Anda di halaman 1dari 29

PENGESAHAN

Karya Tulis Ini Disusun Sebagian Pra Syarat Mengikuti Ujian Madrasah dan
Salah Satu Syarat Kelulusan pada Madrasah Aliyah Salafiyah Bantarsari
Kabupaten Cilacap Tahun Pelajaran 2021/2022.

Yang disetujui dan disahkan pada :


Hari : ......................................
Tanggal : ......................................
Tempat : MA Salafiyah Bantarsari

Menyetujui,
Guru pembimbing Penguji 1 Penguji 2

Feri Arifin, A.Ma H. Achmad Chusin, A.Ma M. Mansur, S.Pd.

Mengesahkan,
Kepala Madrasah

Kamaludin, S.Pd.I
NIP.-

i
PERSEMBAHAN

Karya tulis ini kami persembahkan kepada :


1. Kepala madrasah MA Salafiyah Bantarsari, Bapak Kamaludin S.Pd.I yang telah
memberikan izin kepada penulis untuk pembuatan karya tulis ini.
2. Bapak Feri Arifin, A.Ma yang telah membimbing penulis menyelesaikan karya
tulis ini.
3. Bapak dan Ibu Guru MA Salafiyah Bantarsari.
4. Keluarga besar MA Salafyah yang telah memberikan dukungan sehingga kita
bersemangat menyelesaikan karya tulis ini
5. Orang tua yang telah memberikan dukungan-dukungan moral maupun material
6. Teman-teman di MA Salafiyah Bantarsari
7. Para pembaca yang budiman

ii
MOTTO

1. Jangan jadikan pendidikan sebagai alat untuk mendapatkan harta, demi


memperoleh uang untuk memperkaya dirimu. Belajarlah supaya tidak menjadi
orang bodoh dan dibodohi oleh orang.
2. Kesuksesan adalah milik mereka yang bekerja keras
3. Dimana ada kemauan disitu pasti ada jalan
4. Tidak ada yang tidak mungkin didunia ini kalo kita mau berusaha dan
berdo’a,pasti kita bisa.
5. Jadilah orang yang baik , karena jika berpura pura baik akan dipertemukan
dengan orang yang berpura pura baik
6. Semua kemajuan terwujud dari luar zona nyaman
7. Sabar dalam kesusahan akan mendapat manfaat
8. Kegagalan bukanlah akhir dari segalanya,tetapi keberhasilan yang tertunda
9. Ubahlah keluh kesahmu dengan rasa syukur dan kekhawatiran dengan kesabaran
10. Kegagalan pasti akan sirna ketika kita mau memeranginya dengan cara berusaha
semaksimal kita sampai hadirlah dimana kata kesuksesan karena semua itu
timbul pada jerih payah kita
11. Sesulit apapun keadaanmu jangan lupa makan.

iii
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Alloh SWT yang telah di


limpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga karya tulis yang berjudul “Peranan
Sunan Gunung Jati dalam Penyebaran Agama Islam di Kesultanan Cirebon” ini
telah selesai.

Karya tulis ini terbentuk atas bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis
mengucapakan terima kasih kepada ;
1. Bapak Kamaludin S.Pd.I selaku kepala sekolah MA Salafiyah Bantarsari
2. Bapak Feri Arifin , A.Ma selaku guru pembimbing
3. Dewan Guru serta Staf MA Salafiyah Bantarsari
4. Semua pihak yang telah ikut terlibat dalam pembuatan karya tulis ini

Selain itu, kami menyadari pembuatan karya tulis ini masih banyak kekurangan.
Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun dari pembaca untuk kesempurnaan karya tulis ini. Dan semoga karya
tulis ini bisa berguna dan bermanfaat serta menjadi insfirasi bagi kita
semua.Aamiin.

Hormat kami,

Penulis

iv
DAFTTAR ISI

v
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Cirebon pada awalnya adalah sebuah daerah yang bernama Tegal Alang
Alang yang kemudian disebut Lemah Wungkuk dan setelah dibangun oleh
Raden Walangsungsang diubah namanya menjadi Caruban. Nama Caruban
sendiri terbentuk karena diwilayah Cirebon dihuni oleh beragam masyarakat
dan sebutan lain Cirebon adalah Caruban Larang. Pada perkembangannya
Caruban berubah menjadi Cirebon karena kebiasaan masyarakatnya sebagai
nelayan yang membuat terasi udang dan petis, masakan berbahan dasar air
rebusan udang/cai-rebon . Tahun 1389 M, Cirebon disebut “Caruban Larang”,
terdiri atas Caruban pantai/ pesisir dan Caruban Girang.Letak Cirebon yang
berada dipesisir Pantai Utara Jawa yang merupakan jalur strategis
perdagangan lokal maupun internasional membuat Cirebon cepat berkembang
menjadi tempat persinggahan para pedagang dari luar negeri.Walangsungsang
adalah putra sulung dari Raja Pajajaran, Prabu Siliwangi dan Permaisuri
Subang Larang. Dalam perannya membangun kekuatan Islam di Cirebon,
beliau membangun Dalem Agung Pakungwati dan menjabat sebagai kuwu
Cirebon kedua dengan gelar Pangeran Cakrabuana/Cakrabumi.Sejak abad ke
15 M Cirebon sudah banyak didatangi pedagang Islam yang kemudian
menetap. Oleh karena itu menurut Tome Pires, seorang pedagang Portugis
yang pernah mengadakan pelayaran disepanjang pantai Utara Jawa pada
tahun 1531, kerajaanPajajaran melarang orang-orang muslim terlalu banyak
masuk ke dalam. Kerajaan Pajajaran adalah kerajaan yang bercorak Hindu-
Budha yang menguasai wilayah Sunda termasuk hingga kewilayah Cirebon.
Kerajaan Sunda Pajajaran sendiri pada saat itu di pimpin oleh raja yang
bergelar Sri Paduka (Baduga) Maharaja atau yang lebih dikenal dengan nama
Prabu Siliwangi.Karena Prabu Siliwangi penganut ajaran Sang
Hyang/HinduBudha, maka masuknya agama Islam dibatasi agar tidak
mengancam kekuasaannya. Akan tetapi, penyebaran Islam di Cirebon
menjadi berkembang pesat setelah Pangeran Cakrabuana menjadi Kuwu di

1
Cirebon. Pangeran Cakrabuana adalah Raden Walangsungsang, anak Sulung
Prabu Siliwangi dan Permaisuri Nyai Subang Larang yang beragama Islam.
Dari pernikahan Prabu Siliwangi dan Nyai Subang Larang lahir tiga
keturunan bernama Raden Walangsungsang, Nyai Lara Santang, dan Raja
Sengara/Kian Santang.Setelah dewasa Raden Walangsungsang
diperkenankan meninggalkan Pajajaran untuk memperdalam ilmu Islamnya
disusul kemudian oleh adiknya Lara Santang. Diperjalanan menuju Cirebon
Raden Walangsungsang menikah dengan Nyai Endang Geulis. Tempat
pertama Islam diperkenalkan di wilayah Cirebon adalah pelabuhan Muara Jati
dan Dukuh Pasambangan. Orang pertama yang mengenalkan Islam adalah
Syekh Idlofi/Syekh Datuk Kahfi/Syekh Nurul Jati yang kemudian menetap
dan mendirikan pesantren. Raden Walangsungsang, Lara Santang, dan
Endang Geulis yang kemudian berguru pada Syekh Nurul Jati membuka
pedukuhan di daerah Tegal Alang-Alang. Lambat-laun para pribumi yang
tertarik dengan ajaran Islam mulai memeluk Islam dengan suka rela. Setelah
mendirikan pedukuhan Raden Walangsungsang dan Lara Santang pergi
menunaikan Ibadah Haji. Diperjalanannya Lara Santang menikah dengan
Syarif Abdillah Bin Nurul Alim, Sultan Mesir yang bergelar Sulthon
Makhmud Syarif Abdullah dari keluarga Bani Hasyim. Agar mudah diterima
kemudian nama Lara Santang diubah menjadi Syarifah Muda’im. Dari
pernikahan ini Syarifah Muda’im melahirkan dua orang putra yaitu Syarif
Hidayatullah dan Syarif Nurullah. Syarif Hidayatullah kelak menjadi Sultan
pertama di Kesultanan Cirebon dan menjadi salah satu diantara Wali Songo,
para penyebar agama Islam di Jawa. Sunan Gunung Jati atau yang dikenal
Syarif Hidayatullah dilahirkan di Mekah tahun 1448 M dari pernikahan Syarif
Abdullah dengan Syarifah Mudaim atau Lara Santang. Pada usia 120 tahun,
Sunan Gunung Jati wafat di Cirebon pada tahun 1568 M. Jenazahnya
dikebumikan dipuncak Gunung Sembung/Astana. Kesultanan Cirebon lahir
setelah Sunan Gunung Jati Syarif Hidyatullah menikahi sepupunya Nyai
Pakungwati, anak dari Pangeran Cakrabuana/Walangsungsang sebagai Kuwu
Cirebon. Pada tahun 1479 M, beberapa misionaris Islam dari Baghdad,
Mekah, Mesir, dan Siria berkumpul dipulau Jawa dalam rangka ekspansi

2
agama Islam, membentuk sebuah Dewan Walisongo yang semula diketuai
Sunan Ampel (setelah wafat) digantikan diketuai Sunan Gunung Jati/Syarif
Hidayatullah.Para penyebar Islam di Jawa, dikenal dengan istilah Walisongo
telah lama melihat perkembangan Cirebon sebagai basis dari penyebaran
Islam, karenanya Sunan Gunung Jati sebagai orang yang dianggap memiliki
riwayat mumpuni sebagai orang yang ilmu agama Islamnya tinggi dianggap
bisa mewujudkan misi pengembangan Islam di Jawa. Sunan Gunung
Jati/Syarif Hidayatullah yang pada tahun 1479 M mendapat restu Pangeran
Cakrabuana dan dewan Walisongo yang diketuai Sunan Ampel telah
menghentikan upeti kepada Pajajaran yang menandakan telah berdirinya
Cirebon.Saat itulah Kesultanan Cirebon berdiri terlepas dari Pajajaran dan
menjadi Kerajaan yang berdaulat. Setelah Sunan Gunung Jati mendirikan dan
memimpin Kesultanan Cirebon, proses Islamisasi menjadi lebih nyata terjadi.
Hal itu terlihat dari wilayah kekuasaan Kesultanan Cirebon, antara lain
Luragung, Kuningan, Banten, Sunda Kelapa, Galuh, Sumedang, Japura
Talaga, Losari dan Pasir Luhur.Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini
mengkaji peranan Sunan Gunung Jati dalam penyebaran agama Islam di
Kesultanan Cirebon.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah diatas, maka dapat disimpulkan


permasalahannya sebagai berikut:

a. Bagaimana peranan Sunan Gunung Jati dalam penyebaran agama Islam di


Kesultanan Cirebon?

1.3 Tujuan Penulisan

Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka karya tulis ini


bertujuan untuk:

a. Untuk mengetahui metode dakwah Sunan Gunung Jati dalam penyebaran


agama Islam di Kesultanan Cirebon.

3
b. Untuk mengetahui peranan Sunan Gunung Jati dalam penyebaran agama
Islam di Kesultanan Cirebon.
c. Untuk mengetahui peninggalan-peninggalan Sunan Gunung Jati.

1.4 Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Studi Pustaka

Studi pustaka merupakan metode pengumpulan data dengan


melakukan penelaahan terhadap buku, literatur, catatan, serta berbagai
laporan yang berkaitan dengan masalah yang ingin dipecahkan.

b. Literasi

Dengan metode ini, data diproleh melalui media elektronik seperti


internet dan buku.Dari data tersebut kami kembangkan, namun tidak
mengubah inti dan kebenarannya.

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah:

a. BAB 1 Pendahuluan, di dalam pendahuluan terdapat, antara lain Latar


belakang, Tujuan Penulis, Metode Pengumpulan Data, dan Sistematika
Penulisan.
b. BAB II Landasan Teori, Didalam Landasan Teori terdapat, antara lain
Pengertian Wali, dan Sejarah Wali Songo.
c. BAB III Pembahasan, Didalam Pembahasan terdapat, antara lain Sunan
Gunung Jati
d. BAB 4 Penutup, Didalam penutup terdapat, antara lain Kesimpulan dan
Saran

4
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Wali

Wali berasal dari bahasa Arab yaitu waliyullah yang berarti “kekasih
Allah”. Secara umum Wali Allah adalah setiap mereka yang beriman dan
bertakwa kepada Allah.

2.2 Sejarah Singkat Wali Songo

Para wali berdakwah di Nusantara dengan cara mengajak masyarakat


untuk masuk agama Islam tanpa paksaan. Selama berdakwah mereka punya
wilayah masing-masing dan meninggalkan bukti terhadap peranannya dalam
penyebaran Islam di Negeri ini. Sembilan wali Allah tersebut djiuluki sebagai
Sunan karena telah berjasa dalam Islam. Wali Songo yang telah membawa
perubahan terhadap masyarakat Jawa mayoritas saat itu beragama Hindu-
Budha. Masing-masing tokoh tersebut mempunyai peran yang unik dalam
mengajarkan agama Islam.

2.2.1 Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim/Syeikh Maulana Maghribi)

Selain dikenal nama Maulana Malik Ibrahim, Sunan Gresik


dikenal juga dengan nama Maukana Maghribi (Syeikh Maghribi).
Karena beliau diduga berasal dari eilayah Maghribi (Afrika Utara).
Namun hingga kini belum diketahui secara pasti sejarah tempat dan
tahun kelahirannya, beliau diperkirakan lahir sekitar pertengahan Abad
ke 14. Beliau merupakan guru para wali, Sunan Gresik termasuk orang
pertama yang masuk ke pulau Jawa dan berasal dari keluarga muslim
yang taat belajar agama Islam sejak kecil namun juga masih belum
diketahui siapa gurunya, hingga beliau menjadi seorang ulama.

2.2.2 Sunan Ampel

Sunan Ampel atau yang memiliki nama asli Raden Rahmat


beliau memulai dakwahnya dari sebuah pesantren yang didirikan di
Ampel Denta (dekat Kota Surabaya). Karena itu beliau dikenal sebagai

5
pembina pondok pesantren pertama di Jawa Timur, Sunan Giri, Sunan
Bonang, Sunan Bonang, Sunan Drajat adalah murid-muridnya Sunan
Ampel.

2.2.3 Sunan Bonang (Raden Makdum Ibrahim)

Sunan Bonang menyebarkan agama Islam dengan cara


menyesuaikan diri terhadap corak kebudayaan masyarakat Jawa yang
menggemari wayang dan musik gamelan. Hal tersebut beliau
menciptakan gending-gending yang memiki nilai-nilai keislaman.
Setiap bait-bait lagu diselingi dengan ucapan dan kalimat syahadat
(syahadatain) sehingga musik gamelan yang mengiringinya kini dikenal
dengan istilah sekaten

2.2.4 Sunan Giri (Raden Paku/Sultan Abdul Fakih)

Sunan Giri bernama asli Raden Paku adalah Putra Maulana


Ishak. Beliau ditugaskan oleh Sunan Ampel untuk menyiarkan agama
Islam di Blambangan. Sunan Giri pernah belajar di pesantren Ampel
Denta lalu setelah dewaa, melakukan perjalanan haji bersama Sunan
Bonang.Setelah pulang dari haji singgah di Pasai untuk lebih
memperdalam ilmu agama saat itu Sunan Giri mendirikan sebuah
pesantren di daerah Giri lalu beliau mengirimkan banyak mengirimkan
banyak juru dakwah ke berbagai daerah di nusantara untuk menyiarkan
agama Islam

2.2.5 Sunan Drajat (Raden Kosim / Syarifuddin Masih Munat)

Sunan Drajat dikenal sebagai seorang wali yang berjiwa sosial


tinggi. Beliau banyak memberi pertolongan kepada yatim piatu, fakir
miskin dan orang sakit. Perhatianya yang sangat besar terhadap masalah
sosial. Sunan Giri pada masa itu hidup saat zaman kerajaan Majapahit
yang runtuh pada sekitar tahun 1478 dan rakyat ketika itu mengalami
suasana kritis serta dalam keadaan prihatin.

6
2.2.6 Sunan Kalijaga (Raden Mas Syahid / Syekh Malaya)

Sunan Klijaga dikenal sebagai budayawan dan seniman seni


suara, seni ukir dan seni busana beliau menciptakan aneka cerita
wayang yang bercorak keislaman. Sunan Kalijaga memperkenalkan
bentuk wayang yang terbuat dari kulit kambing (wayang kulit), karena
pada masa itu wayang populer dilukis pada semacam kertas (wayang
beber) dalam seni suara beliau adalah pencipta lagu dandanggula.

2.2.7 Sunan Kudus (Ja’far Sadiq / Raden Undang)

Sunan Kudus atau Ja’far Sadiq diberi gelar dengan nama wali Al
Ilmi artinya orang yang berilmu luas oleh para wali songo karena
memiliki keahlian khusus dalam bidang agama. Beliau juga dipercaya
memegang pemerintahan di daerah Kudus.

2.2.8 Sunan Muria (Raden Sunan Syaid)

Sunan Muria adalah seorang wali songo yang sangat berjasa


bagi penyebaran Islam di Nusantara pada daerah pedesaan. Tapi putra
Sunan Kalijaga ini dikenal suka menyendiri dan tinggal di Desa
bersama rakyat biasa demi menyairkan agama Islam.

2.2.9 Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah)

Salah seorang Wali Songo yang bernama Syarif Hidayatullah.


Sangat berperan dalam penyebaran Islam di Jawa Barat. Khususnya di
Daerah Cirebon bernama Gunung Jati. Sunan Gunung Jati merupakan
pendiri dinasti kesultanan Banten, yang dimuliai dengan putranya,
Sultan Maulana Hasanudin dan atas prakarsa itulah Sunan Gunung Jati
melakukan penyerangan kepada Sunda Kelapa pada tahun 1527
dibawah pimpinan Fatagillah panglima perang kesultanan Demak yang
juga membantu Sunan Gunung Jati.

7
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Sunan


Sunan (dalam budaya suku-suku di Pulau Jawa) sebutan bagi orang
yang diagungkan dan dihormati, biasanya karena kedudukan dan jasanya
dimasyarakat. Kata ini merupakan penyingkatan dari susuhunan. Kata ini
berarti tempat penerima ‘’ susunan’’ jari yang sepuluh, atau dengan kata lain
‘’sesembahan’’.
3.2 Pengertian metode
Metode adalah suatu proses atau cara sistematis yang digunakan untk
mencapai tujuan tertentu dengan efisiensi, biasanya dalam urutan langkah-
langkah tetap yang teratur. Kata metode method] berasal dari bahasa latin dan
juga yunani, methodus yang berasal dari kata meta yang berarti sesudah atau
di atas, dan kata hodos, yang berarti suatu jalan atau suatu cara.
Metode secara harfiah menggambarkan jalan atau cara suatu totalitas
yang akan di capaiatau di bngun. Mendekati suatu bidang secara metodis
berarti memahami atau memenuhinya sesuai dengan rencana, mengatur
berbagai kepingan atau tahapan secara logis dan menghasilkan sebanyak
mungkin hubungan.
3.3 Sejarah singkat Sunan Gunung Jati
Sunan Gunung Jati memiliki nama asli Syarif Hidayatulloh yang lahir
pada 1448 M dari seorang ibu yang bernama Nyai Rara Santang dan ayah
yaitu Syarif Abdulloh Umdatuddin bin Ali Nurul Alim. Ayahnya adalah
seorang penguasa yang berpengaruh di kesultanan Cirebon.
Saat hendak menginjak usia dewasa, Hidayatulloh diberikan sebuah
mandat untuk memimpin kerajaan, namun beliau menolaknya. Alasan
utamanya adalah karena beliau ingin menyebarkan agama islam ke seluruh
nusantara. Tempat tinggalnya semula berada di wilayah Timur Tengah,
namun Sunan Gunung jati ke tanah jawa dengan niat menyebarkan islam.

8
Sunan gunung jati memiliki kemampuan yang cukup jarang di miliki
oleh ulama pada umumnya, antara lain yakni ahli bahasa, ahli menyusun
strategi poloitik, peperangan, ilmu kedokteran, dan Agama.Pada saat itu beliu
sangat terkenal karena kemahirannya untuk mendeteksi berbagai gejala
penyakitt sekaligus menyembuhkannya. Warga percaya bahwa sunan
memilik kesaktian untuk menyebuhkan berbagai penyakit atas izin
tuhan.Syarif hidayatulloh juga menyebarkan islam melalui peperangan pada
saat meperjuangkan kesultannan Cirebon. Ketanguhan yang dimilikinya
membuat banyak orang kagum dan mengenalnya hingga saat ini. Metode
penyebaran agama islam yang dilakukan oleh raden syarif dikenal cukup
unik, hamper sama dengan wali-wali lainnya, beliau menggunakan metode
keseniaan yang mudah diterima oleh warga ceribon. Media peyebaran islam
yang dgunakannya berupa gamelan, bagi siapa saja yang ingin melihat
pertunjukan seni gamelan dari Raden Syarif, dianjurkan untuk mengucapkan
syahadat terlebih dahulu.
Ajaran filosofi Sunan Gunung Jati yan cukup terkenal yakni sebuah
kalimat, “ingsun titip tajug lar fakir miskin” Yang diartikan, “masyarakat
dianjurkan untuk selalu memelihara masjid, dan tidak boleh melupakannya”
selain itu,masyarakat juga di anjurkan untuk membantu dan mempilihara
fakir miskin.” Ajaran tersebut sangat terkenal hingga kini,ada juga berupa ma
lima atau moh lima seperti yang di ajarkan oleh sunan ampel. Kata” moh”
berasal dari bahasa jawa yang artinya” tidak”,dan “limo” arinya “lima”. Jadi
arti dari moh limo adalah “ tidak melakukan lima hal atau perbuatan yang di
larang oleh Alloh”.
3.4 Peranan Sunan gunung Jati dalam menyebarkan agama islam di
kesultanan cirebon.
Sebagai kepala negara sunan gunung jati berperan penting dalam
perluasan kekuasaan politik dan agama islam di Cirebon. Itu dilakukan untuk
memudahkan penyebaran agama islam. Sunan Gunung Jati mempelopori
masjid agung sang cipta rasa pada tahun 1489 sebagai pusat dakwah.
Peranan Sunan Gunung Jati dalam memimpin kesultanan Cirebon
banyak memberikan kontribusi pada perkembangan dan penyebaran agama

9
islam di tanah jawa khususnya di Cirebon. Diantara bidang yang lebih
berperan penting dalam penyebarannya adalah bidang politik. Hal ini di
sebabkan selain seorang sultan ia juga seorang Dewan Wali Sanga yang dapat
memobilisasi penyebaran kepada Negara-negara yang telah di taklukkan oleh
Sunan Gunung Jati manfaat dalam penelitian peranan Sunan Gunung Jati
dalam islamisasi di kesultanan Cirebon adalah dapat di jadikan sebagai
rujukan untuk memperoleh hal-hal tentang apa saja mengenai Sunan Gunung
Jati dan dapat juga di jadikan sebagai hasil untuk memperoleh informasi
secara kompleks tentang Sunan Gunung Jati dalam penyebaran agama Islam
khususnya di daerah Cirebon.
Sunan gunung jati merupakan salahsatu dari sembilan orang penyebar
agama islam terkenal di pulau jawa yang di kenal dengan sebutan wali songo.
Kehidupannya selain sebagai pemimpin sepiritual, sufi, mubaligh dan da’i
pada zamannya juga sebagai pemimpin rakyat, karena beliau menjadi raja di
kesultanan cirebon.bahkan sebagai sultan pertama kesultanan cirebon yang
semula bernama keraton pakungwati
Sunan gunung jati berperan sebagai pelopor penyebarluasan agama
islam kepada masyarakat yang belum banyak mengenal ajaran islam di
daerahnya. Juga sebagai pejuang yang gigih dalam membela dan
menggembangkan agama islam di masa hidupnya.
Dalam menyebarkan agama islam di cirebon sunan gunung jati
menggunakan madzhab safi’i.Sunan gunung jati juga menggunakan metode
dalam menyebarkan agama islam yaitu perkawinan,politik,tasawuf,kesenian.
3.5 Metode Dakwah Sunan Gunung Jati dalam Menyebarkan Agama Islam

Dalam menyebarkan agama Islam di Kesultanan Cirebon, Sunan


Gunung Jati tidak bekerja sendirian. Sunan Gunung Jati sering ikut
bermusyawarah dengan anggota wali lainya di Masjid Demak. Bahkan di
sebutkan beliau juga membantu berdirinya Masjid Demak. Dari pergaulanya
dengan sultan Demak dan para wali lainya ini akhirnya.

Syarif Hidayatulloh mendirikan Kesultanan Pakungwati di cirebon dan


ia memproklamirkan diri sebagai Raja yang pertama dengan gelar Sultan.

10
Pada era Syarif Hidayatulloh atau lebih dikenal dengan gelar Sunan
Gunung Jati dapat dikatakan sebagai era keemasan (Golden Age)
perkembangan Islam di Cirebon. Sebelum Syarif Hidayatulloh, Cirebo di
pimpin oleh Pangeran Cakrabuana (1447-1479) merupakan rintisan
pemerintahan berdasarkan asas islam, dan setelah Syarif Hidayatulloh,
pengaruh para penguasa Cirebon masih berlindung di balik kebesaran nama
Syarif Hidayatulloh.

Dengan berdirinya Kesultanan tersebut Cirebon tidak lagi mengirim


upeti kepada Pajajaran yang biasanya di salurkan lewat Kadipaten Gauh.
Tindakan ini dianggap sebagai pembangkangan oleh Raja Pajajaran. Raja
Pajajaran tidak peduli siapa yang berdiri di balik Kesultanan Cirebon itu
maka dikirimkanya pasukan prajurit pilihan yang dipimpin oleh Ki Jagabaya.

Tugas mereka adalah merangkap Sunan Gunung Jati yang di anggap


lancang mengankat diri sebagai Raja tandingan Pajajaran. Tapi usaha ini tidak
berhasil, Ki Jagabaya dan anak buahnya malah tidak kembali ke Pajajaran,
mereka masuk islam dan mnjadi pengikut Sunan Gunung Jati.

Dengan bergabungnya prajurit dan perwira ke Cirebon maka makin


bertambah besarlah pengaruh Kesultanan Pakungwati. Daerah-daerah lain
seperti Surantaka, Japura, Wanagiri, telaga dan lain-lain menyatakan diri
menjadi wilayah Kesultanan Cirebon. Lebih-lebih dengan diperluasnya
pelabuhan Muara Jati, makin bertambah besarlah Kesultanan Cirebon.

Sebagai anggota Wali Sanga dalam berdakwahya Sunan Gunung


Jati menerapkan berbagai metode dalam proses penyebaran Islam di
Kesultanan Cirebon. Adapun ragam metode dakwahnya yakni menggunakan
metode Maw’izhatul hasanah Wa mujadalah bilati hiya ahsan. Selain itu,
metode “Al-Hikmah” sebagai sistem dan cara berdakwah para wali yang
merupakan jalan kebijaksanaan yang diselenggarakan secara populer,
atraktif,dan sensasional.

Cara ini mereka pergunakan dalam menghadapi masyarakatawam.


Dengan tata cara yang amat bijaksana, masyarakat awam itu mereka

11
hadapisecara masal, kadang-kadang terlihat sensasional bahkan ganjil dan
unik sehingga menarik perhatian umum,metode selanjutnya yaitu “tadarruj”
atau “Tarbiyatul Ummah”, dipergunakan sebagai proses klasifikasi yang
disesuaikan dengan tahap pendidikan umat, agar ajaran islam dengan mudah
dimengerti oleh umat dan akhirnya dijalankan oleh masyarakat secara mrata.
Metode ini diperhatikan setiap jenjang, tingkat,, bakat.Materi dan
kurikulumnya,tradisi ini masih tetap dipraktekan di lingkungan pesantren.

Selanjutnya Metode kerja sama, dalam hal ini di adakan pembagian


tugas masing-masing para wali dalam mengislamkan masyarakat tanah jawa.
Misalnya Sunan Gunung Jati bertugas menciptakan do’a mantra untuk
pengobatan lahir batin, menciptakan hal-hal yang berkenan dengan
pembukaan hutan, transmigrasi atau pembangunan masyarakat desa.

Dan yang terakhir metode musyawarah, yaitu para wali serng


berjumpa dan bermusyawarah membicarakan berbagai hal yang bertalian
dengan tugas dan perjuangan mereka. Sementara dalam pemilihan wilayah
da’wahnya tidaklah sembarangan, dengan mempertimbangkan faktor
geostrategi yang sesuai dengan kondisi zamannya.

12
3.6 Peninggalan peninggalan sunan gunung jati

3.6.1 Mangkok Kayu Berukir

3.6.2 Bangunan Mande Karesmen

13
3.6.3 Kutagara Wadasan dan Kuncung

3.6.4 Makam Sunan Gunung Jati

14
3.6.5 Kereta Kasepuhan Singa Barong

3.6.6 Keraton Kasepuhan Cirebon

15
3.6.7 Masjid Agung Sang Cipta Rasa

3.6.8 Patung Macan Putih

16
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Sunan gunung Jati adalah salah satu walisongo yang menyebarkan
agama Islam di Cirebon Dan merupakan satu-satunya wali yang menjadi
pemimpin, Beliau memimpin pemerintahan kerajaan Cirebon. Nama asli
Sunan Gunung Jati ialah Syarif Hidayatullah, beliay lahir sekitar tahun 1448
M dan merupakan anak dari hasil perkawinan antara Mesir Syarif Abdulloh
dengan Nyai Lara Santang atau Syarifah Muda`im.

Pokok-pokok pemikiran Sunan Gunung Jati sangat kompleks sekali


mencakup ketaqwaan, kedisiplinan, tatakrama, norma serta Kehidupan social.
Salahsatu pokok pemikiran beliau yang terklenal yaitu Ingsun titip tajug lan
fakir miskin yang berarti mensejahterakan Langgar/musholla dan memelihara
fakir miskin.

4.2 Saran

Dengan adanya pokok pemikiran Sunan Gunung Jati tersebut,


direkomendasikan untuk pendukung pokok pemikiran beliau agar tetap terjaga
dan dapat dijalankan dalam kehidupan masyarakat Cirebon, mendukung
kegiatan – kegiatan social seperti jamiyahan agar ukhuwah islamiyah tetap
terjaga dan memelihara fakir miskin agar Kesejahteraan hidupnya terjamin.

Untuk masyarakat direkomendasikan untuk tetap


mengimplementasikan pokok pemikiran Sunan Gunung Jati tersebut dalam
kehidupan sehari-hari.

17
Untuk peneliti lain direkomendasikan untuk menindak lanjuti
penelitian ini karena penelitian ini masih bersifat terbuka.

DAFTAR PUSTAKA

https://travel.detik.com/domestic-destination/d-4147698/kisah-gamelan-abad-ke-15-
peninggalan-sunan-gunung-jati

https://pendidikanmu.com/2021/04/peninggalan-kerajaan-cirebon.html

https://www.google.com/amp/s/lensa.news/2020/02/ini-dia-sejarah-singkat-syarif-
hidayatullah-sunan-gunung-jati/amp/

https://brainly.co.id/tugas/5381336

Buku Khasanah SKI Kelas Xll Madrasah Aliyah Kurikulum 2013 Hal 61

Karya Tulis Ilmiah Dewi, Atha Kamila.2020.Pengaruh Metode Dakwah Sejarah Sunan
Gunung Jati Terhadap Perkembangan Islam di Cirebon

18
BIODATA PENULIS

Nama : Faiqotun Nisa

TTL : Cilacap, 10 Agustus 2004

Alamat :Kebanaran RT 03 RW 05

Nama : Fakhri Maulan Alfudla

TTL :12 Maret 2004

Alamat :Sidadadi Bulaksari RT 02 RW 05

19
Nama : Lisa Nur Aeni

TTL : Cilacap, 19 Mei 2004

Alamat : Gintungreja RT 09 RW 01

Nama :Maya Wahidatuz Zakkiyah

TTL : Cilacap, 13 Juni 2004

Alamat : Rejasari RT.03 RW.08

Nama : Muhamad Khusni Mubarrak

TTL : Cilacap, 04 April 2004

Alamat : Mulyadadi RT.04 RW.04

Nama : Miftahudin

TTL : Cilacap, 16 April 2004

Alamat : Mulyadadi RT 06 RW 04

Nama : Nailun Su’ada

TTL : Cilacap, 1 Juli 2004 20


Alamat : Kedungwadas Rt: 05 Rw: 01
Nama : Nisa Alifatul Abidah

TTL : Cilacap, 20 Juli 2004

Alamat : Klepukerep, RT 01 RW 14

Nama : Rahmat Hidayat

TTL : Cilacap,26 Maret 2003

Alamat : Jakatawa RT 05 RW 10

Nama : Sinta Rahayu

TTL : Cilacap, 01 September 2004

Alamat : Kedung Salam RT 02 RW 02

Nama : Ulkhak Kurnaeni

TTL : Cilacap, 19 April 2004

Alamat : Kebogoran RT 01 RW 10

21
22
23
24

Anda mungkin juga menyukai