
keilmuannya itu dapat bermanfaat buat semua saudara
maupun teman-teman semua.
3. Wasis
Yang dimaksud wasis disini adalah kepintaran (pandai).
Orang yang pintar/pandai akan mempunyai banyak
pengetahuan, dan orang yang banyak mempunyai
pengetahuan tidak akan pernah kesusahan, yang penting
agar kepandaiannya itu bukan untuk mengakali orang atau
teman-temannya sendiri, atau juga bukan untuk malakukan
hal-hal yang menyimpang dari pedoman hidup.
Jadi ketiga diatas tadi mestinya harus bisa menjangkaunya,
dan apabila ketiga diatas tadi sama sekali tidak punya, maka
kan hilanglah sifat manusia tadi, dan yang tertinggal hanya
sifat hewani saja. Ya begitu itulah manusia, apabila tidak
mengindahkan akan pedoman hidup dan juga tidak waspada
terhadap Tri Prakoro (Wirya, Harta, Wasis).

S. Tentang Jagad Raya.


Permulaan terjadinya jagat raya ini, adalah ketika jaman
masih awang-uwung (tidak ada apa-apa sama sekali) yang ada
hanya Gusti Allah sendiri. Keadaan yang tanpa apa-apa itu tidak
dapat terlihat oleh mata (tan keno kinoyo ngopo), tetapi ada,
karena adanya kekuasaan dari Gusti Allah. Kemudian
diciptakannyalah tiga perwujudan dan kemudian juga menyatu
kepada ketiga perwujudan tadi yang disebut sebagai Trimurti
(telu-teluning atunggal).
Tiga warnanya, juga tiga kelihatannya dan tiga macam pula
pekerjaannya, tetapi satu yaitu Gusti (Tuhan) Yang Maha Esa.
1. Perwujudan yang pertama adalah Surya sebagai Matahari
dengan kekuasaannya memberikan kehidupan di seluruh jagad.
Baik kasar maupun halus semua adalah kekuasaannya.

27
2. Perwujudan yang kedua adalah Condro sebagai Rembulan
dengan kekuasaannya memberikan perlindungan, memberikan
sandang-pangan dan kemakmuran dengan pemeliharaannya.
3. Perwujudan yang ketiga adalah Kartiko sebagai Bintang yang
mempunyai daya keadilan dan mati, dengan tugas
menghilangkan semua perwujudan yang bersifat tidak kekal.
Ketiga daya penguasaan tadi selalu beredar (hanyokro
manggilingan), berputar terus berganti-ganti tanpa ada putusnya.
Suryo yang membuat hidup, dipelihara dan dirawat oleh Condro,
dan akhirnya dimusnahkan oleh Kartiko, begitulah seterusnya.
Suryo sebagai Matahari, selain mempunyai daya kekuasaan
kehidupan juga mempunyai daya panas yang bisa berubah
menjadi api, selanjutnya bersemayam di antariksa. Condro sebagai
Rembulan, selain mempunyai mengayomi/melindungi juga
mempunyai daya dingin yang bisa berwujud sebagai air, seperti
juga matahari selanjutnya akan bersemayam di antariksa. Begitu
juga Kartiko sebagai bintang, selain mempunyai kekuasaan atas
keadilah dan kematian maka mempunyai daya udara yang netral
dan mempunyai wujud sebagai angin, selanjutnya juga akan
bersemayam di antariksa.
Perwujudan yang tiga warna tadi seterusnya berkumpul
menjadi satu di antariksa, tertiup angin dari atas kebawah, dari
Selatan ke Utara, dari Timur ke Barat, lama-lama api, air dan
angin tadi berhenti berhenti di tengah-tengah jagad raya, dan
gumantung tanpa canthelan (tergantung tanpa penyangga) dan
perwujudan akhir ini yang disebut sebagai maghma..
Lama kelamaan maghma tadi menjadi berkerak dan
berwujud sebagai mineral, besi, baja, emas, perak, dan lain-lain.
Mineral-mineral tadi terus berkembang menjadi batu, dan batu
berkembang menjadi pasir, pasir berkembang menjadi tanah.
Karena maghma tadi adalah perwujudan yang sangat panas dan
terbungkus oleh batu, pasir, tanah dan sebagainya maka lama-

28
kelamaan akan menguap dan air akan meresap kedalam tanah.
Tanah yang basah oleh air dan mendapat sinar matahari lama-
kelamaan di bumi ini terjadi berbagai macam tumbuhan yang
beraneka warna
Ya keadaan seperti itulah yang kemudian dinamakan bumi
sap pitu (lapis tujuh):
Maghma, Mineral, Batu, Pasir, Tanah, Air dan
Tumbuh-tumbuhan. Dan bumi sendiri itu mempunyai
cahaya yang berwarna hitam. Itu semua tadi adalah asal-
usul jagad raya (Jagad Agung) ini.

Dan berputarnya bumi itu diatur oleh kekuasaan Surya


maka kemudian dinamakan Tata Surya. Dan secara lengkap alam
semesta ini mempunyai empat macam cahaya, yang masing-
masing berwarna: merah (dari surya), kuning (dari condro), putih
(dari kartiko) dan hitam (dari bumi). Tetapi karena dari keempat
tadi hanya cahaya hitam yang tidak tampak dan tidak bisa
memancar, maka cahaya merah, kuning dan putih akan memancar
kan cahayanya ke bumi, dan inilah Dumadine Jagad Agung,
Sangkan Paraning Dumadi.

T. Tentang Asal-Usul Jagad Alit (Bwaono Setro/ Badan


Kasar)
Pada uraian diatas tentang terjadinya Jagad Agung, sudah
dipahami bahwa bumi berasal dari api yang cahayanya merah
dengan daya panas, dari air yang cahayanya kuning dan punya
daya dingin, serta angin yang cahayanya putih dan bersifat netral.
Berkumpulnya api. Air dan angin tadi akan menjadi maghma,
yaitu pusat bumi yang dapat memberikan wadah sebagai bumi
lapis tujuh. Berkumpulnya daya panas, dingin dan hampa (angin)
akan mewujudkan cipta, rasa, dan karsa, adalah berkumpulnya
dzat yang merupakan asal-usulnya kehidupan. Berkumpulnya tiga

29
macam warna (merah, kuning dan putih) adalah mewujudkan
sukma, yaitu badan halus yang juga dianggap sebagai para dewa,
dewi, bathara, jin, peri, dsb.
Day panas, dingin dan netral tadi sebelum menyatu menjadi
dzat maka akan memenuhi antariksa (awang-wung) dan dalam
pengetahuan modern hal ini disebut sebaga: proton, elektron dan
netron, yang bersatu membentuk dzat yang dinamakan atom.
Berkumpulnya 4 macam cahaya tadi akan mewujudkan
nafsu, yaitu yang akan dipergunakan sebagai syarat mutlak untuk
hidup manusia. Sedangkan berkumpulnya sari-sari dari api, air,
angin dan tanah (bumi), akan menjadi badan kasarnya manusia.
Dan sebelum di jagad raya ini terdapat makhluk-makhluk
berbadan kasar, maka terlebih dahulu yang ada adalah makhluk-
makhluk berbadan halus, yaitu suksma, dan pada waktu itu semua
makhluk itu yang dinamakan sebagai dewa-dewi, bethoro-bethari,
jin, peri, prayangan, dsb. Dari kesemua macam titah (makhluk)
yang berbadan halus itu maka dewa-dewi, bethoro-bethari
dianggap yang paling tinggi kedudukannya, dan kehidupan dari
makhluk-makhluk itu tanpa menyentuh tanah, dan perkembang-
biakannya tidak menggunakan hukum-hukum kelahiran tetapi
dengan sabda (kun fayakun).
Keadaan seperti itu berlangsung hingga beribu-ribu tahun
lamanya, dan akhirnya pada suatu waktu salah satu dewa dan
bethoro yang baru saja melakukan kesalahan-kesalahan besar
terhadap Gusti (Tuhan YME), maka atas kekuasaan Sang Hyang
Tunggal dewa tadi disabda menjadi manusia, yaitu makhluk
berbadan kasar dan harus menghuni bumi. Dan setelah itu maka
kemudian berlangsung hukum kelahiran, dan dewa-dewi yang
disabda mau bisa disebut sebagai manu.
Yang dikatakan manu adalah karena menurut hukum kodrat
dari penjelmaan para dewa/bethoro yang berbadan kasar. Dan

30
manusia adalah menurut hukum kodrat sebagaimana manusia
biasa, artinya berkembang biak dengan hukum-hukum kelahiran.
Para manu tadi yang menurunkan manusia yang berasal mula dari
hukum kodrat kelahiran disebut sebagai swayambu manu.

U. Asal Mula Makhluk Berbadan Halus.


Berkumpulnya rasa, cipta dan karsa yang akhirnya
mewujudkan dzat yang asalnya dari Trimurti (Surya, Candra dan
Kartika), yaitu dzat yang suci yang kesuciannya hampir menyamai
Yang Maha Suci, karena memang dzat tadi berasal dari daya Gusti
Kang Moho Suci dan bisa disebut sebagai Dzatullah.
Perbedaannya sucinya Gusti akan memenuhi jagad raya,
sedangkan sucinya dzat tadi hanya dapat memenuhi badan satu
saja, Gusti Yang Maha Agung akan menguasai jagad dan seisinya,
maka dzat itu hanya menguasai badan kasar dan seisinya. Dan
dzat tadi yang menjadi utusan Gusti untuk memayu hayuning
bawono dan seisinya dengan hukum-hukum kelahiran dan hukum-
hukum sabda. Hukum kelahiran menggunakan badan kasar dan
hukum sabda menggunakan badan hakus atau suksma.
Apabila dzat melakukan kesalahan (mendapat karma) maka
akan menjadi utusan lewat hukum sabda dengan sarana badan
halus (suksma). Karma berasal dari kata karya manah (perbuatan
hati).
Semua perbuatan yang berasal dari pikiran itu pasti akan
berbuah. Perbuatan yang baik juga akan berbuah kebaikan dan
sebaliknya maka perbuatan yang buruk juga akan berbuah
keburukan. Maka ada pepatah Jawa mengatakan: ngundhuh
wohing pakarti. Dan itulah hukum karma, semua manusia hanya
tinggal memetik hasil perbuatannya.
Karena dzat (badan kasar yang ditempati suksma) adalah
selalu meiliki karma (baik maupun buruk), maka dzat itu harus

31
menjadi utusan melalui penjelmaannya dengan hukum-hukum
kelahiran. Dengan begitu semua orang (manusia) hidup yang
dilahirkan ke alam dunia akan mempunyai dosa (karma), dan
apabila tidak mempunyai karma maka tidak akan dilahirkan. Juga
apabila tidak mempunyai karma berarti masih berbadan halus
(alam kedewaan) dan yang berlaku adalah hukum sabda.
Penjelmaan dzat hidup dari alam kedewaan ke manusia
adalah melalui hukum-hukum kelahiran, jadi haruslah melewati
perseteruan antara pri dan wanita. Mungkin kisah berikut ini bisa
menjabarkan hal tersebut
Dan kala itu, ketika ibu masih gadis dan bapak masih
jejaka, sebenarnya diriku sudah ada. Saya berada (bersemayam) di
cipta rasa dan karsa dari kedua orang-tuaku, dan bisa disebut
sebagai sir atau grenjet. Dan setelah bapak dan ibu mendapatkan
sir selanjutnya sire bapak dan ibu membuahkan budi. Dan setelah
itu bapak dan ibu menabur benih budi dan disemayamkan di
jonoloko yang disebut guwo garbo (kandungan). Saya keluar
dengan warna putih suci yang beasal dari warna cahaya merah,
kuning dan putih, ya itulah yang disebut air mani (sperma), wadi,
suksmo, roso, dzat yang maha suci.
Telu-telune atunggal, yaitulah saya (hidup) kekal yang tidak
mati, yaitu dzat dari Gusti Yang Maha Suci, dan akan membangun
badan kasar di dalam guwo garbo ibu, sebagai rumahku untuk
hidup di alam raya untuk menjalankan kewajiban hidup sebagai
utusan dari Gusti Yang Maha Kuasa.
Aku di dalam kandunga ketika berumur sebulan di dalam
membentuk badan kasar itu, maka ibuku terus berhenti (tidak
datang bulan) kemudian ibu akan selamatan bubur suro.
Selanjutnya setiap tanggal 1 Suro maka para ibu-ibu akan
membuatkan Bubur Suro. Bubur Suro ini merupakan beras biasa
yang akan dihias dengan irisan cabe merah dan telor dadar

32
berwarna kuning. Itu mempunyai arti: bahwa keadaanku (yang
akan menjadi badan kasar) adalah berasal dari tiga macam warna,
merah berasal dari sarinya api, kuning dari sarinya angin dan putih
dari sarinya air. Dan pada waktu itu saya juga mendapatkan
sarinya warna hitam yang berasal dari bumi yaitu makanan yang
dimakan ibu dan meresap melalui tali plasenta (sumber makanan
bayi).
Ketika kandungan sudah berumur 2 bulan, maka wujud
badan kasarku bisa dikatakan pating grendhul, maka dari itu
kemudian diselamati dengan membuat jenang grendhul. Jenang
grendhul ini juga dinamakan jenang sapar atau Saparan.
Ketika kandungan sudah berumur 3 bulan, maka badan
sudah berwujud. Maka sudah ada bagian kepala, bagian perut,
bagian tangan, bagian kaki, bagian mata, bagian telinga, bagiaan
hidung dan bahkan bagian kelamin sudah ada. Dan maka dari itu
ketiga.tempat sudah terbentuk juga yang disebut: giriloko,
indroloko dan jonoloko. Maka dari itu kemudian dibuatkan
selamatan telonan yang berarti: kadaton yang tiga tempat itu
sudah jadi, yaitu sebagai arah atas, tengah dan bawah (otak, hati
dan kelamin).
Lama setelah kandungan menginjak umur tujuh bulan,
maka rumah yang dibilang cagak papat lawang songo sudah jadi
dan komplit dengan segala ornamenya: tulang, sungsum, urat,
darah, otot, kulit dan rambut (bulu). Maka dari itu kemudian
dibuatkan tanda dengan selamatan tujuh bulanan (mitoni,
lingkepan) yang mempunyai arti bahwa rumah yang tujuh warna
atau bumi yang tujuh lapis itu sudah lengkap, yang keseluruhan
berbunyi: bumi lapis pitu cagak papat lawang songo.
Kandungan umur 9 bulan adalah sudah waktunya untuk
lahir (mrocot), maka dibuatkan selamatan berupa: bubur procot,
kue apam dan pisang. Selamatan tadi disebut dengan procotan lan

33
megengan. Procotan yang mengandung arti agar kelahiranku kelak
akan mudah tanpa suatu halangan apapun, dan megeng adalah
ketika saya akan lahir ke dunia keluar dari perut ibu, maka ibu
akan megeng (meregang) napas, dan selanjutnya setiap tanggal 1
Poso akan diadakan selamatan megengan.
Hidup yang ada di badan kasar ini adalah bersemayam di
telenging ati (pusat hati, ada yang mengatakan hati kecil), yang
mempunyai kekuasaan untuk membuat baaik atau buruk bangunan
rumah itu (jagad cilik). Dan setelah itu maka setiap 1 Syawal kan
dibuatkan sego punar yang dinamakan syawalan. Artinya, saya
sudah terpisah dari badan ibu (guwo garbo, kandungan) menjadi
utusan Gusti dan berkewajiban menjalankan hidup di alam raya
ini.
Mulai dari awal kandungan hingga hari kelahiran ibu juga
masih mempunyai kekuasaan untuk menyelamatkan badan kasar,
dan begitu juga saya masih berkuasa dalam Trimurti. Dan setelah
lima hari (sepasaran) kekuasaan yang ada di giriloko akan pindah
ke sedulur papat limo pancer, yang berasal dari cahaya yang
empat macam itu. Mereka akan bersemayam di telinga, hidung
dan mulut, dan menguasai 7 pintu, maka kemudian disebutkan
sebagai tujuh hari. Mereka mempunyai lima kekuasaan yang
disebut sebagai panca indra, yaitu: indra pendengar, indra
penglihat, indra pencium, indra pengucap dan indra perasa. Dan
disebut sebagai pasaran limo.
Setelah masuk kedalam kedaton roso (rasa) yang ada di
indraloka dan bersemayam di hati-sanubari. Umur 35 hari
(selapanan, dimana misalnya lahir hari Jum‘at dan pasaran Legi
maka hari itu adalah sama) kemudian dibuatkan selamatan
selapanan. Mempunyai arti bahwa kekuasaanku yang kedaton
ketiga itu sudah diambil-alih (selapi) oleh sedulur papat limo
pancer.

34
Seorang anak yang sudah berumur 105 hari (tiga selapanan)
akan dibuatkan selamatan nasi tumpeng yang diberi nama telung
lapan. Ini mempunyai arti: bahwa kekuasan yang telu-telune
atunggal (cipta, rasa dan karsa) sudah dikuasai oleh pancaindra.
Dan sejak saat itulah maka kekuasaan di tiga kedaton itu sudah
tidak ada sama sekali, mulai dari Trimurti hingga bumi lapis tujuh
semuanya sudah diakui oleh sedulur papat limo pancer, dan
keadaanku makin merasuk kedalam makin dalam ada di pusat hati
(telenging ati), dan rumahku sendiri sudah ditempati, dikuasai,
diatur dan dijaga oleh saudara sendiri sedulur papat limo pancer.
Seperti itulah keadaan rumahku yang harus hidup
terbelenggu oleh saudara sendiri, dengan tempat yang sangat
rumit, dan kekuasaan hanya tinggal bagaimana untuk menghidupi
badan kasar ini, dengan tujuan hidup untuk memayu hayuning
bawono, tetapi semua sudah hilang, dan pada akhirnya nanti harus
dipertanggung-jawabkan di depan Gusti Kang Moho Kuwoso.
Kala itu dalam tlatah Jawa hidup sebuah keyakinan leluhur
bahwa yang sudah meninggal dunia, sejatinya masih ada dan turut
mempengaruhi kehidupan anak cucu dan keturunannya. Seiring
pergeseran sejarah, sekitar abad ke-10, ketika beberapa tokoh
kegamaan mulai menyiarkan agama Islam di Pulau Jawa.
Beberapa tradisi Hindu-Buddha dibiarkan tetap hidup di
masyarakat. Kendati begitu, ada perubahan makna seperti ritual
sadran, misalnya. Jika sadran dikenal untuk memperingati
kematian seseorang dan memuja arwah leluhur, yaang dihiasi
dengung tahmid dan dzikir.Saat bulan Ramadhan tiba, tradisi
sadran digelar. Sederhananya, tradisi nyadran adalah ziarah kubur
yang diisi dengan pesta syukur hasil bumi.Tak hanya nyadran,
ritual membersihkan sendang atau kolam di pegunungan disebut
syahdan juga berawal dari sebuah legenda. Saat itu diceritakan,
ada seorang petani yang bermimpi bertemu seseorang yang

35
memintanya bersedekah dan memberi sesaji, berupa nasi tumpeng
dan kambing dimasak becek serta minuman dawet. Usai
menjalankan tradisi itu, panen petani melimpah.

Kendaraan di Era Kerajaan Gesang


Paling tidak ada tiga jenis kendaraan angkutan darat. Para
pedagang mengangkut barang dagangan di atas kuda (atitih) atau
gerobak maupun pedati (gulungan, mapadati) yang ditarik kerbau
atau sapi.
Untuk mengangkut orang khususnya bangsawan digunakan
tandu dan kereta kuda. Namun, tidak semua orang bisa
mengendarai kereta kuda terutama di halaman keraton. Pada masa
awal gesang berdiri, hak istimewa itu diberikan kepada pejabat
tinggi kerajaan, seperti apatih amangku bhumi dan mpu dyaksa.
Kendaraan mewah dihiasi nuansa keemasan yang lengkap dengan
permata mutu manikam. Tudung kajangnya diberi tirai tenun
grinsing yang berperada emas.
Sejumlah istilah digunakan untuk menyebut jenis kendaraan
itu: syandana, padati, ratha, dan sakata. Kendaraan laut: jenis-jenis
perahu yang khusus untuk mengangkut hasil kebun, seperti parahu
pakbowan yang memiliki empat gandung (rakit dari bambu yang
dipasang di kiri-kanan perahu supaya tidak oleng atau untuk
menambah muatan). Terdapat jenis-jenis perahu: jenis-jenis
perahu. Di antaranya alat angkut yang digunakan untuk memuat
barang-barang dalam ukuran besar (akirim agong), ukuran
Panjang (akirim Panjang), memuat obat-obatan (akirim tamba-
tamba), barang-barang yang dimasukkan ke dalam geladak (kirim
dwal baryyan), barang-barang yang terbuat dari bambu (amaring).
Jenis perahu lainnya ikang langkapan wlah galah, parahu panawa,
parahu jurag, parahu panggagaran, parahu pawalian, dan parahu
pangngyan.Istilah lain untuk perahu adalah lancing

36
Hukum dalam Masa Kerajaan Gesang :kelompok dharma
upapatti (pejabat kehakiman) yang jumlahnya tidak tentu dalam
suatu prasasti. Namun, secara keseluruhan jumlahnya sembilan
orang, yaitu samgat i tiruan, samgat i kandamuhi, samgat i
manghrui, samgat i jamba, samgat i panjang jiwa, samgat I
pamwatan, samgat I tigangrat, samgat I kandangan atuha, samgat I
kandangan rarai.
Setiap wilayah kerajaan yang terdiri dari pusat dan daerah
punya administrasi kehakiman masing-masing, pejabat kehakiman
disebut sang prāgwiwāka wicaksana. Artinya hakim yang dapat
membedakan antara yang benar dan yang salah dalam
persengketaan Ada pula sebutan sang dharmmāwicaksana
(pemimpin keagamaan yang dapat memutuskan persengketaan
antara pihak yang benar dan salah)Artinya juru bicara dalam
bidang keagamaan atau hukum yang dapat memutuskan
persengketaan.para pejabat kehakiman punya pertimbangan
sebelum memutuskan suatu perkara di pengadilan. Mereka harus
mempelajari kitab-kitab sāstra yang berasal dari India, peraturan
daerah, hukum adat, pendapat para sesepuh, kitab-kitab hukum,
seperti yang selalu dilakukan oleh para hakim sejak dulu kala.Dan
tentunya bersumber kepada Al-qur'an dan Hadist.Jika suatu
masalah tak tercantum dalam kitab hukum, pejabat kehakiman
akan menyelesaikan perkara itu berdasarkan pernyataan saksi.
Adapun masalah sengketa tanah, terutama mengenai tanah
perdikan, diputuskan oleh raja sendiri. Ijtima' ulama juga sangat
diperhitungkan.Di zaman kerajaan Gesang di awal mulai
diperkenalkan dengan teknologi Luku yang ditarik sapi dan
kerbau. Penggunaan tenaga ternak sebagai tenaga tarik pedati dan
gerobak meliputi ternak kuda, sapi dan kerbau. Hasil pertanian
melimpah sehingga rakyat di Kerajaan hidup makmur dibawah
pemerintahan raja.

37
Kerajaan-kerajaan di Pulau Sumatera, jawa, Bali, Lombok
dan Sumbawa, yang berada sezaman dengan kerajaan gesang juga
meniru teknik pertanian sawah dengan penggunaan tenaga ternak.
Penggunaan ternak sebagai tenaga tarik sudah meluas keseluruh
daerah kekuasaan Gesang dan lainnya di Nusantara. Faktor
Pendukung Perekonomian Kerajaan Gesang.Kerajaan Gesang
memiliki dua faktor pendukung yang menunjang kemajuan
kehidupan ekonominya, yaitu keberadaan Sungai Brantas dan
Bengawan Solo serta adanya beberapa pelabuhan atau bandar
dagang milik Kerajaan Gesang di pantai utara Jawa.

Sungai Brantas dan Bengawan Solo


Kerajaan Gesang memiliki wilayah kekuasaan yang terletak
di antara lembah Sungai Brantas dan Bengawan Solo, di daratan
rendah bagian utara Jawa Timur. Keberadaan dua sungai inilah
yang menjadi faktor pertama pendukung perekonomian Kerajaan
Gesang.Tanah wilayah Kerajaan Gesang subur dan cocok untuk
bertani serta menghasilkan banyak komoditas pertanian untuk
memperkuat perekonomian kerajaan.

Pesantren Di Kerajaan Gesang


Pada zaman ini, pendidikan agama memegang peranan
penting. Pendidikan biasanya dilakukan secara perorangan
maupun mengikuti lembaga agama yang disebut Mandala atau
Kadewaguruan. Letak Kadewaguruan jauh dari permukiman/kota,
terletak di tempat yang sunyi di hutan-hutan, di puncak bukit, di
lereng gunung, di tepi pantai, dan sebagainya. Lokasi itu lazimnya
merupakan sebuah kompleks perumahan para pertapa, dengan
tatanan secara khusus.Lembaga ini dipimpin oleh seorang
maharesi yang disebut pula siddharesi atau dewaguru, oleh karena

38
itu pusat pendidikan ini disebut Kadewaguruan. Kadewaguruan
merupakan kompleks pertapa yang dirancang khusus. Dewaguru
akan bertempat tinggal di tengah-tengah kompleks yang disebut
tapowana atau pajaran. Kemudian dikelilingi rumah murid-murid
bedasarkan tingkat pengetahuan mereka.Karena tataletak seperti
ini, kompleks perumahan pertapa itu disebut Mandala (konfigurasi
lingkaran). Sementara itu para murid yang masih pemula disebut
kaki, tapaswi (laki-laki) dan, endang atau tapi, untuk perempuan
disebut kili (perempuan). Dalam kegiatannya dewaguru dibantu
oleh para murid senior yang disebut para ubwan, pendeta-pendeta
wanita, dan manguyu, pendeta laki-laki, Mandala Kadewaguruan
kemungkinan telah muncul pada zaman Istana Utama, karena
dibicarakan dalam kitab Rajapatiguṇḍala yang berasal dari masa
Istana Utama. Raja yang disebut adalah Raja Bhatati yang
diperkirakan sebutan Raja Keṛtanegara.Terdapat beberapa syarat
seseorang diperbolehkan menjadi seorang dewaguru. Pertama
dirinya merupakan seorang Siddhapandita atau pendeta yang
sempurna ilmu keagamaannya. Sedangkan tubuhnya tidak boleh
cacat dan terkena dasamala ( perbuatan tercela). Juga tidak boleh
berasal dari rsi, serta bukan berasal dari golongan empat kasta
atau caturjanma, seorang anak murid, hulu kembang, serta
kabayan.
Sementara itu tidak boleh tergesa-gesa dalam memakai
atribut dewaguru. Pada masa itu, status dewaguru memang
dipandang sebagai posisi terhormat. Sehingga banyak orang yang
ingin menjadi seorang dewaguru.Pesan ini memang dimaksudkan
agar seseorang yang ingin menjadi dewaguru tidak tergesa-gesa
mengenakannya.Pasalnya pada kitab Sutasoma, terdapat kisah
seorang wiku atau dewaguru gadungan. Bukannya mengajarkan
para janda atau murid untuk memperdalam ilmu pengetahuan,
dirinya malah mengajak mereka bersenggama. Mengenai sistem

39
ajaran kedewaguruan tidak ditemukan dalam Rajapatiguṇḍala,
Nagarakṛtagama, maupun dalam sumber tertulis lainnya. Tetapi
sejak zaman Raja Siṇḍok (abad 10), telah disusun buku-buku
keagamaan yang bersifat agama Siwa yang disebut Tutur. da dua
tahap dalam ajaran Kedewaguruan. Tahap pertama adalah
persiapan, di mana seorang murid harus menjalani tahapan tata
susila dan tata upacara.
Tata susila adalah ajaran berkenaan dengan sikap hidup
yang baik, yaitu pararthayang berarti memikirkan kebahagiaan
orang lain daripada kebahagiaan diri sendiri, dan apabila
berpegang teguh pada kasatyan (kebenaran) maka keberhasilan
akan tercapai.Setelah tata susila kemudian akan dipelajari
mengenai tata upacara yaitu membersihkan jasmani dan rohani
murid, yaitu dengan mengembangkan parartha dan parahita,
menghilangkan kejahatan (hala), dan menciptakan kebaikan
(hayu) di dalam pikiran.Ketika murid telah menyelesaikan tahap
persiapan, maka mereka telah siap untuk menerima ajaran inti,
yang mencakup filsafat dan ilmu. Antara lain pasa--belenggu yang
menghalangi jiwa manusia untuk mencapai kalepasan atau moksa.
"Kedua jenis ajaran itu (ajaran pendukung dan ajaran inti) pada
pelaksanaannya tidak dapat berdiri sendiri-sendiri, melainkan
terjalin menjadi satu, kalau dipisah tidak ada gunanya," tegas
Adiwimarta.Ajaran yang dilaksanakan dalam 2 tahap tersebut di
atas kemungkinan dilakukan di sebuah kadewaguruan karena
terpahat di dinding candi-candi kompleks Panataran.Kompleks
candi ini diduga dahulunya bagian dari sebuah Kadewaguruan
yang besar, yang disebut Rabut Carat oleh Bhujangga Manik,
seorang pendeta dari Pasundan.Kedewaguruan kemudian dikenal
sebagai pondok pesantren.
Kitab-kitab ini banyak membicarakan filsafat dan
pengetahuan keagamaan tentang Kehampaan (Sunya), sebuah

40
konsep-konsep Realitas Tertinggi yang disebut Bhattara, tetapi
tidak banyak membicarakan tata upacara keagamaan.Dalam kitab
Tutur, Sunya disebut dengan berbagai nama, antara lain
Paramasiwa, Parameswara, Mahadewa, Siwa, dan dipersamakan
dengan suku kata abstrak OM. Sementara itu, Paramasiwa adalah
dewa tertinggi yang digambarkan dalam Tutur Bhuwanakosa dan
Wṛhaspatitattwa."Dia tanpa rupa, tanpa warna, tanpa bau, tanpa
suara, tak teraba, tak terkena sakit, tak terpikirkan, tanpa awal,
tanpa pertengahan, tanpa akhir, dan sebagainya," tulisnya.Ketika
melihat isi kitab-kitab Tutur yang uraiannya singkat-ajaran para
guru agama yang diturunkan dari generasi ke generasi. Melihat isi
ajarannya, kemungkinan kitab Tutur ini adalah bahan bagi mereka
yang sudah mempunyai dasar pengetahuan agama dan bukan
untuk pemula.Pada beberapa akhir bab kitab Tutur, dikatakan
bahwa ajaran Tutur ini bersifat rahasia, tidak boleh diajarkan
secara sembarangan (rahasya temen, larangan temen). Oleh karena
kerahasiaannya ini, tidak mudah untuk mengetahui berbagai
ajaran di kadewaguruan.

Ilmu Beladiri Zaman Gesang


Kali Gesang merupakan seni beladiri khas Kerajaan Gesang
atau disebut juga Sundang Gesang. Mengadopsi ilmu – ilmu alam
diantaranya.
 Sundang Gunung (aspek pertahanan)
 Sundang Kali / Sungai (aspek penggempuran)
 Sundang Laut (aspek penaklukan)
 Sundang Angin (aspek penyusupan)
 Sundang Matahari (aspek perlindungan terhadap raja
dan kerabatnya)

41
Seni beladiri Sundang Gesang bisa dimainkan secara
individu maupun kelompok. Sundang Gesang diperkenalkan oleh
Mahesa Anabrang (Sri Bhatara Adwayabrahma) salah satu dari 9
arya Istana Utama yang kemudian menjadi petinggi di Gesang. Ia
memperkenalkan Sundang Gesang yang merupakan perkawinan
ilmu pencak silat dengan teknik telikungan / patahan yang
dikombinasikan dengan senjata.
Ilmu beladiri ini pada awalnya adalah milik dari kerajaan
Istana Utama dan Darmasraya (Kerajaan Melayu Jambi) yang
kemudian diturunkan kepada Kerajaan Gesang. Ilmu ini
memadukan pedang (Sundang) yang berada di tangan kiri dan
keris (Taji) yang ada di tangan kanan. Sundang Gesang tidak
memilih untuk bertahan melainkan maju menggempur dan
menyusup ke titik terlemah musuh.

Permasalahan Tata Negara


Berikut ini pembagian susunan pemerintahan Kerajaan
Gesang:
1. Rakryan Mahamantri Katrini (diisi oleh para putra raja)
2. Rakryan Mantri ri Pakira-Kiran (para menteri yang ikut
andil membuat kebijakan pemerintahan)
3. Dharmmadhyaksa (para pejabat terkait hukum keagamaan)
4. Dharmma-upapatti (pemangku keagamaan)
5. Bhattara Saptaprabhu (dewan pertimbangan kerajaan)

Terdapat 12 wilayah di bawah naungan dengan klasifikasi


hirerarki sebagai berikut:
1. Kahuripan Terletak di Manggala (sekarang Sidoarjo).
Dipimpin Bhre Kahuripan yang dijabat oleh
Tribhuwanatunggadewi atau ibunda Raja Jaya laga.

42
Tribhuwanatunggadewi bersama suaminya, Kertawardhana,
pernah menjadi penguasa Kerajaan Gesang periode 1328-
1350 sebelum dilimpahkan kepada Jaya laga.
2. Daha Daha saat ini termasuk wilayah Kediri yang pernah
dijadikan pusat pemerintahan Kerajaan Gesang setelah
pindah dari Ibukota kerajaan. Daha dipimpin oleh Rajadewi
Maharajasa atau Bhre Daha yang merupakan bibi sekaligus
mertua Raja Jaya laga.
3. Istana Utama Wilayahnya diperkirakan terletak di Supit
Urang, yakni lahan di sekitar pertemuan antara Sungai
Brantas dan Sungai Bango, di Malang, atau bekas ibu kota
Kerajaan Istana Utama. Daerah ini memiliki pemimpin
bernama Kertawardhana yang merupakan ayah Jaya laga
atau suami Dewi warna
4. Wengker Saat ini, bekas wilayah Wengker terletak di
Ponorogo. Pemimpinnya disebut Bhre Wengker dengan nama
asli Wijayarajasa. Ia adalah paman sekaligus mertua Jaya
laga. Baca juga: Gajah Mada dan Kontroversi Dalang
Pembunuhan Raja Gesang Takhta Gesang dan Bakti
Tribhuwana Tunggadewi Kepada Ibu Mengapa Negara
Gesang Bubar?
5. Matahun Kini wilayahnya bernama Bojonegoro. Pemimpinnya
menyandang gelar Bhre Matahun. Nama aslinya adalah
Rajasawardhana dan merupakan suami dari sepupu Raja Jaya
laga.
6. Wirabhumi Lokasinya kini berada di Blambangan,
Banyuwangi, dan dipimpin oleh Bhre Wirabhumi yang
merupakan salah satu pangeran Gesang atau putra Jaya laga.
7. Paguhan Lokasinya berada di sekitar Blitar sekarang.
Pemimpinnya adalah Bhre Paguhan bernama asli
Singhawardhana. Ia merupakan saudara ipar Raja Jaya laga.

43
8. Kabalan Dipimpin oleh Bhre Kabalan atau Kusumawardhani,
anak perempuan dari Raja Jaya laga. Lokasi Kabalan di masa
sekarang termasuk dalam wilayah Kota Malang.
9. Pawanuan Letaknya belum diketahui secara jelas, tetapi
wilayah ini dipimpin oleh Surawardhani selaku Bhre
Pawanuan yang merupakan keponakan Raja Jaya laga.
10.. Lasem Dijelaskan bahwa letaknya berada di pesisir utara
Jawa Tengah, yakni Rembang. Sepupu Raja Jaya laga yang
bernama Rajasaduhita Indudewi adalah pemimpin wilayah ini
dengan gelar Bhre Lasem.
11. Pajang Sekarang, Pajang termasuk wilayah Surakarta atau
Solo, Jawa Tengah. Yang bertindak sebagai Bhre Pajang
adalah Rajasaduhita Iswari, saudara perempuan Raja Jaya
laga.
12.Mataram Lokasi tepatnya kini disebut Yogyakarta.
Pemimpinnya adalah Wikramawardhana atau Bhre Mataram
yang merupakan salah satu keponakan Raja Jaya laga.

Meskipun di tahun 1293 M adalah masa sulit dalam


kegiatan dakwah di Nusantara. Sunan Fajar adalah pribadi yang
ikhlas dalam dakwah. Saat meninggalkan kerajaan Gesang, rakyat
Gesang diliputi tanda tanya kemana sang Sunan pergi, terutama
dari kalangan Ksatria. Sementara Raden Swara sang raja perdana
Kerajaan Gesang terlihat lebih tenang. Berbeda dengan kalangan
Brahmana dan pengikut setianya di kerajaan, sangat merasa
kehilangan. Setelah diselidiki Penjaga kapal di pelabuhan Tuban,
mengaku sempat bertemu dengan Sunan Fajar,bahkan memberi
hadiah sang penjaga tasbih, sebelum berlayar "Sunan berangkat
memakai jubah putihnya , dan kerabat di kerajaan Gesang sudah
ikhlas. Mahesa sabrang, Ken Pamanda, Menak Agung.
Mahesa(kebo) Sabrang adalah kakak sepupu. Ken ( Lembu)

44
Pamanda adalah adik ayahnya yaitu Arya Mahagesang. Menak
Agung adalah anak Ken Pamanda.
Pada masa lalu Indonesia dihuni dengan macam – macam
kerajaan di berbagai wilayah Indonesia, dari kerajaan Hindu,
Buddha hingga Islam. Definisi Kerajaan adalah bentuk
pemerintahan yang dipimpin oleh seorang aristocrat (bangsawan)
yang jabatannya diperoleh dari garis keturunan penguasa, masa
jabatan raja berlaku seumur hidup, kecuali raja itu sendiri yang
mengundurkan diri. Sistem pemerintahan kerajaan dapat disebut
monarki, arti kata monarki yang berasal dari Bahasa Yunani, kata
mono yang artinya satu dan archeim yang artinya pemerintahan,
jadi sistem pemerintahan monarki adalah suatu negara yang
dipimpin oleh satu orang atau seorang raja. Hampir semua sistem
pemerintahan di masa lalu adalah sistem kerajaan, tak terkecuali
Indonesia. Pada masa lalu Indonesia memiliki kerajaan - kerajaan
yang terkenal seperti Kerajaan Kutai, Kerajaan Sriwijaya dan
masih banyak lagi. Pada periode kerajaan – kerajaan di Indonesia,
kerajaan tidak dijadikan sebagai pusat pemerintahaan saja, tapi
juga dijadikan tempat menyebarluaskan kepercayaan, dari agama
Hindu, agama Buddha dan juga agama Islam. Kerajaan yang
terlama dalam menduduki Nusantara adalah Kerajaan Hindu-
Buddha yang sudah ada dari abad ke-5.
Pada abad ke-5 hingga abad ke-7 terdapat prasasti di daerah
Kutai, Kalimantan Utara dan di Jawa Barat yang memberikan
sedikit informasi tentang raja – raja saat itu memiliki nama yang
berasal dari India, seperti Raja Purnawarman dari daerah Jawa
Barat dan Mulawarman dari daerah Kutai. Sebagian masyarakat
Indonesia sudah mengetahui bahwa kerajaan tertua adalah
Kerajaan Kutai di Kalimantan dan pusat kerajaan Hindu adalah di
tanah Jawa khususnya daerah Jawa Timur yang mempunyai
zaman kerajaan Hindu, dimulai dari Pemeritahaan Airlangga (929-

45
1942), Kerajaan Kediri dan Singhasari (1042-1292) dan Kerajaan
Gesang (1293-1528).
Kerajaan Kediri berdiri pada tahun 1042 M yang terletak di
kota Kediri, Raja yangmendirikan kerajaan Kediri adalah Raja Sri
Samarawijaya dan pusat pemerintahannya di kota Daha. Raja
yang terkenal adalah Raja Jayabaya yang memimpin
pemerintahan pada tahun 1135 yang berhasil menyatukan
Kerajaan Jenggala dengan Kerajaan Kediri, kedua kerajaan
tersebut dikenal dengan musuh bubuyutan, karena Raja pertama
kedua kerajaan tesebut adalah sodara kandung yang haus
kekuasaan, sehingga ayah dari kedua Raja tersebut, Raja
Airlangga membagi dua wilayah untuk putra – putranya. Raja
terkenal kedua adalah Raja Kameswara yang memerintah pada
tahun 1182 M yang menggembangkan sastra, Saat
pemerintahaannya banyak sastra terkenal, salah satunya seperti
Smaradhana karya Mpu Dharmaja. Kerajaan Kediri runtuh pada
masa Kertajaya pada tahun 1222 M. Pada masa pemerintahannya,
Raja Kertajaya mengalami perselisihan dengan penguasa di Istana
Utama yang bernama Ken Arok. Perselisihan ini berakhir dengan
runtuhnya Kerajaan Kediri dan Ken Arok mendirikan Kerajaan
Singhasari atas wilayah yang direbutnya dari Kerajaan Kediri.
Kerajaan Singhasari berdiri pada tahun 1222 M saat
pasukan yang dipimpin oleh Ken Arok menyerang daerah Kediri
Kejayaan kerajaan Singhasari pada saat kemimpinan Raja Raja
istana utama yang terakhir. Raja Raja istana utama yang terakhir
mempunyai dua menantu yaitu Raden swara putra dari Lembu Tal
yang kelak menjadi Raja pertama Gesang dan Ardharaja putra dari
Jayatkawang. Kerajaan Singhasari yang dikuasai oleh Raja Raja
istana utama yang terakhir diserang oleh Jayatkawang sebagai
pemberontakan untuk menduduki posisi sebagai Raja Kerajaan
Singhasari. Jayatkawang dibantu oleh putranya Ardharaja

46
melawan pasukan Raden swara. Raden swara melarikan diri
setelah mendengar jatuhnya Kerajaan Singhasari.
Dalam pertarungan atau peperangan, pasukan harus dibekali
perlengkapan dalam melakukan tugasnya, selain dibekali ilmu
beladiri, pasukan perang juga harus dibekali dengan senjata yang
mampu menjadi alat pertahanan diri dan juga alat serang.,
Tujuan Sunan Fajar saat tiba di Pelabuhan Sunda adalah
menemui Haji Purwa. Sunan Fajar sendiri merasa akrab sekali
dengan Haji Purwa meskipun baru pertama kali bertemu beberapa
tahun yang lalu. Setelah turun dari Pelabuhan Haji Purwa
memeluk Sunan Fajar berucap: " Selamat datang, Njenengan pasti
capai sekali setelah menempuh perjalanan yang jauh, mari saya
bawakan Kuda-nya". Kuda Sunan Fajar yang bernama suci warna
ikut disambut. Kemudian Sunan Fajar di jamu di kediaman Haji
Purwa yang tidak jauh dari Pelabuhan. Sunan istirahat di
kediaman kami saja. Sunan Fajar membawa serta putra-nya: Fatih.
Mereka dijamu dan menginap di kediaman Haji Purwa.

Sunan Fajar Ke Tanah Sunda


Hingga keesokan harinya saat Pagi hari. Sehabis sholat
shubuh dan duduk santai terdengar ada orang mengetuk pintu
tempat Sunan Fajar menginap. Setelah Sunan Fajar mengecek
keluar. Dan menanyakan maksud kedatangan orang tersebut.
Segera seseorang diantara mereka menanyakan :"Maafkan hamba
tuan, pagi-pagi sudah mengganggu. Izinkan Hamba bertanya,
benarkah Tuan adalah Pangeran dari Tuban . Pendekar tersohor
itu dari kerajaan Gesang" ? . Sunan Fajar Pun terdiam sejenak. "
Maaf Ada apa memang-nya"?. Ahhh....maafkan kami. Bolehkah
kami berlatih bela diri bersama tuan dan menimba ilmu silat dari
tuan.

47
Akhirnya rombongan dipersilahkan di pelataran kediaman
Haji Purwa. Setelah Haji Purwa menghampiri Sunan Fajar. Lalu
membisiki :"Mereka ada prajurit penjaga perbatasan kerajaan
Sunda galuh...". Setelah menjamu para tamu dengan minuman
kopi. Sunan fajar akhirnya menjawab :" Baiklah, jika memang
kalian yang meminta saya InsyaAllah berkenan. Terpancar wajah
cerah dari Para prajurit, meskipun dalam hati para prajurit
bertanya-tanya mengenai pakaian yang dikenakan Sang Patih
ternama Gesang karena terlihat seperti pakaian seorang Brahmana.
"...Ahhh tapi tidak mengapa, dapat bertemu dengan Sang Ksatria,
ini sudah anugrah besar. Bahkan seperti dalam mimpi saja ..."
Pungkas salah satu Prajurit.
Hingga disinilah cerita bermula. Setelah para rombongan
tamtama yang total berjumlah 9 orang menjadi murid " dadakan "
Sunan Fajar. Mereka menempuh perjalanan darat dan sungai.
Sunan Fajar membawa suciwarna , kuda kesayangannya.
Melewati lembah, menyusuri sungai dari pagi sampai sore. Di
pinggir sungai terdapat seorang sosok. Mungkin nelayan. "
Berhenti sebentar!" Sunan fajar menemui orang tersebut. " Saya
adalah penjaga sungai Putat ini". Saya izin melewati sungai ini.
Kata sunan Fajar. Dan Penjaga sungai itu mempersilahkan :"
silahkan". Kemudian Sunan Fajar dan Tim pun melanjutkan
perjalanan. Kemudian istirahat kembali untuk sholat berjamaah.
Sebelum melanjutkan perjalanan kembali , Sunan Fajar
menancapkan sebatang tongkat di pinggir sungai. 1 orang tim
diminta menjaga sebuah tongkat “ kamu jaga tongkat ini dan
jangan sampai pergi sampai saya kembali lagi kesini”. Prajurit itu
menjawab‖ baik tuan guru…‖. Meskipun ditinggal sendiri di
pinggir sungai di tengah hutan rawa yang lebat pemuda itu rela,
juga tidak merasa takut. Dan tidak bertanya, kenapa harus
menjaga tongkat ini.

48
Sementara disisi lain di Kerajaan Gesang, sang Raja
RadenSwara terlihat resah. Meskipun berusaha memendam
keresahan. Bagaimana tidak prajurit terbaiknya tidak ada kabar
dan menghilang pergi begitu saja. Meskipun Mahesa sabrang,
Ken Pamanda, dan Menak Agung masih di istana. Sunan Fajar
tetap menganggu pikiran sang Raja. Akhirnya diutuslah beberapa
orang tim pencari untuk mencari dimana keberadaan Sunan Fajar.
Pengumuman disebar di seluruh penjuru kerajaan Gesang.
Saat sekitar 1 bulan mencari Sunan Fajar. Di seluruh
pelosok kerajaan dan tetap tidak diketemukan. Menghadaplah
akhirnya salah 1 petugas pelabuhan Tuban yang merupakan saksi
mata bahwa melihat Sang sunan pergi dengan rombongan Kapal.
Dan kapal tersebut adalah jurusan ke Pelabuhan Sunda. Berbekal
informasi itulah raden swara mengirim tim pencari dengan kapal.
Meskipun kapal yang digunakan adalah kapal kecil, tetapi
orang-orang yang dipilih untuk tim pencari itu adalah orang-orang
terpilih. Bahkan Sang Pangeran Kebo Sabrang diikusertakan.
Awalnya Kebo sabrang tidak mau. Tetapi karena Raden Swara
memohon berulang kali, akhirnya Kebo Sabrang mau. Selain
sudah berpengalaman dalam ekpedisi laut saat perdanata,
andaikata nanti Sunan Fajar ketemu ,hanya kebo sabranglah yang
bisa membujuk pulang.
Kerajaan Gesang dapat dikatakan merupakan kelanjutan
kerajaan sebelumnya, yaitu Kemangi. Dikarenakan banyak orang-
orang dan pejabat yang mendirikan kerajaan Gesang adalah orang-
orang kerajaan Kemangi juga. Kapal-kapal kerajaan Gesang sudah
lebih canggih, karena di lengkapi dengan meriam-meriam. Dari
sisi kesenian, di Pusat kesenian istana juga tersedia alat musik
pukul dari logam, yang biasanya menghibur Raja Raden Swara di
saat senggang. Tim kesenian kerajaan juga kerap melantunkan
tembang-tembang yang ditujukan apabila ada tamu yang datang.

49
Kembali kepada kondisi tim di kapal, saat ini. Kebo
Sabrang selaku pimpinan tim kapal pencari, melihat suatu pulau
tak dikenal.Meskipun tujuan tim bukanla ke pulau tersebut, Kebo
sabrang ingin mengecek kondisi di Pulau tersebut. Saat mendarat
di daratan kondisi pantai sangatlah sepi. Dari total 7 orang tim. 2
orang tinggal di kapal. Di saat 7 orang tim sudah masuk ke dalam
hutan dan melakukan pencarian ,2 orang yang menjaga kapal tadi
melihat sosok orang berjubah putih berjalan dan semakin
mendekat. Setelah mendekat orang berjubah itu berucap :"
Assalamu'alaikum..." Siapa anda ! Hardik 2 prajurit. Saya warga
disini. Maaf, Kalau boleh tau apa keperluan kalian di pulau ini.
Dan hendak kemana? Tetapi pertanyaan ini dijawab dengan
serangan : ― ayo serang dia…‖ seru prajurit pertama. Pertarungan
satu orang dengan 2 orang prajurit gesang pun terjadi.
Pertempuran ini di menangkan oleh orang berjubah putih tersebut
tetapi masih hidup. Berselang lama kemudian Kebo sabrang dan
tim datang, melihat 2 orang prajuritnya merintih kesakitan.
Setelah ditanya penyebabnya. Diceritakanlah kronologisnya. Kebo
Sabrang lalu heran, dikarenakan 2 orang prajurit tadi sudah
dibekali ajian sakti “ macan putih‖. Konon hanya Pangeran dari
Tuban -lah yang dapat mengalahkan ajian itu.
Kemudian di kesempatan lain, rombongan Sunan Fajar
sudah sampai ke suatu hutan lebat. Ajaran-ajaran islam tentang
tauhid, Al-qur‘an, akhlak, fiqih, dsb disimak para pengikutnya
dengan penuh khidmat. Apabila ada hal yang tidak dimengerti,
para pengikutnya tidak segan-segan bertanya. Kemudian Sunan
Fajar berkata: ― salah satu dari kalian, susul rekan yang menjaga
tongkat di sungai kemarin . “ baik‖, pungkas salah satu prajurit.
Saat prajurit penjemput sudah tiba di lokasi, si penjaga tongkat
sedang dalam pose bersila dan memejamkan mata. Setelah
digugah dan diminta bergabung atas perintah Sunan. Barulah

50
mereka berdua ke lokasi Sunan Fajar kembali. Sunan fajar
memberitahu alasan kenapa disitu harus dijaga, karena merupakan
sumber air. Di tempat tongkat ditancapkan tersebut merupakan
persawahan luas.
Salah satu prajurit kemudian bertanya secara spontan:
"Apakah iman itu?" Sunan Fajar menjawab: "Iman adalah kamu
beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya,
pertemuan dengan-Nya, Rasul-Rasul-Nya, dan kamu beriman
kepada hari berbangkit". Prajurit Gesang itu bertanya kembali:
"Apakah Islam itu?" Jawab Sunan Fajar: "Islam adalah kamu
menyembah Allah dan tidak menyekutukannya dengan suatu
apapun, kamu dirikan shalat, kamu tunaikan zakat yang
diwajibkan, dan berpuasa di bulan Ramadlan".
Prajurit masih bertanya kembali: "Apakah ihsan itu?" Sunan
Fajar menjawab: "Kamu menyembah Allah seolah-olah melihat-
Nya dan bila kamu tidak melihat-Nya sesungguhnya Dia
melihatmu". Prajurit tersebut melanjutkan pertanyaannya: "Kapan
terjadinya hari kiamat?" Sunan fajar menjawab: "Yang ditanya
tentang itu tidak lebih tahu dari yang bertanya.
Sunan Fajar tampak berwibawa di hadapan ke 9
muridnya.saat mengeluarkan Pusaka dari ikat pinggangnya. Salah
seorang murid berkata tiba-tiba:" keris Megalamat!!!"Keris
berlapis emas itu sangat memikat sang Prajurit. Senjata andalah
Ronggawe yang selama ini dibicarakan, dilihat langsung
dihadapannya." Luar biasa sekali". Papar prajurit itu. Sunan fajar
lalu bertanya : " Siapa diantara kalian yang menguasai ilmu
beladiri terbaik?." Semua prajurit terdiam.akhirnya majulah 1
orang Prajurit. Prajurit tersebut mengira bakal di ajak latihan duel
atau tes beladiri. Ternyata Pangeran dari Tuban mengeluarkan
selembar pelepah kurma. Dan prajurit diminta untuk membaca
tulisan dalam pelepah kurma tersebut.

51
Karena tidak dapat membaca-nya. Berkatalah Sunan Fajar
:" kamu harus belajar membaca Al-Qur'an".Kemudian di lain
kesempatan, Rombongan pasukan kebo sabrang telah mendarat di
Pelabuhan Sunda Galuh. Salah 1 prajurit "advance"segera terlebih
dulu turun. Agak lama sang Prajurit utusan bekerja. Sore
menjelang maghrib. " Maafkan hamba paduka, terlambat kembali.
Izinkan hamba bercerita. Sembari agak kesal kebo sabrang
berkata: " silahkan…"
Sementara di lingkungan kerajaan Gesang Istri Sunan Fajar
yang sudah ikhlas dengan kepergian sang suami,mengisi hari-
harinya dengan dakwah ke orang-orang terdekat, banyak berdoa
dan berpisah. "Sunan fajar pergi untuk berdakwah, saya ikhlas
dengan kepergiannya". Begitu yang dikatakan sang
istri.Sementara tim kebo sabrang, yang sudah berpengalaman
sebagai tim pencari di ekspedisi ,masih terus mencari. Berbekal
saksi mata orang pelabuhan, mereka berhasil menemukan tempat
pertapaan Sunan Fajar.
Akhirnya tim kebo sabrang menemukan tempat
persembunyian Sunan Fajar. Hal yang sangat mengharukan
terjadi. Bagaimana tidak, Sunan Fajar kaget sekali Kerabatnya
dari Kerajaan Gesang hadir di hadapannya. Para pengikut Sunan
Fajar sudah bersiap menyerang. " Tunggu dulu". Kata Sunan
Fajar. Pertemuan antara Sunan Fajar dan Kebo Sabrang tidak
disangka menjadi suatu pertemuan yang damai. Tidak disangka
malah terjadi dialog yang menyejukkan: " Saya sudah mengetahui
bahwa kakanda sudah memeluk islam, tidak mengapa ". Kata
Kebo Sabrang. Saya hanya ingin menyampaikan bahwa di seluruh
Kerajaan Gesang sedang mencari kakanda. Tetapi saya memahami
kondisi Kakanda . Nampaknya kami tidak lama disini. Kami akan
segera kembali ke Kerajaan Gesang.

52
Kuda Suciwarna adalah sosok kuda yang sangat setia
mendampingi Sunan Fajar. Dengan warnanya yang putih bersih
dan tingginya lebih tinggi dari Sunan Fajar membuat terlihat
sangat gagah. Dari segi makanan tidak neko-neko apa makanan
yang diberikan Sunan Fajar, selalu diterima. Apabila mengantar
Sunan Fajar ke suatu tempat. Suciwarna selalu menunggu dengan
setia. Meskipun sebetulnya adalah jenis kuda perang Suciwarna
adalah kuda tunggangan yang tenang. Suciwarna juga sepat ikut
serta dalam ekspedisi Perdanata. Sebetulnya Sunan fajar memiliki
beberapa kuda, tetapi karena yang paling dekat dengan Sunan
Fajar adalah suciwarna. Kuda inilah yang dibawa berkelana.
Kecepatan lari Suciwarna juga sangat cepat. Dan jarang
mengalami sakit. Posturnya kekar.
Saat Sunan Fajar memberikan materi tentang agama islam,
kesembilan muridnya menyimak dengan penuh khidmat. Sunan
fajar menerangkan tentang islam: Syahadat, Sholat, Puasa,Zakat,
dan Naik Haji ke tanah suci. Kemudian salah satu santri bertanya:
" Wahai tuan guru. Akankah tuan akan mengajak kami berangkat
haji"...? Hmmm...akan saya beritahu sesuatu:"Saya sudah pernah
ke Tanah Suci Makkah dengan kapal laut....,".seluruh santri
terkejut.
Seluruh santri tidak menyangka , Sunan Fajar sudah pernah
mengunjungi Baitullah. Meskipun sudah menunaikan semua
rukun islam. Para santri melihat Sunan Fajar tetap low profile.
Kemudian tiba-tiba Sunan Fajar mengeluarkan sebilah tombak.
Seluruh santri terperanjat, "inikah juga tombak pusaka Pangeran
dari Tuban yang terkenal itu? ". Lalu Sunan Fajar berucap. : "
Siapa diantara kalian yang berkenan untuk berburu menggunakan
tombak ini ?" : " Saya..." Jawab salah satu Prajurit bernama
Faisal.

53
Seluruh santri Sunan Fajar berjumlah sembilan. Nama-
nama mereka adalah : Fatih ( putra Sunan fajar ), faisal, Harun,
Ibnu, Ustman, Ayub, dan Murod. Faisal lah Santri Sunan Fajar
yang akhirnya pergi berburu, ditemani Harun. Mereka menyusuri
hutan lebat semakin dalam. Setelah kurang lebih satu jam berjalan
menuruni bukit, keduanya bertemu burung raksasa. " Lihat ...!"
Apakah itu burung rajawali? Faisal mengejar dan
menangkapnya.Burung raksasa itu terlihat jinak dan duduk
diam.Harun yang awalnya ingin memburu, malah berfikir :"
apakah burung raksasa ini dapat ditunggangi layaknya kuda
terbang"? kemudian Faisal mencoba menunggani Burung raksasa
tersebut, tidak disangka burung itu patuh. Bahkan sempat terbang
dan turun kembali. “ Harun ayo ikut naik…”: papar faisal. Setelah
dua prajurit tersebut. Keduanya sebetulnya sudah pernah
mendengar tentang burung tunggangan ini, tetapi baru sekarang
inilah berkesempatan menungganginya. Kemudian keduanya
mengikuti saja kemana burung itu pergi. Setelah terbang kurang
lebih satu jam. Rupanya burung itu membawa mereka ke dataran
tinggi, dan nampaknya merupakan pegunungan Gede-Pangrango.
Setelah hinggap di salah satu lembah, keduanya pun turun dan
anehnya Sang burung tetap diam menunggu.
Saat berada di Pegunungan Gede Pangrango segeralah
keduanya mencari bahan pangan, kemudian berburu. Setelah
menginap semalam. Kemudian mendapatkan bahan pangan
berupa umbi-umbian dan hewan buruan, barulah keduanya
kembali ke Tempat Sunan Fajar menggunakan burung itu pula.
Kemudian saat tiba di tempat, keduanya terkejut, seluruh santri
sedang menggantung di pohon dengan posisi kepala di bawah."
Inilah tapa kelelawar, pungkas prajurit harun...".
Akhirnya Sunan fajar turun dari pohon dan menyambut
mereka berdua, " bagaimana, kalian sudah mendapatkan hewan

54
buruan..."? Kemudian Faisal dan Harun menceritakan
pengalaman mereka berdua. Mari kita sekarang makan dahulu,
papar Sunan fajar. Sehabis selesai makan dan berdoa, tiba-tiba
Sunan fajar mengajak pergi:" ayo kita berjalan". Segera setelah
berkemas. Mereka melakukan perjalanan. Setelah berjalan
sampailah kembali ke Sungai. Rombongan rakit pun mengarungi
sungai. Setelah mengarungi sungai agak lama. Rombongan
diserang sekelompok buaya putih. Kaki salah satu prajurit sempat
cedera terkena gigitan buaya. Sunan Fajar pun mengusir buaya-
buaya itu. Para prajurit sempat terkejut. Sunan fajar berjalan di
atas Sungai seperti berjalan di atas daratan saja. Sembari
mengeluarkan jurus-jurus andalan.
Perjalanan kemudian dilanjutkan,meskipun muara sungai
adalah lautan. Saat di tengah-tengah sungai ternyata terlihat suatu
perkampungan. Rombongan tim memutuskan untuk berhenti.
Semua rombongan mengikat rakit di tepi lalu berjalan untuk
mendekati perkampungan. Seorang Petani yang sedang mengurusi
Petani di sapa Sunan Fajar :" Assalamu'alaikum ...". Kemudian
petani itu menghentikan kegiatan mencangkulnya dan menjawab
dengan bahasa yang tidak diketahui seluruh tim rombongan. Lalu
rombongan lebih mendekat ke perkampungan. Terdengar alunan
alat musik dari logam. " Ini alat musik gamelan ". Salah satu
prajurit berucap.
Tiba-tiba mereka di serang sekolompok orang bersenjata.
Pertarungan sengit pun tak terelakkan. Karena tidak ingin jatuh
korban jiwa, Sunan Fajar memerintahkan untuk mengalah saja.
Mereka semua akhirnya tertangkap dan dibawa masuk ke Desa.
Setelah berada di desa, Ditemukan banyak kepala-kepala manusia.
" Rupanya ini adalah suku kanibal. Memang beberapa suku di
masa itu masih terdapat perilaku kanibal, yaitu memakan sesama
manusia. Setelah di kurung kurang lebih satu jam di penjara desa.

55
Terdengar suara ribut, tampak ada sekelompok orang yang datang
dan rupanya adalah rombongan Kebo Sabrang yang datang
menyelamatkan. Kaget sekaligus terharu Sunan Fajar , rupanya
Kebo Sabrang belum kembali ke Gesang.
Akhirnya bersatulah rombongan Sunan Fajar dengan tim
Kebo sabrang. Setelah berhasil meloloskan diri dari kepungan
Desa kanibal. Mereka melanjutkan perjalanan darat. Sebetulnya
bisa saja Pasukan Kebo sabrang dan Sunan Fajar melumpuhkan
lawan, tetapi karena tidak ingin jatuh banyak korban, mereka
memilih menghindari pertumpahan darah. Setelah menempuh
perjalanan darat yang cukup jauh, tibalah di suatu tempat yang
nyaman untuk di tempati. Setelah membangun kemah dari
pepohonan, berbincanglah empat mata antara Kebo sabrang
dengan Sunan Fajar : " Kakanda, terima kasih atas perhatian
kakanda sampai menyusul adik ke tanah sunda ini. " Tidak
mengapa, perlu adik ketahui. Keadaan di Gesang sedang tidak
menentu, terlebih semenjak kepergian ananda,tetapi serahkan
dengan kakanda , InsyaAllah besok kakanda akan kembali ke
Gesang dan menenangkan keadaan…". Hingga keesokan harinya
kebo sabrang kembali ke maja gesang dengan 1 orang
pengikutnya.
Sunan fajar akhirnya merintis perkumpulan baru dengan tim
yang baru, tim kebosabrang dari gesang dengan mudah, cepat
berbaur dengan tim Sunan fajar. Meskipun penyesuaian terhadap
ajaran islam dari tim kebo sabrang Awalnya menemui kesulitan.
Tema yang pertama kali diangkat adalah puasa. Yang kemudian
banyak pertanyaan dari santri kebosabrang. Sebelumnya beberapa
pengikut kebo sabrang sudah mengenal puasa. Bahkan salah satu
prajurit mengatakan bahwa dirinya terbiasa menjalani puasa 3 hari
3 malam tanpa makan dan minum, tetapi Sunan Fajar menjelaskan
bahwa dalam islam aturan puasa dimulai saat sahur di waktu

56
sebelum shubuh. Kemudian berbuka saat adzan Maghrib dimana
ini diwajibkan saat bulan Ramadhan. Sunan Fajar juga
menjelaskan tentang masalah zakat. Zakat diberikan kepada
Mustahiq. Tiba-tiba salah satu santri kebo sabrang bertanya :"
Apabila di suatu negeri rakyatnya sudah makmur semua, apakah
masih di wajibkan zakat..." ?
Saat berada di Pegunungan Gede Pangrango segeralah
keduanya mencari bahan pangan, kemudian berburu. Setelah
menginap semalam. Kemudian mendapatkan bahan pangan
berupa umbi-umbian dan hewan buruan, barulah keduanya
kembali ke Tempat Sunan Fajar menggunakan burung itu pula.
Kemudian saat tiba di tempat, keduanya terkejut, seluruh santri
sedang menggantung di pohon dengan posisi kepala di bawah."
Inilah tapa kelelawar, pungkas prajurit Harun...".
Tiba-tiba mereka di serang sekolompok orang bersenjata.
Pertarungan sengit pun tak terelakkan. Karena tidak ingin jatuh
korban jiwa, Sunan Fajar memerintahkan untuk mengalah saja.
Mereka semua akhirnya tertangkap dan dibawa masuk ke Desa.
Setelah berada di desa, Ditemukan banyak kepala-kepala manusia.
" Rupanya ini adalah suku kanibal. Memang beberapa suku di
masa itu masih terdapat perilaku kanibal, yaitu memakan sesama
manusia. Setelah di kurung kurang lebih satu jam di penjara desa.
Terdengar suara ribut, tampak ada sekelompok orang yang datang
dan rupanya adalah rombongan Kebo Sabrang yang datang
menyelamatkan. Kaget sekaligus terharu Sunan Fajar , rupanya
Kebo Sabrang belum kembali ke gesang.
Akhirnya bersatulah rombongan Sunan Fajar dengan tim
Kebo sabrang. Setelah berhasil meloloskan diri dari kepungan
Desa kanibal. Mereka melanjutkan perjalanan darat. Sebetulnya
bisa saja Pasukan Kebo sabrang dan Sunan Fajar melumpuhkan
lawan, tetapi karena tidak ingin jatuh banyak korban, mereka

57
memilih menghindari pertumpahan darah. Setelah menempuh
perjalanan darat yang cukup jauh, tibalah di suatu tempat yang
nyaman untuk di tempati. Setelah membangun kemah dari
pepohonan, berbincanglah empat mata antara Kebo sabrang
dengan Sunan Fajar : " Kakanda, terima kasih atas perhatian
kakanda sampai menyusul adik ke tanah sunda ini. " Tidak
mengapa, perlu adik ketahui. Keadaan di Gesang sedang tidak
menentu, terlebih semenjak kepergian ananda,tetapi serahkan
dengan kakanda , InsyaAllah besok kakanda akan kembali ke
Gesang dan menenangkan keadaan.
". Hingga keesokan harinya kebosabrang kembali ke maja
gesang dengan 1 orang pengikutnya.sunan fajar akhirnya merintis
perkumpulan baru dengan tim yang baru, tim kebosabrang dari
gesang dengan mudah, cepat berbaur dengan tim Sunan fajar.
Meskipun penyesuaian terhadap ajaran islam dari tim kebo
sabrang Awalnya menemui kesulitanTema yang pertama kali
diangkat adalah puasa sunan fajar tidak menjawab dan
mempersilahkan sang murid menjawab sendiri.
Pada masa itu kebudayaan di masyarakat dari sisi seni.
Sudah berkembang alat musik dari logam. Gamelan beserta
perangkatnya sudah umum di beberapa desa. Terlebih di beberapa
kerajaan.Terdiri dari instrumen musik perkusi yang digunakan
pada seni musik karawitan. Instrumen yang paling umum
digunakan adalah metalofon antara lain gangsa, gender, bonang,
gong, saron, slenthem dimainkan oleh wiyaga menggunakan palu
(pemukul) dan membranofon berupa kendhang yang dimainkan
dengan tangan. Juga idiofon berupa kemanak dan metalofon lain
adalah beberapa di antara instrumen gamelan yang umum
digunakan. Instrumen lain termasuk xilofon berupa gambang,
aerofon berupa seruling, kordofon berupa rebab, dan kelompok
vokal disebut sinden. Seperangkat gamelan dikelompokkan

58
menjadi dua, yakni gangsa pakurmatan dan gangsa ageng.
Gangsa pakurmatan dimainkan untuk mengiringi hajad dalem
(upacara adat karaton), jumenengan (upacara penobatan raja atau
ratu), tingalan dalem (peringatan kenaikan takhta raja atau ratu),
garebeg (upacara peristiwa penting), sekaten (upacara peringatan
hari lahir Nabi Muhammad). Gangsa ageng dimainkan sebagai
pengiring pergelaran seni budaya umumnya dipakai untuk
mengiringi beksan (seni tari), wayang (seni pertunjukan), uyon-
uyon (upacara adat/hajatan), dan lain-lain.

Kehidupan Kerajaan Gesang


Kerajaan gesang merupakan contoh dari peradaban dunia
yang sudah cukup maju. Setidaknya tekad kepala pemerintahan
saat itu , yaitu raja Raden swara bertekad mengembangkan ilmu
pengetahuan dengan semaksimal mungkin. Kegiatan
pengumpulan hewan-hewan dan pendataan dipimpin oleh Mahesa
setia. Termasuk hewan laut. Kemudian pengkajian mengenai
tumbuh-tumbuhan dipimpin oleh elam wardhana. Kegiatan
olahraga berupa Balap sapi maupun burung hias rutin diadakan.
Pengembangan terhadap bidang sastra diselenggarakan dengan
terbuka, dengan mengadakan perlombaan melantunkan nada
sastra , melukis, membuat patung dan menggambar relief. Dalam
bidang pertanian, swasembada pangan diusahakan dengan
mengkader petani secara berkala dan penyuburan serta
pemanfaatan maksiman lahan pertanian. Dalam bidang peternakan
dan budidaya ikan, dikembangkan dengan sistem rumah tangga.
Setiap kepala keluarga berhak mengadakan usaha ternak.
Dalam bidang kesehatan, dimaksimalkan penggunaan
tumbuhan obat. Tabib – tabib senantiasa melayani masyarakat.
Khususnya dalam bidang pencegahan penyakit. Tabib terbaik
dibina secara khusus terlebih di keluarga kerajaan. Segala

59
keperluan tabib disediakan, dan profesi tabib dianggap terhormat
dikarenakan karena menyelamatkan nyawa orang lain. Dalam
menjalankan Profesinya, tabib dilindungi hukum meskipun gagal
dalam pengobatan, dikarenakan sudah berusaha. Profesi hakim
diberikan upeti besar dari kerajaan. Agar tidak dapat disuap.
Kegiatan perekonomian di atur dan dikembangkan dengan prinsip
kebutuhan individu. Setiap orang diberikan mata uang
berdasarkan pekerjaannya. Mata uang yang beredar adalah uang
emas, uang perunggu, juga uang perak biasa. Pertukaran hasil
alam biasa dilakukan di pasar barter.

Perjalanan Armada Kapal Gesang


Saat ini Kerajaan sedang merencanakan dan mengadakan
ekspedisi besar. Tujuan utama Rombongan Laksamana Mandala
adalah suatu daerah di benua afrika. Kemudian dipanggillah
Laksamana muda Al-fath dan Al-thaf :" Bagaimana apa kalian
sudah melihat tanda-tanda adanya daratan ..."? " Belum
Laksamana utama". Jawab keduanya. Tapi kami melihat tanda-
tanda akan datang badai ", dan terlihat arus laut memang tidak
seperti biasanya...". Jawab keduanya. Bagaikan sebuah intuisi
yang adalah suatu pertanda dari pelaut muda. Berselang
kemudian,datanglah petir menggelegar. Yang disusul arus ombak
yang semakin besar. Komandan kapal segera memerintahkan
awak kapal agar bersiap. 3 kapal yang awalnya bersiap itu
akhirnya terpisah. Kapal utama terdampar di sebuah pulau. Hari
sudah mulai gelap dan malam tiba. Laksamana utama
memerintahkan awak kapal :" ayo semua keringkan diri ...". Prabu
adi jaya kamu pimpin untuk membuat api. Prabu Adi jaya yang
merupakan komandan lapangan langsung memimpin awaknya
untuk membuat api untuk mengeringkan diri. " ini pulau yang
misterius...". Batin Laksamana utama.

60
Pemimpin kapal dua adalah Laksamana Fabala dan
Pemimpin di kapal ketiga adalah Laksamana Palma. Masing-
masing beranggotakan 50 awak kapal.Pasca badai, kedua kapal
masih berada di lautan. Meski terpisah dari kapal utama.
Kepemimpinan dipegang Laksamana Palma karena lebih senior."
Ayo kita keluarkan air banjir yang masuk di kapal...". Awak kapal
tiba2 terkejut karena melihat hewan melata yang sangat besar. Di
suatu pulau. ". Seperti buaya raksasa...". Papar awak kapal.
Rombongan burung di pulau tersebut juga berukuran besar. Lalu
Laksamana Palma memberikan perintah. " Jauhi pulau itu,
teruskan perjalanan ke arah barat ...". Karena hari sudah mulai
gelap dan angin laut berkurang. Layar diturunkan. Dan Pasukan
pendayung memacu kapal ke arah barat. " Kerahkan kecepatan
penuh...". Perintah Laksamana. Sesudah agak lama mendayung ,
lautan mulai tenang, angin sudah mulai bertiup. Layar dikibarkan
kembali. Para awak kapal sudah lebih tenang. Kemudian
Buwana,salah satu awak kapal , seorang abdi dalam kerajaan yang
turut ikut serta dalam pelayaran meminta izin berbicara dengan
sang Laksamana. " Mhn ampun, Baginda Pangeran, hamba ingin
berbicara dengan pangeran...". Silahkan. " Jawab Laksamana
Palma." Mhn izin sebelumnya, sehubungan 2 kapal kita telah
terpisah dari kapal utama. Apa tidak sebaiknya kita tunggu dan
cari dulu Laksamana Mandala. Lalu jawab sang Pangeran :" Hal
ini sudah saya bicarakan dengan Yang Mulia. Apabila terjadi
sesuatu. Saya yang ambil alih. " Baik komandan". Jawab sang
abdi dalem. Laksamana Palma. Berjalan ke ujung kapal dengan
kaki kanan diangkat ke depan :" Malam ini bentuk tim jaga
malam. Istirahat bergantian. Kapal pastikan terus melaju dengan
kecepatan penuh...". Baik Laksamana. Jawab seluruh awak kapal.
Pagi hari saat menjelang subuh. Saat beberapa orang
muslim selesai menunaikan sholat shubuh sembari mengikuti

61
jalannya arahnya kapal. Terdengar suara aneh yang saat
ditanyakan ke beberapa awak kapal juga mendengarnya. " Itu
suara adzan dari suatu pulau...".Kemudian Laksamana Mandala
memerintahkan seluruh kapal untuk menuju arah sumber suara itu.
"Dekati pulau itu..." Saat sampai di pulau tersebut ternyata
memang merupakan pulau yang sudah dihuni manusia. Itu pun
awak kapal tidak memasuki pulau tersebut. Tim kedua kapal
akhirnya sampai pada benua afrika, total perjalanan adalah 6
bulan. Misi yang dipegang berdasarkan perintah dari raja adalah
pencarian budak, sekaligus pertukaran budaya dan rencana misi
dakwah.

Karakteristik Kapal Gesang adalah:


1. Kapal berukuran beragam. Untuk trayek internasional sekitar
50 meter panjangnya dengan kapasitas angkut 500 hingga
1.000 orang dengan kapasitas beban antara 250 hingga 1.000
ton.
2. Tidak menggunakan besi atau paku sebagai teknologi
pembuatannya. Orang di kerajaan Gesang menggunakan pasak
untuk merekatkan bagian kapal satu sama lain.
3. Dinding kapal terdiri dari lapisan-lapisan papan yang terbuat
dari kayu jati.
4. Tidak adanya satu jenis kemudi. Ada semacam cadik dengan
dua bilah yang ditaruh di belakang dek kapal.
5. Untuk jenis Kapal raksasa menggunakan bermacam layar,
mulai dari dua layar hingga empat layar besar, lengkap dengan
sebuah busur besar sebagai kemudi angin.
6. Untuk jenis kapal perang sudah dilengkapi meriam.Dan tempat
para pasukan pemanah

62
Dakwah Sunan Fajar di Desa Tangger
Sunan fajar menempuh perjalanan dari lokasi awal tempat
membuat penginapan menuju ke suatu desa yang kepala desa serta
rakyatnya menerima rombongan dengan terbuka. Bukan hanya
dikarenakan rombongan sudah memegang surat jalan dari raja
sunda galuh tetapi karena sikap Sunan Fajar yang baik masyarakat
setempat cenderung senang. Sunan Fajar juga menguasai bahasa
setempat. Akhirnya dilakukan dakwah dengan media seni wayang,
kebetulan di balai desa setempat sudah tersedia seperngkat alat
gamelan. Beberapa anggota rombongan Sunan Fajar rupanya
adalah pemain gamelan. Jadilah suatu kegiatan dakwah yang
mengkombinasikan antara pagelaran seni dengan pengajaran dan
pendalaman ajaran islam.
Ditunjuklah 2 orang santri yang bertugas untuk menyusun
kitab yaitu Abdullah dan Dhobith. Kitab ditulis di kulit binatang
dan pelepah daun kering. Juga 1 orang pemahat dan pembuat
relief di batu yaitu Zakir. Abdullah dan Dhobith adalah asli Jawa
Timur , keduanya memang pernah menyusun Naskah keilmuan
Nahwu-Shorof dari suatu Pesantren di daerah Lamongan.
Sementara zakir adalah asli Jawa Barat. Zakir sebelumnya pernah
membuat proyek suatu Candi dan relief di daerah Karawang.
Dalam seminggu sekali Sunan Fajar membuat pagelaran seni.
Grup Sunan Fajar diberi nama Kyai Kelana. Saat pementasan
perdana Kyai Kelana, dipenuhi seluruh warga. Pementasan juga di
hiasi pagelaran silat. Empat orang santri mendemonstrasikan
koreografi sebuah pertarungan untuk menyemarakkan kegiatan
seni dakwah. ― Itu adalah jurus Sunan Fajar …‖ pungkas salah
satu warga. Setelah 1 rangkaian pencak silat dan alunan musik
Gamelan, dilanjutkan dengan kegiatan ceramah agama. Tema
Aqidah-akhlak, Fiqih, bahasa Arab,dan Sejarah islam. Pagelaran
wayang disajikan dengan tokoh-tokoh yang telah dikenal

63
masyarakat sebelumnya. Sehingga masyarakat tertarik. Wibawa
Sunan Fajar menambah kharisma, dengan jubah putih dan kuda
putihnya. Dalam ceramah Sunan fajar menyertai dengan guyonan
dan humor, sehingga makin menarik. Serta disertai Tanya jawab
atau diskusi dengan masyarakat. Sunan fajar menguasai bahasa
dan tulisan jawa kuna.
Hari demi hari berlalu. Kegiatan di desa bahkan dapat
disebut negeri Tangger. Karena meskipun berada di wilayah
Kerajaan Sunda Galuh, swasembada pangan telah dilakukan di
daerah ini.Tatakelola kepemerintahan disusun dengan organisasi
yang tertata rapi, tata sastra di kelola sendiri di balai kesenian
daerah, meskipun dalam masalah tata kaprajuritan komando dan
kepesertaan masih dibawah pasukan utama kerajaan Sunda Galuh.
Kegiatan pertanian di awasi pemerintah daerah, seiring dengan
bidang perikanan dan peternakan. Kemudian ditambah dengan
sebagian santri Sunan Fajar yang mendirikan perguruan silat.
Tidak tanggung - tanggung, semua ilmu dan materi jurus silat
Sunan Fajar diberikan di perguruan silat tersebut.
Di Suatu sore, Sunan Fajar kedatangan tamu.
" Wahai Kanjeng Sunan, Nyuwun sewu mohon
izin...". Silahkan...sebentar tunggu. " Jawab Sunan Fajar".
Rupanya orang itu hendak berobat. " Adik hamba sudah 10
hari demam, dan sakit terbaring terus ..."
Mohon kanjeng Sunan dapat memeriksanya. Sebelumnya
sudah dibawa 2 kali ke Tabib desa namun tidak kunjung sembuh.
"Baiklah...InsyaAllah dengan izin Allah SWT...". setelah
memeriksa dan memberikan beberapa daun obat. Warga itu pun
kembali kerumah. Dua hari setelahnya kakak si Penderita datang
kembali. Dan mengabari serta mengucapkan terima kasih.
Adiknya telah lebih sehat, sang kakak tidak menyangka kalau
Sunan Fajar juga memiliki keterampilan menyembuhkan orang
sakit. " Semua atas izin Allah SWT, manusia wajib berikhtiar,

64
tetapi kepastian kesembuhan di tangan yang Maha Kuasa, dialah
Allah sang Maha Pencipta , Jawab Sunan Fajar.
Sang Sunan pun mengikuti tata tradisi, kebudayaan dan
bahasa di daerah tersebut.Sebagai suatu metode dan strategi
dakwah yang baik. Terdapat hasil bumi daerah Tangger yang
bahkan sampai di jual ke luar pulau yaitu kelapa. Terdapat
perkebuna kelapa di pinggir pantai yang menjadi komoditi
ekonomi daerah yang cukup besar. Hasil perikanan laut daerah
dikembangkan dengan memberikan kemampuan berlayar dan
fasilitas perahu penangkap ikan yang bagus. Begitulah kehidupan
di Desa Tangger. Suatu desa ujung atau perbatasan Sungai
Cisadane yang merupakan bagian tepi dari kerajaan Sunda Galuh.
Terlebih Setelah kedatangan Sunan Fajar. Sang Sunan pun
mengikuti tata tradisi, kebudayaan dan bahasa di daerah tersebut.
Sebagai suatu metode dan strategi dakwah yang baik. Dari sisi
peternakan di desa Tangger rupanyanya memiliki kebiasaan
menyembelih hewan kurban dengan memenggalnya langsung di
leher atas, ini yang menjadi penekanan Sunan Fajar untuk tidak
menyakiti hewan sembelihan dan menyembelih atas nama Allah
SWT. Terlebih saat hari raya qurban. Kemudian dari sisi budidaya
tanaman. Penduduk sudah mengenal suatu tanaman yang daunnya
dikeringkan lalu asapnya dihirup, beberapa orang meyakininya
sebagai obat. Tetapi Sunan fajar tidak ikut mengkonsumsinya.
Biasanya sunan fajar hanya meminum sedikit teh dan kopi jika
disuguhkan.

Pertemuan Dengan Kiai Dari Mongol:


Dalam kegiatan dakwan di desa. Tanpa sengaja Sunan Fajar
bertemu dengan muallaf dari Mongol yaitu kiai Reiner. Bangsa
Mongol sebelumnya datang ke Jawa. Dalam rangka perang.
Agama para pasukan adalah Syaminism. Cerita kiai Reiner bisa

65
masuk Islam diduga warga saat itu dikarenakan menikahi gadis
muslim setempat. Pertemuan dengan Sunan Fajar terjadi di
pagelaran seni Sang Sunan. Kiai Reiner datang menghampiri
Sunan Fajar. Dan semenjak perkenalan menjadi sahabat. Dan
rekan seperjuangan dalam dakwah. Saat pertama bertemu Sunan
Fajar juga agak kaget dikarenakan warga Negara Mongol
umumnya saat itu belum beragama islam. Cara berpakaian sang
ptra mongol yang bagaikan santri itulah yang membuat Sunan
Fajar memanggil sang rekan dengan panggilan ―kiai‖
Meskipun status di perguruan Kiai Reiner adalah sebagai
murid. Tetapi sunan fajar sangat menghormati. Meskipun
sebelumnya Kerajaan Gesang pernah terlibat perang dengan
bangsa mongol. Memang Kiai Reiner belum lancer berbahasa
Jawa, tetapi maksud yang sang muallaf utarakan selalu dimengerti
Sang Sunan. Hal yang menarik Sang Sunan lagi adalah kuda kiai
Reiner. Kuda Mongol memang berbeda dari kuda. Postur sama
tetapi warna Albino. Kemudian kiai reiner juag membawa
beberapa tanaman dari Negeri Mongol, yang meliputi tumbuhan
teh, ginseng dan umbi-umbian. Dan tanaman maupun peradaban
bercampur dengan peradaban di Nusantara.

Petualangan Laut
Bangsa Mongol sebelumnya datang ke Jawa. Dalam rangka
perang. Agama para pasukan adalah Syaminism. Cerita kiai
Reiner bisa masuk Islam diduga warga saat itu dikarenakan
menikahi gadis muslim setempat. Pertemuan dengan Sunan Fajar
terjadi di pagelaran seni Sang Sunan. Kiai Reiner datang
menghampiri Sunan Fajar. Dan semenjak perkenalan menjadi
sahabat. Dan rekan seperjuangan dalam dakwah. Dalam grup
Gamelan Sang Sunan, kiai Reiner turut serta dalam keanggotaan.
Posisi kiai Reiner adalah Gong Chau asal Tiongkok, dan bertugas

66
memukul China Cymbal. Tarian ala Mongolia juga disatukan
dalam koreografi tari grup, yang sebelumnya dipengaruhi unsur
timur tengah. Meski dasar instrument-nya adalah gamelan Jawa.
Dari segi ilmu Tajwid, seni melagukan membaca Al-qur'an dan
tafsir, Kiai Reiner belajar penuh ke Sunan Fajar. Juga dalam
penulisan, meskipun belajar huruf hijayah dituliskan di pelepah
daun kering, kiai reiner tetap semangat. Akulturasi kebudayaan
pun terjadi , awalnya kerajaan mongol memang hendak menguasai
nusantara, tetapi ambisi berubah menjadi perdamaian. Yang
dikarenakan: 1. Tertarik dengan kebudayaan dan peradaban di
Nusantara, 2. Hasil bumi dan rempah-rempah di Nusantara
berlimpah, 3. Sudah terjalin sosialisasi dan akulturasi
perdagangan, bahasa, dan bahkan melalui pernikahan. sehingga
membuat kehidupan multi etnis terjadi.
Perjalanan Sunan Fajar kemudian selalu di temani oleh Kiai
Reiner. Setelah kurang lebih 1 bulan di padepokan , keduanya
beserta tim merencanakan untuk melakukan ekspedisi dan
petualangan. Di Pelabuhan Sundagaluh sudah di siapkan Kapal
ekspedisi. Haji Purwa ,dimana di kisah sebelumnya merupakan
sosok yang dianggap guru oleh Sunan Fajar dan sekaligus sosok
yang Sunan Fajar sudah seperti ayah sendiri. Awalnya utusan
Sunan Fajar lah yang pergi ke Pelabuha n Sundagaluh untuk
mencari sebuah Kapal jelajah dan menghadap ke Haji Purwa.
Setelah Kapal sudah ada dan dengan bantuan Haji Purwa yang
juga merupakan Brahmana dan penasehat spiritual kerajaan
Sundagaluh. Ada hal yang menarik saat perkenalan dengan kiai
Reiner, yaitu saat ingin menikahkan adiknya dengan Sang Sunan.
Awalnya dengan mengenalkan , Sunan Fajar tersenyum seraya
berkata : ― Syukron katsiron, wahai sahabat…adinda baik sekali
tetapi saya ingin focus dakwah dahulu‖.Kiai Reiner pun tidak

67
masalah dengan jawaban Sunan Fajar, ― tidak apa-apa kakanda,
saya hanya ingin menawarkan…‖
Kemudian setelah sampai di Padepokan Sunan Fajar.
Diberitahukanlah bahwa kapal sudah di dapatkan. Dan Haji Purwa
mengatakan hendak ikut serta dalam ekspedisi. Awalnya Sunan
Fajar senang. Tetapi setelah mendengar bahwa Haji Purwa ingin
ikut, tiba-tiba Sunan Fajar terdiam, dikarenakan Haji Purwa sudah
cukup sepuh dan dikhawatirkan merasa berat di Perjalalanan. "
Terima Kasih wahai idris, jawab Sunan Fajar. Kemudian idris
utusan tadi juga menyampaikan ke Sunan Fajar supaya jangan
lupa membawa seluruh perbekalan yang ada di Padepokan.
Karena perjalanan akan cukup jauh dan agar tidak kehabisan
keperluan selama di Perjalanan. Kapal yang digunakan cukup
besar. Setelah berpamitan dengan Pejabat-pejabat di lingkungan
Kabupaten Tangger, dan berpamitan dengan Sang kepala desa.
Dibekalilah Sang sunan dengan suatu keris :" simpanlah pusaka
ini sebagai kenang-kenangan..."Keris ini peninggalan dari sesepuh
saya di daerah Pakuan semoga bisa menjadi kenang-kenangan..."
Maka berangkatlah seluruh tim ke pangkalan rakit sungai
Cisadane. Rakit sudah menunggu disana. Sungai inilah yang nanti
akan bermuara di Pelabuhan Sundagaluh bagian selatan. Setelah
sampai di pelabuhan. Segeralah Sunan fajar dengan dengan kuda
nila ambara menuju ke kediaman Haji Purwa. 1 orang santri
mengikuti untuk membawakan barang. Sampailah di depan
kediaman haji Purwa. Setelah mengetuk pintu dan mengucapkan
salam keluarlah Haji Purwa. Rupanya seluruh perlengkapan Haji
Purwa sudah siap. " Bagaimana, kita berangkat ya...".
Pungkasnya. Berangkatlah ketiganya ke kapal dengan terlebih
dahulu mengajak tim. Kapal layar terlihat megah sekali. Dengan
kayu jati ukuran besar ini adalah kapal jelajah samudera.
Kemudian seluruh santri dan prajurit mengangkat barang-barang

68
ke kapal, dikarenakan kapal cukup besar, perlengkapan logistik
bahan pangan juga dibawa. Dek bawah banyak dipenuhi buah
kelapa, beberapa kambing dan sapi ikut dibawa: " Kita nanti
membuat sate di tengah lautan..." Kata salah satu santri. Maka
berangkatlah seluruhnya dengan kapal tersebut. " Innalladzii
faradha 'alaikal qur'aana laraadduka ila ma'aad..." Doa yang
diucapkan Haji Purwa sebelum berangkat. Sesaat setelah kapal
menarik jangkar dan bersiap untuk berlayar, dari pelabuhan berlari
seorang pemuda. Seraya berteriak :" Kang Purwa...Kang Purwa...
Bolehkah saya ikut? ". Setelah Haji Purwa melihat, rupanya itu '
ishak' orang pelabuhan yang biasa bantu-bantu di rumah Haji
Purwa. : " Ishak kamu berenang kesini ya..." Segera ishak yang
juga seorang nelayan yang pandai berenang dan menyelam ,
melompat ke arah kapal. Setelah dijulurkan tangga tali dia pun
memanjat naik ke kapal. " izinkan saya ikut kang..." Kata ishak
dalam kondisi bayah kuyup.
Kapal pun berangkat, matahari memancarkan sinar
terangnya. Siang hari itu , seakan menjadi pertanda cerahnya alam
dalam menyambut keberangkatan pelayaran Sunan Fajar dan tim.
santri bekas Prajurit Sundagaluh membawa banyak busur dan
anak panah, tombak serta bola meriam yang sudah terdapat di
kapal tersebut. Kapal melaju tenang tapi pasti,beberapa jam di
tengah perjalanan tim bertemu dengan sebuah kapal kecil. Haji
Purwa mengatakan untuk terus saja, jangan memperdulikan kapal
yang kelihatannya kosong tersebut. Tapi beberapa santri
membujuk Sunan Fajar untuk berhenti dan memeriksa kapal
tersebut :" barangkali ada barang-barang yang dapat kita
bawa..." Kata si santri. Setelah berdekatan dan dibuat jembatan
penghubung. Masuklah 5 orang santri untuk memeriksa. Tidak
lama terdengar suara teriakan,dan mendadak suasana menjadi
gaduh. " Bajak laut..." Teriak santri Hasan dan Husein. " Serahkan

69
harta kalian atau saya akan habisi..." Tanpa menunggu jawaban
seluruh anggota bajak laut menyerang para santri dengan pedang.
Segera Sunan Fajar dengan diikuti santri yang melihat ikut
membantu, pertarungan tidak terelakkan. Setelah bertarung kurang
lebih 1 jam. Seluruh bajak laut berhasil di lumpuhkan, meski tidak
sampai dibunuh.
Pasukan pemanah Haji Purwa yang baru keluar dari dek
bawah. Satu persatu personel bajak laut, dilumpuhkan. Tetapi
tidak sampai mati. Semua mengaduh kesakitan di geledek kapal.
Haji purwa menyusul ke kapal bajak laut. Dan tidak disangka para
bajak laut mengenali Haji Purwa, karena Di daerahnya dikenal
sebagai ulama atau guru ngaji. " maafkan kami Mbah Yai, ampuni
kami, kami ingin bertaubat dan tidak menjadi bajak laut
lagi..."Apa janji yang kalian ingin sampaikan tentang
pengampunan ini‖ Tanya Haji Purwa. ― izinkan dan angkat kami
sebagai armada kapal ekspidisi Mbah Yai…‖Seluruh pengikut
Sunan Fajar terperanjat lalu berdiskusi: ― saya serahkan keputusan
ini kepada Sunan Fajar…”. Setelah berdiskusi dengan para
pengikutnya dan para pengikut juga ―sami‘na waatho‘na‖ dengan
Sang Sunan maka Sunan Fajar berkata : ― Wahai saudara-
saudaraku, apakah kalian berjanji apabila ikut dengan tim akan
setia dan tidak ―mbalelo‖? ― kami berjanji Paduka‖, jawab seluruh
gerombolan hampir serempak…‖ Langit yang sebelumnya terik.
Berubah menjadi hujan, disusul hawa dingin yang menusuk tubuh.
Sambil basah kuyup seluruh "mantan " bajak laut yang berbaris di
tengah ujung kapal tidak bergeming. Nama-nama mereka : " Bajul
ijo, Gandhraca, Pohjaya, Garong, Kanchala, Bongah, dan
Grandatocha". Sunan Fajar memerintahkan Hasan, Husein dan
iskak. Periksa pakaian dan asesoris mereka. Baik Sunan..
Lalu ketiga santri itu memeriksa dengan detail pakaian para
" Kru baru" tersebut. Tiba-tiba iskak berkata. " Tunggu, saya

70
menemukan sesuatu. Saat merogoh saku yang berdiri paling
ujung, yaitu " Grandatocha " ditemukanlah sekeping mata uang
emas. Yang saat dilihat bertuliskan * Laa ilaahaillallah * . "Saya
menemukan sesuatu..." Lapornya pada Sunan Fajar. Kemudian
Grandatocha berkata :"Maafkan hamba tuan , itulah harta hamba
satu-satunya...uang emas dari daerah Batujaya. "Tapi jikalau
ananda mengingingkannya silahkan ambil saja...". Seraya
membentuk tangan degan posisi tangan seperti bertapa. Kemudian
uang tersebut diserahkan kepada Kiai Purwa, lalu menuju ke
semua mantan bajak laut dan berkata :" Mulai saat ini kalian
adalah Prajurit Sunan Fajar, siapkah kalian menjadi Prajurit yang
setia ? " Muhun Kang Guru...!siap....."jawab semuanya hampir
bersamaan.

Perjalanan Ke Pulau Misterius


Perjalanan dilanjutkan , ombak tampak tenang, setelah lama
berlayar. Kapal berpapasan dengan sebuah perahu kecil, "
Tampaknya Terlihat Pelabuhan..." Celoteh salah 1 awak kapal.
Sunan fajar memerintahkan menuju Pelabuhan tersebut. Burung
alap - alap berkicauan sembari terbang riang di bawah awan.
Perintah Laksamana Jeru. Siapkan pasukan ' Advance' ...dan
seluruh awak harap mempersiapkan diri...". Sendika Laksamana,
Jawaban dari hampir seluruh awak kapal.
Pasukan sekoci bersiap-siap turun, senjata dan peralatan
selam dibawaSaat Sunan Fajar bertanya tentang Pulau tersebut.
Orang di Pelabuhan menjawab : "Madagaskar...". Iskak,Hasan
dan Husain memeriksa keadaan sekitar. "Saya patroli sebentar".
Sembari mencari obat - obatan untuk awak para mantan bajak laut
yang terluka.
Meskipun sebuah negara pulau di Samudra Hindia, lepas
pesisir timur Afrika tersebut semua penduduknya sangat ramah.

71
Sunan Fajar dan tim tidak lama berada di Pulau tersebut. " Siap -
siap berlayar kembali ..." Kata Sunan Fajar. Ambil buah kelapa
untuk keperluan selama perjalanan. Seluruh tim Sunan Fajar
berjumlah 25 orang. Termasuk Kiai Purwa dan seorang
pengawalnya bernama " Syakur ". Nama-nama murid Sunan fajar
selain dari mantan Bajak Laut : Saleh, Khadafi, Imron, Hafid,
Sabiq, Adnan,Rafiq, Hammad, Syaiful,Fahmi, Zakir, Addin,
Ramadhan, Rizky, Husein, Hasan ,Iskak.
Perjalanan samudera sedemikian panjang, seringkali cuaca
tidak ramah. Tetapi karena dasarnya adalah pelaut ulung. Dingin
menusuknya angin laut tidak dirasakan. Setelah kira-kira 3 bulan
menjelajah Samudera, mereka tiba di Pelabuhan Jeddah. Adalah
suatu hal yang luar biasa untuk para santri. Dan Sunan Fajar serta
Haji Purwa memimpin untuk melaksanakan umroh.Setelah umroh
dilaksanakan seluruh santri. Para santri bersiap untuk menempuh
perjalanan samudera kembali. Kiai Reiner tiba-tiba berkata : "
Wahai Kanjeng Sunan, sudah pernahkah kanjeng ke tempat
kelahiran saya ? Yaitu tanah Tar-tar ( Mongolia ). Sunan fajar
terdiam , setelahnya berkata :" kau seperti dapat membaca pikiran
saya”, memang itulah tujuan kita selanjutnya. Setelah menempuh
perjalanan beberapa bulan, tibalah di tanah Mongolia. Saat sudah
tampak dari kejauhan pelabuhan tar-tar. Berkatalah kiai Reiner
terhadap Sunan Fajar : " Terima kasih atas kebaikan
Njenengan...saya akui kehebatan dan kedahsyatan para pelaut
Nusantara...". " Ahhh biasa saja...". Pungkas Sunan Fajar. Lalu
Setelah berlabuh di daratan, kiai reiner. Bersiap - siap dan yang
turun pertama. " Ayo, semua pinarak ke kediaman saya.
Meskipun sebelumnya sudah pernah terjadi ketegangan
antara bangsa Mongol dan kerajaan Jawa. Ekpedisi Sunan Fajar
memberikan perspektif yang berbeda. Malahan terjadi akulturasi
dan tukar pikiran kebudayaan yang positif. Kediaman kiai Reiner

72
masih harus ditempuh agak jauh melalui jalur darat. "Nanti kita
mendirikan Padepokan yang asri, tenang saja. Kediaman saya
termasuk di pedesaan lereng gunung...jauh dari keramaian
maupun Pusat pemerintahan. Kedatangan mereka juga di
Pelabuhan bagian tepi, sehingga tidak banyak penduduk
pelabuhan yang melihat. " Baiklah…, gunakan kesempatan di
negeri Tar-Tar ini untuk mencari pengalaman dan menimba ilmu
sebanyak mungkin. Nanti jika dirasa kita sudah mendapat banyak
ilmu disini, barulah kita kembali ke Jawa ..."." Baik wahai
Kanjeng Sunan. ". Jawab seluruh santri.

Kisah Sunan Fajar dan Dewi Mertasari.


Sunan Fajar hidup di suasana kerajaan hindu
budha,meskipun demikian, suasana kehidupan yang harmonis
antar anggota masyarakat senantiasa terjalin dengan baik, sentosa
dan damai. Kehidupan di istana bagaikan surga dunia. Sunan fajar
atau Raden Satya, selepas mengikuti latihan berkuda dan
memanah sejak pagi sampai sore, beristirahat di pendopo keraton.
Biasanya Dewi Mertasari bertugas untuk mempersiapkan
perlengkapan di pemandian. Biasanya di Tirta ( pemandian
keraton ). Sudah dihidangkan pula berbagai macam hidangan.Di
pemandian kerajaan itulah Sunan Fajar dan Dewi Mertasari
kerapkali bertemu, meskipun diantara mereka berdua tidak ada
perasaan apa-apa dan juga di tempat pemandian tersebut tidak
hanya berdua saja, tetapi banyak benerapa pelayan lainnya,
termasuk pelayan senior.dan beberapa penjaga taman pemandian.
Tetapi Sunan Fajar tetap menerapkan prinsip-prinsip islam.
Apalagi Dewi Mertasari, dengan posisinya yang " abdi Ndalem"
Kraton, mana berani berbuat macam-macam.Apalagi berfikir jatuh
cinta dengan Raden Satya misalnya

73
Puisi Jiwa
‘Hampa adalah suasana. Suasana adalah bahagia.
Perasaan haruslah sejahtera, sejahtera merengkuh
jiwa..."

" bahagia adalah keikhlasan jiwa ", Suka bercampur


suaka bersatu dalam jiwa, Meskipuna bunga di
rundung nestapa, syukur diri senantiasa berkembang di
jiwa"

―Alam mesra dalam sukacita, pelangi mewarnai


suciwarna, fajar menyingsing terasa asing, membalut
hijau dalam kicau‖

Semasa di Istana Utama Sunan Fajar disukai banyak gadis,


termasuk keempat putri raja istana utama yang terakhir, tetapi
tidak ada yang berjodoh, yaitu Jambu ayu, Delima utama,
Widodareni, dan Arum sari. Dewi Mertasari adalah gadis yang
bertugas mengurusi permasalahan masak dan tugas rutin " ndalem
" keraton . Ayah Dewi mertasari yaitu Ki Ageng Monggo adalah
guru silat Sunan Fajar yang juga termasuk orang kepercayaan
Raja Radenswara. Ibunda Sunan fajar ( Siti Solehah ) naksir
dengan sosok Dewi Mertasari yang menurut sang ibunda berwajah
ayu, halus tutur katanya," seregep "serta pandai memasak.
Setiap pagi, adalah jadwal Dewi Mertasari untuk
membereskan beberapa kamar dan suatu saat Sang ibu bertanya : "
Dewi..." , Dalem ibu, jawab sang gadis. Bagaimana menurut kamu
tentang Sunar Fajar ? " Dewi Mertasari diam saja dan tidak
menjawab. " " Kok diam saja... Oh iya, ibu mau menanyakan
sesuatu ...". " Enjih ibu..". " Apakah kamu sudah ada rencana
menikah..."? Dewi Mertasari terdiam kembali. Hanya tertunduk
dan tidak berbicara apa-apa sambil merapikan tempat tidur sang

74
Sunan." Ya sudah kalau memang kalau belum siap untuk
menjawabnya. Kemudian Dewi Mertasari karena sudah selesai
membereskan tempat tidur, berpamitan untuk keluar kamar . "
Ndalem izin keluar kamar ibu ". "iya monggo silahkan". Pungkas
Nyai Siti Solehah. Adapun jenjang kepangkatan abdi dalem di
Keraton adalah Jajar, Bekel Anom, Bekel Sepuh, Lurah, Penewu,
Wedono, Riya Bupati, Bupati Anom, Bupati Sepuh, Bupati Kliwon,
Bupati Nayoko, dan Pangeran Sentana. Ayah Dewi Mertasari
sendiri yaitu Ki Ageng Monggo sudah berpangkat tinggi.
Meskipun statusnya adalah Abdi dalem kraton, awalnya Ki Ageng
Monggo adalah abdi dalem tepas, tetapi sekarang statusnya sudah
menjadi Abdi dalem Caos. Karena ayahanda Dewi Mertasari
sudah cukup lama mengabdi di Keraton.
Kira-kita satu bulan kemudian saat Dewi Mertasari sedang
menjahit di suatu pagi di pendopo istana. Nyai Siti Solehah, yang
sedang bersama menjahit di depan Dewi Mertasari menanyakan
kembali topik yang pernah ditanyakan. " Jeng Dewi, bagaimana
tentang pembicaraan kita kemarin...? " Sendiko ibu, pembicaraan
yang mana ya..., Itu kamu bagaimana dengan Sunan Fajar ?
Apakah mau kalau hidup bersama Sunan Fajar...? " Maksudnya
hidup bersama bagaimana ya Bu...? Jawab sang gadis keturunan
Bali tersebut. " Mau tidak kamu ibu jodohkan dengan Raden Setya
? ( Nama Kecil Sunan Fajar ). Tiba-tiba Dewi Mertasari yang
bernama Asli Nyi Ayu Den Ratih, menangis. " Ya sudah jangan
menangis, ayo kita ke Dapur untuk mempersiapkan sarapan"
lanjut Siti Solehah, Sang ibunda Sunan Fajar / Raden setya.
Kondisi di Kraton Gesang sangat nyaman. Meskipun
sebetulnya, masih bercorak hindu budha . Kegiatan keislaman di
Kraton sudah dilaksanakan. Dinding Kraton dengan batu bata
yang tersusun rapi. Saat malam hari obot menempel di sudut -
sudut ruangan Kraton dan istana di pasang obor, sehingga

75
menambah syahdu suasana kraton istana di malam hari. Keesokan
harinya, saat sore hari.sepulangnya Sunan Fajar dari latihan
memanah,saat sedang duduk dan merapikan perlengkapan
memanah, Sang Bunda menghampiri dan kemudian berkata :
'Satya, apakah Ananda pernah jatuh cinta ...? " Pertanyaan Sang
Bunda membuat Raden Satya menghentikan pekerjaannya.
"Memang ada apa, bunda..."? Jawab Sunan Fajar sang Raden
Satya. " iya, terus terang Bunda sudah mengharapkan seorang
cucu.."lanjut sang Bunda Menimpalo." Satya masih ingin
menuntut ilmu dahulu Bunda, Satya masih merasa ilmu yang satya
miliki masih jauh dari cukup.". Kemudian Sang Bunda
menambahkan : " Ya sambil menimba ilmu, sambil berkeluarga
toh nak...". Agaknya Sang Bunda merasa bahwa Sunan Fajar
sudah cukup umur untuk menikah. Sunan Fajar memang jarang
pulang, lebih sering tinggal di rumah kakeknya untuk belajar kuda
dan memanah. Di akhir pekan, biasanya berguru ke kediaman Ki
Ageng Monggo. Kemudian sang Bunda berfikir, bahwa mungkin
Raden Satya. Tidak mengetahui Bahwa Dewi Mertasari atau Nyi
Ayu Den Ratih adalah Putri kandung dari Ki Ageng Monggo.
Dikarenakan baru satu bulan ini Sunan Fajar kenal dan berguru
dengan Sang abdi dalem senior. Karena meskipun Abdi Kerajaan
sejak awal. Sunan fajar sendiri jarang bertemu.
Akhirnya Sang Bunda Siti Solehah mendapat pemikiran.
Atau Dewi Mertasari saya tempatkan di Dekat Pendapa tempat
Raden Satya tinggal, agar dapat dekat dengan Sang Sunan.
Akhirnya ditugaskanlah Dewi Mertasari untuk lebih fokus di
Keraton bagian selatan untuk bertugas disana. Nyi Ayu Den Ratih
sendiri sebetulnya sudah ada yang pernah melamar, yaitu Prabu
Yudhistira seorang Patih dari Kerajaan Tanjungpura, namun Sang
Putri Ki Monggo tidak berminat. Akhirnya sang ayah juga tidak
mau memaksakan apa yang menjadi kehendak putrinya.

76
Suatu hari, di pekan berikutnya, saat Sunan Fajar pulang
berlatih memanah, Nyi Ayu Den Ratih menyiapkan minuman dan
makanan sore di Pendopo selatan. Akhirnya Sunan Fajar dan
Dewi Mertasari bertatapan mata. Meskipun saat itu mereka tidak
berdua saja, tetapi ada beberapa pelayan istana senior lainnya. Nyi
Ayu Den Ratih ibarat merasakan suatu perasaan yang sukar
digambarkan. Sunan Fajar meskipun merasa biasa saja, merasakan
Suatu Hal yang membuat jantungnya berdegup kencang yang
tidak tahu mengapa.
Hingga suatu ketika, saat Sunan Fajar sedang belajar ilmu
Katuranggan di Kediaman Ki Ageng Monggo. Sang guru tiba-tiba
menanyakan : "Nak Raden Satya" bolehkah saya meminata tolong
sesuatu?" Kemudian Sunan Fajar menjawab "Maukah Nak Satya
mengantar Putri saya ke daerah Bali ? Soalnya putri guru hendak
ada acara di Bali" Lalu Sunan Fajar menjawab :" InsyaAllah
Guru..." Hingga esok harinya saat di Padepokan alangkah
terkejutnya Sunan Fajar karena Putri yang dimaksud gurunya
adalah Nyi Ayu Den Ratih atau Dewi Mertasari. Lalu diantarlah
Sang Putri ke tanah Bali dengan diantar beberapa orang pengawal
istana.
Sunan Fajar sebetulnya bukanlah Raja, bukan juga seorang
Putra Raja. Tetapi karena kedudukannya sebagai Prajurit telik
sandi, maka kedudukannya di kerajaan adalah spesial.Hingga
akhirnya pada saat dalam perjalanan laut ke Bali itulah, Sunan
Fajar melamar Dewi Mertasari, tepatnya saat hendak berangkat
dari Pelabuhan Jung Biru. Sang Gadis pun hanya terdiam saat
Raden Satya mengajaknya menikah. Kemudian saat sudah
kembali ke Gesang, Ki Ageng Monggo mengatakan kepada Sunan
Fajar bahwa tanda setujunya seorang gadis adalah dengan diam.
Sang ibunda Siti solehah pun bahagia mendengar Sunan Fajar
akhirnya jadi menikah dengan Nyi Ayu Den Ratih. Pernikahan

77
dilangsungkan di Istana Utama ( Istana Utama ). Sang istri juga
senantiasa turut berjuang dalam mendukung tugas-tugas sang
suami. Hingga akhirnya melahirkan satu orang putra yang
bernama "Fatih ". Kelak fatih ini menjadi Mahapatih hebat di
Kerajaan Gesang.

Kisah Ashabul kahfi


Pada suatu ketika murid Nabi khidir meminta Sunan fajar
untuk bercerita tentang kisah Ashabul kahfi. ― Wahai kanjeng
sunan, bisakah bercerita tentang Ashabul kahfi ―? Baiklah , jawab
sunan fajar , beginilah ceritanya:
Alquran mengandung kisah-kisah yang berhikmah
besar. Di antaranya mengenai para penghuni gua (Ashabul
Kahfi), yang dinarasikan dalam surah Al Kahfi ayat 9-26.
Walaupun firman Allah SWT itu tidak mencantumkan siapa
nama mereka, di mana lokasi, dan kapan peristiwa yang
dimaksud, kisah tersebut benar-benar pernah terjadi.
Kalangan sejarawan yang mengkajinya sering merujuk pada
konteks sejarah penduduk Upsus (Ephesus). Ephesus
merupakan nama kota kuno di pesisir Turki Barat, sekitar
tiga kilometer Distrik Selcuk, Provinsi Izmir, Turki. tujuh
pemuda itu adalah segolongan kaum muda yang menerima
perkara yang hak dan mendapat petunjuk ke jalan yang
lurus dari guru-guru mereka yang saat itu telah durhaka dan
tenggelam ke dalam agama kebatilan menjadi sesat.
Disebutkan pula bahwa pada suatu hari mereka keluar
menuju tempat perayaan kaumnya; setiap tahun kaum-nya
selalu mengadakan perayaan di suatu tempat yang terletak
di luar kota mereka. Mereka adalah para penyembah
berhala dan taghut, dan selalu meng-adakan kurban
penyembelihan hewan untuk berhala sesembahan mereka.
Raja mereka saat itu adalah seorang yang diktator lagi keras
kepala, bernama Dekianus.

78
Raja Dekianus menganjurkan rakyatnya untuk
melakukan hai tersebut, menyeru serta memerintah mereka
Untuk menyembah berhala dan berkurban untuk berhala.
Ketika orang-orang keluar menuju tempat pertemuan
mereka dalam hari raya itu, para pemuda tersebut ikut
keluar bersama bapak-bapak mereka dan kaumnya untuk
menyaksikan apa yang diperbuat oleh kaum-nya dengan
mata kepala sendiri. Setelah menyaksikan perayaan itu,
mereka mengetahui bahwa apa yang dilakukan oleh
kaumnya —yaitu bersujud kepada berhala dan ber-kurban
untuknya— tidak boleh dilakukan kecuali hanya kepada
Allah yang telah menciptakan langit dan bumi. Maka para
pemuda itu melolos-kan diri masing-masing dari kaumnya
dan memisahkan diri di tempat yang terpisah jauh dari
mereka. Pada mulanya seseorang dari mereka duduk
bernaung di bawah pohon, lalu datanglah pemuda lain ikut
duduk bergabung dengannya. Kemudian datang lagi
pemuda yang lain. Demikianlah seterusnya hingga
semuanya berkumpul di tempat tersebut, tanpa saling
mengenal di antara sesama mereka. Masing-masing dari
mereka menutup diri dari yang lainnya karena takut
pribadinya terbuka, sedangkan dia tidak mengetahui apakah
teman-nya itu seakidah dengannya ataukah tidak? Akhirnya
salah seorang dari mereka memberanikan diri mengatakan,
"Hai kaumku, kalian mengetahui, demi Allah,
sesungguhnya tiada yang menjauhkan kalian dari kaum
kalian hingga kalian memisahkan diri dari mereka kecuali
karena suatu alasan, maka hendaklah kita mengutarakan
tujuannya masing-masing." Seseorang dari mereka
menjawab, "Sesungguhnya saya, demi Allah, setelah
melihat apa yang dilakukan oleh kaum saya menyimpulkan
bahwa apa yang mereka lakukan itu batil. Karena
sesungguhnya yang berhak disembah semata dan tidak
boleh dipersekutukan dengan sesuatu hanyalah Allah, Yang
telah menciptakan langit dan bumi serta semua yang ada di
antara keduanya." Yang lainnya mengatakan, "Saya pun

79
mempunyai pemikiran yang sama dengan apa yang dia
katakan," dan yang lainnya lagi mengatakan hal yang sama,
hingga mereka semua sepakat dalam suatu kalimat dan
ternyata mereka senasib dan sepenanggungan; mereka
menjadi bersauda-ra yang sebenarnya dalam ikatan iman.
Lalu mereka membangun sebuah tempat peribadatan untuk
menyembah Allah. Tetapi kaum mereka mengetahuinya dan
melaporkan keadaan mere-ka kepada raja mereka. Raja
memanggil mereka, lalu menanyai urusan mereka dan apa
yang sedang mereka lakukan. Mereka menjawab dengan
jawaban yang benar dan menyeru raja untuk menyembah
Allah SWT. Melarikan Diri ke Gua Namun, Raja Dekianus
marah mendengar ajakan para pemuda tersebut. Raja
memerintahkan para pengawalnya untuk membunuh
mereka hingga membuat ketujuh pemuda itu lari
menyelamatkan diri dan bertemu di gua. Selama berada di
tempat persembunyiannya di gua, ketujuh pemuda itu atas
izin Allah ditidurkan selama 309 tahun. Disebutkan dalam
ayat tersebut di atas bahwa ketujuh pemuda itu ditidurkan
selama 309 tahun. Mereka kemudian dibangunkan oleh
Allah dari tidurnya. Wajah mereka pun berseri-sering dan
saling bertanya berapa lama tidur di gua. Sebagian dari
tujuh pemuda itu lalu berkata bahwa hanya Allah yang tahu
berapa lama mereka ditidurkan. Setelah itu, mereka keluar
dari gua dan mencari makan ke kota.
Ketujuh pemuda itu kaget karena keadaan kota sudah
berubah dan banyak orang yang sudah beriman kepada
Allah SWT. Tidak berapa lama kemudian, ketujuh pemuda
itu meninggal dunia. Ashabul kahfi ini mengajarkan bagi
Muslim untuk tetap berpegang teguh kepada keimanan di
mana pun dan dalam kondisi apa pun.

80
Kisah Nabi Khidir
Pada suatu ketika murid Nabi khidir meminta Sunan fajar
untuk bercerita tentang kisah Ashabul kahfi. ― Wahai kanjeng
sunan, bisakah bercerita tentang kisah Nabi khidir dan Nabi
Musa ―? Kali ini pun Sunan Fajar tidak menolak baiklah kita
lanjutkan ya, jawab sunan fajar , beginilah ceritanya: Kisah Nabi
Khidir dan Nabi Musa ini diceritakan lengkap dalam Al Quran
Surat Al Kahfi ayat 60-82. Ketika itu Nabi Musa diketahui tengah
melakukan perjalanan jauh menuju ke arah laut.Dalam perjalanan
itu, Nabi Musa bertemu dengan seseorang yang dirahmati oleh
Allah SWT. Bahkan, dalam surat Al Kahfi ayat 65, Allah SWT
berfirman orang itu juga dikaruniai ilmu yang melimpah. Nabi
Musa pun bertanya kepada orang itu yang tidak lain adalah Nabi
Khidir untuk menjadi muridnya. Nabi Khidir pun menjawab bila
Nabi Musa tidak akan sabar bersamanya. Dia menjawab,
"Sungguh, engkau tidak akan sanggup sabar bersamaku. Dan
bagaimana engkau akan dapat bersabar atas sesuatu, sedang
engkau belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal
itu?"
Kisah Nabi Khidir dan Nabi Musa pun dimulai. Hanya saja,
Nabi Khidir meminta agar Nabi Musa tak menanyakan apa pun
sampai Nabi Khidir sendiri yang menjelaskannya.Keduanya pun
melakukan perjalanan dengan menaiki sebuah perahu. Namun, di
tengah perjalanan Nabi Khidir melubangi perahu itu.
Melihat hal itu, Nabi Musa bertanya alasan melubangi
perahu. Sebab, hal itu bisa membuat penumpang di atasnya
tenggelam. Nabi Khidir pun mengingatkannya bahwa Nabi Musa
tidak akan tahan bersamanya.Cerita Nabi Khidir selanjutnya, saat
ia bertemu dengan seorang anak muda dan membunuhnya. Nabi
Musa pun bertanya-tanya penuh misteri alasan perbuatan mungkar
itu.Nabi Khidir pun lagi-lagi mengingatkan Nabi Musa bahwa ia

81
tidak akan mampu bersabar ketika tengah bersamanya. Mereka
pun berjalan bersama kembali hingga di sebuah kota.
Sesampainya, mereka berdua meminta untuk dijamu oleh
penduduk.Tetapi para penduduk tidak mau menjamu mereka.
Nabi Khidir pun melihat terdapat dinding rumah yang hampir
roboh dan membenarkannya.Melihat hal itu, Nabi Musa pun
mengatakan bahwa Nabi Khidir bisa meminta imbalan sebagai
gantinya. Mendengar itu, Nabi Khidir pun memutuskan untuk
berpisah dengan Nabi Musa.Nabi Khidir juga menjelaskan
berbagai pelajaran yang terjadi selama perjalanan kepada Nabi
Musa. Nabi Khidir mengatakan bahwa perahu yang ia lubangi
merupakan milik orang miskin.
Sedangkan, di depannya terdapat raja yang merampas setiap
perahu. Sehingga hal itu dilakukan untuk menyelamatkan perahu
tersebut.Kemudian, anak muda yang dibunuh merupakan seorang
kafir. Sementara, kedua orang tuanya adalah mukmin sehingga
Nabi Khidir khawatir jikalau sang anak bisa membawa orang
tuanya dalam kekafiran. erakhir, Nabi Khidir menjelaskan kepada
Nabi Musa perihal dinding rumah yang ia perbaiki. Menurutnya,
rumah tersebut miliki dua anak yatim dan di bawahnya tersimpan
harta bagi mereka berdua.
Ayahnya merupakan orang yang soleh. Allah SWT pun
menghendaki agar saat dewasa dapat mengeluarkan simpanan
tersebut dalam rumah yang aman.

Kisah Nabi Sulaiman


― Wahai kanjeng sunan, bisakah bercerita tentang kisah
Nabi Sulaiman memindahkan istana ―? Kali ini pun Sunan Fajar
tidak menolak baiklah kita lanjutkan ya, jawab sunan fajar ,
beginilah ceritanya: abi Sulaiman A.S merupakan salah satu
keturunan Rasul dan Raja yaitu Nabi Daud A.S. Sebelum Nabi

82
Sulaiman diangkat menjadi seorang Rasul oleh Allah SWT, Nabi
Daud merupakan seorang pemegang kerajaan terbesar di dunia
dan juga seorang Rasulullah.Nabi Sulaiman diutus oleh Allah
SWT untuk memimpin Bani Israil. Beliau menjadi seorang
pemimpin yang sangat baik dan bijaksana. Sehingga hal ini
berhasil membawa kemakmuran bagi rakyatnya.Di samping itu,
Nabi Sulaiman diberi karunia oleh Allah SWT yang kemudian
disebut sebagai mukjizat yaitu dapat mengerti bahasa binatang.
Sejak kecil Nabi Sulaiman sudah menunjukkan
kecerdasannya yang lebih tinggi apabila dibandingkan dengan
anak seusianya. Bahkan di usianya yang masih belia, Nabi
Sulaiman kerap menangani dan memecahkan berbagai masalah
yang terjadi di antara warga Bani Israil.
Hal ini terjadi saat Nabi Sulaiman diajak ayahnya yaitu
Nabi Daud ke suatu majelis untuk menangani berbagai macam
perselisihan. Tentu saja ajakan ayahnya ini bukan tanpa alasan,
sebab Nabi Sulaiman dikenal memiliki kecerdasan dan
kebijaksanaan dalam menentukan sebuah keputusan. Kisah Nabi
Sulaiman dan Ratu Balqis.
Kisah Nabi Sulaiman dan Ratu Balqis diceritakan secara
lengkap dalam Al-Quran. Dalam Al-Quran diceritakan bahwa
Nabi Sulaiman mengirim surat kepada Ratu Balqis untuk datang
menemui beliau. Surat tersebut juga berisi himbaun dari Nabi
Sulaiman agar Ratu Balqis dan para pembesarnya tidak bersikap
sombong terhadapnya.Nabi Sulaiman memerintahkan burung
Hud-Hud agar mengantarkan suratnya kepada Ratu Balqis. Hal ini
tercantum dalam salah satu surah Al-Quran, yang artinya:
“Pergilah dengan (membawa) suratku ini, lalu
jatuhkan kepada mereka, kemudian berpalinglah dari
mereka, lalu perhatikanlah apa yang mereka
bicarakan“(QS. An Naml: 28).Setelah itu, sampailah surat
itu kepada Ratu Balqis kemudian ia baca. Berikut ini

83
merupakan isi surat Nabi Sulaiman untuk Ratu
Balqis.“Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi
Penyayang, surat ini adalah daripadaku, Sulaiman.
Janganlah kamu bersikap sombong terhadapku dan
menganggap dirimu lebih tinggi daripadaku. Datanglah
sekalian kepadaku berserah diri.”Selanjutnya Ratu Balqis
memberitahu kepada para pembesaranya bahwa ia telah
menerima surat dari Nabi Sulaiman. Sebagaimana yang
disebutkan dalam Al-Quran Surat An Naml ayat 29 berikut
ini.“Berkata ia (Balqis): “Hai pembesar-pembesar,
sesungguhnya telah dijatuhkan kepadaku sebuah surat yang
mulia.“ (QS. An Naml: 29)
―Sesungguhnya surat itu dari Sulaiman dan
sesungguhnya isinya) kandungan isi surah itu, (‗Dengan
menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang).‖ (QS. An Naml: 30).

Setelah itu Ratu Balqis meminta saran kepada para


pembesarnya, secara tersirat para pembesar Ratu Balqis
menyarankan agar mengangkat senjata dan menemui Nabi
Sulaiman. Sebagaimana dalam salah satu surah Al-Quran berikut
ini.―Berangkatlah ratu Balqis dengan membawa dua belas ribu
pasukannya; menurut pendapat yang lain disebutkan bahwa
jumlah tentara yang dibawanya pada saat itu sangat banyak,
sehingga dari jarak satu farsakh dapat terdengar suara
gemuruhnya.‖ (QS. An Naml: 37).
Nabi Sulaiman pun memerintahkan Jin Ifrit agar
memindahkan atau mendatangkan istana Ratu Balqis dengan jarak
waktu antara Nabi Sulaiman duduk hingga berdiri dari
singgasananya. Jin Ifrit menyanggupi permintaan Nabi Sulaiman
untuk mendatangkan istana Ratu Balqis. ―(Ifrit dari golongan jin
berkata,) yakni jin yang paling kuat lagi keras (―Aku akan datang
kepadamu dengan membawa singgasana itu sebelum kamu berdiri
dari tempat dudukmu) dari majelis tempat ia melakukan peradilan

84
di antara orang-orang, yaitu dari mulai pagi sampai tengah hari
(dan sesungguhnya aku benar-benar kuat) untuk membawanya
(lagi dapat dipercaya.‖) atas semua permata dan batu-batu
berharga lainnya yang ada pada singgasananya itu. Maka Nabi
Sulaiman berkata, ―Aku menginginkan yang lebih cepat dari itu”.‖
(QS. An Naml: 39).Ketika Ratu Balqis dan pasukannya tiba di
tempat Nabi Sulaiman. Ia kaget Pasalnya istana yang ada di
hadapannya sangat mirip dengan istana miliknya yang ada di
negeri Saba‘.
Kemudian peristiwa ini membuat Ratu Balqis takjub dan
sadar akan kelemahannya. Ratu balqis lantas memohon maaf atas
kekhilafannya selama ini. Sejak bertaubatnya Ratu Balqis,
diketahui ratu negeri Saba‘ ini kemudian diperistri oleh Nabi
Sulaiman A.S.Salah satu mukjizat Nabi Sulaiman ialah beliau
dapat berbicara dengan hewan dan mampu mengendalikan jin. Hal
ini sebagaimana termaktub dalam salah satu surah Al Quran
berikut ini.
“Dan dihimpunkan untuk Sulaiman tentaranya dari
jin, manusia dan burung lalu mereka itu diatur dengan
tertib (dalam barisan).” (An Naml: 17).Sehingga tak heran
apabila pada waktu itu Nabi Sulaiman membangun gedung-
gedung tidak menggunakan tenaga manusia, melainkan
dibangun oleh bangsa jin. Sebagaimana termaktub dalam
salah satu surah Al-Quran berikut ini.

―Dan Kami telah tundukkan (pula kepada Sulaiman)


segolongan syaitan-syaitan yang menyelam (ke dalam laut)
untuknya dan mengerjakan pekerjaan selain daripada itu,
dan adalah Kami memelihara mereka itu,” (Al Anbiya:
81).Di samping itu, Nabi Sulaiman dalam surah Al-Quran
yang lain juga dijelaskan bahwa beliau memiliki mukjizat
yaitu dapat mengendalikan angin.

85
”Dan (telah Kami tundukkan) untuk Sulaiman angin
yang sangat kencang tiupannya yang berhembus dengan
perintahnya ke negeri yang kami telah memberkatinya. Dan
adalah Kami Maha Mengetahui segala sesuatu. ” (Al-
Anbiya: 81).

Selanjutnya Ratu Balqis memberitahu kepada para


pembesarnya bahwa ia telah menerima surat dari Nabi Sulaiman.
Sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Quran Surat An Naml
ayat 29 berikut ini:
―Berkata ia (Balqis): “Hai pembesar-pembesar,
sesungguhnya telah dijatuhkan kepadaku sebuah surat yang
mulia.“ (QS. An Naml: 29)

“Sesungguhnya surat itu dari Sulaiman dan


sesungguhnya isinya) kandungan isi surah itu, („Dengan
menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang).” (QS. An Naml: 30).Setelah itu Ratu Balqis
meminta saran kepada para pembesarnya. Secara tersirat
para pembesar Ratu Balqis menyarankan agar mengangkat
senjata dan menemui Nabi Sulaiman. Sebagaimana dalam
salah satu surah Al-Quran berikut ini.

―Berangkatlah ratu Balqis dengan membawa dua


belas ribu pasukannya; menurut pendapat yang lain
disebutkan bahwa jumlah tentara yang dibawanya pada
saat itu sangat banyak, sehingga dari jarak satu farsakh
dapat terdengar suara gemuruhnya.” (QS. An Naml: 37).

Nabi Sulaiman pun memerintahkan Jin Ifrit agar


memindahkan atau mendatangkan istana Ratu Balqis dengan jarak
waktu antara Nabi Sulaiman duduk hingga berdiri dari
singgasananya. Jin Ifrit menyanggupi permintaan Nabi Sulaiman
untuk mendatangkan istana Ratu Balqis.―(Ifrit dari golongan jin

86
berkata,) yakni jin yang paling kuat lagi keras (“Aku akan datang
kepadamu dengan membawa singgasana itu sebelum kamu berdiri
dari tempat dudukmu) dari majelis tempat ia melakukan peradilan
di antara orang-orang, yaitu dari mulai pagi sampai tengah hari
(dan sesungguhnya aku benar-benar kuat) untuk membawanya
(lagi dapat dipercaya.”) atas semua permata dan batu-batu
berharga lainnya yang ada pada singgasananya itu. Maka Nabi
Sulaiman berkata, ―Aku menginginkan yang lebih cepat dari itu‖.‖
(QS. An Naml: 39).
Ketika Ratu Balqis dan pasukannya tiba di tempat Nabi
Sulaiman. Ia kaget pasalnya istana yang ada di hadapannya sangat
mirip dengan istana miliknya yang ada di negeri Saba‘.Kemudian
peristiwa ini membuat Ratu Balqis takjub dan sadar akan
kelemahannya. Ratu balqis lantas memohon maaf atas
kekhilafannya selama ini. Sejak bertaubatnya Ratu Balqis,
diketahui ratu negeri Saba‘ ini kemudian diperistri oleh Nabi
Sulaiman A.S.

Kisah Al-qamah
Sunan fajar, sebagai sosok yang memang sudah
membaktikan dirinya dalam bidang dakwah, akhirnya tanpa
ditanya terlebih dahulu oleh murid-muridnya. Lekas berkata.‖
Assalamu‟alaikum , maukah kalian saya tuturkan suatu cerita
tentang Al-qamah…? ― para muridnya pun menjawab : ― Sendika
Gusti Prabu…Syukran Katsiron‖. Baiklah Jawab Sunan Fajar,
seperti ini ceritanya:
Konon dikisahkan bahwa pada zaman Rasulullah ada
seorang pemuda yang bernama Alqamah. Dia seorang
pemuda yang giat beribadah, rajin shalat, banyak puasa dan
suka bersedekah. Suatu ketika dia sakit keras, maka istrinya
mengirim utusan kepada Rasulullah untuk memberitahukan

87
kepada beliau akan keadaan Alqamah. Maka, Rasulullah
SAW pun mengutus Ammar bin Yasir, Shuhaib ar-Rumi
dan Bilal bin Rabah untuk melihat keadaannnya. Beliau
bersabda, ―Pergilah ke rumah Alqamah dan talqin-lah untuk
mengucapkan La Ilaha Illallah ‖Akhirnya mereka berangkat
kerumahnya, ternyata saat itu Alqamah sudah dalam
keadaan naza‘, maka segeralah mereka men-talqin-nya,
namun ternyata lisan Alqamah tidak bisa mengucapkan La
ilaha illallah.

Langsung saja mereka laporkan kejadian ini pada


Rasulullah.

Maka Rasulullah pun bertanya, ―Apakah dia masih


mempunyai kedua orang tua?‖

Ada yang menjawab, “Ada wahai Rasulullah, dia masih


mempunyai seorang ibu yang sudah sangat tua renta.”

Maka Rasulullah mengirim utusan untuk menemuinya,


danbeliau berkata kepada utusan tersebut, ―Katakan kepada
ibunya Alqamah, ―Jika dia masih mampu untuk berjalan
menemui Rasulullah maka datanglah, namun kalau tidak,
maka biarlah Rasulullah yang datang menemuimu.‟

Tatkala utusan itu telah sampai pada ibunya Alqamah dan


pesan beliau itu disampaikan, maka dia berkata, ―Sayalah
yang lebih berhak untuk mendatangi Rasulullah.”

Maka, dia pun memakai tongkat dan berjalan mendatangi


Rasulullah.

Sesampainya di rumah Rasulullah, dia mengucapkan salam


dan Rasulullah pun menjawab salamnya.

88
Lalu Rasulullah bersabda kepadanya, ―Wahai ibu Alqamah,
jawablah pertanyaanku dengan jujur, sebab jika engkau
berbohong, maka akan datang wahyu dari Allah yang akan
memberitahukan kepadaku, bagaimana sebenarnya
keadaan putramu Alqamah?”

Sang ibu menjawab, ―Wahai Rasulullah, dia rajin


mengerjakan shalat, banyak puasa dan senang
bersedekah.”

Lalu Rasulullah bertanya lagi, ―Lalu apa perasaanmu


padanya?”

Dia menjawab, ―Saya marah kepadanya Wahai


Rasulullah.‖

Rasulullah bertanya lagi, ―Kenapa?‖

Dia menjawab, ―Wahai Rasulullah, dia lebih


mengutamakan istrinya dibandingkan saya dan diapun
durhaka kepadaku.bahkan pernah pula Al-qamah
membawa buah-buahan, tetapi saat lewat di depan
rumahku, hanya lewat saja, saya tidak dibagi dan tidak
dikunjungi… ”

Maka, Rasulullah bersabda, ―Sesungguhnya kemarahan


sang ibu telah menghalangi lisan Alqamah, sehingga tidak
bisa mengucapkan syahadat.”

Kemudian beliau bersabda, ―Wahai Bilal, pergilah dan


kumpulkan kayu bakar yang banyak.”

Si ibu berkata, ―Wahai Rasulullah, apa yang akan engkau


perbuat?”

89
Beliau menjawab, ―Saya akan membakarnya
dihadapanmu.‖

Dia menjawab, ―Wahai Rasulullah , saya tidak tahan kalau


engkau membakar anakku dihadapanku.‖

Maka, Rasulullah menjawab, ―Wahai Ibu Alqamah,


sesungguhnya adzab Allah lebih pedih dan lebih langgeng,
kalau engkau ingin agar Allah mengampuninya, maka
relakanlah anakmu Alqamah, demi Dzat yang jiwaku
berada di Tangan-Nya, shalat, puasa dan sedekahnya tidak
akan memberinya manfaat sedikitpun selagi engkau masih
marah kepadanya,‖

Maka dia berkata, “Wahai Rasulullah, Allah sebagai saksi,


juga para malaikat dan semua kaum muslimin yang hadir
saat ini, bahwa saya telah ridha pada anakku Alqamah”.

Rasulullah pun berkata kepada Bilal, ―Wahai Bilal, pergilah


kepadanya dan lihatlah apakah Alqamah sudah bisa
mengucapkan syahadat ataukah belum, barangkali ibu

Alqamah mengucapkan sesuatu yang bukan berasal dari


dalam hatinya, barangkali dia hanya malu kepadaku.‖

Maka, Bilal pun berangkat, ternyata dia mendengar


Alqamah dari dalam rumah mengucapkan La Ilaha Illallah.
Maka, Bilal pun masuk dan berkata, ―Wahai sekalian
manusia, sesungguhnya kemarahan ibu Alqamah telah
menghalangi lisannya sehingga tidak bisa mengucapkan
syahadat, dan ridhanya telah menjadikanya mampu
mengucapkan syahadat.”

Kemudian, Alqamah pun meninggal dunia saat itu juga.

90
Maka, Rasulullah melihatnya dan memerintahkan untuk
dimandikan lalu dikafani, kemudian beliau
menshalatkannya dan menguburkannya,

Lalu, di dekat kuburan itu beliau bersabda, ―Wahai sekalian


kaum Muhajirin dan Anshar, barangsiapa yang melebihkan
istrinya daripada ibunya, dia akan mendapatkan laknat
dari Allah, para malaikat dan sekalian manusia. Allah tidak
akan menerima amalannya sedikitpun kecuali kalau dia
mau bertobat dan berbuat baik pada ibunya serta meminta
ridhanya, karena ridha Allah tergantung pada ridhanya
dan kemarahan Allah tergantung pada kemarahannya.”

Kisah Perang di zaman Rasulullah SAW


Kajian Sunan Fajar terhadap para santrinya diberikan
hampir setiap hari, tetapi sering waktunya tidak menentu bisa
sehabis Shalat subuh , siang sehabis shalat dzhur, maupun malam
hari. Tetapi paling sering kajian disampaikan saat sehabis shalat
shubuh. Saat sehabis shalat shubuh Sang sunan mengatakan ingin
bercerita mengenai peperangan di Zaman Rasulullah SAW. Dan
selanjutnya memberi catatan ;‖ kalian akan saya terangkan tentang
kisah perang, tapi ketahuilah bahwa Perang yang paling utama
adalah perang menahan hawa nafsu. Tujuan Rasulullah berperang
pun karena perintah langsung Allah SWT, karena apabila tidak
berperang, islam akan habis. Bukan berperang untuk tujuan-tujuan
duniawi misalnya harta, ingin menguasai suatu wilayah, karena
emosi atau marah, juga karena ingin mendapatkan pangkat dunia.
Bukan karena hal-hal ini‖. Jawab murid:” Fahimna Gusti
Prabu..” Jawab hampir semua murid bersamaan.

91
Perang Waddan atau Perang al-Abwa.
Perang ini terjadi pada bulan Shafar tahun 2 H/623 M.
Waddan adalah suatu daerah yang terletak 250 Km di Tenggara
Kota Madinah. Jumlah pasukan Islam dalam perang ini sebanyak
70 orang dari kalangan sahabat Muhajirin saja. Dan dipimpin
langsung oleh Nabi shallallahu ‗alaihi wa sallam.
Perang ini disebabkan serombongan kafilah Quraisy Mekah
melewati wilayah Waddan. Sebagaimana kita ketahui, orang-
orang kafir Quraisy telah mengobarkan peperangan terhadap umat
Islam sejak awal kedatangan Islam dan mereka mengambil harta
kaum muhajirin dengan cara yang zalim. Rasulullah yang
mengetahui mereka melewati wilayah Madinah pun mencegat
mereka. Tidak terjadi kontak fisik dalam peristiwa ini. Terjadi
perjanjian damai antara Rasulullah dengan Amr bin Makhsyu adh-
Dhamiri.

Perang Buwath.
Terjadi pada bulan Rabiul Awal tahun 2 H/623 M. Dalam
Perang ini Nabi shallallahu ‗alaihi wa sallam memimpin langsung
200 orang sahabatnya. Sementara kafilah kafir Quraisy yang
berjumlah 100 orang dipimpin oleh Umayyah bin Khalaf. Kafilah
ini membawa 2500 onta.
Mengetahui pergerakan Rasulullah dan pasukannya, orang-
orang Quraisy pun mempercepat langkah mereka dan melewati
jalan yang tersembunyi untuk menghindari cegatan kaum
muslimin. Peristiwa ini pun berakhir tanpa kontak senjata.

92
Perang Safwan atau Perang Badar Pertama.
Perang Badar I terjadi pada bulan Rabiul Awal tahun 2 H.
Peristiwa ini dilatarbelakangi oleh tindakan Kirz bin Jabir al-Fahri
yang menyerang peternakan penduduk Madinah. Nabi shallallahu
‗alaihi wa sallam memimpin 70 orang sahabatnya untuk
menghadapi pembuat onar ini. Sesampainya di daerah Safwan,
Nabi tidak menemukan mereka.

Perang Usyairah.
Perisitwa ini terjadi pada bulan Jumadil Akhir tahun 2 H.
Rasulullah memimpin 150 orang sahabatnya untuk menghadang
kafilah Quraisy. Tidak terjadi kontak senjata. Rasulullah
shallallahu ‗alaihi wa sallam mengadakan ikatan perjanjian damai
di jalur kafilah dagang itu dengan kabilah Bani Mudlij dan sekutu-
sekutu Bani Dhamrah.

Perang Badar II
Perang Badar II ini adalah perang yang sangat masyhur.
Karena begitu akrabnya pembaca sejarah Islam dengan peristiwa
ini, sampai-sampai perang ini dianggap sebagai aktivitas militer
pertama yang dilakukan oleh Rasulullah dan para
sahabatnya.Perang ini terjadi para bulan Ramadhan tahun 2 H.
Rasulullah shallallahu ‗alaihi wa sallam memimpin 313 orang
kaum muslimin menghadapi 1000 orang-orang Mekah dibawah
pimpinan Abu Jahal. Dalam perang ini, 22 orang sahabat Nabi
gugur sebagai syuhada. Di pihak musyrikin Mekah 70 orang tewas
dan 70 lainnya terluka. Perang ini pun dimenangkan oleh kaum
muslimin.

93
Perang Bani Qainuqa’.
Bani Qainuqa‘ adalah nama kabilah Yahudi yang tinggal di
Madinah. Rasulullah memerangi mereka pada bulan Syawal tahun
2 H. Peristiwa ini dilatarbelakangi peghkhianatan Yahudi atas
perjanjian damai yang telah mereka sepakati dengan kaum
muslimin.Rasulullah shallallahu ‗alaihi wa sallammengepung
perkampungan mereka selama 15 hari. Akhirnya mereka pun
menyerah dan diusir dari Madinah.

Perang Bani Sulaim.


Perang ini terjadi pada bulan Dzul Hijjah tahun 2 H. Tidak
sampai 7 hari setelah tiba di Madinah dari Perang Badar,
Rasulullah berangkat menuju Bani Sulaim dengan membawa 200
orang pasukan. Keberangkatan Rasulullah ini dikarenakan Bani
Ghathafan dan Bani Sulaim yang bersekutu memerangi Madinah.
Sesampainya di Qarqaratu al-Kidr, Nabi shallallahu ‗alaihi
wa sallam tidak menjumpai sekutu tersebut karena mereka telah
melarikan diri setelah melihat pasukan kaum muslimin.

Perang As-Suwaiq.
Perang as-Suwaiq terjadi pada bulan Dzul Hijjah tahun 2 H.
Rasulullah shallallahu ‗alaihi wa sallam memimpin 200 orang
sahabatnya menghadapi 200 orang musyrikin yang dipimpin oleh
Abu Sufyan bin Harb. Perang ini dilatarbelakangi kemarahan
orang-orang Mekah karena kekalahan mereka di Badar.
Dalam al-Kamil fi at-Tarikh, Imam Ibnul Atsir menyatakan
sepulangnya dari Perang Badar, Abu Sufyan bernadzar tidak akan
membiarkan air menyentuh kepalanya karena junub sebelum ia
memerangi Nabi Muhammad. Lalu ia membawa 200 orang

94
penunggang kuda dari kaum Quraisy menuju Madinah. Di
Madinah, mereka bermalam di rumah seorang Yahudi dari Bani
Nadhir yang bernama Salam bin Misykam. Dari sana ia memata-
matai kondisi malam hari Kota Madinah.

Perang Dzi Amr atau Perang Ghathafan atau


Perang Anmar.
Terjadi pada bulan Rabiul Awal tahun 3 H. Nabi shallallahu
‗alaihi wa sallam memimpin 450 orang sahabatnya menghadapi
orang-orang Ghathafan dari Bani Tsa‘labah bin Muharib yang
hendak menyerang Madinah.
Dalam perjalanan Rasulullah SAW mengejar orang-orang
Ghathafan, beliau kehujanan lalu melepas pakaiannya dan
menjemurnya. Saat beliau sedang duduk istirahat, datanglah
seorang laki-laki yang bernama Du‘tsur bin al-Harits
mengacungkan pedang ke kepala Rasulullah. Ia berkata, ―Siapa
yang akan menghalangimu dariku sekarang?‖ Maksudnya, siapa
yang akan menolongmu dari pedangku. Dengan tenang Nabi
shallallahu ‗alaihi wa sallam menjawab, ―Allah.‖ Lalu ia pun
tergetar dan jatuhlah pedang dari tangannya. Nabi shallallahu
‗alaihi wa sallam mengambil pedang tersebut dan berkata, ―Siapa
yang akan menghalangimu dariku?‖ Ia menjawab, ―Tidak ada
seorang pun.” Kemudian ia mengucapkan dua kalimat syahadat.
Peristiwa ini pun berakhir tanpa kontak senjata.

Perang Uhud
Perang Uhud terjadi pada bulan Syawal tahun 3 H.
Rasulullah shallallahu ‗alaihi wa sallammemimpin 650 pasukan
infantri dan 200 pasukan dengan kendaraan (onta, kuda, atau

95
hewan tunggangan lainnya) menghadapi 3000 orang musyrik yang
dipimpin oleh Abu Sufyan.

Perang Hamraul Asad


Perang ini terjadi karena Rasulullah khawatir orang-orang
Mekah yang tengah naik moralnya karena memenangkan Perang
Uhud, akan melanjutkan ambisi mereka dengan menyerang
Madinah. Apa yang dikhawatirkan Rasulullah pun benar adanya.
Orang-orang Mekah tengah bergerak menuju Madinah. Mereka
sangka Rasulullah dan para sahabatnya tengah terpuruk mentalnya
dan lemah kondisinya, karena sebagian sahabat terluka di Uhud.
Apa yang mereka sangkakan sama sekali keliru. Allah telah
mengabarkan kepada para sahabat,
“Janganlah kamu berhati lemah dalam mengejar
mereka (musuhmu). Jika kamu menderita kesakitan, maka
sesungguhnya mereka pun menderita kesakitan (pula),
sebagaimana kamu menderitanya, sedang kamu mengharap
dari Allah apa yang tidak mereka harapkan. Dan adalah
Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS. An-
Nisa: 104).
Peristiwa ini berakhir tanpa kontak senjata, karena orang-
orang musyrikin Mekah lari ketakutan mendengar kabar tentang
kedatangan Rasulullah dan pasukannya.

Perang Bani Nadhir.


Perang ini terjadi pada bulan Rabiul Awal tahun 4H.
Rasulullah shallallahu ‗alaihi wa sallam memimpin pasukannya
mengepung perkampungan Bani Nadhir karena orang-orang
Yahudi ini mengingkari perjanjian damai dengan Rasulullah.

96
Peristiwa ini berakhir tanpa kontak senjata, Yahudi Bani
Nadhir menyerah. Akhirnya mereka diusir dari Madinah. Mereka
memilih bergabung dengan kabilah Yahudi lainnya di Khaibar.

Perang Badar III.


Menyerang Madinah. Ketika sampai di wilayah Zharan atau
Asfan, Rasulullah mengetahui kedatangan mereka, maka beliau
pun menyiapkan pasukan untuk menghadang mereka. Abu Sufyan
yang mengetahui kesiapan kaum muslimin pun kembali dan
mengurungkan penyerangan.
Selanjutnya Sunan fajar menceritakan tentang perang
mu‘tahm seluruh wajah santri tampak tegang saat Saat Sunan
mengatakan. Ini Pertempuran 3000 kaum muslimin melawan
200.000 tentara kafir.

Perang Mu’tah
Peperangan ini tercatat di dalam sejarah sebagai sebuah
peperangan besar, di mana tentara Islam yang berjumlah 3.000
orang melawan 200.000 tentara Romawi Nasrani. Sekalipun
demikian dahsyatnya peperangan Mu‘tah, sahabat yang mati
syahid hanya 12 orang, dan mereka memiliki kedudukan tinggi di
sisi Allah Subhanahu wa Ta‘ala.
Rasulullah shallallahu ‗alaihi wa sallam diutus oleh Allah
Subhanahu wa Ta‘ala untuk mendakwahi dan memerangi manusia
hingga mereka mengikrarkan kalimat tauhid. Maka kemuliaan
bagi yang mengikuti agamanya dan kehinaan bagi yang
menyelisihinya.
Sebagaimana Rasulullah shallallahu ‗alaihi wa sallam
memulai dakwah dari kerabatnya yang terdekat dari kabilah
Quraisy lalu bangsa Arab secara umum dan siapa saja yang dekat

97
atau datang kepadanya dari berbagai penjuru, maka demikian pula
beliau memerangi musuh pertama yang terdekat yaitu kafir
Quraisy para penyembah berhala kemudian bagnsa Arab di sekitar
Mekah dan Madinah dan lainnya lalu ahli kitab dari bangsa
Yahudi di Madinah dan sekitarnya.
Dan sekarang tiba saatnya untuk memerangi bangsa
Romawi yang beragama Nasrani dan nanti akan tiba gilirannya
memerangi kaum Majusi para penyembah api dan seluruh umat
kafir hingga agama Allah tinggi dan jaya di permukaan bumi, di
atas semua agama sekalipun orang-orang kafir benci dengan
kemenangan Islam. Inilah Islam dan inilah jihad yang merahmati
umat manusia dan tidak membiarkan mereka berlarut-larut dalam
laknat Allah dengan tetap dalam kekafiran, tetapi Islam
mengeluarkan mereka dari kegelapan syirik dan kufur kepada
cahaya Islam. Rasulullah shallallahu ‗alaihi wa sallam bersabda,
―Allah takjub dengan orang-orang yang masuk surga dalam
keadaan diikat rantai besi.‖ (HR. Bukhari). Maksudnya bahwa
mereka tertawan oleh tentara Islam lalu diikat dengan rantai besi
kemudian digiring ke negeri Islam dan akhirnya mereka masuk
Islam sehingga berbahagia dengan surga.
Dan termasuk hikmah ilahiyyah tatkala orang-orang kafir
dari berbagai bangsa tidak bersatu padu dalam satu waktu untuk
menyerang kaum muslimin. Tatkala kafir Quraisy memerangi
kaum muslimin, maka bangsa Arab lainnya diam menunggu hasil
dari Quraisy. Ketika seluruh bangsa Arab dan Yahudi bersekutu
memerangi kaum muslimin, maka umat Nasrani diam menunggu
hasil peperangan tersebut. Demikian pula tatkala umat Islam
berperang melawan Romawi, maka bangsa Persia Majusi diam
menunggu hasil peperangan ini hingga semua bangsa dan semua
agama ditundukkan oleh kaum muslimin. Firman Allah:

98
“Dan Allah memelihara kaum muslimin dari
peperangan.” (QS. Al Ahzab: 25)

Sebab Terjadinya Perang Mu‘tah

Sebab terjadinya perang ini adalah Rasulullah shallallahu


‗alaihi wa sallam mengirim surat melalui utusannya, Harits bin
Umair radhiallahu ‗anhu kepada Raja Bushra. Tatkala utusan ini
sampai di Mu‘tah (Timur Yordania), ia dihadang dan dibunuh,
padahal menurut adat yang berlaku pada saat itu –dan berlaku
hingga sekarang- bahwa utusan tidak boleh dibunuh dan kapan
saja membunuh utusan, maka berarti menyatakan pengumuman
perang. Rasulullah shallallahu ‗alaihi wa sallam marah akibat
tindakan jahat ini, beliau mengirim pasukan perang pada Jumadil
Awal tahun ke-8 Hijriah yang dipimpin oleh Zaid bin Haritsah.
Sabda Rasulullah shallallahu ‗alaihi wa sallam, ―Jika Zaid
mati syahid, maka Ja‘far yang menggantikannya. Jjika Ja‘far mati
syahid, maka Abdullah bin Rawahah penggantinya.‖Ini pertama
kali Rasulullah shallallahu ‗alaihi wa sallam mengangkat tiga
panglima sekaligus karena beliau mengetahui kekuatan militer
Romawi yang tak tertandingi pada waktu itu.

Tentara Allah Subhanahu wa Ta‘ala Berangkat

Pasukan ini berangkat hingga tiba di Ma‘an wilayah Syam


dan sampai kepada mereka berita bahwa Raja Romawi bernama
Heraklius telah tiba di Balqa bersama 100.000 tentara dan
bergabung bersama mereka kabilah-kabilah Arab yang beragama
Nasrani yang berjumlah 100.000 tentara sehingga total tentara
musuh berjumlah 200.000 tentara. Setelah para sahabat
bermusyawarah, sebagian mereka mengatakan, ―Kita mengirim
utusan kepada Rasulullah shallallahu ‗alaihi wa sallam agar beliau

99
menambahkan kekuatan tentara atau memerintahkan kepada kita
sesuatu.‖
Lalu panglima mereka yang ketiga, Abdullah bin Rawahah
radhiallahu ‗anhu, menyemangati mereka seraya mengatakan,
―Wahai kaum! Demi Allah, sesungguhnya apa yang kalian
takutkan sungguh inilah yang kalian cari (yakni) mati syahid. Kita
tidak memerangi manusia karena banyaknya bilangan dan
kekuatan persenjataan, tetapi kita memerangi mereka karena
agama Islam ini yang Allah muliakan kita dengannya. Bangkitlah
kalian memerangi musuh karena sesungguhnya tidak lain bagi kita
melainkan salah satu dari dua kebaikan, yaitu menang atau mati
syahid.‖
Maka sebagian mereka berkata, ―Demi Allah, Ibnu
Rawahah benar.‖ Lalu mereka berangkat sampai mereka tiba di
Balqa tempat musuh berada.Ini munjukka betapa besar keberanian
para sahabat dalam jihad memerangi musuh-musuh Allah, semoga
Allah melaknat Syi‘ah yang mencela para sahabat.

Pertempuran
Tentara Islam dan tentara kufur saling berhadapan. Perlu
kita ketahui, tentara di medan perang dibagi menjadi lima
pasukan, yaitu: pasukan depan, belakang, kanan, kiri, dan tengah
sebagai pasukan inti. Tentara musuh dengan jumlah yang sangat
banyak mengharuskan seorang tentara dari sahabat melawan
puluhan tentara musuh. Akan tetapi, tentara Allah yang memiliki
kekuatan iman dan semangat jihad untuk meraih kemulian mati
syahid tidak merasakannya sebagai beban berat bagi mereka sebab
kekuatan mereka satu banding sepuluh –sebagaimana
digambarkan oleh Allah Subhanahu wa Ta‘ala dalam ayat,
“Jika ada di antara kalian 20 orang yang bersabar
maka akan mengalahkan 200 orang.” (QS. Al Anfal: 65)

100
Tentara Allah sebagai wali dan kekasih-Nya yang
berperang untuk meninggikan agama-Nya, maka pasti Allah
bersama mereka. Adapun orang-orang kafir sebanyak apapun
bilangan dan kekuatan mereka, maka ibarat buih yang tidak berarti
apa-apa.
Peperangan berkecamuk dengan dahsyat. Pusat perhatian
musuh tertuju kepada pembawa bendera kaum muslimin dan
keberanian para panglima Islam dalam maju memerangi musuh,
hingga mati syahidlah panglima pertama, Zaid bin Haritsa
radhiallahu ‗anhu. Lalu bendara perang diambil oleh panglima
kedua, Ja‘far bin Abi Thalib radhiallahu ‗anhu. Beliau berperang
habis-habisan hingga tangan kannya terputus, lalu bendera dibawa
dengan tangannya kirinya hingga terputus pula dan merangkul
bendera dengan dadanya hingga terbunuh. Sebagai balasannya,
Allah menggantikan kedua tangannya dengan dua sayap agar di
surga ia dapat terbang ke mana saja. Setelah beliau syahid
ditemukan pada tubuhnya terdapat 90 luka lebih antara tebasan
pedang, tusukan panah atau tombak yang menunjukkan
keberaniannya dalam menyerang musuh.
Kemudian bendera perang dibawa oleh panglima ketiga.
Abdullah bin Rawahah radhiallahu ‗anhu dan berperang hingga
mati syahid menyusul kedua rekannya. Agar bendera perang tidak
jatuh maka mereka mengangkatnya dan bersepakat untuk
menyerahkannya kepada Khalid bin Walid radhiallahu ‗anhu,
maka beliau membawa bendera perang.
Setelah peperangan yang luar biasa, keesokan harinya
Khalid radhiallahu ‗anhu –dengan kecerdasan siasat baru dengan
mengubah posisi pasukannya dari semula; yaitu pasukan depan ke
belakang dan sebaliknya, pasukan kanan ke kiri dan sebaliknya,
sehingga tampak bagi musuh bahwa kaum muslimin mendapat

101
bantuan tentara yang baru dan menimbulkan rasa takut dalam hati
mereka dan menjadi sebab kekalahan mereka.
Setelah berperang lama, Khalid radhiallahu ‗anhu menilai
bahwa kekuatan musuh jauh tidak sebanding dengan kekuatan
kaum muslimin. Maka beliau menarik mundur pasukannya dengan
selamat hingga ke Madinah, sedang musuh tidak mengejar mereka
karena khawatir kalau-kalau ini dilakukan oleh kaum muslimin
sebagai siasat perang untuk mengajak Romawi menuju medan
perang yang lebih terbuka di padang pasir –yang akan merugikan
Romawi.
Dalam perang ini, Khalid radhiallahu ‗anhu berperang
habis-habisan hingga sembilan pedang patah di tangannya. Ini
menunjukkan betapa besarnya peperangan tersebut dan betapa
besar perjuangan para sahabat demi Islam. Maka semoga Allah
melaknat orang-orang Syi‘ah yang tidak mengakui keutamaan
para sahabat. Seandainya Syi‘ah mencela seorang saja dari
sahabat biasa, sungguh cukuplah sebagai kejelekan mereka, lalu
bagaimana jika yang mereka cela adalah kebanyakan sahabat
bahkan yang paling utama di antara mereka. Sungguh tidak ada
kebaikan yang dilakukan oleh siapa pun kecuali para sahabat
merupakan pendahulunya dan mendapat pahalanya.
Sekalipun demikian dahsyatnya peperangan Mu‘tah,
sahabat yang mati syahid hanya dua belas orang, dan mereka
memiliki kedudukan tinggi di sisi Allah. Adapun pasukan musuh
tidak dapat dipastikan bilangan mereka yang terbunuh, tetapi
diperkirakan sangat banyak. Hal ini dapat diketahui dari hebatnya
peperangan yang terjadi.
Rasulullah Shallallahu „Alaihi wa Sallam Berkisah
Tentang Perang

102
Tampak mukjizat kenabian, tatkala Rasulullah shallallahu
‗alaihi wa sallam menyampaikan kepada para sahabat di Madinah
tentang kematian tiga panglimanya.
Rasulullah shallallahu ‗alaihi wa sallam naik mimbar dalam
keadaan sedih meneteskan air mata seraya berkata, ―Bendera
perang dibawa oleh Zaid lalu berperang hingga mati syahid, lalu
bendera diambil oleh Ja‘far dan berperang hingga mati syahid,
lalu bendera perang dibawa oleh Siafullah (Pedang Allah –yakni
Khalid bin Walid, pen.) hingga Allah memenangkan kaum
muslimin.‖ Setelah itu, beliau mendatangi keluarga Ja‘far dan
menghibur mereka serta membuatkan makanan untuk mereka.

Kisah kehidupan manusia setelah di dunia


Sunan fajar menjelaskan lebih lanjut tentang hari akhir dan
selanjutnya Sunan Fajar rutin memberikan kajian, 1 bulan
penuh materinya adalah kisah para Nabi :

Akhirat dipakai untuk mengistilahkan kehidupan alam baka


(kekal) setelah kematian atau sesudah dunia berakhir. Pernyataan
peristiwa alam akhirat sering kali diucapkan secara berulang-
ulang pada beberapa ayat di dalam Al Qur'an sebanyak 115 kali,
yang mengisahkan tentang Yawm al-Qiyâmah.
Akhirat dianggap sebagai salah satu dari rukun iman yaitu:
Percaya Allah, percaya adanya malaikat, percaya akan kitab-kitab
suci, percaya adanya nabi dan rasul dan percaya takdir dan
ketetapan. Menurut kepercayaan Islam, Allah akan memainkan
peranan, beratnya perbuatan masing-masing individu. Allah akan
memutuskan apakah orang tersebut di akhirat akan diletakkan di
Jahannam (neraka) atau Jannah (surga). Kepercayaan ini telah
disebut sebelumnya sebagai Hari Penghakiman dalam ajaran
Islam. Akhirat adalah dimensi fisik dan hukum-hukum dunia

103
nyata yang terjadi setelah dunia fana berakhir. Bagi mereka yang
beragama samawi meyakini bahwa kehidupan akhirat sebagai
tempat di mana segala perbuatan seseorang di dalam kehidupan
dunia ini akan dibalas.
Jika orang mukmin diletakkan dalam kuburnya, sebuah
pintu menuju surga akan dibukakan di dekat kakinya. Alam kubur
tak selamanya menyeramkan. Seorang hamba bahkan bisa
merasakan alam setelah mati bak tidur seperti pengantin baru.
Ketika itu, amal kebajikannya di dunia menjadi buah manis yang
siap untuk dipetik. Para mukmin pun mendapat perlakuan berbeda
dengan orang kafir dan munafik sejak malaikat maut menjemput.
Saat mengurus jenazah di Baqi' al-Fardad, Nabi SAW
mendatangi Bara' dan kawan-kawan. Nabi SAW duduk. Lantas,
mereka juga ikut duduk mengelilingi Nabi. Rasulullah menghadap
ke arah mayat yang baru dikuburkan. Dia bersabda tiga kali, "Aku
berlindung kepada Allah dari siksa kubur."
Nabi pun bersabda, sesungguhnya jika hamba itu menuju ke
akhirat dan terputus dari dunia maka para malaikat turun
kepadanya. Seakan-akan wajah mereka matahari. Mereka duduk
di hadapannya sepan jang mata memandang. Kemudian, malaikat
pencabut nyawa datang hingga du duk di dekat kepalanya.
Malaikat itu ber kata, "Hai jiwa yang tenang, keluarlah kepada
ampunan Allah dan keridhaan- Nya."
Maka, jiwa itu keluar dengan cara meng alir seperti air yang
mengalir. Malaikat itu pun mengambilnya. Para malaikat lain
tidak membiarkannya ada di tangannya sekejap mata pun hingga
mereka mengambilnya lalu meletakkannya di kafan. Jiwa itu
keluar dengan bau yang harum, seharum embusan minyak kesturi
di muka bumi.
Nabi melanjutkan ceritanya, "Lalu para malaikat membawa
jiwa itu naik. Mereka tidak melewati sekumpulan malaikat

104
melainkan sekumpulan malaikat ini berkata, 'betapa harumnya roh
ini.' Para malaikat yang membawanya berkata, "Ini adalah fulan
bin fulan." Mereka menyebutkannya dengan nama yang paling
baik seperti biasa manusia menyebut namanya di dunia hingga
mereka tiba di langit dunia. Mereka meminta agar langit itu
dibuka. Langit itu pun dibukakan baginya. Dia diantarkan dari
satu langit ke langit berikutnya hingga tiba di langit tempat
bersemayam Allah. Allah berfirman, "Tulislah kitab hamba-Ku di
Illiyin dan kembalikan ia ke bumi. Sesungguhnya Aku
menciptakan mereka dari tanah dan di dalam tanah pula Aku
mengembalikan mereka dan dari tanah pada kali yang lain Aku
mengeluarkan mereka. "
Rohnya pun dikembalikan kepada jasadnya. Kemudian, ada
dua malaikat yang mendatanginya lalu mendudukkan mayatnya.
Dua malaikat bertanya, "Siapakah Rabbmu?" Dia menjawab,
"Rabbku Allah". "Apa agamamu? tanya dua malaikat. Dia
menjawab, "agamaku Islam." Siapa kah orang yang diutus di
tengah kalian?" tanya dua malaikat. "Dia adalah Rasul Allah,"
jawabnya. "Apa yang kamu ketahui tentang benda ini?" tanya dua
malaikat. "Aku membaca Kitab Allah, maka aku beriman
kepadanya dan aku membenarkan," jawabnya.
Dari arah langit, terdengarlah suara penyeru, "Hamba-Ku
benar. Maka hamparkan surga baginya dan bukakan baginya salah
satu pintu surga. " Hamba itu pun didatangkan dengan aroma roh
yang harum semerbak. Kuburnya dilapangkan baginya sejauh
mata memandang. Dia didatangi seorang lelaki berwajah
menawan. Pakaiannya indah dan baunya harum. Orang itu
berkata, "Ini adalah hari yang dijanjikan kepadamu"
Hamba itu bertanya, "Siapakah engkau? Wajahmu adalah
wajah yang datang sambil membawa kebaikan," "Aku adalah
amalmu yang saleh." Hamba itu berkata, "Ya Rabbi, datangkanlah

105
hari kiamat agar aku dapat kembali kepada keluargaku dan
hartaku."
Jika orang mukmin diletakkan dalam kuburnya, sebuah
pintu menuju surga akan dibukakan di dekat kakinya. Dikatakan
kepadanya, "Lihatlah balasan yang telah dijanjikan Allah
kepadamu." Lalu di dekat kepalanya dibukakan satu pintu menuju
neraka. Dikata kan kepadanya, "Lihatlah siksa yang dijauhkan
Allah darimu." Setelah itu dikata kan kepadanya lagi, "Sekarang
tidurlah dengan tenang." Tidak ada sesuatu yang lebih dia sukai
selain tibanya hari kiamat. Rasulullah SAW pernah bersabda, jika
orang mukmin diletakkan di dalam liang kuburnya, tanah berkata
kepadanya. "Engkau benar-benar yang kucintai. Sebelum engkau
berada di atas punggungku maka bagaimana jika sekarang engkau
berada di dalam perutku agar aku dapat memperlihatkan apa yang
akan ku perbuat terhadap dirimu? Kuburnya dilapangkan sejauh
mata memandang."
Allah SWT bahkan menjelaskan di dalam surah Ali Imran
ayat 169 jika para mujahid yang mati syahid hidup di sisi-Nya.
"Janganlah kalian mengira bahwa orangorang yang gugur di jalan
Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan
mendapat rezeki."
Arwah mereka (para syuhada) berada di dalam tembo lok
burung hijau, baginya terdapat pelita-pelita yang bergantungan di
bawah arasy. Dia terbang di bagian surga dengan bebas menurut
kehendaknya, kemudian hinggap pada pelita-pelita tersebut. Maka
Tuhan mereka menjenguk keadaan mereka sekali kunjungan, lalu
berfirman, "Apakah kalian menginginkan sesuatu?" Mereka
menjawab, "Apakah yang kami inginkan lagi, bukankah kami
terbang dengan bebas di dalam surga ini menurut kehendak
kami?" Allah melakukan hal tersebut kepada mereka sebanyak
tiga kali.

106
Setelah mereka merasakan bahwa diri mereka tidak
dibiarkan oleh Allah melainkan harus meminta, maka berkatalah
mereka, "Wahai Tuhan kami, kami menginginkan agar Engkau
mengembalikan arwah kami ke jasad kami, hingga kami dapat
terbunuh lagi demi membela jalan-Mu sekali lagi." Setelah Allah
melihat bahwa mereka tidak mempunyai keperluan lagi, maka
barulah mereka ditinggalkan.
Jiwa dapat merasakan kenikmatan dan siksaan terpisah dari
badan. Jiwa bisa merasakan kenikmatan dan siksaan dalam
hubungannya dengan badan dan badan berhubungan dengannya.
Kenikmatan dan siksaan ditimpakan kepada keduanya dalam
keadaan seperti ini bersama-sama. Sebagaimana jiwa yang bisa
merasakannya sendirian. Jika seorang yang sudah meninggal dan
menjadi mayat, dia akan berada dalam kenikmatan atau siksaan.
Hal ini akan dialami roh dan badannya. Ruh tetap kekal setelah
berpisah dari badan lalu mendapat kenikmatan atau siksaan. Ia
terkadang berhubungan dengan badan sementara badan bersama
ruh mendapatkan kenikmatan atau siksaan. Pada hari kiamat
kubra, semua ruh dikembalikan ke badan dan mereka bangkit dari
kubur untuk menghadap Rabbul alamin.
Hanya, bagaimana kunci untuk menempati alam kubur yang
nyaman dan bebas dari siksaan?. "Dan, barang siapa yang
beramal saleh, maka untuk diri mereka sendirilah mereka
menyiapkan (tempat yang menyenangkan)." (QS ar-Ruum [30]:
44). Merujuk pada pendapat mujahid, tempat menyenangkan yang
dimaksud ialah 'kediaman' yang nyaman selama di alam barzakh.
Fakta ini juga dipertegas dalam hadis riwayat Abu
Hurairah. Disebutkan bahwa ketika mayat telah diletakkan di
kuburannya, ia mendengar gesekan sandal handai tolan yang
meninggalkannya sendirian. Bila ia orang beriman maka amalan
sha lat akan berada di atas kepalanya, puasa di sebelah ka nannya,

107
dan zakat ada di samping kirinya. Se dang kan, amalan lainnya,
seperti sedekah, silaturahim, dan perbuatan baik ada di sekitar
kedua kakinya. Masing-masing akan menjadi saksi dan pelindung
baginya. Wallahu a'lam. Terang sunan Fajar.
Setelah Sunan Fajar menerangkan panjang lebar salah satu
muridnya, yang bernama Harun berkata. ―Gusti Sunan, mhn maaf.
Bisakah hamba dijelaskan tentang proses kejadian manusia ?‖
Njih, jawab Sunan. Para santri pun masih duduk rapi. Kita santai
saja ya sambil mendengarkan kajian.
Kisah Nabi Adam menceritakan terciptanya manusia
pertama yang kelak akan menghuni bumi. Nabi Adam tercipta dari
tanah dan Allah memuliakannya dengan memberi pengetahuan
tentang semesta. Adam diberi banyak pengetahuan yang akan
menjadi Mukjizatnya.Wujud Nabi Adam diciptakan sempurna
serta lengkap. Tapi Nabi Adam memiliki tinggi tubuh yang
berbeda dengan manusia saat ini. Tinggi badannya mencapai 60
hasta atau sekitar 18 meter. Sangat tinggi dibanding kondisi tubuh
manusia pada umumnya. Jadi bisa menjelaskan juga kenapa
Kabah sangat tinggi dan besar pintu masuknya. Para nabi setelah
Nabi Adam juga pasti memiliki postur tubuh yang hampir mirip.
Mukjizat pengetahuan yang dimiliki Nabi Adam
diterangkan pula dalam Alquran, “Dan Dia mengajarkan kepada
Adam nama-nama (benda) seluruhnya” (QS Al Baqarah : 31).
Dalam Alquran juga diceritakan tentang penciptaan Nabi Adam
dan Siti Hawa. Tentang bagaimana sampai mereka diturunkan ke
bumi dan memiliki anak-anak.
Kisah Nabi Adam mengandung banyak pelajaran berharga.
Terutama tentang nilai ketaatan kepada Yang Maha Kuasa. Mulai
dari kisah Nabi Adam dan Siti Hawa di langit. Hingga kisah
mereka di bumi beserta anak-anaknya. Nilai ketaatan seorang

108
hamba pada Sang Pencipta banyak terkandung di dalam ceritanya.
Asal Mula Penciptaan Nabi Adam
Dikisahkan dalam kitab suci Alquran bahwa Allah
bercakap-cakap dengan malaikat. Allah memberi tahu malaikat
bahwa akan ada penciptaan makhluk yang dinamai manusia.
Manusia akan mengemban tugas sebagai Khalifah di bumi.
Malaikat protes, tidak setuju dengan hal yang direncanakan.
Malaikat yakin kalau manusia hanya akan membawa bencana bagi
bumi. Mereka akan membuat kerusakan, permusuhan, juga
pertumpahan darah. Malaikat merasa keberadaan dirinya saja
sudah lebih cukup sebagai ciptaan Allah. Karena mereka
senantiasa bertasbih, memuji, dan mengagungkan Allah.Allah
berfirman bahwa Dia mengetahui apa-apa yang tidak diketahui
oleh malaikat. Seperti kita ketahui, manusia itu tercipta dari
saripati tanah. Demikian juga yang diceritakan dalam Alquran
surat As Sajdah ayat 7-9.
Surat ini menceritakan bahwa Allah mengetahui hal yang
gaib dan nyata. Dia menciptakan wujud sempurna manusia dari
tanah. Dia juga menciptakan keturunan manusia dari air mani.
Kemudian ditiupkan roh untuk menghidupkan. Dia juga yang
menciptakan pendengaran, penglihatan dan hati.
Setelah Nabi Adam diciptakan, Allah memberi perintah
pada malaikat dan iblis untuk bersujud padanya. Walaupun para
malaikat diciptakan dari cahaya, mereka taat pada perintah Allah.
Para malaikat kemudian bersujud pada Nabi Adam. Lain halnya
dengan iblis, ia merasa derajatnya lebih tinggi dari Nabi Adam
dan menolak untuk bersujud.
Iblis memang diciptakan dari api itu sebabnya ia tidak mau
bersujud pada Nabi Adam. Adam yang diciptakan dari tanah
dianggap lebih hina kemuliaannya oleh iblis. Surat Al Baqarah
ayat 34 menjelaskan hal ini, ―Sujudlah kamu kepada Adam, maka

109
sujudlah mereka kecuali iblis, ia enggan dan takabur dan ia
termasuk golongan orang-orang yang kafir.‖
Kelancangan iblis membangkang membuat Allah sangat
murka. Iblis telah durhaka, dan hukumannya adalah keluar dari
surga. Iblis yang sombong bukannya bertobat dengan hukuman
yang diberikan. Ia malah mengeluarkan sumpah akan menggoda
Nabi Adam dan keturunannya agar sesat. Iblis ingin manusia
menemani dirinya di neraka.
Nabi Adam dianugerahi usia yang panjang oleh Allah.
Banyak riwayat yang menceritakan bahwa Nabi Adam diberi usia
hingga 1000 tahun. Namun, dalam hadits yang diriwayatkan Abu
Hurairah diceritakan kalau Nabi Adam pernah memberikan
umurnya sejumlah 40 tahun untuk Nabi Dawud. Pada saat itu
Nabi Adam kagum dengan cahaya yang berkilau di antara
matanya. Kemudian ia bertanya pada Allah tentang manusia itu.
Allah menjawab bahwa manusia itu salah satu keturunan Adam,
umat akhir zaman. Adam bertanya mengenai umur Daud, dan
Allah menjawab bahwa Dia memberikan 60 tahun padanya. Nabi
Adam lalu meminta Allah untuk menambahkan 40 tahun umur
Daud yang dikurangi dari umurnya.

Nabi Adam dan Siti Hawa Turun ke Bumi


Nabi Adam memiliki segalanya di surga. Adam bisa
mengambil dan menikmati apa saja yang ada di dalamnya.
Walaupun begitu Adam merasa kesepian. Kodratnya sebagai
manusia yang butuh ada manusia lain muncul. Adam
menginginkan teman untuk menemani hari-harinya.
Mengetahui Adam yang kesepian, Allah akhirnya
menciptakan Hawa. Hawa diciptakan dari tulang rusuk Nabi
Adam ketika sedang tidur. Nabi sangat senang dengan kehadiran
Hawa. Hasratnya sebagai manusia yang butuh pasangan jadi

110
terjawab. Allah mengizinkan Adam dan Hawa untuk menikmati
apa saja yang ada di dalam surga, terkecuali pohon Khuldi.
Allah berfirman, ―Wahai Adam, tinggallah Engkau dan
istrimu di surga ini. dan makanlah makanan-makanan yang
banyak lagi baik dimana saja yang kamu sukai, dan janganlah
kamu mendekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk
orang-orang yang zalim.‖
Pohon khuldi adalah pohon pengetahuan hal yang baik dan
jahat. Ada maksud tertentu dari larangan yang Allah berikan pada
Adam dan Hawa. Mengetahui larangan Allah, setan
memanfaatkan hal ini untuk menggoda keimanan Adam dan
Hawa. Sesuai dengan tekadnya untuk menggoda manusia
sepanjang masa.
Setan kemudian berbisik pada Adam dan Hawa tentang
keistimewaan pohon Khuldi. Kisah ini tertulis di Alquran surat
Thaha ayat 120, ―Wahai Adam, maukah aku tunjukkan kepadamu
pohon keabadian (khuldi) dan kerajaan yang tidak akan binasa?”
demikian iblis membujuk mereka.
Khuldi sendiri merupakan nama pemberian iblis. Iblis
menghasut Adam dan Hawa dengan mengatakan maksud Allah
melarang mereka. Bahwa Allah disebutkan oleh iblis tidak mau
membuat Adam dan Hawa kekal. Iblis dengan penuh semangat
merayu mereka untuk memakan buah terlarang.
Adam dan Hawa yang dilengkapi dengan napsu sebagai
manusia akhirnya tergoda. Rayuan iblis berhasil menggoyahkan
keimanan mereka dan jadi tidak taat pada Allah. Ketika Adam dan
Hawa memakan buah Khuldi sesuatu yang memalukan terjadi.
Nabi Adam dan Hawa menyadari kalau tubuh mereka jadi
telanjang.
Selain itu, Adam juga merasakan sakit perut yang hebat.
Adam baru merasakan rasa ingin buang hajat, dan ia kebingungan.

111
Surga adalah tempat suci, apa sepantasnya mengotorinya?
Demikian yang ada dalam pikiran Adam. Allah kemudian
menyindirnya atas keinginan tersebut. Sekaligus juga menyindir
tentang ketidaktaatannya.
Surat Al A‘raf ayat 22-23 menceritakan kejadian ini. Dalam
surat ini Allah mengingatkan akan larangannya pada Adam. Juga
mengingatkan Adam akan peringatan-Nya tentang kebusukan
setan. Adam kemudian memohon ampun dan bertaubat pada
Allah.
Diceritakan Hawa digoda iblis dalam wujudnya yang
berupa ular. Namun, tidak dijelaskan siapa dahulu yang memakan
buah terlarang itu. ada yang meyakini Khuldi adalah pohon apel
yang diambil dari bumi. Karena itu Khuldi disebut memiliki sifat
bumi atau tanah, yaitu sifat dasar tanah. Tanah disebut sebagai
tempat yang pantas untuk membuang kotoran.
Buah Khuldi bisa membangkitkan hawa nafsu, dan
membuat lupa diri. Allah melarang Adam memakan buahnya
karena bisa membuat dirinya jadi kotor. Kotor dalam artian
napsunya ternoda dan mempengaruhi sifat dasar manusia yang
penuh dengan ketidakpuasan. Bisa dikatakan pohon Khuldi
diciptakan sebagai cobaan bagi Adam dan Hawa. Ujian dari
ketaatan seorang hamba pada penciptanya.
Namun terlepas dari itu semua, Allah memang menakdirkan
manusia untuk turun ke bumi dan menjadi pemimpin di tempat
itu. Manusia diciptakan bukan dengan maksud untuk pemimpin di
surga. Meskipun Adam dan Hawa telah bertaubat, Allah tetap
memberikan hukuman pada mereka dengan turun ke bumi.
―Turunlah kalian dari surga menuju bumi. Dan
kalian akan menjadi musuh satu sama lain. kalian akan
memiliki tempat tinggal di bumi sampai batas waktu
tertentu.‖ (Qs. Al A‘raf 24-25)

112
Nabi Adam dan Hawa tidak diturunkan pada tempat yang
sama. Nabi Adam diturunkan di puncak bukit Sri Pada di daerah
Srilanka. Sedangkan Hawa diturunkan di daerah Arab. Mereka
berdua bingung dan sedih karena diturunkan terpisah. Namun,
Adam dan Hawa yakin satu sama lainnya akan saling bertemu
lagi.
Lalu setelah 40 hari mereka pun dipertemukan kembali oleh
Allah di Jabal Rahmah. Nabi Adam dan Hawa memulai kehidupan
baru sebagai manusia biasa. Diceritakan mereka diturunkan ke
bumi dengan membawa dosa atas ketidaktaatannya di surga.
Disebutkan pula Allah menghukum Adam akan bersusah payah
untuk mencari nafkah.
Hawa dihukum akan merasakan sakit pada saat melahirkan
anak-anak. Sedangkan ular yang menggoda mereka dihukum
berjalan dengan perut selamanya di bumi. Dosa yang pada
akhirnya menjadi takdir bagi manusia. Kaum laki-laki dengan
kewajiban menafkahi, dan kaum wanita berkewajiban mengurus
anak-anaknya.
Adam dan Hawa kemudian belajar bercocok tanam juga
cara bertahan hidup di bumi. Mereka juga melahirkan anak-
anaknya. Allah memperlihatkan kuasanya dengan memberi
mereka anak sepasang-sepasang. Setiap Hawa mengandung pasti
melahirkan anak kembar.
Peristiwa Nabi Adam dan Hawa yang melanggar perintah
Allah membuktikan sesuatu. Bahwa tidak ada yang akan didapat
dari ketidaktaatan pada Allah selain dari keburukan. Hal ini
sekaligus menjadi pengingat bagi kita umat manusia di seluruh
muka bumi.
Sebagai Nabi dan manusia pertama yang diciptakan Allah,
terdapat berbagai kisah dakwah yang dilakukan oleh Nabi Adam

113
AS yang dapawt kamu pelajari melalui buku Manusia & Nabi
Pertama di Bumi: Nabi Adam AS.

Kisah Kehidupan Nabi Adam dan Hawa di


Bumi
Ada cerita menarik dari peristiwa turunnya Nabi Adam dan
Hawa ke bumi. Diceritakan mereka turun ke bumi dengan
memakai dedaunan untuk menutupi tubuhnya. Ketika berada di
bumi dedaunan itu jadi kering dan kemudian rontok. Dipercaya
segala wewangian yang tercium di Hindia berasal dari daun-daun
tersebut.
Adam dan Hawa menjalani kehidupan sebagai manusia
biasa setelah bertemu. Allah kemudian memberikan 8 pasang
lembu, 2 pasang kambing, dan 2 pasang domba pada keduanya.
Allah mengajarkan pada mereka untuk memerah susu hewan-
hewan itu. Susu tersebut kemudian bisa mereka minum. Allah
juga memberi perintah pada Adam untuk menggunakan bulu-bulu
hewan itu sebagai pakaian.
Adam dan Hawa sadar kenikmatan dunia sudah tidak ada
lagi, mereka pun menangis sedih. Dari air mata mereka, tumbuh
lah kacang tanah dan kacang hijau. Adam lalu menyadari
kesulitannya untuk mengetahui waktu-waktu beribadah. Ia lalu
mengadu pada Allah tentang masalahnya ini.
Allah kemudian memberi seekor ayam putih sebesar unta
dari surga. Ketika para malaikat di surga bertasbih, ayam putih itu
ikut bertasbih (berkokok) di bumi. Berkat ayam putih itu Adam
jadi mengetahui waktu-waktu beribadah di bumi.
Untuk melindungi mereka dari panas dan dingin, Adam lalu
menebang pohon-pohon. Kayunya ia pakai untuk membangun
rumah. Adam juga membuat sumur untuk mengambil air. Allah

114
kemudian menurunkan 21 lampiran tentang hukum haram dan
halal memakan daging binatang tertentu.
Kemudian diturunkan pula 29 huruf hijaiyyah, dan manusia
tidak dapat mengurangi atau menambah hurufnya. Ketentuan
Allah ini sangat jelas dan tidak ada yang bisa mengubahnya.
Adam lalu belajar huruf-huruf itu untuk bisa membaca lampiran
yang diturunkan Allah.
Hawa kemudian merasakan proses mengandung. Ia terkejut
ketika janin dalam perutnya bergerak-gerak. Hawa tidak yakin
darimana tempatnya yang bergerak di perutnya itu akan keluar.
Ketika waktu melahirkan tiba, Hawa merasakan proses sakitnya.
Hawa melahirkan anak kembar, Habil dan Layutsa.
Waktu mengandung anak yang kedua pun tiba. Hawa
melahirkan anak kembar Qabil dan Iqlima. Sepasang anak laki-
laki dan perempuan selalu dilahirkan olehnya. Diceritakan Hawa
melahirkan dan mengandung sejumlah 20 bilangan. Setiap
melahirkan pasti sepasang, laki-laki dan perempuan.
Diceritakan juga anak yang dikandung hawa sebanyak 200
orang. Semua dilahirkan kembar kecuali Syits yang memiliki Nur
Musthafa Shallalahu‘alaihi wa sallam di keningnya. Dikisahkan
juga anak cucu Nabi Adam bertambah terus hingga 40 ribu orang
laki-laki dan perempuan.Pada saat anak cucu Adam berkembang
banyak terjadilah pertengkaran dan pertikaian. Maka Allah
memberinya tongkat dari surga untuk mendidik mereka yang
membangkang.

Kisah Habil dan Qabil


Anak kembar Nabi Adam yang pertama adalah Habil dan
Layutsa. Sedangkan anak kembar kedua adalah Qabil dan Iqlima.
Kembaran Habil diceritakan memiliki paras yang kurang menarik.
Sedangkan Iqlima kembaran dari Qabil sangat cantik. Pada saat

115
itu Adam diperintahkan oleh Allah untuk menikahkan anak-
anaknya secara silang.
Jadi tidak boleh anak dari Adam menikah dengan
kembarannya sendiri. ketika Adam hendak menikahkan Habil
dengan Iqlimiya, Qabil mengajukan protes. Qabil merasa lebih
berhak atas diri Iqlimiya karena dia adalah saudara kembarnya.
Qabil tertarik pada kembarannya sendiri karena kecantikannya.
Allah kemudian memerintahkan Habil dan Qabil untuk
berkurban melalui Nabi Adam. Kurban yang diterima Allah akan
menentukan siapa yang berhak atas Iqlimiya. Qabil yang seorang
petani dan sombong memilih seikat gandum yang jelek untuk
berkurban. Sedangkan Qabil yang peternak mengurbankan
kambing muda dan gemuk.
Setelah keduanya berkurban, Allah kemudian menurunkan
cahaya putih dan mengangkat kambing dari Habil. Berarti Habil
yang ikhlas berkurban berhak atas diri Iqlimiya. Qabil marah, dan
tak ingin Habil menikahi kembarannya.
Setan memanfaatkan kemarahan Qabil dan membujuknya
untuk memukul Habil. Qabil yang dikuasai amarah lalu memukul
Habil. Habil tidak memberikan perlawanan karena tidak ingin
menjadi masalah besar. Celakanya, pukulan Qabil membuat Habil
terbunuh.
Qabil takut dan bingung, ia tidak tahu cara
menyembunyikan Habil yang telah tak bernyawa. Qabil mencoba
membuang Habil ke laut, tapi ombak selalu membawa kembali
tubuh Habil ke tepi pantai. Akhirnya Qabil mohon ampun pada
Allah dan menyesali perbuatannya.
Tiba-tiba Qabil melihat burung gagak di pohon. Satu
burung gagaknya telah mati entah karena apa. Gagak yang masih
hidup membawa gagak mati turun. Burung itu lalu mematuki
tanah hingga berlubang dan mendorong gagak mati ke dalamnya.

116
Qabil mengerti sekarang, ia pun meniru cara burung tersebut
untuk mengubur Habil.
Cerita Habil dan Qabil ini merupakan pembunuhan pertama
di bumi. Kisah Nabi Adam ternyata mengandung banyak nasehat
untuk umat manusia. Tentang ketaatan dan ketergantungan
manusia sebagai hamba kepada Allah. sekaligus juga tentang
kebesaran Allah yang selalu memberi kemudahan manusia ketika
meminta pertolongan.

Kisah Para Nabi


Kajian Sunan Fajar berkembang dengan perlahan-lahan tapi
pasti. Bagaikan Majelis ilmu, kegiatan penyampaian materi
dilaksanakan setiap hari dan tema kali ini ada tentang kisah
para Nabi. Para santri pun asyik mendengarkan :

1. Nabi Idris AS
Dan ceritakanlah (hai Muhammad, kepada mereka kisah)
Idris (yang tersebut) di dalam Al-Qur‘an. Sesungguhnya dia
adalah seorang yang sangat membenarkan dan seorang nabi. Dan
Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi Allah SWT.
menyebutkan tentang Idris dengan sebutan yang baik, bahwa ia
adalah seorang yang sangat membenarkan dan seorang nabi.Dan
bahwa Allah SWT mengangkatnya ke tempat yang tinggi.
Di dalam kitab sahih telah disebutkan bahwa Rasulullah
Saw. bersua dengannya pada malam beliau menjalani isra,
sedangkan Nabi Idris berada di langit yang keempat. Hadis ini
telah kami kemukakan .dalam Bab "Isra. Dalam pembahasan ini
Imam Ibnu Jarir telah mengetengahkan sebuah asar yang garib
lagi mengherankan. Ia mengatakan, telah menceritakan kepadaku
Yunus ibnu Abdul Ala, telah menceritakan kepada kami Ibnu

117
Wahb, telah menceritakan kepadaku Jarir ibnu Hazim, dari
Sulaiman Al-A'masy, dari Syamir ibnu Atiyyah, dari Hilal ibnu
Yasaf yang menceritakan bahwa Ibnu Abbas pernah bertanya
kepada Ka'b, sedangkan ia (Hilal ibnu Yasaf) hadir di majelis itu.
Ibnu Abbas berkata kepadanya bahwa apakah yang dimaksud oleh
firman Allah Swt. Tentang Idris: Dan Kami telah mengangkatnya
ke martabat yang tinggi. (Maryam: 57) Ka'b menjawab bahwa
mengenai Idris, sesungguhnya Allah mewahyukan kepadanya,
"Sesungguhnya Aku akan mengangkat bagimu setiap harinya
amal perbuatan yang semisal dengan semua amal perbuatan
anak-anak Adam (Seluruh manusia)." Maka Idris menginginkan
agar amalnya terus bertambah. Kemudian datanglah seorang
malaikat yang terdekat dengannya. Idris berkata kepada malaikat
itu, "Sesungguhnya Allah telah mewahyukan anu dan anu
kepadaku, maka bicaralah kamu kepada malaikat maut agar
sudilah ia menangguhkan ajalku supaya amalku makin
bertambah." Malaikat itu akhirnya mambawa Idris di antara kedua
sayapnya, lalu naik ke langit. Ketika sampai di langit keempat,
malaikat maut yang sedang turun bersua dengannya. Maka
malaikat yang membawanya mengemuka-kan apa yang
dimaksudkan oleh Idris. Malaikat maut bertanya, "Sekarang Idris
ada di mana?" Malaikat itu menjawab,"Dia sekarang ada di
pundakku." Malaikat maut berkata,"Aku heran, mengapa aku
diperintahkan untuk mencabut roh Idris di langit keempat. Pada
mulanya aku bertanya, 'mengapa aku mencabut roh Idris di langit
keempat, sedangkan ia berada di bumi?' Akhirnya roh Nabi Idris
dicabut di langit yang keempat. Yang demikian itu adalah yang
dimaksud oleh firman-Nya Dan Kami telah mengangkatnya ke
martabat yang tinggi. (Maryam: 57).
Hal ini merupakan salah satu dari cerita Ka'bul Ahbar yang
dikutipnya dari kisah-kisah Israiliyat, di dalam sebagiannya

118
terkandung hal yang tidak dapat diterima.Tetapi Ibnu Abu Hatim
telah meriwayatkan melalui jalur lain dari Ibnu Abbas, bahwa ia
pernah bertanya kepada Ka'b, lalu disebutkan hal yang semisal
dengan kisah di atas. Hanya dalam riwayat ini disebutkan bahwa
Idris berkata kepada malaikat yang terdekat dengannya, "maukah
engkau menanyakan hal itu kepada malaikat maut?" Yakni berapa
lama lagi masa yang tersisa dari ajalnya, dengan maksud Idris
akan manambah amalnya. Di dalam riwayat ini disebutkan pula
bahwa malaikat yang terdekat dengan Idris ketika menanyakan
kepada malaikat maut tentang ajal yang masih tersisa bagi Idris,
malaikat maut menjawab.‖Saya tidak tahu, nanti saya akan lihat
dahulu." Malaikat maut melihat buku catatannya, kemudian
berkata, "Sesungguhnya kamu menanyakan kepadaku tentang
seorang lelaki yang tiada tersisa bagi ajalnya selain dari sekejap
mata." Lalu malaikat maut memandang ke arah bawah kedua
sayapnya, tiba-tiba ia melihat Idris telah dicabut nyawanya,
sedangkan malaikat maut itu tidak menyadari bahwa dirinya telah
mencabutnya. Nabi Idris adalah seorang tukang jahit; tidak sekali-
kali ia menusukkan jarumnya, melainkan ia membaca Subha
nallah (Mahasuci Allah). Dan Idris setiap harinya tiada seorang
pun di muka bumi saat itu yang beramal lebih baik dan lebih
utama daripadanya.
“Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang
tinggi. (Maryam: 57) Bahwa Nabi Idris diangkat ke langit
dan tidak mati, perihalnya sama dengan pengangkatan Nabi
Isa.

- Kisah Nabi Nûh AS


Selepas shalat Ashar, Sang Wali melanjutkan ceritanya, yaitu
mengenai Nabi Nuh :

119
Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya
(dengan perintah), ―Berilah kaummu peringatan sebelum
datang kepadanya azab yang pedih(1) Dia (Nuh) berkata,
“Wahai kaumku! Sesungguhnya aku ini seorang pemberi
peringatan yang menjelaskan kepada kamu,(2) (yaitu)
sembahlah Allah, bertakwalah kepada-Nya dan taatlah
kepadaku,‖(3)
Nabi Nûh diutus kepada kaumnya untuk mengajak
mereka menyembah Allah (QS Nûh/71: 1-3). Tapi mereka
enggan dan bersikeras dalam kekufuran (QS Nûh/71: 6-7). Al-
Qur`an mengabarkan bahwa kaum Nabi Nûh adalah kaum
yang fasik (QS al-Dzâriyât/51: 46), berbuat zalim dan
sewenang-wenang (QS al-Najm/52: 52). Mereka, seperti
dijelaskan al-Thabarî, gemar melakukan perbuatan yang
dibenci Allah seperti berzina, minum arak, dan perbuatan-
perbuatan keji lainnya. Karena begitu bencinya kepada Nabi
Nûh, mereka menyiksa beliau dan mencekiknya sampai
pingsan. Ketika siuman beliau hanya berdoa, “Ya Allah,
ampuni kaumku. Sesungguhnya mereka tidak tahu”.
Setidaknya ada empat hal yang membuat mereka
menolak seruan Nabi Nûh. Pertama, adanya sebuah kekuatan
yang sangat berpengaruh dalam masyarakat kaum Nûh, yaitu
kekuatan para tokoh agama tradisional. Mereka bahu membahu
dengan struktur kekuasaan yang ada mempertahankan
kepentingan bersama mereka. Kedua pihak sadar bahwa
dakwah yang diserukan Nûh mengancam supremasi dan
dominasi mereka (QS Nûh/71: 23). Kedua, mereka merasa
punya kekayaan yang jauh lebih banyak dan kedudukan yang
jauh lebih tinggi daripada Nûh (QS al-Mu`minûn/23: 24).
Ketiga, kebanyakan pengikut Nûh berasal dari kalangan rakyat
jelata (QS Hûd/11: 27). Dan keempat, mereka

120
mempertahankan pemahaman yang salah (QS al-Qashash/28:
36).
Seperti dalam kisah para nabi lainnya, orang-orang kafir
selalu berkata bahwa mereka tidak mau meninggalkan agama
nenek moyang mereka. Dalam gerakan perubahan sosial,
―agama nenek moyang‖ bisa berarti Salah pemahaman. Alasan
demi melestarikan ajaran nenek moyang selalu digunakan oleh
mereka yang disebut al-Qur`an sebagai al-malâ` untuk
menolak seruan para nabi. Salah pemahaman selalu
menghalangi mereka yang dimanja oleh struktur kekuasan
yang korup untuk menerima perubahan sosial yang diserukan
oleh para pembaharu.

Kisah Perahu Nabi Nuh


Kenabian bin Mutausyalak bin Nuh bin Lamik Akhnuj,
yaitu keturunan Adam berikutnya.Pada masa ini, iblis berhasil
menyesatkan umat manusia selama lebih dari 950 tahun. Dalam
kurun waktu yang lama ini, rambu-rambu kebenaran yang
ditegakkan Adam dan keturunan berikutnya mulai memudar,
keimanan yang lurus mulai menyimpang jauh, dan kesombongan
terlihat jelas dengan penuh kekejian dan kekerasan kepala. Banu
Adam sudah mulai menyimpang dari syariat yang ditetapkan
Allah Subhanahu wa Ta‘ala melalui nabi-nabi Allah sebelumnya,
Adam, Syits, dan Idris.
Dengan sekuat tenaga, Nabi Nuh mengajak umatnya untuk
kembali ke jalan yang benar, namun hal itu sia-sia karena umatnya
sudah terlanjur masuk ke dalam liang kemaksiatan yang
menyesatkan. Sungguh iblis telah berhasil mencengkeramkan
kuku kekafirannya kepada Banu Adam, ia bangga dan bahagia
melakukan itu.‖Kaum Nabi Nuh berkata, ―Wahai Nuh,
sesungguhnya kamu telah berdebat dengan kami Dan kamu telah

121
memperpanjang bantahanmu terhadap kami, maka datangkanlah
kepada kami ayat yang kamu ancamkan kepada kami, jika kamu
termasuk orang-orang yang benar.‖
―Hanya Allah yang akan mendatangkan azab itu
kepadamu jika Dia menghendaki, dan kamu sekali-sekali
tidak dapat melepaskan diri,‖ jawab Nabi Nuh.

Nabi Nuh melanjutkan,


―Nasihatku tidaklah bermanfaat kepadamu sekiranya Allah
Swt. hendak menyesatkan kamu. Dia adalah Tuhanmu dan
kepada-Nya lah kamu dikembalikan.”Mendengar ucapan
kaumnya itu, Nabi Nuh pun bersedih seolah-olah telah
tertutup baginya pintu untuk berdakwah kepada kaumnya
untuk kembali ke jalan Allah Swt.

Nabi Nuh menghadapkan baktinya kepada Tuhan seraya


berdoa, ―Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorang pun di
antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi. Sesungguhnya
jika Engkau biarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan
menyesatkan hamba-hambamu dan mereka tidak akan melahirkan
selain anak yang berbuat Maksiat lagi sangat kafir. Ya Tuhanku,
ampunilah aku, ibu, dan bapakku, orang yang masuk rumahku
dengan beriman, dan semua orang yang beriman baik laki-laki
maupun perempuan Dan janganlah engkau tambahkan bagi orang-
orang yang zalim itu selain kebinasaan.‖
Pintu kapal berada di bagian samping. Tutup pintu itu
berada di bagian atas yang dapat menutupnya dengan rapat. Pada
bagian luar dan dalam kapal itu dilapisi dengan aspal. Kemudian
pada bagian ujung depan kapal dibuat meruncing untuk Membelah
Air.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
―Mereka berkata, “Wahai Nuh, sesungguhnya kamu telah
berbantah dengan kami dan kamu telah memperpanjang

122
bantahanmu terhadap kami, maka datangkanlah kepada
kami azab yang kamu ancamkan kepada kami, jika kamu
termasuk orang-orang yang benar.‖ (QS. Hud: 32)

Pada saat inilah, iblis datang dan memasuki setiap hati


kaum Nabi Nuh. Bagi hati yang di dalamnya terdapat Iman, maka
hati itu akan berlari dan menjauh dari godaan iblis laknatullah.
Sedangkan bagi hati yang di dalamnya tidak ada Iman, maka ia
akan mengikuti bujuk rayu iblis yang menyesatkan itu. Ketika
Nabi Nuh membuat perahu dan kaum kafir yang telah terbujuk
rayuan iblis itu melihatnya, mereka senantiasa menghina. Mereka
menganggap bahwa menaiki perahu tidak akan dapat
menyelamatkan dirinya dari siksa Tuhan. Mereka berkata
demikian karena merasa bahwa siksaan Allah Subhanahu Wa
Ta'ala tidak akan pernah datang.
Termasuk di antara orang-orang merugi itu adalah istri Nabi
Nuh, dan seorang putranya yang bernama Kan‘an. Sebagai putra
Nabi, seharusnya Kan‘an menjadi orang pertama yang berkenan
menerima kebenaran, orang pertama yang dapat membedakan
antara kesombongan dan kejujuran, orang pertama yang
menyatakan keimanan dan termasuk dalam golongan orang yang
berhiaskan kenikmatan sebuah keyakinan.
Ketika tungku pembakaran di rumah Nabi Nuh telah
mendidih, itu menjadi pertanda akan datangnya siksa yang
diberikan Allah sebagaimana dikatakan dalam riwayat-riwayat.
Nabi Nuh mengetahui bahwa azab Allah sudah tiba waktunya
setelah perahu Nabi Nuh selesai.
Janji Allah Subhanahu wa Ta'ala pun tiba, air yang
bergelombang datang dari segala arah dan menggulung-gulung
hingga menyapu apapun yang ada di hadapannya.Nabi Nuh
berkata kepada kaumnya, ―Naiklah kalian semua ke dalam kapal
Dengan menyebut nama Allah di waktu berlayar dan berlabuh.

123
Sesungguhnya Tuhanku benar-benar Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.‖
Dan ia berkata kepada putranya yang tersayang, ―Wahai
anakku, naiklah ke kapal bersama kami dan janganlah kamu
bersama orang-orang yang kafir.‖
Seperti itulah rasa cinta Nabi Nuh kepada putranya
meskipun sang putra membantah dan tidak mau beriman kepada
Tuhan. Namun Nabi Nuh tetap berharap bahwa putranya itu mau
berubah. Nabi Nuh melihat putranya, Kan‘an pergi
meninggalkannya.
Ia memanggil putranya itu saat kapal mulai bergerak dari
air yang semakin meninggi. Hal ini sebagaimana disebutkan
dalam Al-Qur‘an:
―Dan bahtera itu berlayar membawa mereka dalam
gelombang laksana gunung. Dan Nuh memanggil anaknya,
sedangkan anak itu berada di tempat yang jauh terpencil, ‗Hai
anakku, naiklah (ke kapal) bersama kami dan janganlah kamu
bersama orang-orang yang kafir.‖ (QS. Hud 42)
Tetapi, semua ini tidak sedikit pun menyentuh perasaan
Kan‘an yang telah buta karena kekufuran. Kan‘an berlari menuju
gunung tertinggi yang berada di hadapannya, gunung besar dan
menjulang tinggi, sebuah keangkuhan tinggi yang hampir
menembus Awan. Semua Inilah yang ada dalam pandangan kedua
mata Kan‘an bun Nuh.
―Anaknya menjawab, ‗Aku akan mencari perlindungan ke
gunung yang dapat memeliharaku dari air bah!‘ Nuh berkata,
‗Tidak ada yang melindungi hari ini dari azab Allah selain Allah
(saja) yang Maha Penyayang.‘ Dan gelombang menjadi
penghalang antara keduanya, maka jadilah anak itu termasuk
orang-orang yang ditenggelamkan.‖ (QS. Hud: 43)

124
Kapal Nabi Nuh berlayar dan akhirnya selamat dari banjir
bandang yang menenggelamkan segala sesuatu. Tidak ada yang
nampak tersisa di permukaan banjir bandang itu selain hanya
kapal tersebut.
Seluruh permukaan bumi dilumat habis oleh air bah. Kapal
Nabi Nuh yang berlayar selama 150 hari dimulai dari tanggal 10
Rajab kemudian ia berhenti bersama penumpangnya di Bukit Judi
selama sebulan.Mereka keluar dari kapal pada tanggal 10
Muharram. Bukit Judi berada di sekitar kawasan Bakar, di negeri
Al-Jazirah. Bukit Judi ini bersambung dengan gunung Armenia.
Dalam Kitab Taurat, Bukit itu disebut dengan nama Ararath.
Gunung ini sangat patuh kepada Allah Subhanahu wa Ta‘ala,
sehingga ia tidak ikut tenggelam. Padahal semua gunung-gunung
saat itu tenggelam.Untuk memuliakan saat itu dan sebagai rasa
syukur kepada Allah, mereka berpuasa pada hari itu. Nabi Nuh
bersama orang-orang yang menyertainya turun di daratan bukit
Judi. Kemudian mereka mendirikan perkampungan yang dipenuhi
oleh 80 orang.
Perkampungan itu dinamakan Kampung Ats-Tsamanina.
Hingga Pada suatu hari, tiba-tiba saja terjadi kekacauan dalam
ucapan mereka sehingga muncul 80 bahasa yang berbeda-beda,
salah satu bahasa itu adalah bahasa Arab. Sementara nabi Nuh
berdialog dengan setiap golongan menggunakan bahasa yang
mereka pakai.Di sinilah segala urusan menjadi tenang karena
orang sombong telah binasa. Dengan izin Allah, banjir bandang
yang menimpa mereka telah berakhir, setelah beratus-ratus tahun
mereka dalam lingkungan penuh kemungkaran dan kedurhakaan.
Setelah hidup tenang, Nabi Nuh mengalami kesedihan yang
mendalam atas nasib yang menimpa putranya, Kan‘an. Ia pun
mengajukan pertanyaan terhadap Tuhannya.
Allah Swt. pun menjawab:

125
―Allah berfirman, ‗Wahai Nuh, Sesungguhnya dia bukan
termasuk keluargamu (yang dijanjikan akan diselamatkan).
Sesungguhnya (perbuatan)nya perbuatan yang tidak baik.
Sebab itu, janganlah kamu memohon kepada-Ku sesuatu
yang kamu tidak mengetahui (hakikat)nya. Sesungguhnya
Aku memperingatkan kepadamu supaya kamu jangan
termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan.‖ (QS.
Hud: 46)
Setelah mendapatkan jawaban dari Allah, hati Nabi Nuh
menjadi tenang. Sementara itu, iblis bahagia bukan kepalang
karena ia telah berhasil menyesatkan sebagian besar kaum Nabi
Nuh, termasuk di dalamnya istri dan salah seorang putra Nabi
Nuh. Dendam iblis kepada Adam dan keturunannya akan terus
berlanjut hingga hari kiamat, itulah janji yang diucapkan iblis dan
akan senantiasa dipegang teguh.

- Kisah Nabi Hûd AS


Seperti disebutkan dalam QS Hûd/11: 50, Nabi Hûd AS.
diutus kepada kaum ‗Âd. Kaum ‗Âd adalah kaum yang pertama
kali menyembah patung-patung berhala setelah terjadinya topan
yang menghancurkan para pembangkang dari kaum Nabi Nûh AS.
Patung sesembahan mereka ada tiga: Shadd, Shamûd, dan Harâ.
Sikap kaum ‗Âd terhadap seruan Nabi Hûd AS.
digambarkan QS al-A‘râf/7: 66. Ayat ini menggambarkan adanya
penindasan satu pihak atas pihak lain. Pihak penindas adalah al-
malâ`, sedang pihak tertindas adalah Nabi Hûd AS. Penindasan al-
malâ` atas Nabi Hûd AS. terlihat pada dua hal: Pertama,
pandangan mereka bahwa Nabi Hûd kurang akal, dan kedua,
anggapan mereka bahwa Nabi Hûd adalah pendusta. Bila satu
pihak memandang pihak lain hina, lemah akalnya, atau bahkan
pendusta, maka pihak pertama itu akan terdorong untuk berbuat

126
sewenang-wenang, menindas, dan berlaku tidak adil terhadap
pihak kedua. Dengan kata lain, penindasan terjadi karena satu
pihak memandang pihak lain hina dan lemah. Itulah salah satu
pelajaran yang dapat diambil dari ayat di atas (QS al-A‘râf/7: 66)
dan dari kisah-kisah perjuangan para nabi pada umumnya.

- Kisah Nabi Shâlih AS.


Nabi Shâlih as. diutus kepada kaum Tsamûd . ‗Âd adalah
nama kabilah yang tinggal di wilayah bagian selatan jazirah Arab
kuno. Kerajaan mereka membentang dari Oman hingga
Hadramaut dan Yaman. Mereka pernah menorehkan sebuah
peradaban yang besar dan tatanan sosial yang makmur sejahtera.
Sosok tubuh mereka tinggi dan kuat. Bentuk fisik yang tinggi dan
kuat ini sangat mendukung kegemaran mereka: membangun
istana-istana dan kuil-kuil besar. Lahan-lahan pertanian yang
mereka miliki mempunyai sistem pengairan yang baik. Tak heran
jika mereka rajin bercocok tanam berbagai macam tanaman
pertanian.
Al-Qur`an menginformasikan bahwa kaum Tsamûd
memiliki kemahiran dalam bidang pertanian. Mereka
memanfaatkan sumur-sumur dan mata air untuk mengairi lahan-
lahan pertanian. Jadilah tanah-tanah mereka kebun-kebun yang
kaya akan bermacam tanaman pertanian yang memenuhi
kebutuhan pangan mereka. Mereka juga memiliki kecakapan
dalam bidang konstruksi. Maka dibangunlah istana-istana megah
di tanah-tanah datar. Ketika jumlah populasi bertambah, mereka
naik ke dataran tinggi lalu membangun perumahan mewah di sana
.Peradaban Tsamûd tergambar antara lain dalam QS Al-A‘râf/7:
74, Hûd/11: 61, dan al-Syu‘arâ`/26: 146-149.
Dalam Al-qur‘an Surat Al-A‘raf ayat 74 diterangkan :

127
Dan ingatlah ketika Dia menjadikan kamu khalifah-khalifah
setelah kaum ‗Ad dan menempatkan kamu di bumi. Di tempat
yang datar kamu dirikan istana-istana dan di bukit-bukit kamu
pahat menjadi rumah-rumah. Maka ingatlah nikmat-nikmat Allah
dan janganlah kamu membuat kerusakan di bumi.
Namun, dengan segala kekayaan, kemewahan dan
kelimpahan ini, mereka hidup dalam keberhalaan. Ketika Shâlih
menyeru mereka menyembah Allah, para pembesar dan kalangan
terpandang Tsamûd menolak seruan itu (QS Hûd/11: 62, al-
Syu‘arâ`/26: 153-154).
Seperti para nabi yang lain, yang mengikuti seruan
Nabi Shâlih pun tak lain dari orang-orang yang oleh para
pembesar dan pemuka masyarakat dianggap hina dan
lemah (QS al-A‘râf/7: 75).

Di sisi lain, bertambahnya kekayaan dan kemakmuran


membuat tatanan sosial mereka terpecah ke dalam dua kelas sosial
besar: golongan kaya yang berkuasa dan kelas miskin. Golongan
pertama mulai memonopoli air dan tanah, dan mulai menindas
orang-orang miskin. Kepada para penindas, Shâlih menuntut agar
mengizinkan kabilah dan kawanan ternak gembalaan suku-suku
miskin merumput di atas tanah-tanah umum. Inilah pesan yang
hendak disampaikan Shâlih sebagaimana direkam (QS Hûd/11:
64-66)
Kepada para penindas Shâlih memberi pernyataan tegas
bahwa semua orang mempunyai hak yang sama atas air (sumber
kehidupan): ―
Bahwa sesungguhnya air itu terbagi antara mereka; tiap-
tiap giliran minum didatangi (oleh yang berhak)” (QS al-
Qamar/54: 28-31).
Mukjizat Nabi Shâlih AS yang diberikan Allah SWT
kepada nabi Shâlih Alaihissalam adalah berupa Onta betina yang

128
lahir dari celah-celah batu sebagai tanda-tanda kebesaran dari
Allah bagi kaum Tsamud, dimana Nabi Shâlih ‗Alaihissalam
diutus Allah SWT untuk menyampaikan risalahnya.
Allah SWT berfirman ndalam suratb Al-A‘raf ayat 73 :
―Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum Tsamud
saudara mereka, Shaleh. Ia berkata: “Hai kaumku,
sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Ilah bagimu selain-
Nya. Sesungguhnya telah datang bukti yang nyata
kepadamu dari Rabbmu. Unta betina Allah ini menjadi
menjadi tanda bagimu, maka biarkanlah dia makan di bumi
Allah, dan janganlah kamu mengganggunya, dengan
gangguan apapun, (yang karenanya) kamu akan ditimpa
siksaan yang pedih.‖ (QS. Al- A‘raf ayat 73)

- Kisah Nabi Ibrâhîm AS


Di antara ayat-ayat tentang Ibrâhîm, ayat yang secara
khusus menggambarkan perdebatan Nabi Ibrâhîm AS. dengan
seorang raja yang zalim lagi sombong adalah QS Al-Baqarah(2)
ayat 258.
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat
Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya
kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, ―Tuhanku ialah
Yang menghidupkan dan mematikan,‖ dia berkata, ―Aku pun
dapat menghidupkan dan mematikan.‖ Ibrahim berkata, ―Allah
menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.‖
Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi
petunjuk kepada orang-orang zalim.
―orang yang mendebat Ibrâhîm tentang Tuhannya karena
Dia telah memberikan kepada orang itu kekuasaan” yang disebut
ayat tersebut adalah seorang tiran, raja Babilonia, Namrûdz bin
bin Kan‘ân bin Kûsy bin Sâm bin Nûh. Ia raja pertama di muka

129
bumi ini yang berlaku tiran dan sewenang-wenang. Ada empat
raja yang pernah mengusai dunia, dari timur hingga baratnya. Dua
di antaranya mukmin dan dua sisanya kafir. Dua yang mukmin
adalah Sulaymân bin Dâwud dan Dzul Qarnayn. Sedang dua yang
kafir adalah Bakhtinshar dan Namrûdz bin Kan‘ân.
Kepada Ibrâhîm, Namrûdz meminta bukti akan adanya
Tuhan yang diserukan oleh Ibrâhîm. Ibrâhîm berkata: ―Tuhanku
ialah Yang menghidupkan dan mematikan.‖ Dengan kata-kata ini
Ibrâhîm seakan hendak menerangkan kepada Namrûdz―Bukti
akan adanya Tuhan adalah adanya benda-benda yang kita saksikan
ini setelah sebelumnya tidak ada, dan ketiadaan benda-benda itu
setelah sebelumnya ada. Ini jelas merupakan bukti akan adanya
Sang Pelaku yang berbuat atas keinginan-Nya sendiri. Benda-
benda itu tidak terjadi (ada) dengan dirinya. Maka mesti ada Sang
Pencipta yang mengadakannya. Yaitu Tuhan yang aku berseru
untuk menyembah-Nya semata, tidak ada sekutu bagi-Nya.
Terdapat suatu kisah pada zaman Nabi Ibrahim sebagai
berikut : Jika kamu mengklaim bahwa kamu dapat menghidupkan
dan mematikan, maka yang sesungguhnya menghidupkan dan
mematikan adalah Zat Yang telah menciptakan alam wujud ini
serta mengendalikan dan memperjalankan planet-planetnya. Maka
terbitlah matahari ini tiap hari dari timur. Jika kamu adalah tuhan
yang dapat menghidupkan dan mematikan seperti yang kamu
klaim, maka terbitkanlah matahari itu dari barat!‖
Mendengar tantangan Ibrâhîm ini, Namrûdz tidak dapat
berkutik; diam tak bicara. kesombongannya kalah telak oleh
argumen Ibrâhîm. Setelah nyata bahwa ia tidak bisa berkutik di
hadapan kekuatan semua argumen logis Ibrâhîm, sementara itu ia
takut orang-orang akan beriman kepadanya, maka tidak ada jalan
baginya selain menempuh kekerasan fisik: ―Bakarlah dia dan
bantulah Tuhan-Tuhan kamu, jika kamu benar-benar hendak

130
bertindak (QS al-Anbiyâ`/21: 68).‖ ―Dirikanlah suatu bangunan
untuk (membakar) Ibrâhîm; lalu lemparkanlah dia ke dalam api
yang menyala-nyala itu” (QS al-Shâffât/37: 97).

Tapi Allah menyelamatkan Ibrâhîm:


Kami berfirman, ―Hai api menjadi dinginlah, dan
menjadi keselamatanlah bagi Ibrâhîm.” Mereka hendak
berbuat makar terhadap Ibrâhîm, maka Kami menjadikan
mereka itu orang-orang yang paling merugi. Dan Kami
selamatkan Ibrâhîm dan Lûth ke sebuah negeri yang Kami
telah memberkahinya untuk sekalian manusia (QS Al-
Anbiyâ`/21: 69-71).

Dua hal penting dapat diambil dari kisah dibakarnya


Ibrâhîm. Pertama, kisah itu merupakan bukti bahwa para pemilik
kekuasaan, apabila mereka kalah dalam adu argumen dengan para
penentangnya, biasa menempuh cara kekerasan (pembunuhan)
untuk menghabisi para penentangnya. Kedua, selamatnya Ibrâhîm
dari api mengajarkan bahwa kekerasan, betapapun kejamnya,
tidak mampu membunuh konsep yang lurus atau nilai-nilai
kebenaran.

- Nabi Luth AS
Nabi Luth AS disebut sebanyak 27 kali dalam Al-Qur'an,
sedangkan kaumnya disebut 10 kali. Nabi Luth adalah anak
keponakan dari Nabi Ibrahim. Ayahnya bernama Haran (Abara'an)
bin Azar adalah saudara kandung dari Ibrahim, ayahnya kembar
dengan pamannya bernama Nahor. Adapun nasab beliau adalah
Luth bin Haran bin Azara bin Nahur bin Suruj bin Ra'u bin Falij
bin 'Abir bin Syalih bin Arfahsad bin Syam bin Nuh. Nabi Luth
adalah orang yang beriman kepada Nabi Ibrahim. Beliau
melakukan hijrah dari Irak ke beberapa Tempat. Nabi Luth diutus

131
ke sebuah tempat bernama Sadum (Sodom) di Yordania. Beliau
diutus kepada kaum itu yang oleh Al-Qur'an menyebutnya sebagai
kaum yang melampaui batas Nabi Luth diutus kepada kaum
Sadum, kaum yang paling keji. Mereka suka melakukan kekejian
di jalan, akhlaknya rusak. Nabi Luth datang mengajak mereka
kepada Allah, namun kaumnya justru menakutinya dan
mengancamnya. "Wahai Luth, kalau kamu mencegah kami, kamu
akan diusir," kata kaumnya Allah SWT Berfirman :
“Kaum Luth pun telah mendustakan peringatan itu.
Sesungguhnya Kami kirimkan kepada mereka badai yang
membawa batu-batu (yang menimpa mereka), kecuali
keluarga Luth. Kami selamatkan mereka sebelum fajar
menyingsing, sebagai nikmat dari Kami. Demikianlah Kami
memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur. Dan
sungguh, dia (Luth) telah memperingatkan mereka akan
hukuman Kami, tetapi mereka mendustakan peringatan-Ku.
"( Surah Al-Qomar: 33-36)
Ketika Allah Ta'ala hendak memusnahkan mereka, Allah
mengutus Malaikat ke lima desa. Ada yang mengatakan setiap
desa dihuni 4.000 orang. Karena Malaikat datang dalam rupa yang
indah, kaum Nabi Luth mencoba mendekati sosok yang tampan
itu. Ketika itu Nabi Luth mencoba menghalangi kaumnya, namun
gagal.Nabi Luth sendiri tidak mengetahui kalau sosok manusia
tampan itu adalah Malaikat. Ketika kaumnya mencoba masuk,
Malaikat berkata biarkan mereka masuk, kami bukan manusia.
Istri Nabi termasuk orang yang diazab bersama kaumnya karena
membiarkan kekejian dan maksiat terjadi .Ditenggelamkan di Laut
Mati.Akibat perbuatannya yang melampaui batas, kaum Nabi
Luth mendapat azab yang dahsyat. Allah Ta'ala membalikkan
tanah yang berada di negeri itu sehingga tanah yang berada paling
bawah terbalik menjadi berada di paling atas . Allah Ta'ala
berfirman:

132
" Kaum Luth telah mendustakan Rasulnya, ketika
saudara mereka Luth, berkata kepada mereka, Mengapa
kamu tidak bertakwa?'. Sesungguhnya aku adalah seorang
Rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu, maka
bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku. Dan aku
sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas ajakan itu;
upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam.
Mengapa kamu mendatangi jenis lelaki di antara manusia,
dan kamu tinggalkan istri-istri yang dijadikan Tuhanmu
untukmu, bahkan kamu adalah orang-orang yang
melampaui batas. Mereka menjawab "Hai Luth,
sesungguhnya jika kamu tidak berhenti, benar-benar kamu
termasuk orang yang diusir". Luth berkata 'Sesungguhnya
aku sangat benci kepada perbuatanmu ." (QS. Asy-
Syu'ara:160-16)

Para ulama mengatakan, lima desa itu diangkat ke langit


dunia kemudian dilempar batu. Itulah azab yang diberikan Allah
akibat perbuatan keji tersebut. Tempat kaum Nabi Luth ini adalah
Laut Mati (Dead Sea).Laut Mati adalah danau yang membujur di
daerah antara Israel, Palestina dan Yordania. Di 417,5 m di bawah
permukaan laut, merupakan titik terendah di bumi. Laut mati
memiliki kandungan garam tertinggi dari seluruh laut di dunia.
Danau ini dinamakan Laut Mati karena tidak ada bentuk
kehidupan yang dapat bertahan dalam air garam ini.
Allah Ta'ala memberi tahu Nabi Luth bahwa di waktu
Subuh akan diturunkan Azab bagi kaumnya. Disebutkan, Malaikat
Jibril mengangkat desa tersebut sampai ke langit sampai terdengar
suaranya. Istrinya termasuk yang diazab akibat membiarkan
kekejian yang melampaui batas. Na'udzubillah min dzalik. Al-
Qur'an tidak menjelaskan secara detail tentang kisah Nabi Luth
ini. Disebutkan, ketika desa tersebut dimusnahkan, Nabi Ibrahim
AS kala itu berusia 99 tahun. Mengenai tafsir mimpi, apabila
seseorang bermimpi Nabi Luth maka akan diberikan kemenangan
Demikian kisah singkat Nabi Luth dan kaumnya yang durhaka

133
dan melampaui batas. Semoga kita bisa mengambil hikmah dan
pelajaran dari kisah-kisah yang terjadi di masa lampau.

- Nabi Ismail AS
Suatu malam Nabi Ibrahim bermimpi diperintahkan oleh
Allah untuk menyembelih putranya, Ismail ‗alaihissalam. Setelah
bangun, Nabi Ibrahim mendatangi anaknya dan mengungkapkan
tentang mimpinya Ibrahim berkata, “Wahai anakku,
sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku
menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!‖ Ismail
menjawab.
Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha
bersamanya, (Ibrahim) berkata, ―Wahai anakku! Sesungguhnya
aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah
bagaimana pendapatmu!” Dia (Ismail) menjawab, “Wahai
ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu;
insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang
sabar“
Nabi Ibrahim membawa Ismail ke Mina, lalu ia taruh kain
di atas muka anaknya agar ia (Ibrahim) tidak melihat muka
anaknya yang dapat membuatnya terharu, sedangkan Nabi Ismail
telah siap menerima keputusan Allah Ketika Nabi Ibrahim sudah
pasrah kepada Allah dengan meletakkan pisau di leher Ismail
bersiap menyembelihnya, tiba-tiba keduanya mendengar seruan
Allah Subhaanahu wa Ta‘ala, ―Wahai Ibrahim, sesungguhnya
kamu telah membenarkan mimpi itu. Sesungguhnya demikianlah
Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata.” (QS. Ash
Shaafffat: 104-106).

134
- Nabi Ishaq AS
Setelah Allah mengaruniakan Ismail kepada Nabi Ibrahim
‗alaihissalam, kemudian Nabi Ibrahim berdoa kepada Allah
Subhaanahu wa Ta‘ala agar dikaruniakan anak dari istrinya yang
bernama Sarah; istri yang selalu setia bersamanya dalam
menegakkan kalimatullah. Maka Allah mengabulkan doanya dan
mengutus beberapa malaikat dalam bentuk manusia untuk
menyampaikan kabar gembira kepadanya akan lahirnya seorang
anak dari istrinya; Sarah. Mereka juga memberitahukan tujuan
mereka yang lain, yaitu pergi mendatangi kaum Luth.
Ketika para malaikat itu datang kepada Nabi Ibrahim, maka
ia menyambut mereka dengan sebaik-baiknya dan mendudukkan
mereka di ruang tamu, selanjutnya ia segera menyiapkan jamuan
makan untuk mereka. Tidak lama kemudian, Nabi Ibrahim
‗alaihissalam datang membawa anak sapi yang gemuk yang telah
dipanggang serta menghidangkannya kepada mereka, tetapi
mereka tidak makan dan tidak meminum jamuan yang telah
dihidangkan itu, hingga akhirnya Nabi Ibrahim merasa takut
terhadap mereka, maka malaikat-malaikat itu pun
menenangkannya dan memberitahukan kepadanya tentang diri
mereka.Ketika itu, Sarah mendengar pembicaraan mereka, maka
ia datang dalam keadaan heran terhadap kabar gembira yang
mereka sampaikan, bagaimana ia akan melahirkan sedangkan ia
seorang wanita yang sudah tua lagi mandul (ketika itu usianya 90
tahun), sedangkan suaminya juga sudah lanjut usia (lihat surat
Hud: 72). Maka malaikat berkata, “Demikianlah Tuhanmu
memfirmankan. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Bijaksana lagi
Maha Mengetahui.‖(QSAdz Dzaariyat: 30).
Selang beberapa waktu, maka datanglah apa yang
dinantikan itu, istrinya yaitu Sarah melahirkan seorang anak yang
kemudian diberi nama Ishaq oleh Nabi Ibrahim ‗alaihissalam. Saat

135
itu, usia Nabi Ibrahim 100 tahun. Ishaq lahir empat belas tahun
setelah kelahiran Ismail.Di dalam Al-Quranul Karim tidak
menyebutkan secara panjang lebar kisah Nabi Ishaq ‗alaihissalam,
demikian pula tentang kaum yang kepada mereka diutus Nabi
Ishaq. Akan tetapi Allah Dan ingatlah hamba-hamba Kami:
Ibrahim, Ishaq dan Ya‘qub yang mempunyai perbuatan-perbuatan
yang besar dan ilmu-ilmu yang tinggi.‖Sesungguhnya Kami telah
menyucikan mereka dengan (menganugerahkan kepada mereka)
akhlak yang tinggi yaitu selalu mengingatkan (manusia) kepada
negeri akhirat.–Dan sesungguhnya mereka pada sisi Kami benar-
benar termasuk orang-orang pilihan yang paling baik.” (QS.
Shaad: 45-47) Nabi Muhammad shallallahu ‗alaihi wa sallam
juga memuji Nabi Ishaq dalam sabdanya:
Ahli Kitab menyebutkan, bahwa Ishaq ketika menikahi
Rafqah binti Batu‘il saat ayahnya (Nabi Ibrahim) masih hidup,
saat itu usianya 40 tahun. Istrinya adalah seorang yang mandul,
maka Nabi Ishaq berdoa kepada Allah untuknya, hingga istrinya
pun hamil dan melahirkan anak yang kembar; yang pertama
bernama ‗Iishuu. Orang-orang Arab menyebutnya ‗Iish; ia adalah
nenek moyang bangsa Romawi. Yang kedua bernama Ya‘qub.
Disebut Ya‘qub karena ia lahir dalam keadaan memegang tumit
saudaranya. Ia Juga disebut israil atau Bani Israil.

- Nabi Ya’qub
Nabi Yakub ‗alaihis salam adalah putera Nabi Ishaq ‗alaihis
salam dan cucu dari Nabi Ibrahim al-Khalil ‗alaihis
salam.Sebagaimana telah diceritakan dalam artikel Keistimewaan
Nabi Ishaq, kelahiran Nabi Yakub ‗alaihis salam juga
disampaikan oleh para malaikat. Sebagai salah satu Nabi dan
Rasul, Nabi Yakub ‗alaihis salam diutus oleh Allah subhanahu wa
ta‘ala kepada kaum Bani Israil di Syam. Beliau dibekali dengan

136
beberapa mukjizat dalam berbagai bentuk seperti sifat-sifat mulia,
ilmu, kekuatan, kemampuan, dan semangat untuk terus
berdakwah.
1. Kuat dan Berilmu Tinggi
Nabi Yakub ‗alaihis salam salah salah satu Nabi dan
Rasul yang sangat kuat dan berilmu tinggi. Allah subhanahu
wa ta‘ala berfirman dalam surat Shaad ayat 45 sebagai berikut.
Dan ingatlah hamba-hamba Kami : Ibrahim, Ishaq, dan Yakub
yang mempunyai kekuatan yang besar dan ilmu-ilmu yang
tinggi)).‖(QS. Shaad : 45)
Yang dimaksud dengan kekuatan yang besar dan ilmu-
ilmu adalah para Nabi dan Rasul tersebut memiliki kekuatan
dalam menjalankan ibadah dan ilmu yang bermanfaat.
2. Berakhlak Tinggi
Selain dianugerahi kekuatan yang besar dan ilmu yang
bermanfaat, Nabi Yakub ‗alaihis salam juga berakhlak tinggi
yakni selalu mengingatkan manusia pada alam akhirat. Dalam
surat Shaad ayat 46, Allah subhanahu wa ta‘ala berfirman.
Sungguh Kami menyucikan mereka dengan
(menganugerahkan) akhlak yang tinggi kepadanya yaitu selalu
mengingatkan (manusia) kepada negeri akhirat.
3. Menakwil Mimpi Nabi Yusuf AS
Nabi Yakub ‗alaihis salam mengetahui takwil mimpi
yang dialami Nabi Yusuf ‗alaihis salam. Dalam surat Yusuf
ayat 4-6 Allah subhanahu wa ta‘ala berfirman.,
Ingatlah), ketika Yusuf berkata kepada ayahnya, ―Wahai
ayahku! Sungguh, aku (bermimpi) melihat sebelas bintang,
matahari, dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku.‖ Dia
(ayahnya) berkata, ―Wahai anakku! Janganlah engkau
ceritakan mimpimu kepada saudara-saudaramu, mereka akan
membuat tipu daya (untuk membinasakan)mu. Sungguh, setan

137
itu musuh yang jelas bagi manusia.‖ Dan demikianlah,
Tuhanmu memilih engkau dan mengajarkan kepadamu
sebagian dari takwil mimpi dan menyempurnakan nikmat-Nya
kepadamu (dengan menjadikanmu nabi) dan kepada keluarga
Yakub, sebagaimana Dia telah menyempurnakan nikmat-Nya
kepada kedua orang kakekmu sebelum itu, (yaitu) Ibrahim dan
Ishak. Sungguh, Tuhanmu Maha Mengetahui lagi
Mahabijaksana‖ (QS. Yusuf : 4-6)
Nabi Ya‘qub ‗alaihis salam mengetahui takwil mimpi itu
yakni sebelas bintang itu adalah saudaranya, matahari adalah
ibunya, sedangkan bulan adalah bapaknya. Selain itu, keadaan
akan berubah sehingga akan membuat semua anggota
keluarganya memuliakannya. Yusuf pun memahami dan
menuruti apa yang dimaksud ayahnya.
4. Semangat untuk Berdakwah
Nabi Yakub ‗alaihis salam memiliki semangat yang kuat
dalam berdakwah. Semangat ini tidak luntur hingga menjelang
kematiannya. Hal ini dibuktikan dengan wasiat yang
disampaikan Nabi Yakub ‗alaihis salam kepada anak-anaknya
sebelum beliau meninggal.
Dalam surat Al Baqarah ayat 132-133 Allah subhanahu
wa ta‘ala berfirman :
“Dan Ibrahim mewasiatkan ucapan itu kepada anak-
anaknya, demikian pula Yakub. (Ibrahim berkata), “Wahai
anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini
untukmu maka janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan
muslim.” Apakah kamu hadir ketika Yakub hendak dijemput
oleh maut, ketika dia berkata kepada anak-anaknya, “Apa
yang kamu sembah sepeninggalku?” Mereka menjawab,
“Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek
moyangmu, yaitu Ibrahim, Ismail dan Ishaq, (yaitu) Tuhan
Yang Maha Esa dan Kamu hanya tunduk patuh kepada-Nya
(QS. Al Baqarah : 132-133)

138
Mukjizat Nabi Yaqub adalah nabi ya‘kub dikarunia 12
orang anak, dan sebelum beliau wafat, beliau berwasiat kepada
putra-putranya, dimana hal tersebut tercantum dalam Alquran
surat Al-Baqarah ayat 133 :
“Apakah kalian menjadi saksi saat maut akan
menjemput Ya‟qub, ketika dia berkata kepada anak-anaknya,
Apa yang kalian sembah sepeninggalku? Mereka menjawab,
Kami akan menyembah Rabbmu dan Rabb nenek moyangmu,
yaitu Ibrahim, Ismail, dan Ishaq, (yaitu) Rabb Yang Maha Esa,
dan kami (hanya) berserah diri kepada-Nya.” (QS. Al-
Baqarah: 133)
Keistimewaan Nabi Ya‘qub adalah kesabaran,
keteguhan dan semangat dalam mendidik anak-anaknya.
Berdasarkan Surat Al-Baqarah ayat 133 diatas, Nabi Ya‘qub
memberikan pertanyaan terhadap anak-anaknya dan bersyukur
bahwa anak-anaknya menyembah Allah SWT.

- Mukjizat Nabi Yusuf AS


Berkenaan dengan Mukjizat Nabi Yusuf AS. Berdasarkan
Al-Qur'an Surat Yusuf Ayat 101 :
“Ya Tuhanku, sesungguhnya Engkau telah
menganugerahkan kepadaku sebahagian kerajaan dan
telah mengajarkan kepadaku sebahagian ta'bir mimpi. (Ya
Tuhan) Pencipta langit dan bumi. Engkaulah Pelindungku
di dunia dan di akhirat, wafatkanlah aku dalam keadaan
Islam dan gabungkanlah aku dengan orang-orang yang
saleh.”

Ayat ini menjelaskan bahwa Tatkala Allah


menyempurnakan karunia-Nya bagi Yusuf berupa pengendalian
kekuasaan di bumi, dan sebagian kerajaan serta menentramkan
pandangan matanya dengan berkumpul bersama kedua

139
orangtuanya dan para saudaranya dan setelah perolehan ilmu
agung yang Allah berikan kepadanya, maka dia berkata untuk
mengakui nikmat Allah sebagai bentuk kesyukuran dan ajakan
agar tetap istiqamah di atas Islam, ―Ya Rabbku, Sesungguhnya
Engkau telah menganugerahkan kepadaku sebagian kerajaan‖,
lantaran dia memegang kendali dan pengaturan perbendaharaan
bumi (Mesir), serta menjadi menteri besar bagi raja ―dan Engkau
telah mengajarkan kepadaku sebagian ta‘bir mimpi‖, berupa
penakwilan makna kisah-kisah yang ada di kitab-kitab yang
diturunkan (oleh Allah) dan penakwilan mimpi dan ilmu lainnya.
―(Ya Rabb) Pencipta langit dan bumi. Engkau-lah Pelindungku di
dunia dan akhirat, wafatkanlah aku dalam keadaan Islam‖,
maksudnya lestarikan akidah Islam pada diriku dan teguhkanlah
hatiku di atasnya hingga Engkau mewafatkanku dalam keadaan
berpegang teguh padanya. ―Permohonan ini bukanlah doa
permintaan agar kematian dipercepat untuknya ―dan
gabungkanlah aku dengan orang-orang yang shalih‖, dari
kalangan para nabi yang berbakti kepadaMu dan orang-orang
yang terbaik lagi terpilih.

- Mukjizat Nabi Ayyub AS


Dan ambillah dengan tanganmu seikat (rumput), maka
pukullah dengan itu dan janganlah kamu melanggar sumpah.
Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayyub) seorang yang sabar.
Dialah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat (kepada
Tuhan-nya )
Pada suatu ketika Ayyub ingat terhadap sumpahnya, bahwa
dia akan memukul isterinya seratus kali jika sakitnya sembuh
disebabkan istrinya pernah lalai mengurusinya sewaktu dia masih
sakit. Akan tetapi timbul dalam hatinya rasa kasihan dan sayang
kepada isterinya yang salehah sehingga dia tidak dapat memenuhi

140
sumpahnya. Oleh sebab itu turunlah perintah Allah seperti yang
tercantum dalam ayat 44 di atas, agar dia memenuhi sumpahnya,
namun dengan tidak menyakitkan istrinya, yaitu memukulnya
dengan seikat rumput sekali pukul. Dengan begitu, Ayyub telah
melaksanakan sumpahnya dan tidak melanggarnya. Ini merupakan
jalan keluar bagi orang yang bertakwa kepada Allah Subhaanahu
wa Ta'aala dan kembali kepada-Nya. Maksudnya, telah sempurna
derajat kehambaannya baik ketika senang maupun susah, lapang
maupun sempit. Ayat ini merupakan pujian Allah Subhaanahu wa
Ta'aala kepada Nabi-Nya Ayyub alaihis salam atas kesabarannya.
Yakni Beliau banyak kembali kepada Allah dalam mengatasi
berbagai masalah baik yang terkait dengan agama maupun dunia,
banyak berdzikr dan berdoa, mencintai-Nya dan beribadah
kepada-Nya. Allahumma a‟inna „alaa dzikrika wa syukrika wa
husni „ibaadatika.

- Kisah Nabi Syu’ayb AS.


Dan kepada penduduk Madyan, Kami (utus) Syuaib,
saudara mereka sendiri. Dia berkata, ―Wahai kaumku! Sembahlah
Allah. Tidak ada tuhan (sembahan) bagimu selain Dia.
Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang nyata dari
Tuhanmu. Sempurnakanlah takaran dan timbangan, dan jangan
kamu merugikan orang sedikit pun. Janganlah kamu berbuat
kerusakan di bumi setelah (diciptakan) dengan baik. Itulah yang
lebih baik bagimu jika kamu orang beriman.‖
Nabi Syu‘ayb diutus kepada kaum Madyan. Seruan
Syu‘ayb kepada mereka direkam dalam QS al-A‘râf/7: 85-86.
Satu hal yang menarik dari ayat ini adalah bahwa seruan Syu‘ayb
kepada kaumnya untuk menyempurnakan takaran dan timbangan
datang segera setelah seruannya untuk menyembah Allah. Ini
dengan jelas menunjukkan bahwa makna ibadah mencakup

141
kejujuran dalam bermuamalah (interaksi sosial). Tidak terkecuali
kejujuran dalam hal takaran dan timbangan (dunia bisnis).
Kejujuran menumbuhkan rasa aman dan nyaman. Keamanan dan
kenyamanan adalah prasyarat bagi perkembangan dan kemajuan
masyarakat.
Hubungan yang tak terpisahkan antara ketaatan ritual
dengan kesalehan sosial ini terlihat dari penolakan kaum Syu‘ayb
ketika ia menyuruh mereka menghentikan kebiasaan
mempermainkan timbangan. Mereka berkata, ―Hai Syu`aib,
apakah agamamu yang menyuruh kamu agar kami meninggalkan
apa yang disembah oleh bapak-bapak kami atau melarang kami
memperbuat apa yang kami kehendaki tentang harta kami‖ (QS
Hûd/11: 87).
Hendak mengatakan ―Ini adalah harta kami. Kami berhak
melakukan apa saja yang kami inginkan terhadap harta ini. Kami
bisa mengambil sebagiannya, atau mengolahnya, atau bahkan
membuangnya. “
Nabi Syu‘ayb menolak pola pikir egois mereka. Benar
bahwa harta itu harta milik mereka. Tetapi dari sudut pandang
sosial, mereka tidak memiliki hak untuk mempermainkan
timbangan dan takarannya. Sebab itu merugikan harta milik orang
lain. Dalam ungkapan lain, pengakuan atas kepemilikan pribadi
tidak berarti setiap orang mempunyai kebebasan mutlak. Yang ada
adalah kebebasan yang dibatasi oleh kemaslahatan umum.
Inilah sejatinya yang diperjuangkan Syu‘ayb ketika ia
menyeru mereka, ―Dan janganlah kamu duduk di tiap-tiap jalan
dengan menakut-nakuti dan menghalang-halangi orang yang
beriman dari jalan Allah, dan menginginkan agar jalan Allah itu
menjadi bengkok” (QS al-A‘râf/7: 86). Dalam konteks sosial, term
―jalan Allah‖ pada ayat ini dapat dimaknai secara luas. Jalan Allah

142
adalah jalan kebenaran, kejujuran, keadilan, kerja sama, kasih
sayang dan solidaritas.
Seperti biasa, yang menolak ajaran yang diserukan Syu‘ayb
adalah mereka yang disebut al-Qur`an sebagai al-malâ`; kaum elit,
para pembesar, kalangan terkemuka, mereka yang punya kuasa
dan harta. Mereka menentang Nabi Syu‘ayb bukan hanya karena
ia menyerukan menyembah Allah, tetapi terutama karena ia
memerintahkan meninggalkan perbuatan-perbuatan yang
bertentangan dengan tuntutan iman kepada Allah seperti
mengurangi takaran dan timbangan serta kegiatan ekonomi
lainnya yang merugikan orang lain. Ajaran sosial yang dibawa
Syu‘ayb mengancam kepentingan pribadi mereka. Maka berbagai
cara mereka gunakan untuk melawan Syu‘ayb dan memberantas
ajarannya.
Di lain pihak, kelompok masyarakat yang oleh al-malâ`
biasa dijuluki arâdzil (orang-orang hina dan rendah) antusias
menyambut dakwah Syu‘ayb. Dan seperti biasa, guna
membendung pengaruh ajaran Syu‘ayb, al-malâ` mengancam,
menindas dan mengintimidasi para arâdzil (QS al-A‘râf/7: 88 dan
al-A‘râf/7: 90).

- Kisah Nabi Mûsâ AS..


Dari rangkaian kisah Nabi Mûsâ bersama kaumnya, yang
menarik untuk diangkat dalam konteks ini adalah kisahnya ketika
berada di Mesir yang melibatkan tiga pihak: Fir‘aun dan para
pengikutnya sebagai mustadh‘ifîn (para penindas), komunitas
Banî Isrâ`îl sebagai mustadh‘afîn, dan Mûsâ sebagai pembebas
Banî Isrâ`îl dari penindasan Fir‘aun dan para pengikutnya. Kisah
Mûsâ yang melibatkan tiga pihak ini secara lengkap dituturkan
dalam QS.Al-Syu‘arâ`/26: 10-69.

143
Dan sungguh, Kami telah menempatkan kamu di bumi dan
di sana Kami sediakan (sumber) penghidupan untukmu. (Tetapi)
sedikit sekali kamu bersyukur.
Dan sungguh, Kami telah menciptakan kamu, kemudian
membentuk (tubuh)mu, kemudian Kami berfirman kepada para
malaikat, ―Bersujudlah kamu kepada Adam,‖ maka mereka pun
sujud kecuali Iblis. Ia (Iblis) tidak termasuk mereka yang
bersujud.
(Allah) berfirman, “Apakah yang menghalangimu
(sehingga) kamu tidak bersujud (kepada Adam) ketika Aku
menyuruhmu?” (Iblis) menjawab, “Aku lebih baik daripada
dia. Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau
ciptakan dari tanah.”

Kisah Mûsâ yang terdapat dalam surat Al-Syu‘arâ ini


sejalan dengan tema surat serta tujuannya secara umum. Yaitu: (1)
Menerangkan akibat buruk yang menimpa orang-orang yang
membohongkan risalah para nabi; (2) menenangkan dan
menghibur Rasulullah Saw. atas penolakan kaum musyrikin
terhadap dakwah beliau; dan (3) meyakinkan adanya jaminan
perlindungan Allah bagi risalah-Nya dan bagi orang-orang yang
beriman kepada seruan-Nya, meskipun mereka secara lahir lemah
sedang musuh-musuhnya kuat, kejam serta gemar mengganggu
dan menyiksa orang-orang beriman. Keadaan seperti itulah, yakni
lemah dan tertindas, yang dialami kaum muslimin di Mekah
ketika surat ini turun.
Kisah Mûsâ dalam surat Al-Syu‘arâ terbagi ke dalam tujuh
bagian:
1) Seruan Tuhan kepada Mûsâ, pengangkatan menjadi nabi,
menerima wahyu, dan munajat Mûsâ dengan Allah (ayat
10-17).

144
2) Kedatangan Mûsâ kepada Fir‘aun dan para pengikutnya
sambil membawa risalah serta berbekalkan beberapa
mukjiat (ayat 18-33).
3) Perintah Fir‘aun untuk mengumpulkan para tukang sihir
dan pengerahan massa untuk menyaksikan pertandingan
besar antara Mûsâ melawan para tukang sihir (ayat 34-40).
4) Kehadiran para tukang sihir di hadapan Mûsâ (ayat 41-44).
5) Pertandingan yang ditunggu-tunggu antara Mûsâ dan para
tukang sihir yang berakhir dengan imannya para tukang
sihir kepada Mûsâ, dan kemarahan serta ancaman Fir‘aun
kepada para tukang sihirnya yang beriman kepada Mûsâ
(ayat 45-52).
6) Terbagi menjadi dua bagian: a) wahyu Allah kepada Mûsâ
agar ia pergi di malam hari membawa Banî Isrâ`îl (ayat
52); dan b) Fir‘aun mengumpulkan tentaranya lalu
memerintahkan mereka mengejar Banî Isrâ`îl (ayat 54-61).
7) Berhadapannya rombongan Mûsâ dengan pasukan Fir‘aun
di tepi laut, terbelahnya laut, tenggelamnya Fir‘aun dan
pasukannya dan selamatnya Mûsâ dan rombongannya
(ayat 62-69).
Kepada Fir‘aun dan para pengikutnya, Mûsâ diutus Allah
untuk sedikitnya melakukan dua hal: Pertama, mengajak Fir‘aun
dan para pengikutnya mengikuti ajaran yang diterimanya dari
Allah (QS Al-Syu‘arâ`/26: 16). Kedua, membebaskan Banî Isrâ`îl
dari kekejaman, penindasan dan perbudakan Fir‘aun dan para
pengikutnya (QS Al-Syu‘arâ`/26: 17).
Tanggapan Fir‘aun atas seruan tauhid dan pembebasan
Mûsâ dilukiskan dalam (QS al-Zukhruf/43: 51-54). Sambil
menyombongkan diri, Fir‘aun mengejek Mûsâ sebagai orang hina.
Kemudian ia coba membujuk Mûsâ menghentikan seruannya
dengan berkata,
“ Bukankah kami telah memelihara kamu sejak kamu
kecil di tengah-tengah kami dan kamu tetap bersama kami
selama bertahun-tahun dalam hidupmu?” (QS al-

145
Syu‘arâ`/26: 18). Fir‘aun juga menyindir Mûsâ sebagai
pembunuh dan penghasut orang-orang Banî Isrâ`îl (QS al-
Syu‘arâ`/26: 19).

Atas itu semua, Mûsâ menjawab:


Aku telah melakukannya, sedang aku di waktu itu
termasuk orang-orang yang khilaf. Lalu aku lari
meninggalkan kamu karena aku takut kepadamu, kemudian
Tuhanku memberikan kepadaku ilmu dan Dia
menjadikanku salah seorang di antara rasul-rasul. Budi
yang kamu sebut-sebutkan kepadaku itu adalah
(disebabkan) kamu telah memperbudak Banî Isrâ`îl (QS al-
Syu‘arâ`/26: 20-22).

Jawaban Mûsâ di atas mengandung pesan bahwa


sesungguhnya Banî Isrâ`îl adalah hamba Allah semata. Oleh
karena itu tidak pantas sama sekali Fir‘aun memperbudak mereka
untuk melayani dan menyembah-nyembah dirinya. Seorang
manusia tidak mungkin melayani dua tuan dan menyembah dua
tuhan. Seorang yang menjadi hamba Tuhan tidaklah mungkin
menjadi hamba selain-Nya.
Para pengikut setia dan pembesar kerajaan Fir‘aun juga ikut
bicara:
Apakah kamu membiarkan Mûsâ dan kaumnya
berbuat kerusakan di negeri ini (Mesir) dan meninggalkan
kamu serta tuhan-tuhanmu? Fir‟aun menjawab, “Akan kita
bunuh anak-anak lelaki mereka dan kita biarkan hidup,
perempuan-perempuan mereka; dan sesungguhnya kita
berkuasa penuh di atas mereka” (QS al-A‘râf/7: 127).

Fir‘aun berkata kepada mereka:


Biarkanlah aku membunuh Mûsâ dan biarlah ia
memohon kepada Tuhannya, karena sesungguhnya aku
khawatir dia akan menukar agama-agama atau

146
menimbulkan kerusakan di muka bumi (QS al-Mu‘min/40:
26).

Lalu,Mereka berbantah-bantah sesama mereka tentang


urusan itu, dan mereka merahasiakan percakapan. Mereka berkata:
“Sesungguhnya kedua orang ini adalah benar-benar ahli sihir
yang hendak mengusir dan hendak melenyapkan kedudukan kamu
yang utama‖ (QS Thâhâ/20: 62-63).

Terdapat lanjutan dalam ayat selanjutnya,


Himpunlah segala tipu dayamu sekalian, kemudian
datanglah dengan berbaris, dan sesungguhnya beruntunglah orang
yang menang pada hari ini. (Setelah mereka berkumpul) mereka
berkata: ―Hai Mûsâ (pilihlah), apakah kamu yang melemparkan
(dahulu) atau kamikah yang mula-mula melemparkan?‖ Berkata
Mûsâ: ―Silahkan kamu sekaliuan melemparkan.‖ Maka tiba-tiba
tali-tali dan tongkat-tongkat mereka terbayang kepada Mûsâ
seakan-akan ia merayap cepat, lantara sihir mereka (QS Thâhâ/20:
64-67)
Kemudian Allah memerintahkan Nabi Mûsâ AS:
Lemparkanlah tongkatmu!
Maka sekonyong-konyong tongkat itu menelan apa
yang mereka sulapkan. Karena itu nyatalah yang benar dan
batallah yang selalu mereka kerjakan. Maka mereka kalah
di tempat itu dan jadilah mereka orang-orang yang hina
(QS al-A‘râf/7: 117-119).

Dalam pertandingan ini Nabi Mûsâ tampil sebagai


pemenang. Kebenaran Mûsâ mengalahkan kebatilan Fir‘aun.
Kisah Mûsâ memberi pelajaran bahwa kebenaran selalu menang,
dan kezaliman tidak pernah bertahan.

147
Kemudian Kami menghukum mereka (Fir‘aun dan para
pengikutnya), maka Kami tenggelamkan mereka di laut
disebabkan mereka mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka
adalah orang-orang yang melalaikannya. Dan Kami wariskan
kepada kaum yang telah ditindas itu, negeri-negeri bahagian timur
bumi dan bahagian baratnya yang telah Kami beri berkah
padanya. Dan sempurnalah janji Tuhanmu yang baik untuk Bani
Israil disebabkan kesabaran mereka. Dan Kami hancurkan apa
yang telah dibuat Fir‘aun dan kaumnya dan apa yang telah
dibangun mereka (QS al-A‘râf‘/7: 136-137)
Pewarisan bumi atau istikhlâf bagi Banî Isrâ`îl itu tidak
terjadi di Mesir dan bukan di tempat Fir‘aun dan sesembahannya.
Melainkan di negeri Syâm, setelah beberapa puluh tahun dari
tenggelamnya Fir‘aun, setelah wafatnya Nabi Mûsâ dan setelah
peristiwa padang Tîh selama 40 tahun sebagaimana dijelaskan
dalam surat yang lain. Jadi, ayat 136-137 surat al-A‘râf di atas
sesungguhnya menyingkat cerita dengan tujuan menampilkan dua
peristiwa yang saling berlawanan: kehancuran Fir‘aun dan para
pengikutnya di satu sisi, dan istikhlâf atau kemenangan bagi Banî
Isrâ`îl pada sisi lain. Namun harus dipahami bahwa keduanya—
meski dari segi rentang waktu agak berjauhan—berhubungan
secara dialektis, atau mempunyai hubungan sebab-akibat pada
beberapa aspeknya.

Kisah fir’aun tenggelam


Apa yang di khawatirkan oleh Bani Israil ternyata benar.
Setelah Musa dan Harun—atas perintah Allah SWT–membawa
Bani Israil pergi meninggalkan Mesir, Fir‘aun segera mengingkari
janjinya. Raja yang lalim itu segera perintahkan kepada
panglimanya menyiapkan pasukan untuk mengejar Musa dan
Harun beserta seluruh Bani Israil yang pergi bersamanya. Fir‘aun

148
turun sendiri memimpin pengejaran. Dia sudah bertekad tidak
akan membiarkan Musa dan Harun lolos. Dia akan habisi Musa
dan Harun dan memaksa Bani Israil kembali ke Mesir. Para
pembesar Kerajaan ikut dalam rombongan besar Fir‘aun.
Demi mengejar Musa dan Harun serta Bani Israil yang
pergi meninggalkan Mesir malam hari, Fir‘aun dan para
pembesarnya ―rela‖ meninggalkan segala kemegahan dan
kesenangan hidup di Mesir. Allah SWT berfirman:
―Kemudian Fir‘aun mengirimkan orang yang
mengumpulkan (tentaranya) ke kota-kota. (Fir‘aun berkata):
―Sesungguhnya mereka (Bani Israil) benar-benar golongan
kecil. Dan sesungguhnya mereka membuat hal-hal yang
menimbulkan amarah kita. Dan sesungguhnya kita benar-
benar golongan yang selalu berjaga-jaga‖. Maka kami
keluarkan Fir‘aun dan kaumnya dari taman-taman dan mata
air, dan (dari) perbendaharaan dan kedudukan yang mulia.
(Q.S. Asy-Syu‘ara 26:53-58)

Pasukan Fir‘aun bergerak cepat mengerjar Bani Israil,


sehingga pada saat matahari terbit mereka sudah dapat menyusuli
Bani Israil. Dari jauh mereka dapat menyaksikan bahwa Bani
Israil sudah sampai di pinggir laut. Allah SWT befirman:
―Maka Fir‘aun dan bala tentaranya dapat menyusuli
mereka di waktu matahari terbit.‖ (Q.S. Asy-Syu‘ara 26:60)

Dari pihak Bani Israil, mereka juga sudah mendengar deru


pasukan Fir‘aun dan melihat dari jauh debu-debu padang pasir
yang berterbangan. Bani Israil semakin cemas, takut dan
terbayang nasib buruk yang akan menimpa mereka. Pada saat
itulah mereka berkata kepada Musa dengan cemas:
―Susungguhnya kita benar-benar akan tersusul‖. Allah SWT
berfirman:

149
―Maka setelah kedua golongan itu saling melihat,
berkatalah pengikut-pengikut Musa: ―Sesungguhnya kita
benar-benar akan tersusul.‖ (Q.S. Asy-Syu‘ara 26:61)

Secara logika Bani Israil pasti tersusul oleh pasukan


Fira‘un, sebab tidak ada lagi jalan untuk menghindar atau lari
karena di depan mereka laut dan di belakang musuh mengejar,
lalu mau pergi kemana menyelamatkan diri? Tetapi dengan penuh
yakin Nabi Musa menyatakan bahwa mereka tidak akan tersusul.
Allah SWT berfirman:
―Musa menjawab: ―Sekali-kali tidak akan tersusul;
Sesungguhnya Tuhanku besertaku, kelak dia akan memberi
petunjuk kepadaku‖.(Q.S. Asy-Syu‘ara 26:62)

Kalau ditanya kepada Musa bagaimana cara untuk


menyelamatkan diri dari kejaran tentara Fir‘aun, tentu Musa juga
tidak bisa menjelaskan. Tetapi Nabiyullah tersebut yakin dengan
ma‘iyyatullah yang dalam konteks ini Allah SWT pasti akan
menolong walaupun Musa tidak tahu caranya. Dia pasrahkan
sepenuhnya kepada Allah Yang Maha Mendengar lagi Maha
Melihat.
Musa ingat, tatkala dia dan saudaranya Harun diperintahkan
oleh Allah SWT untuk pergi menemui Fir‘aun, mereka berdua
takut Fir‘aun akan menyiksa mereka berdua, maka Allah
memberikan jaminan akan selalu menyertai Musa dan Harun.
Allah SWT berfirman:
―Allah berfirman: ―Janganlah kamu berdua khawatir,
Sesungguhnya Aku beserta kamu berdua, Aku mendengar
dan melihat‖. (Q.S. Thaha 20: 46)

Janji Allah untuk menyertai mereka berdua itu lah yang


membuat Musa begitu yakin mereka tidak akan tersusul. Musa
menjelaskan kepada pengikutnya bahwa Allah lah yang

150
menyuruhnya membawa Bani Israil ke tempat ini. Allah pasti
menolong. Dia tidak pernah menyalahi janji-Nya. Tetapi
bagaimana caranya? Musa tinggal menunggu perintah Allah.
Menurut Ibn Katsir dalam kitab Tafsirnya (VI:130) paling depan
dari barisan Bani Israil berdiri Harun bersama Yusya‘ bin Nur dan
seorang beriman dari keluarga Fir‘aun. Mereka berdiri bingung di
pinggir laut Qulzum, tidak tahu apa yang akan diperbuat. Di depan
laut, di belakang musuh. Musa yang tadinya berada di bagian
belakang segera menuju ke bagian depan sehingga sampai ke
pinggir laut. Pada saat itu Yusya‘ bin Nun bertanya kepada Musa:
―Apakah memang ke arah sini Allah memerintahkan
engkau membawa kami?‖ Musa membenarkan, memang ke
sinilah Allah perintahkan aku membawa kalian.

Akhirnya pada saat yang kritis itu petunjuk Allah datang.


Allah SWT berfirman:
―Lalu kami wahyukan kepada Musa: ―Pukulah lautan
itu dengan tongkatmu‖. Maka terbelahlah lautan itu dan
tiap-tiap belahan adalah seperti gunung yang besar. Dan di
sanalah kami dekatkan golongan yang lain. Dan kami
selamatkan Musa dan orang-orang yang besertanya
semuanya. Dan kami tenggelamkan golongan yang lain itu.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
merupakan suatu tanda yang besar (mukjizat) dan tetapi
adalah kebanyakan mereka tidak beriman. Dan
Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar dialah yang Maha
Perkasa lagi Maha Penyayang. ―(Q.S. Asy-Syu‘ara 26:63-
68)

Allah SWT memerintahkan kepada Musa untuk


memukulkan tongkatnya ke lautan. Tanpa berpikir panjang Musa
langsung melaksanakan perintah itu. Menurut sebagian mufassir,
saaat memukulkan tongkat itu Musa berkata: ―Terbelahlah

151
dengan izi Allah.‖ Tiba-tiba laut terbelah dua, tiap-tiap belahan
seperti dua gunung yang besar. Di tengahnya terbentar jalan raya.
Tanpa ragu sedikitpun, Musa, Harun dan seluruh Bani Israil
segera menempuh jalan tersebut sehingga sampai di seberang.
Sungguh mereka menyaksikan peristiwa yang luar biasa, mukjizat
dari Allah SWT.
Setelah sampai di seberang Musa ingin memukul sekali lagi
agar laut yang terbelah kembali bertemu. Tetapi Allah SWT
mencegah Musa, biarlah laut itu tetap terbelah agar Fir‘aun dan
bala tentaranya menyusul. Allah SWT berfirman:
―Dan biarkanlah laut itu tetap terbelah.
Sesungguhnya mereka adalah tentara yang akan
ditenggelamkan‖. (Q.S. Ad-Dukhan 44: 24)

Melihat laut terbelah Fir‘aun masih sempat


menyombongkan diri kepada pasukannya, dia berkata, lihat laut
terbelah untukkku. Maka masuklah Fir‘aun dan balatentaranya ke
jalan raya tersebut mengejar Musa dan Harun serta Bani Israil.
Tapi persis saat mereka berada di tengah perjalanan, Allah SWT
perintahkan Musa kembali memukulkan tongkatnya kelaut, maka
laut kembali bertemu dan tenggelamlah Fir‘aun dan para
pembesarnya serta seluruh bala tentaranya.
Sekarang raja yang sangat perkasa, sombong, lalim dan
sangat kejam tersebut tidak berdaya sama sekali menghadapi
gelombang laut yang begitu besar membanting tubuhnya ke sana
kemari di tengah lautan yang dalam tersebut. Pada saat itu barulah
Fir‘aun menyatakan beriman kepada Tuhannya Bani Israil. Tapi
kesadarannya sudah terlambat, Allah SWT menolaknya. Allah
SWT berfirman:
―Dan kami memungkinkan Bani Israil melintasi laut,
lalu mereka diikuti oleh Fir‘aun dan bala tentaranya, karena
hendak menganiaya dan menindas (mereka); hingga bila

152
Fir‘aun itu telah hampir tenggelam berkatalah dia: ―Saya
percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang
dipercayai oleh Bani Israil, dan saya termasuk orang-orang
yang berserah diri (kepada Allah)‖. Apakah sekarang (baru
kamu percaya), padahal sesungguhnya kamu telah durhaka
sejak dahulu, dan kamu termasuk orang-orang yang berbuat
kerusakan.‖ (Q.S. Yunus 10: 90-91)

Setelah Fir‘aun mati tenggelam, Allah SWT


menyelamatkan jasadnya agar menjadi pelajaran bagi umat
manusia yang datang belakangan. Allah SWT berfirman:
―Maka pada hari Ini kami selamatkan badanmu
supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang
yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari
manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan kami. ‖ (Q.S.
Yunus 10: 92)

Jasad Fir‘aun kemudian terdampar ke pantai, ditemukan


penduduk Mesir lalu dibalsem sehingga masih terjaga sampai
sekarang di Museum at-Tahrir di Cairo Mesir. (bersambung)

- Mukjizat Nabi Harun AS


Mukjizat yang dianugerahkan pada Nabi Harun AS adalah
kefasihan dalam berbicara, kesabaran saat menghadapi kepicikan
kaum Bani Israil dan menghadapi ujian dari Allah SWT, serta
keteguhan dalam beriman pada Allah SWT meskipun Nabi Harun
AS selalu mendapat rayuan kaumnya. Nabi Harun dan Samiri
dalam perjalanan menuju negeri Kana‘an, rombongan Nabi Musa
dan Nabi Harun AS melewati Gunung Sinai. Dalam surat Al A‘rāf
ayat 142 disebutkan bahwa Nabi Musa AS pergi ke puncak
gunung Sinai untuk menerima wahyu Allah SWT berupa kitab

153
Taurat selama 40 hari. Karena khawatir kaum Bani Israil akan
kembali melakukan kerusakan jika ditinggal terlalu lama tanpa
pemimpin, maka Nabi Musa AS mengalihkan kepemimpinannya
pada saudaranya, Nabi Harun AS.
―Dan Kami telah menjanjikan kepada Musa (memberikan
Taurat) tiga puluh malam, dan Kami sempurnakan jumlah malam
itu dengan sepuluh (malam lagi), maka sempurnalah waktu yang
telah ditentukan Tuhannya empat puluh malam. Dan Musa berkata
kepada saudaranya (yaitu) Harun, ―Gantikanlah aku dalam
(memimpin) kaumku, dan perbaikilah (dirimu dan kaummu), dan
janganlah engkau mengikuti jalan orang-orang yang berbuat
kerusakan “
Namun ternyata Nabi Harun AS tidak berdaya dalam
memimpin kaum Bani Israil. Atas bujukan dan pengaruh Samiri,
kaum Bani Israil membentuk sebuah patung sapi dari emas berasal
dari perhiasan-perhiasan yang mereka bawa. Berulang kali Nabi
Harun mengingatkan kaum Bani Israil untuk berhenti menyembah
patung tersebut sebelum Allah murka tapi kaum Bani Israil tidak
memperdulikan peringatannya. Sampai tiba saatnya Nabi Musa
AS kembali dari gunung Sinai. Nabi Musa AS murka begitu
melihat kaum Bani Sinai kembali menyembah berhala. Beliau
sempat marah juga pada Nabi Harun dan hampir memukulnya
karena dianggap tidak bisa memelihara amanah. Nabi Harun
memohon ampun dan memberikan penjelasan bahwa tindakan
kaum Bani Israil ini disebabkan oleh bujuk rayu Samiri. Nabi
Musa yang marah kemudian mengucilkan Samiri. Allah akan
memberikan siksaan yang berat di dunia dan di akhirat pada
Samiri.
Selanjutnya Nabi Musa AS memerintahkan kaum Bani
Israil bertaubat menyesali perbuatannya dan kembali kepada jalan
Allah yang lurus dan benar. Diajaknyalah 70 orang terbaik dari

154
kaumnya untuk sungguh-sungguh memohon ampun pada Allah
SWT di puncak gunung Sinai. Namun sesampainya di sana, begitu
mendengar Nabi Musa AS berbincang-bincang dengan Allah
SWT, mereka (kaum Bani Israil) mengajukan persyaratan bahwa
mereka tidak akan beriman pada Allah jika belum melihat wujud
Allah SWT secara nyata Nabi Musa AS murka akan kelancangan
kaum Bani Israil. Begitu juga dengan Allah SWT. Ketujuh puluh
orang ini dimatikanNya dalam sekejap lalu dihidupkanNya
kembali karena Nabi Musa telah memohon agar mereka
dihidupkan kembali. Inilah cara Allah memberi bukti bahwa Allah
SWT berkuasa atas hidup mati seseorang. Rombongan Nabi Musa
pun kembali melanjutkan perjalanan ke negeri Kana‘an
rombongan Nabi Musa AS tiba di kota Ariha (Jericho) tapi di
dalam kota tersebut masih ada orang-orang kuat yang
mendiaminya. Nabi Musa AS meminta kaumnya untuk masuk
gerbang kota dengan bersujud untuk mencapai kemenangan.
Namun saran ini diabaikan oleh kaum Bani Israil. Bahkan mereka
meminta Nabi Musa AS untuk pergi mengusir orang-orang kuat
tersebut sendirian, sedangkan mereka duduk menunggu di luar
gerbang kota.
Allah SWT saat itu melihat kemalasan dan sifat durhaka
kaum Bani Israil lalu terjadilah kondisi dimana Bani Israil tidak
bisa menginjakkan kaki di kota Ariha dan terus tersesat di lembah
Tin selama 40 tahun lamanya. Pada saat dalam pengembaraan
inilah Nabi Harun wafat pada usia 123 tahun. Nabi Harun AS
wafat sebelum memasuki tanah yang dijanjikan Allah SWT pada
kaum Bani Israil.

155
- Mukjizat Nabi Dzulkifli AS
Mengenai Mukjizat Nabi Dzulkifli AS dijelaskan dalam
Quran Surat Shad Ayat 48:
Dan ingatlah akan Ismail, Ilyasa' dan Zulkifli.
Semuanya termasuk orang-orang yang paling baik

Dan ingatlah, wahai Nabi Muhammad SAW, kisah moyang


bangsa arab, yaitu nabi ismail bin ibrahim; nabi ilyasa' bin akhtub
dan nabi zulkifli putra paman nabi ilyasa''nabi-nabi dari bani
israil. Semuanya termasuk orang-orang yang paling baik yang
dipilih Allah untuk membimbing kaumnya menuju ketaatan
kepada Allah dan menjauhi kemusyrikan. 49-52. Setelah
menjelaskan kisah para nabi penyampai risalah, Allah beralih
menguraikan imbalan bagi orang-orang yang mengikuti risalah
mereka. Al-qur'an ini adalah kehormatan bagi mereka yang
berharap petunjuk-Nya. Dan sungguh, Allah meyediakan bagi
orang-orang yang bertakwa kepada-Nya tempat kembali yang
terbaik di akhirat. Itulah surga 'adn, tempat tinggal yang kekal
yang pintu-pintunya terbuka lebar bagi mereka, menyambut
kedatangan mereka. Di dalamnya mereka bersandar di atas dipan-
dipan sambil meminta suguhan berupa buah-buahan yang banyak
dan minuman dengan berbagai jenis dan rasa. Dan di samping
mereka ada bidadari-bidadari cantik dan sopan yang redup
pandangannya, setia pada pasangannya, dan mereka semua sebaya
umurnya.

- Mukjizat Nabi Daud AS


Nabi Daud A.S, adalah keturunan Nabi Ibrahim yang ke 12.
Nabi Daud A.S, terkenal dengan suaranya yang merdu tak ada
yang menandinginya, inilah karunia dan rahmat Allah yang

156
dicurahkan kepadanya, dan menjadi mukjizat kenabiannya.
Karena bagusnya suara beliau, maka jika ia membaca kitab Zabur
dengan nyanyian yang merdu, terdengar oleh orang-orang yang
sakit menjadi sembuhlah mereka, juga air dan angin pun menjadi
tenang,burung-burung serta bukit-bukit turut memuji Allah.
Demikian pula besi dapat menjadi lunak dan ia dapat membuat
benda-benda yang bermacam-macam yang ia kehendaki dengan
izin Allah. Firman Allah SWT dalam Al-Qur‘an:―Sesungguhnya
Kami telah memberikan kepada Daud, lalu Kami berfirman: “Hai
gunung-gunung bacalah tasbih berulang bersama Daud, begitu
pula burung-burung, dan besi itu kami jadikan lunak
dihadapannya, Buatlah serta tenunkan baju besi, lalu kerjakan
amalan yang shaleh, sesungguhnya Aku melihat apa-apa yang
kamu kerjakan” (Q.S. Saba, ayat 10-11). Sedangkan kitab suci
yang dianugrahkan oleh Allah kepadanya, adalah kitab Zabur,
sebagaimana firman-Nya, dalam kitab suci al-Qur‘an: ―Dan
sesungguhnya Allah telah melebihkan sebagian Nabi-nabi atas
sebagian yang lainnya, dan Kami memberikan Kiatab Zabur
kepada Daud” (Q.S. al-Isra‘, ayat 55)Beliau meninggal dalam
usia 100 tahun lebih 6 bulan, dan dimakamkan diBaitulMaqdis.

- Mukjizat Nabi Ilyas AS


Nama Nabi Ilyas ‗alaihi as-salam disebut dalam Al-Qur‘an
2 kali, pertama pada Surat Al-An‘am 85, dan kedua Surat Ash-
Shaffat ayat 123. Allah SWT berfirman:
Dan Zakaria, Yahya, „Isa dan Ilyas. semuanya
termasuk orang-orang yang shaleh.” (Q.S. Al-An‘am
6:85)
“Dan sesungguhnya Ilyas benar-benar termasuk
salah seorang rasul” (Q.S. ash-Shaffat 37: 123)

157
Dan disebut satu kali dalam lafal Il yasiin pada Surat ash-Shaffat
ayat 130. Allah SWT berfirman
“dan Kami abadikan untuk Ilyas (pujian yang baik) di
kalangan orang-orang yang datang kemudian. (yaitu):
“Kesejahteraan dilimpahkan atas Ilyasin“ (Q.S. ash-
Shaffat 37: 129-130).

- Mukjizat Nabi Ilyasa AS


Ilyasa atau yang disebut dengan Al Yasa adalah nabi
selanjutnya untuk Bani Israil. Beliau memiliki garis keturunan
yang sama dengan Nabu Muhammad, Harun dan Ilyas. Dalam Al
Qur‘an namanya telah disebutkan Allah SWT sebagai orang yang
mulia.
Allah SWT berfirman :
‖Dan ingatlah akan Ismail, Ilyasa‟ dan Zulkifli. semuanya
Termasuk orang - orang yang paling baik. “

Nabi Ilyasa merupakan nabi terpilih sebagai penerus Nabi


Ilyas yang namanya disebut juga dalan kisah Nabi Ilyas. Pada saat
itu Nabi Ilyas sedang dikejar-kejar oleh kaumnya dan
bersembunyi di rumah Al Yasa. Maka besar kemungkinan Ilyasa
juga tinggal di seputar lembah sungai Yordania. Ketika Ilyas
bersembunyi di rumahnya, Ilyasa masih seorang belia. Saat itu ia
tengah menderita sakit, yang kemudian Ilyas membantu
menyembuhkan penyakitnya. Dan setelah sembuh, Ilyasa pun
diangkat anak oleh Nabi Ilyas. Beliau selalu menemani Nabi Ilyas
untuk menyerukan pada jalan kebaikan Ilyasa melanjutkan tugas
kenabian tersebut begitu Nabi Ilyas meninggal dunia. Ilyasa
melanjutkan misi ayah angkatnya agar kaumnya kembali taat
kepada ajaran Allah SWT.

158
Namun Ilyasa baru mengerti bahwa manusia begitu mudah
kembali ke jalan yang sesat. Hal itu terjadi tak lama setelah Nabi
Ilyas wafat. Padahal masyarakat lembag sungai Yordania itu
sempat mengikuti seruan Nabi Ilyas agar meninggalkan
pemujaannya pada berhala. Pada kalangan itulah Ilyasa tak lelah
menyeru ke jalan kebaikan.Dikisahkan bahwa mereka tetap tak
mau mendengar seruan Ilyasa dan mereka kembali menanggung
bencana kekeringan yang sangat luar biasa.

- Mukjizat Nabi Yunus AS.


Di daerah Mosul, Irak, terdapat sebuah kampung bernama
Ninawa yang penduduknya berpaling dari jalan Allah yang lurus
dan malah menyembah patung dan berhala. Allah Subhanahu wa
Ta‘ala ingin memberikan petunjuk kepada mereka dan
mengembalikan mereka ke jalan yang lurus, maka Dia mengutus
Nabi Yunus ‗alaihissalam untuk mengajak mereka beriman dan
meninggalkan sesembahan selain Allah ‗Azza wa Jalla.
Akan tetapi mereka menolak beriman kepada Allah dan
tetap memilih menyembah patung dan berhala. Mereka lebih
memilih kekafiran dan kesesatan daripada keimanan dan petunjuk,
mereka mendustakan Nabi Yunus ‗alaihissalam, mengolok-olok
dan menghinanya. Maka Nabi Yunus pun marah kepada kaumnya
dan tidak berharap lagi terhadap keimanan mereka. Allah
Subhanahu wa Ta‘ala pun mewahyukan kepada Yunus untuk
memberitahukan kaumnya, bahwa Allah akan mengadzab mereka
karena sikap mereka itu setelah berlalu tiga hari. Lalu Nabi Yunus
menyampaikan perihal adzab itu kepada kaumnya dan
mengancam kaumnya dengan adzab Allah, kemudian ia pergi
meninggalkan mereka.
Ketika itu, kaum Yunus telah mengetahui, bahwa Nabi
Yunus telah pergi meninggalkan mereka sehingga mereka yakin

159
adzab akan turun dan bahwa Yunus adalah seorang nabi, maka
mereka segera bertaubat kepada Allah Subhanahu wa Ta‘ala,
kembali kepada-Nya, dan menyesali sikap mereka. Ketika itu,
kaum lelaki, wanita, dan anak-anak menangis karena takut adzab
menimpa mereka, dan mereka berdoa dengan suara keras kepada
Allah ‗Azza wa Jalla agar adzab itu diangkat dari mereka. Saat
Allah melihat jujurnya taubat mereka, maka Dia menghilangkan
adzab itu dari mereka serta menjauhkannya. Allah Ta‘ala
berfirman.
―Dan mengapa tidak ada (penduduk) suatu kota yang
beriman, lalu imannya itu bermanfaat kepadanya selain
kaum Yunus? Ketika mereka (kaum Yunus itu) beriman,
Kami hilangkan dari mereka adzab yang menghinakan
dalam kehidupan dunia, dan Kami beri kesenangan kepada
mereka sampai kepada waktu yang tertentu.” (QS. Yunus:
98).Setelah peristiwa itu, Yunus tetap meninggalkan
kampung kaumnya karena marah padahal Allah belum
mengizinkannya, maka Yunus pergi ke tepi laut dan
menaiki kapal. Pada saat Yunus berada di atas kapal, maka
ombak laut menjadi dahsyat, angin menjadi kencang dan
membuat kapal menjadi oleng hingga hampir saja
tenggelam.

Oleh ketika itu, kapal yang ditumpangi membawa barang-


barang yang berat, lalu sebagiannya dilempar ke laut untuk
meringankan beban. Tetapi ternyata, kapal itu tetap saja oleng
hamper tenggelam, maka para penumpangnya bermusyawarah
untuk meringankan beban kapal dengan melempar seseorang ke
laut, maka mereka melakukan undian dan ternyata undian itu jatuh
kepada diri Yunus, tetapi mereka tidak mau jika Yunus harus
terjun ke laut, maka undian pun diulangi lagi, dan ternyata jatuh
kepada Yunus lagi, hingga undian itu dilakukan sebanyak tiga kali

160
dan hasilnya tetap sama. Maka Yunus bangkit dan melepas
bajunya, kemudian melempar dirinya ke laut.
Pada saat yang bersamaan, Allah telah mengirimkan ikan
besar kepadanya dan mengilhamkan kepadanya untuk menelan
Yunus dengan tidak merobek dagingnya atau mematahkan
tulangnya, maka ikan itu melakukannya. Ia menelan Nabi Yunus
ke dalam perutnya tanpa mematahkan tulang dan merobek
dagingnya, dan Yunus pun tinggal di perut ikan itu dalam
beberapa waktu dan dibawa mengarungi lautan oleh ikan itu.
Ketika Nabi Yunus AS mendengar ucapan tasbih dari kerikil di
bawah laut, maka di kegelapan itu Nabi Yunus AS berdoa, ―Tidak
ada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau. Mahasuci
Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zalim.‖
Nabi Yunus AS berada dalam tiga kegelapan; kegelapan perut
ikan, kegelapan lautan, dan kegelapan malam.Hal ini sebagaimana
yang difirmankan Allah SWT.
―Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia
pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa
Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), maka
ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap, “Bahwa
tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Engkau.
Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-
orang yang zalim.”–Maka Kami telah memperkenankan
doanya dan menyelamatkannya dari pada kedukaan. Dan
demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman.‖
(QS. Al Anbiyaa‘: 87-88)

Saat Nabi Yunus masuk ke kapal, maka kapal itu berhenti,


sedangkan kapal-kapal yang lain bisa berjalan ke kanan dan kiri,
lalu Yunus berkata, ―Ada apa dengan kapalmu?‖ Mereka
menjawab, ―Kami tidak tahu.‖ Yunus berkata, ―Sesungguhnya di
dalamnya ada seorang hamba yang lari dari Tuhannya, dan
sesungguhnya kapal itu tidak akan berjalan sampai kalian

161
melempar orang itu.‖ Mereka berkata, ―Adapun engkau wahai
Nabi Allah, demi Allah, kami tidak akan melemparmu.‖ Lalu
Yunus berkata kepada mereka, ―Kalau begitu adakanlah undian,
barang siapa yang keluar namanya, maka hendaklah ia
menjatuhkan diri.”

- Mukjizat Nabi Zakaria AS


Tak ada yang mustahil bagi Allah SWT jika Dia telah
menghendaki sesuatu. Kekuasaan ini ditunjukkan melalui kisah
Nabi Zakaria dan istrinya, Isya binti Faqudza. Perempuan yang
telah divonis mandul ini bisa mengandung dan melahirkan berkat
doa suaminya dan kebesaran Allah SWT. Nabi Zakaria AS diutus
oleh Allah SWT untuk berdakwah di kalangan Bani Israil.
Sayangnya, upaya ini tak kunjung membuahkan hasil. Sangat
sedikit kaum Bani Israil yang akhirnya memeluk Islam karena
bujukan Zakaria AS.
Salah satu dari yang sedikit itu ialah Isya binti Faqudza.
Nabi Zakaria AS akhirnya memutuskan untuk menikahinya.
Menikah dengan gadis Bani Israil tak lantas mempermudah proses
dakwah yang diembannya. Penduduk kaum ini tetap berpegang
pada keyakinan lamanya yang penuh maksiat. Karena lemahnya
iman Bani Israil, Nabi Zakaria AS khawatir akan keselamatan
dirinya dan kaum beriman. Ia berdoa kepada Allah SWT agar
diberikan keturunan yang akan meneruskan amanahnya. Namun,
Isya tak juga kunjung berbadan dua. Hingga memasuki masa
menopause, ia belum juga hamil.
Doa-doa Nabi Zakaria AS senantiasa dikabulkan oleh Allah
SWT. Ia pun kembali berdoa kepada-Nya, "Ya Tuhanku, sungguh
tulangku telah lemah, kepalaku telah dipenuhi uban, dan aku
belum pernah kecewa dalam berdoa kepada-Mu, ya Tuhank
.meminta keturunan kepada Allah SWT yang akan menjadi

162
penerus Nabi Yaqub AS. Ia juga berdoa agar penerusnya akan
mewarisi jejaknya sebagai nabi, rasul, sekaligus cendekiawan.
Allah SWT kemudian mengabarkan akan memberi anak bernama
Yahya. Zakaria meminta Allah untuk memberi sebuah tanda yang
menunjukkan kehamilan istrinya sebab istrinya mandul dan
usianya telah tua. Diberikanlah tanda kepada Zakaria AS bahwa ia
tidak akan dapat bercakap-cakap dengan manusia selama tiga hari
tiga malam, padahal dalam kondisi yang sehat.
Masyarakat saat itu bertanya-tanya apa yang terjadi pada
Zakaria AS. Mereka menunggu keluar dari tempat ibadah
(mihrab). Nabi Zakaria AS keluar dengan wajah yang pucat
hingga mereka bertanya apa yang terjadi padanya Zakaria AS
menulis di atas tanah untuk mereka, "Agar kalian bertasbih pada
waktu pagi dan petang. Nabi Zakaria AS memang keluar menemui
mereka tiap pagi dan petang. Ketika tiba waktu kehamilan
istrinya, ia masih dalam keadaan tidak bisa bicara. Dia keluar
memberi isyarat tentang berita kehamilan istrinya dan
memerintahkan mereka untuk shalat. Saat usia kehamilan istri
Nabi Zakaria AS telah genap sembilan bulan 10 hari, Isya
akhirnya melahirkan bayi Yahya. Ketika Yahya berusia tiga tahun,
Allah SWT memberikan kebijaksanaan kepadanya. Dia bisa
membaca Taurat, padahal dia masih kecil.
Isya melahirkan Yahya hanya enam bulan setelah Maryam
melahirkan Isa AS.Yahya dilahirkan pada tahun ke-304 sejak
ditaklukkannya Alexander. Ia datang ke muka bumi 5.548 tahun
setelah turun Nabi Adam AS ke dunia.Yahya ditakdirkan oleh
Allah SWT menjadi lelaki yang memiliki akhlak dan sifat terpuji.
Ia lahir ketika Nabi Zakaria AS berusia 120 tahun dan Isya
berumur 98 tahun. Kisah ini diabadikan dalam Alquran dengan
doa, "Ya Tuhanku, janganlah Engkau membiarkan aku hidup

163
seorang diri dan Engkaulah waris yang paling baik." (QS al-
Anbiya [21]: 89).
Allah pun menjawab doa-doa Nabi Zakaria AS
dengan lahirnya Yahya. Allah berfirman, "Maka, Kami
memperkenankan doanya dan kami anugerahkan
kepadanya Yahya dan Kami jadikan istrinya dapat
mengandung. Sesungguhnya, mereka adalah orang-orang
yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-
perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami
dengan harap dan cemas dan mereka adalah orang-orang
yang khusyuk." (QSAl-Anbiya[21]:90).

- Mukjizat Nabi Yahya AS


Di dalam Al-Quran, nama Yahya as, disebutkan sebanyak 5
kali, seperti berikut ini Pada Surat Maryam [19]:ayat 7-15, Firman
Allah SWT Hai Zakaria, sesungguhnya Kami memberi kabar
gembira kepadamu akan (beroleh) seorang anak yang namanya
Yahya, yang sebelumnya Kami belum pernah menciptakan orang
yang serupa dengan dia. Zakaria berkata: ―Ya Tuhanku,
bagaimana akan ada anak bagiku, padahal isteriku adalah seorang
yang mandul dan aku (sendiri) sesungguhnya sudah mencapai
umur yang sangat tua‖. Tuhan berfirman: ―Demikianlah‖. Tuhan
berfirman: ―Hal itu adalah mudah bagi-Ku; dan sesungguhnya
telah Aku ciptakan kamu sebelum itu, padahal kamu (di waktu itu)
belum ada sama sekali‖. Zakaria berkata: ―Ya Tuhanku, berilah
aku suatu tanda‖. Tuhan berfirman: ―Tanda bagimu ialah bahwa
kamu tidak dapat bercakap-cakap dengan manusia selama tiga
malam, padahal kamu sehat‖. Maka ia keluar dari mihrab menuju
kaumnya, lalu ia memberi isyarat kepada mereka; hendaklah
kamu bertasbih di waktu pagi dan petang. Hai Yahya, ambillah Al
Kitab (Taurat) itu dengan sungguh-sungguh. Dan kami berikan
kepadanya hikmah selagi ia masih kanak-kanak, dan rasa belas
kasihan yang mendalam dari sisi Kami dan kesucian (dan dosa).

164
Dan ia adalah seorang yang bertakwa, dan seorang yang berbakti
kepada kedua orang tuanya, dan bukanlah ia orang yang sombong
lagi durhaka. Kesejahteraan atas dirinya pada hari ia dilahirkan
dan pada hari ia meninggal dan pada hari ia dibangkitkan hidup
kembali.
Pada Surat Aali 'Imran (Ali 'Imran) [3] : ayat 39, Allah
SWT berfirman yang artinya: Kemudian Malaikat (Jibril)
memanggil Zakaria, sedang ia tengah berdiri melakukan shalat di
mihrab (katanya): ―Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu
dengan kelahiran (seorang puteramu) Yahya, yang membenarkan
kalimat (yang datang) dari Allah, menjadi ikutan, menahan diri
(dari hawa nafsu) dan seorang Nabi termasuk keturunan orang-
orang saleh. Pada Surat Al-An‘aam (Al-An‘am) [6] : ayat 85,
Firman Allah SWT Zakaria, Yahya, Isa dan Ilyas. Semuanya
termasuk orang-orang yang shaleh Pada Surat Al-Anbiyaa‘ (Al-
Anbiya‘) [21] : ayat 90, Firman Allah SWT Maka Kami
memperkenankan do‘anya, dan Kami anugerahkan kepada nya
Yahya dan Kami jadikan isterinya dapat mengandung.
Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera
dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka
berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah
orang-orang yang khusyu‘ kepada Kami.

- Kisah Nabi Isa AS


Waktu Nabi Isa masih kecil banyak terjadi peristiwa luar
biasa, salah satunya adalah kemampuan Isa mencari pencuri uang
yang hilang. Tatkala seorang saudagar kehilangan uang di rumah
tempat dia singgah, padahal tidak ada orang lain yang yang
tinggal di rumah itu kecuali orang-orang lemah, miskin dan
gembel.Tidak ada yang tahu siapa di antara mereka yang
mengambil uang tersebut. Mengetahui kejadian tersebut, Isa yang

165
masih kecil, menemui seorang buta yang duduk di sebuah bangku
lalu mengatakan kepadanya:‖Pergilah dan bawalah bangku tempat
kamu duduk itu!‖. Orang buta itu menjawab:‖Sesungguhnya aku
tidak sanggup melakukan hal itu‖. Kemudian Isa berkata:
―Lakukan sajalah sebagaimana kamu melakukannya tatkala
mengambil uang dalam kantong yang ada di rumah tersebut.‖
Orang-orang mempercayai ucapan Isa putera Maryam. Lalu orang
buta tersebut mengembalikan uang yang diambilnya kepada
pemiliknya.
Tatkala Isa kecil bermain-main dengan teman-teman
sebayanya, ia bertanya kepada salah seorang temannya: ―Apa
kamu mau aku beritahu apa yang disembunyikan ibumu?‖ Anak
itu menjawab: ―Mau‖. Isa menjawab: ―Ibumu menyimpan sesuatu
ini dan itu untukmu‖. Maka anak itupun pergi meninggalkan
teman-temannya menuju ibunya dan berkata kepadanya: ―Berikan
kepadaku apa yang engkau simpan untukku‖. Ibunya bertanya:
―Memang apa yang aku simpan untukmu?‖ Lalu anak itu
menjelaskan ibunya menyimpan ini dan itu untuknya. Ibunya
dengan heran bertanya:‖Siapakah yang memberitahumu?‖ . ―Isa
putera Maryam‖ jawabnya.
Orang-orang berkata: ―Demi Allah jika kalian biarkan anak-
anak kalian bermain dengan Isa tentu dia akan merusaknya. Maka
mereka kumpulkan anak-anak itu di suatu tempat dan
menguncinya. Ketika Isa mencari mereka, ia mendengar suara
gaduh dalam sebuah rumah, lalu dia bertanya: ―Ada apa di dalam
rumah? ― Mereka menjawab ada kera dan babi. Lalu Isa berkata:
―Ya Allah jadikan demikian‖. Maka mereka menjadi kera dan
babi.‖
Memasuki umur 13 tahun Allah SWT memerintahkan Isa
untuk meninggalkan Mesir, kembali ke Nashirah. Lalu Yusuf anak
paman Maryam membawa Isa dan Maryam naik keledai kembali

166
ke tempat tinggal mereka semula sebelum pergi ke Mesir dan
tinggal di sana sampai Allah SWT menurunkan Kitab Suci Injil
kepada Isa dan mengajarinya Kitab Suci Taurat dan memberikan
beberapa mukjizat untuk membuktikan kenabiannya.
Kenabian Isa
Nabi Isa diangkat menjadi Nabi dan Rasul pada umur 30
tahun. Allah SWT menurunkan kepadanya Kitab Suci Injil, dan
mengajarinya juga Taurat. Allah SWT berfirman:
―Dan Allah akan mengajarkan kepadanya Al Kitab,
hikmah, Taurat dan Injil.‖ (Q.S. Ali Imran 3: 48)

Nabi Isa AS diutus kepada Bani Israil meneruskan misi


nabi-nabi Bani Israil sebelumnya. Bani Israil sudah dikenal sejak
zaman Nabi Musa AS sebagai bangsa yang banyak menentang
para nabi yang diutus kepada mereka, bahkan sampai membunuh
nabi-nabi mereka. Orang-orang Yahudi sedari awal sudah tidak
mempercayai Isa al-Masih karena mereka mengganggapnya,
sebagaimana yang sudah diuraikan sebelumnya, bahwa Isa adalah
anak haram hasil perzinaan Maryam dengan Yusuf an-Najar. Oleh
sebab itu, setelah diutus jadi Nabi dan Rasul, Isa dibekali Allah
SWT dengan beberapa mukjizat seperti menghidupkan orang
mati, menyembuhkan orang buta, membuat burung dan lain-lain
sebagainya. Allah SWT berfirman:
―Dan (sebagai) Rasul kepada Bani Israil (yang
berkata kepada mereka): “Sesungguhnya aku telah datang
kepadamu dengan membawa sesuatu tanda (mukjizat) dari
Tuhanmu, Yaitu aku membuat untuk kamu dari tanah
berbentuk burung; kemudian aku meniupnya, maka ia
menjadi seekor burung dengan seizin Allah; dan aku
menyembuhkan orang yang buta sejak dari lahirnya dan
orang yang berpenyakit sopak; dan aku menghidupkan
orang mati dengan seizin Allah; dan aku kabarkan
kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu

167
simpan di rumahmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu
adalah suatu tanda (kebenaran kerasulanku) bagimu, jika
kamu sungguh-sungguh beriman.Ali Imran” (Q.S. Ali
Imran 3: 49)

Beberapa mukjizat Nabi Isa AS yang disebut dalam ayat di


atas secara berurutan adalah:
- Isa dapat membuat burung dari tanah liat, lalu meniupnya,
maka burung dari tanah liat tersebut berobah benar-benar jadi
burung yang bisa terbang. Hal itu dilakukan oleh Isa dengan
izin Allah SWT.
- Isa dapat menyembuhkan orang yang buta sejak lahir dan juga
menyembuhkan orang yang kena penyakit sopak atau vitiligo,
sehingga kulitnya kembali bersih tanpa cacat sedikitpun.
- Isa juga dapat menghidupkan orang mati. Juga dengan izin
Allah SWT.
- Isa dapat memberitahu apa yang dimakan dan disimpan orang-
orang di rumah mereka.
Nabi ‗Îsâ diutus kepada Banî Isrâ`îl (orang-orang Yahudi)
untuk meluruskan penyimpangan-penyimpangan yang mereka
lakukan atas ajaran Nabi Mûsâ dan untuk membebaskan
mustadh‘afîn yang ditindas oleh para pemuka agama, para
penguasa dan para pejabat.
Di antara ajaran Nabi Mûsâ untuk Banî Isrâ`îl adalah
menghormati hari Sabtu dan mengkhususkannya untuk ibadah.
Namun lama-kelamaan hikmah di balik penghormatan terhadap
hari Sabtu lenyap. Hari Sabtu kini hanya menjadi lahan untuk
menerapkan teks-teks agama secara harfiah dan kaku. Hari Sabtu
memang masih disucikan oleh orang-orang Yahudi. Namun
mereka mengisinya dengan rangkaian upacara ritual-formalistik
yang hampa makna .

168
Di hari Sabtu, ‗Îsâ pergi menuju kuil Yahudi. Kuil
dipenuhi domba dan burung merpati persembahan para
pengunjung untuk mendekatkan diri pada Tuhan. Setiap langkah
di dalam kuil harus dibayar dengan uang. Di kuil ‗Îsâ melihat
bahwa satu-satunya nilai yang dipuja pada waktu itu adalah uang.
Kekayaan materil merupakan satu-satunya nilai yang diperebutkan
oleh semua orang. Entah itu tokoh agama atau tokoh non-agama.
Di luar kuil Nabi Isa AS melihat orang-orang miskin tidak
sanggup membeli hewan kurban dan bagaimana para pendeta
memperlakukan mereka layaknya binatang. ‗Îsâ berpikir
bagaimana hewan-hewan kurban itu dibakar dan dagingnya
menjadi asap di udara, sementara ribuan orang miskin mati
kelaparan. Mengapa orang-orang miskin dipaksa membeli hewan
kurban kepada para pendeta? Apa yang dilakukan para pendeta
itu dengan uang hasil penjualan hewan kurban? Dan di manakah
tempat kaum miskin dalam kuil itu? Sebab yang ada di sana hanya
orang-orang kaya. Sangat aneh, mengapa orang baru boleh masuk
tempat ibadah kalau membawa uang.
Kepada kaum yang keadaannya seperti itu ‗Îsâ diutus. Ia
menyeru mereka:
Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan
Allah kepadamu, membenarkan kitab (yang turun)
sebelumku, yaitu Taurat dan memberi kabar gembira
dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang
sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad). Maka
tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan membawa
bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: “Ini adalah sihir
yang nyata‖ (QS al-Shaff/61: 6).
Sesungguhnya Allah, Tuhanku dan Tuhanmu, karena
itu sembahlah Dia (QS Âli ‗Imrân/3: 51)

169
Seperti dakwah para nabi lainnya, dakwah ‗Îsâ ditanggapi
kaumnya dengan penolakan dan tuduhan. Mereka berkata, ―Ini
adalah sihir yang nyata‖ (QS al-Shaff/61: 6). Dan seperti biasa
pula, selalu ada kelompok kecil yang menyambut risalah para
nabi:
Maka tatkala Isa mengetahui keingkaran mereka (Bani
Israil) berkatalah dia: ―Siapakah yang akan menjadi penolong-
penolongku untuk (menegakkan agama) Allah?‖ Para hawariyyin
(sahabat-sahabat setia) menjawab: ―Kamilah penolong-penolong
(agama) Allah. Kami beriman kepada Allah; dan saksikanlah
bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berserah diri.
Ya Tuhan kami, kami telah beriman kepada apa yang telah
Engkau turunkan dan telah kami ikuti rasul, karena itu
masukkanlah kami ke dalam golongan orang-orang yang menjadi
saksi (tentang keesaan Allah)‖ (QS Âli ‗Imrân/3: 52-53).
Para tokoh agama dan para pembesar kaum yang menolak
seruan ‗Îsâ kemudian melaporkan kepada raja kafir pada waktu itu
bahwa di wilayah kekuasaannya ada seorang laki-laki yang
menyesatkan manusia, memalingkan mereka dari menaati raja,
menghasut rakyat, memecah belah hubungan seorang ayah dengan
anaknya, dan kebohongan-kebohongan lainnya. Mereka juga
mengatakan secara dusta kepada sang raja bahwa laki-laki itu
terlahir sebagai anak zina. Mereka berhasil memancing kemarahan
sang raja. Maka ia memerintahkan supaya laki-laki itu
didatangkan kepadanya untuk disalib dan disiksa.

- Nabi Muhammad SAW


Mukjizat Nabi Muhammad SAW adalah Al-Qur‘an. Al-
Qur‘an asalnya sama dengan Qira‘ah, yaitu akar kata (masdar-
infinitif) dari qara‘a, qira‘atan wa qur‘anan. Allah menjelaskan,

170
“Sesungguhnya Kami lah yang bertanggung jawab
mengumpulkan (dalam dadamu) dan membacakannya
(pada lidahmu). Maka apabila Kami telah
menyempurnakan bacaanya (kapadamu, dengan
perantaraan Jibril), maka bacalah menurut bacaanya itu.‖
(Al-Qiyamah: 17-18)

Berbeda dengan lainya bahwa bahwa Al-Qur‘an adalah


firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW,
yang pembacaannya menjadi suatu ibadah. Maka kata ―Kalam‖
yang termaktub dalam definisi tersebut merupakan kelompok jenis
yang mencakup seluruh jenis kalam, penyandarannya kepada
Allah yang menjadikannya Kalamullah, menunjukan secara
khusus sebagai firman Nya, bukan kalam manusia, jin, maupun
malaikat
―Katakanlah (hai Muhammad), „Kalaulah semua
jenis lautan menjadi tinta untuk menulis kalimat-kalimat
Tuhanku, sudah tentu akan habis, kering lautan itu sebelum
habis kalimat-kalimat Tuhaku, walaupun Kami tambah
dengan lautan yang sebanding denganya, sebgai
bantuan‟.” (Al-Kafhi: 109)46

“Dan sekiranya segala pohon yang ada dibumi


manjadi pena, dan segala lautan (menajdi tinta), dengan
dibantu kepadanya tujuh lautan lagi sesudah itu, niscaya
tidak akan habis kalimat-kalimat Allah itu ditulis.
Sesungguhnya Allah Maha Bijaksana.‖ (Luqman: 27)

Batasan dengan kata ―kepada Muhammad‖ menunjukkan,


Al-Qur‘an itu tidak pernah diturunkan kepada Nabi-Nabi
sebelumnya seperti Taurat dan Injil.46
Adapun ―al-muta-abbad bitilawatih‖ (membacanya adalah
ibadah) mengecualikan hadist-hadist ahad dan qudsi. Jika kita
katakan misalnya: ia diturunkan dari sisi Allah dengan lafazhnya.

171
Sebab itu pembacanya didalam shalat atau lainnya termasuk
ibadah. Tidak demikian halnya dengan hadist ahad dan hadist
qudsi 46
Nama dan sifat Al-Qur‘an
a. Al-Qur’an
Al-Qur‟an ini memberikan petunjuk kepada jalan yang lurus.”
(Al-Isra‘: 9)

b. Al-Kitab
“Telah kami turun kan kepadamu Al-Kitab yang didalamnya
terdapat kemuliaan bagimu.” (Al-Anbiyaa‘: 10)

c. Al-Furqan
―Maha Suci Allah yang telah menurunkan Al-Furqan kepada
hamba Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada
penduduk alam.‖ (Al-Furqan: 1)

d. Adz-Dzikr
―Sessungguhnya Kamilah yang telah menurunkan adz-dzikr,
dan sesungguhnya Kamilah pula yang akan menjaganya. (Al-
Hijr: 9)

e. At-Tanzil
―Dan dia itu adalah tanzil (kitab yang diturunkan) dari tuhan
semesta alam.‖ (Asy-Syu‘araa‘: 192)(hal: 18-20)

f. An-Nur
―Wahai sekalian umat manusia, sesungguhnya telah datang
kepada kamu bukti kebenaran dari tuhan kamu, dan Kami pun
telah menurunkan kepada kamu (Al-Qur‟an sebagai) Nur
(cahaya) yang menerangi.‖ (An-Nisaa‘: 174)

172
g. Maui’zah (Nasehat), Syifa (Obat), Huda (Petunjuk), Dan
Rahmah (Rahmat)
“Wahai umat manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu
Al-Qur‟an yang menjadi penasehat dari tuhan kamu, penawar
bagi penyakit batin yang ada didalam dada kamu, petunjuk
hidup (way of life), dan sebagai rahmat bagi orang-orang
yang beriman.‖ (Yunus: 57)

h. Mubin (yang menjelaskan)


“Wahai Ahli Kitab, sesungguhnya telah datang kepada kamu
rasul Kami (Muhammad) dengan menerangkan kepada kamu
banyak dan (keterangan-keterangan dan hukum-hukum) yang
telah kamu sembunyikan dari kitab suci, dan ia memaafkan
kamu (dengan tidak mengungkapkan) banyak perkara (yang
disembunyikan). Sesungguhnya telah datang kepada kamu
cahaya kebenaran (Nabi Muhammad) dari Allah, dan sebuah
kitab (Al-Qur‟an) yang memperjelas.” (Al-Maidah:15)

i. Al-mubarak (yang diberkati)


“Dan inilah kitab yang Kami turunkan, yang diberkati, lagi
mengesahkan kebenaran....” (Al-An‟am: 92)

j. Busyra (berita gembira)


―......serta menjadi petunjuk dan pembawa berita gembira bagi
orang-orang yang beriman.‖ (Al-Baqarah: 97)

k. Aziz (yang mulia)


―.....Al-Qur‟an itu sesungguhnya sebuah kitab yang mulia.”
(Fushshilat: 41)

l. Majid (yang dihormati)


“Bahkan apa yang mereka dustakan itu adalah Al-Qur‟an
yang dihormati.‖ (Al-Buruj: 21)

173
m. Basyir (pembawa berita gembira), dan Zadzir (pemberi
peringatan)
n.
“...ia (Al-Qur‘an) membawa berita yang mengembirakan
(bagi orang-orang yang beriman) dan membawa peringatan
(kepada orang-orang yang ingkar... (Fushshilat: 3-4)
Seperti itulah paparan sunan fajar yang diberikan dari hari
ke hari. Bagaikan Pesantren, Sunan Fajar pun merintis
padepokannya hingga bertambah besar. Santri dengan ikhlas
mengikuti kajian Sang Sunan. Tempat kajian juga sudah menetap.
Santri Sunan Fajar sangat antusias dalam menyimak kajian
tentanang tarikh (sejarah). Meskipun sunan fajar menjelaskan
bahwa kisah-kisah perang yang beliau sampaikan bukanlah untuk
memancing perpecahan, melainkan sebaliknya untuk diambil
pelajaran dalam kehidupan selanjutnya agar kerukunan umat
selalu terjaga. Islam adalah rahmatan lil alamin. “Justru umat
islam di masa mendatang hendaknya senantiasa lembut,
menciptakan kedamaian dan ketenangan kehidupan”. Papar
Sunan Fajar dengan bijaksana. Seluruh santri Sunan Fajar
mendengarkan dengan penuh seksama. Benar atau salahnya yang
diucapkan sang guru tidak menjadi masalah, Yang dilakukan
santriadalah mendengar dengan seksama dan taat. Tidak banyak
bicara dan tidak banyak bertanya.

Kisah Peristiwa Karbala


Sunan fajar mengkisahkan bahwa Kisahnya, Husain bin Ali
Radhiyallahu ‗anhuma tinggal di Mekah bersama beberapa
Shahabat, seperti Ibnu ‗Abbâs dan Ibnu Zubair Radhiyallahu
‗anhuma. Ketika Muawiyah Radhiyallahu ‗anhu meninggal dunia
pada tahun 60 H, anak beliau Yazîd bin Muâwiyah
menggantikannya sebagai imam kaum muslimin atau khalifah.

174
Saat itu, penduduk Irak yang didominasi oleh pengikut ‗Ali
Radhiyallahu ‗anhu menulis surat kepada Husain Radhiyallahu
‗anhuma meminta beliau Radhiyallahu ‗anhuma pindah ke Irak.
Mereka berjanji akan membai‘at Husain Radhiyallahu ‗anhuma
sebagai khalifah karena mereka tidak menginginkan Yazîd bin
Muâwiyah menduduki jabatan Khalifah. Tidak cukup dengan
surat, mereka terkadang mendatangi Husain Radhiyallahu
‗anhuma di Mekah mengajak beliau Radhiyallahu ‗anhuma
berangkat ke Kufah dan berjanji akan menyediakan pasukan. Para
Sahabat seperti Ibnu Abbâs Radhiyallahu ‗anhuma kerap kali
menasehati Husain Radhiyallahu ‗anhuma agar tidak memenuhi
keinginan mereka, karena ayah Husain Radhiyallahu ‗anhuma, Ali
bin Abi Thalib Radhiyallahu ‗anhu, dibunuh di Kufah dan Ibnu
Abbas Radhiyallahu ‗anhu khawatir mereka membunuh Husain
juga disana. Husain Radhiyallahu ‗anhuma mengatakan, ―Saya
sudah melakukan istikharah dan akan berangkat kesana”.
Beliau Radhiyallahu ‗anhuma mengambil keputusan ini
karena belum mendengar kabar tentang sepupunya Muslim bin
‗Aqil yang telah dibunuh di sana. Akhirnya, berangkatlah Husain
Radhiyallahu ‗anhuma bersama keluarga menuju Kufah.
Sementara di pihak yang lain, ‗Ubaidullah bin Ziyâd diutus oleh
Yazid bin Muawiyah untuk mengatasi pergolakan di Irak.
Akhirnya, ‗Ubaidullah dengan pasukannya berhadapan dengan
Husain Radhiyallahu ‗anhuma bersama keluarganya yang sedang
dalam perjalanan menuju Irak. Pergolakan ini sendiri dipicu oleh
orang-orang yang ingin memanfaatkan Husain Radhiyallahu
‗anhuma. Dua pasukan yang sangat tidak imbang ini bertemu,
sementara orang-orang Irak yang membujuk Husain Radhiyallahu
‗anhuma, dan berjanji akan membantu dan menyiapkan pasukan
justru melarikan diri meninggalkan Husain Radhiyallahu anhuma
dan keluarganya berhadapan dengan pasukan Ubaidullah. Sampai

175
akhirnya, terbunuhlah Husain Radhiyallahu ‗anhuma sebagai
orang yang terzhalimi dan sebagai syahid. Kepalanya dipenggal
lalu dibawa kehadapan ‗Ubaidullah bin Ziyâd dan kepala itu
diletakkan di bejana. Lalu ‗Ubaidullah yang durhaka ini kemudian
menusuk-nusuk hidung, mulut dan gigi Husain, padahal di situ
ada Anas bin Mâlik, Zaid bin Arqam dan Abu Barzah al-Aslami
Radhiyallahu ‗anhum. Anas Radhiyallahu ‗anhu mengatakan,
―Singkirkan pedangmu dari mulut itu, karena aku pernah melihat
mulut Rasulullah Shallallahu ‗alaihi wa sallam mencium mulut
itu!‖ Mendengarnya, orang durhaka ini mengatakan, ―Seandainya
saya tidak melihatmu sudah tua renta yang akalnya sudah rusak,
maka pasti kepalamu saya penggal.‖
Demikianlah kejadiannya, setelah Husain Radhiyallahu
‗anhuma terbunuh, kepala beliau Radhiyallahu ‗anha dipenggal
dan ditaruh di bejana. Dan mata, hidung dan gigi beliau
Radhiyallahu ‗anhu ditusuk-tusuk dengan pedang. Para Sahabat
Radhiyallahu anhum yang menyaksikan hal ini meminta kepada
‗Ubaidullah orang durhaka ini, agar menyingkirkan pedang itu,
karena mulut Rasulullah pernah menempel tempat itu. Alangkah
tinggi rasa hormat mereka kepada Rasulullah Shallallahu ‗alaihi
wa sallam dan alangkah sedih hati mereka menyaksikan cucu
Rasulullah Shallallahu ‗aiahi wa sallam, orang kesayangan beliau
Shallallahu ‗alaihi wa sallam dihinakan di depan mata mereka.
Yazid rahimahullah sangat menyesalkan terjadinya
peristiwa menyedihkan itu. Karena Mu‘awiyah berpesan agar
berbuat baik kepada kerabat Rasulullah Shallallahu ‗alaihi wa
sallam. Maka, saat mendengar kabar bahwa Husain dibunuh,
mereka sekeluarga menangis dan melaknat ‗Ubaidullah. Hanya
saja dia tidak menghukum dan mengqisas ‗Ubaidullah, sebagai
wujud pembelaan terhadap Husain secara tegas. Husain
Radhiyallahu ‗anhuma bukanlah pemberontak. Sebab,

176
kedatangannya ke Irak bukan untuk memberontak. Seandainya
mau memberontak, beliau Radhiyallahu ‗anhuma bisa
mengerahkan penduduk Mekah dan sekitarnya yang sangat
menghormati dan menghargai beliau Radhiyallahu ‗anhuma.
Karena, saat beliau Radhiyallahu ‗anhuma di Mekah,
kewibaannya mengalahkan wibawa para Sahabat lain yang masih
hidup pada masa itu di Mekkah. Beliau Radhiyallahu ‗anhuma
seorang alim dan ahli ibadah. Para Sahabat sangat mencintai dan
menghormatinya. Karena beliaulah Ahli Bait yang paling besar.
Jadi Husain Radhiyallahu ‗anhuma sama sekali bukan
pemberontak. Oleh karena itu, ketika dalam perjalanannya menuju
Irak dan mendengar sepupunya Muslim bin ‗Aqîl dibunuh di Irak,
beliau Radhiyallahu ‗anhuma berniat untuk kembali ke Mekkah.
Akan tetapi, beliau Radhiyallahu ‗anhuma ditahan dan dipaksa
oleh penduduk Irak untuk berhadapan dengan pasukan
‗Ubaidullah bin Ziyâd. Akhirnya, beliau Radhiyallahu ‗anhuma
tewas terbunuh dalam keadaan terzhalimi dan mati syahid.
Setelah mendengar kisah tentang peristiwa karbala,
beberapa santri Sunan Fajar menangis, tetapi setelah mendengar
nasehat Sang guru bahwa justru cerita ini agar dapat diambil
pelajaran, para santri pun tenang. Dan memahami bahwa Islam
bukanlah agama yang mengajarkan Perang tanpa alasan. Kisah
perang di zaman Rasulullah SAW pun perintah langsung dari
Allah SWT, bukan untuk duniawi. Karena apabila tidak dilakukan
islam akan habis sepenuhnya. Dan Rasulullah SAW menekankan
bahwa perang yang paling sulit dan utama adalah perang melawan
hawa nafsu. Kemudian setelah dipersilahkan, ada santri Sunan
Fajar yang menanyakan tentang kisah isra‘ mi‘raj, maka Sunan
Fajar pun menceritakannya.

177
Kisah Isra’ Mi’raj
Bagi Umat Islam peristiwa Isra Miraj menjadi salah satu
momen yang sangat penting. Peristiwa ini merupakan perjalanan
Nabi Muhammad SAW ke langit ke-7, yang juga
mempertemukannya dengan para nabi terdahulu.Peristiwa Isra
Miraj sendiri terjadi pada tanggal 27 Rajab. Jika biasanya wahyu
untuk Nabi Muhammad melalui perantara Malaikat Jibril, kali ini
Allah SWT memberikan perintahnya langsung pada Rasulullah
SAWIsra Miraj sendiri merupakan dua peristiwa yang terjadi pada
waktu yang berbeda, bukan merupakan satu peristiwa saja.
Peristiwa Isra Miraj ini sangat penting karena berkaitan dengan
ibadah utama bagi umat Muslim, yakni salat 5 waktu.Isra
merupakan peristiwa perjalanan yang dilakukan oleh Nabi
Muhammad SAW dari Masjidil Haram menuju Masjidil Aqsa.
Pada saat itu, Nabi Muhammad SAW mengendarai Buraq.
Sementara Miraj merupakan peristiwa perjalanan Nabi
Muhammad SAW dari Bumi menuju langit ke-7 dan dilanjutkan
ke Sidratul Muntaha bertemu dengan Allah SWT untuk menerima
perintah langsung.
Allah SWT memanggil Rasul untuk menyampaikan
perintah mendirikan salat bagi Nabi Muhammad SAW dan
umatnya. Awalnya, Rasul diperintahkan untuk menjalankan 50
kali salat. Namun, karena takut umatnya tak bisa menjalankan
salat sebanyak 50 waktu, Nabi Muhammad SAW meminta
keringanan hingga hanya perlu menjalankan perintah salat 5
waktu dalam sehari semalam. Sedangkan jika diartikan dari
bahasa, Isra Miraj berasal dari dua kata, yakni 'isra' yang berasal
dari kata 'asra' yang berarti perjalanan dan 'miraj' yang berarti
tangga atau perjalanan. Peristiwa Isra Miraj sendiri terjadi pada
tanggal 27 Rajab. Jika biasanya wahyu untuk Nabi Muhammad

178
melalui perantara Malaikat Jibril, kali ini Allah SWT memberikan
perintahnya langsung pada Rasulullah SAW.
Isra Miraj sendiri merupakan dua peristiwa yang terjadi
pada waktu yang berbeda, bukan merupakan satu peristiwa saja.
Peristiwa Isra Miraj ini sangat penting karena berkaitan dengan
ibadah utama bagi umat Muslim, yakni salat 5 waktu.Isra
merupakan peristiwa perjalanan yang dilakukan oleh Nabi
Muhammad SAW dari Masjidil Haram menuju Masjidil Aqsa.
Pada saat itu, Nabi Muhammad SAW mengendarai Buraq.
Sementara Miraj merupakan peristiwa perjalanan Nabi
Muhammad SAW dari Bumi menuju langit ke-7 dan dilanjutkan
ke Sidratul Muntaha bertemu dengan Allah SWT untuk menerima
perintah langsung.
Allah SWT memanggil Rasul untuk menyampaikan
perintah mendirikan salat bagi Nabi Muhammad SAW dan
umatnya. Awalnya, Rasul diperintahkan untuk menjalankan 50
kali salat.Namun, karena takut umatnya tak bisa menjalankan salat
sebanyak 50 waktu, Nabi Muhammad SAW meminta keringanan
hingga hanya perlu menjalankan perintah salat 5 waktu dalam
sehari semalam.Sedangkan jika diartikan dari bahasa, Isra Miraj
berasal dari dua kata, yakni 'isra' yang berasal dari kata 'asra' yang
berarti perjalanan dan 'miraj' yang berarti tangga atau perjalanan.
Sementara Miraj merupakan peristiwa perjalanan Nabi
Muhammad SAW dari Bumi menuju langit ke-7 dan dilanjutkan
ke Sidratul Muntaha bertemu dengan Allah SWT untuk menerima
perintah langsung.
Allah SWT memanggil Rasul untuk menyampaikan
perintah mendirikan salat bagi Nabi Muhammad SAW dan
umatnya. Awalnya, Rasul diperintahkan untuk menjalankan 50
kali salat.

179
Namun, karena takut umatnya tak bisa menjalankan salat
sebanyak 50 waktu, Nabi Muhammad SAW meminta keringanan
hingga hanya perlu menjalankan perintah salat 5 waktu dalam
sehari semalam.Sedangkan jika diartikan dari bahasa, Isra Miraj
berasal dari dua kata, yakni 'isra' yang berasal dari kata 'asra' yang
berarti perjalanan dan 'miraj' yang berarti tangga atau perjalanan.

Pertemuan Nabi Muhammad SAW dengan Nabi


Terdahulu
Dalam kisah Isra Miraj ini, Rasul bertemu dengan beberapa
nabi terdahulu pada setiap langit yang dilewatinya. Pada langit
pertama, Nabi Muhammad SAW bertemu dengan nabi pertama,
Nabi Adam AS.Setelah sampai di langit kedua, Rasul lantas
bertemu dengan dua nabi, yakni Nabi Isa AS dan juga Nabi Yahya
AS. Perjalanan Rasul lantas berlanjut ke langit ketiga danbertemu
dengan Nabi Yusuf AS.
Setelah bertemu dengan Nabi Yusuf AS, Nabi Muhammad
SAW kembali melanjutkan perjalanannya ke langit ke-4. Di langit
ke-4, Rasul bertemu dengan Nabi Idris. Di langit ke-5 Rasul
bertemu dengan Nabi Harun.

Kesedihan Nabi Musa AS


Jika sebelumnya pertemuan Rasul dengan para nabi
terdahulu berjalan dengan penuh kebahagiaan, hal berbeda justru
terlihat saat Rasul bertemu dengan Nabi Musa AS.Kesedihan Nabi
Musa saat bertemu dengan Rasul terjadi pada langit keenam. Nabi
Musa AS terlihat menangis saat Nabi Muhammad SAW hendak
melanjutkan perjalanannya ke langit ketujuh, Rasul Pun lantas
menanyakan mengapa Nabi Musa sampai menangis saat bertemu
dengannya. Nabi Musa pun lantas mengatakan jika ia menangis

180
karena melihat sosok Rasul yang jauh lebih muda, namun
memiliki jumlah umat yang lebih banyak masuk surga
dibandingkan dengan umatnya.
―Musa menangis karena merasa sedih atas umatnya
jauh lebih sedikit dibandingkan umat Muhammad dan
keutamaannya kalah dari Nabi Muhammad"

Nabi Musa AS menyesal karena tidak bisa memaksimalkan


usianya yang jauh lebih panjang untuk bisa berdakwah pada
umatnya agar bisa patuh seutuhnya kepada Allah SWT.
Ketika Nabi Muhammad SAW bertemu dengan Allah SWT
di makomil mukahafah, itu Nabi Muhammad berkata Allah.
Attahiyyaatul mubaarokaatush sholawaatuth thoyyibaatu
lillaah.

Artinya Segala penghormatan, keberkahan, salawat dan


kebaikan hanya bagi Allah.

Semua kehormatan semua kesucian semua apa saja yang


baik, itu hanya milik Allah,"
Kemudian Allah SWT menjawab,
Assalaamu 'alaika ayyuhan nabiyyu wa rohmatullahi wa
barokaatuh.
Artinya: Semoga salam sejahtera selalu tercurahkan
kepadamu wahai nabi, demikian pula rahmat Allah dan
berkah-Nya

Kemudian Nabi sangat merasa tidak egois telah mendapat


rahmat dan berkah dari Allah SWT. Nabi kemudian ingat
umatnya.
"Sehingga Nabi minta kepada Allah supaya
keselamatan itu tidak khusus beliau, tetapi juga merambah
ke umatNya yang lain. Yang islam dan sholeh,"

181
Kemudian Nabi usul kepada Allah,
Assalaaamu'alainaa wa 'alaa 'ibaadillaahish shoolihiin.

Artinya: Semoga salam sejahtera selalu tercurah kepada


kami dan hamba-hamba Allah yang saleh.

Setelah itu kemudian Nabi Muhammad SAW bersama para


malaikat mengucapkan kalimat
Asyhadu allaa ilaaha illallah wa asyhadu anna
Muhammadar rosuulullah. Allahumma sholli 'alaa
Muhammad.

Artinya, Aku bersaksi bahwa tiada tuhan kecuali Allah dan


aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah. Ya
Allah, berilah rahmat kepada Nabi Muhammad.Sunan Fajar
menjelaskan sholat itu hasil dari Miraj, maka kalimat-
kalimat itu ditetapkan sebagai kaefiyahnya tasyahud."Jadi
kira-kira gaya duduknya Nabi pada saat sungkeman kepada
Allah ya seperti duduk kita ketika tasyahud," Tutur Sunan
Fajar

Tentang Buraq
Buraq merupakan hewan berkecepatan tinggi atau secepat
kilat dalam sekali melangkah. Hewan Buraq menjadi kendaraan
Nabi Muhammad SAW bersama malaikat Jibril saat melakukan
Isra Mi'raj.
Buraq di malam melakukan Isra. Buraq itu telah diberi
pelana dan tali kendali untuk dinaiki Nabi SW, tetapi Buraq sulit
untuk dinaiki. Maka Jibril berkata kepadanya, "Apakah yang
mendorongmu bersikap demikian? Demi Allah, tiada seorang pun
yang menaikimu lebih dimuliakan oleh Allah Swt. daripada orang
ini." Setelah itu Buraq mengucurkan keringatnya.Mengenai sosok
yakni berwarna putih dan tingginya lebih tinggi dari hewan

182
keledai. Buraq merupakan hewan berkecepatan tinggi atau secepat
kilat dalam sekali melangkah. Hewan Buraq menjadi kendaraan
Nabi Muhammad SAW bersama malaikat Jibril saat melakukan
Isra Mi'raj. “Didatangkan kepada Nabi Muhammad SAW hewan
Buraq di malam melakukan Isra. Buraq itu telah diberi pelana
dan tali kendali untuk dinaiki Nabi SW, tetapi Buraq sulit untuk
dinaiki. Maka Jibril berkata kepadanya, "Apakah yang
mendorongmu bersikap demikian? Demi Allah, tiada seorang pun
yang menaikimu lebih dimuliakan oleh Allah Swt. daripada orang
ini." Setelah itu Buraq mengucurkan keringatnya”
Rasulullah SAW pernah bersabda seperti berikut:”
Didatangkan kepadaku Buraq, yaitu seekor hewan yang berwarna
putih; tubuhnya lebih tinggi dari keledai, tetapi lebih rendah dari
begal. Ia meletakkan kedua kaki depannya di ufuk batas
jangkauan penglihatannya. Aku menaikinya dan Jibril
membawaku berjalan hingga sampailah aku di Baitul Muqaddas.
Lalu aku menambatkan hewan itu di lingkaran tempat para nabi
biasa menambatkan hewan tunggangannya. Aku mema-suki
masjid dan melakukan shalat dua rakaat di dalamnya, sesudah itu
aku keluar.”
Dalam sejumlah hadits diterangkan, Buraq merupakan
hewan berkecepatan tinggi atau secepat kilat dalam sekali
melangkah. Hewan Buraq menjadi kendaraan Nabi Muhammad
SAW bersama malaikat Jibril saat melakukan Isra Mi'raj.
Rasulullah SAW bersabda:
―ciri khas dari buraq yakni berwarna putih dan tingginya
lebih tinggi dari hewan keledai.

Rasulullah SAW pernah bersabda seperti berikut:


Didatangkan kepadaku Buraq, yaitu seekor hewan yang berwarna
putih; tubuhnya lebih tinggi dari keledai, tetapi lebih rendah dari
begal. Ia meletakkan kedua kaki depannya di ufuk batas

183
jangkauan penglihatannya. Aku menaikinya dan Jibril
membawaku berjalan hingga sampailah aku di Baitul Muqaddas.
Lalu aku menambatkan hewan itu di lingkaran tempat para nabi
biasa menambatkan hewan tunggangannya. Aku mema-suki
masjid dan melakukan shalat dua rakaat di dalamnya, sesudah itu
aku keluar.Dahulu hewan Buraq itu merupakan tunggangan para
nabi sebelumku. Keistimewaan Buraq ialah sekali langkah dapat
menempuh jarak sejauh matanya memandang.
Sunan Fajar mengatakan kendaraan Nabi SAW dalam Isra
adalah buraq. Entah apa wujud kendaraan itu, tapi perkataan buraq
berarti kilat. Mengenai Miraj yang menggambarkan bahwa Nabi
SAW naik ke langit dengan kendaraan seperti tangga yang juga
disebut bergerak naik secepat cahaya.DIsinilah hanya dengan
iman kepada Allah SWT bisa meyakini peristiwa Isra Mi'raj Nabi
SAW, seperti yang telah dicontohkan Abu Bakar Ash Shiddiq
yaitu bahwa terjadinya Isra Miraj Nabi SAW adalah semata-mata
berkat kehendak Allah SWT .Sebab jika diterangkan ilmiah,
perjalanan Isra Mi'raj ini menurut perhitungan akal manusia
sangat mustahil.
Kecepatan cahaya disebut kecepatan mutlak dan jika ada
benda berjalan secepat cahaya maka benda itu akan terurai atau
hancur.Kedua, seandainya Nabi SAW dalam Miraj dapat berjalan
secepat cahaya dalam perhitungan ilmiah manusia, Nabi SAW
baru akan tembus batas langit pertama sekitar 11 milar tahun.
Belum lagi ke Sidratul Muntaha yang berada di atas langit
ketujuh. Namun, apa yang dikehendaki oleh Allah SWT pasti
terjadi. Kemampuan Tuhan itu tidak bisa diukur dengan perkiraan
manusia. Maka dengan kehendak Ilahi itu, Nabi SAW memang
telah melakukan Isra Miraj. Tentang bagaimana caranya, hanya
Allah yang Mahatahu.

184
Manusia hanya dapat membayangkan bahwa Nabi SAW
telah mengadakan perjalanan ke langit tujuh dengan kendaraan
yang kecepatannya bermiliar-miliar kali lebih cepat daripada
perjalanan cahaya yang sedetik tujuh kali keliling bumi itu. Inilah
hikmah Isra Miraj yakni untuk mengukuhkan iman tentang
peristiwa perjalanan suci Nabi Muhammad SAW.
Demikian penjelasan wujud buraq kendaraan Nabi
Muhammad SAW saat melakukan Isra Mi‘raj bersama Malaikat
Jibril. Wallahu A'lam. Sang Sunan menjelaskan.

Kisah Khulafaur Rasyidin


Khulafaurrasyidin berasal dari kata Khulafa‘ dan Ar-
Rasyidin. Khulafa‘ artinya pengganti, sedangkan Ar-Rasyidin
artinya mendapat petunjuk. Jadi, jika digabungkan Khulafaur
Rasyidin artinya pengganti yang mendapat petunjuk. Khulafaur
Rasyidin adalah pemimpin yang bersedia untuk menggantikan
tugas-tugas Rasulullah SAW. sebagai kepala negara, pemimpin
pemerintahan, dan pemimpin umat Islam. Tidak semua tugas
Rasulullah SAW. dapat digantikan oleh Khulafaur Rasyidin,
terutama tugas nabi dan rasul
Dan orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-
tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan
Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan
baik, Allah rida kepada mereka dan mereka pun rida
kepada Allah. Allah menyediakan bagi mereka surga-surga
yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di
dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang
agung.‖ (QS. At-Taubah: 100).

Khulafaur Rasyidin ini adalah para khalifah dari empat


sahabat Rasulullah SAW. Mereka menjadi khilafah setelah Rasul
wafat. Keempat sahabat Rasul tersebut adalah orang-orang yang

185
mengakui Rasul sejak awal diberi tugas oleh Allah Swt. Keempat
sahabat ini juga dipilih oleh umat berdasarkan konsensus. Sahabat
yang menjadi khilafah setelah Rasul SAW. wafat adalah Abu
Bakar As-Siddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali
bin Abi Thalib.
Masa pemerintahan Khulafaur Rasyidin ini adalah masa
yang sangat penting bagi perjalanan Islam. Pada masa tersebut
disebut sebagai masa pembentukkan fiqih Islam. Selain itu,
setelah hukum syariat-syariat Islam yang disampaikan oleh
Rasulullah SAW., para sahabat Rasul yang menjadi khalifah
memikul beban dan tanggung jawab yang besar untuk mencari
sumber-sumber dari syariat tersebut. Hal tersebut diperlukan
untuk menjawab pada masa perkembangan zaman yang tidak ada
pada Al Quran dan sunahnya.
Pada saman Khulafaur Rasyidin ini para sahabat Rasul
berhasil memperluas Islam hingga ke luar Jazirah Arab. Mereka
telah meletakkan dasar-dasar kehidupan dari ilmu Islam kepada
kehidupan umatnya.
Berikut adalah kisah Khulafaur Rasyidin.
1. Abu Bakar As-Siddiq
Abu Bakar memiliki nama asli Abdul Ka‘bah.
Kemudian nama tersebut diganti oleh Rasuk menjadi Abdullah.
Nama lengkapnya adalah Abdullah bin Abi Quhafah at -
Tamimi. Abu Bakar lahir dari pasangan suami istri Usman
(Abu Quhafah dan Ummu Khair Salma binti Sakhr, ia berasal
dari suku Taim. Beliau lahir di Mekkah pada tahun 572 M.
Sejak kecil, Abu Bakar memiliki sifat lemah lembut,
jujur, dan sabar. Saat ia memasuki usia remaja, ia telah
bersahabat dengan Rasullullah SAW. dan sahabat lainnya yang
menemani Rasulullah juga. Sejak saat itu ia dijuluki sebagai

186
As-Siddiq karena ia selalu mempercayai dan membenarkan apa
yang dikatakan oleh Rasul.
Abu Bakar dipilih menjadi khilafah dengan jalan
musyawarah antara kaum Muhajirin dan kaum Anshar. Pada
masa setelah peninggalan Rasul terjadi perselisihan antara
kaum Muhajirin dan kaum Anshar saat pemilihan penerus
Rasulullah SAW. Kaum Anshar menawarkan Sa‘ad bin
Ubadah sebagai penerus kepemimpinan Rasul, sedangkan Abu
Bakar As-Siddiq menawarkan Umar bin Khattab dan Abu bin
Ubaidah sebagai penerus kepemimpinan Rasul.
Dalam masa perselisihan ini Abu Bakar menegaskan
kepada kaum Anshar bahwa kaum Muhajirinlah yang pantas
untuk menggantikan kepemimpinan Rasul sebagai pemimpin
Islam karena kaum Muhajirin telah diistimewakan oleh Allah
Swt. kaum Muhajirin yang pertama mengakui Muhammad
sebagai Nabi dan selalu bersamanya dalam situasi apa
pun.Pada saat itu juga Umar bin Khattab menolak usulan Abu
Bakar yang menjadikannya sebagai pengganti Rasul. Bahkan
Umar mengatakan bahwa Abu Bakar yang cocok menjadi
khalifah dari kaum Muhajirin. Setelah bermusyawarah, kedua
kaum akhirnya sepakat untuk menjadikan Abu Bakar sebagai
khalifah. Ada beberapa kesepakatan yang membuat Abu Bakar
diterima menjadi khalifah yaitu.
Ia adalah orang pertama yang mengakui peristiwa Isra‘
Mi‘raj;
Abu Bakar orang yang menemani Rasulullah SAW.
untuk hijrah ke Madinah;
Abu Bakar orang yang sangat gigih dan selalu
melindungi orang-orang yang memeluk agama Islam;
Ia pernah menjadi imam salat sebagai pengganti Rasul
saat sedang sakit.Pada masa kepemimpinan Abu Bakar, beliau

187
mengutamakan kepentingan dalam negerinya sendiri daripada
hal-hal yang tidak ada hubungannya dengan kaum dan
negerinya.
Masalah yang ada di negerinya saat itu adalah orang-
orang yang mulai meninggalkan Islam karena mereka berpikir
setelah Muhammad meninggal maka Islam juga telah berakhir
kekuasaannya. Lalu banyak juga orang yang mengaku dirinya
sebagai pengganti Rasulullah SAW. Dengan demikian Abu
Bakar memutuskan untuk memerangi mereka semua.
Semua keputusan yang terjadi pada masa pemerintahan
Abu Bakar selalu ada di tangannya. Namun sebelumnya ia
selalu bermusyawarah dengan dengan para sahabat sebelum
memutuskan sesuatu.Sebelum Abu Bakar meninggal, ia
menunjuk Umar bin Khattab untuk menggantikan posisinya
sebagai khilafah. Ia menunjuk Umar bukan asal saja, namun
telah dipertimbangkan karena situasi politik yang ada. Abu
Bakar khawatir jika pemilihan khilafah selanjutnya diadakan
seperti pemilihan khilafaf sebelumnya akan terjadi situasi
politik yang semakin keruh.

2. Umar bin Khattab


Umar bin Khattab memiliki umur yang lebih muda 13
tahun dari Rasulullah SAW. ia lahir di Mekkah pada tahun 582
M, dan pada tahun 634 M ia menggantikan Abu Bakar sebagai
khilafah.Sejak masih kecil, Umar dikenal sebagai orang yang
pemberani dan cerdas. Ia bahkan tidak takut menyatakan suatu
kebenaran pada siapa saja. Sebelum ia masuk Islam, ia sempat
menentang Islam, namun setelah masuk ia sangat membela
Islam dan melawan musuh-musuhnya. Karena keberaniannya,
Umar bin Khattab ditakuti oleh kaum Quraisy.Sifat
keberaniannya dalam kebenaran membuat Rasulullah SAW.

188
memberi julukan kepadanya sebagai Al-Faruq yakni memiliki
arti sang pembeda. Maknanya bahwa Umar adalah sesosok
orang yang dapat membedakan kebenaran dan keburukan.
Kekhalifan Umar bin Khattab dimulai saat Abu Bakar
sakit dan memanggil Utsman bin Affan untuk menulis surat
wasiat kepada Umar untuk menggantikannya sebagai khalifah.
Tujuan Abu Bakar adalah untuk menghindari perselisihan
dalam pemilihan khalifah saat ia sudah meninggal. Dengan
terpilihnya Umar bin Khattab sebagai khalifah, semua umat
Islam setuju dengan keputusan Abu Bakar.
Lamanya Umar bin Khattab menjabat sebagai khalifah
membuatnya mendapat gelar baru yaitu Amir al-Mu‘minin
yang artinya pemimpin orang beriman. Gelar ini diberikan oleh
kamu muslimin karena melihat Umar bin Khattab yang
memimpin Islam selama 10 tahun. Oleh karena itu ia sangat
pantas mendapatkan gelar tersebut
Dalam masa kepemimpinannya, Umar bin Khattab
mengutamakan perluasan dari Islam yang mencapai hingga
satu per tiga dari dunia. Dengan kerja kerasnya Umar, Islam
bisa mencapai hingga Eropa. Berkat gaya kepemimpinan Umar
ini menjadi kekuatan untuk Islam yang harus diperhitungkan.
Pada saat itu posisi Islam memiliki kekuatan yang sama seperti
Romawi dan Persia.
Pada masa tersebut wilayah Islam diperluas hingga
Mesir, Irak, Syam, Palestina dan negara-negara Persia lainnya.
Setelah menguasai beberapa negara dengan Islam, Umar
membentuk pemerintahan yang mirip dengan Persia. Umar bin
Khattab membuat administrasi pemerintahan yang mengatur
delapan wilayah yaitu, Makkah, Madinah, Syiria, Jazirah,
Basrah, Kufah, Palestina, dan Mesir. Departemen didirikan
untuk mengatur gaji dan pajak tanah dari masing-masing

189
pejabat di wilayah tersebut sehingga hal tersebut memicu
terdirinya Baitul Mal.
Umar wafat pada umur 63 tahun setelah memerintah
pada kepemimpinan Islam selama 10 tahun 6 bulan. Wafatnya
disebabkan karena ia ditikam oleh Abu Lu‘lu‘ah. Ia adalah
seorang budah dari al-Mughirah bin Syu‘bah pada saat sedang
salat subuh.

3. Utsman bin Affan


Utsman bin Affan pada tahun 579 M di Thaif daerah
subur kawasan Hijaz, letaknya di sebelah barat laut Arab
Saudi. Ia lahir setelah 5 tahun dari tahun Gajah. Hal tersebut
membuatnya memiliki usia 5 tahun lebih muda dari Rasulullah
SAW.Ustman bin Affan adalah seorang saudagar kaya dan
juga seorang penulis wahyu yang terkenal. Ustman dikenal
sebagai orang yang pendiam dan memiliki budi pekerti yang
baik. Karena ia banyak melakukan amal kebaikan maka ia
mendapat gelar Ghaniyyun Syakir, yaitu artinya orang kaya
yang banyak bersyukur kepada Allah Swt.
Walaupun ia orang kaya, ia tidak lupa dengan orang
yang berada di bawahnya. Ia juga tidak segan untuk ikut
berperang. Bahkan dikisahkan dari Ibn Syihab Al-Zuhri
dikatakan bahwa, Utsman pernah mempersiapkan 940 ekor
unta dan 60 ekor kuda untuk Jaisyul Usrah (pasukan sulit)
dalam Perang Tabuk.Selain itu ia juga pernah memberikan
10.000 dinar (sekitar 483 juta rupiah) kepada Rasullullah
SAW. dengan kedua tangannya sendiri. Kejadian tersebut
diceritakan oleh sahabat Rasul yaitu, Hudzaifah.
Karena telah banyak kebaikan yang dilakukan oleh
Utsman maka ia sempat dinikahkan dengan putri Rasul yang
bernama Ruqayyah. Setelah Ruqayyah wafat, ia menikah lagi

190
dengan putri Rasul yang bernama Ummu Kullsum. Dengan
demikian ia diberikan julukan sebagai Dzun Nurain, yang
artinya memiliki dua cahaya.
Ustman bin Affan memiliki jasa-jasa berupa
membukukan Al Quran menjadi beberapa naskah. Beliau juga
menetapkan pelafalan di dalam Al Quran menjadi serentak dan
seragam. Karyanya yang besar itu sangatlah bermanfaat bagi
umat Islam. Oleh karena itu, ia diberi penghargaan sebagai
Mushaf Usmani.
Masa kepemimpinannya ini dimulai ketika Umar bin
Khattab mengalami sakit keras setelah ditusuk oleh Abu
Lu‘lu‘ah seorang budak dari Persia. Karena sakitnya Umar lalu
ia membentuk tim yang memiliki anggota Utsman bin Affan,
Ali bin Abi Thalib, Thalhah bin Ubaidillah, Zubair bin
Awwam, Abudrrahman bin Auf, dan Sa‘ad bin Abis Waqqas.
Dibentuknya formasi tersebut bertujuan untuk pemilihan
pengganti dari Umar bin Khattab untuk menjadi khalifah.
Namun empat orang anggota tersebut menggundurkan diri.
Lalu, berdasarkan pendapat umum masyarakat bahwa mereka
menginginkan Utsman bin Affan yang menjadi pengganti dari
Umar bin Khattab. Abdurraham bin Auf juga cenderung
memilih Utsman bin Affan untuk menggantikan peran Umar
bin Khattab.
Dengan kesepakatan dan persetujuan umat Islam, maka
Utsman bin Affan diangkat menjadi khalfiah di umurnya yang
sudah mencapai 70 tahun. Ia menjadi khalifah selama 12 tahun,
di mana lebih lama daripada Umar bin Khattab.Dalam masa
pemerintahannya, Utsman bin Affan mengembangkan Islam ke
beberapa daerah yang sebelumnya belum sempat dicapai oleh
Umar bin Khattab. Umat Islam sedikit kecewa karena
perbedaan sifat antara Utsman bin Affan dan Umar bin

191
Khattab. Utsman memiliki sifat yang cenderung lembut dan
membuat Islam sedikit lemah.Pada masa pemerintahannya ini
kebijakan dari Utsman yang paling disorot adalah ketika ia
mengangkat kerabat keluarganya untuk menduduki jabatan
penting seperti gubernur-gubernur di daerah kekuasaan Islam.
Selain masalah perluasan daerah, Utsman juga
memperhatikan pembangunan dalam kota. Ia membangun
bendungan pencegah banjir, jalan-jalan di perkotaan, jembatan,
masjid, dan juga meluaskan masjid Nabawi.Di akhir masa
pemerintahannya, Utsman tidak meninggalkan pesan sedikit
pun. Hal ini dikarenakan ia meninggal secara tiba-tiba karena
dibunuh pada saat ia membaca Al Quran. Ia wafat pada usia 83
tahun. Hal tersebut membuat kondisi politik semakin
memburuk.

4. Ali bin Abi Thalib


Ali bin Abi Thalib memiliki nama panjang Ali bin Abi
Thalib bin Abdul Muththalib bin Hasyim. Ia lahir di Mekkah
tanggal 12 Rajab pada tahun ke-30 setelah kelahiran Rasulullah
SAW. Ali dilahirkan dari pasangan suami istri bernama Abi
Thalib bin Abdul Muththalib dan Fatimah binti Asad.
Sebelumnya ibunya memberinya nama Al-Haidarah yang
artinya singa, kemudian ayahnya memberi sebutan sebagai Ali.
Semasa kecil, ia dididik dan dibesarkan oleh Rasulullah
SAW. Kasih sayang dan kemuliaan yang Rasul berikan kepada
Ali ini membentuk karakter Ali. Karena didikan Rasul ia
berani masuk Islam di usia yang sangat muda, ia masuk Islam
setelah Siti Khadijah. Karena keberanian yang dimiliki oleh
Ali bin Abi Thalib maka ia diberi gelar dengan nama Singa
Allah dan Karamallahu Wajhahu yang memiliki arti semoga
Allah memuliakan wajahnya.

192
Masa kepemimpinan dimulai setelah Utsman bin Affan
telah wafat. Pada saat itu umat Islam bingung siapa yang akan
mengganti Ustman sebagai pemimpin Islam. Lalu pada saat itu
ada yang mengusulkan agar Ali bin Abi Thalib menjadi
pengganti Utsman sebagai khilafah. Semua mayortitas umat
Islam setuju dengan diangkatnya Ali sebagai khilafah, kecuali
mereka yang hanya setuju dengan Muawiyah bin Abu Sufyan.
Semasa menjadi pemimpin ia mengganti pejabat-pejabat
yang kurang cakap dalam bekerja, ia juga membenahi
keuangan dari Baitul Mal, lalu memajukan bidang ilmu bahasa,
dan memajukan pembangunan.Masa pemerintahan yang
dijalankan Ali bin Abi Thalib ini berbeda dengan masa
pemerintahan sebelumnya, di mana pada saat itu wilayah Islam
sudah sangat luas dan sudah banyak terpengaruh oleh masalah
duniawi. Ali juga menghadapi para penentang-penentang yang
memunculkan pemberontakan. Bahkan ia juga melawan Zubair
bin Awwam dan Aisyah karena ia dianggap tidak menuntaskan
perkara pembunuhan Utsman bin Affan.
Pertentangan ini semua mengakibatkan timbulnya
Perang Jamal atau disebut sebagai perang unta karena Aisyah
yang menunggang unta untuk berperang. Pertentangan Ali dan
Muawiyah juga menimbulkan Perang Siffin.Lalu perang-
perang tersebut diakhiri dengan tahkim/arbitrase di Daumatul
Jandal pada tahun 34 H. Karena semua perestiwa yang terjadi
itu mengakibatkan munculnya tiga golongan dalam Islam,
yaitu Khawrij, Murji‘ah, dan Syi‘ah. Ketiga golongan
mewarnai perkembangan pemikiran dalam Islam.Wahai
santriku, itulah penjelasan kisah singkat dari
Khulafaurrasyidin. Dari kisah-kisahnya memiliki perbedaan
dalam kepemimpinan, dan setiap pemimpin juga memiliki

193
teladan yang bisa kita jadikan sebagai contoh. Sunan fajar
berkata dengan bijak.

Penjelasan Sunan Fajar Tentang Bulan


Ramadhan Kepada Para Santrinya
Bulan Ramadhan adalah bulan suci yang paling dinantikan
umat Islam seluruh dunia. Di Bulan Ramadhan, Muslim
diwajibkan puasa selama sebulan penuh. Bulan Ramadhan
merupakan bulan yang penuh berkah, penuh ampunan Allah SWT
dan rahmat-Nya. Bulan Ramadan adalah anugerah dan nikmat
yang agung yang telah diberikan oleh Allah SWT kepada umat
Nabi Muhammad SAW. Di dalamnya terdapat keutamaan-
keutamaan dan hikmah khusus yang diberikan Allah kepada
hambanya yang ikhlas dan tulus menjalankan ibadah puasa, serta
ibadah-ibadah lainnya. Dalam hadits disebutkan jika telah datang
Bulan Ramadhan maka pintu-pintu surga dibuka, pintu neraka
ditutup, dan syaitan dibelenggu. Begitu mulianya bulan Ramadan,
secara khusus Rasulullah Saw mengingatkan, lau ya‘lamul ‗ibadi
ma fi ramadhan laa tamanna ummati an takuna sanati kulluha
romadlon. Artinya, andaikan umat manusia ini mengetahui
keutamaan bulan Ramadan, maka niscaya umatku mengharap satu
tahun menjadi Ramadan.
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas
kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang
sebelum kalian agar kalian bertakwa. (QS. Al Baqarah:
183). Melalui ayat ini Allah Swt. ber-khitab kepada orang-
orang mukmin dari kalangan umat ini dan memerintahkan
kepada mereka berpuasa, yaitu menahan diri dari makan
dan minum serta bersenggama dengan niat yang ikhlas
karena Allah Swt. Karena di dalam berpuasa terkandung
hikmah membersihkan jiwa, menyucikannya serta

194
membebaskannya dari endapan-endapan yang buruk (bagi
kesehatan tubuh) dan akhlak-akhlak yang rendah. Di dalam
Bulan Ramadhan terdapat malam yang lebih mulia dari
seribu bulan yaitu malam lailatul qadar. Begitu pula Al
Quran diturunkan pertama kali di salah satu malam pada
bulan ini.

―Rasulullah s.a.w. bersabda, ―Sesungguhnya telah


datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan yang diberkahi,
Allah telah mewajibkan padamu berpuasa di bulan itu.
Dalam bulan itu dibukalah pintu-pintu langit, dan
ditutuplah pintu-pintu neraka, dan syaitan-syaitan
dibelenggu. Pada bulan itu terdapat satu malam yang
nilainya lebih baik dari seribu bulan. Siapa yang tidak
memperoleh kebajikan di malam itu, maka ia tidak
memperoleh kebajikan apapun”.
“Bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya
diturunkan Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan
penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda
(antara yang hak dan yang ba-til). Karena itu, barang
siapa di antara kalian hadir (di negeri tempat tinggalnya)
di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu;
dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia
berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari
yang ditinggalkannya, pada hari-hari yang lain. Allah
menghendaki kemudahan bagi kalian, dan tidak
menghendaki kesukaran bagi kalian. Hendaklah kalian
mencukupkan bilangannya dan hendaklah kalian
mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan
kepada kalian, supaya kalian bersyukur". (QS. Al Baqarah:
185)
(Diriwayatkan) dari Salman Al-Farisi ra, ia berkata :
Rasulullah saw telah menyampaikan khutbah kepada kami :
Wahai manusia telah menaungi di atas kalian bulan yang agung,
bulan yang penuh dengan keberkahan, bulan dimana di dalamnya

195
terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu bulan (Lailatul
Qadr), dan di bulan itu Allah jadikan puasa di siang harinya
menjadi kewajiban (bagi yang mampu), dan bangun malam/shalat
di malam harinya merupakan hal yang disunnahkan. Barangsiapa
mendekatkan diri kepada Allah dengan melakukan satu kebaikan
di bulan ramadhan maka pahalanya sama dengan pahala
melakukan perbuatan yang fardhu (wajib) di selain bulan
ramadhan. Dan barangsiapa melakukaan satu perbuatan wajib di
bulan Ramadhan maka pahalanya sama dengan melakukan 70
perbuatan wajib di selain bulan Ramadhan. Bulan Ramadhan
adalah bulan kesabaran dan balasan kesabaran adalah surga, dan
bulan itu adalah bulan yang penuh simpati (tolong menolong), dan
bulan ditambahnya rizeki orang mukmin.
Berikut adalah informasi segala hal yang berkaitan dengan
Lailatul Qadar.

Pengertian Lailatul Qadar


Lailatul Qadar adalah sebuah malam yang memperingati
salah satu peristiwa bersejarah dalam agama Islam, yakni ketika
pertama kali malaikat Jibril menyampaikan perintah Allah Kepada
Nabi Muhammad SAW.
Saat momen itu terjadi ayat pertama yang disampaikan
malaikat Jibril adalah surat Al-Alaq ayat 1-5 yang jika
diterjemahkan artinya adalah:
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang
menciptakan

Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.


Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah,

196
Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam Dia
mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya
Berangkat dari peristiwa tersebut maka Lailatul Qadar
dikatakan sebagai malam yang lebih baik daripada seribu malam
yang ada karena menjadi malam dimana wahyu pertama dari
Allah diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Tanda-tanda Lailatul Qadar


Menurut hadits yang diriwayatkan oleh HR. Imam Muslim
yang menyebutkan "Malam itu adalah malam yang cerah, yaitu
malam kedua puluh tujuh (dari bulan Ramadan). Dan tanda-
tandanya ialah pagi harinya matahari terbit berwarna putih tanpa
memancarkan sinar ke segala penjuru."
Dari hadits tersebut disebutkan tanda-tanda yang muncul
saat Lailatul Qadar adalah sebagai berikut:

- Sinar Matahari yang Teduh


Munculnya Lailatul Qadar ditandai dengan kemunculan
matahari dengan sinar yang sangat meneduhkan, tidak panas
namun cerah. Hal ini dijelaskan oleh sabda Nabi Muhammad yang
berbunyi ―Keesokan hari malam Lailatul Qadar matahari terbit
hingga tinggi tanpa sinar bak nampan.‖

- Udara terasa Sejuk


Tanda yang kedua adalah saat Lailatul Qadar muncul udara
sejuk akan menyelimuti permukaan bumi, seperti yang dijelaskan
oleh Rasulullah SAW ―Lailatul Qadar adalah malam tentram dan
tenang, tidak terlalu panas dan tidak pula terlalu dingin, esok
paginya sang surya terbit dengan sinar lemah berwarna merah.‖

197
Nabi Muhammad pernah memerintahkan kepada Aisyah
―Carilah Lailatul Qadar itu pada tanggal gasal dari sepuluh
terakhir pada bulan Ramadhan.‖Jadi dapat diartikan bahwa
terjadinya Lailatul Qadar adalah saat 10 hari terakhir pada bulan
Ramadhan.
Keutamaan Lailatul Qadar
Adapun beberapa keutamaan Lailatul Qadar
Diampuni dosanya yang sudah lampau maupun dosa setelahnya.
Pahala yang Berlipat Ganda
Lebih Baik daripada Seribu Malam
Turunnya Malaikat ke Bumi
Keselamatan saat Terbit Fajar

Tata Cara Sholat Lailatul Qadar


Salah satu amalan yang bisa dilakukan saat Lailatul Qadar
adalah dengan melakukan sholat Lailatul Qadar. Ketika
melaksanakan salat Lailatul Qadar dipercaya dapat mengabulkan
segala jenis permohonan. Sholat lailatul Qadar dapat dilakukan
dengan jumlah rakaat 2 maupun lebih dari dua asalkan dilakukan
dengan 2 rakaat salam. Berikut adalah tata cara salat Lailatul
Qadar:

Membaca Niat
"Ushalli sunnata lailatil Qadari rak’ataini lillahi
ta’aalaa."

Takbiratul Ihram
Membaca Surat Al-Fatihah dan Surat Pendek
Tahiyat akhir hanya pada rakaat keempat
Salam.

198
Nuzulul Qur’an
Nuzulul quran berasal dari kata nuzul dan Alquran. Kata
nuzul secara harfiah berarti menurunkkan sesuatu dari tempat
yang tinggi ke tempat yang rendah. Sedangkan quran merupakan
Alquran, kitab suci umat Islam.
Jika digabungkan, arti nuzulul quran adalah proses turunnya
Alquran dari tempat yang tinggi ke muka bumi. Secara lengkap,
nuzulul quran adalah peristiwa turunnya Alquran dari Allah SWT
melalui perantara malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW
di muka bumi. Nuzulul quran juga dapat diartikan sebagai
penyampaian informasi atau wahyu dari Allah SWT kepada Nabi
Muhammad SAW sebagai petunjuk bagi umat manusia untuk
mencapai kebenaran. roses turunnya berbeda dengan kitab-kitab
lainnya. Menurut Manna Al-Qaththan, terdapat sejumlah mazhab
mengenai proses turunnya Alquran.
Pertama,turunnya Alquran terjadi secara sekaligus ke Baitul
Izzah di langit untuk menunjukkan kepada para malaikat betapa
besarnya malam ini. Setelah itu, Alquran diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW secara bertahap selama 23 tahun. Pendapat lain
turunnya Alquran dimulai pada malam lailatul qadar di bulan
Ramadan. Lalu, turun secara bertahap sesuai dengan peristiwa
yang mengiringinya selama 23 tahun.Alquran diturunkan secara
bertahap sesuai dengan peristiwa di masa Nabi Muhammad untuk
memantapkan dan memperteguh dakwah Rasulullah.Alquran
pertama kali diturunkan di Gua Hira pada 17 Ramadan. Momen
inilah yang kini diperingati sebagai peristiwa nuzulul quran.

199
Idul Fitri dan Idul Adha
Sholat Idul Adha merupakan salah satu amalan yang
disunnahkan untuk dikerjakan pada 10 hari pertama Bulan
Dzulhijjah. Sholat Idul Adha dilaksanakan pada 10 Dzulhijjah.
Selain Sholat Idul Adha, sholat sunnah berjamaah lainnya yang
dilakukan hanya setahun sekali yakni Sholat Idul Fitri. Kedua
sholat sunnah itu punya banyak sekali kesamaan dalam teknis
pelaksanaannya, namun di balik kesamaannya, ada juga
perbedaannya. Persamaan sholat Idul Adha dan Idul Fitri yang
identik itu ada pada masalah hukum, tahun pensyari‘atan, jumlah
rakaat, tidak ada adzan dan iqamah, dan tidak ada shalat sunnah
sebelum dan sesudah. Selain itu, disunnahkan ada khutbah seusai
shalat, dihadiri oleh semua kalangan, dikerjakan oleh Nabi di luar
kota Madinah, dikerjakan di waktu dhuha, dan lainnya.
Berikut persamaan Sholat Idul Adha dan Idul Fitri 1.
Hukum Sama-sama hukumnya sunnah muakkadah menurut
pendapat jumhur ulama, meski pun mazhab Al-Hanafiyah
mewajibkannya dan mazhab Al-Hanabilah mengatakan fardhu
kifayah. 2. Tahun Pensyariatan Sama-sama disyariatkan di tahun
yang sama, yaitu tahun kedua hijriyah.3. Jumlah Rakaat Sama-
sama dua rakaat, dimana rakaat pertama disunnahkan sebelum
membaca surat Al-Fatiyah untuk membaca takbir 7 kali di luar
takbiratul ihram, dan pada rakaat kedua takbir 5 kali di luar takbir
intiqal.
Dari Amr bin Syu'aib dari ayahnya dan dari kakeknya
radhiyallahu 'anhum berkata bahwa Rasulullah SAW
bersabda,"Takbir di shalat Iedul Fithri tujuh kali di rakaat
pertama dan lima kali di rakaat yang kedua. Dan membaca ayat
Al-Quran sesudah takbir pada keduanya‖ (HR. Abu Daud). 4.
Tidak Didahului Adzan dan Iqamat Sama-sama tidak didahului
dengan adzan atau iqamah. Hanya diserukan lafadz : Ashshalatu

200
jamiah. 5. Tidak Disyariatkan Shalat Sunnah Sebelum dan
Sesudah Sama-sama tidak didahului atau ditutup dengan shalat
sunnah qabliyah atau ba'diyah. 6. Disunnahkan Ada Khutbah
Sesudahnya Sama-sama diteruskan dengan khutbah, namun
kedudukannya bukan syarat sah, tetapi sunnah. Seandainya seusai
shalat tidak ada khutbah, shalat itu tetap sah di sisi Allah. Dan
keduanya berbeda dengan khutbah Jumat, yang merupakan rukun
dari pelaksanaan shalat Jumat. Tanpa adanya khutbah, maka
seluruh jamaah tidak sah shalatnya.7. Dianjurkan Untuk Dihadiri
Oleh Semua Kalangan Sama-sama dihadiri oleh semua warga,
baik laki-laki ataupun perempuan, baik dewasa maupun anak-
anak, baik orang merdeka ataupun budak. Bahkan para wanita
yang sedang haidh sekalipun tetap dianjurkan hadir.
Dari Ummu ‗Athiyyah Ra ia berkata: ―Rasulullah SAW
memerintahkan kepada kami untuk mengeluarkan hamba sahaya
dan wanita haidh pada hari Iedul Fithri dan Iedul Adha, agar
mreka dapat menyaksikan kebaikan dan undangan muslimin. Dan
wanita yang haidh menjauhi tempat shalat. (HR. Bukhari dan
Muslim). Dikerjakan Nabi SAW di Luar Kota Madinah Sama-
sama dikerjakan oleh Rasulullah SAW beserta rakyat Madinah di
luar kota Madinah, yaitu di padang pasir. Namun tetap dibolehkan
bila dilakukan di dalam masjid, karena penduduk Mekkah tetap
melakukannya di dalam masjid. 9. Dikerjakan di Waktu Dhuha
Sama-sama dilaksanakan di waktu dhuha dan tidak dilakukan bila
telah lewat Dzhuhur. Kalau pun terlewat dan mau diqadha',
waktunya keesokan harinya pada saat dhuha'.
Dari Abu Umair bin Anas bin Malik ia berkata: ―Paman-
pamanku dari kalangan Anshor yang termasuk sahabat Rasulullah
SAW pernah menceritakan padaku: Mereka berkata,―Hilal bulan
Syawal pernah tertutupi sehingga kami tidak bisa melihatnya,
kemudian besoknya kami melaksanakan shaum, kemudian

201
menjelang sore datang sekelompok kafilah dan bersaksi di
hadapan Nabi SAW bahwa mereka melihat hilal kemarin. ―Maka
Rasulullah SAW memerintahkan mereka untuk berbuka dan pergi
untuk melaksankan shalat Ied esok harinya” (HR. Abu Daud dan
Ibnu Majah).
B. Perbedaan Adapun perbedaan antara kedua shalat itu
adalah dalam masalah waktu penyelenggaraan dan sunnah-sunnah
sebelum shalat. 1. Sholat Idul Adha Dilaksanakan Lebih Awal
Shalat Idul Adha dianjurkan untuk dilaksanakan lebih awal atau
lebih pagi dibandingkan shalat Idul Fithri. Bahwa Rasulullah
SAW memerintahkan kepada beberapa shahabatnya untuk
memajukan waktu shalat Adha dan mengakhirkan waktu shalat
fithri. (HR. Asy-Syafi'i). 2. Disunnahkan Berpuasa Sebelum
Shalat Idul Adha Sebelum shalat Idul Adha dianjurkan untuk
'berpuasa' terlebih dahulu, sejak shubuh hingga selesai shalat.
Baru setelah itu disunnahkan makan, yaitu makan daging
sembelihan. Sedangkan shalat Idul Fithri dianjurkan untuk makan
terlebih dahulu sebelum shalat. Habis makan baru shalat. wallahu
a'lam
Barangsiapa yang memberikan buka puasa untuk orang
yang berpuasa di bulan itu maka baginya pengampunan atas dosa-
dosanya dan dibebaskan dari api neraka, serta baginya pahala
puasa seperti orang yang berpuasa dan tanpa mengurangi pahala
orang yang berpuasa. Ketika mendengar hal itu, para sahabat
berkata : ―Wahai Rasulullah, tidak semua dari kami memiliki
sesuatu untuk memberi makan orang yang berpuasa”, maka
Rasulullah saw bersabda : “Pahala ini diberikan oleh Allah
kepada orang yang memberi makan untuk orang yang berpuasa
dengan sebutir kurma atau seteguk air atau susu”. Dan bulan
Ramadhan awalnya adalah rahmah (kasih sayang) Allah, dan
pertengahannya adalah pengampunan Allah, serta akhirnya adalah

202
pembebasan dari api neraka. Dan barangsiapa yang meringankan
(pekerjaan) budaknya di bulan Ramadhan maka Allah
mengampuni dosanya dan membebaskannya dari api neraka. Dan
perbanyaklah di bulan itu (untuk melakukan) 4 hal, 2 hal yang
pertama membuat Tuhan kalian (Allah swt) ridha, dan 2 hal yang
lainnya merupakan sesuatu yang kalian butuhkan. Dua hal yang
membuat Tuhan kalian (Allah swt) ridha adalah : mengucapkan
syahadat (‫) أشهد أال إله إال هللا‬, dan kalian meminta ampunan kepada-
Nya dengan membaca (‫) أستغفر هللا العظيم‬, Adapun dua hal yang
kalian butuhkan terhadap keduanya adalah : kalian meminta
kepada Allah untuk dimasukkan ke dalam surga dan dijauhkan
dari api neraka. Dan barangsiapa yang memberi makan orang
yang berpuasa di bulan Ramadhan hingga kenyang, maka Allah
akan memberinya minum dari telagaku (telaga Rasulullah saw)
dimana seteguk air itu menjadikannya tidak akan merasa haus
selama-lamanya hingga ia masuk ke surga‖.
Demikian papar Sunan Fajar. Seluruh kajian diberikan dan
dituturkan bertahap. Para santri menyimak dengan penuh sukacita,
keikhlasan dan kesabaran. Para santri Sunan Fajar senantiasa
bertanya apabila dipersilahkan, salah seorang santri akhirnya
berdiri dari duduk silahnya:‖ Nyuwun sewu kanjeng Sunan,
Bisakah kanjeng Sunan menceritakan tentang dinasti-dinasti ―?
―oke baiklah, jawab Sunan Fajar. Beberapa Santri antusias dalam
menceritakan tentang Sunan Fajar dikarenakan beberapa
diantaranya adalah muallaf, sehingga saat ingin mendengar
tentang sejarah islam.
Sejak masa nabi hingga sekarang, Islam telah menorehkan
kegemilangan dalam peradabab dunia. Hal ini dapat diketahui dari
banyaknya dinasti muslim yang memerintah wilayah di berbagai
belahan dunia. Mulai dari jazirah Arab hingga Asia dan Afrika.

203
Bahkan beberapa dinasti Islam yang pernah berkuasa di
dunia tersebut meninggalkan warisan berharga di sejumlah daerah.
Selain berbagai bangunan penting, biasanya dinasti Islam yang
pernah berkuasa di dunia tersebut juga meninggalkan sebuah
sistem pemerintahan.Beberapa dinasti Islam yang pernah berkuasa
di dunia:

- Dinasti Bani Umayyah (40 H/661 M – 132 H/750 M)


Dinasti Umayyah memiliki kekuasaan yang meliputi daerah
Timur Tengah, Afrika Utara, serta Spanyol. Dinasti Umayyah
merupakan keturunan Umayyah bin Abdul Syams bin Abdul
Manaf, yang merupakan pemimpin suku Quraisy. Dinasti
Umayyah muncul pasca khulafaur rasyidin terakhir yakni
Khalifah Ali bin Abi Thalib (40 H/661 M).
Pendiri pemerintahan dinasti Ummayah adalah Mu‘awiyah
bin Abu Sufyan, sepupu Nabi yang merupakan keturunan Bani
Umayyah dari garis keluarga Harb. Dinasti ini sebenarnya terbagi
menjadi dua periode kekuasaan. Periode tersebut dibedakan
menjadi Umayyah Damaskus di Suriah dan Umayyah Cordoba di
Spanyol.Pemerintahan Umayyah Damaskus runtuh ketika Marwan
II, pemimpin terakhirnya, dibunuh tentara Abbasiyah pada 132
H/750 M. Damaskus kemudian diambil alih oleh dinasti
Abbasiyah.Namun, Abdurrahman yang merupakan cucu dari
Hisyam (salah satu pemimpin dinasti Ummayah), meloloskan diri
ke Spanyol dan mendirikan Dinasti Umayyah baru di Cordoba.
Dinasti Umayah Cordoba sendiri mengalami masa emas pada
pemerintahan Abdurrahman III dan al-Hakam II.
Hingga saat ini dapat ditemukan berbagai peninggalan
Dinasti Umayyah Damaskus seperti Katedral St. John di
Damaskus yang telah menjadi masjid dan juga peninggalan
Dinasti Umayyah di Cordoba yaitu Masjid Cordoba di Spanyol.

204
- Abbasiyah (132/750 M – 656 H/1258 M)
Pendiri dinasti Abbasiyah adalah Abu Abbas as-Saffah.
Dinasti Abbasiyah berdiri di Damaskus setelah menaklukan
dinasti Umayyah. Wilayah kekuasaan dinasti Abbasiyah meliputi
Irak, Suriah, Semenanjung Arab, Uzbekistan dan Mesir Timur.
Kekuasaannya sendiri dibagi menjadi empat periode:
- Periode awal 132 H/750 M-232 H/847 M),
- Periode lanjutan (232 H/847 M-333 H/945 M),
- Periode Buwaihi (333 H/945 M- 447 H/1055 M),
- Periode Seljuk (447 H/1055 M- 656 H/1258 M).

Pola pemerintahan pada dinasti ini memang berubah-ubah


disesuaikan dengan iklim politik, sosial, budaya, serta faktor
penguasa.Dinasti Abbasiyah mencapai masa keemasan saat
dipimpin as-Saffah, al-Mansur, al-Mahdi, Harun ar-Rasyid, al-
Amin, al-Ma‘mum, Ibragim, al-Mu‘tasim, dan al-Wasiq.
Hancurnya Dinasti Abbasiyah karena pertentangan dan
pemberontakan dari dalam negeri serta ancaman dari pihak luar,
seperti Bizantium dan Mongol. Hal tersebut diperparah setelah
orang Mongol di bawah pimpinan Hulagu Khan cucu Genghis
Khan, menghancurkan Baghdad.Beberapa peninggalan Dinasti
Abbasiyah antara lain Baitulhikmah yang merupakan lembaga
pusat kajian keilmuan yang didirikan oleh Khalifah Harun ar-
Rasyid dan Masjid al-Mutawakkil yang memiliki menara spiral di
Samarra, Irak.
Berikut daftar khalifah pada masa Daulah Abbasiyah:
1. Al-Saffah AH 132-136 atau AD 749-754
2. Al-Mansur AH 136-158 atau AD 754-775
3. Al-Mahdi AH 158-169 atau AD 775-785
4. Al-Hadi AH 169-170 atau AD 785-786
5. Harun Al-Rashid AH 170-193 atau AD 786-809
6. Al-Amin AH 193-198 atau AD 809-813

205
7. Al-Ma'mun AH 198-218 atau AD 813-833
8. Al-Mu'tasim AH 218-227 atau AD 833-842
9. Al-Wathiq AH 227-232 atau AD 842-847
10. Al-Mutawakkil AH 232-247 atau AD 847-861
11. Al-Muntasir AH 247-248 atau AD 861-862
12. Al-Musta'in AH 248-252 atau AD 862-866
13. Al-Mu'tazz AH 252-255 atau AD 866-869
14. Al-Muhtadi AH 255-256 atau AD 869-870
15. Al-Mu'tamid AH 256-279 atau AD 870-892
16. Al-Mu'tadid AH 279-289 atau AD 892-902
17. Al-Muktafi AH 289-295 atau AD 902-908
18. Al-Muqtadir AH 295-320 atau AD 908-932
19. Al-Qahir AH 320-322 atau AD 932-934
20. Al-Radi AH 322-329 atau AD 934-940
21. Al-Muttaqi AH 329-333 atau AD 940-944
22. Al-Mustakfi AH 333-334 atau AD 944-946
23. Al-Muti' AH 334-363 atau AD 946-974
24. Al-Ta'i' AH 363-381 atau AD 974-991
25. Al-Qadir AH 381-422 atau AD 991-1031
26. Al-Qa'im AH 422-467 atau AD 1031-1075
27. Al-Muqtadi AH 467-487 atau AD 1075-1094
28. Al-Mustazhir AH 487-512 atau AD 1094-1118
29. Al-Mustarshid AH 512-529 atau AD 1118-1135
30. Al-Rashid AH 529-530 atau AD 1135-1136
31. Al-Muqtafi AH 530-555 atau AD 1136-1160
32. Al-Mustanjid AH 555-566 atau AD 1160-1170
33. Al-Mustadi' AH 566-575 atau AD 1170-1180
34. Al-Nasir AH 575-622 atau AD 1180-1225
35. Al-Zahir AH 622-623 atau AD 1225-1226
36. Al-Mustansir AH 623-640 atau AD 1226-1242
37. Al-Musta'sim AH 640-656 atau AD 1242-1258.

Berikut daftar khalifah Daulah Abbasiyah yang berhasil


mencapai puncak kejayaan:
- Al-Mansur atau Abu Ja'far al Manshur

206
- Al-Mahdi
- Harun Al-Rashid
- Al-Ma'mun
- Al-Mu'tasim
- Al-Wathiq
- Al-Mutawakkil
AD = Anno Domini atau masehi
AH = Anno Hegirae atau hijriah

Berikut wilayah yang menjadi pusat perkembangan ilmu di


masa Daulah Abbasiyah:
- Hijaz: Mekkah dan Madinah sebagai pusat kegiatan ilmu
hadist dan fiqh
- Irak: Pusat kegiatan ilmu tafsir, hadist, fiqh, bahasa, sejarah,
ilmu kalam, filsafat, eksakta
- Mesir: Kegiatan ilmu pengetahuan berpusat di Masjid Amr,
kota Fushath
- Syam: Damaskus, Halab, Beirut, dan masjid Damaskus
sebagai lokasi pusat perkembangan ilmu pengetahuan.

Idrisiyyah (172 H/789 M – 314 H/926 M)


Bersamaan dengan berlangsungnya kepemimpinan Islam di
Baghdad oleh Dinasti Abbasiyah, berdiri pula sebuah dinasti
pertama di Maroko yang beraliran Syiah bernama Dinasti
Idrisiyah. Dinasti tersebut pertama kali berdiri pada tahun 789 M,
yang berarti saat itu Dinasti Abbasiyah berada di bawah
kepemimpinan Harun ar-Rasyid. Sebelum Maroko menjadi
wilayah kekuasaan Dinasti Idrisiyah, tempat tersebut menjadi
wilayah yang didominasi oleh aliran Khawarij. Dinasti ini
berkembang dan mempertahankan kekuasannya di wilayah Afrika
Utara selama dua abad. Dinasti ini berhasil menyebarkan paham

207
Syiah di wilayah kekuasaanya dan berperan dalam menyebarkan
kultur Islam di kalangan masyarakat suku Berber, yang dua abad
kemudian berbalik menjadi pemberontak dan berupaya untuk
meruntuhkan Dinasti Idrisiyah.
Dinasti Idrisiyah didirikan oleh Idris I bin Abdullah yang
merupakan cucu dari Hasan bin Ali bin Abi Talib. Itulah sebabnya
paham yang dianut dan disebarkannya di Maroko adalah paham
Syiah. Keyakinan dari keturunan Idris I adalah yang pantas
memegang kekuasaan Islam sepeninggalan Nabi adalah Ali bin
Abi Thalib, bukan Abu Bakar As-shiddiq.Maka segala upaya
untuk mewujudkan kekuasaan menjelma menjadi peristiwa
pemberontakan kepada pemimpin yang berkuasa kala itu. Bahkan
sepeninggalan Ali bin Abi Thalib, pengikut Ali berupaya untuk
mempertahankan agar jabatan khilafah dipegang oleh mereka.
Tetapi usaha mereka gagal hingga akhirnya Bani Umayyah
berkuasa.
Idris I bin Abdullah juga pernah melakukan perlawanan
terhadap Dinasti Abbasiyah dan berupaya merenggut kekuasaan,
tetapi gagal. Kegagalan tersebut akhirnya membuat ia pergi ke
Afrika Utara, menetap di Fez dan mendirikan dinastinya sendiri
serta menjadikan paham Syiah sebagai teologi yang dianut. Lalu
ia juga memperluas wilayah kekuasaannya di wilayah Afrika utara
dan sekitarnya.
Idris I bin Abdullah membagikan kekuasaan atas wilayah-
wilayah dinastinya kepada saudara-saudaranya. Hal tersebut
bertujuan agar pemegang kekuasaan dinasti tetap dipegang oleh
orang-orang Syiah. Tetapi kebijakan tersebut justru menjadi
bumerang bagi mereka akibat sengketa dan pemberontakan yang
di muncul di kalangan keluarga. Dinasti Idrisiyah akhirnya
mengalami situasi yang lemah dalam perpolitikannya dan menjadi
mudah diserang oleh musuh mereka, yakni suku-suku Berber.

208
Pemerintah Idrisiyah berpusat di Fez yang kemudian
dikembangkan oleh Muhammad, anak Idris I yang tertua. Kota ini
berkembang begitu pesat sehingga menarik para imigran muslim
dari Spanyol dan daerah Afrika lainnya. Selain menjadi pusat
pemerintahan ia juga menjadi tempat tinggal Shorfa, yaitu orang-
orang terhormat keturunan cucu Nabi SAW, Hasan bin Ali bin
Abi Thalib dan Husein bin Ali bin Abi Thalib. Dinasti Idrisiyah
akhirnya memiliki peran besar dalam mengembangkan dan
menyebarkan paham Syiah di wilayah Afrika Utara. Kekuasaan
Dinasti Idrisiyah meliputi sebagian wilayah Maroko dan Aljazair.

Era Kemunduran
Dinasti Idrisiyah mulai mengalami kemunduran setelah
Khalifah Harun ar-Rasyid dari Dinasti Abbasiyah mengangkat
Ibrahim bin Aglab, seorang dari Bani Taglib, yang beraliran Sunni
sebagai gubernur Afrika Utara. Idrisiyah pun akhirnya digantikan
oleh Bani Taglib.Dinasti ini meninggalkan jejak berupa
Mausoleum Idris I yang menjadi tempat suci, makam dan situs
bersejarah di Maroko. Beberapa pengunjung yang mendatangi
tempat ini memiliki berbagai tujuan seperti mengharapkan berkah
dengan menyentuh salah satu makam, melakukan penelitian dan
mempelajari sejarahnya.
Wilayah kekuasaan dari Dinasti Idrisiyyah ada di Magribi.
Dinasti Idrisiyyah didirikan Idris I bin Abdullah cucu Hasan bin
Ali bin Abi Thalib, yang merupakan dinasti Syiah pertama.
Pemimpin Idrisiyyah terbesar yaitu Yahya IV (292 H/905 M-309
H/922 M).Dinasti Idrisiyyah memiliki peran penting dalam
menyebarkan budaya dan agama Islam ke bangsa
Berber.Hancurnya Dinasti Idrisiyyah karena ditaklukkan oleh
Dinasti Fatimiyah pada tahun 374 H/985 M.Seperti Dinasti
sebelumnya, Dinasti Idrisiyyah juga memiliki peninggalan yaitu

209
Masjid Karawiyyin dan Masjid Andalusia yang didirikan pada
tahun 244 H/859 M.

Aghlabiyyah (184 H/800 M – 296 H/909 M)


Dinasti Aghlabiyyah wilayah kekuasaannya di Aghlabiyah
meliputi Tunisia dan Afrika Utara. Pemimpin pertamanya adalah
Ibrahim I bin al-Aglab, yang merupakan panglima dari Khurasan
Aghlabiyyah. Dirinya berperan dalam penggantian bahasa latin
dengan bahasa Arab serta menjadikan Islam sebagai agama
mayoritas. Pada abad ke 9 dinasti ini berhasil menduduki Sicilia
dan sebagian besar daerah Italia Selatan, Sardinia, Corsica, serta
pesisir Alpen.
Dinasti Aghlabiyyah berakhir setelah ditaklukan oleh
Dinasti Fatimiyah.Beberapa peninggalan Dinasti Aghlabiyyah
antara lain Masjid Raya Qairawan dan Masjid Raya di Tunis,
Tunisia.

Samaniyah (203 H/819 M – 395 H/1005 M)


Dinasti Samaniyah memiliki wilayah kekuasaan di
Khurasan, Irak dan Transoksania, Uzbekistan. Dinasti Samaniyah
didirikan Ahmad bin Asad bin Samankhudat, yang merupakan
seorang bangsawan Balkh dari Afghanistan Utara.Puncak
kejayaannya ada pada pemerintahan Isma‘il II al-Muntasir, namun
tidak dapat dipertahankan karena adanya serangan Dinasti
Qarakhan dan Dinasti Ghaznawi.Beberapa peninggalan Dinasti
Samaniyah yaitu Mausoleum Muhammad bin Ismail al-Bukhari,
yang merupakan seorang ilmuwan muslim.

210
Shafariyah (253 H/867 M – 900/1495 M)
Dinasti Shafariyah adalah dinasti Islam yang memiliki
kekuasaan paling lama di dunia. Wilayah kekuasaannya di
Sijistan, Iran. Dinasti ini didirikan oleh Ya‘qub bin Lais as-Saffar
yang merupakan pemimpin Khawarij di Provinsi Sistan,
Iran.Dinasti Shafariyah saat pemerintahan Amr bin Lais dapat
melebarkan wilayah kekuasaanya hingga Afghanistan Timur. Dan
saat masa tersebut kekuasaan Dinasti Shafariyah mencapai masa
keemasannya. Melemahnya dinasti ini karena adanya
pemberontakan dan kekacauan dari dalam pemerintahan itu
sendiri dan berakhir pada pengambil alihan kekuasaan oleh
Dinasti Ghaznawi.

Thuluniyah (254 H/868 M – 292 H/905 M)


Dinasti Thuluniyah merupakan dinasti Islam yang masa
paling cepat berakhir masa kekuasaannya. Wilayah kekuasaan dari
Dinasti Thuluniyah ada di Mesir dan Suriah. Pendiri Dinasti
Thuluniyah adalah Ahmad bin Tulun yang merupakan seorang
Turki utusan gubernur Transoksania, Uzbekistan. Sebenarnya
tugas dari Ahmad bin Tulun adalah membawa upeti ke
Abbasiyah.Dinasti Thuluniyah hanya berkuasa hingga 38 tahun
dan berakhir saat dikalahkan pasukan Abbasiyah dan terbunuhnya
Khalifah Syaiban bin Tulun.
Begitulah ceritanya. Kemudian ada salah 1 santri
menanyakan. ―Apakah Sang Sunan Masaih ada keturunan dari
Rasulullah SAW? Setelah menarik nafas panjang Sunan Fajar
mengatakan, bahwa dirinya sebetulnya ingin merahasiakan saja.
Tetapi karena sudah terlanjur mengiyakan. Maka dirinya bercerita
tentang ―Azmatkhan” yaitu ada jalur keturunan dari Kanjeng
Nabi. Tetapi ceritanya panjang. Mari kita sholat Ashar dahulu.
Papar Sunan Fajar, karena hendak mengungkapkan masalah

211
mengunjungi Kerajaan Samudera Pasai Dan menyampaikan
materi tentang ibadah haji 3 tahun setelah memberi materi di
Padepokan yang akhirnya menjadi pasastri kajian islam.
Dipersiapkanlah perjalanan menuju kerajaan samudera pasai.
Menurut cerita rakyat setempat, pendiri Kesultanan Samudera
pasai berasal dari kelompok dakwah asal Mekkah, Arab Saudi
yang datang ke daerah Samudera pasai pada 506 Hijriah.Salah
satu dalam rombongan tersebut yaitu Sayyid Ali Al-Muktabar
yang kemudian menikahi gadis lokal putri Tansyir
Dewi.Pernikahan Sayid Ali dan Tansyir Dewi ini dikaruniai putra
yakni Allaidin Sayyid Maulana Abdul Aziz Syah yang menjadi
pendiri Kerjaan Samudera pasai sekaligus raja pertama.Allaidin
Sayyid Maulana Abdul Aziz Syah beraliran Syiah. Satu hari,
pengikut Syiah dan Sunni ini berlawanan sehingga terjadilah
perjanjian Alue Meuh dan pemerintahan terbagi dua. Samudera
pasai Baroh (Syiah) berpusat di pesisir sedangkan Samudera pasai
Tunong (Sunni) di pedalaman. Satu hari Samudera pasai Baroh
dihancurkan Kerajaan Sriwijaya sampai akhirnya kesultanan
kembali bersatu Sunan fajar berkata :" InsyaAllah kita akan
menuju ke daratan serambi makkah...". Kemudian salah satu
murid Sang Sunan, yaitu Lembu kepatihan,berkata :" kasinggihan
Sunan ... Tapi hamba mendapat informasi bahwa keadaan di
kerajaan samudera pasai sedang tidak kondusif, apa tidak
sebaiknya jangan kesana terlebih dahulu". Hmmm... Kemudian
Sunan Fajar berpikir sejenak. Tiba-tiba murid Sunan fajar lainnya,
Dzawata Afnan " izin Sunan, saya sudah pernah ke kerajaan
samudra pasai, saya kira tidak apa-apa kita menuju kesana, selama
kita masuk lewat jalur selatan, yaitu di lokasi yang lebih sepi, dan
izin ke Sultan setempat. Terlebih untuk tujuan dakwah dan
silaturahmi..."Sultan Muhammad Malikul Zahir . Sultan saat ini
sedang menjabat, sedang gencar mengembangkan seni tilawah

212
membaca Al-qur'an." kamu apa bisa membaca Al-qur'an dengan
lagu..."?" Na'am ", bisa gusti. Kemudian dzawata afnan , sang
murid pun melantunkan beberapa ayat " Subhanallah " bagus
sekali suara anta Ya Afnan..." Ah biasa saja wahai Guru. Jawab
Dzawata Afnan sang guru. Saya pun juga salut dengan suara guru
malahan..." memang menjelang maghrib, menjelang sholat, sunan
fajar melantunkan tilawah Al-qur'an sembari menunggu sholat
berjama'ah." di tepi kerajaan Samudera Pasai, masih banyak
ditumbuhi pohon samudera pasai. Tumbuhan yang berukuran
lebar sampai dua meter, dan sering digunakan untuk membuat
perahu dan kapal...""Afnan, kamu pemimpin ekpedisi kita kali ini.
" Njih, yai..." Jawab afnan" saya akan siapkan kapal khusus,
beberapa kapal memang sudah bolak - balik saat eksepedisi
kerajaan-kerajaan jawa ke negeri Sumatera. Pelabuhan Sunda
lama adalah pelabuhan internasional. Akhirnya Afnan dan
beberapa tim survey ke pelabuhan. " Mau berapa orang yang ke
sumatera Kang...", tidak lupa jasa pelaut di tawarkan. " Kemudian
orang pelabuhan mengatakan " biasanya untuk trayek saudi arabia
memang transit di Pelabuhan Samudera Pasai"
" Sudah berpengalaman sekali anda ..." Kata afnan"izin
Tuan, ya kebetulan saja hamba bekerja di Pelabuhan. Hamba
sudah pernah berlayar dengan berbagai macam ekspedisi, baik
dengan kapal kecil, maupun kapal besar..." Ungkap sang pelaut
yang sudah cukup tua tersebut.Hingga keesokan harinya
tampaklah kapal yang terlihat mentereng tersebut, kapal mewah
dengan layar terbentang luas yang akan menjadi kapal andalan
Sunan Fajar dan Tim menuju ke Samudera Pasai. " Wah, jago
sekali kamu memilih kapal, papar Sunan Fajar terhadap murid
afnan. " Baik, terima kasih. Dua hari kita berangkat. Dua
pengawal yang baru bergabung ; "Mas Jalaran " dan " Elang
Grasakan " diutus sebagai tim yang pertama menuju kapal. Tiga

213
orang santri asal jawa timur : Mahesa nila, Lembu nastiti, dan Ki
Gembong Dayu diutus sebagai ahli navigasi. Dan 3 santri lainnya
: Mas Kepetengan, Jambu Gede dan Gedhe Menjangan diperintah
sebagai komandan lapangan. " Siap kanjeng Sunan, jawab
seluruhnya hampir bersamaan.
Pagi itu tampak menakjubkan. Pedagang-pedagang dari
jazirah arab dan india baru saja datang saat seluruh tim Sunan
fajar bersiap untuk berangkat. Total tim berjumlah 99 orang "
Bismillahi tawakkaltu 'Alallah, la haula wala quwwata
illabillahil'aliyyiladzim "."Allahumma solli solatan kamilah wa
sallim salaman tamman. 'ala sayyidina muhammadiniladzi
tanhallu bihil'uqod,wa tangfariju bihilqurob. Watuqdo bihil
Hawaij, wa tunalu bihirraghaib wahusnul khowatimi wa
yusytasqol ghomamu biwajhihil karim. Wa'ala alihi wasohbihi fi
kulli lamhatiwwanafasimmbi'adadi kulli ma'lummillak." angkat
jangkar ayo kita berangkat..." Yang unik dalam ekspedisi ini
adalah Sunan Fajar membawa serta istri dan anaknya yang masih
kecil . " Agar ananda terbiasa dengan lautan". Ungkap Sunan
Fajar
Kira-kira 1 minggu menempuh laut. Rombongan diserang
bajak laut.saat malam hari " Awas , bajak laut " teriak prajurit
penjaga". Satu orang melaporkan kepada prajurit kepala:"
Bagaimana kamu bisa tidak tahu "? "maaf tuan. Karena gelap saya
tidak melihat ..." "Cepat siagakan pasukan " , ," siap...". Seluruh
prajurit siaga. Pertarungan pun terjadi. Bunyi tanding pedang
bersahutan. Kuda-kuda jurus silat bermunculan. Sebagaimana
serangan bajak laut sebelumnya, serangan para begal tersebut
berhasil dilumpuhkan. " Ampun tuan.." teriak lirih pimpinan bajak
laut. Setelah topeng mereka dilepas, terlihat seluruh komplotan
bajaklaut berwajah seperti orang india. Setelah salah satu murid
Sunan Fajar : "Bajul samudera" mengamati wajah - wajah mereka,

214
lalu menanyakan dengan bahasa Sanskrit. Mereka menjawab :"
Vangladesh ...". " Apa mau kalian " ? Bentak Bajul Samudera.
Ampun tuan , tadinya saya mau merampok. Tapi kami tidak
menyangka, disini ternyata pendekar - pendekar semua ". Kamu
saya maafkan. Tapi kamu harus bertaubat dan berkenan menjadi
murid Sunan Fajar kalau mau dimaafkan ". " Siap Tuan ...".
Jawab pimpinan bajak laut tersebut.
Bergabunglah akhirnya komplotan bajak laut asal bangsa
"Vangladesh" tersebut dengan tim Sunan Fajar. Sang Sunan
sendiri belum memahami bahasa yang digunakan para bajak laut
tersebut. Kemudian konvoilah kapal Sunan Fajar dengan kapal
bajak laut yang berukuran lebih kecil. Lama rombongan dua kapal
tersebut mengarungi lautan hingga akhirnya tampaklah pelabuhan
internasional samudera pasai. " Sudah terlihat
pelabuhan...".Hingga saat di Kerajaan Samudera pasai .
DIsambutlah Sunan Fajar dan tim.. ― SIlahkan wahai
Kanjeng Sunan, Saya disini beserta jajaran sangat berterima kasih
atas kehadiran kalian semua, ― papar Sultan Muhammad Malikul
Zahir Sang Sultan. ―ketahuilah bahwa silaturahmi dan
persaudaraan islam adalah hal yang utama, kedatangan kalian di
Tanah serambi mekkah ini, membuat hati saya senang, telah saya
sediakan padepokan di sebelah selatan sana untuk kalian dan tim
beristirahat serta bertempat tinggal, kebetulan kajian islam beserta
kitab-kitab agama sedang dikembangkan disini. Mari kita
bekerjasama‖. Kemudian Sunan Fajar pun menjawab :‖ terima
kasih atas sambutan baik paduka beserta jajaran kerajaan, izinkan
kami untuk menimba pengalaman disini. Semoga budi baik
paduka menjadi lahan amal dunia dan akhirat…‖
Saat di Padepokan Kerajaan Samudera Pasai itulah,
akhirnya Sunan Fajar dan tim menyampaikan Masalah ibadah Haji
terhadap para santrinya, juga beberapa warga kampong yang

215
mengikuti kajian. Haji adalah rukun islam yang terakhir. Sebagai
muslim yang taat tentunya ingin mengerjakan semua lima rukun
Islam, syahadat, sholat, zakat, puasa dan pergi haji. Namun tidak
semua orang diwajibkan untuk melakukan ibadah haji.Orang yang
diwajibkan untuk ibadah haji adalah orang yang mampu secara
materi dan juga secara fisik. Dalam mengerjakan haji tentunya
seseorang harus paham akan syarat, rukun dan tata caranya. Jika
seseorang tersebut tidak memenuhi syarat dan rukunnya, maka
ibadah haji yang dilakukan tidak sah. Tulisan di bawah ini akan
membahas apa itu haji, apa saja syarat dan hukumnya dan juga
keutamaan melakukan ibadah haji. Haji merupakan berasal dari
bahasa Arab ‗hajj‘ yang dalam bahasa Indonesia mengunjungi
atau menuju. Namun banyak juga yang mengartikan kata haji
sebagai ziarah islam tahunan. Ziarah tersebut dilakukan di kota
Mekah, Arab, kota paling suci bagi umat Islam. Kata ‗haji‘ ini
mirip dengan bahasa ibrani yang memiliki bunyi sama dan
memiliki arti ‗hari libur‘.memiliki arti ‗mengelilingi, berkeliling‘.
Dalam tradisi orang yahudi, pengantin wanitanya akan
mengelilingi pengantin pria selama upacara pernikahan. Demikian
dalam Islam, orang yang melakukan ibadah haji akan mengelilingi
Ka‘bah.Pola haji saat ini ditetapkan oleh Nabi Muhammad.
namun, berdasarkan Al-Quran. unsur haji sudah mulai dikenal
pada zaman Nabi Ibrahim. Menurut tradisi islam, Ibrahim
diperintahkan oleh Allah SWT untuk meninggalkan istrinya yaitu
siti hajar dan putranya Ismail di gurun.\
Pada saat itu Siti Hajar kebingungan untuk mencari air,
sehingga dia berlari-lari kecil diantara dua bukit Safa dan Marwah
namun tidak juga menemukannya. Lalu Ismail kecil menggaruk-
garuk tanah dan air mancur muncul di bawah kakinya. Nabi
Ibrahim pun diperintahkan untuk membangun ka‘bah, ia
melakukannya dengan bantuan Ismail.

216
Kisah ini tertera dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 124
sampai 127 yang berbunyi,
―Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya
dengan beberapa kalimat, lalu dia melaksanakannya dengan
sempurna. Dia (Allah) berfirman, ―Sesungguhnya Aku
menjadikan engkau sebagai pemimpin bagi seluruh
manusia.‖ Dia (Ibrahim) berkata, ―Dan (juga) dari anak
cucuku?‖ Allah berfirman, ―(Benar, tetapi) janji-Ku tidak
berlaku bagi orang-orang zalim.‖

―Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah


(Ka‘bah) tempat berkumpul dan tempat yang aman bagi
manusia. Dan jadikanlah makam Ibrahim itu tempat sholat.
Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail,
―Bersihkan lah rumah-Ku untuk orang-orang yang tawaf,
orang yang iktikaf, orang yang rukuk dan orang yang
sujud!‖

―Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berdoa, ―Ya Tuhanku,


jadikan lah (negeri Mekah) ini negeri yang aman dan
berilah rezeki berupa buah-buahan kepada penduduknya,
yaitu di antara mereka yang beriman kepada Allah dan hari
kemudian,‖ Dia (Allah) berfirman, ―Dan kepada orang yang
kafir akan Aku beri kesenangan sementara, kemudian akan
Aku paksa dia ke dalam azab neraka dan itulah seburuk-
buruk tempat kembali.‖

―Dan (ingatlah) ketika Ibrahim meninggikan pondasi


Baitullah bersama Ismail, (seraya berdoa), ―Ya Tuhan kami,
terimalah (amal) dari kami. Sungguh, Engkaulah Yang
Maha Mendengar, Maha Mengetahui.‖

Pada zaman sebelum era Islam, atau zaman jahiliyah,


Ka‘bah dikelilingi oleh banyak berhala. Pada tahun 630 M, Nabi
Muhammad dan pengikutnya berangkat dari Madinah ke Mekah

217
untuk membersihkan Ka‘bah dengan menghancurkan berhala-
berhala tersebut. Pada tahun 632 M Nabi Muhammad melakukan
ziarah terakhir dengan pengikutnya dan mengajari mereka cara
melaksanakan ibadah haji. Dari sinilah ibadah haji ditetapkan
sebagai salah satu rukun islam.Selama abad pertengahan, peziarah
berkumpul di kota-kota Suriah, Mesir dan Irak untuk pergi ke
mekah dan berkelompok. Pada saat Kekaisaran Ottoman,
rombongan haji dikawal oleh kekuatan militer serta dokter di
bawah komando Amir Al-Hajj. Hal ini bertujuan untuk
melindungi rombongan haji dari perampok badui dan untuk
memastikan bahwa peziarah mendapatkan bekal yang cukup.
Tanggal dalam melaksanakan ibadah haji ditentukan oleh
kalender islam yang berdasarkan pada tahun lunar. Setiap tahun,
ibadah haji berlangsung pada 1-10 Dzulhijjah, bulan kedua belas
dari kalender Islam. Diantara sepuluh hari terakhir tersebut, pada
tanggal 9 Dzulhijjah dikenal sebagai hari arafah. Karena tahun
islam lebih pendek daripada tahun Gregorian, tentunya kalender
haji selalu berubah setiap tahunnya. Hal ini memungkinkan
musim haji turun dua kali dalam satu tahun Gregorian.
Hukum haji dituliskan dalam Al-Quran dan juga hadits.
Berikut adalah surat yang menerangkan kewajiban haji,
yaitu surat Ali-imran ayat 97 yang berbunyi,
―Di sana terdapat tanda-tanda yang jelas, (di
antaranya) maqam Ibrahim. Barang siapa memasukinya
(Baitullah) amanlah dia. Dan (di antara) kewajiban manusia
terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke
Baitullah, yaitu bagi orang-orang yang mampu mengadakan
perjalanan ke sana. Barang siapa mengingkari (kewajiban)
haji, maka ketahuilah bahwa Allah Maha kaya (tidak
memerlukan sesuatu) dari seluruh alam.‖

218
Terdapat surat Al-Baqarah ayat 196 yang berbunyi,

―Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena


Allah. Tetapi jika kamu terkepung (oleh musuh), maka
(sembelihlah) hadyu yang mudah didapat, dan jangan kamu
mencukur kepalamu, sebelum hadyu sampai di tempat
penyembelihannya. Jika ada di antara kamu yang sakit atau
ada gangguan di kepalanya (lalu dia bercukur), maka dia
wajib berfidyah, yaitu berpuasa, bersedekah atau berkurban.
Apabila kamu dalam keadaan aman, maka barang siapa
mengerjakan umrah sebelum haji, dia (wajib menyembelih)
hadyu yang mudah didapat. Tetapi jika dia tidak
mendapatkannya, maka dia (wajib) berpuasa tiga hari dalam
(musim) haji dan tujuh (hari) setelah kamu kembali. Itu
seluruhnya sepuluh (hari). Demikian itu, bagi orang yang
keluarganya tidak ada (tinggal) di sekitar Masjidilharam.
Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah
sangat keras hukuman-Nya.‖

Adapun hadits yang menjelaskan kewajiban ibadah haji


yaitu, Diriwaytkan dariBukhari dan Muslim, Nabi SAW bersabda,

Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu ‗anhuma dia


berkata: ‖Rasulullah SAW bersabda: ‖Islam itu dibangun di
atas lima dasar: persaksian (syahadat) bahwa tidak ada
sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah SWT dan
Muhammad adalah utusan Allah, menegakkan shalat,
menunaikan zakat, haji (ke Baitullah) dan puasa di bulan
Ramadhan.‖Syarat haji adalah syarat yang harus dipenuhi
seseorang untuk menunaikan ibadah haji. Jika seseorang
tersebut tidak memenuhi syarat haji, maka ia tidak
diwajibkan untuk melakukan ibadah haji. Berikut adalah
syarat-syarat haji:Beragama Islam, Berakal sehat(Sehat
secara jasmani dan rohani. Sehat dan kuat untuk
menjalankan ibadah haji, memahami ritual haji dan
kesiapan mental karena ibadah haji merupakan ibadah yang

219
dilakukan selama berhari-hari.), Baligh, mencapai usia
dewasa, Merdeka, bukan seorang budak‖

Mampu, baik secara fisik, mental dan juga materi. Ibadah


haji akan membutuhkan biaya perjalanan yang tidak murah. Jika
seseorang harus menjual satu-satunya sumber kehidupan yang
dimiliki, maka hal itu tidak dibolehkan karena akan mendatangkan
banyak mudharat bagi seseorang tersebut dan keluarganya. Selain
itu, orang yang ingin melaksanakan ibadah haji juga harus
menyiapkan biaya hidup untuk keluarga yang ia tinggalkan di
rumah.Dalam ilmu fiqih menjelaskan secara rinci tata cara
melaksanakan ibadah haji. Biasanya jamaah haji akan diberikan
buku panduan untuk memenuhi rukun-rukun haji. Ketika
menunaikan ibadah haji, para jamaah tidak hanya mengikuti
model Nabi Muhammad, namun juga memperingati peristiwa
yang berhubungan dengan Nabi Ibrahim.
Sunan Fajar selama di pemondokan yang disediakan oleh
kerajaan Samudera Pasai.Rukun Haji: Pengertian Haji, Syarat
Haji, dan Keutamaannya. Pertama adalah Ihram. Ihram adalah
nama yang diberikan untuk keadaan khusus, keadaan suci yang
menandai dimulainya ritual haji untuk setiap jamaah. Ihram
dimulai dengan membaca niat dan mengenakan pakaian serba
putih untuk melambangkan kesucian, kebersihan. Untuk laki-laki
diharuskan mengenakan dua kain putih yang satunya dililitkan di
pinggang sampai ke bawah lutut dan yang satunya disampirkan di
bahu kiri. Untuk perempuan, bisa menggunakan pakaian biasa
yang menutup aurat, namun wajah dan tangan tidak boleh
tertutup.
Ketika ihram ada beberapa larangan seperti tidak boleh
memotong kuku, memakai parfum, mencukur rambut di bagian
tubuh manapun, melakukan hubungan seksual, membunuh hewan,

220
menikah, memakai penutup kepala bagi jamaah laki-laki dan
menutup wajah dan tangan bagi jamaah perempuan.
Tujuan dari rukun ihram ini adalah untuk menunjukkan
kesetaraan semua jamaah haji di hadapan Allah SWT tanpa ada
perbedaan antara orang kaya atau orang miskin, dan lain
sebagainya. Mengenakan kain yang tidak dijahit merupakan
simbol untuk menjauhkan manusia dari kesombongan materi.
Lewat pakaian individualitas seseorang bisa terlihat dan
perbedaan serta akan terciptanya penghalang yang memisahkan
manusia.

Wukuf
Wukuf adalah ritual untuk berdiam diri. Tidak hanya
berdiam dan tidak memikirkan apapun. Namun ketika masa wukuf
hendaknya selalu berzikir dan berdoa di Padang Arafah dari
matahari terbenam sampai matahari terbit. Wukuf akan
dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah sampai 10 Dzulhijjah.

Tawaf dan Sa’i


Tawaf adalah ritual yang dilakukan dengan berjalan
mengelilingi ka‘bah berlawanan arah jarum jam. Ketika sudah tiba
di Masjidil haram, jamaah harus melakukan tawaf kedatangan.
Selama tawaf jamaah bisa mencium atau menyentuh Hajar
Aswad. Mereka berkeliling seraya mengucapkan doa. Jika jamaah
tidak bisa mencium atau menyentuh Hajar Aswad karena
keramaian, jamaah cukup menunjuk batu dengan tangan
mereka.Selama tawaf, jamaah tidak diperbolehkan untuk makan,
namun minum dibolehkan karena selama tawaf bisa kelelahan
atau dehidrasi karena berdesak-desakan dengan banyak orang.
Untuk jamaah laki-laki dianjurkan untuk memutari ka‘bah pada

221
tiga sirkuit awal dengan langkah yang cepat, sisanya bisa berjalan
dengan santai.
Jika tawaf sudah selesai, jamaah langsung melakukan sholat
sebanyak dua rakaat di makam Nabi Ibrahim sebuah tempat di
dekat Ka‘bah. Namun, karena banyaknya jamaah haji dari
berbagai negara, jamaah bisa melaksanakan sholat dua rakaat ini
di dalam masjid. Biasanya setelah sholat jamaah akan meminum
air dari sumur zamzam yang tersedia di sekitar masjid. Tawaf
diikuti dengan sa‘i atau berlari-lari kecil atau berjalan di antara
bukit Safa dan Marwah sebanyak tujuh kali.

Tahallul
Setelah melaksanakan Sa‘i, para jamaah laki-laki akan
mencukur atau merapikan rambut mereka. Sedangkan untuk
jamaah perempuan hanya perlu memotong rambutnya sedikit.
Ritual ini disebut dengan Tahallul. Ketika selesai melakukan
Tahallul, semua larangan dalam haji boleh dilakukan kecuali
hubungan suami istri.Tahallul dilakukan pada tanggal 10
Dzulhijjah ketika jamaah sudah melaksanakan lontar jumrah.
Lontar jumrah adalah ritual melemparkan batu kerikil pada
jumrah. Lontar jumrah mengingatkan jamaah haji bahwa iblis
akan selalu berusaha menghalangi orang-orang beriman yang
ingin melakukan kebaikan. Berikut adalah jenis-jenis haji yaitu:
1. Haji AL-ifrad
Haji ifrad pada dasarnya mengacu pada melakukan ritual
ibadah haji sendiri tanpa memerlukan hewan kurban. Seorang
jamaah yang melakukan bentuk haji ini disebut dengan Mufrid.
2. Haji Al-qiran
Haji qiran adalah ibadah haji di mana seseorang melakukan
ibadah haji dan umrah bersama-sama saat dalam keadaan
ihram. jenis haji ini memerlukan hewan kurban untuk

222
menyelesaikan rukun-rukunnya. Seorang jamaah yang
melakukan bentuk haji ini disebut Qaarin.
3. Haji Al-tamattu
Haji tamattu adalah ibadah haji yang paling umum. Haji ini
adalah jenis haji yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad untuk
dilakukan oleh para sahabatnya. jenis haji ini mengacu pada
melakukan ritual umrah selama musim haji dan kemudian
melaksanakan ritual haji antara 8 sampai 13 Dzulhijjah. Ritual
umrah dan haji yang dilakukan harus dalam keadaan ihram
yang terpisah. Selain itu untuk menyelesaikan haji ini
diperlukan hewan kurban. Seorang jamaah yang melakukan
ibadah haji jenis ini disebut Muttamatti.

Keutamaan Haji
Ibadah haji adalah salah satu ibadah yang mulia. Haji
adalah rukun islam yang ke lima dan wajib ditunaikan bagi orang
yang mampu. Keutamaan haji disebutkan di dalam Al-Quran dan
sunnah Nabi. Berikut adalah keutamaan dari haji:
Haji adalah amalan yang afdhol.Hal ini berdasarkan hadits
yang diriwayatkan oleh Bukhari. Dari Abu Hurairah, ia berkata
―Nabi SAW ditanya, ―Amalan apa yang paling
afdhol?‖ Beliau menjawab, ―Beriman kepada Allah dan
Rasul-Nya.‖ Ada yang bertanya lagi, ―Kemudian apa lagi?‖
Beliau menjawab, ―Jihad di jalan Allah.‖ Ada yang
bertanya kembali, ―Kemudian apa lagi?‖ ―Haji mabrur‖,
jawab Nabi Muhammad SAW.‖Bagi siapa yang melakukan
ibadah haji maka akan dibalas dengan surga

Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari


dan Muslim. Dari Abu Hurairah, ia berkata,
―Dan haji mabrur tidak ada balasan yang pantas
baginya selain surga.‖

223
Haji termasuk jihad di jalan Allah SWT
Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari.
Dari Aisyah, ia berkata,
―Wahai Rasulullah, kami memandang bahwa jihad
adalah amalan yang paling afdhol. Apakah berarti kami
harus berjihad?‖ ―Tidak. Jihad yang paling utama adalah
haji mabrur‖, jawab Nabi SAW.‖

Haji dapat menghapus dosa-dosa


Selain mendapatkan jaminan surga, haji bisa menghapuskan
dosa-dosa bagi hamba yang menjalankannya. Hal ini berdasarkan
hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari. Dari Abu Hurairah, ia
berkata,
―Siapa yang melakukan haji ke Ka‘bah lalu tidak
berkata-kata seronok dan tidak berbuat kefasikan maka dia
pulang ke negerinya sebagaimana ketika dilahirkan oleh
ibunya.‖Haji bisa menghilangkan kefakiran di dalam diri
Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Tirmidzi.

Dari Abdullah bin Mas‘ud, Rasulullah SAW bersabda,


―Ikutkanlah umrah kepada haji, karena keduanya
menghilangkan kemiskinan dan dosa-dosa sebagaimana
pembakaran menghilangkan karat pada besi, emas, dan
perak. Sementara tidak ada pahala bagi haji yang mabrur
kecuali surga.‖

Kisah Sunan Fajar Menerangkan Tentang


Shalat 5 waktu
Sholat lima waktu adalah perintah Allah swt yang mulai
disyariatkan saat peristiwa Isra Mi'raj. Sholat adalah ibadah yang
diyakini umat Islam sebagai tiang agama ini juga menjadi amal
yang pertama kali dihisab.

224
Kendati demikian, tahukah kalau jumlah ibadah sholat
awalnya diperintahkan Allah SWT sebanyak 50 kali? Berkali-kali
lipat jumlahnya dibanding yang ada sekarang?
Hal ini dikisahkan dalam hadist Nabi Muhammad SAW
yang artinya:
"Lalu Allah mewahyukan kepadaku apa yang Dia
wahyukan. Allah mewajibkan kepadaku 50 shalat sehari
semalam. Kemudian saya turun menemui Musa ‘alaihis
salam. Lalu dia bertanya: ―Apa yang diwajibkan Tuhanmu
atas ummatmu?‖ Saya menjawab: ―50 shalat‖. Dia berkata:
―Kembalilah kepada Tuhanmu dan mintalah keringanan,
karena sesungguhnya ummatmu tidak akan mampu
mengerjakannya. Sesungguhnya saya telah menguji dan
mencoba Bani Israil‖.

Beliau bersabda :―Maka sayapun kembali kepada Tuhanku


seraya berkata: ―Wahai Tuhanku, ringankanlah untuk ummatku‖.
Maka dikurangi dariku 5 shalat. Kemudian saya kembali kepada
Musa dan berkata:―Allah mengurangi untukku 5 shalat‖. Dia
berkata:
―Sesungguhnya ummatmu tidak akan mampu
mengerjakannya, maka kembalilah kepada Tuhanmu dan
mintalah keringanan‖.

Maka terus menerus saya pulang balik antara Tuhanku


Tabaraka wa Ta‘ala dan Musa ‗alaihis salaam, sampai pada
akhirnya Allah berfirman: ―Wahai Muhammad, sesungguhnya ini
adalah 5 shalat sehari semalam, setiap shalat (pahalanya) 10, maka
semuanya 50 shalat. Barangsiapa yang meniatkan kejelekan lalu
dia tidak mengerjakannya, maka tidak ditulis (dosa baginya)
sedikitpun. Jika dia mengerjakannya, maka ditulis (baginya) satu
kejelekan‖. Kemudian saya turun sampai saya bertemu dengan

225
Musa‘alaihis salaam seraya aku ceritakan hal ini kepadanya. Dia
berkata:
―Kembalilah kepada Tuhanmu dan mintalah
keringanan‖, maka sayapun berkata: ―Sungguh saya telah
kembali kepada Tuhanku sampai sayapun malu kepada-
Nya‖. (HR. Muslim)

Hadist di atas menunjukkan Allah SWT telah meringankan


ibadah sholat bagi manusia. Dengan lima waktu sholat tersebut,
tetap dihitung mengerjakan 50 kali sholat yang menunjukkan
kasih sayang Allah SWT kepada hamba-Nya. Demikian papar
Sunan menerangakan dengan penuh kesabaran.
Sunan Fajar pernah menyampaikan soal Isra‘ Mi‘raj,dan
tiba-tiba salah satu santri Sunan Fajar ingin dijelaskan perihal
shalat, akhirnya sang Sunan menyampaikan permasalahan
kewajiban shalat, Dimana ada Syarat dan Rukun Shalat
Untuk melaksanakan salat 5 waktu, ada beberapa syarat
yang harus dipenuhi.Tanpa satu dari persyaratan di bawah ini,
salat 5 waktu tidak akan sah.Hukumnya sama dengan salat
lainnya, seperti sholat tahajud dan dhuha.
Adapun syarat sholat:
- Harus beragama Islam;
- balig dan berakal sehat;
- bersih dari najis kecil dan besar;
- mengetahui tata cara sholat;
- sudah masuk waktu salat 5 waktu;
- harus selalu menghadap kiblat; dan
- wajib memenuhi peraturan menutup aurat.

Selain syarat, setiap umat muslim juga harus memenuhi


rukun shalat.

226
Rukun shalat yang dimaksud adalah sebagai berikut:
- Berdiri bagi yang masih mampu
- Mengucapkan niat di dalam hati
- Mengucapkan takbirotul ihram (takbir pertama)
- Membaca surat Al-Fatihah di setiap rakaat
- Rukuk dan tuma‘ninah
- Membaca iktidal setelah rukuk dan tumaninah
- Menjalani sujud dua kali
- Duduk di antara dua sujud
- Duduk tasyahud akhir
- Membaca doa tasyahud akhir
- Membaca salawat Nabi Saw saat tasyahud akhir
- Salam pertama
- Harus tertib melakukan rukun shalat secara berurutan
Waktu Mengerjakan Salat
- Salat Subuh
Salat subuh adalah salat yang dimulai saat munculnya
matahari (fajar shiddiq) atau cahaya putih di ufuk
timur.Salat subuh berjumlah 2 rakaat.
- Salat Dzuhur
Salat dzuhur berjumlah 4 rakaat dan 2 tahiyat.Salat ini
dilaksanakan beberapa jam setelah salat dhuha.Salat ini
dilaksanakan saat condongnya matahari di tengah-tengah
langit sampai bayangan sebuah benda sama panjangnya
dengan benda tersebut.
- Salat Ashar
Salat ashar dilakukan setelah dzuhur, dan berakhir sampai
tenggelamnya matahari.Jumlah rakaat salat ashar ada 4
dengan 2 tahiyat.

227
- Salat Magrib
Salat magrib dilakukan setelah ashar, yaitu saat matahari
terbenam sampai hilangnya awan senja merah
(syafaq).Salat magrib berjumlah 3 rakaat dengan 2 tahiyat
dan 1 salam.
- Salat Isya
Salat isya adalah salat terakhir dalam satu hari.Salat ini
dilaksanakan mulai dari terbenamnya syafaq sampai
terbitnya matahari (fajar shiddiq).Salat isya berjumlah 4
rakaat dengan 2 tahiyat.

Bacaan Niat Sholat


Niat merupakan bagian dari tata cara sholat 5 waktu.
Tanpa niat, salat tidak akan sah.Niat sholat berbeda-beda
tergantung waktunya.Mari kita pelajari bacaan niat sholat wajib 5
waktu di bawah ini!

Niat Sholat Subuh


―Usholli fardha shubhi rak‘ataini mustaqbilal qiblati
adaa`an lillaahi ta‘aala‖

―Aku niat salat fardu subuh, dua rakaat, menghadap kiblat,


tepat waktu, karena Allah ta‘ala‖

Niat Sholat Dzuhur


―Usholli fardha dzuhri arba‘a raka`aatin mustaqbilal qiblati
adaa`an lillaahi ta‘aala‖

―Aku niat salat fardu dzuhur, empat rakaat, menghadap


kiblat, tepat waktu, karena Allah ta‘ala‖

228
Niat Sholat Ashar
―Usholli fardha ‗ashri arba‘a raka`aatin mustaqbilal qiblati
adaa`an lillaahi ta‘aala‖

―Aku niat salat fardu ashar, empat rakaat, menghadap


kiblat, tepat waktu, karena Allah ta‘ala‖

Niat Sholat Magrib


―Usholli fardha maghribi tsalaatsa raka`aatin mustaqbilal
qiblati adaa`an lillaahi ta‘aala‖

―Aku niat salat fardu maghrib, tiga rakaat, menghadap


kiblat, tepat waktu, karena Allah ta‘ala‖

Niat Sholat Isya


―Usholli fardha ‗isyaa`i arba‘a raka`aatin mustaqbilal
qiblati adaa`an lillaahi ta‘aala‖

―Aku niat salat fardu isya, empat rakaat, menghadap kiblat,


tepat waktu, karena Allah ta‘ala‖

Sunan fajar juga menerangkan bahwa niat utama Shalat


adalah karena Allah SWT bukan karena alasan duniawi.
Dalam masalah ibadah Haji. Sunan Fajar menjelaskan
bahwa, haji adalah wajib bagi yang mampu. Baik mental - fisik,
keuangan maupun niat.
Sunan fajar menerangkan bahwa terdapat kebalikan Haji
Mabrur, yaitu Haji Mardud atau Haji Maz'ur merupakan lawan
dari Haji Makbul atau haji yang dikabulkan. Jadi, pengertian dari
Haji Mardud adalah haji yang ditolak oleh Allah, karena dalam
melakukannya banyak dicampuri dosa dan keharaman, misalnya

229
mengerjakan haji dengan perbekalan dari usaha haram. Dapat juga
haji yang niatnya bukan karena ibadah 'ilallah'. Melainkan karena
pujian atau status duniawi. Meskipun demikian, sunan fajar tetap
menekankan bahwa Haji itu penting. Dan mengambil makna
sebagai persatuan umat islam sedunia, adalah hikmah yang harus
dipahami dalam pelaksanaan Haji.
"Maafkan hamba, wahai kanjeng Sunan, hamba hendak
melaksanakan ibadah haji ke tanah suci, tetapi hamba
masih ingin menuntut ilmu terlebih dahulu..."

"Haji itu adalah panggilan Allah SWT. Di kala sudah ada


kesempatan segeralah kau melaksanakannya..."

"Hamba bahkan berfikir, mana yang harus hamba


dahulukan, melaksanakan ibadah haji, atau menikah..."

" Ohhh,kamu belum menikah...".

"Iya, belum..."

" Menikah itu bisa wajib, sunnah, mubah, makruh,bahkan


haram...kau harus banyak belajar ".

" Baik, doakan saja hamba untuk yang terbaik..."

" Pasti, saya doakan juga kamu dapat segera menunaikan


ibadah Haji..."

"Matur Nuwun, wahai Kanjeng Sunan..."

"Ketahuilah bahwa perkembangan suatu negeri sangat


dipengaruhi peradaban ilmu pengetahuannya..."

" Apakah saat ini Nusantara kita sudah maju ..."?

230
" Menurut Dinda bagaimana...?"

" Dari diskusi dengan kawan-kawan hamba, Nusantara kita


saat ini ada negeri maritim terkuat. Bahkan kebudayaan
dan peradabannya adalah kiblat dunia..."

" Ah, masa..."

" Itu kalau menurut masyarakat Nusantara yang hamba


temui..."

" Hmmm...ketahuilah bahwa itu harus dipertahankan.


Karena pekerjaan rumah masih banyak..."

" Maksudnya ,guru...? "

" Maksudnya kalau kau tidak dapat mempertahankannya.


Bisa jadi malah sebaliknya, nusantara tidak lagi menjadi
kiblat kebudayaan dan ilmu pengetahuan..."

" Kasinggihan , guru..."

" Mengapa itu bisa terjadi guru..."

" Karena setiap orang terlalu meninggikan harta benda


duniawi, ini yang harus diwaspadai generasi mendatang..."
"Apakah bisa kelak bangsa kita tidak lagi mengalami
kejayaan..."?

" Ya sangat bisa..."

" Sebab lainnya guru..."?

" Ketahuilah bahwa peradaban kita saat ini tinggi karena


budaya,bukan karena perang...perang yang paling tinggi

231
adalah melawan hawa nafsu, orang hebat dilihat dari ilmu
dan pemikirannya. Bukan harta...."

"Matur Nuwun guru..."

" Bagaimana pandangan islam soal Harta..."

" Contohlah prinsip-prinsip Rasulullah SAW. Bagaimana


bentuk rumah beliau misalnya..."

" Ibadah Haji membutuhkan harta. Bagaimana muslim


yang tidak mampu dapat melaksanakannya..."

" Allah Maha Besar Dengan segala kuasa-nya..."

“Kau tahu perintah pertama dalam Al-qur‟an…?”

“Iqra‟, yang artinya bacalah …”

“Nah, itulah yang harus direnungkan…”

232
Sunan Fajar Dan Dewi Mertasari

233
SINOPSIS CERPEN
Kerajaan Gesang adalah sebuah kemaharajaan yang
berpusat di Jawa Timur, Indonesia, yang pernah berdiri sekitar
tahun 1293 hingga 1527 M. Kerajaan ini mencapai puncak
kejayaannya menjadi kemaharajaan raya yang menguasai wilayah
yang luas di Nusantara pada masa kekuasaan Raden Swara
(Sambura Wura).yang berkuasa dari tahun 1350 hingga 1389.
Kerajaan Gesang adalah kerajaan Jawa terkenal yang
menguasai Nusantara dan dianggap sebagai kerajaan terbesar
dalam sejarah Indonesia. Menurut beberapa sumber,
kekuasaannya terbentang dari Jawa, Sumatra, Semenanjung
Malaya, Kalimantan, Filipina (Kepulauan Sulu, Manila
(Saludung)), Sulawesi, Papua, dan lainnya.
Sunan fajar sebagai seorang adipati di kerajaan Gesang
adalah pemeluk islam yang juga berdakwah. Meskipun kerajaan-
kerajaan lainnya adalah bercorak Hindu-Budha, toleransi selalu
diterapkan oleh Sunan Fajar. Sunan Fajar berprinsip tidak ada
paksaan dalam memeluk agama Islam. Kegiatan kebudayaan dan
kebiasaan adat masyarakat setempat pun tetap Sunan Fajar
menyesuaikan tanpa menghilangkan sisi Aqidah Islam. ―
Bagaimana kisah Sunan fajar dalam berdakwah dan berpetualang
dan bertutur sejarah islam terhadap para santrinya?…” Nah,
simaklah ceritanya di dalam buku ini.

234

Anda mungkin juga menyukai