Kelas : XI MIPA 5
Semester : Genap
Alamat : Jalan Mahakam No.2, RT.11/RW.7, Kramat Pela, Kebayoran Baru, RT.11/RW.7, Kramat
Pela, Kby. Baru, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12130 | Telp. (021) 7211067.
Faks. (021)7208762 | Website : www.sman6jkt.sch.id/ | Email : info@sman.6jkt.sech.id
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Sebelumnya saya panjatkan puji dan syukur atas kehadirat serta rahmat yang telah diberikan oleh
Allah Swt sehingga saya bisa menyelesaikan Makalah Mata Pelajaran Agama Islam dalam membuat
biografi Sunan Giri. Tak lupa saya panjatkan shalawat serta salam kepada Nabi Muhammad Saw.
Saya ingin mengucapkan rasa terima kasih sebesar-besarnya kepada Guru Pembimbing Mata
Pelajaran Pendidikan Agama Islam, Bapak Komarudin S.pd serta beberapa sumber informasi di
internet yang sangat membantu proses pembuatan makalah saya kali ini.
Meski makalah ini telah diselesaikan dengan sebagaimana mestinya, saya yakin masih terdapat
banyak kesalahan yang tak luput dari sifat kita sebagai manusia, tempat kesalahan dan dosa. Oleh
karena itu saya ingin memohon maaf yang sebesar-besarnya jika masih banyak kekurangan pada
makalah ini. Saya juga sangat menerima masukkan maupun kritik dan saran agar dapat terlaksananya
pembuatan makalah yang lebih baik ke depannya.
Saya harap makalah ini dapat berguna bagi semua pembacanya.
Penulis
a. Tujuan
Pada makalah ini saya akan menyajikan informasi yang cukup detail tentang Sunan Giri.
Dengan harapan memperluas pengetahuan pembaca tentang biografi Sunan Giri. Beberapa
informasi yang akan dibahas pada makalah ini di antaranya :
1. Sejarah Sunan Giri
2. Biografi Sunan Giri
3. Karya dan Peninggalan Sunan Giri
b. Manfaat
1. Diharapkan setelah membaca makalah ini, pembaca akan lebih mengenal Sunan Giri.
2. Menambah wawasan para pembaca tentang Sunan Giri.
3. Pembaca bisa mengambil beberapa peristiwa dari sejarah Sunan Giri sebagai suri
tauladan yang baik.
Sunan Giri merupakan buah pernikahan dari Maulana Ishaq, seorang mubaligh Islam dari
Asia Tengah, dengan Dewi Sekardadu, putri Prabu Menak Sembuyu penguasa wilayah
Blambangan pada masa-masa akhir Majapahit. Namun kelahirannya dianggap telah
membawa kutukan berupa wabah penyakit di wilayah tersebut. Maka ia dipaksa ayahandanya
(Prabu Menak Sembuyu) untuk membuang anak yang baru dilahirkannya itu. Lalu, Dewi
Sekardadu dengan rela menghanyutkan anaknya itu ke laut/selat bali sekarang ini.
Versi lain menyatakan bahwa pernikahan Maulana Ishaq-Dewi Sekardadu tidak mendapat
respon baik dari dua patih yang sejatinya ingin menyunting dewi sekardadu (putri tunggal
Menak sembuyu sehingga kalau jadi suaminya, merekalah pewaris tahta kerajaan. Ketika
Sunan Giri lahir, untuk mewujudkan ambisinya, kedua patih membuang bayi sunan giri ke
laut yang dimasukkan ke dalam peti.
Kemudian, bayi tersebut ditemukan oleh sekelompok awak kapal (pelaut) - yakni sabar dan
sobir - dan dibawa ke Gresik. Di Gresik, dia diadopsi oleh seorang saudagar perempuan
pemilik kapal, Nyai Gede Pinatih. Karena ditemukan di laut, dia menamakan bayi tersebut
Joko Samudro.
Ketika sudah cukup dewasa, Joko Samudro dibawa ibunya ke Ampeldenta (kini di Surabaya)
untuk belajar agama kepada Sunan Ampel. Tak berapa lama setelah mengajarnya, Sunan
Ampel mengetahui identitas sebenarnya dari murid kesayangannya itu. Kemudian, Sunan
Silsilah
Beberapa babad menceritakan pendapat yang berbeda mengenai silsilah Sunan Giri.
Sebagian babad berpendapat bahwa ia adalah anak Maulana Ishaq, seorang mubaligh yang
datang dari Asia Tengah. Maulana Ishaq diceritakan menikah dengan Dewi Sekardadu, yaitu
putri dari Menak Sembuyu penguasa wilayah Blambangan pada masa-masa akhir kekuasaan
Majapahit.
Pendapat lainnya yang menyatakan bahwa Sunan Giri juga merupakan keturunan Rasulullah
SAW, yaitu melalui jalur keturunan Husain bin Ali, Ali Zainal Abidin, Muhammad al-
Baqir, Ja'far ash-Shadiq, Ali al-Uraidhi, Muhammad an-Naqib, Isa ar-Rumi, Ahmad al-
Muhajir, Ubaidullah, Alwi Awwal, Muhammad Sahibus Saumiah, Alwi ats-Tsani, Ali Khali'
Qasam, Muhammad Shahib Mirbath, Alwi Ammi al-Faqih, Abdul Malik (Ahmad Khan),
Abdullah (al-Azhamat) Khan, Ahmad Syah Jalal (Jalaluddin Khan), Jamaluddin Akbar al-
Husaini (Maulana Akbar), Ibrahim Zainuddin Al-Akbar As-Samarqandy (Ibrahim Asmoro),
Maulana Ishaq, dan Ainul Yaqin (Sunan Giri). Umumnya pendapat tersebut adalah
berdasarkan riwayat pesantren-pesantren Jawa Timur, dan catatan nasab Sa'adah BaAlawi
Hadramaut.
Sunan Giri adalah nama salah seorang Walisongo dan pendiri kerajaan Giri Kedaton, yang
berkedudukan di daerah Gresik, Jawa Timur.
Setelah tiga tahun berguru kepada ayahnya, Raden Paku atau lebih dikenal dengan Raden
'Ainul Yaqin kembali ke Jawa. Ia kemudian mendirikan sebuah pesantren giri di sebuah
perbukitan di desa Sidomukti, Kebomas. Dalam bahasa Jawa, giri berarti gunung. Sejak
itulah, ia dikenal masyarakat dengan sebutan Sunan Giri.
Pesantren Giri kemudian menjadi terkenal sebagai salah satu pusat penyebaran agama Islam
di Jawa, bahkan pengaruhnya sampai ke Madura, Lombok, Kalimantan, Sulawesi,
dan Maluku. Pengaruh Giri terus berkembang sampai menjadi kerajaan kecil yang
disebut Giri Kedaton, yang menguasai Gresik dan sekitarnya selama beberapa generasi
sampai akhirnya ditumbangkan oleh Sultan Agung.
Terdapat beberapa karya seni tradisional Jawa yang sering dianggap berhubungkan dengan
Sunan Giri, diantaranya adalah permainan-permainan anak seperti Jelungan, dan Cublak
Suweng; serta beberapa gending (lagu instrumental Jawa) seperti Asmaradana dan Pucung.
Kesimpulan
Setelah membaca dan mendalami kisah dari Sunan Giri, kita dapat mengambil berbagai
nilai moral serta nilai Islam yang dapat diterapkan dalam kehidupan. Kita juga turut
berterima kasih atas perjuangannya menyebarkan Islam di nusantara pada masa itu.
https://id.wikipedia.org/wiki/Sunan_Giri
http://duniamasjid.islamic-center.or.id/1297/masjid-sunan-giri-gresik/
http://sunan-giri.blogspot.co.id/
http://ceritaislami.net/cerita-asal-usul-sunan-giri-raden-paku-syekh-maulana-ishaq/
http://republikpos.com/2015/12/cerita-walisongo-sunan-giri
10 | D e w i S e k a r F a r r a s y i f a | X I M I P A 5