Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS KELAYAKAN POTENSI EKOWISATA

HUTAN
ADAT DI DESA BAYAN KECAMATAN BAYAN
KABUPATEN LOMBOK UTARA

RENCANA PENELITIAN

OLEH
RIYAN HERMAWAN
C1L019082

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
2023
HALAMAN PENGESAHAN

Rencana penelitian yang diajukan oleh:


Nama : Riyan Hermawan
NIM : C1L019082
Program studi : Kehutanan
Jurusan : Kehutanan
Judul : Analisis Potensi Ekowisata Hutan Adat di Desa
Bayan Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok
Utara

Telah diterima sebagai salah satu syarat untuk melakukan penelitian.


Rencana penelitian tersebut telah diperiksa dan disetujui oleh dosen pembimbing.
Menyetujui:
Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Kornelia Webliana B, S.Hut.,M.Sc. Dr.Endah Wahyuningsih, S.Hut., MP


NIP. 198904092015042002 NIP. 197212082006042001

Mengetahui:
Ketua Jurusan Kehutanan Ketua Program Studi Kehutanan

Irwan Mahakam Lesmono aji , S.Hut., M.For.Sc. Dr. Hairil Anwar, S.Hut., MP.
NIP.19791119 200312 1 001 NIP.19801102 200812 1 004

Tanggal Pengesahan :
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ekowisata atau ekologis dipopulerkan pertama kalinya oleh sebuah


organisasi yang bernama “The Ecotourism Society” pada tahun 1990 yang
menyatakan bahwa ekowisata adalah suatu bentuk perjalanan wisata ke area
alami yang dilakukan dengan tujuan konservasi lingkungan dan melestarikan
kehidupan dan kesejahteraan masyarakat setempat (Surya, 2016).
Perkembangan wisata saat ini makin banyak diminati oleh wisatawan
bahkan manjadi tren perjalanan wisatawan ditandai dengan munculnya motivasi
dan pola perjalanan wisata baru yang dilakukan oleh wisatawan, khususnya pada
segmen pasar wisatawan yang sudah berpengalaman, dan berpendidikan serta
memiliki nilai kepedulian yang tinggi terhadap isu-isu konservasi lingkungan
yang tinggi dan pemberdayaan pada komunitas serta budaya lokal (Kemenpar,
2016). Berdasarkan statusnya, hutan di Indonesia dapat dibedakan menjadi dua
kelompok utama, yaitu hutan negara dan hutan hak (hutan adat). Hutan negara
adalah kawasan hutan yang tumbuh di atas tanah yang tidak dibebani oleh hak
milik, sedangkan hutan adat adalah suatu kawasan hutan yang dibebani oleh hak
milik masyarakat hukum adat (Putra,et al., 2017).
Hutan adat Bayan, Kabupaten Lombok Utara merupakan bagian dari
kawasan pegunungan Rinjani memiliki fungsi sebagai kawasan yang harus
dilindungi (protected areas) sehingga meliliki posisi yang strategis baik secara
nasional maupun regional tidak hanya karena potensi sosial-ekonomi tetapi juga
fungsi biologi-ekologis, serta estetika dari kawasan ini, yang dapat memberikan
benefit yang luar biasa bagi masyarakat (WWF, 2018).
Oleh karena itu adanya penelitian yang berkaitan dengan analisis potensi
ekowisata hutan adat khususnya di desa Bayan,KLU untuk memperoleh hasil
apakah program atau pola yang bisa dipergunakan untuk menjadikan Hutan Adat
sebagai destinasi ekowisata dengan kebiasaan berwisata wisatawan untuk saat ini
kebanyakan yang berhubungan dengan wisata alam menyuguhkan bukan hanya
pemandngan namun juga keadaan sosial masyarakat setempat. Sehingga dari
pernyataan tersebut Hutan Adat dengan segala tata cara maupun intraksi dengan
masyarakat sekitar masih sangatlah kental dengan budaya dan bentuk
perlindungan yang dilakukan.

1.2 Rumusan Masalah

Dari pemaparan latar belakang di atas didapati rumusan masalah sebagai berikut;
a. Bagaimana potensi ekowisata hutan adat desa bayan kecamatan bayan
kabupaten Lombok utara ?
b. Apakah Hutan Adat desa Bayan layak atau tidak layak dijadikan sebagai
objek ekowisata ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:


a. Untuk mengetahui potensi ekowisata di hutan adat desa bayan KLU
b. Umtuk mengetahui kelayakan objek ekowisata di Hutan adat desa Bayan

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini yaitu dapat memberikan informasi yang berguna


tentang potensi ekowisata dan sebagai bahan informasi bagi pengelola atau
instansi terkait mengenai potensi dan kelayakan ekowisata Hutan Adat desa Bayan
Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara sehingga menjadi obejek ekowisata
yang lebih baik dan lebih banyak menarik wisatawan.
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Ekowisata

Ekowisata adalah kegiatan wisata alam di daerah yang


bertanggungjawab dengan memperhatikan unsur pendidikan, pemahaman,
dan dukungan terhadap usaha-usaha konservasi sumberdaya alam, serta
peningkatan pendapatan masyarakat lokal (PERMENDAGRI,2009).
Ekowisata sendiri pada dasarnya menjamin kelestarian lingkungan sehingga
hampir sama dengan konservasi, yakni: menjaga tetap berlangsungnya
proses ekologis yang tetap mendukung kehidupan, melindungi
keanekaragaman hayati serta menjamin kelestarian dan pemanfaatan spesies
dan ekosistemnya (Alamsyah dan Asnaryati,2013).
Pengembangan ekowisata harus dilakukan dengan melibatkan
pihak-pihak terkait seperti pemerintah daerah setempat, sehingga dapat
memperkenalkan keindahan alam, kebudayaan dan adat istiadat setempat
sehingga dapat meningkatkan daya tarik dan meningkatkan pendapatan
ekonomi masyarakat dengan adanya ekowisata tersebut (Hidayat, 2016).
Prinsip utama ekowisata menurut Sastrayuda (2010) meliputi :
a. Lingkungan ekowisata haru bertumpu pada lingkungan alam dan budaya
yang relatif belum tercemar atau terganggu.
b. Masyarakat ekowisata harus dapat memberikan manfaat ekologi, sosial,
dan ekonomi langsung kepada masyarakat setempat
c. Pendidikan dan pengalaman ekowisata harus dapat meningkatkan
pemahaman akan lingkungan alam dan budaya yang terkait, sambil
berolah pengalaman yang mengesankan.
d. Keberlanjutan ekowisata harus dapat memberikan sumbangan positif bagi
keberlanjutan ekologi dan lingkungan tempat kegiatan, tidak merusak,
tidak menurunkan mutu, baik jangka pendek dan jangka panjang.
e. Manajemen ekowisata harus dapat dikelola dengan cara yang bersifat
menjamin daya hidup jangka panjang bagi lingkungan alam dan budaya
yang terkait di daerah tempat kegiatan ekowisata, sambil menerapkan
cara mengelola yang terbaik untuk menjamin kelangsungan hidup
ekonominya.

2.2. Hutan Adat

Berdasarkan Permenlhk Nomer 21 Tahun 2019 Hutan adat diartikan


sebagai hutan yang berada di dalam wilayah masyarakat hukum adat. Hutan
adat ditetapkan berdasarkan permohonan oleh pemangku adat kepada Mentri
dengan persyaratan yang dituangkan dalam pasal 5 ayat 2
( PERMENLHK,2019).

2.3. Analisis Kelayakan

Analisis kelayakan merupakan suatu kegiatan untuk menilai keuntungan


yang didapat ketika melakukan pengembangan kawasan wisata. Penilian
tersebut nantinya dapat dijadikan sebagai dasar dalam mempertimbangkan
dan juga memutuskan menerima atau menolak gagasan yang diusulkan.
Pengertian layak yaitu kemungkinan dari suatu kegiatan serta gagasan yang
akan dilaksanakan mampu mendatangkan manfaat untuk hal finansial maupun
social ekonomi (Mayasari,2018)
Analisis kelayakan ekowisata dibagi menjadi enam aspek yaitu (Arafah
& Flamin, 2012):
a. Daya tarik merupakan suatu komponen yang dapat menimbulkan
keinginan orang agar tertarik untuk berkunjung dan menyaksikan secara
langsung ke sesuatu atau daerah yang menarik. Unsur-unsur yang menjadi
daya tarik diantara keindahan alam, keunikan kawasan, banyaknya sumber
daya yang menonjol, keutuhan sumber daya alam, kepekaan sumber daya
alam, pilihan kegiatan rekreasi, kelangkaan flora dan fauna, serta kerawanan
kawasan.
b. Aksesibilitas suatu indikasi yang menyatakan mudah tidaknya suatu
objek untuk dijangkau. Aksesibilitas merupakan factor yang tidak dapat
dipisahkan dalam 11 mendorong potensi pasar. Unsur-unsur yang dinilai
dalam aksesibilitas yaitu jarak pintu kawasan dengan bandara, terminal dan
pelabuhan, ketersediaan angkutan umum, kenyamanan perjalanan dan kondisi
dan jarak jalan darat.
c. Kondisi lingkungan sosial ekonomi masyarakat adalah keadaan
lingkungan alam maupun masyarakat dalam radius 1 km dari batas luar objek
wisata. Unsur-unsur kondisi 8 lingkungan yang menjadi penilaian adalah
status pemilikan tanah, tingkat pengangguran, mata pencarian, pendidikan,
media yang masuk, tingkat kesuburan tanah, sumber daya alam mineral dan
sikap masyarakat.
d. Akomodasi dalam kegiatan wisata memerlukan peranan fasilitas
akomodasi, dalam hal ini adalah adanya sarana yang cukup untuk
penginapan/perhotelan khususnya bagi pengunjung yang berasal dari tempat
yang jauh. Unsur yang digunakan dalam menilai perhotelan/penginapan
didasarkan pada jumlah kamar hotel/penginapan yang berada radius 15 km
dari objek wisata.
e. Sarana dan prasarana penunjang dapat menunjang kegiatan
kepariwisataan dan berada pada radius 20 km dari batas luar objek. Peranan
dari sarana dan prasarana penunjang adalah untuk menunjang kemudahan dan
kepuasan pengunjung. Unsur yang termasuk dalam prasarana penunjang
dalam penelitian ini yaitu kantor pos, warnet, jaringan telepon seluler,
puskesmas/klinik, wartel. Sedangkan sarana penunjangnya adalah rumah
makan/minum, pusat perbelanjaan/pasar, bank, tempat peribadatan dan toilet
umum.
f. Keamanan dalam lokasi wisata merupakan salah satu hal yang harus
dipertimbangkan dalam berwisata, karena hal ini menyangkut persoalan
kenyamanan dan kepuasan dalam menikmati suasana alami selama perjalanan
12 menuju kawasan wisata. Adapun hal yang menjadi unsur penilaian
keamanan 9 diantaranya kenyamanan perjalanan dan kondisi jembatan
menuju objek wisata..
III. METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Hutan Adat, Desa Bayan, Kecamatan Bayan,


Kabupaten Lombok Utara.
3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain ATK, kamera, laptop
dan recorder. Sedangkan bahan yang digunakan adalah kuisioner sebagai alat
bantu wawancara.
3.3 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digukan dalam penelitian ini adalam metode


penelitian deskriftif, yaitu penggambaran yang dirancang untuk memperoleh
informasi tentang status atau gejala mengenai popolasi atau daerah tertentu atau
memetakan fakta berdasarkan kerangka berpikir pada saat penelitian dilakukan.
Penggunan metode ini biasanya digunakan untuk meneliti sekelompok manusia
atau obyek, suatu sistem pemikiran ataupun suatu peristiwa masa sekarang dan
dideskripsikan dengan pendapat yang sedang berkembang, proses yang sedang
berlangsung atau efek yang terjadi (Abdullah, 2019).

3.4 Jenis dan Sumber Data

3.4.1 Jenis Data

Pada penelitian ini menggunakan dua jenis data yaitu data kuantitatif dan
data kualitatif. Data kuantitatif pada penelitian ini adalah hasil skoring.
Sedangkan data kualitatif dalam penelitian ini adalah dokumen-dokumen terkait
pengelolaan HKm Alam Lestari.
3.4.2 Sumber Data

Sumber data pada penelitian ini ada dua yaitu data primer dan data
skunder. Data primer dalam penelitian ini adalah keterangan responden dari hasil
wawancara dan total skoring sedangkan untuk data skunder penelitian ini adalah
data yang diperoleh dari instansi atau Lembaga terkait luasan,keadaan geografis
Kawasan dan data gambaran umum lokasi penelitian.

3.5 Variabel Penelitian

3.5.1 Potensi Objek Wisata


Penelitian ini membahas tentang nama objek, daya Tarik, letak, sarana dan
prasarana yang mendukung keadaan objek daya Tarik wisata yang terdapat
di Hutan Adat Desa Bayan Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara.
3.5.2 Analisis Kelayakan Objek Wisata
Variable yang dianalisis untuk mengetahui kelayakan objek ekowisata pada
Hutan Adat Desa Bayan Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara yaitu
mengacu pada Pedoman Analisi Daerah Operasi Objek dan Daya Tarik
Wisata Alam (ADO-ODTWA) Dirjen PHKA 2003. Adapun komponen
yang akan dicatat dan dinilai yaitu daya Tarik, aksibilitas, akomodasi,
sarana dan prasarana penunjang, ketersediaan air bersih, hubungan dengan
objek wisata sekitar dan kemanan.

3.6 Teknik Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan beberapa
metode antara lain:
1. Observasi
Observasi merupakan suatu cara yang diawali dengan pengamatan kemudian
dilakukan pencatatan yang bersifat sistematis, logis, dan rasional terhadap
suatu kejadian yang sebenarnya, maupun situasi buatan (Kristanto,2018).
2. Wawancara
Wawancara adalah salah satu teknik yang digunakan untuk memeperoleh
informasi atau data penelitian. Secara sederhana wawancara merupakan suatu
proses inraksi antara pewawancara dan sumber informasi melalui komunikasi
langsung (Yusuf,2014).
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan
mendokumentasikan objek di lapangan yang berhubungan dengan penelitian yang
dilakukan.

3.7 Penentuan Responden

3.8 Analisis Data

3.8.1. Analisis Kelayakan Wisata

Metode Penilaian Kelayakan Ekowisata dengan mengunakan kriteria


menurut Pedoman Analisis Daerah Objek dan Daya Tarik Wisata Alam
(ADO-ODTWA) Dirjen PHKA tahun 2003 dengan penilaian yang telah
ditentukan sebagi berikut:

3.8.2. Analisi Deskriptif

Analisis Deskriptif adalah cara analisis data dengan menyajikan data dalam
bentuk grafik, table,diagram dan lainnya kemudian dianalisis dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang sudah dikumpulkan
(Sugiono,2013).
DAFTAR PUSTAKA

Alamsyah dan Asnaryati. Potensi Ekowisata dan Strategi Pengembangan Tahura


Nipa-Nipa, Kota Kendari,Sulawesi Tenggara. Jurnal PenelitianKehutanan
Wallacea. 2013, Juni; Vol.2 No. 2: 154-168.
Arafah,N.,dan Flamin,A.2012.Analisis Kelayakan Pengembangan Ekowisata Di
kawasan Hutan Lindung Kecamatan Anggaberi Kabupaten Konawe
Provinsi Sulawesi Tenggara.Fakultas Kehutanan Universitas
HaluoleoKendari.Kendari.Jurnal Layanan Kehutanan Masyarakat, 1(1).
Yusuf,A,Muri. 2014. “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian
Gabungan”. Jakarta : Prenadamedia group.
Mayasari. 2018. Analisis Pengembangan Potensi Wisata Pada Kawasan Hutan
Lindung Bossolo di Kecamatan Rumbia Kabupaten Jeneponto, Skripsi.
Program Studi Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah
Makassar.
Noorhayati Aliet Sutisno dan Arief Hidayat Afendi. “Penerapan Konsep
EduEkowisata Sebagai Media Pendidikan Karakter Berbasis Lingkungan”.
Ecolab 12:1(2018).
Permendagri.(2009).Peraturan Menteri Dalam Negri Tentang Pengembangan
Ekowisata Di Daerah.Jakarta.
Permenlhk.(2019).Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik
Indonesia Nomor P.21/Menlhk/Setjen/Kum.1/4/2019.Jakarta.
Putra, A., Budhi, S., & Darwati, H. (2017). Keanekaragaman Vegetasi Pada Hutan
Adat Bukit Tunggal di Desa Batu Nanta Kecamatan Belimbing Kabupaten
Melawi. Jurnal Hutan Lestari, 5(2), 234–240.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.CV
Surya, C. R. (2016). Pengelolaan Ekowisata Berbasis Goa: Wisata Alam Goa
Pindul. Deepublish. Yogyakarta.
WWF. (2018). Studi Model dan Mekanisme Pengelolaan Jasa Lingkungan di
Kabupaten Lombok Tengah. Mataram, NTB.

Anda mungkin juga menyukai