Anda di halaman 1dari 11

NAMA KELOMPOK :

- Irma Hildayati ( 20020074070 )


- Diah Pramesti Gita Cahyani ( 20020074077 )
- Mohammad Agus Miftah ( 20020074093 )
- Elviana Dewi ( 20020074095 )
- Ayyukum Akhsanu Amala ( 20020074100 )

1. Mengapa pengetahuan, kesadaran, dan hiburan diperlukan ketika


mengapresiasi sastra? Jelaskan disertai contoh dalam karya sastra.
- Pengetahuan diperlukan agar sang pengapresiasi sastra memahami makna
dengan baik dari karya sastra yang akan diapresiasi. Pemahaman tersebut
berguna menemukan pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang.
Kemudian pengetahuan dapat dituangkan sehingga dapat menghasilkan
sebuah apresiasi yang mendalam.
- Pengetahuan dalam mengapresiasi karya sastra adalah pemahaman
apresiator dalam mengenal, memahami, menafsirkan, menghayati, serta
menikmati karya sastra tersebut.
Contoh karya sastra :

AKU INGIN
(Karya Sapardi Djoko Damono)

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana


dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada

Dari puisi di atas sang penyair menyampaikan tentang perasaan cinta yang
ditujukan kepada sang kekasih. Ketika kita membaca puisi ini, kita dapat
merasakan suasana romantis dan haru yang ditanamkan sang penyair ke
dalamnya. Lewat frasa "Aku ingin mencintaimu dengan sederhana", sang
penyair menyampaikan ketulusan hatinya untuk mencintai sang kekasih.
Lebih lanjut, ia juga menggunakan majas personifikasi pada frasa "dengan
isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang
menjadikannya tiada". Lewat frasa ini, ia ingin membandingkan betapa
cinta mirip dengan hujan yang turun ke bumi. Awan memang tak memberi
isyarat, namun ia mampu memberi berkat kepada manusia lewat hujan
yang mengguyur bumi. Demikian juga cinta. Ia tak perlu isyarat atau kata-
kata yang terlalu besar, namun tindakan yang bisa membuktikan kasih itu
secara khas.
- Kesadaran diperlukan dalam mengapresiasi karya sastra karena saat
mengapresiasi berarti kegiatan tersebut dilakukan secara sadar. Contohnya
ketika membaca suatu novel yang berkaitan dengan religi yakni hubungan
manusia dengan tuhannya. Maka sang apresiator secara sadar mengetahui
maksud yang disampaikan oleh pengarang lewat novel tersebut dan akan
mengapresiasi karya sastra tersebut dengan baik, benar dan sesuai.
Contoh karya sastra :

DOA
(Karya Chairil Anwar)

Kepada pemeluk teguh


Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut namamu
Biar susah sungguh
mengingat Kau penuh seluruh
cayaMu panas suci
tinggal kerdip lilin di kelam sunyi
Tuhanku
aku hilang bentuk
remuk
Tuhanku
aku mengembara di negeri asing
Tuhanku
di pintuMu aku mengetuk
aku tidak bisa berpaling

Dari puisi di atas terdapat kesadaran yakni dalam keadaan apapun


hendaknya tetap ingat serta cinta kepada Tuhan dengan cara berdzikir, dan
berdoa dengan sungguh-sungguh. Karena sesusah apapun keadaan yang
kita alami Tuhan akan senantiasa memberikan pertolongan.
- Hiburan diperlukan oleh apresiator untuk memperoleh kebahagiaan saat
mengapresiasi karya sastra. Ketika membaca atau menonton suatu karya
sastra maka sang apresiator merasakan emosi dari apa yang ia baca atau
tonton.
Contoh karya sastra :

GARA-GARA CORONA
(Karya Arian Rizal F.)

Sekolahku libur gara gara corona


Tetapi ini bukan liburan
Tugas tugas dikirimkan
Sementara aku bermalas malasan
Memang tugas itu tidak sepantas nya dikirimkan
Jika sekolah adalah rumah kedua
Tempat belajar adalah fungsinya

Puisi di atas memberikan hiburan kepada setiap pembacanya, sebab isi dari
puisi tersebut mengisahkan kejadian nyata yang tengah dialami seluruh
siswa di tengah pandemi ini. Puisi tersebut tentu saja mengundang tawa
karena maksud yang akan disampaikan oleh penyair sampai kepada
pembaca yang mengalami kejadian serupa.
2. Jelaskan masing-masing pengalaman di atas dan disertai contoh karya
sastra!
- Literer adalah pngalaman keindahan dan kenikmatan yang diperoleh dari
berbagai unsur yang ada di dalam karya sastra
Contoh karya sastra :

HUJAN BULAN JUNI


(Karya Sapardi Djoko Damono)

tak ada yang lebih tabah


dari hujan bulan Juni
dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu
tak ada yang lebih bijak
dari hujan bulan Juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu
tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan Juni
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu

Nilai keindahan pada puisi tersebut dimunculkan pada pengulangan baris


pertama dan kedua, pemilihan kata yang digunakan, serta kedalaman
makna yang ada dalam puisi tersebut. Penggunaan kata ‘hujan’ dalam
puisi tersebut terasa indah seolah-olah hujan tersebut bertingkah laku
seperti manusia yang bisa merindukan seperti pada baris ketiga, yang bisa
menghapus jejak kaki seperti yang ada pada baris ketujuh. Hal tersebut
membuat hujan seolah-olah indah di bulan Juni.

- Humanis adalah pengalaman yang berisikan nilai-nilai kemanusiaan,


menggambarkan situasi serta kondisi kemanusiaan
Contoh karya sastra :
MUSIUM PERJUANGAN
(Karya Kuntowijoyo)

Susunan batu yang bulat bentuknya


berdiri kukuh menjaga senapan tua
peluru menggeletak di atas meja
menanti putusan pengunjungnya.
Aku tahu sudah, di dalamnya
tersimpan darah dan air mata kekasih
Aku tahu sudah, di bawahnya
terkubur kenangan dan impian
Aku tahu sudah, suatu kali
ibu-ibu direnggut cintanya
dan tak pernah kembali
Bukalah tutupnya
senapan akan kembali berbunyi
meneriakkan semboyan
Merdeka atau Mati.
Ingatlah, sesudah sebuah perang
selalu pertempuran yang baru
melawan dirimu.

Puisi tersebut jelas menjelaskan tentang perjuangan dalam merebut


kemerdekaan. Sikap kemanusiaan yang telah dilakukan oleh para
pahlawan yang rela mengorbankan jiwa dan raganya, siap berperang
melawan para penjajah.para pahlawan memiliki sikap patriotisme sehingga
kita sebagai generasi penerus bangsa harus mempertahankan kemerdekaan
dengan cara mengukir prestasi dan mengharumkan nama bangsa.
- Etis dan moral adalah pengalaman yang berisi sikap dan tindakan manusia
sebagai manusia
Contoh karya sastra :

Burung camar terbang Di udara


Burung muri di sangkar nya
Jangan pernah berburuk sangka
sebelum tau apa sesungguhnya

Pantun di atas mengandung nilai moral bahwa manusia harus selalu


berprasangka baik kepada siapapun, tidak boleh berpikiran negative dan
berprasangka buruk. sebab jika berprasangka buruk seseorang akan mudah
menilai orang dengan mudah tanpa mengetahui fakta aslinya.

- Filosofis adalah pengalaman-pengalaman filosofis, absurditas dunia, dan


irrasional kehidupan
Contoh karya sastra :

“Sampai akhirnya Ben menyadari bahwa sesempurna apapun


kopi yang ia buat, kopi tetaplah kopi, yang tak mungkin orang dapat
menyembunyikan rasa pahit yang dimilikinya, dan disanalah kehebatan
kopi Tiwus (kopi buatan pria tua di sebuah pedesaan terpencil), yang
memberikan sisi pahit sehingga membuatmu melangkah mundur dan
berpikir.”

Sinopsis diatas mengandung nilai filosofis bahwa kopi tetaplah


kopi yang memiliki rasa khas pahitnya, sesempurna apapun racikannya,
rasa yang tak mungkin bisa untuk disembunyikan. Namun dalam sinopsis
tersebut juga dijelaskan bahwa si Kopi Tiwus memberikan sensasi pahit
yang membuat seseorang ingin berpikir dan melangkah mundur.
- Religious-sufistik-protefis adalah pengalaman kejiwaan, penghayatan, dan
penikmatan yang mampu menangkap fenomena yang ditandai oleh
keilaihan
Contoh karya sastra :

Kera di hutan terlompat-lompat


Si pemburu memasang jerat
Hina sungguh sifat mengumpat
Dilaknat Allah dunia akhirat 

Dalam pantun tersebut mengandung makna bahwa seseorang tidak boleh


mengucapkan sebuah umpatan, karena hal tersebut termasuk perbuatan
buruk yang tidak disukai oleh Allah dan akan mendapatkan balasan di
akhirat kelak.

- Magis-mistis adalah pengalaman yang mengandung rekaman budaya lama,


atau menceritakan suatu mozaik budaya
Contoh karya sastra :

GUNUNG SALAK
Di suatu tempat di dalam gunung salak yang penuh ilusi
Kami, para penunggu gunung salak siap menanti
Para penyetor nyawa, sebagai tumbal kesinambungan Bumi
Atau mungkin bagi kamu penggemar cerita mistis, misteri dan kisah-
kisah yang sulit dipahami
Kepengen merasakan sesuatu yang belum pernah kamu alami
Menaklukkan tantangan, kesenangan pribadi, pesugihan, atau sekedar
mencari jati diri
Siapa tau kamu akan mendapatkan sesuatu dan juga seonggok bukti
Silahkan kamu coba datang kesini
Itu saja kalau kamu berani
Datang dengan jiwa yang masih melekat menemui kami
Puisi di atas mengandung misteri dan mistis yang mengatakan bahwa para
penunggu gunung membutuhkan tumbal yang digunakan sebagai
kesinambungan bumi. Hal tersebut sering dikaitkan dengan kehidupan
nyata bahwa setiap tempat pasti ada penunggunya dan terkadang penunggu
tersebut membutuhkan tumbal berupa nyawa.

- Psikologis adalah pengalaman berupa psikologis atau kejiwaan


Contoh karya sastra :

SAJAK PUTIH
(karya : Chairil Anwar)

Bersandar pada tari warna pelangi


Kau depanku bertudung sutra senja
Di hitam matamu kembang mawar dan melati
Harum rambutmu mengalun bergelut senda

Sepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba


Meriak muka air kolam jiwa
Dan dalam dadaku memerdu lagu
Menarik menari seluruh aku
Hidup dari hidupku, pintu terbuka
Selama matamu bagiku menengadah
Selama kau darah mengalir dari luka
Antara kita Mati datang tidak membelah...

Ketertekanan (ter-represi, dalam istilah psikoanalisa) terlukiskan secara


jelas dan kuat dalam baris-baris bait II tersebut. Terutama pada baris /Sepi
menyanyi, malam dalam mendoa/ merupakan suatu malam yang tingkat
kesepiannya begitu sempurna sehingga sangat “sepi atau diam atau khusuk
sebagaimana waktu tengah malam untuk berdoa tiba. Ketertekanan inilah
yang mengantarkan alam bawah sadar (unconscious) muncul dalam
baris /meriak muka air kolam jiwa/.
Puisi Chairil Anwar brjudul Sajak Putih terebut dapat dapat dikategorikan
sebagai puisi prismatis, yakni puisi yang mengandalkan pemakaian kata-
kata dalam bentuk simbol atau kias, puisi yang sulit dipahami; dalam
proses penulisannya memanfaat alam taksadar (unconscious). Hal ini
disebabkan, melalui kekuatan alam taksadar seorang penulis dapat
melakukan penyimpangan (distortion), ambivalensi (ambivalence),
penggeseran (displacement), dan penyensoran (censorship).
- Sosial budaya adalah kehidupan masyarakat yang berkaitan dengan
budaya yang terdapat didalam suatu masyarakat yang saling berinteraksi
sehingga dapat mempengaruhi nilai-nilai sosial yang menjadi ciri
masyarakat.
Contoh karya sastra :

SAJAK SUARA WIJI THUKUL


Sesungguhnya suara itu tak bisa diredam
Mulut bisa dibungkam
Namun siapa mampu menghentikan nyanyian bimbang
Dan pertanyaan-pertanyaan dari lidah jiwaku
Suara-suara itu tak bisa dipenjarakan
Disana bersemayam kemerdekaan
Apabila engkau memaksa diamku
Siapkan dirimu pemberontakan!
Sesungguhnya suara itu bukan perampok
Yang ingin merayah hartamu
Ia ingin bicara
Mengapa kau kokang senjata
Dan gemetar ketika suara-suara itu
Menurut keadilan?
Sesungguhnya suara itu akan menjadi kata
Ialah yang mengajari aku bertanya
Dan pada akhirnya tidak bisa tidak
Engkau harus menjawabnya
Apabila engkau tetap bertahan
Aku akan memburumu seperti kutukan

Puisi Sajak Suara merupakan puisi Wiji Thukul yang lahir di tengah
pembungkaman oleh penmerintah terhadap kritik dan suara-suara
masyarakat yang muncul pada saat itu. Wiji Thukul berusaha
menyampaikan aspirasi terhadap apa yang Ia lihat, dengar dan rasakan,
namun berulang kali Ia dibungkam dan diancam akibat protesnya. Wiji
Thukul tak pernah takut, ia percaya bahwa suara-suara tidak bisa
dipenjarakan, suara tidak bisa diintimidasi dan suara akan tetap hidup
meski mulut dibungkam terbukti pada bait ke-1 dan ke-2.

- Sosial politis merupakan disiplin ilmu yang mempelajari hubungan antara


masyarakat dan politik, hubungan antara masyarakat dan politik, hubungan
antara masyarakat dengan Lembaga-lembaga politik disatu sisi dan
masyarakat dengan proses politik sisi lain.
Contoh karya sastra :

RAKYAT YANG TERUSIR


Pengungsi membanjiri benua biru
Datang bak tsunami tak bisa dibendung
Memohon bantuan demi kelangsungan hidup
Namun banyak juga yang menghina mereka
Tanpa mau ikut merasakan penderitaan
Perang hanya hadirkan sebuah tragedy
Sudah disetting agar semuanya terjadi
Rakyat tak bersalah menjadi korban kekuasaan
Larut dalam kesedihan diatas sebuah kezaliman

Tak terbayangkan hidup puluhan tahun


Harus berpisah dari kampung halaman
Mengembara kesana – kemari dinegeri orang
Tanpa uang dan tanpa perbekalan memadai

Mereka seenaknya saja berperang


Korbankan banyak uang
Hancurkan nilai kemanusiaan
Dunia hanya diam tanpa jawaban
Para kepala negara pasrah menerima keadaan
Padahal mereka memiliki kekuatan
Untuk tidak mendukung perang
Tapi itu semua hanyalah harapan

Perang tetap terjadi


Entah kapan semua berakhir
Hanyalah tinggal menunggu giliran
Rakyat mana lagi yang harus pergi
Meninggalkan tanah kelahiran

Puisi keempat ini terinspirasi dari akibat yang terjadi ketika perang yang
terjadi. Rakyat tidak menjadi tuan dalam negerinya sendiri. Mereka punya
kekuasaan ataupun persenjataan, eksodus pun dilakukan. Padahal itu tidak
harus terjadi jika perang ditiadakan, tapi faktanya manusia hidup dimana
ada sekumpulan orang yang memang ska berperang, suka dengan
penjajahan, mereka semua hidup dari hal-hal seperti itu.

Anda mungkin juga menyukai