Anda di halaman 1dari 3

Syekh Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gresik lahir di Campa (Kamboja).

Untuk tanggal lahirnya


sendiri tidak diketahui dengan jelas. Namun, dari silsilah keturunannya, nasab Sunan Gresik sampai pada
Nabi Muhammad SAW melalui jalur Husain bin Ali RA. Sunan Gresik memperoleh didikan langsung
dari ayahnya, Barokat Zainul Alam, seorang ulama kesohor di Kamboja. Strategi dakwah yang digunakan
Sunan Gresik adalah dengan jalur niaga di tempat publik. Dengan berdagang, ia berinteraksi langsung
dengan masyarakat Gresik kala itu, serta belajar bahasa daerah setempat. Selain melalui jalur
perdagangan, Sunan Gresik juga menempuh jalur politik untuk mendakwahkan Islam. Ia menikahkan
putrinya dengan Raja Majapahit (Hamka, dalam Sejarah Umat Islam IV, 1981).

Sunan Ampel bernama lengkap Raden Muhammad Ali Rahmatullah atau Raden Rahmat, lahir di Champa
(Kamboja) sekitar 1401. Di sanalah dasar pertama dakwah Raden Rahmat berdiri. Karena menyebarkan
Islam di kawasan Ampeldenta, ia dikenal sebagai Sunan Ampel. Di kawasan Surabaya itu, dakwahnya
dimulai dengan mendirikan pesantren Ampeldenta, ia mendidik kader-kader penyebar Islam. Di antara
murid-murid Sunan Ampel yang terkenal adalah Sunan Giri, Raden Patah, Raden Kusen, Sunan Bonang,
dan Sunan Drajat. Dakwah Islam yang dilakukan Sunan Ampel bersamaan dengan lemahnya posisi
kerajaan Majapahit.

Sunan Bonang dilahirkan pada tahun 1465, dengan nama Raden Maulana Makdum Ibrahim. Dia adalah
putra Sunan Ampel dan Nyai Ageng Manila. Bonang adalah sebuah desa di kabupaten Rembang. Sunan
Bonang wafat pada tahun 1525 M, dan saat ini makam aslinya berada di kota Tuban. Lokasi makam
Sunan Bonang ada dua karena konon, saat dia meninggal, kabar wafatnya dia sampai pada seorang
muridnya yang berasal dari Madura.. Sunan Bonang dikenal sebagai seorang penyebar Islam yang
menguasai ilmu fikih, ushuluddin, tasawuf, seni, sastra, arsitektur, dan ilmu silat dengan kesaktian dan
kedigdayaan menakjubkan.

Sunan Giri adalah nama salah seorang Walisongo dan pendiri kerajaan Giri Kedaton, yang berkedudukan
di daerah Gresik, Jawa Timur. Sunan Giri membangun Giri Kedaton sebagai pusat penyebaran agama
Islam di Jawa yang pengaruhnya bahkan sampai ke Madura, Lombok, Kalimantan, Sulawesi, dan
Maluku. Ia lahir di Blambangan tahun 1442, dan dimakamkan di desa Giri, Kebomas, Gresik. terdapat
silsilah tarekat Syathariyah yang menyebut nama Syaikh Maulana Ishak dan Raden Paku Sunan Giri
sebagai guru Tarekat Syathariyah, yang menunjuk bahwa aliran tasawuf yang diajarkan Maulana Ishak
dan Raden Paku adalah Tarekat Syathariyah. Dalam bahasa Jawa, giri berarti gunung. Sejak itulah, ia
dikenal masyarakat dengan sebutan Sunan Giri. Pesantren Giri kemudian menjadi terkenal sebagai salah
satu pusat penyebaran agama Islam di Jawa, bahkan pengaruhnya sampai ke Madura, Lombok,
Kalimantan, Sulawesi, Sumatera (terutama bagian selatan) dan Maluku.

Sunan Drajat adalah salah satu sunan dari sembilan sunan Wali Songo. Nama kecilnya adalah Raden
Qasim, kemudian mendapat gelar Raden Syarifudin. Sunan Drajat diperkirakan lahir pada tahun 1470
Masehi. Dia adalah putra dari Sunan Ampel yang terkenal karena kecerdasannya, dan ia merupakan
saudara dari Sunan Bonang. Setelah menguasai ajaran Islam, ia menyebarkan agama Islam di Desa Drajat
sebagai tanah perdikan di Kecamatan Paciran. Di sana ia mendirikan pesantren Dalem Duwur. Tempat ini
diberikan oleh Kerajaan Demak. Ia diberi gelar Sunan Mayang Madu oleh Raden Patah pada tahun saka
1442/1520 Masehi. Makam Sunan Drajat dapat ditempuh dari Surabaya maupun Tuban lewat Jalan Raya
Pos (Anyar-Panarukan), dari kota Lamongan dapat ditempuh 50 menit dengan kendaraan pribadi.

Sunan Kalijaga (Susuhunan Kalijaga) adalah seorang tokoh Walisongo, dikenal sebagai wali yang sangat
lekat dengan muslim di Pulau Jawa, karena kemampuannya memasukkan pengaruh Islam ke dalam tradisi
dan budaya Jawa. Makamnya berada di Kadilangu, Demak. Dalam dakwah, ia punya pola yang sama
dengan mentor sekaligus sahabat dekatnya, Sunan Bonang. Paham keagamaannya cenderung "sufistik
berbasis salaf" -bukan sufi panteistik (pemujaan semata). Ia juga memilih kesenian dan kebudayaan
sebagai sarana untuk berdakwah. Ajaran Sunan Kalijaga terkesan sinkretis dalam mengenalkan Islam. Ia
menggunakan seni ukir, wayang, gamelan, serta seni suara suluk sebagai sarana dakwah. Beberapa lagu
suluk ciptaannya yang populer adalah Ilir-ilir dan Gundul-gundul Pacul.

Sunan Kudus merupakan Ulama' Penyebar Agama Islam di Nusantara, yg tergabung dalam dewan
dakwah bernama Wali Songo. Nama lengkapnya adalah Ja'far Shodiq. Beliau adalah putra Sayyid Utsman
Haji[1] dengan Siti Syari'ah (Putri Sunan Ampel). Pada tahun 1550, Sunan Kudus meninggal dunia saat
menjadi Imam sholat Subuh di Masjid Menara Kudus, dalam posisi sujud. kemudian dimakamkan di
lingkungan Masjid Menara Kudus.

Sunan Muria dilahirkan dengan nama Raden Umar Said. Menurut beberapa riwayat, dia adalah putra dari
Sunan Kalijaga dari pernikahan dengan Dewi Saroh, putri Syekh Maulana Ishaq. Nama Sunan Muria
sendiri diperkirakan berasal dari nama gunung (Gunung Muria), yang terletak di sebelah utara kota
Kudus, Jawa Tengah, tempat Sunan Muria dimakamkan. Sunan Muria wafat pada tahun 1560 M. Sunan
Muria menikah dengan Dewi Sujinah putri Sunan ngudung Adik dari Sunan Kudus dan Dewi Roro
noyorono. Putri Ki Ageng NGerang Dari pernikahan Dengan dewi Sujinah sunan Muria di karuniai
seorang anak yang bernama Saridin. Dan dari Dewi Roro noyorono sunan Muria di karuniai tiga orang
anak sunan Sunan Nyamplungan Raden Raden santri dan dewi Nasiki.

Sunan Gunung Jati atau Sultan Syarif Hidayatullah Al-Azmatkhan Al-Husaini Al-Cirbuni Shahib Jabal
Jati bin Sultan Syarif Malik Abdullah Umdatuddin Al-Azmatkhan Al-Husaini (Arabic: ‫الشريف هداية هللا‬
Sharīf Hidāyah Allāh[2]) atau Sayyid Al-Kamil adalah salah seorang dari Walisongo, ia dilahirkan Tahun
1448 Masehi dari pasangan Syarif Abdullah Umdatuddin bin Ali Nurul Alam [3] dan Nyai Rara Santang,
Putri Sri Baduga Maharaja Prabu Siliwangi dari Kerajaan Padjajaran (yang setelah masuk Islam berganti
nama menjadi Syarifah Mudaim). Syekh Syarif Hidayatullah Sunan Gunung Jati berpulang ke
rahmatullah pada tanggal 26 Rayagung tahun 891 Hijriah atau bertepatan dengan tahun 1568 Masehi.
Tanggal Jawanya adalah 11 Krisnapaksa bulan Badramasa tahun 1491 Saka. Sedang Pasukan Kawal
Istana dan Panglimanya (sebanyak 40 orang) yang merupakan Korps Elite dari Angkatan Darat Pakuan
memilih opsi kedua. Diyakini mereka inilah cikal bakal penduduk Baduy Dalam sekarang yang terus
menjaga anggota pemukiman yang hanya sebanyak 40 keluarga (karena keturunan dari 40 pengawal
istana Pakuan). Anggota yang tidak terpilih harus pindah ke pemukiman Baduy Luar. Dengan segala jasa
Syarif Hidayatullah inilah yang kemudian umat Islam di Jawa Barat memanggilnya dengan nama lengkap
Syekh Maulana Syarif Hidayatullah Sunan Gunung Jati Rahimahullah.

KELOMPOK I

MUH. AKBAR

SULAIMAN KHAIR

NURIL FITRIA SUHARTO

KHAYLA ZAHRANI

HUSNUL HATIMAH

Anda mungkin juga menyukai