Karya Tulis Ini Disusun Sebagian Pra Syarat Mengikuti Ujian Madrasah dan
Salah Satu Syarat Kelulusan pada Madrasah Aliyah Salafiyah Bantarsari
Kabupaten Cilacap Tahun Pelajaran 2021/2022.
Menyetujui,
Guru pembimbing Penguji 1 Penguji 2
Mengesahkan,
Kepala Madrasah
Kamaludin, S.Pd.I
NIP.-
i
PERSEMBAHAN
ii
MOTTO
iii
KATA PENGANTAR
Karya tulis ini terbentuk atas bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis
mengucapakan terima kasih kepada ;
1. Bapak Kamaludin S.Pd.I selaku kepala sekolah MA Salafiyah Bantarsari
2. Bapak Feri Arifin , A.Ma selaku guru pembimbing
3. Dewan Guru serta Staf MA Salafiyah Bantarsari
4. Semua pihak yang telah ikut terlibat dalam pembuatan karya tulis ini
Selain itu, kami menyadari pembuatan karya tulis ini masih banyak kekurangan.
Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun dari pembaca untuk kesempurnaan karya tulis ini. Dan semoga karya
tulis ini bisa berguna dan bermanfaat serta menjadi insfirasi bagi kita
semua.Aamiin.
Hormat kami,
Penulis
iv
DAFTTAR ISI
v
BAB 1
PENDAHULUAN
Cirebon pada awalnya adalah sebuah daerah yang bernama Tegal Alang
Alang yang kemudian disebut Lemah Wungkuk dan setelah dibangun oleh
Raden Walangsungsang diubah namanya menjadi Caruban. Nama Caruban
sendiri terbentuk karena diwilayah Cirebon dihuni oleh beragam masyarakat
dan sebutan lain Cirebon adalah Caruban Larang. Pada perkembangannya
Caruban berubah menjadi Cirebon karena kebiasaan masyarakatnya sebagai
nelayan yang membuat terasi udang dan petis, masakan berbahan dasar air
rebusan udang/cai-rebon . Tahun 1389 M, Cirebon disebut “Caruban Larang”,
terdiri atas Caruban pantai/ pesisir dan Caruban Girang.Letak Cirebon yang
berada dipesisir Pantai Utara Jawa yang merupakan jalur strategis
perdagangan lokal maupun internasional membuat Cirebon cepat berkembang
menjadi tempat persinggahan para pedagang dari luar negeri.Walangsungsang
adalah putra sulung dari Raja Pajajaran, Prabu Siliwangi dan Permaisuri
Subang Larang. Dalam perannya membangun kekuatan Islam di Cirebon,
beliau membangun Dalem Agung Pakungwati dan menjabat sebagai kuwu
Cirebon kedua dengan gelar Pangeran Cakrabuana/Cakrabumi.Sejak abad ke
15 M Cirebon sudah banyak didatangi pedagang Islam yang kemudian
menetap. Oleh karena itu menurut Tome Pires, seorang pedagang Portugis
yang pernah mengadakan pelayaran disepanjang pantai Utara Jawa pada
tahun 1531, kerajaanPajajaran melarang orang-orang muslim terlalu banyak
masuk ke dalam. Kerajaan Pajajaran adalah kerajaan yang bercorak Hindu-
Budha yang menguasai wilayah Sunda termasuk hingga kewilayah Cirebon.
Kerajaan Sunda Pajajaran sendiri pada saat itu di pimpin oleh raja yang
bergelar Sri Paduka (Baduga) Maharaja atau yang lebih dikenal dengan nama
Prabu Siliwangi.Karena Prabu Siliwangi penganut ajaran Sang
Hyang/HinduBudha, maka masuknya agama Islam dibatasi agar tidak
mengancam kekuasaannya. Akan tetapi, penyebaran Islam di Cirebon
menjadi berkembang pesat setelah Pangeran Cakrabuana menjadi Kuwu di
1
Cirebon. Pangeran Cakrabuana adalah Raden Walangsungsang, anak Sulung
Prabu Siliwangi dan Permaisuri Nyai Subang Larang yang beragama Islam.
Dari pernikahan Prabu Siliwangi dan Nyai Subang Larang lahir tiga
keturunan bernama Raden Walangsungsang, Nyai Lara Santang, dan Raja
Sengara/Kian Santang.Setelah dewasa Raden Walangsungsang
diperkenankan meninggalkan Pajajaran untuk memperdalam ilmu Islamnya
disusul kemudian oleh adiknya Lara Santang. Diperjalanan menuju Cirebon
Raden Walangsungsang menikah dengan Nyai Endang Geulis. Tempat
pertama Islam diperkenalkan di wilayah Cirebon adalah pelabuhan Muara Jati
dan Dukuh Pasambangan. Orang pertama yang mengenalkan Islam adalah
Syekh Idlofi/Syekh Datuk Kahfi/Syekh Nurul Jati yang kemudian menetap
dan mendirikan pesantren. Raden Walangsungsang, Lara Santang, dan
Endang Geulis yang kemudian berguru pada Syekh Nurul Jati membuka
pedukuhan di daerah Tegal Alang-Alang. Lambat-laun para pribumi yang
tertarik dengan ajaran Islam mulai memeluk Islam dengan suka rela. Setelah
mendirikan pedukuhan Raden Walangsungsang dan Lara Santang pergi
menunaikan Ibadah Haji. Diperjalanannya Lara Santang menikah dengan
Syarif Abdillah Bin Nurul Alim, Sultan Mesir yang bergelar Sulthon
Makhmud Syarif Abdullah dari keluarga Bani Hasyim. Agar mudah diterima
kemudian nama Lara Santang diubah menjadi Syarifah Muda’im. Dari
pernikahan ini Syarifah Muda’im melahirkan dua orang putra yaitu Syarif
Hidayatullah dan Syarif Nurullah. Syarif Hidayatullah kelak menjadi Sultan
pertama di Kesultanan Cirebon dan menjadi salah satu diantara Wali Songo,
para penyebar agama Islam di Jawa. Sunan Gunung Jati atau yang dikenal
Syarif Hidayatullah dilahirkan di Mekah tahun 1448 M dari pernikahan Syarif
Abdullah dengan Syarifah Mudaim atau Lara Santang. Pada usia 120 tahun,
Sunan Gunung Jati wafat di Cirebon pada tahun 1568 M. Jenazahnya
dikebumikan dipuncak Gunung Sembung/Astana. Kesultanan Cirebon lahir
setelah Sunan Gunung Jati Syarif Hidyatullah menikahi sepupunya Nyai
Pakungwati, anak dari Pangeran Cakrabuana/Walangsungsang sebagai Kuwu
Cirebon. Pada tahun 1479 M, beberapa misionaris Islam dari Baghdad,
Mekah, Mesir, dan Siria berkumpul dipulau Jawa dalam rangka ekspansi
2
agama Islam, membentuk sebuah Dewan Walisongo yang semula diketuai
Sunan Ampel (setelah wafat) digantikan diketuai Sunan Gunung Jati/Syarif
Hidayatullah.Para penyebar Islam di Jawa, dikenal dengan istilah Walisongo
telah lama melihat perkembangan Cirebon sebagai basis dari penyebaran
Islam, karenanya Sunan Gunung Jati sebagai orang yang dianggap memiliki
riwayat mumpuni sebagai orang yang ilmu agama Islamnya tinggi dianggap
bisa mewujudkan misi pengembangan Islam di Jawa. Sunan Gunung
Jati/Syarif Hidayatullah yang pada tahun 1479 M mendapat restu Pangeran
Cakrabuana dan dewan Walisongo yang diketuai Sunan Ampel telah
menghentikan upeti kepada Pajajaran yang menandakan telah berdirinya
Cirebon.Saat itulah Kesultanan Cirebon berdiri terlepas dari Pajajaran dan
menjadi Kerajaan yang berdaulat. Setelah Sunan Gunung Jati mendirikan dan
memimpin Kesultanan Cirebon, proses Islamisasi menjadi lebih nyata terjadi.
Hal itu terlihat dari wilayah kekuasaan Kesultanan Cirebon, antara lain
Luragung, Kuningan, Banten, Sunda Kelapa, Galuh, Sumedang, Japura
Talaga, Losari dan Pasir Luhur.Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini
mengkaji peranan Sunan Gunung Jati dalam penyebaran agama Islam di
Kesultanan Cirebon.
3
b. Untuk mengetahui peranan Sunan Gunung Jati dalam penyebaran agama
Islam di Kesultanan Cirebon.
c. Untuk mengetahui peninggalan-peninggalan Sunan Gunung Jati.
a. Studi Pustaka
b. Literasi
4
BAB II
LANDASAN TEORI
Wali berasal dari bahasa Arab yaitu waliyullah yang berarti “kekasih
Allah”. Secara umum Wali Allah adalah setiap mereka yang beriman dan
bertakwa kepada Allah.
5
pembina pondok pesantren pertama di Jawa Timur, Sunan Giri, Sunan
Bonang, Sunan Bonang, Sunan Drajat adalah murid-muridnya Sunan
Ampel.
6
2.2.6 Sunan Kalijaga (Raden Mas Syahid / Syekh Malaya)
Sunan Kudus atau Ja’far Sadiq diberi gelar dengan nama wali Al
Ilmi artinya orang yang berilmu luas oleh para wali songo karena
memiliki keahlian khusus dalam bidang agama. Beliau juga dipercaya
memegang pemerintahan di daerah Kudus.
7
BAB III
PEMBAHASAN
8
Sunan gunung jati memiliki kemampuan yang cukup jarang di miliki
oleh ulama pada umumnya, antara lain yakni ahli bahasa, ahli menyusun
strategi poloitik, peperangan, ilmu kedokteran, dan Agama.Pada saat itu beliu
sangat terkenal karena kemahirannya untuk mendeteksi berbagai gejala
penyakitt sekaligus menyembuhkannya. Warga percaya bahwa sunan
memilik kesaktian untuk menyebuhkan berbagai penyakit atas izin
tuhan.Syarif hidayatulloh juga menyebarkan islam melalui peperangan pada
saat meperjuangkan kesultannan Cirebon. Ketanguhan yang dimilikinya
membuat banyak orang kagum dan mengenalnya hingga saat ini. Metode
penyebaran agama islam yang dilakukan oleh raden syarif dikenal cukup
unik, hamper sama dengan wali-wali lainnya, beliau menggunakan metode
keseniaan yang mudah diterima oleh warga ceribon. Media peyebaran islam
yang dgunakannya berupa gamelan, bagi siapa saja yang ingin melihat
pertunjukan seni gamelan dari Raden Syarif, dianjurkan untuk mengucapkan
syahadat terlebih dahulu.
Ajaran filosofi Sunan Gunung Jati yan cukup terkenal yakni sebuah
kalimat, “ingsun titip tajug lar fakir miskin” Yang diartikan, “masyarakat
dianjurkan untuk selalu memelihara masjid, dan tidak boleh melupakannya”
selain itu,masyarakat juga di anjurkan untuk membantu dan mempilihara
fakir miskin.” Ajaran tersebut sangat terkenal hingga kini,ada juga berupa ma
lima atau moh lima seperti yang di ajarkan oleh sunan ampel. Kata” moh”
berasal dari bahasa jawa yang artinya” tidak”,dan “limo” arinya “lima”. Jadi
arti dari moh limo adalah “ tidak melakukan lima hal atau perbuatan yang di
larang oleh Alloh”.
3.4 Peranan Sunan gunung Jati dalam menyebarkan agama islam di
kesultanan cirebon.
Sebagai kepala negara sunan gunung jati berperan penting dalam
perluasan kekuasaan politik dan agama islam di Cirebon. Itu dilakukan untuk
memudahkan penyebaran agama islam. Sunan Gunung Jati mempelopori
masjid agung sang cipta rasa pada tahun 1489 sebagai pusat dakwah.
Peranan Sunan Gunung Jati dalam memimpin kesultanan Cirebon
banyak memberikan kontribusi pada perkembangan dan penyebaran agama
9
islam di tanah jawa khususnya di Cirebon. Diantara bidang yang lebih
berperan penting dalam penyebarannya adalah bidang politik. Hal ini di
sebabkan selain seorang sultan ia juga seorang Dewan Wali Sanga yang dapat
memobilisasi penyebaran kepada Negara-negara yang telah di taklukkan oleh
Sunan Gunung Jati manfaat dalam penelitian peranan Sunan Gunung Jati
dalam islamisasi di kesultanan Cirebon adalah dapat di jadikan sebagai
rujukan untuk memperoleh hal-hal tentang apa saja mengenai Sunan Gunung
Jati dan dapat juga di jadikan sebagai hasil untuk memperoleh informasi
secara kompleks tentang Sunan Gunung Jati dalam penyebaran agama Islam
khususnya di daerah Cirebon.
Sunan gunung jati merupakan salahsatu dari sembilan orang penyebar
agama islam terkenal di pulau jawa yang di kenal dengan sebutan wali songo.
Kehidupannya selain sebagai pemimpin sepiritual, sufi, mubaligh dan da’i
pada zamannya juga sebagai pemimpin rakyat, karena beliau menjadi raja di
kesultanan cirebon.bahkan sebagai sultan pertama kesultanan cirebon yang
semula bernama keraton pakungwati
Sunan gunung jati berperan sebagai pelopor penyebarluasan agama
islam kepada masyarakat yang belum banyak mengenal ajaran islam di
daerahnya. Juga sebagai pejuang yang gigih dalam membela dan
menggembangkan agama islam di masa hidupnya.
Dalam menyebarkan agama islam di cirebon sunan gunung jati
menggunakan madzhab safi’i.Sunan gunung jati juga menggunakan metode
dalam menyebarkan agama islam yaitu perkawinan,politik,tasawuf,kesenian.
3.5 Metode Dakwah Sunan Gunung Jati dalam Menyebarkan Agama Islam
10
Pada era Syarif Hidayatulloh atau lebih dikenal dengan gelar Sunan
Gunung Jati dapat dikatakan sebagai era keemasan (Golden Age)
perkembangan Islam di Cirebon. Sebelum Syarif Hidayatulloh, Cirebo di
pimpin oleh Pangeran Cakrabuana (1447-1479) merupakan rintisan
pemerintahan berdasarkan asas islam, dan setelah Syarif Hidayatulloh,
pengaruh para penguasa Cirebon masih berlindung di balik kebesaran nama
Syarif Hidayatulloh.
11
hadapisecara masal, kadang-kadang terlihat sensasional bahkan ganjil dan
unik sehingga menarik perhatian umum,metode selanjutnya yaitu “tadarruj”
atau “Tarbiyatul Ummah”, dipergunakan sebagai proses klasifikasi yang
disesuaikan dengan tahap pendidikan umat, agar ajaran islam dengan mudah
dimengerti oleh umat dan akhirnya dijalankan oleh masyarakat secara mrata.
Metode ini diperhatikan setiap jenjang, tingkat,, bakat.Materi dan
kurikulumnya,tradisi ini masih tetap dipraktekan di lingkungan pesantren.
12
3.6 Peninggalan peninggalan sunan gunung jati
13
3.6.3 Kutagara Wadasan dan Kuncung
14
3.6.5 Kereta Kasepuhan Singa Barong
15
3.6.7 Masjid Agung Sang Cipta Rasa
16
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Sunan gunung Jati adalah salah satu walisongo yang menyebarkan
agama Islam di Cirebon Dan merupakan satu-satunya wali yang menjadi
pemimpin, Beliau memimpin pemerintahan kerajaan Cirebon. Nama asli
Sunan Gunung Jati ialah Syarif Hidayatullah, beliay lahir sekitar tahun 1448
M dan merupakan anak dari hasil perkawinan antara Mesir Syarif Abdulloh
dengan Nyai Lara Santang atau Syarifah Muda`im.
4.2 Saran
17
Untuk peneliti lain direkomendasikan untuk menindak lanjuti
penelitian ini karena penelitian ini masih bersifat terbuka.
DAFTAR PUSTAKA
https://travel.detik.com/domestic-destination/d-4147698/kisah-gamelan-abad-ke-15-
peninggalan-sunan-gunung-jati
https://pendidikanmu.com/2021/04/peninggalan-kerajaan-cirebon.html
https://www.google.com/amp/s/lensa.news/2020/02/ini-dia-sejarah-singkat-syarif-
hidayatullah-sunan-gunung-jati/amp/
https://brainly.co.id/tugas/5381336
Buku Khasanah SKI Kelas Xll Madrasah Aliyah Kurikulum 2013 Hal 61
Karya Tulis Ilmiah Dewi, Atha Kamila.2020.Pengaruh Metode Dakwah Sejarah Sunan
Gunung Jati Terhadap Perkembangan Islam di Cirebon
18
BIODATA PENULIS
Alamat :Kebanaran RT 03 RW 05
19
Nama : Lisa Nur Aeni
Alamat : Gintungreja RT 09 RW 01
Nama : Miftahudin
Alamat : Mulyadadi RT 06 RW 04
Alamat : Klepukerep, RT 01 RW 14
Alamat : Jakatawa RT 05 RW 10
Alamat : Kebogoran RT 01 RW 10
21
22
23
24