Anda di halaman 1dari 4

BIOGRAFI,USAHA,D

AN KARAMAH WALI
SONGO
BIOGRAFI

1. Syaikh Maulana Malik Ibrahim (w. 882 H/ 1419 M)

Ada perbedaan pendapat terkait asal usul Syaikh Maulana Malik Ibrahim, ada pendapat berasal dari Turki dan ada pendapat lain menyatakan berasal dari Kashan
sebuah tempat di Persia (Iran) sebagaimana tercatat pada prasasti makamnya.
Syaikh Maulana Malik Ibrahim adalah seorang ahli tata negara yang menjadi penasehat raja, guru para pangeran dan juga dermawan terhadap fakir miskin. Menurut
Babad ing Gresik beliau datang bersama kawan-kawan dekatnya dan berlabuh di Gresik pada tahun 1293/1371 M.
Syaikh Maulana Malik Ibrahim adalah keturunan Ali Zainal Abidin cicit Nabi Muhammad SAW. Syaikh Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gresik bermukim di
Gresik untuk menyiarkan ajaran Islam hingga akhir hayatnya pada tanggal 12 Rabiul awwal 822 H, bertepatan dengan 8 April 1419 M dan di makamkan di desa
Gapura kota Gresik.
Makamnya banyak diziarahi masyarakat hingga sekarang. Sunan Gresik dianggap sebagai penyiar Islam pertama di tanah Jawa, sehingga dianggap sebagai Ayah dari
Walisanga.

2. Sunan Ampel atau Raden Rahmat (w. 1406 M)

Raden Rahmat adalah putra cucu Raja Champa, ayahnya bernama Ibrahim As-Samarkandi yang menikah dengan Puteri Raja Champa yang bernama Dewi Candra
Wulan. Raden Rahmat ke tanah Jawa langsung ke Majapahit, karena bibinya Dewi Dwara Wati diperistri Raja Brawijaya, dan istri yang paling disukainya.
Raden Rahmat berhenti di Tuban dan di tempat itu beliau berkenalan dengan dua tokoh masyarakat yaitu Ki Wiryo Sarojo dan Ki Bang Kuning, yang kemudian masuk
Islam keduanya beserta keluarganya. Dengan masuk Islamnya Ki Wiryo Sarojo dan Ki Bang Kuning, usaha Sunan Ampel semakin mudah dalam mendekati masyarakat
dan melakukan dakwah Islam, sedikit demi sedikit mengajarkan Ketauhidan dan Ibadah.
Sunan Ampel wafat pada tahun 1406M. Beliau dimakamkan di Kompleks Masjid Ampel, Surabaya. Sampai sekarang makam beliau banyak dikunjungi peziarah dari
berbagai derah diseluruh pelosok Indonesia.

3. Sunan Bonang atau Makhdum Ibrahim (w.1525 M)

Raden Maulana Makhdum Ibrahim adalah putra Sunan Ampel dari istri yang bernama Dewi Candrawati. Sunan Bonang dikenal sebagai ahli Ilmu Kalam dan Ilmu
Tauhid. Maulana Makhdum Ibrahim banyak belajar di Pasai, kemudian sekembalinya dari Pasai, Maulana Makhdum Ibrahim mendirikan pesantren di daerah Tuban.
Santri yang belajar pada pesantren Maulana Makhdum Ibrahim, berasal dari penjuru daerah di tanah air. Dalam menjalankan kegiatan dakwahnya Maulana Makhdum
Ibrahim (Sunan Bonang) mempunyai keunikan dengan cara mengubah nama-nama dewa dengan nama-nama malaikat sebagaimana yang dikenal dalam Islam.
Hal ini dimaksudkan sebagai upaya persuasif terhadap penganut ajaran Hindu dan Budha yang telah lama dipeluk sebelumnya. Sunan Bonang meninggal pada tahun
1525 dan dimakamkan di Tuban, daerah pesisir utara Jawa yang menjadi basis perjuangan dakwahnya.

4. Sunan Kalijaga atau Raden Syahid (w. abad 15)

Sunan Kalijaga mempunyai nama kecil Raden Sahid, beliau juga dijuluki Syekh Malaya. Ayahnya bernama Raden Sahur Tumenggung Wilwatikta keturunan
Ranggalawe yang sudah Islam dan menjadi bupati Tuban, sedangkan ibunya bernama Dewi Nawangrum.
Sunan Kalijaga merupakan salah satu wali yang asli orang Jawa. Sebutan Kalijaga menurut sebagian riwayat berasal dari rangkaian bahasa Arab qadi zaka yang artinya
‘pelaksana’ dan ‘membersihkan’.
Menurut pendapat masyarakat Jawa memberikan arti kata qadizaka dengan Kalijaga, yang berarti pemimpin atau pelaksana yang menegakkan kesucian atau
kebersihan.
Sunan Kalijaga meninggal pada pertengahan abad XV dan makamnya ada di desa Kadilangu, Kabupaten Demak, Jawa Tengah.

5. Sunan Giri atau Raden ‘Ainul Yaqin (w. Abad 15)

Raden ‘Ainul Yaqin (Raden Paku) adalah putra dari Syekh Maulana Ishaq (murid Sunan Ampel). Raden ‘Ainul Yaqin dan dikenal dengan sebutan Sunan Giri. Sunan
Giri merupakan saudara ipar dari Raden Fatah, di karenakan istri mereka bersaudara.
Raden ‘Ainul Yaqin kecil di bawah asuhan seorang wanita kaya raya yang bernama Nyai Gede Maloka atau Nyai Ageng Tandes. Setelah menginjak dewasa, Raden
‘Ainul Yaqin menimba ilmu di Pesantren Ampel Denta (Surabaya) milik Sunan Ampel.
Di sini ia bertemu dan berteman baik dengan putra Sunan Ampel yang bernama Maulana Makdum Ibrahim. Ketika hendak melaksanakan ibadah haji bersama Sunan
Bonang, keduanya menyempatkan singgah di Pasai untuk memperdalam ilmu keimanan dan tasawuf.
Pada sebuah kisah diceritakan bahwa Raden Paku bisa mencapai tingkatan ilmu laduni. Dengan prestasi yang dicapainya inilah, Raden Paku juga terkenal dengan
panggilan Raden ‘Ainul Yaqin. Sunan Giri meninggal sekitar awal abad ke-16, makam beliau ada di Bukit Giri, Gresik.

6. Sunan Drajad atau Raden Qasim (w. 1522 M)

Sunan Drajad memiliki nama asli Raden Qasim. Disebut Sunan Drajad karena beliau berdakwah di daerah Drajad kecamatan Paciran Lamongan. Masyarakat juga
menyebutnya sebagai Sunan Sedayu, Raden Syarifudin, Maulana Hasyim, Sunan Mayang Madu.
Raden Qasim adalah putra Sunan Ampel dari istri kedua yang bernama Dewi Candrawati. Raden Qasim mempunyai enam saudara seayah-seibu, diantaranya Siti
Syareat (istri R. Usman Haji), Siti Mutma’innah (istri R. Muhsin), Siti Sofiah (istri R. Ahmad, Sunan Malaka) dan Raden Maulana Makdum Ibrahim (Sunan Bonang).
Di samping itu, ia mempunyai dua orang saudara seayah lain ibu, yaitu Dewi Murtasiyah (istri R. Fatah) dan Dewi Murtasimah (istri Sunan Giri). Sedangkan istri
Sunan Drajad, yaitu Dewi Shofiyah putri Sunan Gunung Jati.

7. Sunan Kudus atau Raden Ja’far Shadiq (w.1550 M)

Sunan Kudus biasa juga dikenal Ja’far Sadiq atau Raden Undung, beliau juga dijuluki Raden Amir Haji sebab ia pernah bertindak sebagai pimpinan Jama’ah Haji (Amir).
Dikenal sebagai seorang pujangga cerdas yang luas dan mendalam keilmuannya.
Ja’far Sadiq (Sunan Kudus) merupakan putra Raden Usman Haji yang menyebarkan agama Islam di daerah Jipang Panolan, Blora, Jawa Tengah. Dalam silsilah, Sunan
Kudus masih keturunan Nabi Muhammad Saw.
Tercatat detail dalam silsilah: Ja’far Sadiq bin R. Usman Haji bin RajaPendeta bin Ibrahim as-Samarkandi bin Maulana Muhammad Jumadal Kubra bin Zaini al-Husein
bin Zaini al-Kubra bin Zainul Alim bin Zainul Abidin binSayid Husein bin Ali ra.
Sunan Kudus juga dikenal dengan julukan wali al-ilmi, karena sangat menguasai ilmu-ilmu agama, terutama tafsir, fikih, usul fikih, tauhid, hadits, serta logika. Sunan
Kudus juga dipercaya sebagai panglima perang Kesultanan Demak.
Ia mendapat kepercayaan untuk mengendalikan pemerintahan di daerah Kudus, sehingga ia menjadi pemimpin pemerintahan (Bupati) sekaligus pemimpin agama. Sunan
Kudus meninggal di Kudus pada tahun 1550, makamnya berada di dalam kompleks Masjid Menara Kudus.

8. Sunan Muria atau Raden Umar Said (w. abad 15)

Sunan Muria adalah putera Sunan Kalijaga dengan Dewi Saroh. Nama aslinya adalah Raden Umar Said, semasa kecil ia biasa dipanggil Raden Prawoto. Dikenal sebagai
Sunan Muria karena pusat dakwah dan bermukim beliau di Bukit Muria.
Dalam dakwah, beliau seperti ayahnya. Ibarat mengambil ikan “tidak sampai keruh airnya”. Dalam sejarah tidak diketahui secara persis tahun meninggalnya dan
menurut perkiraan, Sunan Muria meninggal pada abad ke-16 dan dimakamkan di Bukit Muria, Kudus.

9. Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah (w. 1570 M)

Dikenal dengan sebutan Sunan Gunung Jati, nama asli beliau adalah Syarif Hidayatullah. Beliau adalah salah seorang dari Walisanga yang banyak memberikan
kontribusi dalam menyebarkan agama Islam di pulau Jawa, khususnya di daerah Jawa Barat. Syarif Hidayatullah dikenal sebagai pendiri Kesultanan Cirebon dan Banten.
Dalam bukunya Sadjarah Banten, Hoesein Djajadiningrat menyatakan kedua nama yaitu Fatahillah dan Nurullah merupakan nama satu orang. Nama aslinya adalah
Nurullah, kemudian dikenal juga dengan nama Syekh Ibnu Maulana. Nurullah yang kemudian dikenal dengan nama Sunan Gunung Jati berasal dari Pasai.
Penguasaan Portugis atas Malaka pada 1511 dan akhirnya Pasai pada tahun 1521 membuat Nurullah tidak tinggal lama di Pasai. Beliau segera berangkat ke Mekah untuk
melaksanakan ibadah haji. Setelah kembali dari Tanah Suci pada tahun 1524, lalu langsung menuju Demak dan beristri adik Sultan Trenggana.
Atas dukungan dari Sultan Trenggana, beliau berangkatlah ke Banten untuk mendirikan sebuah pemukiman muslim. Kemudian dari Banten, Nurullah melebarkan
pengaruhnya ke daerah Sunda Kelapa. Di sini, pada tahun 1526 dia berhasil mengusir bangsa Portugis yang hendak mengadakan kerja sama dengan Raja Padjajaran.
Berkat kemenangannya ini, Nurullah mengganti nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta. Di Banten, beliau meninggalkan putranya yang bernama Hasanuddin untuk
memimpin Banten. Sunan Gunung Jati wafat di Cirebon pada tahun 1570 dan usianya diperkiran sekitar 80 tahun. Makamnya terdapat di kompleks pemakaman Wukir
Sapta Pangga di Gunung Jati, Desa Astana Cirebon, Jawa barat.

USAHA

1.Sunan Gresik
Sunan Gresik atau Maulana Malik Ibrahim menyebarkan Islam di wilayah Gresik, Jawa Timur. Dia, berdakwah dengan cara pergaulan di masyarakat. Budi pekerti dan
ramah tamah selalu diperlihatkan saat pergaulan sehari-hari dengan masyarakat. Sunan Gresik juga mengajarkan cara bercocok tanam ke masyarakat untuk mengambil
hathati.
Sunan Gresik juga mendirikan pondok pesantrena dan masjid sebagai tempat untuk mengajarkan agama Islam.Banyak sumber jika Sunan Gresik berasal dari Timur
Tengah, yakni Persia.Banyak dianggap sebagai wali yang pertama kali menyebarkan Islam di Pulau Jawa. Ia merangkul masyarakat Jawa yang tersisihkan akhir
kekuasaan Majapahit.

2.Sunan Ampel
Sunan Ampel dikenal juga dengan nama Raden Rahmat. Ia menyebarkan Islam melalui pendidikan pesantren di wilayah Surabaya. Sunan Ampel juga sebagai perencana
berdirinya Kerajaan Islam Demak.

3.Sunan Giri
Sunan Giri atau Raden Paku tidak hanya menyebarkan Islam di tanah Jawa tapi juga sampai ke Maluku. Sunan Giri menyebarkan Islam melalui dunia seni dan sangat
berpengaruh terhadap pemerintahan di Kerajaan Demak yang merupakan kerajaan Islam pertama di Jawa.

4.Sunan Bonang
Sunan Bonan yang disebut juga Raden Makdum Ibrahim menyebarkan Islam melalui kesenian. Ia menciptakan tembang tombo ati yang terkenal hingga saat ini.
Gamelan Jawa yang merupakan salah satu budaya Hindu diubah dengan nuansa Islam. Di mana dengan memasukan rabab dan bonang sebagai pelengkap dari gamelan
Jawa.

5. Sunan Drajat
Sunan Drajat atau Raden Qasim menggunakan kegiatan sosial sebagai media untuk berdakwah. Ia yang mempelopori penyantunan kepada anak-anak yatim dan orang-
orang sakit. Di bidang politik Sunan Drajat sangat mendukung Kerajaan Demak.

6. Sunan Kalijaga
Sunan Kalijaga atau Raden Mas Syahid dalam dakwahnya dengan memanfaatkan media wayang. Di mana memasukan cerita-cerita tentang ajaran-ajaran Islam. Tidak
hanya lewat wayang, tapi juga lewat seni ukir atau seni suara. Beberapa lagu yang berhasil diciptakan seperti Lir Ilir atau Gundul Pacul. Cara itu dipakai untuk menarik
dan mengambil hati masyarakat. Bahkan terkesan efektif.

7.Sunan Muria
Sunan Muria atau Raden Umar Said ikut membantu berdirinya Kerajaan Islam Demak. Ia banyak menyebarkan Islam di sekitar Jawa Tengah.Sarana yang dipakai untuk
berdakwah sama yang dipakai Sunan Kalijaga, yakni lewat kesenian dan kebudayaan.
8.Sunan Gunung Jati
Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah berasal dari Palestina. Ia belajar agama diberbagai negara sejak usia belia. Sunan Gunung Jati merupakan satu-satunya wali
yang menjadi kepala pemerintah. Ia mendirikan Kasultanan Cirebon dan Banten. Posisinya tersebut dimanfaatkan untuk menyebarkan dan mengembangkan Islam. Cara
berdakwah yang dipakai cenderung seperti Timur Tengah yang lugas dan mendekati masyrakat dengan membangun infrastruktur.

9.Sunan Kudus
Sunan Kudus atau Ja'far Shadiq cara mendekati masyarakat dengan memanfaatkan simbol-simbol Hindu dan Budha. Itu bisa terlihat pada arsitektur Masjis Kudus yang
memiliki keunikan. Ia berasal dari Palestina dan menyebarkan agama Islam di pesisir Jawa Tengah. Ia pernah menjadi Senapati atau panglima perang Kerajaan Islam
Demak.

KARAMAH

1.Sunan Gresik
dipercaya ampuh dalam memohon turunnya hujan kepada Allah SWT melalui sholat Istisqa meskipun sedang kemarau
Syeikh Maulana Malik Ibrahim pernah mengubah beras menjadi pasir untuk mengingatkan saudagar kaya yang pelit.
Doa-doanya mujarab untuk menyelesaikan masalah dan mengobati penyakit masyarakat.

2.Sunan Ampel
Muridnya adalah mbah Soleh, seorang tukang sapu masjid yang konon meninggal 9 kali (ada bukti kuburan 9 di sekitar makamnya)
Murid lainnya adalah mbah Sonhaji (bolong) yang melubangi tempat imam masjid untuk membuktikan pada warga bahwa arah masjid sudah betul karena warga melihat
kiblat dari lubang tersebut.Ada cerita yang menyebutkan bahwa sunan Ampel mampu berjalan di atas air.

3.Sunan Giri
-Raden Paku memasukkan pasir ke kapal dan berubah jadi barang dagangan.
-Memetik buah delima tanpa memanjatnya dan hanya memandanginya saja.
- Adu kesaktian dengan Begawan Minto dan menyadarkannya.

4.Sunan Bonang
- Mengubah pohon aren jadi pohon emas.
- Mengalahkan musuh dengan gending dan tembangnya tanpa menyentuh tubuh musuhnya.
- Mengalahkan Brahmana dari India dengan keajaiban.

5.Sunan Drajat
- Kala perahunya terbalik, beliau ditolong oleh ikan cucut dan talang (cakalang).
- Memancarkan air dari lubang bekas umbi yang menjadi sumur abadi.
- Memindahkan masjid dalam waktu semalam.
- Membuat pohon Siwalan menunduk untuk diambil buahnya.
- Menyadarkan orang dengan tembang dan gamelan.

6.Sunan Kalijaga
- Mengambi tumor dari perut penderitanya tanpa operasi
- Mengubah gula aren jadi emas
- Punya amalan yang membuatnya sangat dekat dengan Allah SWT

7.Sunan Kudus
Dapat menyembuhkan penyakit (atas izin Allah SWT)

8.sunan Muria
Namanya adalah raden Umar Said, putra dari Sunan Kalijaga. Ikut menyebarkan ajaran agama Islam di sekitar Jawa Tengah, khususnya kudus.

9.Sunan Gunung Jati


- Mengubah pohon menjadi emas
- Berjalan di atas air
- Menyembuhkan penyakit
- Mengundang bala tentara

Anda mungkin juga menyukai