Anda di halaman 1dari 6

Sunan Kalijaga - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas https://id.wikipedia.

org/wiki/Sunan_Kalijaga

Daftar isi
move to sidebar sembunyikan


Awal

1Silsilah


1.1Kelahiran


1.2Wafat


2Pernikahan


3Berda'wah


4Referensi


4.1Situs web


4.2Buku

Sunan Kalijaga
[1]Sunan Kalijaga (Susuhunan Kalijaga) adalah
seorang tokoh Walisongo, dikenal sebagai wali yang Sunan Kalijaga
sangat lekat dengan muslim di Pulau Jawa, karena
kemampuannya memasukkan pengaruh Islam ke
dalam tradisi dan budaya Jawa. Makamnya berada di
Kadilangu, Demak.

Masa hidup Sunan Kalijaga diperkirakan mencapai


lebih dari 100 tahun. Dengan demikian ia mengalami
masa akhir kekuasaan Majapahit (berakhir 1478),
Kesultanan Demak, Kesultanan Cirebon dan Banten,
bahkan juga Kerajaan Pajang yang lahir pada 1546

1 of 6 1/25/2023, 4:55 AM
Sunan Kalijaga - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas https://id.wikipedia.org/wiki/Sunan_Kalijaga

serta awal kehadiran Kerajaan Mataram dibawah


pimpinan Panembahan Senopati dan Sunan Kalijaga
wafat pada tanggal 10 Muharram/Sura tahun 1513
adalah tahun saka jawa atau sekitar 17 oktober tahun
1592 masehi (haul Sunan Kalijaga diperingati setiap
tanggal 10 Muharram oleh masyarakat di Kadilangu
Demak) dan dilanjutkan Sunan Hadi sebagai
pemimpin kadilangu, pada tahun 1601 masehi gelar
berubah menjadi Panembahan Hadi, (karena gelar
Sunan digunakan Sunan Hanyokrowati sebagai Raja
Mataram) sampai dengan keturunan sekarang trah
Panembahan widjil di kadilangu Demak. Ia ikut pula
merancang pembangunan Masjid Agung Cirebon dan
Masjid Agung Demak. Tiang "tatal" (pecahan kayu)
yang merupakan salah satu dari tiang utama masjid
adalah kreasi Sunan Kalijaga ,dia orang nya sangat Lukisan potret Sunan Kalijaga
berbakti kpd orang tua. Informasi pribadi
Lahir Raden Said
Silsilah 1450
Tuban, Majapahit
Terkait asal-usulnya, ada beberapa pendapat yang
Meninggal 1513
berkembang. Pendapat pertama, menyatakan Sunan
Kalijaga orang Jawa asli keturunan Adipati Wengker Demak, Kesultanan Demak
(Ponorogo) yg juga ayah dari Aria Wiraraja, Pendapat Agama Islam
ini didasarkan pada catatan historis Babad Tuban dan Pasangan Dewi Saroh
data keluarga besar keturunan Sunan Kali Jaga.[2]
Orang tua Tumenggung Wilwatikta
Di dalam babad tersebut diceritakan, Aria Teja alias (ayah)
'Abdul Rahman berhasil mengislamkan Adipati Dewi Nawangarum (ibu)
Tuban, Aria Dikara, dan mengawini putrinya. Dari
perkawinan tersebut Aria Teja kemudian memiliki Denominasi Sunni
putra bernama Aria Wilatikta. Catatan Babad Tuban Dikenal sebagai Wali Sanga
ini diperkuat juga dengan catatan masyhur penulis
dan bendahara Portugis Tome Pires (1468 - 1540).

Menurut catatan Tome Pires, penguasa Tuban pada tahun 1400M adalah cucu dari peguasa Islam
pertama di Tuban yakni Aria Wilakita, dan Sunan Kalijaga atau Raden Mas Said adalah putra Aria
Wilatikta.

Adapun pendapat yang kedua adalah menyatakan Sunan Kalijaga adalah keturunan arab. Pendapat
kedua ini disebut-sebut berdasarkan keterangan penasehat khusus Pemerintah Kolonial Belanda,
Van Den Berg (1845 – 1927), yang menyatakan bahwa Sunan Kalijaga adalah keturunan Arab
yang silsilahnya sampai ke Rasulullah ‫ﷺ‬. Sejarawan lain seperti De Graaf juga menilai bahwa Aria
Teja I ('Abdul Rahman) memiliki silsilah dengan Ibnu Abbas, sepupu Rasulullah ‫ﷺ‬.

Adanya tiga versi sejarah tentang Sunan Kalijaga, Tetapi yang dikembangkan hanya versi Jawa,
sedang dua versi yang lain tidak pernah dijumpai secara tertulis, berarti telah terjadi distorsi
tentang kisah anggota walisanga paling terkenal ini.

Sunan Kalijaga merupakan putra dari Raden Sahur atau Tumenggung Wilatikta, (beristri

2 of 6 1/25/2023, 4:55 AM
Sunan Kalijaga - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas https://id.wikipedia.org/wiki/Sunan_Kalijaga

Dewi Nawang Arum) putra dari : Raden Ayu Arya Teja / Raden Ayu Haryo menikah dengan
Syeikh Subakir (Arya Teja 3)
DARI JALUR IBU :
Raden Ayu Arya Teja putri dari : Arya Teja II /Aryo Dikoro (Adipati Tuban ke 5 : 1326 -
1349). putradari : Arya Teja I / Raden Haryo Lena (Adipati Tuban ke 4 : 1306 - 1326). putra
dari : Aryo Sirolawe (Adipati Tuban ke 3 : 1291 - 1306) Putra dari : Arya Adikara atau Arya
Ranggalawe. (Adipati tuban ke 2 : 1282 - 1291) putra dari : Arya Wiraraja / Banyak Wide
(Rakryan Demung Singasari : 1290, Raja Kerajaan Lamajang Tigang Juru bergelar Prabu
Menak Koncar I : 1293) Adipati Ponorogo menikah dengan Nararya Kirana.

Menarik disini, bahwa banyak Wide adalah pertemuan antara Nararya Kirana putri dari :
Wisnu Wardhana (Raja Ke 4 Singosari : 1250- 1268), putra dari : Anusapati (Raja Ke 2
Singosari : 1227 - 1248). putra dari : Tunggul Ametung (Akuwu Tumapel pada kerajaan
Kadiri di masa Kertajaya : 1194-1222). Selain nasab ini, ada jalur lagi : Arya Ranggalawe
adalah putra Banyak Wide (Syekh Abdurrahman) yang menikah dengan Nyai Ageng
Lanang Jaya Disebutkan bahwa Banyak Wide putra dari Syaikh Abdullah, bin Syaikh
Kharamis bin Abbas bin Abdullah bin Ahmad bin Jamal bin Hasanuddin binArifin bin Maruf
bin Abdullah bin Mubarak bin Khormis bin Abdullah bin Mudzakir arRumni bin Wahid
Arrumni bin Abdul Wahid Qormain /Abdullah al Akbar bin Ali bin Ibnu Abbas bin
Sayyidina Abbas bin Abdul Muthalib Maka kita ketemulah, Syaikh Abdullah yang dimaksud
adalah Adipati Ponorogo pada masa itu, Syaikh Abdullah menikah dengan Nararya Kirana
binti Wisnu Wardhana.

Sedangkan, Nyai Ageng Lanang Jaya adalah putra dari Raden Dandang Wacana / Kyai
Gede Papringan (Bupati Tuban 1 : 1264 – 1282). Putra dari Raden Arya Dandang Miring
(Adipati Lumajang) putra dari Raden Arya Bangah (Bupati Gumenggeng; Bekas kabupaten
tersebut sekarang menjadi Desa Banjaragung (Kecamatan Rengel, Tuban)) putra dari Raden
Arya Randu Kuning / Kyai Ageng / Kyai Gede Lebe Lontang (Bupati Lumajang Tengah,
bukan Lumajang sekarang, tapi ini perkampungan di panturan, timur Lasem dan sekarang
bagian dari Tuban) putra dari Raden Arya Metahun putra dari Prabu Banjarsari (ada yang
sebut dia adalah Sang Hyang Cakradewa, Raja Panjalu ke 3) putra dari Prabu Sanghyang
Lembu Sampulur I putra dari Prabu Sanghyang Rangga Gumilang (Raja Panjalu 1) putra
dari Batara Karimun Putih putra dari Batara Layah putra dari Batara Tesnajati (cikal bakal
pendiri Panjalu, di Mataram, dia seperti Panembahan Senopati). Bathara Tresnajati ini hidpup
di masa Sang Lumahing Kreta (923-1015 M) di Galuh, Dharmawangsa Teguh
Anantawikramottunggadewa (991 - 1016) di Medhang Kamulan (Raja Terakhir Medhang
dan Mataram Kuno).
SILSILAH DARI JALUR AYAH :
1. Sunan Kalijogo
2. Raden Sahuri / Ahmad Sahuri
3. Syeikh Subaqir (Arya Tejo 3)
4. Ali Nuruddin
5. Jamaluddin al-Husain bin
6. Ahmad Syah Jalaluddin bin
7. Amir Abdullah Azmatkhan bin
8. Abdul Malik bin
9. Alwi bin
10. Muhammad Shohib Mirbath bin
11. Ali Khali' Qasam bin
12. Alwi Shohib Baiti Jubair/'Alwi Ats Tsani bin
13. Muhammad Shohibus Saumah bin

3 of 6 1/25/2023, 4:55 AM
Sunan Kalijaga - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas https://id.wikipedia.org/wiki/Sunan_Kalijaga

14. Alawi bin


15. Ubaidillah
16. Ahmad al-Muhajir bin
17. Isa bin
18. Muhammad an-Naqib bin
19. Ali bin
20. Imam Ja’far ash-Shadiq bin
21. Imam Muhammad al-Baqir bin
22. Imam Ali bin Husain bin
23. Imam Husain Asy-Syahid bin
24. Ali bin Abu Thalib

Kelahiran

Sunan Kalijaga diperkirakan lahir pada tahun 1450 dengan nama Santi Kusumo. Dia adalah
putra empu Santi badra dan kakeknya bernama Badranala dan buyutnya bernama Maladresmi raja
lasem yang bergelar Rajasawardana. Nama lain Sunan Kalijaga antara lain Lokajaya, Syekh
Malaya, Pangeran Tuban, dan Raden Abdurrahman.Sunan kali jaga adalah adik dari DAN
MPU AWANG (Santi Puspo/Sayid Abubakar ).dan sunan kali jaga adalah anak terkahir dari
sepuluh bersaudara.

Wafat

Ketika wafat, ia dimakamkan di Desa Kadilangu, dekat kota Demak (Bintara). Makam ini hingga
sekarang masih ramai diziarahi orang - orang dari seluruh indonesia

Terbit tangall 23/1/2 3

Pernikahan
Dalam satu riwayat, Sunan Kalijaga disebutkan menikah dengan Dewi Saroh binti Maulana
Ishak, dan mempunyai 3 putra: R. Umar Said (Sunan Muria), Dewi Rakayuh dan Dewi
Sofiah. Maulana Ishak memiliki anak bernama Sunan Giri dan Dewi Saroh. Mereka adalah kakak
beradik.

Sunan Kalijaga juga menikah dengan puteri Aria Dikara. Dari pernikahan itu, lahirlah Raden Ayu
Panengah, yang setelah dewasa menikah dengan Ki Ageng Ngerang III. Merekalah orang tua Ki
Penjawi, salah satu sesepuh Mataram.

Berda'wah
Menurut cerita, Sebelum menjadi Walisongo, Raden Said adalah seorang perampok yang selalu

4 of 6 1/25/2023, 4:55 AM
Sunan Kalijaga - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas https://id.wikipedia.org/wiki/Sunan_Kalijaga

mengambil hasil bumi di gudang penyimpanan Hasil Bumi di kerajaannya, merampok orang-orang
yang kaya. Hasil curiannya, dan rampokanya itu akan ia bagikan kepada orang-orang yang miskin.
Suatu hari, saat Raden Said berada di hutan, ia melihat seseorang kakek tua yang bertongkat.
Orang itu adalah Sunan Bonang. Karena tongkat itu jika dilihat seperti tongkat emas, ia merampas
tongkat itu. Katanya, hasil rampokan itu akan ia bagikan kepada orang yang miskin. Tetapi, Sang
Sunan Bonang tidak membenarkan cara itu. Ia menasihati Raden Said bahwa Allah S.W.T tidak
akan menerima amal yang buruk. Lalu, Sunan Bonang menunjukan pohon aren emas dan
mengatakan bila Raden Said ingin mendapatkan harta tanpa berusaha, maka ambillah buah aren
emas yang ditunjukkan oleh Sunan Bonang.

Karena itu, Raden Said ingin menjadi murid Sunan Bonang. Raden Said lalu menyusul Sunan
Bonang ke sungai. Raden Said berkata bahwa ingin menjadi muridnya. Sunan Bonang lalu
menyuruh Raden Said untuk bersemedi sambil menjaga tongkatnya yang ditancapkan ke tepi
sungai. Raden Said tidak boleh beranjak dari tempat tersebut sebelum Sunan Bonang datang.
Raden Said lalu melaksanakan perintah tersebut. Karena itu, ia menjadi tertidur dalam waktu lama.
Karena lamanya ia tertidur, tanpa disadari akar dan rerumputan telah menutupi dirinya.

Tiga tahun kemudian, Sunan Bonang datang dan membangunkan Raden Said. Karena ia telah
menjaga tongkatnya yang ditanjapkan ke sungai, maka Raden Said diganti namanya menjadi
Kalijaga. Kalijaga lalu diberi pakaian baru dan diberi pelajaran agama oleh Sunan Bonang. Kalijaga
lalu melanjutkan dakwahnya dan dikenal sebagai Sunan Kalijaga. Namun, cerita ini banyak
diragukan oleh para sejarawan dan ulama berpaham salaf karena tidak masuk akal dan
bertentangan dengan ilmu syariat

Dalam dakwah, ia punya pola yang sama dengan mentor sekaligus sahabat dekatnya, Sunan
Bonang. Paham keagamaannya cenderung "sufistik berbasis salaf" -bukan sufi panteistik
(pemujaan semata). Ia juga memilih kesenian dan kebudayaan sebagai sarana untuk berdakwah.

Ia sangat toleran pada budaya lokal. Ia berpendapat bahwa masyarakat akan menjauh jika diserang
pendiriannya. Maka mereka harus didekati secara bertahap: mengikuti sambil memengaruhi.
Sunan Kalijaga berkeyakinan jika Islam sudah dipahami, dengan sendirinya kebiasaan lama hilang.

Ajaran Sunan Kalijaga terkesan sinkretis dalam mengenalkan Islam. Ia menggunakan seni ukir,
wayang, gamelan, serta seni suara suluk sebagai sarana dakwah. Beberapa lagu suluk ciptaannya
yang populer adalah Ilir-ilir dan Gundul-gundul Pacul. Dialah menggagas baju takwa, perayaan
sekatenan, garebeg maulud, serta lakon carangan Layang Kalimasada dan Petruk Dadi Ratu
("Petruk Jadi Ratu"). Lanskap pusat kota berupa kraton, alun-alun dengan dua beringin serta
masjid diyakini pula dikonsep oleh Sunan Kalijaga.

Metode dakwah tersebut sangat efektif. Sebagian besar adipati di Jawa memeluk Islam melalui
Sunan Kalijaga; di antaranya adalah adipati Pandanaran, Kartasura, Kebumen, Banyumas, serta
Pajang.

Referensi

Situs web
1. Sawabi., Ihsan, H. (1987/1988 [i.e. 1987]). Laporan penelitian perpustakaan dan program
akademik : studi tentang relevansi koleksi bahan bacaan dengan kebutuhan mahasiswa dan
dosen IAIN induk di Jawa : Perpustakaan IAIN Sunan Kali Jaga, Yogyakarta. Proyek Penelitian

5 of 6 1/25/2023, 4:55 AM
Sunan Kalijaga - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas https://id.wikipedia.org/wiki/Sunan_Kalijaga

Keagamaan, Departemen Agama R.I., Bagian Proyek Pusat Penelitian dan Pengembangan
Lektur Agama. OCLC 26929299.
2. "Tiga Versi Asal-Usul Sunan Kalijaga". Dunia Keris. 2021.

Buku
▪ Soekirno, Ade (1994). Sunan Kalijaga: asal-usul mesjid agung demak: cerita rakyat Jawa
Tengah. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia. ISBN 9795534629.
▪ Nasuhi, Hamid (2017). "Shakhṣīyat Sunan Kalijaga fī taqālīd Mataram al-Islāmīyah". Studia
Islamika. Vol. 24 no. 1. Republic of Indonesia: Syarif Hidayatullah State Islamic University of
Jakarta. ISSN 2355-6145.
▪ Chodjim, Achmad (2013). Sunan Kalijaga: Mistik dan Makrifat. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta.
ISBN 9789790242920.
▪ Ricklefs, M.C. (1991). A History of Modern Indonesia since c.1300, 2nd Edition. London:
MacMillan. p. 10. ISBN 0-333-57689-6.
▪ Sunyoto, Agus (2014). Atlas Wali Songo: Buku Pertama yang Mengungkap Wali Songo
Sebagai Fakta Sejarah. 6th edition. Depok: Pustaka IIMaN. ISBN 978-602-8648-09-7
▪ Sufisme Sunan Kalijaga (https://lathifahs52892.blogspot.com/2018/12/resensi-buku-judul-buku-
sufisme-sunan.html?m=1)

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sunan_Kalijaga&oldid=22734757"

6 of 6 1/25/2023, 4:55 AM

Anda mungkin juga menyukai