Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PERAN MAULANA MALIK IBRAHIM DALAM MENGAMBANGKAN ISLAM DI


INDONESIA

Dosen Pengampu:
Rofiqoh Firdausi, M.Pd.I

OLEH:
Kelompok 11

1. IMAM BUSTOMI (21862321038)


2. LAILATUL YUSRO (21862321004)
3. AHMAD RIZQI SAPUTRA (21862321036)

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS ILMU KEISLAMAN
UNIVERSITAS ISLAM RADEN RAHMAT
MALANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
taufik, dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Desain Pembelajaran ini
dengan baik.
Makalah ini diharapkan mampu membantu kami dalam memperdalam mata kuliah Kajian
Sejarah Kebudayaan Islam. Selain itu, makalah ini diharapkan agar dapat menjadi bacaan para
pembaca agar menjadi seorang guru yang professional yang baik dan bertanggung jawab karena
materi ini disajikan mengarah pada terbentuknya manusia yang memiliki pengetahuan dan
berbudi pekerti yang luhur.
Kami berterima kasih kepada orang tua yang memberikan motivasi baik berupa matreiil
maupun moriil kepada kami, tidak lupa kami juga mengucapkan terimakasih kepada Dosen
Pengampu yaitu Rofiqoh Firdausi, M.Pd.I dan kepada semua pihak yang sedikit banyaknya telah
terlibat dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari itu kami menyadari masih banyak sekali terdapat kesalahan dalam
pembuatan makalah ini. Kami mengharapkan saran dan kritikan terhadap makalah ini yang
bersifat membangun agar makalah selanjutnya dapat menjadi lebih baik. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua. Akhir kata kami ucapkan terimakasih.

Malang, 22 April 2022

Kelompok 11
DAFTAR ISI

BAB I..........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan...............................................................................................................................4
BAB II.........................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................5
2.1 Kegiatan-kegiatan yang dilakukan Nabi Muhammad SAW pada Masa Dewasa................................5
2.2 Perolehan gelar al-Amin dan masa awal kenabian.............................................................................6
2.3 Sifat-sifat terpuji Nabi Muhammad SAW..........................................................................................7
2.3 Cara kita untuk meneladani sifat Rasul..............................................................................................8
BAB III.......................................................................................................................................................9
PENUTUP...................................................................................................................................................9
3.1 Kesimpulan........................................................................................................................................9
3.2 Saran..................................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................10
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada abad 15 para saudagar muslim telah mencapai kemajuan pesat dalam usaha bisnis dan
dakwah hingga mereka memiliki jaringan di kota-kota bisnis di sepanjang pantai Utara.
Komunitas ini dipelopori oleh Walisongo yang membangun masjid pertama di tanah Jawa,
Masjid Demak yang menjadi pusat agama yang mempunyai peran besar dalam menuntaskan
Islamisasi di seluruh Jawa. Walisongo berasal dari keturunan syeikh ahmad bin isa muhajir dari
hadramaut. Beliau dikenal sebagai tempat pelarian bagi para keturunan nabi dari arab saudi dan
daerah arab lain yang tidak menganut syiah.
Adapun Sembilan orang wali yang dikelompokkan sebagai pemangku kekuasaan
pemerintah yaitu Maulana Malik Ibrahim, Sunan Ampel, Sunan Bonang, Sunan Drajat, Sunan
Giri, Sunan Muria, Sunan Kudus, Sunan Kalijaga, dan Sunan Gunung Jati. Dan pada materi kali
ini, makalah ini akan membahas tentang peran dari salah satu wali tersebut yaiut maulana malik
ibrahim yang juga sebagai wali pertama pada eranya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana biografi maulana malik ibrahim?
2. Apakah Metode penyebaran islam dari maulana malik ibrahim?
3. Apakah Peran maulana malik ibrahim dalam penyebaran agama islam?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui Biografi maulana malik ibrahim
2. Untuk mengetahui Metode penyebaran islam dari maulana malik ibrahim
3. Untuk mengetahui Peran maulana malik ibrahim dalam penyebaran agama islam
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Biografi Syekh Maulana Malik Ibrahim

Sunan Gresik atau Maulana Malik Ibrahim adalah sosok ulama pertama yang diberi gelar
sebagai Wali Songo. Sunan Gresik atau Maulana Malik Ibrahim (w. 1419 M/882 H) adalah nama
salah seorang Walisongo, yang dianggap yang pertama kali menyebarkan agama Islam di tanah
Jawa. Ia dimakamkan di desa Gapura, kota Gresik, Jawa Timur. Tidak terdapat bukti sejarah
yang meyakinkan mengenai asal keturunan Maulana Malik Ibrahim, meskipun pada umumnya
disepakati bahwa ia bukanlah orang Jawa asli. Sebutan Syekh Maghribi yang diberikan
masyarakat kepadanya, kemungkinan menisbatkan asal keturunannya dari Maghrib, atau Maroko
di Afrika Utara.Dalam biografi Sunan Gresik disebutkan dalam Babad Tanah Jawi versi J.J.
Meinsma menyebutnya dengan nama Makhdum Ibrahim as-Samarqandy, yang mengikuti
pengucapan lidah Jawa menjadi Syekh Ibrahim Asmarakandi. Ia memperkirakan bahwa Maulana
Malik Ibrahim atau Sunan Gresik lahir di Samarkand, Asia Tengah, pada paruh awal abad.

Dalam biografi Sunan Gresik diketahui bahwa dalam keterangannya pada buku The
History of Java mengenai asal mula dan perkembangan kota Gresik, Raffles menyatakan bahwa
menurut penuturan para penulis lokal, “Mulana Ibrahim, seorang Pandita terkenal berasal dari
Arabia. Ia merupakan keturunan dari Jenal Abidin, dan sepupu Raja Chermen (sebuah negara
Sabrang), telah menetap bersama para Mahomedans lainnya di Desa Leran di Jang’gala”. Namun
demikian, kemungkinan pendapat yang terkuat adalah berdasarkan pembacaan J.P. Moquette atas
baris kelima tulisan pada prasasti makamnya di desa Gapura Wetan, Gresik; yang
mengindikasikan bahwa ia berasal dari Kashan, suatu tempat di Iran sekarang.

Terdapat beberapa versi mengenai silsilah Maulana Malik Ibrahim. Ia pada umumnya
dianggap merupakan keturunan Rasulullah SAW; melalui jalur keturunan Husain bin Ali, Ali
Zainal Abidin, Muhammad al-Baqir, Ja’far ash-Shadiq, Ali al-Uraidhi, Muhammad al-Naqib, Isa
ar-Rumi, Ahmad al-Muhajir, Ubaidullah, Alwi Awwal, Muhammad Sahibus Saumiah, Alwi ats-
Tsani, Ali Khali’ Qasam, Muhammad Shahib Mirbath, Alwi Ammi al-Faqih, Abdul Malik
(Ahmad Khan), Abdullah (al-Azhamat) Khan, Ahmad Syah Jalal, Jamaluddin Akbar al-Husain
(Maulana Akbar), dan Maulana Malik Ibrahim.
2.2 metode dakwah syekh maulana malik ibrahim

Syekh maulana malik ibrahim memiliki banyak metode dalam menyebarkan agama islam di
indonesia bersama para pengikutnya, berkut adalah beberapa metode yang dilakukan oleh beliau
dalam menyebarkan agama islam:

1.Metode Adat Istiadat

Menurut Solichin Salam, dalam Sekitar Walisanga, (Menara kudus :1960) Pertama-tama yang
dilakukannya ialah mendekati masyarakat melalui pergaulan. Budi bahasa yang ramah-tamah
senantiasa diperlihatkannya di dalam pergaulan sehari-hari. Ia tidak menentang secara tajam
agama dan kepercayaan hidup dari penduduk asli, melainkan hanya memperlihatkan keindahan
dan kabaikan yang dibawa oleh agama Islam. Berkat keramah-tamahannya, banyak masyarakat
yang tertarik masuk ke dalam agama Islam.

Awalnya, siapa saja yang datang ke tempat baru,  akan merasakan kesulitan untuk
menyampaikan sesuatu yang diinginkan. Hal ini terjadi lantaran adanya kekhawatiran akan salah
tingkah ataupun sesuatu yang dilakukan tidak sesuai dengan adat istiadat masyarakat di wilayah
yang baru ditempati. Demikian pula halnya yang terjadi pada Sunan Gresik. Karena beliau bukan
merupakan orang Jawa, tentu harus mengadakan adaptasi terlebih dahulu dengan masyarakat
setempat sebelum mengawali dakwahnya. Sebab beliau paham betul bahwa setiap negara
memiliki aturan tersendiri dengan negara lain. Bahkan, setiap desa di suatu negara memiliki adat
istiadat yang berbeda dengan desa yang lain. Untuk itu, Sunan Gresik mempelajari bahasa Jawa,
mengenali adat istiadat tempat beliau tinggal, serta mempelajari kehidupan masyarakat, baik dari
segi mata pencahariannya, pandangan hidupnya, dsb. dengan harapan bahwa hal tersebut akan
membuatnya lebih berhati-hati dan tidak terjerumus dalam kesalahan yang dapat membuat
masyarakat membencinya.

2.Metode Dakwah Perdagangan

Syekh Maulana Malik Ibrahim sejak kecil sudah memperoleh pendidikan agama Islam.
Setelah dewasa beliau mendapatkan amanat untuk menyiarkan agama Islam sambil
berdagang. Di sekitar wilayah Gresik, Syaikh Maulana Malik Ibrahim mulai menyiarkan
agama Islam dengan mendirikan masjid pertama di Desa Pasucinan, Leran, Manyar. Aktifitas
yang mula-mula dilakukan Syaikh Maulana Malik Ibrahim ialah berdagang di tempat terbuka
dekat pelabuhan yang disebut Desa Rumo-saat ini disebut dengan Desa Roomo, yang menurut
cerita setempat berkaitan dengan kata Rum (Persia), yaitu tempat kediaman orang Rum di
sekitar pesisir Gresik (Sunyoto, 2016).
Kedatangan Syaikh Maulana Malik Ibrahim untuk berdagang dan mendakwahkan agama
Islam disampaikan dalam Babad Gresik I, yang mengungkapkan bahwa “Syekh Maulana
Malik Ibrahim menyebarkan agama Islam sambil berdagang agar tidak terlalu menyolok dan
mampu diterima oleh masyarakat Gresik, kemudian rombongan ini menghadap Raja
Majapahit Prabu Brawijaya tetapi beliau belum berkenan masuk agama Islam.” (Soekarman,
1990). Berdasarkan ungkapan di atas, maka dapat diketahui bahwa awal dakwah Syekh
Maulana Malik Ibrahim dimulai dengan media perdagangan. Hal tersebut menandakan
kearifan yang dimiliki oleh beliau dalam hal bersosialisasi dengan masyarakat sekitar.
Mengingat sebelumnya masyarakat Gresik masih menganut kepercayaan agama Hindu dan
Buddha di bawah Kerajaan Majapahit pada kepemimpinan Raja Brawijaya terakhir. Ketika
berdagang tersebut, Syekh Maulana Malik Ibrahim justru menunjukkan kemahiran dan
kebijaksanaan beliau dalam dunia perdagangan. Hal tersebut pada akhirnya mengundang
simpati dari masyarakat sekitar dan Raja Majapahit hingga beliau diangkat menjadi kepala
pelabuhan yang dikenal dengan sebutan “Syahbandar”. Melalui kekuasaan yang diberikan
oleh Raja Majapahit tersebut, maka Syekh Maulana Malik Ibrahim diizinkan menyebarkan
agama Islam di wilayah kerajaan Majapahit (Firdausy et al., 2019).

3.Metode Membuka Lahan Pertanian

Sunan Gresik adalah orang yang ahli dalam pertanian. Beliau mampu memanfaatkan
tanah di Jawa yang subur untuk menanam tanaman kebutuhan sehari-hari, seperti padi, umbi-
umbian, dsb. Bahkan beliau merupakan orang pertama yang memiliki gagasan untuk
mengalirkan air dari gunung untuk menunjang irigasi lahan pertanian penduduk. Kehadiran
Sunan Gresik di tanah Jawa benar-benar menjadi berkah dalam kehidupan masyarakat Jawa.
Hasil pertanian menjadi semakin meningkat, sehingga banyak orang yang menaruh perhatian
dan ingin belajar kepada beliau.

4.Menjadi Tabib

Selain handal dalam perdagangan dan pertanian, Sunan Gresik juga cukup piawai dalam
menangani masalah kesehatan. Dengan racikan obat yang dibuat beliau, hampir seluruh orang
yang berobat mendapatkan kesembuhan. Dalam menjalankan praktik pengobatan, beliau tidak
memungut biaya. Oleh karena keikhlasan pelayanan inilah yang semakin menempatkan posisi
Sunan Gresik menjadi orang yang disegani dan terkenal dalam masyarakat. Kharisma beliau
semakin kuat seiring dengan keberhasilan dalam mengobati berbagai penyakit dan
menjadikan Sunan Gresik sebagai sandaran hidup masyarakat.
2.2 Peran Syekh Maulana Malik Ibrahim dalam Menyebarkan Agama Islam di Nusantara
Maulana Malik Ibrahim adalah ulama asal Kashan, Persia yang menghabiskan masa
hidupnya menyebarkan Islam ke Jawa, khususnya Gresik. Pada tahun 1371 M Sunan Maulana
Malik Ibrahim datang ke pulau Jawa dengan saudaranya Maulana Mahpur, Sayid Yusuf Mahrabi,
dan 40 orang pengiring. Sebagai seorang yang disebut ayah para wali, tentu saja syekh maulana
malik ibrahim memiliki banyak sekali peran dalam embangun agama islam di nusantara, beliu
berusaha menyebarkan agama islam yang nantinya akan menjadi agama paling banyak yang
dipeluk oleh penduduk Indonesia sampai saat ini. Adapun beberapa peran yang dilakukan oleh
syehk maulana malik ibrahim adalah sebagai berikut:

1. Mengembangkan Islam Melalui Jalur Perdagangan


Maulana Malik Ibrahim memulai aktivitas dakwahnya dengan berdagang di tempat terbuka
yang berlokasi di desa Rumo, dekat pelabuhan. Ia menyediakan kebutuhan-kebutuhan pokok
dengan harga murah dan terjangkau oleh masyarakat. Pergaulannya yang didasari akhlak
mulia penuh keramahan, kesantunan, dan toleran dalam keseharian, menjadikan masyarakat
mudah tertarik untuk memeluk agama Islam. Pilihan lokasi dakwah dekat pelabuhan,
berhubungan erat dengan aktivitas dagang yang berada di daerah pesisir pantai yang menjadi
pusat kegiatan ekonomi. Dengan demikian Maulana Malik Ibrahim banyak berinteraksi
dengan para pedagang yang berada di wilayah Jawa dan daerah lainnya.

2. Mendakwahkan Islam kepada Keluarga Kerajaan Majapahit


Setelah membentuk komunitas muslim di Pesucinan, dan berada dekat dengan daerah
pelabuhan pantai utara Gresik, Maulana Malik Ibrahim berkesempatan menyampaikan
dakwah Islam bersamaan dengan aktifitas perdagangan. Ia menyampaikan dengan penuh
kesantunan dan ahlak mulia. Satu per satu pemeluk Islam terus bertambah dari hari ke hari.
Setelah merasa dakwahnya berhasil di Sembalo, Sunan Gresik pindah ke kota Gresik, dan
tinggal di desa Sawo. Dakwahnya pun merambah pada keluarga kerajaan Majapahit yang saat
itu dipimpin Raja Brawijaya. Kedatangannya ke pusat kerajaan disambut baik, walaupun Sang
Raja belum bersedia memeluk Islam. Karena adanya hubungan baik dengan kerajaan dalam
hubungan dagang, Maulana Malik Ibrahim diangkat menjadi syahbandar di Gresik dan
diperbolehkan menyebarkan agama Islam di Gresik. Raja Brawijaya memberikan hadiah
sebagai penghargaannya terhadap Maulana Malik Ibrahim dengan sebidang tanah di pinggiran
Kota Gresik. Tempat ini kemudian dikenal dengan Desa Gapura. Hubungan baik Sunan
Maulana Malik Ibrahim dengan keluarga kerajaan, dengan menunjukkan sikap santun, arif,
dan bijaksana, mengantarkannya diangkat menjadi penasehat raja, serta menjadi guru para
pangeran. Dakwah Maulana Malik Ibrahim kepada keluarga raja Majapahit yang sedang
mengalami masa kemunduran, dibuktikan dengan adanya tulisan yang terukir dalam bahasa
Arab, menjelaskan kedudukannya dalam keluarga kerajaan. Karena itulah dakwah Islam terus
berkembang di berbagai kalangan.
3. Mendirikan Masjid dan Pesantren
Seiring waktu, masyarakat Gresik semakin tertarik memeluk Islam karena sosok Maulana
Malik Ibrahim yang santun, dermawan dan toleran. Kondisi ini mendorongnya membangun
Masjid Pesucinan, kini dikenal dengan Masjid Maulana Malik Ibrahim, terletak di desa Leran,
Kecamatan Manyar, wilayah pesisir utara Gresik. Masjid Pesucinan selain sebagai tempat
ibadah digunakan juga sebagai tempat pembinaan mubalig, santri dan masyarakat, bahkan di
tempat ini pula lahirnya pesantren pertama di Nusantara. Maulana Malik Ibrahim tidak hanya
mengajarkan agama tapi pengetahuan tentang tehnik irigasi persawahan, dan tambak yang
bertujuan memajukan ekonomi masyarakat pesisir di sekitar pantai utara Gresik.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pada zaman dulu,tepatnya era para wali sanga yang saat ini digunakkan dalam
pembahasan materi saat ini, indonesia masih belum mengenal apa itu islam, kebanyakan dari
rakyat pribumi saat itu menganut agama hindu yang di mana merupakan agama yang memang
sudah lama ada nusantara kala itu, namun hal ini tidak menjadikan rakyat indonesia menolak
ajaran yang disampaikan oleh para wali sanga yang saat itu berjuang dengan segala cara yang
bisa dilakukan untuk menarik rakyat agar masuk dalam pelukan agama islam. Dan disanalah
peran yang sangat besar telah diperankan oleh syekh maulana malik ibrahim dengan
menyebarkan agama islam dengan damai dan tanpa paksaan, yang pada akhirnya berbuah manis
yaitu dengan menyebarnya agama islam seluruh penjuru nusantara, yang kemudia di teruskan
oleh generasi-generasi selanjutnya sampi saat ini.

3.2 Saran
Dengan Disusunnya makalah ini, penulis mengharapkan pembaca dapat mengetahui dan
memahami peran maulana malik ibrahim dalam oenyebaran agama islam di inidonesia. Untuk
mengetahui lebih jauh, lebih banyak dan lebih lengkap tentang pembahasan ini, pembaca dapat
membaca dan mempelajari buku-buku dari berbagai pengarang.
Disini, penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, sehingga kritik dan saran yang yang bersifat membangun sangat diperlukan untuk
penulisan makalah-makalah yang selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Mengkutip dari website https://pontianak.tribunnews.com/2021/09/15/bagaimana-upaya-maulana-


malik-ibrahim-menyebarkan-islam-melalui-jalur-perdagangan?page=3. Pukul 18.02 22 april 2022

Solichin Salam,. Sekitar Walisanga, (Kudus; Menara Kudus), Tahun 1960 h. 24-25

Anda mungkin juga menyukai