KELOMPOK II :
Kelas : VIII E
Tahun Pelajaran 2016/2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan laporan kegiatan kelompok kami yang berjudul Laporan
Hasil Observasi Anjungan Wali Songo ini dengan lancar.
1. Ibu Sumiati S.Pd selaku kepala sekolah SMP HANG TUAH 5 Candi Sidoarjo.
2. Ibu Jovita Alvi S.Pd selaku wali kelas kami yang telah mendukung berjalannya
Kegiatan Tengah Semester (KTS) ini.
3. Ibu Winda Fris Tikasari S.Pd selaku guru Bahasa Indonesia yang telah membantu dan
membimbing kami.
4. Ibu dan Bapak yang memberikan doa nya kepada kami sehingga laporan hasil
observasi ini dapat terselesaikan.
5. Teman-teman dan sahabat seperjuangan yang telah memberi semangat satu sama lain.
Laporan ini ditulis untuk memenuhi tugas semester 2 yaitu mata pelajaran Bahasa
Indonesia. Observasi ke daerah Lamongan khususnya ke tempat Wisata Bahari Lamongan
(WBL) ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 16 Februari 2017 yang berguna untuk
menambah wawasan tempat wisata di Indonesia.
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan kegiatan ini masih banyak kekeliruan.
Oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun, penulis terima dengan senang hati
guna sempurnanya laporan hasil observasi. Dengan segala kerendahan hati penulis
mengharapkan laporan hasil observasi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis, pembaca,
dan pihak-pihak yang memerlukan.
Penulis
DAFTAR
ii ISI
2
Kata Pengantar ............................................................................................ii
Daftar Isi ...........................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................4
1.1 Latar Belakang ............................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................4
1.2 Tujuan ............................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................5
BAB I
ii
PENDAHULUAN
i
3
Berdasarkan program yang telah dicaangkan oleh SMP HANG TUAH 5 Candi
dalam semester genap kelas VIII Tahun Pelajaran 2016/2017 di SMP HANG TUAH 5
diharapkan mampu mengenal lebih dekat kepada lingkungan atau kegiatan di luar
lingkungan sosial.
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Khusus
BAB II
PEMBAHASAN
4
Sebelum memasuki lokasi, terdapat sebuah miniatur gapura yang lazim terdapat
pada setiap makam para wali. Gapura ini di kenal dengan nama Gapura Padhuraksa
yang bentuk aslinya bisa di lihat di makam Sunan Sendang Duwur dan Sunan Drajat di
Lamongan. Sesuai urutan fase perjuangan para wali, miniatur pertama adalah miniatur
makam Sunan Ampel. Replika ini mirip dengan makam Sunan Ampel asli yang ada di
menggambarkan para santri Sunan Ampel sedang belajar ilmu agama. Sedangkan pada
miniatur masjid makam Sunan Muria, terdapat ratusan anak tangga mirip bentuk
aslinya di Gunung Muria sekitar 18 kilo meter ke arah utara kota Kudus Jawa Tengah.
Pada miniatur Sunan Muria ini, terdapat pula patung-patung mini yang menggambarkan
Sunan Muria senang bergaul dengan rakyat jelata termasuk mengajari mereka cara
bercocok tanam.
Sesuai dengan bentuk bangunan masjid para wali yang rata-rata menggunakan
atap tumpang dari kayu, bangunan masji dan cungkup pada miniatur bangunan ini juga
menggunakan bahan yang sama, guna mengingatkan kembali pada kondisi bangunan
aslinya. Tak hanya itu, di lokasi ini juga terdapat miniatur sebuah pesantren tempo dulu
yang menggambarkan model pesantren para wali dengan rakyat jelata tengah belajar
ilmu agama. Di penghujung lokasi, terdapat miniatur menara kudus, sebuah menara
yang di bangun Sunan kudus untuk menarik perhatian masyarakat hindu kala
berdakwah. Sebagaimana bentuk aslinya, arsitektur menara kudus ini lebih mirip
dengan bangunan syimbol hindu. Dari atas miniatur menara, anda juga bisa melihat
wafat pada thun 1419 adalah seorang ahli tat negara yang ulung. Huruf-huruf
5
pada batu nisan beliau adalah huruf arab. Penduduk pribumi mengenal beliu
dengan sbutan Kake Bantal. Ini membuktikan bahwa pada masa hidup beliau,
beliau berdawah dengan cara yang bijaksana., beliau dapat beradaptasi dengan
akhlak yang diajarkan oleh agama islam. Dengan cara itu, sedikit demi sedikit
banyak juga rakyat Jawa yang mulai teryarik pada agama islam dan pada
Setelah Kake Bantal atau Syeh Maulana Malik Ibrahim wafat pada tahun 1419,
para wali berfikir untuk mencari penggantinya. Atas usul Syeh Maulana Ishak
beliau membuka Pesantren, banyak putra Adipati dan bangsawan Majapahit yang
belajar kepada beliau. Diantara murid-murid Sunan Ampel yang terkenal ialah
Raden Patah, Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Drajad, Sunan Kalijaga, dan lain-
yang menjadi wali. Sunan Ampel mempunyai dua orang istri, yaitu Dewi
Pasai, beliau dikenal Syeh Maulana Ainul Yakin. Sunan Giri atau Raden Paku
adalah anak Syeh Maulana Ishak yang menikah dengan Dewi Sekardadu, salah
seorang putri Raja Blambangan Menak Sembayuh. Syeh Maulana Ishak pergi
meninggalkan istrinya yang sedang hamil entah pergi kemana. Dewi Sekardadu
meninggal sesaat setelah selesai melahirkan. Dan oleh kakeknya, bayi yang
6
malang itu kemudian dibuang kelaut dengan dimasukkan ke dalam peti. Berhari-
hari bayi itu mengapung, dan secara kebetulan Abu Hurairah membantu Nyai
Ageng Pinatih menemukan bayi yang malang itu. Dengan gembira Nyai Pinatih
mengambil bayi itu, dan danggaplah sebagai anak sendiri. Bayi itu kemudian
diberi nama Raden Paku atau Joko Samudro, karena bayi itu ditemukan ditengah
samudra.
4. Sunan Bonang
Nama asli Sunan Bonang adalah Raden Makdum Ibrahim. Beliau adalah putra
Raden Rahmat Sunan Ampel dengan istri pertamanya yaitu Dewi Candrawati.
Raden Makdum Ibrahim setelah delesai belajar pada Sunan Ampel di Surabaya
Disana beliau berguru kepada Syeh Maulana Ishak ( paman Sunan Ampel ) dan
beberapa ulama besar ahli tasawwuf yang berasal dari Baghdad dan Iran. Sunan
5. Sunan Drajat
Sunan Drajat pada waktu kecilnya bernama Masih Munat. Kemudian diganti
dengan nama Raden Syariffudin. Menurut sumber cerita yang benar, diganti
dengan nama Raden Qasim. Beliau adalah anak ketiga Sunan Ampel dengan ibu
adik Sunan Bonang. Semasa bayinya, Masih Munat termasuk anak yang sangat
lemah kondisinya, dan selalu sakit-sakitan, hingga ayah dan ibunya tidak
menyangka kalau Masih Munat bisa hidup sampai dewasa. Nah, karena sakit-
Raden Sahur adalah keturunan Rangga Lawe yang sudah masuk Islam. Raden
Said sebenarnya adalah seorang anak muda yang taat kepada agama dan bakti
7
kepada orang tua. Namun beliau tidak bisa menerima keadaan disekelilingnya,
Musim kemarau panjang dan bahaya kelaparan makin membuat rakyat tersiksa.
Hal ini disaksikan sendiri oleh Raden Said yang masih berjiwa suci bersih.
Adipati Demak. Sedang Raden Patah adalah putra Prabu Brawijaya, Raja
Majapahit. Konon menurut cerita, sebelum Jafar Shoiq menetap di Kudus, ada
daerah Kudus. Tiba-tiba muncullah Raden Jafar Shodiq. Akhirnya dia diambil
penguasa daerah Kudus dan kemudian bergelar Sunan Kudus. Sunan Kudus
adalah senopati para wali, beliaulah yang melaksanakan hukuman mati terhadap
Syeh Siti Jenar yang mempunyai ajaran sesat dan menyesatkan. Selain itu beeliau
Kalijaga dengan Dewi Saroh. Sunan Muria dikenal sebagai seorang anggota
8
Sunan Gunung Jati nama aslinya adalah Syarif Hidayatullah. Konon menrut
cerita, bahwa ibu Syarif Hidayatullah adalah Dewi Roro Santang putri Prabu
Siliwangi yang bersuamikan Sultan Abdullah dari negeri Mesir. Awal cerita,
Prabu Siliwangi mempnyai dua orang putra, yaitu Pangeran Cakrabuana dan
Dewi Roro Santang. Kedua putra Prabu Siliwangi ini sudah memluk agama
Islam. Pada suatu hari putranya itu menunaikan ibadah haji ke Mekkah. Selama
Kemudian sang Sultan menyuruh seorang utusan untuk melamar Dewi Roro
Santang dan lamaran itu diterima. Adapun yang bertindak sebagai wali adalah
Pangeran Cakrabuana sendiri. Setelah Dewi Roro Santang menjadi istri Sultan
Abdullah, mereka sempat tinggal di negeri Mesir leih dari satu tahun. Oleh Sultan
Demikianlah asal-usul Sunan Gunung Jati yang silsilahnya adalah termasuk cucu
pada abad ke 14. Mereka tinggal di tiga wilayah penting pantai utara Pulau Jawa, yaitu
penyebaran Islam di Indonesia, khususnya di Jawa. Tentu banyak tokoh lain yang juga
berperan. Namun peranan mereka yang sangat besar dalam mendirikan Kerajaan Islam
di Jawa, juga pengaruhnya terhadap kebudayaan masyarakat secara luas serta dakwah
secara langsung, membuat para Walisongo ini lebih banyak disebut dibanding yang
lain. Ada beberapa pendapat mengenai arti Walisongo. Pertama adalah wali yang
sembilan, yang menandakan jumlah wali yang ada sembilan, atau sanga dalam bahasa
9
Jawa. Pendapat lain menyebutkan bahwa kata songo/sanga berasal dari kata tsana yang
dalam bahasa Arab berarti mulia. Pendapat lainnya lagi menyebut kata sana berasal dari
yang pertama kali didirikan oleh Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim) pada tahun
1404 Masehi (808 Hijriah). Para Walisongo adalah pembaharu masyarakat pada
dibukukan dalam Ensiklopedi Nasab Ahlul Bait yang terdiri dari beberapa
volume (jilid). Dalam Catatan itu tertulis: As-Sayyid Maulana Malik Ibrahim
bin As-Sayyid Barakat Zainal Alam bin As-Sayyid Husain Jamaluddin bin
10
Muhammad Shahib Mirbath bin As-Sayyid Ali Khali Qasam bin As-Sayyid
Ubaidillah bin Al-Imam Ahmad Al-Muhajir bin Al-Imam Isa bin Al-Imam
Muhammad bin Al-Imam Ali Al-Uraidhi bin Al-Imam Jafar Shadiq bin Al-
Imam Muhammad Al-Baqir bin Al-Imam Ali Zainal Abidin bin Al-Imam Al-
Husain bin Sayyidah Fathimah Az-Zahra/Ali bin Abi Thalib, binti Nabi
pada paruh awal abad ke-14. Babad Tanah Jawi versi Meinsma menyebutnya
1. Siti Fathimah binti Ali Nurul Alam Maulana Israil (Raja Champa Dinasti
Syarifah Sarah.
Sayyid Fadhal Ali Murtadha [Sunan Santri/ Raden Santri] dan melahirkan
dua putera yaitu Haji Utsman (Sunan Manyuran) dan Utsman Haji (Sunan
11
dianggap sebagai wali pertama yang mendakwahkan Islam di Jawa. Ia
tersebut menjadi masjid Jami' Gresik. Pada tahun 1419, Malik Ibrahim wafat.
menyebarkan ajaran Islam di Pulau Jawa. Ia lahir 1401 di Champa. Ada dua
yang kini bernama Jeumpa. Menurut beberapa riwayat, orang tua Raden
Rahmat, nama lain Sunan Ampel, adalah Maulana Malik Ibrahim (menantu
Sultan Champa dan ipar Dwarawati). Dalam catatan Kronik Cina dari
Klenteng Sam Po Kong, Sunan Ampel dikenal sebagai Bong Swi Hoo, cucu
dari Haji Bong Tak Keng - seorang Tionghoa (suku Hui beragama Islam
Haji Bong Tak Keng ditempatkan sebagai duta besar Tiongkok di pusat
12
kapten Cina di Tuban. Haji Gan En Cu kemudian menempatkan menantunya
Sementara itu seorang putri dari Kyai Bantong (versi Babad Tanah
Jawi) alias Syaikh Bantong (alias Tan Go Hwat menurut Purwaka Caruban
muslimah. Raden Rahmat dan Raden Santri adalah anak Makhdum Ibrahim
(putra Haji Bong Tak Keng), keturunan suku Hui dari Yunnan yang
permaisuri raja Brawijaya. Raja Champa saat itu merupakan seorang muallaf.
Raden Rahmat, Raden Santri dan Raden Burereh akhirnya tidak kembali ke
Menurut Hikayat Banjar dan Kotawaringin (Hikayat Banjar resensi I), nama
asli Sunan Ampel adalah Raja Bungsu, anak Sultan Pasai. Dia datang ke
13
buah perahu ke Pasai. Sebagai kerajaan Islam, mulanya Sultan Pasai
keberatan jika Putrinya dijadikan istri Raja Majapahit, tetapi karena takut
binasa kerajaannya akhirnya Putri tersebut diberikan juga. Putri Pasai dengan
Pasai melarang Raja Bungsu pulang ke Pasai. Sebagai ipar Raja Majapahit,
yang dinamakan Ampelgading. Anak laki-laki dari Putri Pasai dengan raja
Majapahit tersebut kemudian dinikahkan dengan puteri raja Bali. Putra dari
Putri Pasai tersebut wafat ketika istrinya Putri dari raja Bali mengandung tiga
bulan. Karena dianggap akan membawa celaka bagi negeri tersebut, maka
ketika lahir bayi ini (cucu Putri Pasai dan Brawijaya VI) dihanyutkan ke laut,
tetapi kemudian dapat dipungut dan dipelihara oleh Nyai Suta-Pinatih, kelak
desa-desa sekitar memohon untuk dapat masuk Islam kepada Raja Bungsu,
tetapi Raja Bungsu sendiri merasa perlu meminta izin terlebih dahulu kepada
Petinggi daerah Jipang menurut aturan dari Raja Majapahit secara rutin
menyerahkan hasil bumi kepada Raja Bungsu. Petinggi Jipang dan keluarga
masuk Islam. Raja Bungsu beristrikan puteri dari petinggi daerah Jipang
perempuan diambil sebagai istri oleh Sunan Kudus (tepatnya Sunan Kudus
14
c) Sunan Bonang (Makhdum Ibrahim)
Maulana Makdum Ibrahim. Dia adalah putra Sunan Ampel dan Nyai Ageng
Bonang diduga adalah Bong Ang sesuai nama marga Bong seperti nama
Sunan Bonang wafat pada tahun 1525 M, dan saat ini makam aslinya
kota Tuban. Lokasi makam Sunan Bonang ada dua karena konon, saat dia
meninggal, kabar wafatnya dia sampai pada seorang muridnya yang berasal
dari Madura. Sang murid sangat mengagumi dia sampai ingin membawa
jenazah dia ke Madura. Namun, murid tersebut tak dapat membawanya dan
hanya dapat membawa kain kafan dan pakaian-pakaian dia. Saat melewati
Tuban, ada seorang murid Sunan Bonang yang berasal dari Tuban yang
mendengar ada murid dari Madura yang membawa jenazah Sunan Bonang.
Muhammad.
d) Sunan Drajat
15
Sunan Drajat diperkirakan lahir pada tahun 1470 Masehi. Nama
Dia adalah putra dari Sunan Ampel, dan bersaudara dengan Sunan Bonang.
nama kecil Syarifudin atau raden Qosim putra Sunan Ampel dan terkenal
Tempat ini diberikan oleh kerajaan Demak. Ia diberi gelar Sunan Mayang
Madu oleh Raden Patah pada tahun saka 1442/1520 masehi. Makam
Sunan Drajat dapat ditempuh dari Surabaya maupun Tuban lewat Jalan
putra Sunan Ampel yang terkenal cerdas. Setelah pelajaran Islam dikuasai,
16
Usaha ke arah itu menjadi lebih mudah karena Sunan Drajat
otonomi.
dari Raden Patah Sultan Demak pada tahun saka 1442 atau 1520 Masehi.
e) Sunan Kudus
yang tergabung dalam walisongo, yang lahir pada 9 September 1400M/ 808
Ngudung adalah putra Sultan di Palestina yang bernama Sayyid Fadhal Ali
Panglima Perang.
Nama Ja'far Shadiq diambil dari nama datuknya yang bernama Ja'far
ash-Shadiq bin Muhammad al-Baqir bin Ali bin Husain bin Ali bin Abi
ke Tanah Jawa. Sunan Kudus adalah putra Sunan Ngudung atau Raden
17
Usman Haji, dengan Syarifah Ruhil atau Dewi Ruhil yang bergelar Nyai
Anom Manyuran binti Nyai Ageng Melaka binti Sunan Ampel. Sunan Kudus
adalah keturunan ke-24 dari Nabi Muhammad. Sunan Kudus bin Sunan
Ngudung bin Fadhal Ali Murtadha bin Ibrahim Zainuddin Al-Akbar bin
Jamaluddin Al-Husain bin Ahmad Jalaluddin bin Abdillah bin Abdul Malik
Azmatkhan bin Alwi Ammil Faqih bin Muhammad Shahib Mirbath bin Ali
Khali Qasam bin Alwi bin Muhammad bin Alwi bin Ubaidillah bin Ahmad
Al-Muhajir bin Isa bin Muhammad bin Ali Al-Uraidhi bin Jafar Shadiq bin
Muhammad Al-Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Al-Husain bin Sayyidah
f) Sunan Giri
Sunan Giri membangun Giri Kedaton sebagai pusat penyebaran agama Islam
Sulawesi, dan Maluku. Sunan Giri memiliki beberapa nama panggilan, yaitu
Raden Paku, Prabu Satmata, Sultan Abdul Faqih, Raden 'Ainul Yaqin dan
Maulana Ishaq, seorang mubaligh yang datang dari Asia Tengah. Maulana
Ishaq diceritakan menikah dengan Dewi Sekardadu, yaitu putri dari Menak
18
Majapahit. Pendapat lainnya yang menyatakan bahwa Sunan Giri juga
bin Ali, Ali Zainal Abidin, Muhammad al-Baqir, Ja'far ash-Shadiq, Ali al-
Hadramaut.
cucu Putri Pasai (Jeumpa?) dan Dipati Hangrok (alias Brawijaya VI).
Putera ini yang tidak disebutkan namanya menikah dengan puteri Raja Bali,
kemudian melahirkan Pangeran Giri. Putri Pasai adalah puteri Sultan Pasai
yang diambil isteri oleh Raja Majapahit yang bernama Dipati Hangrok (alias
g) Sunan Kalijaga
19
diperkirakan mencapai lebih dari 100 tahun. Dengan demikian ia mengalami
Kesultanan Cirebon dan Banten, bahkan juga Kerajaan Pajang yang lahir
Cirebon dan Masjid Agung Demak. Tiang "tatal" (pecahan kayu) yang
merupakan salah satu dari tiang utama masjid adalah kreasi Sunan Kalijaga.
Raden Said. Dia adalah putra adipati Tuban yang bernama Tumenggung
Wilatikta atau Raden Sahur. Nama lain Sunan Kalijaga antara lain Lokajaya,
Cirebon. Pada saat Sunan Kalijaga berdiam di sana, dia sering berendam di
sungai (kali), atau jaga kali. Terkait asal usulnya, ada dua pendapat yang
orang Jawa asli. Pendapat ini didasarkan pada catatan historis Babad Tuban.
Di dalam babad tersebut diceritakan, Aria Teja alias 'Abdul Rahman berhasil
Wilatikta. Catatan Babad Tuban ini diperkuat juga dengan catatan mahsyur
penulis dan bendahara Portugis Tome Pires (1468 - 1540). Menurut catatan
Tome Pires, penguasa Tuban pada tahun 1500 M adalah cucu dari peguasa
Islam pertama di Tuban yakni Aria Wilakita, dan Sunan Kalijaga atau Raden
20
Adapun pendapat yang kedua adalah menyatakan Sunan Kalijaga
Sejarawan lain seperti De Graaf juga menilai bahwa Aria Teja I ('Abdul
Sunan Kalijaga dengan Dewi Saroh. Nama Muria diambil dari nama tempat
airnya. Itulah cara yang ditempuh untuk menyiarkan agama Islam di sekitar
Gunung Muria.
Berbeda dengan sang ayah, Sunan Muria lebih suka tinggal di daerah
yang sangat terpencil dan jauh dari pusat kota untuk menyebarkan agama
Islam. Tempat tinggal beliau terletak di salah satu puncak Gunung Muria
yang bernama Colo. Di sana Sunan Muria banyak bergaul dengan rakyat
menyampaikan ajaran Islam. Salah satu hasil dakwah beliau melalui media
21
mampu memecahkan berbagai masalah betapapun rumitnya masalah itu.
Solusi pemecahannya pun selalu dapat diterima oleh semua pihak yang
berseteru. Sunan Muria berdakwah dari Jepara, Tayu, Juwana hingga sekitar
Kudus dan Pati. Peranan serta jasa Sunan Muria semasa hidupnya membuat
makam beliau yang terletak di Gunung Muria sampai hari ini tidak pernah
sepi peziarah.
i) Sunan Gunung Jati
Sebelum era Sunan Gunung Jati berdakwah di Jawa Barat. Ada
seorang ulama besar dari Bagdad telah datang di daerah Cirebon bersama
duapuluh dua orang muridnya. Ulama besar itu bernama Syekh Kahfi. Ulama
inilah yang lebih dahulu menyiarkan agama Islam di sekitar daerah Cirebon.
mimpi yang sama. Mimpi itu terulang hingga tiga kali yaitu bertemu dengan
kedua anak muda itu merasa rindu. Tapi mimpi itu hanya terjadi tiga kali.
Seperti orang kehausan, kedua anak muda itu mereguk air lebih banyak lagi,
air yang akan menyejukkan jiwanya itu agama Islam. Kebetulan mereka telah
mendengar adanya Syekh Dzatul Kahfi atau lebih muda disebut Syekh Datuk
Muhammad SAW.
Tapi keinginan mereka ditolak oleh Prabu Siliwangi. Pangeran
Walangsungsang dan adiknya nekad, keduanya melarikan diri dari istana dan
pergi berguru kepada Syekh Datuk Kahfi di Gunung Jati. Setelah berguru
22
beberapa lama di Gunung Jati, Pangeran Walangsungsang diperintahkan oleh
Syekh Datuk Kahfi untuk membuka hutan di bagian selatan Gunung Jati.
di Tegal Alang-alang terdiri dari berbagai rasa atau keturunan, banyak pula
pembauran dari berbagai ras dan pencampuran itu dalam bahasa Sunda
dibuatnya menjadi petis yang terkenal. Dalam bahasa Sunda Petis dari air
udang itu, Cai Rebon. Daerah Carubanpun kemudian lebih dikenal sebagai
ibadah haji ke Tanah Suci. Di Kota Suci Mekkah, kedua kakak beradik itu
beradik itu bertemu dengan seorang Raja Mesir bernama Sultan Syarif
Abdullah yang sama-sama menjalani Ibadah haji. Raja Mesir itu tertarik pada
23
dilangsungkanlah pernikahan dengan cara Mazhab Syafii. Nama
sempat tinggal di Mesir selama tiga tahun. Kemudian pulang ke Jawa dan
menggunakan azas Islami. Istana negeri itu dinamakan sesuai dengan putri
Caruban Larang telah terkenal ke seluruh Tanah Jawa, terdengar pula oleh
negeri baru tersebut dipimpin putranya sendiri, maka sang Raja tidak
gelar Sri Manggana. Sementara itu dalam usia muda Syarif Hidayatullah
sebagai Raja Mesir, tapi anak muda yang masih berusia dua puluh tahun itu
tidak mau. Dia dan ibunya bermaksud pulang ke tanah Jawa berdakwah di
berguru kepada beberapa ulama besar didaratan Timur Tengah. Dalam usia
muda itu ilmunya sudah sangat banyak, maka ketika pulang ke tanah
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
24
Berdasarkan hasil observasi Kegiatan Tengah Semester yang diadakan SMP 5 Hang
Tuah Candi Sidoarjo dapat disimpulkan bahwa anjungan wali songo mendiskripsikan
perjalanan para sunan penyiar agama Islam di tanah Jawa yang terdiri dari 9 sunan dan
para sunan tersebut masih ada keturunan Arab yang silsilahnya sampai ke Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa Sallam. Sunan-sunan tersebut antara lain Sunan Gresik (Maulana
Malik Ibrahim), Sunan Ampel (Raden Rahmat), Sunan Bonang (Makhdum Ibrahim),
Sunan Drajat, Sunan Drajat, Sunan Giri, Sunan Kalijaga, Sunan Muria (Raden Umar
Said) dan Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah). Salah satu cara beliau melakukan
Songo.
2. Diharapkan pihak WBL memfasilitasi pemandu wisata untuk wahana
DAFTAR PUSTAKA
25
https://id.wikipedia.org/wiki/Walisongo
https://id.wikipedia.org/wiki/Sunan_Gresik
https://id.wikipedia.org/wiki/Sunan_Ampel
https://id.wikipedia.org/wiki/Sunan_Bonang
https://id.wikipedia.org/wiki/Sunan_Drajat
https://id.wikipedia.org/wiki/Sunan_Kudus
https://id.wikipedia.org/wiki/Sunan_Giri
https://id.wikipedia.org/wiki/Sunan_Kalijaga
http://kota-islam.blogspot.co.id/2014/03/sejarah-kisah-walisongo-sunan-muria.html
http://islami-nazril.blogspot.co.id/p/sejarah-sunan-gunung-jati.html
DOKUMENTASI
26
27
28