Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN KEGIATAN

OUTING CLASS

Melalui Napak Tilas Mbah KH Muhammad Ma’roef RA

Guru Pendamping:

Ayutika Krishidayah S.Si

Disusun oleh :
1 Sayidah Nurul Fauzianah W (XII IPA)
.
2 Shela Nisa Karohmah (XII IPA)
.
3 Ulum Fatmawati (XII IPA)
.
Amatullo Alia Latifa (XI IPA)
4
.
5 Maya Nanda Bunga R (XI IPA)
.
6 Laila Nirwana (XI IPS)
.
7 Hadha Wahidiyatus S (X IPS)
.
8 Ifta Azkal Maghfiroh (X IPS)
.
9 Intan Khanivatus Z.M (X IPS)
.
SMA WAHIDIYAH
KEPANJEN
Tahun Pelajaran 2022/2023
Kata Pengantar
Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME yang telah memberikan
Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan
Kegiatan Outing Class, yang berjudul “Napak Tilas Mbah KH Muhammad Ma’roef
RA”.
Laporan ini tidak dapat selesai tanpa bantuan berbagai pihak, oleh karena
itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih atas bantuan, doa dan
bimbingan dari berbagai pihak sehingga penyusunan Makalah ini dapat diselesaikan
dengan baik. Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan banyak terima kasih
kepada yang terhormat:
1. Ibu Ayutika Krishidayah ., S.Si Selaku Guru Pembimbing
2. Orang Tua dan keluarga yang telah memberi dukungan hingga Laporan ini bisa
selesai dengan baik.
3. Rekan - rekan yang telah membantu penulis demi lancarnya pembuatan Laporan
Akhir kata penyusun berharap semoga Laporan ini bermanfaat bagi semua dan
tidak lupa penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi
kesempurnaan Tugas Laporan ini.

i
Daftar isi
Kata Pengantar.............................................................................................................................i
Daftar Isi.....................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.1. Latar Belakang..........................................................................................................1
1.2. Tujuan Penulisan.......................................................................................................1
1.3. Manfaat Penulisan.....................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................3
2.1. Gambaran Umum Kegiatan Outing Class..............................................................3
2.2. Hasil Pengamatan Kegiatan Outing Class.............................................................4
BAB III : PENUTUP..................................................................................................................9
3.1. Kesimpulan...............................................................................................................9
3.2. Saran.........................................................................................................................9
LAMPIRAN
4.1. Dokumentasi……………………………………………………………………….10

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Outing calss adalah Kegiatan wisata yang di lakukan dengan tujuan untuk
menambah dan menumpuk pengetahuan siswa . Setelah Outing Class,siswa di
wajibkan untuk membuat tugas berupa laporan. Laporan yang dimaksud adalah
hasil dari Kegiatan yang telah dilaksanakan.
Pembelajaran di sekolah bukanlah satu-satunya bekal bagi siswa untuk terjun ke
tengah masyarakat setelah menyelesaikan studinya nanti. Salah satu alternatif
yang perlu dipahami adalah mencari wawasan dan terjun langsung ke tengah
aktivitas masyarakat yang mempunyai korelasi dengan ilmu yang sedang
dipelajari siswa bersangkutan. Setiap perkembangan di sekitar selalu menuntut
siwa untuk tanggap dan peka terhadapnya. Oleh sebab itu,selayaknya siswa
memahami segala fenomena yang muncul di tengah masyarakat. Dengan cara
ini,siswa smakin bertambah wawasan pengetahuan dan penalaran karena siswa
dapat membandingkan teori di sekolah dengan dunia nyata
Pembelajaran di sekolah merupakan pembentuk pikir siswa. Dengan bekal
tersebut,siswa dapat mengadakan perbandinagn dengan fenomena di objek
wisata dan lingkungan hidupnya.Siswa perlu saling mengenal dan memumpuk
tali persaudaraan yang satu dengan yang lainnya, terutama warga SMA
Wahidiyah Kepanjen

1.2 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan pada penulisan Laporan ini adalah:


a. Memperkenalkan siswa kepada objek wisata yang berkaitan dengan bidang ilmu
tertentu
b. Menambah pengetahuan dan wawasan
c. Mengajak siswa untuk mengamati dan meneliti objek wisata ynag dimaksud,yaitu
Sunan Ampel,Pembuatan Batik, Mbah Kholil ,Mbah Samsudin ,dan
Api Tak Kunjung Padam

1
d. Melakukan program belajar-mengajar melalui metode langsung berupa pengamatan
langsung terhadap objek atau sumber belajar
e. Menciptakan kondisi dan nuansa belajar yang lain dari yang biasanya berlangsung
disekolah
f. Mengajak siswa untuk berinteraksi langsung pada lingkungan sebagai sumber
belajar

1.3 Manfaat Penulisan


Adapun manfaat penulisan laporan ini adalah:
a. Menambah ilmu pengetahuan,wawasan yang umum dan luas
b. Mengembangkan sikap, memperluas pengertian dan meningkatkan keterampilan
c. Menyediakan berbagai pengalaman melalui objek,tempat,situasi, dan hubungan
antar manusia yang tidak dapat disediakan dikelas
d. Mempertajam kesadaran siswa terhadap lingkungan

2
Menambah
kepedulian tentang alam
sekitarBAB II
PEMBAHASAN

2.1 Gambaran Umum Kegiatan Outing Class

KH. Mohammad Ma’roef RA atau yang kerap disapa dengan panggilan Mbah
Ma’roef lahir pada tahun 1852, di Dusun Klopak Arum Desa Badal Ngadiluwih
Kabupaten Kediri, Beliau merupakan Putra dari KH. Abdul Madjid (Mbah Yai
Madjid), seorang pendiri Pondok Klopak Arum selatan Masjid Badal.
KH . Mohammad Ma’roef RA. Merupakan putra kesembilan dari sepuluh
bersaudara.
Pada kegiatan outing class SMA Wahidiyah Kepanjen mengusung tema Napak
Tilas Mbah KH Mohammad Ma’roef RA. Rute perjalanan Outing Class
bermula dari sekolah SMA Wahidiyah Kepanjen Menuju POndok Pesantren
Kedunglo Almunadhoroh Kediri, kami tiba di Kediri pada jam 03.00,siswa
diarahkan untuk sholat shubuh Bersama di Pondok Pesantren Kedunglo,setelah
sholat shubuh usai para siswa bermujahad di maqom Kanjeng Romo KH Abdul
Latif Madjid QS wa RA.
Pada pukul 06.00 siswa persiapan melanjutkan napak tilas menuju Surabaya
dengan tujuan bermujahadah di maqom sunan ampel kemudian melanjutkan
perjalanan ke Madura dengan tujuan awal yautu Pembuatan Batik di Jokotolle
disini kami Para siwa belajar banyak hal yaitu tentang sejarah batik dan diberi
kesempatan untuk membuat batik selama 2 jam lebih.Kemudian kami
melakukan sholat dzuhur berjamaah di masjid Syaikhona Muhammad Kholil
Bangkalan Madura dan bermujahadah di Maqom Mbah Kholil guru Mbah
Ma’roef waktu menjadi santri disana. Kemudian kami diajak Menyaksikan
langsung keajaiban Api Tak Kunjung Padam di Pamekasan dan tujuan terakhir
kami bermujahadah di Maqom Mbah Syamsudin Batu Ampar Madura.
Sungguh Pengalaman Outing Clas yang menyenangkan kita belajar mengenal
sejarah Napak Tilas Mbah Ma’roef yang menimba ilmu di Madura dan belajar
tentang seni dalam membatik hingga menyaksikan keajaiban Api Tak Kunjung
Padam dan doakhiri Ke maqom Mbah Syamsudin yang terkenal akan karomah

3
dan kesholihan awaliyahnya.

2.2 Hasil Pengamatan

a. Sunan Ampel
Sunan Ampel lahir pada tahun 1401 di daerah Tumapel di Gresik (Jawa
Timur). Ia merupakan salah seorang wali di antara walisongo yang
menyebarkan ajaran Islam di Pulau Jawa.

Sunan Ampel adalah putra dari Syekh Ibrahim Zainuddin As-


Samarqandy dengan Dyah Candrawulan. Ibrahim As-Samarqandy
merupakan putra Jamaluddin Akbar al-Husaini. Sunan Ampel juga
keponakan Dyah Dwarawati, istri Bhre Kertabhumi Raja Majapahit.

Syekh Jumadil Qubro, dan kedua anaknya, Maulana Malik Ibrahim


dan Maulana Ishak bersama sama datang ke pulau Jawa. Setelah itu
mereka berpisah, Syekh Jumadil Qubro tetap di pulau Jawa, Maulana
Malik Ibrahim ke Champa, Vietnam Selatan, dan adiknya Maulana
Ishak mengislamkan Samudra Pasai. Dalam buku Mengislamkan
Tanah Jawa yang ditulis oleh Widji Saksono (1995), Sunan Ampel
diperkirakan meninggal pada 1467 Masehi. Dikisahkan Babad Gresik,
Sunan Ampel wafat ketika bersujud di Masjid. Sunan Ampel
dimakamkan di barat Masjid Ampel Surabaya.4 Apr 2021

b. Tempat Pembuatan Batik Jokotole

Rumah produksi Batik Jokotole yang terletak di Bangkalan, Madura


merupakan salah satu UKM binaan dari Bank Indonesia yang biasa
disebut WUBI atau Wirausaha Bank Indonesia. Rumah produksi ini
berdiri sejak tahun 2011 akhir dengan modal awal Rp 22 juta. Batik
yang terkenal adalah batik motif gentongan dengan kisaran harga Rp
1,7 juta per kain. Batik biasa hanya Rp 200 ribu hingga Rp 250 ribu.

Uswatun Hasanah pemilik bisnis mengatakan, mahalnya batik


gentongan karena sulitnya proses membatik dan proses pembuatan
membutuhkan waktu yang lama.

4
Dia mengatakan penjualan batik ini juga sudah mencapai pasar ekspor
ke tiga negara yakni Malaysia, Jepang dan Cina. Dengan mematok
harga sekitar Rp 200 ribu sebelum pajak untuk batik yang biasa. Akan
tetapi untuk ekspor, Uswatun mengaku terganjal oleh kendala perizinan.

Dia mengatakan penjualan batik ini juga sudah mencapai pasar ekspor
ke tiga negara yakni Malaysia, Jepang dan Cina. Dengan mematok
harga sekitar Rp 200 ribu sebelum pajak untuk batik yang biasa. Akan
tetapi untuk ekspor, Uswatun mengaku terganjal oleh kendala perizinan.

c. Mbah Kholil

Makam Muhammad Kholil terletak di Desa Martajasah, Kabupaten


Bangkalan. Makam besar umat Islam di era Wali Songo terletak 2 km
dari pusat kota dan bersebelahan dengan pantai Sambilangan. Kh. Moh.
Kuburan Cholil telah banyak dikunjungi ziarah dari berbagai
daerah.Syekh Kholil al-Bangkalani berasal dari keluarga ulama.
Ayahnya, KH Abdul Lathif, mempunyai pertalian darah dengan Sunan
Gunung Jati. Buyut beliau Syarifah Khodijah putri Sayyid Asror
Karomah bin Kiai Abdullah bin Ali Akbar bin Sayyid Sulaiman
Kanigoro Mojoagung. Sayyid Sulaiman inilah yang merupakan anak
dari Sayyid Zen Sunan Gunung Jati.[4] Al Husaini. sedangkan ayah
Kiai Abdl Latif Adalah Kiai Hamim bin Muharram bin Abdul Karim
Keturunan Kanjeng Sunan Giri bin Maulana Ya'qub bin Sayyid Ibrahim
(Maulana Ishaq) Al Hasan.

Dalam buku Manaqib Mbah Ma’shum Lasem diceritakan bahwa suatu


hari Syekh Kholil Bangkalan meminta santrinya untuk membuat
kurungan ayam jago sebab akan datang jagoan dari tanah Jawa ke
Bangkalan. Keesokan harinya datang seorang pemuda bernama
Muhammadun (nama Mbah Ma’shum waktu muda) yang berusia 20
tahun dari tanah Jawa. Oleh Syekh Kholil, pemuda itu diminta masuk
ke dalam kurungan ayam jago yang telah dibuat santrinya. Dengan
penuh takzim pemuda itu pun masuk dan duduk berjongkok ke dalam
kurungan ayam jago. Syekh Kholil kemudian berkata kepada santri-
santrinya, "Inilah yang kumaksudkan sebagai ayam jago dari tanah
Jawa yang kelak akan menjadi jagoan tanah Jawa."

5
Pada awal nyantri, Mbah Lasem malah disuruh mengajarkan Alfiyah
kepada santri-santri Syekh Kholil di dalam kamar yang tidak ada
penerangnya. Mbah Ma’shum hanya nyantri selama 3 bulan. Ketika
hendak pulang, Mbah Kholil memanggilnya seraya mendoakannya
dengan doa Sapu Jagad. Saat Mbah Ma’shum melangkah pergi
beberapa meter, ia dipanggil kembali oleh Syekh Kholil lalu didoakan
dengan doa yang sama. Hal ini terjadi berulang hingga 17 kali.

Kisah Hidup Hingga Wafat Mbah Kholil Dari Bangkalan – Mbah


Kholil dikenal dengan gelar Syaikhona Kholil. Beliau adalah Seorang
ulama dengan ilmu tinggi dan kharismatik yang memiliki cukup
banyak pengikut. Mbah Kholil berasal dari Bangkalan, Madura. Beliau
juga dikenal memiliki keistimewaan atau karomah yang dikenal
masyarakat luas terutama di Madura.Beliau wafat pada Desember 1925.

Cerita ini tetap berkembang hingga kini setelah lewat berpuluh tahun
beliau wafat.

d. Mbah Samsudin

Dalam buku Manaqib Buju’ Batu. Ampar yang bersumber pada Kiai
Haji Jakfar Shodiq Fauzi, Kiai Abu Syamsuddin adalah putra Kiai
Abdurrahman atau Batsaniah alias Buju’ Tompeng, Batu Ampar dengan
Nyai Basyiroh. Nama Abu Syamsuddin merupakan kunyah. Maknanya,
ayah dari Syamsuddin. Syamsuddin ini adalah putra sulung Buju’
Latthong. Sedangkan nama kecil Buju’ Latthong ialah Kiai Su’adi.

Buju’ Tompeng, ayah dari Kiai Su’adi atau Abu Syamsuddin ini
merupakan salah satu waliyullah besar Madura di masanya. Di buku
manaqib tersebut tertera nasab Buju’ Tompeng, yaitu Buju’ Tompeng
bin Kiai Abdul Manan (Buju’ Kosambi) bin Syarif Husain (Buju’ Banyu
Sangka) bin Sunan Bonang bin Sunan Ampel.

Kiai Abdul Manan alias Buju’ Kosambi ini yang pertama kali bermukim
di Batu Ampar, Pamekasan. Disebut Buju’ Kosambi karena beliau

6
bertirakat di pohon kosambi (kesambi) selama empat puluh tahun.
Pohon kesambi tempat tirakat beliau itu terletak di atas bukit yang
dikelilingi pohon bambu. Di dekat pohon tersebut ada sebuah sumur
yang disebut sumur Todhungi. Sumur inilah yang menjadi tempat
keperluan beliau untuk minum dan wudlu.

Todhungi ini berasal dari kata ekodhungi yang berarti ditutupi. Konon,
sumur tersebut tertutup oleh batu yang dengan ijin Allah SWT, melalui
karomah Kiai Abdul Mannan (Syekh Abdul Mannan). Tutup sumur
tersebut bisa terbuka dengan sendirinya manakala diperlukan beliau.

KAROMAH

Buah memang tidak jatuh jauh dari pohonnya. Jika ayah dan kakeknya
adalah ahli tirakat untuk membangun keshalihan, begitu pula dengan
Kiai Su’adi Abu Syamsuddin. Pada usia remaja, beliau berangkat ke
bukit Banyu Pelle untuk melakukan tirakat.

Saat sampai di bukit Banyu Pelle, Kiai Su’adi mengalami kesulitan air
wudlu. Kemudian beliau turun menuju sebuah sungai bernama Aeng
Nyono’. Saat sampai di sungai, beliau menancapkan tongkatnya di
sungai itu sembari berkata: “wahai air, ikutlah denganku ke atas untuk
membantuku dalam uzlahku”.

Subhanallah, atas ijinNya, air sungai Aeng Nyono’ itu pun mengikuti
tongkat Kiai Su’adi naik ke atas puncak bukit Banyu Pelle. Sampai saat
ini, keajaiban air yang mengalir dari sungai di kaki Bukit Banyu Pelle
ke atas bukit tetap ada. Namun, pada musim hujan, aliran air dari bawah
ke atas bukit ditutup oleh penduduk. Karena jika tidak, akan terjadi
banjir. Jika pada musim kemarau, air tidak mengalir, dengan ritual
khatmil qur’an, in sya Allah, biasanya air mengalir lagi ke atas. Tanpa
dorongan alat apapun.

Batu Ampar Pamekasan merupakan sebuah sebutan tempat tujuan


ziarah wali (auliya’), yang didalamnya terdapat kompleks makam para
ulama-ulama yang dihormati dan sebagai panutan dalam beragama.

Sangat menarik, jika saya mengamati lebih jauh tentang salah satu
objek wisata religi di bumi Gerbang Salam Pamekasan yaitu pasarean

7
Batu Ampar yang secara spesifik didalamnya terdapat makam Syekh
Abu Syamsuddin (Buju’ Latthong). Komplek makam Syekh Abu
Syamsuddin ini, saya menyebutnya sebagai khazanah cagar budaya di
Kabupaten Pamekasan, walaupun demikian saya belum melihat
pencantuman papan plakat yang memuat nomor inventaris cagar budaya
pada situs atau tempat tersebut.

e. Api Tak Kunjung Padam

Wisata api alam yang dikenal memiliki api abadi di Kabupaten


Pamekasan Madura merupakan satu dari sekian banyak api alam yang
ada di dunia. Wisata langka ini berada di Desa Larangan Tokol,
Kecamatan Tlanakan, Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur.

Lokasinya tidak terlalu jauh dari pusat kota Pamekasan yang berjarak
kurang lebih 4 km dengan lama perjalanan sekitar 15 menitan. Atau jika
ditempuh dari Kota Surabaya membutuhkan waktu kurang lebih 2,5-3
jam melewati Jembatan Suramadu.

Keunikan dari wisata api tak kunjung padam ini adalah semburan api
yang berasal dari bawah permukaan tanah atau perut bumi. Hebatnya,
meski diguyur air api di sini akan tetap menyala.

Keajaiban api abadi ini sudah sangat terkenal khususnya bagi


masyarakat Madura. Jadi tak heran bila setiap harinya tempat ini ramai
dikunjungi wisatawan yang penasaran ingin melihat langsung semburan
api menyembur dari celah tanah.

8
BAB III

PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa:
a. Dengan kegiatan outing class ini siswa dapat menambah wawasan dan
pengetahuan siswa.
b. Dapat menumbuhkan rasa cinta yang tinggi terhadap kebudayaan
Indonesia.
c. Siswa dapat bekerjasama dalam hal pembuatan Laporan outing class.
d. Dengan berkarya wisata, siswa dapat mengetahui tampat-tempat
rekreasi dan peninggalan sejarah di indonesia

3.2. Saran
Berdasarkan analisa dan simpulan maka penulis memberikan
masukkan :
a. Untuk lebih kreatif kami harap Guru-Guru lebih banyak mamberikan
bimbingan yang lebih lengkap dalam penyusunan laporan ini.
b. Kepada Panitia Pelaksana,outing class kami menyarankan agar
kunjungan objek wisata harus seimbang antara tempat rekreasi dengan
tempat penelitian supaya siswa tidak merasa bosan dan jenuh ketika
melaksanakan outing class.
c. Pengaturan waktu/jadwal pelaksanaan outing class diharapkan untuk
dibenahi lagi karena kami merasa pada outing class ini waktu lebih
banyak digunakan untuk perjalanan dari pada untuk rekreasi di objek
wisata.

Pembimbing

Ayutika Krishidayah S.Si

9
LAMPIRAN

4.1 Dokumentasi

10
11
12
13
14
15
16
17
18

Anda mungkin juga menyukai