1. PEMBUKAAN ...................................................................... i
2. PENDAHULUAN ................................................................. ii
3. SEJARAH SINGKAT MASJID AGUNG KARAWANG .... 1
4. SILSILAH RINGKAS ............................................................ 3
5. MASJID AGUNG BARU ...................................................... 4
6. MASJID AGUNG BARU, TAMPAK DEPAN, KANAN
DAN KIRI .............................................................................. 5
7. PERLENGKAPAN DALAM MASJID AGUNG ................. 6
8. DATA MASJID AGUNG KARAWANG ............................. 7
9. SILSILAH SYEH HASANUDDIN
( SYEH QURO – KARAWANG ) ........................................ 8
10. MASJID AGUNG SEBELUM DIPUGAR ........................... 9
11. MASJID AGUNG LAMA DILIHAT DARI SEBELAH
SELATAN .............................................................................. 10
12. PELABUHAN KARAWANG .............................................. 11
13. PENINGGALAN SEJARAH PELABUHAN KARAWANG. 13
14. PETA PELABUHAN KARAWANG ABAD VIII-XVI ....... 14
15. RUTE PERJALANAN SYEH QURO .................................. 15
16. MAKAM KERAMAT ........................................................... 16
17. HUBUNGAN SILSILAH SYEH ABDURAHMAN DENGAN
SYARIF HIDAYAT (SUSUHUNAN JATI CIREBON) ...... 17
18. BENDA-BENDA PENINGGALAN MASJID AGUNG
LAMA .................................................................................... 18
19. BENDA-BENDA PENINGGALAN MASJID AGUNG
LAMA : JAM DUDUK DAN PODIUM ............................... 19
20. CATATAN TAMBAHAN .................................................... 20
21. DAFTAR KEPUSTAKAAN
22. LAMPIRAN
PEMBUKAAN
Bismillahirrohmaanirrohiim
Alhamdulillah washolatu wassalamu ‘ala rosulillah
Wa ‘ala alihi wa shohbihi wa man walah
Ama ba’du
Mengingat masa lalu berarti kita sadar akan sejarah yang kadang-kadang kita larut
dalam suasana hati emosi, romantisme dan nostalgia.
Dalam sejarah perkembangan Agama Islam ke Pulau Jawa, khusus ke daerah
Karawang, sedikit sekali bukti-bukti peninggalan yang tersisa. Walaupun demikian para
penyusun sejarah telah berusaha keras menguak misteri yang dibutuhkan.
Kronologi Sejarah Masjid Agung Karawang disusun untuk memberikan informasi
kepada masyarakat, agar selain bangga memiliki Masjid Agung, juga diharapkan
tumbuhnya rasa bertanggung jawab dalam melestarikan dan memelihara bangunan
Masjid Agung sebagai aset umat Islam dalam meningkatkan peranannya sebagai
pembina keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.
Sejarah telah mencatat didirikannya pesantren oleh Syeh Hasanuddin (Syeh Quro)
kemudian berkembang menjadi sebuah masjid tempat beribadah umat Islam, yang
selanjutnya dipelihara oleh Ulama, Umaro dan Masyarakat sampai sekarang. Mulai dari
Bupati Pertama Adipati Singaperbangsa sampai Bupati seterusnya.
Kronologi Sejarah Masjid Agung Karawang ini merupakan kumpulan informasi
Humas DKM yang dihimpun menjadi sebuah buku agar mudah dibaca dan tidak hilang
tercecer.
Kami sadari banyak kekurangan yang belum kami ungkap karena keterbatasan
kemampuan dan dana penelitian. Oleh karena itu kami terima kritik dan saran yang
membangun. Semoga bermanfaat. Amiin.
i
PENDAHULUAN
ii
SEJARAH SINGKAT
MASJID AGUNG KARAWANG
Syeh Hasanudin putra Syeh Yusup Sidik Ulama Besar dari Campa
mendarat di Cirebon, diterima oleh Ki Gedeng Tapa untuk menyebarkan
Agama Islam.
Karena tidak disukai oleh Raja Pajajaran Prabu Angga Larang, maka
Syeh Hasanudin kembali ke Malaka. Nyi Subang Larang, putri Ki Gedeng
Tapa yang berumur 12 tahun, dititipkan untuk menuntut ilmu Agama
Islam.
Kedatangan kedua Syeh Hasanudin dari Malaka ke Pulau Jawa,
beserta muridnya Nyi Subang Larang, menyusuri Sungai Citarum,
mendarat di Pelabuhan Bunut Karawang ( Kampung Bunut sekarang ).
Atas izin penguasa setempat, maka didirikan bangunan tempat
tinggal dan tempat bangunan untuk mengaji, yang kemudian dikenal
dengan nama Pesantren Quro ( Masjid Agung sekarang ) pada tahun
1418 M.
Prabu Angga Larang, Raja Pajajaran, tetap melarang Syeh
Hasanudin yang sekarang sudah terkenal dengan nama Syeh Quro. Maka
diutusnya putra mahkota Prabu Pamanah Rasa untuk menutup Pesantren
Quro.
Setelah sampai di Pesantren Quro, Raden Pamanah Rasa tertarik
oleh alunan Ayat Suci Al Qur’an yang dibacakan oleh Nyi Subang Larang.
Niat untuk menutup Pesantren Quro diurungkan, kemudian Prabu Pamanah
Rasa melamar Nyi Subang Larang.
Lamaran diterima dengan syarat : mas kawin harus Bintang Saketi
(Bintang Kerti) simbol tasbeh, yang berarti Prabu Pamanah Rasa harus
masuk Islam. Syarat kedua, salah satu keturunan dari anak yang dilahirkan
harus menjadi Raja Pajajaran.
1
Syarat diterima, maka pernikahanpun dilaksanakan di Pesantren
Syeh Quro atau Masjid Agung sekarang, dengan Syeh Quro sebagai
Penghulunya (pada waktu itu Nyi Subang Larang berusia 14 tahun).
Setelah menjadi Raja Pajajaran, Pamanah Rasa bergelar Prabu Siliwangi.
Dari perkawinan ini dikaruniai tiga orang anak, yaitu : Raden
Walangsungsang, Nyi Mas Rara Santang dan Raden Kean Santang. Raden
Walangsungsang putra Raja Pajajaran yang menguasai Cirebon bergelar
Cakra Ningrat atau Cakra Buana.
Pada waktu Raden Walangsungsang dan Nyi Mas Rara Santang
menunaikan Ibadah Haji ke Mekah, Nyi Mas Rara Santang dipersunting
bangsawan Mekah Syeh Syarif Abdillah. Nyi Mas Rara Santang setelah
menikah namanya diganti Syarifah Mudaim, dikaruniai dua orang putra
yaitu Syarif Hidayatullah dan Syarif Narullah.
Pada tahun 1475 M, Syarifah Mudaim dan putranya Syarif
Hidayatullah kembali ke Pulau Jawa ( Cirebon ). Karena Pangeran Cakra
Buana telah sepuh, pemerintahan diserahkan kepada Syarif Hidayatullah
dengan gelar Sunan Gunung Jati.
Catatan :
1. Masjid Agung Karawang didirikan sekitar tahun 1418 M. oleh
Syeh Quro.
2. Masjid Agung Cirebon didirikan sekitar tahun 1475 M. oleh
Sunan Gunung Jati.
3. Masjid Agung Demak didirikan sekitar tahun 1477 M. oleh
Sunan Kali Jogo.
4. Dari ketiga jenis Masjid di atas mempunyai ciri tersendiri, yaitu :
Bentuk bangunan joglo – bertiang utama empat ( Soko
Guru ).
Bentuk atap limas bersusun tiga, melambangkan; Iman,
Islam, Ikhsan.
2
HUMAS DKMA KARAWANG
PRABU WASTUKENCANA
SYEKH HASANUDIN
SYEKH QURO
RADEN WALANGSUNGSANG
1 RADEN WALANGSUNGSANG 3
CAKRA BUANA/CAKRA NINGRAT RADEN
CAKRA BUANA/CAKRA NINGRAT
SULTAN
SYEKH YUSUP
5
Masjid Agung Baru Samping Kiri
PERLENGKAPAN DALAM
MASJID AGUNG KARAWANG
6
DATA MASJID AGUNG KARAWANG
Bagian depan dan mimbar dinding berlapis marmer, kerangka kusen, jendela
dan pintu dari alumunium, kaca riben tebal 10 mm.
Lain-lain.
Satu bangunan tempat MCK dan tempat wudu ukuran 8 m x 7 m. Penyediaan
air bersih dan PAM dan dua unit sumur pompa (Jetpam) dengan 2
penampungan, disalurkan melalui pipa dengan kran untuk keperluan cuci –
wudu.
Masjid Agung mulai dipugar tanggal 1 Juni 1990 dipimpin oleh Bupati
Karawang H. Sumarno Suradi.
Peresmian Masjid Agung Baru, 28 Januari tahun 1994 oleh Gubernur Jawa
Barat R. Nuriana.
Peresmian menara setinggi + 35 m, Agustus tahun 2006.
7
HUMAS DKMA KARAWANG
SYEH JAMALUDIN
( MEKAH )
Ketarangan :
Syeh Jalaludin, keturunan Sayidina Husen bin Sayidina Ali .R.A.
Syeh Bantong, putra Syeh Hasanuddin yang dibawa dari Campa.
Ratna Sondari, Putri Ki Gedeng Karawang.
Jin Bun, nama yang diberikan oleh kakeknya Tan Go Wat.
Prabu Kertabumi, Raja Majapahit.
Praba, nama yang diberikan oleh Prabu Kertabumi.
Jin Bun / Praba berguru kepada Sunan Ampel – diberi nama Abdul
Fatah – Raden Fatah.
Syeh Ahmad, Penghulu / Naib pertama di Karawang.
Musanudin menjadi Lebai di Cirebon memimpin Tajug Sang
Ciptarasa.
8
Dirangkum dari SEJ. MA dan SEJ. JABAR
MASJID AGUNG
SEBELUM DIPUGAR
A D
Keterangan :
A. Bangunan lama yang didirikan oleh Syeh Quro, yang diperbaiki oleh
Raden Muhammad Soleh Bupati Karawang ke V periode tahun 1752 – 1786 M,
ukuran bangunan 15 m x 15 m.
10
Photo repro diambil dari : Sejarah Karawang oleh R.H. Cecep Supriadi
PELABUHAN KARAWANG
Kapal dagang yang dapat mengarungi laut yang luas dan ganas,
dengan gelombang dan angin topan kencang di Laut Cina Selatan, tidak
mungkin kapal yang kecil, pastilah kapal itu kapal layar yang besar,
berlayar dari Campa ke Pulau Jawa pada abad ke XV.
Syeh Hasanudin ( Syeh Quro ) beserta Santri-santrinya termasuk Nyi
Subang Larang, dengan dua kapal dagang mendarat di Pelabuhan
Karawang tahun 1418 M. dengan izin penguasa setempat mendirikan
bangunan + 100 M dari pelabuhan tempat kapal berlabuh. Bangunan ini
kemudian terkenal Pesantren Quro ( Masjid Agung sekarang ).
Kalau kita telusuri Sungai Citarum mulai dari hilir menuju hulu,
terdapat nama-nama tempat yang didahului dengan teluk, seperti :
Teluk Naga
Teluk Buyung
Teluk Kamulu
Teluk Bango
Teluk Ampel
Teluk Mungkal
Teluk Jambe
Teluk adalah laut yang menjorok ke darat, apakah mungkin tempat-tempat
tersebut di atas letaknya di tepi laut, perlu bukti-bukti untuk itu. Yang
dapat kita buktikan sekarang banyak penggalian pasir yang jauh dari aliran
Sungai Citarum, seperti di Kecamatan Teluk Jambe atau daerah Pebayuran
11
Kabupaten Bekasi. Tentu dapat kita bayangkan lebar dan dalamnya Sungai
Citarum pada waktu dulu.
PENINGGALAN SEJARAH
PELABUHAN KARAWANG
13
PELABUHAN KARAWANG ABAD VIII - XVI
Cikao
Pataruman
Keterangan :
1. Masjid Agung 5. Pohon Beringin
2. Pelabuhan Bunut 6. Pasar
3. Pelabuhan Nagasari 7. Kampung Poponcol
14
PENYEBARAN AGAMA ISLAM
OLEH SYEH QURO KE CIREBON / KARAWANG
PADA ABAD KE XV
4.
Campa
Gudang Garam
15
Malaka
HUMAS DKMA KARAWANG
Cirebon
Karawang
Keistimewaan makam Syeh Abdurahman dari makam lain yang ada di sekitarnya :
Panjangnya sepanjang Paimbaran Masjid Agung
lama ( + 2,5 meter ).
Nisannya satu batu berbentuk bulat.
Kini makam Syeh Abdurahman telah diperbaiki, tidak tampak mencolok dari makam-
makam lainnya dengan ciri batu nisan bulat.
Siapakah Syeh Abdurahman ?
Mengapa dimakamkan di Paimbaran Masjid Agung ?
Syeh Abdurahman adalah putra Syeh Datuk Kahfi Pimpinan Pondok Quro Amparan
Jati Cirebon. Adalah wajar bila Pondok Quro yang pertama di Jawa Barat oleh Syeh
Syarif Hidayatullah diserahlanjutkan kepada Syeh Abdurahman (lihat hubungannya
pada silsilah). Pondok Quro yang ketiga, Pondok Quro Sidapura di daerah Kuningan
16
dipimpin oleh Syeh Bayanullah dan Syeh Bantong (putra Syah Quro Karawang). Hanya
Allah yang tahu.
( dari Buku “SEJARAH JAWA BARAT”, oleh Drs. Yosep Iskandar )
HUMAS DKMA KARAWANG
SETIASIH
x PANGERAN SANTRI
( PUCUKUMUM
SUMEDANG )
PANGERAN ANGKAWIJAYA
( GEUSAN ULUN )
17
Keterangan :
Pangeran Santri Bupati Sumedang pertama yang memeluk Islam
( diambil dari : buku “SEJARAH JAWA BARAT”, Drs. Yosep Iskandar )
HUMAS DKMA KARAWANG
BENDA-BENDA
PENINGGALAN MASJID AGUNG LAMA
18
Batu Umpak dan Cungkup serta Bendera dari seng yang terletak
di puncak Masjid Agung Lama
BENDA-BENDA
PENINGGALAN MASJID AGUNG LAMA
19
Podium
CATATAN TAMBAHAN
20
MUDAIM) yang bernama SYARIF HIDAYATULLOH, Wali Songo
termuda (+ 1476 H).
CATATAN TAMBAHAN
SEJARAH SINGKAT SYEH QURO
PENDIRI MASJID AGUNG KARAWANG
Syeh Hasanudin putra Syeh Yusup Sidik Ulama Besar dari Campa
(sekarang Kamboja) mendarat di Pelabuhan Pura Karawang bersama salah
seorang putranya bernama Syeh Bantong dan para santri-santrinya. Atas
izin Ki Gedeng Karawang, Syeh Hasanudin mendirikan bangunan untuk
tempat tinggal dan tempat mengaji (pesantren) tahun 1418 M.
Syeh Quro seorang Hafid Al Qur’an yang merdu suaranya, itulah ajaran
yang diterapkan kepada santrinya, membaca Al Qur’an dengan baik dan
benar.
21
Setelah sampai di Pondok Quro, Raden Pamanah Rasa tertarik
mendengar alunan Ayat Suci Al Qur’an yang dibacakan oleh Nyi Subang
Larang.
Nyi Putri Subang Larang mengajukan dua syarat untuk dapat menjadi
isteri Raden Pamanah Rasa.
Syarat Pertama, memohon Bintang Saketi yang ada di Mekkah,
simbol bahwa Raden Pamanah Rasa harus memeluk Islam.
Syarat Kedua, salah satu keturunannya harus ada yang menjadi Raja.
22
putra yaitu Syarif Hidayatulloh dan Syarif Nurulloh, setelah menikah
Rara Santang namanya diganti dengan Hj. Syarifah Mudaim.
Janji Prabu Siliwangi kepada Rara Santang telah terpenuhi yaitu Haji
Abdullah Iman (Walangsungsang) putranya direstui menjadi Raja
Daerah di Kerajaan Pajajaran.
Dan apa yang pernah dikatakan oleh Syeh Quro bahwa walaupun Agama
Islam dilarang, dari perkawinan Prabu Siliwangi dengan Nyi Subang
Larang kelak akan ada yang menjadi Waliyulloh, yaitu Syeh Syarif
Hidayatulloh, cucunya.
Karena ada larangan dari Raja Pajajaran Angga Larang (waktu itu Prabu
Siliwangi masih Putra Mahkota) Syeh Quro memindahkan kegiatan
dakwahnya ke sebelah utara, yaitu daerah Lemah Abang Wadas, suatu
daerah yang disebut Pulo Kalapa.
23
bernama Syeh Ahmad, Syeh Ahmad menjadi Penguhulu pertama di
Karawang, sedangkan Musanudin cicitnya menjadi Lebei di Cirebon
memimpin Tajug Sang Ciptarasa, sedangkan Syeh Abdurahman putra
Syeh Datuk Kahfi ditugaskan berdakwah di Pondok Quro Karawang,
sampai akhir hayatnya. Dimakamkan di belakang Masjid Agung
Karawang.
Kita tentunya berharap Pondok Quro yang telah didirikan enam abad yang
lalu mewujudkan Baldah yang Toyibah penuh Magfiroh Allah Subhanahu
Wata’ala, Amin.
24
DAFTAR KEPUSTAKAAN
DAN BERTAQWA”
Oleh : PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, cetakan III tahun 2004
C. PENGURUS HARIAN
1. Ketua : Drs. H. Ma’mun Thoyib, MM.
2. Wakil Ketua I (Bid. Idarah) : H. Edi Junaedi, SE.
3. Wakil Ketua II (Bid. Imarah) : H. Abdul Kosim, Lc.
4. Wakil Ketua III (Bid. Riayah) : H. Anwarudin
5. Sekretaris : H. Muhammad Uyeh
6. Wakil Sekretaris : Drs. Andi Laode
7. Bendahara : H. Nurhasan
8. Wakil Bendahara : H. Toto Zakaria, SE.
BUPATI KARAWANG,
DADANG S. MUCHTAR
Lampiran : Surat Keputusan Panitia Pemilihan Pengurus DKM Masjid Agung Karawang
Nomor : ISTIMEWA
Tentang : Susunan Pengurus DKM Masjid Agung Karawang Masa khidmat 2006-2009.
BIDANG-BIDANG
A. BIDANG IDAROH
1. Seksi Perencana : a. Ir. Chaerudin
b. M. Yunus
2. Seksi Dana : a. H. Sahwil Fuad
b. H. Dimyati
3. Seksi Dokumentasi/Humas : a. H. Ujang Mashudi, S.Ag.
b. H. Yaya Supriadi
4. Seksi Perpustakaan : a. Asep Anwar
b. Sastra, S.Pd.
B. BIDANG IMAROH
1. Seksi Ibadah : a. Ust. H. Abad Badrudin
b. Ust. Sobirin
c. H. Moch. Yakub
2. Seksi Pendidikan dan Dakwah : a. Ust. H. Abdul Fattah Memed
b. Ir. Hasiki Akbar
c. Hj. Deti Kurniasih Rahmat
3. Seksi Sosial : a. Tutang Sukendar
b. H. Adih Suryadi
c. Harwoto
4. Seksi Remaja : a. Asep Saepul Makmur
b. Zacky Abdurozak
c. Robby Herdiyansyah, SE.
d. Hj. Nina, SH.
C. BIDANG RIAYAH
1. Seksi Keamanan : a. H. Rosadi
b. Dadang Mulyana
c. Cece Yunus
2. Seksi Pemeliharaan dan Kebersihan : a. H. Rusli Jawana (koordinator)
b. Ahmad Gani
c. Jaja
d. Suswanto
3. Seksi Perlengkapan : a. Drs. Dadeng Moch. Soleh
b. H. Danu
Karawang, 26 Juni 2006
PANITIA PEMILIHAN
PENGURUS DKM MASJID AGUNG KARAWANG
Ketua, Sekretaris,