Anda di halaman 1dari 15

WALI

SONGO
Sejarah Kebudayaan Islam
PENGERTIAN WALI SONGO

Dalam pengertian denotatif nama Wali Sanga berarti


sejumlah guru besar atau ulama yang diberi tugas dakwah
dalam wilayah tertentu. Wali Sanga berarti 9 orang wali.
sebenarnya jumlah Wali Sanga bukan hanya sembilan jika
ada anggota Wali yang meninggal dunia maka diganti oleh
Wali yang baru. angka 9 bagi orang Jawa adalah angka
yang dianggap paling tinggi.
PENGERTIAN WALI SONGO

Dalam pengertian konotatif bahwa seseorang yang mampu


mengendalikan babahan Hawa Sanga( sembilan lubang
pada diri manusia) maka dia akan memperoleh predikat
kewalian yang mulia dan selamat dunia dan akhirat. Wali
sebagai predikat bagi seseorang yang kecintaannya kepada
Allah melebihi segala-galanya.

Adapun babahan Hawa Sanga yaitu 2 lubang telinga 2


lubang mata 2 lubang hidung 1 lubang mulut 1 lubang
kemaluan dan 1 lubang dubur.
Nama-nama
Wali Songo
MAULANA MALIK IBRAHIM

Maulana Malik Ibrahim memiliki gelar Sunan Gresik,lahir pada


pertengahan abad ke-14 dan wafat pada tahun 1419
M,dimakamkan di Gresik. Maulana Malik Ibrahim menetap di
Gresik sejak tahun 1404 Masehi dan ia merasa perlu
membuat bangunan tempat menimba ilmu ia menerapkan
metode dakwah yang tepat untuk menarik simpati
masyarakat terhadap agama Islam. Ia juga berusaha untuk
mengislamkan Raja Majapahit yang saat itu masih
beragama Hindu alhasil beliau berhasil mengislamkan Raja
Majapahit yang bernama Prabu Brawijaya V. keberhasilan
mengislamkan Raja inilah prestasi lebih yang dimiliki
Maulana Malik Ibrahim
RADEN RAHMAT

Raden Rahmat yang diberi gelar Sunan Ampel lahir pada


tahun 1409 dan wafat pada tahun1481 M,dimakamkan di
Ampel. Sunan Ampel memulai dakwahnya dari sebuah
pondok pesantren yang didirikan di Ampel Denta (dekat Kota
Surabaya). karena itu Ia dikenal sebagai pembina pondok
pesantren pertama di Jawa Timur. Sunan Ampel sebagai
penerus perjuangan Perintis dakwah islam dalam syiarnya
menggunakan idiom-idiom budaya lokal puji-pujian yang
merupakan ciri khas sastra pesantren yang berkembang di
Ampel Denta. strategi dakwah ini dilakukan oleh Sunan Ampel
karena sebenarnya ia tidak sependapat dengan adat istiadat
masyarakat Jawa pada masa itu. Misalnya kebiasaan
mengadakan sesaji dan keselamatan.
RADEN PAKU

Raden paku yang diberi gelar Sunan Giri lahir pada tahun 1365
M dan wafat pada tahun 1428 M,dimakamkan di Gresik.
Dakwah islam dikembangkan oleh Sunan Giri adalah
menggunakan jalur budaya seperti permainan jetungan
jemuran, gula ganti ,cublak-cublak suweng, tembang
Asmaradana,maupun tembang Pucung. warisan seni budaya
yang hingga kini masih dikembangkan dikembangkan adalah
lagu ilir-ilir. Kesuksesan Sunan Giri tidak hanya di bidang seni
budaya tetapi juga di bidang politik. di daerah Gresik dan
sekitarnya dinasti Giri sangat dihormati dan ditaati. bahkan
untuk urusan politik pun diserahkan kepada dinasti Giri.
MAULANA MAKDUM IBRAHIM

Maulana Makdum Ibrahim yang diberi gelar Sunan Bonang


lahir pada tahun 1465 M dan wafat pada tahun 1525 M,
dimakamkan di Tuban. Sunan Bonang sukses berdakwah
dengan cara menyesuaikan diri dengan Corak kebudayaan
masyarakat Jawa yang menggemari wayang dan musik
gamelan. Untuk itu gending-gending yang memiliki nilai
keislaman yang banyak yand diciptakan setiap bait lagu
diselingi dengan ucapan dua kalimat syahadat (syahadatain)
sehingga musik gamelan yang mengiringinya kini dikenal
dengan istilah sekaten. Sekaten yang dimaksud adalah
syahadatain.
RADEN QASIM SYARIFUDDIN
Raden Qasim Syarifudin yang diberi gelar Sunan Drajat lahir
pada tahun 1479 M dan wafat pada pertengahan abad ke-16
dimakamkan di Gresik Sunan Drajat dalam memperkenalkan
Islam melalui konsep dakwah bil Al Hikmah dengan cara
bijaksana tanpa paksaan. Dalam menyampaikan ajaran Islam
Sunan Drajat menempuh 5 metode, pertama melalui
pengajian secara langsung yang diselenggarakan di masjid
atau mushola, ke-2 melalui penyelenggaraan pendidikan di
pesantren, ke-3 memberi fatwa atau petuah dalam
menyelesaikan masalah yang ada di masyarakat, ke-4
melalui kesenian tradisional yaitu dengan menciptakan
tembang pangkur dengan iringan gamelan,ke-5
menyampaikan ajaran agama melalui ritual tradisional
sepanjang tidak bertentangan dengan ajaran Islam.
SYARIF HIDAYATULLAH

Syarif Hidayatullah yang diberi gelar Sunan Gunung


Jati lahir pada tahun 1448 M dan wafat pada tahun
1570 M, dimakamkan di Cirebon. beliau salah satu
peletak pondasi syiar agama Islam di daerah Jawa
Barat. beliau berdakwah dengan menggunakan
pendekatan kultural yakni memahami seluk beluk
kebudayaan lokal. Untuk mengenang jasanya
pemerintah mendirikan IAIN Syarif Hidayatullah dan
sekarang dikenal dengan UIN Syarif Hidayatullah (di
Jakarta).
RADEN JA'FAR SHADIQ
Raden Ja'far shadiq yang diberi gelar Sunan Kudus lahir pada abad ke-
15 dan wafat pada tahun 1550 M, dimakamkan di Kudus. Sunan Kudus
adalah ulama besar yang diberi gelar Wali Al Ilmu yaitu orang berilmu
luas oleh Wali Sanga, karena memiliki keahlian khusus di bidang
agama ia bertugas melakukan syiar Islam di sekitar daerah Kudus
Jawa Tengah. Karena keahliannya itu ia banyak didatangi para
penuntut ilmu dari berbagai wilayah Ia juga dipercaya untuk
mengendalikan pemerintahan di daerah Kudus karenanya ia menjadi
pemimpin agama sekaligus pemimpin pemerintahan di wilayah itu.
untuk memperlancar penyebaran Islam Sunan Kudus membangun
sebuah masjid di daerah lorent pada tahun 1549 masehi yang diberi
nama Masjid al-aqsa atau Al Manar. Sunan Kudus menciptakan
banyak karya sastra dan budaya tembang Maskumambang tembang
mijil dan masjid Menara Kudus(Masjid Al-aqsa).
RADEN MAS SYAHID

Raden Mas Syahid yang diberi gelar Sunan Kalijaga lahir pada
akhir abad ke-14 dan wafat pada pertengahan abad ke-15
Masehi dan dimakamkan di Demak. Dalam menyampaikan
ajaran Islam Sunan Kalijaga terbilang bijaksana dan mudah
diterima oleh berbagai lapisan masyarakat. Pendekatan yang
digunakan oleh Sunan Kalijaga dalam menjelaskan wejangan
atau petuah didasarkan pada tiga hal yaitu momong, momor
dan momot. Momong berarti bersedia untuk mengasuh
membimbing dan mengarahkan, momor berarti bersedia untuk
bergaul berbaur berkawan dan bersahabat dan momot berarti
kesediaan untuk menampung aspirasi dan inspirasi dari
berbagai kalangan yang beraneka ragam
RADEN SAID
(RADEN PRAWATA)

Raden Said atau Raden prawata yang diberi gelar


Sunan Muria lahir pada abad ke-15 dan wafat
pada abad ke-16 Masehi dan dimakamkan di
Jepara. Sunan Muria juga pawai berdakwah
melalui berbagai kesenian Jawa misalnya
menciptakan macapat tembang Jawa yaitu
tembang Sinom dan Kinanti lewat tembang-
tembang itulah Sunan Muria mengajak umatnya
untuk mengamalkan ajaran Islam.
KONSEP DAKWAH WALI SONGO

Konsep dakwah Wali Sanga Wali Sanga dalam melakukan


dakwah senantiasa mempertimbangkan aspek
kebijaksanaan hidup. Walisanga sebagai penyebar agama
Islam cukup menarik jika dilihat peranannya sebagai
penyebar agama atau sebagai cultural al broker. Kesuksesan
dakwah Wali Sanga banyak ditentukan oleh kekompakan
gerakan dan kesadaran masing-masing individu untuk
mengambil peran serta dalam kerangka dakwah atau
jamaah. Konsep dakwah Wali Sanga didahului dengan
perencanaan yang matang, berorganisasian yang tepat, dan
penguasaan lapangan yang jitu yang membuahkan hasil
bagi Islamisasi di Jawa.
THANKS FOR
WATCHING

Anda mungkin juga menyukai