AKU INGIN
(Karya Sapardi Djoko Damono)
Dari puisi di atas sang penyair menyampaikan tentang perasaan cinta yang
ditujukan kepada sang kekasih. Ketika kita membaca puisi ini, kita dapat
merasakan suasana romantis dan haru yang ditanamkan sang penyair ke
dalamnya. Lewat frasa "Aku ingin mencintaimu dengan sederhana", sang
penyair menyampaikan ketulusan hatinya untuk mencintai sang kekasih.
Lebih lanjut, ia juga menggunakan majas personifikasi pada frasa "dengan
isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang
menjadikannya tiada". Lewat frasa ini, ia ingin membandingkan betapa
cinta mirip dengan hujan yang turun ke bumi. Awan memang tak memberi
isyarat, namun ia mampu memberi berkat kepada manusia lewat hujan
yang mengguyur bumi. Demikian juga cinta. Ia tak perlu isyarat atau kata-
kata yang terlalu besar, namun tindakan yang bisa membuktikan kasih itu
secara khas.
- Kesadaran diperlukan dalam mengapresiasi karya sastra karena saat
mengapresiasi berarti kegiatan tersebut dilakukan secara sadar. Contohnya
ketika membaca suatu novel yang berkaitan dengan religi yakni hubungan
manusia dengan tuhannya. Maka sang apresiator secara sadar mengetahui
maksud yang disampaikan oleh pengarang lewat novel tersebut dan akan
mengapresiasi karya sastra tersebut dengan baik, benar dan sesuai.
Contoh karya sastra :
DOA
(Karya Chairil Anwar)
GARA-GARA CORONA
(Karya Arian Rizal F.)
Puisi di atas memberikan hiburan kepada setiap pembacanya, sebab isi dari
puisi tersebut mengisahkan kejadian nyata yang tengah dialami seluruh
siswa di tengah pandemi ini. Puisi tersebut tentu saja mengundang tawa
karena maksud yang akan disampaikan oleh penyair sampai kepada
pembaca yang mengalami kejadian serupa.
2. Jelaskan masing-masing pengalaman di atas dan disertai contoh karya
sastra!
- Literer adalah pngalaman keindahan dan kenikmatan yang diperoleh dari
berbagai unsur yang ada di dalam karya sastra
Contoh karya sastra :
GUNUNG SALAK
Di suatu tempat di dalam gunung salak yang penuh ilusi
Kami, para penunggu gunung salak siap menanti
Para penyetor nyawa, sebagai tumbal kesinambungan Bumi
Atau mungkin bagi kamu penggemar cerita mistis, misteri dan kisah-
kisah yang sulit dipahami
Kepengen merasakan sesuatu yang belum pernah kamu alami
Menaklukkan tantangan, kesenangan pribadi, pesugihan, atau sekedar
mencari jati diri
Siapa tau kamu akan mendapatkan sesuatu dan juga seonggok bukti
Silahkan kamu coba datang kesini
Itu saja kalau kamu berani
Datang dengan jiwa yang masih melekat menemui kami
Puisi di atas mengandung misteri dan mistis yang mengatakan bahwa para
penunggu gunung membutuhkan tumbal yang digunakan sebagai
kesinambungan bumi. Hal tersebut sering dikaitkan dengan kehidupan
nyata bahwa setiap tempat pasti ada penunggunya dan terkadang penunggu
tersebut membutuhkan tumbal berupa nyawa.
SAJAK PUTIH
(karya : Chairil Anwar)
Puisi Sajak Suara merupakan puisi Wiji Thukul yang lahir di tengah
pembungkaman oleh penmerintah terhadap kritik dan suara-suara
masyarakat yang muncul pada saat itu. Wiji Thukul berusaha
menyampaikan aspirasi terhadap apa yang Ia lihat, dengar dan rasakan,
namun berulang kali Ia dibungkam dan diancam akibat protesnya. Wiji
Thukul tak pernah takut, ia percaya bahwa suara-suara tidak bisa
dipenjarakan, suara tidak bisa diintimidasi dan suara akan tetap hidup
meski mulut dibungkam terbukti pada bait ke-1 dan ke-2.
Puisi keempat ini terinspirasi dari akibat yang terjadi ketika perang yang
terjadi. Rakyat tidak menjadi tuan dalam negerinya sendiri. Mereka punya
kekuasaan ataupun persenjataan, eksodus pun dilakukan. Padahal itu tidak
harus terjadi jika perang ditiadakan, tapi faktanya manusia hidup dimana
ada sekumpulan orang yang memang ska berperang, suka dengan
penjajahan, mereka semua hidup dari hal-hal seperti itu.