Anda di halaman 1dari 16

CERITA RAKYAT LEGENDA CINDELARAS

Raden Putra adalah raja dari kerajaan Jenggala . Dia memiliki seorang ratu yang cantik dan
selir . Tidak seperti ratu , selir memiliki kepribadian buruk . Dia iri dan cemburu dengan ratu ,
jadi dia berencana untuk membuat ratu meninggalkan istana . Selir kemudian meminta
penyembuh kerajaan untuk membantunya dalam rencananya . Suatu hari , selir pura-pura sakit.
Raden Putra disebut penyembuh kerajaan untuk memberikan perawatan selir . ” Apakah penyakit
itu ? ” Raden Putra meminta penyembuh kerajaan . ” Saya sangat menyesal , Yang Mulia saya .
Dia sakit karena ratu menaruh racun dalam makan nya , ” penyembuh kerajaan berbohong .

Raden Putra syok dan marah mendengar penjelasan . Dia disebut ratu dan bertanya apakah
cerita itu benar . Tentu saja Ratu membantah , tapi Raden Putra tidak akan mendengarkan . ”
Tolong Yang Mulia , kasihanilah . Aku benar-benar tidak melakukan apa-apa , “teriak ratu dalam
air matanya . Kemarahan Raden Putra berakhir dengan keputusan. Ratu harus dibuang ke hutan
dan dihentikan . Dia tidak tahu bahwa ratu sudah hamil . Raden Putra memerintahkan salah satu
jenderalnya untuk melakukan hukuman . Ratu dibuang ke hutan, tapi umum bijaksana tidak tega
membunuhnya . Dia membangun sebuah rumah sederhana di hutan untuknya . Dalam perjalanan
kembali ke istana , ia mengoleskan pedangnya dengan darah kelinci , sehingga Raden Putra akan
percaya bahwa ia telah membunuh ratu .

Setelah kiri umum , ratu tinggal sendirian di hutan . Beberapa bulan kemudian , ia
melahirkan bayi laki-laki yang sehat . Bayi itu diberi nama Cindelaras . Ia dibesarkan sebagai
baik , sehat , dan tampan anak laki-laki . Suatu hari , sementara Cindelaras membantu ibunya
untuk mengumpulkan beberapa kebakaran hutan , seekor elang menjatuhkan telur . Cindelaras
membawa telur untuk merenung oleh ayam di belakang rumah mereka . Telur menetas menjadi
ayam dan kemudian perlahan-lahan menjadi ayam jantan yang kuat . Ayam ada ayam biasa .
Ayam bisa menyanyi . Setiap pagi , ayam Cindelaras terbangun dengan lagu yang indah , ”
Tuanku adalah Cindelaras . Rumahnya adalah di hutan . Dia adalah putra dari Raden Putra . ”
Ayam sering menyanyikan lagu itu .

Cindelaras selalu bangun pagi-pagi dan mendengarkan dengan senang hati lagu ayam nya .
Dia tidak menyadari makna dari lagu hingga suatu hari , ia mulai berpikir . ” Siapa Raden Putra ?
” Ia bertanya kepada ibunya . Ratu kemudian menceritakan seluruh cerita . Dia juga mengatakan
kepadanya mengapa mereka dilarang dari kerajaan dan tinggal di hutan . Cindelaras sangat
terkejut . Dia memutuskan untuk pergi ke istana untuk bertemu raja , ayahnya . Cindelaras
meminta izin ibunya untuk pergi ke kerajaan dan memberitahu raja apa yang sebenarnya terjadi .
Dia juga membawa ayam jantan nya yang tumbuh lebih besar dan kuat setiap hari .

Dalam perjalanannya , Cindelaras berhenti di sebuah desa . Di sana, ia bertemu dengan


beberapa orang yang terlibat dalam adu ayam . Mereka menantang dia untuk melihat seberapa
kuat nya ayam jantan . ” Jika menang ayam Anda , Anda akan mendapatkan hadiah , ” kata pria
yang menantangnya . Cindelaras menerima tantangan itu . Dalam beberapa menit , ayam jantan
nya mengalahkan ayam lawan . Dia ditantang lagi oleh pria lain, dan sekali lagi , ayam nya
menang. Dia menang lagi dan lagi .

Berita tentang ayam Cindelaras ‘ dengan cepat menyebar ke seluruh kerajaan Jenggala dan
membuat Raden Putra penasaran . Jadi , ia mengundang Cindelaras ke istana . ” Siapa namamu ,
anak laki-laki ? ” Tanya Raden Putra sebagai Cindelaras tiba di istana . ” Nama saya Cindelaras ,
Yang Mulia , ” jawab Cindelaras . Dia merasa baik senang dan senang melihat Raden Putra .

Raden Putra menantang Cindelaras dengan satu syarat . Jika ayam Raden Putra
memenangkan , kepala Cindelaras ‘ akan dipotong . Tetapi jika ayam Cindelaras ‘ menang ,
Raden Putra akan berbagi setengah dari kekayaannya . Cindelaras menerima kondisi tersebut .
Kompetisi ini diadakan di halaman depan istana . Kedua ayam jantan bertempur dengan gagah
berani . Tapi hanya dalam beberapa menit , ayam Cindelaras ‘ memenangkan pertarungan!
Raden Putra menggeleng dan menatap Cindelaras dari tempat duduknya , ” ayam jantan Itu
bukan ayam biasa , dan anak itu bukan anak ordinaty baik . Siapa dia sebenarnya ? ” Pikirnya.
Raden Putra hendak bertanya ketika tiba-tiba ayam Cindelaras ‘ menyanyikan lagu , ” Tuanku
adalah Cindelaras . Rumahnya adalah di hutan . Dia adalah putra dari Raden Putra . ”

Raden Putra terkejut . ” Apakah itu benar? ” Tanyanya . ” Ya , saya Yang Mulia . Nama
saya Cindelaras dan ibu saya adalah ratu , ” kata Cindelaras . Raden putra disebut jenderal yang
telah dibuang ratu . Jenderal itu kemudian mengaku bahwa ia tidak pernah membunuh ratu .
Kemudian , penyembuh kerajaan juga mengakui kesalahannya . Raden Putra sangat terkejut . Dia
segera pergi ke hutan untuk mengambil ratu . Sejak saat itu, Cindelaras dan orang tuanya hidup
bahagia bersama-sama . Adapun selir , ia dikirim ke penjara sebagai hukuman.
Ramayana Ballet,,Pementasan Cerita Epos India dalam Ragam Kesenian Jawa
Tak terbendung oleh waktu, kisah Ramayana yang ditulis Walmiki sudah dua puluh
empat abad menjadi dongeng yang tak pernah membosankan untuk disimak. Kisah ini telah
mengilhami para pujangga untuk menyalin serta menyadurnya dalam cerita yang terus memikat
sepanjang zaman. Sejarah telah berbicara bahwa kisah Ramayana hingga kini terekam dalam
bentuk pewayangan, lukisan, film, hingga pahatan di candi-candi nan megah. Kini saatnya Anda
menyaksikan suguhan cerita epos ini dalam bentuk ragam kesenian Jawa yang dipentaskan di
Yogyakarta, di Candi Prambanan, atau juga di Surakarta.
Inilah sebuah pementasan cantik dan megah yang menyatukan ragam kesenian Jawa
berupa tari, drama, dan musik dalam satu panggung. Menikmati pertunjukannya ibarat diajak
pada visualisasi mengagumkan dari epos legendaris “Ramayana” karya Walmiki yang ditulis
dalam bahasa Sanskerta. Menikmati ceritanya dalam rangkaian gerak tari khas Jawa diiringi
musik gamelan menjadi sebuah hal yang berkesan. Sendratari Ramayana Prambanan sudah
ditonton tokoh nasional maupun internasional dari berbagai negara.
Untuk menikmati pementasan indah ini maka memahami ceritanya akan membawa Anda
lebih menikmati penggalan babak demi babaknya. Di dalamnya tidak ada dialog yang terucap
dari penarinya, hanya tembang lagu-lagu dalam bahasa Jawa yang terdengar dari sinden untuk
menggambarkan jalannya cerita. Selain itu, ada pula atraksi permainan bola api dan kelincahan
penari berakrobat dalam beberapa adegan yang menegangkan. Gerak penarinya sangat memukau
dengan kelincahan sekaligus gemulai bak penari balet. Tata panggung dan cahaya yang indah
juga akan melarutkan Anda pada suasana pementasan sendratari ini. Ceritanya yang menarik dan
panjang tersebut dirangkum dalam empat babak, yaitu: penculikan Sinta, misi Anoman ke
Alengka, kematian Rahwana, dan pertemuan kembali antara Rama dan Sinta.
Perlu diketahui bahwa kisah Ramayana sendiri terpahat pada Candi Prambanan yang
bercorak Hindu mirip dengan cerita aslinya dalam tradisi lisan di India. Ramayana berasal dari
kata ‘rama’dan ‘ayana’ yang artinya ‘Perjalanan Rama’, yaitu cerita epos dari India yang
digubah oleh Walmiki (Valmiki). Ramayana telah dikenal sebagai cerita Hindu terkenal di dunia
selain Mahabharata. Di Nusantara terutama di Pulau Jawa dan Bali, kisah Ramayana mengalami
gubahan dalam khazanah sastra Jawa dengan bahasa Jawa Baru. Wiracarita Ramayana telah
diangkat ke dalam budaya pewayangan, lukisan, maupun pahatan di beberapa negara di Asia
Tenggara seperti Thailand, Kamboja, Vietnam, Laos, dan Filipina.
Kisah epik Ramayana yang ditulis dua puluh empat abad yang lalu itu senantiasa
memberikan pesan dan hikmah meski diejawantahkan dalam banyak versi kesenian dan
pertunjukan. Nilai pelajaran yang terpenting adalah bentuk keteladanan tokoh utama (Rama, Sita,
Maniken dan Satya) yang bisa dijadikan cermin dalam menjalani hidup ini. Tokoh tersebut
memberikan gambaran sifat-sifat seorang raja, kesatria, saudara, dan istri yang baik.
Sendratari Ramayana sudah dipentaskan selama 51 tahun sejak 28 Juli 1961. Digagas
oleh Letjen TNI (purn) GPH Djati Kusumo dengan mementaskannya di panggung terbuka
sebelah selatan Candi Prambanan. Saat itu tujuannya memang untuk menjadi sebuah daya tarik
bagi wisatawan dan Presiden Soekarno sendiri sangat ingin membawa Ramayana Prambanan
sebagai langkah dari seni budaya Indonesia yang pentas ke dunia. Dari waktu ke waktu
pementasan kolosal ini terus diimprovisasi dan diperlengkapi lebih megah. Pada masa Presiden
Soeharto, tepatnya tahun 1989 diresmikan panggung utama di Candi Prambanan untuk
pementasannya dengan dilatari keindahan candi tercantik di Indonesia tersebut.
Hingga saat ini Sendratari Ramayana Prambanan telah meraih berabgai penghargaan dan
terakhir tahun 2012 mendapatkan penghargaan Pacific Asia Travel Association (PATA) Gold
Awards mengalahkan 180 konstestan dari 79 negara untuk kategori “Heritage”. Sebelumnya
untuk kategori yang sama diperoleh tahun 1994 dan 2011. Hal ini membuktikan bahwa
keinginan Presiden Soekarno untuk membawa salah satu budaya Indonesia pada kancah yang
lebih tinggi telah terwujud, bahkan menjadi yang terbaik.
Apabila Anda ingin menyaksikan pementasan Sendratari Ramayana maka ada di dua
tempat utama saat ini, yaitu di Yogyakarta dan di Candi prambanan. Pertama, di Yogyakarta
digelar di Purawisata Yogyakarta, di Jalan Brigjen Katamso, sebelah timur Kraton Yogyakarta.
Di tempat tersebut sendratari ini telah pentas setiap hari tanpa pernah absen selama 25 tahun.
Tempat kedua, tentunya di Candi Prambanan yang berdiam cerita Ramayana terpahat pada
relief candinya.
Pilihan lain yang cukup menggembirakan adalah Sendratari Ramayana juga dipentaskan
di Kota Solo tepatnya di Taman Balekambang, Surakarta. Di tempat ini pementasan berlangsung
setiap malam bulan purnama dibawakan oleh kelompok Wayang Orang Sriwedari. Hingga
artikel ini ditulis, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Surakarta menggelar pementasan ini untuk
umum dan gratis. Tentunya juga bertujuan untuk menarik minat wisatawan agar datang ke
Surakarta.
Cerita Rakyat Indonesia : Joko Dolog

Tersebutlah seorang pangeran dari Madura Situbondo namanya. Ia putra Adipati


Cakraningrat. Pada suatu hari Pangeran Situbondo berlayar ke Kadipaten Surabaya dengan
diiringi Gajah Seta dan Gajah Menggala. Ia disambut dengan ramah oleh Adipati Jayengrana,
sang Adipati Surabaya.
Maksud kedatangan Pangeran Situbondo ketika itu adalah untuk melamar Purbawati,
putri Adipati Jayengrana.
Adipati Jayengrana mempersilakan putrinya untuk menjawab sendiri lamaran yang
ditujukan kepadanya itu. Purbawati sesungguhnya tidak mencintai Pangeran Situbondo. Cintanya
hanya pada Pangeran Jaka Taruna dari Kadipaten Kediri. Namun, untuk menolak lamaran
Pangeran Situbondo, Purbawati merasa tidak enak hati. Masalahnya, ayahandanya dan ayahanda
Pangeran Situbondo sangat karib persahabatannya. Jika ia langsung menyatakan penolakannya,
ia khawatir persahabatan antara ayahandanya dan ayahanda Pangeran Situbondo akan putus.
Bahkan, tidak tertutup kemungkinan akan terjadi peperangan antara Surabaya dan Madura itu!
Purbawati lantas menolak secara halus. Katanya kepada Pangeran Situbondo, "Aku
bersedia diperistri Kanda Pangeran Situbondo, asalkan Kanda Pangeran Situbondo dapat
membuka hutan di wilayah Kadipaten Surabaya ini. Hutan yang dibuka itu kelak akan menjadi
tempat hunian anak keturunan kami."
Syarat Purbawati itu, meski sesungguhnya sangat berat karena hutan itu terkenal angker
dan berbahaya, disanggupi Pangeran Situbondo. Dengan kesaktiannya, Pangeran Situbondo
sangat yakin mampu melaksanakan syarat yang diajukan putri Adipati Jayengrana yang sangat
dicintainya itu, Pangeran Situbondo lantas membuka hutan seperti yang dikehendaki Purbawati.
Ketika Pangeran Situbondo tengah membuka hutan, datanglah Pangeran Jaka Taruna ke
Kadipaten Surabaya. Sangat terperanjat ia ketika mengetahui Pangeran Situbondo tengah
membuka hutan sebagai syarat sebelum memperistri kekasih hatinya. Ia lantas memberanikan
diri menghadap Adipati Jayengrana untuk melamar Purbawati. Kepada Adipati Jayengrana,
Pangeran Jaka Taruna menyatakan jika ia dan Purbawati telah lama menjalin hubungan kasih.
Adipati Jayengrana tampak kebingungan. Agak menyesal ia mengapa Pangeran Jaka
Taruna terlambat datang sehingga Pangeran Situbondo telah tertebih dahulu melaksanakan
sayembara yang diminta Purbawati. Adipati Jayengrana kembali menyerahkan sepenuhnya
masalah itu kepada putrinya mengingat hubungan baiknya dengan Adipati Kediri dan juga
dengan ayahanda Pangeran Situbondo.
Purbawati lantas meminta Pangeran Jaka Taruna yang dicintainya itu untuk turut
membuka hutan. Pangeran Jaka Taruna lalu turut membuka hutan di dekat tempat Pangeran
Situbondo tengah membuka hutan. Tak terkirakan kemarahan Pangeran Situbondo ketika
mendapati Pangeran Jaka Taruna turut membuka hutan. Perselisihan antara dua putra Adipati itu
pun tak terelakkan lagi disusul dengan pertarungan yang sengit. Kedua pangeran itu saling
menumpahkan kesaktiannya untuk sating mengalahkan demi mendapatkan Purbawati. Kesaktian
Pangeran Situbondo masih di atas Pangeran Jaka Taruna. Pangeran Situbondo mampu memukul
putra Adipati Kediri itu hingga tubuh Pangeran Jaka Taruna terpental jauh membumbung hingga
tersangkut pada dahan pohon yang sangat tinggi. Pangeran Situbondo lantas meninggalkan
tempat itu begitu saja.
Pangeran Jaka Taruna berteriak-teriak meminta tolong karena tidak mampu melepaskan
diri dari kondisi yang menjeratnya. Suara teriakannya keras menggema di hutan belantara itu.
Namun, tidak ada yang datang menolongnya mengingat hutan belantara tersebut jarang dilewati
orang. Pangeran Jaka Taruna terus berteriak-teriak meminta tolong. Syandan, lewatlah seorang
pemuda di hutan belantara itu. Jaka Jumput namanya. Ia tengah mencari bahan-bahan untuk
racikan obat-obatannya. Mendengar teriakan Pangeran Jaka Taruna, Jaka Jumput segera
memberikan pertolongannya. Dengan kesaktiannya, Jaka Jumput berhasil melepaskan dan
menurunkan Pangeran Jaka Taruna.
Pangeran Jaka Taruna lalu menceritakan kejadian yang dialaminya. Ia juga meminta agar
Jaka Jumput membantunya untuk mengalahkan Pangeran Situbondo.
"Jika hamba bisa mengalahkan Pangeran Situbondo," kata Jaka Jumput, "apa imbalan
yang akan hamba dapatkan?"
"Apapun juga yang engkau kehendaki, niscaya aku akan memberikannya," jawab
Pangeran Jaka Taruna.
"Baiklah," kata Jaka Jumput.
Jaka Jumput lantas mencari Pangeran Situbondo. Seketika ditemukannya, Jaka Jumput
lalu menantang Pangeran Situbondo. Tak terkirakan kemarahan Pangeran Situbondo mendapat
tantangan Jaka Jumput. Keduanya segera terlibat dalam pertarungan yang sangat seru, sementara
Pangeran Jaka Taruna hanya menonton dari kejauhan. Jaka Jumput ternyata benar-benar
tangguh. Amat tinggi kesaktiannya. Meski Pangeran Situbondo mengerahkan segenap
kemampuan dan kesaktiannya, tak berdaya pula pada akhirnya menghadapi Jaka Jumput.
Pangeran Situbondo lantas melarikan diri setelah merasa kalah. Ia terus berlari, tidak kembali ke
Madura melainkan ke sebuah wilayah di sebelah timur dari Kadipaten Surabaya. Wilayah itu di
kemudian hari disebut sesuai dengan nama pangeran dari Madura tersebut, Situbondo.
Ketika mendapati Pangeran Situbondo telah kalah dan melarikan diri, Pangeran Jaka
Taruna bergegas kembali ke Kadipaten Surabaya. Segera ia menghadap Adipati Jayengrana dan
menyatakan jika ia telah mengalahkan Pangeran Situbondo.
"Benar engkau mengalahkan Pangaeran Situbondo?" tanya Adipati Jayengrana.
"Benar, Paman Adipati," sahut Pangeran Jaka Taruna. "Setelah kami bertarung, Pangeran
Situbondo dapat hamba kalahkan. Ia terus berlari ke arah timur tanpa berani lagi menghadapi
hamha. Dengan ini hamba mohon perkenan Paman Adipati untuk memberikan restu kepada
hamba yang ingin menyunting putri Paman."
Namun, kebohongan Pangeran Jaka Taruna seketika itu terbongkar ketika Jaka Jumput
juga datang di Kadipaten Surabaya dan menyergah, "Bohong! Pangeran Jaka Taruna telah
berbohong kepada Paduka, Kanjeng Adipati!"
Adipati Jayengrana terperanjat mendengar sergahan Jaka Jumput. Tanyanya, "Bagaimana
maksudmu dengan menyebut Pangeran Jaka Taruna berbohong?"
"Hamba yang mengalahkan Pangeran Situbondo, Kanjeng Adipati," jawab Jaka Jumput.
Ia lantas menceritakan kejadian yang dialaminya sejak ia bertemu dengan Pangeran Jaka Taruna
yang tersangkut di dahan pohon tinggi hingga akhirnya mengalahkan Pangeran Situbondo.
Pangeran Jaka Taruna mati-matian menyanggah ucapan Jaka Jumput. Ia terus
mengemukakan kebohongan demi kehohongan untuk menutupi kebohongan yang diucapkannya
sebelumnya.
Adipati Jayengrana segera menengahi perselisihan pendapat antara Pangeran Jaka Taruna
dan Jaka Jumput. "Apa bukti yang kalian miliki jika kalian sama-sama mengaku mengalahkan
Pangeran Situbondo?"
Pangeran Jaka Taruna tidak mempunyai bukti. Ia hanya meminta agar Adipati Jayengrana
memercayai penjelasannya. Berbeda dengan Pangeran Jaka Taruna, Jaka Jumput mempunyai
bukti berupa keris milik Pangeran Situbondo. Bukti itu pun diserahkan Jaka Jumput kepada
Adipati Jayengrana.
Adipati Jayengrana memeriksa keris itu. Katanya kemudian, "Benar, keris ini milik
Pangeran Situbondo."
Pangeran Jaka Taruna amat malu karena kebohongannya telah terbongkar. Namun, dia
tetap bersikeras menyatakan jika dirinyalah yang mengalahkan Pangeran Situbondo. Bahkan,
untuk membuktikan kesaktiannya, dia menantang Jaka Jumput untuk bertarung.
"Baiklah," kata Adipati Jayengrana. "Siapa di antara kalian yang menang, maka berhak is
menyunting putriku."
Pangeran Jaka Taruna dan Jaka Jumput segera terlibat dalam pertarungan yang seru.
Pangeran Jaka Taruna bersenjatakan keris pusakanya, sementara Jaka Jumput menghadapinya
dengan senjata andalannya berupa cambuk yang diberinya Hama Kyai Gembolo Geni. Beberapa
saat terlibat dalam pertarungan, Pangeran Jaka Taruna tak mampu menandingi kesaktian Jaka
Jumput. Tubuh Pangeran Jaka Taruna tergeletak di atas tanah setelah terkena cambuk sakti Kyai
Gembolo Geni. Pangeran Jaka Taruna kalah.
"Hei Pangeran Jaka Taruna!" seru Adipati Jayengrana, "Telah terbukti engkau
membohongiku! Betapa beraninya engkau berbohong kepadaku dengan mengaku mampu
mengalahkan Pangeran Situbondo!"
Pangeran Jaka Taruna hanya terdiam. Ia benar-benar malu. "Mengapa engkau hanya
terdiam saja, hei Pangeran Jaka Taruna?" tanya Adipati Jayengrana dengan perasaan jengkel.
"Mengapa engkau tidak menjawab pertanyaanku?"
Pangeran Jaka Taruna tetap terdiam. Adipati Jayengrana kian jengkel mendapati
Pangeran Jaka Taruna tetap terdiam. "Jaka Taruna!" seru Adipati Jayengrana, "Mengapa engkau
hanya diam seperti patung?"
Keajaiban pun terjadi. Ucapan Adipati Jayengrana menjadi kenyataan. Tubuh Pangeran
Jaka Taruna seketika itu berubah menjadi patung yang di kemudian hari dinamakan patung Joko
Dolog.
Kisah Anak Khalifah Umar bin Khattab Yang Berzina! Sungguh Mengharukan

Diriwayatkan dari Abdul Aziz bin Alhijaj Alkhalawani daripada Shafwan daripada Ibnu
Abbas r.a. Umar Bin Khatab mempunyai dua dua orang anak yang satu bernama Abdullah dan
yang satu lagi bernama ‘Ubaidillah yang lebih dikenal Abu Syahmah beliau sangat memahami
Alqur’an dan bacaanNya seperti bacaan Rasulullah SAW. Maka pada suatu tahun beliau didera
oleh penyakit yang sangat parah. Namun akhirnya Beliau mendapat kesembuhan dari Allah
Ta’ala.

Maka pada suatu hari setelah kesehatannya pulih beliau mengunjungi perkampungan
Yahudi dan meminta jamuan makanan dari merekaitu. Dalam jamuan makanan ini yahudi
ternyata menghidangkan arak dan beliaupun meminumnya. Selesai dari jamuan tersebut Abi
Syahmah pergi kekampung Najran dan melihat seorang perempuan yang sedang tertidur, beliau
meminta perempuan tersebut untuk memenuhi hasratNya.Siwanita Bani Najran ini berontak
sejadi jadinya namun apa daya dia hanya seorang permpuan yang lemah.

Hari terus berjalan tanpa henti siwanita Bani Najjar pun kini telah mengandung, riskas
kisahnya wanita ini pun melahirkan seorang anak. Lalu dia membawa anaknya ini kemasjid
Rasulullah (masjid nabawi). Dan dimasa ini Saidina Umar yang menjadi Amirul Mukminin.
Maka ia menghantarkan sang bayi mungilnya kehadapan yang mulya Saidina Umar. Lalu
berkata : hai Amirul Mukminin ambillah anak engkau ini,engkau lebih berhak untuknya
daripadaku, Amirul Mukminin menjawab, “apa gerangan yang membuat aku lebih berhak
atasnya daripada engkau wahai wanita?. Ia adalah dari anak engkau Abi Syahmahjawab siwanita.
Halal atau haramkah” lanjut Saidina Umar. Siperempuan menjawab ”halal dari pihakku dan
haram dari pihaknya.

Sejarah dan Biografi Singkat Umar bin Khattab

Umar bin Khattab bin Nafiel bin Abdul Uzza atau lebih dikenal dengan Umar bin
Khattab (581 – November 644) merupakan salah seorang sahabat Nabi Muhammad SAW yang
juga adalah khalifah kedua Islam pada periode 634 – 644 M. Beliau juga merupakan satu di
antara empat orang Khalifah yang digolongkan sebagai Khalifah yang diberi petunjuk atau yang
biasa disebut sebagai Khulafaur Rasyidin.

Asal

Lahir di kota Mekkah dari suku Bani Adi yang merupakan salah satu rumpun suku
Quraisy, suku terbesar di kota Mekkah saat itu. Ayahnya Khattab bin Nufail Al Shimh Al
Quraisyi dan ibunya Hantamah binti Hasyim berasal dari marga Bani Makhzum. Beliau diberi
gelar oleh Nabi Muhammad sebagai Al-Faruq yang artinya orang yang bisa memisahkan antara
kebenaran dan kebatilan. Keluarga Umar tergolong dalam keluarga kelas menengah yang bisa
membaca dan menulis dan pada masa itu merupakan sesuatu yang langka.

Biografi
Ketika belum memeluk agama Islam, Umar orang yang sangat disegani dan dihormati oleh
penduduk Mekkah. Ia juga menjalankan tradisi yang dijalankan oleh kaum jahiliyah Mekkah saat
itu yaitu mengubur putrinya hidup-hidup sebagai bagian dari pelaksanaan adat Mekkah yang
masih barbar. Setelah memeluk Islam di bawah Nabi Muhammad SAW, Umar dikabarkan
menyesali perbuatannya dan menyadari kebodohannya saat itu sebagaimana diriwayatkan dalam
satu hadits. Umar juga dikenal sebagai seorang yang suka minum anggur dan merupakan
peminum berat. Setelah menjadi seorang Muslim, ia tidak lagi menyentuh minuman beralkohol.

Dahulu umar merupakan orang yang menentang keras ajaran islam yang dibawah oleh
Rasulullah SAW, kaum Muslim saat itu mengakui bahwa Umar adalah lawan yang paling
mereka perhitungkan, hal ini dikarenakan Umar yang memang sudah mempunyai reputasi yang
sangat baik sebagai ahli strategi perang dan seorang prajurit yang sangat tangguh pada setiap
peperangan yang ia lalui. Umar juga dicatat sebagai orang yang paling banyak dan paling sering
menggunakan kekuatannya untuk menyiksa pengikut Nabi Muhammad SAW.

Awal Memeluk Islam


Umar pernah memutuskan untuk mencoba membunuh Nabi Muhammad SAW, namun saat
dalam perjalanannya ia bertemu dengan salah seorang pengikut Nabi Muhammad SAW bernama
Nu’aim bin Abdullah yang kemudian memberinya kabar bahwa saudara perempuan Umar telah
memeluk Islam, ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW yang ingin dibunuhnya saat
itu. Karena berita itu, Umar terkejut dan pulang ke rumahnya dengan dengan maksud untuk
menghukum adiknya, diriwayatkan bahwa Umar menjumpai saudarinya itu sedang membaca Al
Qur’an surat Thoha ayat 1-8, ia semakin marah akan hal tersebut dan memukul saudarinya.

Ketika melihat saudarinya berdarah oleh pukulannya ia menjadi iba, dan kemudian
meminta agar bacaan tersebut dapat ia lihat, diriwayatkan Umar menjadi terguncang oleh apa
yang ia baca tersebut, beberapa waktu setelah kejadian itu Umar menyatakan memeluk Islam,
tentu saja hal ini membuat masyarakat Mekkah terkejut karena seseorang yang terkenal paling
keras menentang dan paling kejam dalam menyiksa para pengikut Nabi Muhammad SAW
kemudian memeluk ajaran yang sangat dibencinya tersebut, akibatnya Umar dikucilkan dari
pergaulan Mekkah dan ia menjadi kurang atau tidak dihormati lagi oleh para petinggi Quraisy
yang selama ini diketahui selalu membelanya.

Kehidupan di Madinah
Pada tahun 622 M, Umar ikut bersama Nabi Muhammad SAW dan pemeluk Islam lain
berhijrah ke Madinah. Beliau juga telah mengikuti perang Badar, Uhud, Khaybar serta
penyerangan ke Syria. Ia disegani oleh kaum Muslim karena reputasinya sebelum dan setelah
masuk islam yang terkenal. Beliau juga merupakan orang terdepan yang selalu membela Nabi
Muhammad SAW dan ajaran Islam pada setiap kesempatan yang ada bahkan ia tanpa ragu
menentang kawan-kawan lamanya yang dulu bersama menyiksa para pengikutnya Nabi
Muhammad SAW.

Menjadi khalifah
Sebelum menjadi khalifa, umar merupakan penasehat Abu Bakar yang saat itu menjabat
sebagai khalifah. Beliau ditunjuk menggantikan Abu Bakar setelah wafatnya Abu Bakar pada
tahun 634, Umar ditunjuk untuk menggantikan Abu Bakar sebagai khalifah kedua dalam sejarah
Islam.

Masa pemerintahannya, kekuasaan Islam tumbuh dan berkembang dengan sangat pesat.
Islam mengambil alih Mesopotamia dan sebagian Persia dari tangan dinasti Sassanid dari Persia
(yang mengakhiri masa kekaisaran sassanid) serta mengambil alih Mesir, Palestina, Syria, Afrika
Utara dan Armenia dari kekaisaran Romawi (Byzantium). Saat itu ada dua negara adi daya yaitu
Persia dan Romawi. Namun keduanya telah ditaklukkan oleh kekhalifahan Islam dibawah
pimpinan Umar. Sejarah mencatat banyak pertempuran besar yang menjadi awal penaklukan ini

Umar melakukan banyak reformasi secara administratif dan mengontrol dari dekat
kebijakan publik, termasuk membangun sistem administrasi untuk daerah yang baru ditaklukkan.
Ia juga memerintahkan diselenggarakannya sensus di seluruh wilayah kekuasaan Islam. Tahun
638, ia memerintahkan untuk memperluas dan merenovasi Masjidil Haram di Mekkah dan
Masjid Nabawi di Medinah. Ia juga memulai proses kodifikasi hukum Islam.

Umar dikenal dari gaya hidupnya yang sederhana, alih-alih mengadopsi gaya hidup dan
penampilan para penguasa di zaman itu, ia tetap hidup sangat sederhana.

Pada sekitar tahun ke 17 Hijriah, tahun ke-empat kekhalifahannya, Umar mengeluarkan


keputusan bahwa penanggalan Islam hendaknya mulai dihitung saat peristiwa hijrah.

Wafatnya
Umar bin Khattab wafat kaerna dibunuh oleh Abu Lukluk (Fairuz), seorang budak yang
fanatik pada saat ia akan memimpin salat Subuh. Fairuz adalah orang Persia yang masuk Islam
setelah Persia ditaklukkan Umar. Pembunuhan ini konon dilatarbelakangi dendam pribadi Abu
Lukluk (Fairuz) terhadap Umar karena sakit hati atas kekalahan Persia, yang saat itu merupakan
negara adidaya, oleh Umar. Peristiwa ini terjadi pada hari Rabu, 25 Dzulhijjah 23 H/644 M.
Setelah belia wafat, jabatan khalifah kemudian diteruskan ole salah satu sahabat Rasulullah
SAW yaitu Usman bin Affan.

Wasiat
Wasiat yang ditinggalkan umar semasa hidupnya :
1. Bila engkau menemukan cela pada seseorang dan engkau hendak mencacinya, maka cacilah
dirimu. Karena celamu lebih banyak darinya.
2. Bila engkau hendak memusuhi seseorang, maka musuhilah perutmu dahulu. Karena tidak ada
musuh yang lebih berbahaya terhadapmu selain perut.
3. Bila engkau hendak memuji seseorang, pujilah Allah. Karena tiada seorang manusia pun lebih
banyak dalam memberi kepadamu dan lebih santun lembut kepadamu selain Allah.
4. Jika engkau ingin meninggalkan sesuatu, maka tinggalkanlah kesenangan dunia. Sebab apabila
engkau meninggalkannya, berarti engkau terpuji.
5. Bila engkau bersiap-siap untuk sesuatu, maka bersiaplah untuk mati. Karena jika engkau tidak
bersiap untuk mati, engkau akan menderita, rugi, dan penuh penyesalan.
Bila engkau ingin menuntut sesuatu, maka tuntutlah akhirat. Karena engkau tidak akan
memperolehnya kecuali dengan mencarinya
Kisah 1001 malam

Suatu ketika Raja Harun Ar-Rasyid kelihatan murung. Semua menterinya tidak ada yang
sanggup menemukan jawaban dari dua pertanyaan Raja. Bahkan para penasihat kerajaan pun
merasa tidak mampu member penjelasan yang memuaskan Raja. Padahal Raja sendiri ingin
mengetahui jawaban yang sebenarnya.
Mungkin karena amat penasaran, para penasihat Raja menyarankan agar Abu Nawas saja
yang memecahkan dua teka-teki yang membingungkan itu. Tidak begitu lama kemudian Abu
Nawas dihadapkan.
Raja mengatakan bahwa akhir-akhir ini ia sulit tidur karena diganggu oleh keingintahuan
menyingkap dua rahasia alam.
“Tuanku yang mulia, sebenarnya rahasia alam yang manakah yang Paduka maksudkan?”
Tanya Abu Nawas ingin tahu.
“Aku memanggilmu untuk menemukan jawaban dari dua teka-teki yang selama ini
menggoda pikiranku” kata Raja Harun Ar-Rasyid.
“Bolehkah hamba mengetahui kedua teka-teki itu wahai Paduka junjungan hamba.”
“Yang pertama, dimanakah sebenarnya batas Jagat Raya ciptaan Tuhan?” Tanya Baginda.
Abu Nawas menjawab, “Di dalam pikiran, wahai Paduka yang mulia”. Dia menjawab
tanpa keraguan sedikit pun.
“Tuanku yang mulia”, lanjut Abu Nawas menjelaskan, “ketidakterbatasan itu ada karena
adanya keterbatasan. Dan keterbatasan itu ditanamkan oleh Tuhan di dalam otak manusia. Dari
itu manusia tidak akan pernah tahu dimana batas Jagat Raya ini. Sesuatu yang terbatas tentu tak
akan mampu mengukur sesuatu yang tidak terbatas.”
Baginda Raja mulai tersenyum karena merasa puas mendengar penjelasan Abu Nawas
yang masuk akal. Kemudian Baginda melanjutkan teka-teki yang kedua.
“Wahai Abu Nawas, manakah yang lebih banyak jumlahnya: bintang-bintang di langit
ataukah ikan-ikan di laut?”
Abu Nawas menjawab dengan tangkas, “Ikan-ikan di laut.”
“Bagaimana kau bisa langsung memutuskan begitu. Apakah engkau pernah menghitung
jumlah mereka?” Tanya Raja heran.
“Paduka yang mulia, bukankah kita semua tahu bahwa ikan-ikan itu setiap hari ditangkapi
dalam jumlah yang besar, tetapi jumlah mereka tetap banyak seolah-olah tidak pernah berkurang
karena saking banyaknya. Sementara bintang-bintang itu tidak pernah rontok, jumlah mereka
juga banyak.” Jawab Abu Nawas meyakinkan.
Seketika itu rasa penasaran yang selama ini menghantui Baginda sirna tak berbekas.
Baginda Raja Harun Ar-Rasyid memberi hadiah Abu Nawas dan istrinya uang yang cukup
banyak.

Anda mungkin juga menyukai