Anda di halaman 1dari 11

PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BALEKAMBANG

KABUPATEN MALANG
Sriyanti Andayani¹ , M. Ruslin Anwar², Antariksa³

Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kab. Malang¹)


email: yantihernadi@gmail.com
Program Magister Teknik Sipil Minat Perencanaan Pendidikan Universitas
Brawijaya Malang ²٫³)

ABSTRAK
Dampak positif pengembangan pariwisata dapat dilihat dari pembangunan sarana dan prasarana pariwisata yang
menyerap banyak tenaga kerja. Perkembangan pariwisata Kabupaten Malang di sisi selatan terutama Pantai
Balekambang, memang belum dapat optimal akibat banyak kendala yang masih belum dapat diselesaikan.
Untuk menunjang hal tersebut diperlukan adanya kajian mengenai Pengembangan Kawasan Wisata
Balekambang untuk mengetahui permasalahan dan pengembangan potensi sehingga membantu peran serta
Balekambang dalam sektor pariwisata Kabupaten Malang. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi
karakteristik Pantai Balekambang, mengetahui potensi dan masalah serta menyusun strategi pengembangan di
kawasan wisata Pantai Balekambang. Analisis yang digunakan pada penelitian ini deskriptif evaluatif dan
preskriptif. Hasil studi penelitian ini adalah posisi strategi pengembangan kawasan wisata Balekambang adalah
pada kuadran 1 dengan konsep Rapid Growth Strategy, yaitu strategi petumbuhan aliran cepat untuk
diperlihatkan pengembangan secara maksimal untuk target tertentu dan dalam waktu singkat.

Kata Kunci : balekambang, pengembangan, pariwisata

PENDAHULUAN obyek wisata harus mempertimbangkan


Sektor pariwisata dapat dijadikan kepentingan nasional, regional dan lokal.
sebagai industri yang potensial sebagai alat Keragaman objek wisata dalam suatu
pengembangan potensi daerah. Sebagai daerah akan membantu meningkatkan
sebuah industri, pariwisata akan mencakup industri pariwisata di wilayah tersebut.
banyak hal seperti transportasi, akomodasi, Objek wisata ini akan menjadi pusat daya
jasa, atraksi yang akan menyerap banyak tarik dan kepuasan bagi wisatawan.
tenaga kerja. Pariwisata juga akan Pariwisata di Kabupaten Malang
meningkatkan peran beberapa sektor tersebar sesuai dengan potensi geografis di
pendukung di pemerintah maupun swasta wilayah ini. Batas sisi selatan kabupaten
seperti biro perjalanan wisata, industri yang berbatasan langsung dengan pantai
kerajinan/cinderamata, obyek dan daya selatan Pulau Jawa juga merupakan salah
tarik wisata, hotel, restoran dan juga satu faktor potensi. Deretan pantai di
sumber daya manusia. selatan Kabupaten Malang sangat
Dampak positif pengembangan beragam, salah satunya adalah Pantai
pariwisata dapat dilihat dari pembangunan Balekambang. Pantai yang terletak di
sarana dan prasarana pariwisata yang Kecamatan Bantur ini merupakan salah
menyerap banyak tenaga kerja. Mengingat satu dari sekitar 13 pantai ada di
perkembangan pariwisata di masa yang Kabupaten Malang.
akan datang akan menjadi sektor yang Pantai Balekambang memiliki
strategis terutama dalam kerangka otonomi karang laut, yang membentang sepanjang
daerah, maka program pengembangan kurang lebih 2 kilometer dengan lebar 200

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 6, No.2 – 2012 ISSN 1978 - 5658 168
meter ke arah laut. Jika air laut surut Perkembangan pariwisata Kabupaten
biasanya diantara karang-karang atau Malang di sisi selatan terutama Pantai
bebatuan tersebut banyak ditemui ikan hias Balekambang, memang belum dapat
bergerombol dan hewan laut lainnya. Di optimal akibat banyak kendala yang masih
pantai ini terdapat tiga buah pulau berjajar belum dapat diselesaikan. Untuk
ke arah barat, yakni Pulau Ismoyo, Pulau menunjang hal tersebut diperlukan adanya
Anoman dan Pulau Wisanggeni. Di Pulau kajian mengenai Pengembangan Kawasan
Ismoyo berdiri megah sebuah pura, akses Wisata Balekambang untuk mengetahui
ke pura dihubungkan oleh sebuah permasalahan dan pengembangan potensi
jembatan setapak dengan lebar 1,5 meter. sehingga membantu peran serta
Untuk wisata atraksi yang ada di pantai ini Balekambang dalam sektor pariwisata
biasanya pada bulan Suro, yaitu Upacara Kabupaten Malang.
Surohan (Suro'an) dan Upacara Jalanidhi
Puja. Labuhan merupakan salah satu Pengertian Pariwisata
andalan atraksi wisata di Pantai Istilah pariwisata berasal dari bahasa
Balekambang. Atraksi labuhan mampu sansekerta yang terdiri dari dua suku kata
menarik wisatawan lokal maupun regional yaitu “pari” dan “wisata”. Pari berarti
sehingga perlu dilestarikan agar dapat berulang-ulang atau berkali-kali,
memberikan pemasukan bagi masyarakat sedangkan wisata berarti perjalanan atau
sekitar dan pemerintah Kabupaten Malang. bepergian. Jadi pariwisata berarti
Fasilitas yang ada di Pantai perjalanan yang dilakukan berulang-ulang
Balekambang ini cukup lengkap dengan atau berkali-kali.
adanya MCK, kios cenderamata, rumah
makan, kantor informasi dan fasilitas Komponen pariwisata
lainnya. Namun, kualitas yang ada pada Terdiri dari komponen sediaan dan
fasilitas masih belum maksimal. permintaan. Komponen sediaan terdiri dari
Kurangnya kebersihan pengunjung dan objek wisata, sarana pariwisata, jasa
peran pemerintah untuk menjaga pariwisata, prasarana dan sarana
lingkungan sekitar pantai juga masih lingkungan. Komponen permintaan terdiri
belum dapat dikatakan baik. dari wisatawan dan penduuk lokal yang
Aksesibilitas menuju Pantai menggunakan sumberdaya (produk dan
Balekambang dari Kota Malang dapat jasa) wisata.
ditempuh melalui rute Kecamatan
Gondanglegi-Kecamatan Bantur atau juga Konsep pariwisata berkelanjutan
dapat melalui Kecamatan Kepanjen- Butler (1996) dalam Yusuf (2001)
Kecamatan Pagak-Kecamatan Bantur. mendefinisikan pariwisata berkelanjutan
Sesuai dengan kondisi geografis sebagai pariwisata yang dikembangkan
Kabupaten Malang, maka rute menuju dan dipelihara dengan cara dan skala
Pantai Balekambang juga terdiri dari tertentu pada suatu area (komunitas,
turunan hingga tanjakan dengan tebing di lingkungan), dan dapat bertahan dalam
sisi kiri dan kanan jalan. Akses jalan jangka waktu yang tak tentu serta tidak
menuju Kabupaten Malang sebelah selatan menimbulkan degradasi terhadap
kurang menunjang untuk peningkatan lingkungan baik lingkungan fisik maupun
potensi di daerah Malang Selatan. Kondisi lingkungan non fisik dimana jika
jaringan di Kabupaten Malang terutama di pengembangannya telah sampai pada suatu
sisi selatan selain kondisi geografis, tetapi tahap yang sukses, maka
juga kondisi kemacetan di titik tertentu perkembangannya harus dihentikan.
seperti Pasar Bantur.

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 6, No.2 – 2012 ISSN 1978 - 5658 169
fasilitas penunjang, prasarana umum dan
prasarana sosial. Jenis sarana dan
METODE PENELITIAN prasarana tersebut antara lain penginapan,
Analisis Deskriptif warung makanan dan minuman, angkutan
Analisis deskriptif bertujuan untuk umum, lapangan berkemah dan lapangan
mengidentifikasi karakteristik objek wisata bermain, MCK, toko/kios, PKL (pedagang
dan wisatawan. Analisis karakteristik kaki lima), panggung pertunjukan
bersifat deskriptif dengan menggunakan (pendopo), loket masuk, tempat parkir, air
metode statistik melalui tabel, diagram dan bersih, listrik, telekomunikasi dan pusat
tabel. Metode analisis deskriptif terdiri informasi pariwisata.
dari tinjauan kebijakan, analisis linkage
system, analisis partisipatif, analisis b. Aksesibilitas
pemasaran pariwisata, analisis prediksi Jaringan jalan menuju kawasan wisata
wisatawan dan analisis supply demand. Balekambang bervariasi yaitu mulai dari
Kota Malang sampai Kecamatan
Analisis Evaluatif Gondanglegi merupakan jalan kelas I
Analisis evaluatif bertujuan untuk dengan panjang jalan ± 25 km, lebar jalan
mengevaluasi potensi dan permasalahan ± 6 – 8 m dan perkerasan berupa aspal
pada kawasan wisata Balekambang terkait hotmix, kemudian dari Kecamatan
dengan wisata. Metode analisis yang Gondanglegi ke Kecamatan Bantur
digunakan adalah analisis akar masalah merupakan jalan kabupaten (kelas II)
dan pohon tujuan serta analisis potensi dengan panjang jalan ± 10 km, lebar jalan
masalah. ± 4 – 5 m dan perkerasan berupa aspal.
Sedangkan dari Kecamatan Bantur ke
Analisis Preskriptif lokasi kawasan wisata Balekambang
Analisis preskriptif bertujuan untuk merupakan jalan desa (kelas III) dengan
menentukan konsep dan pengembangan panjang jalan ± 19 km, lebar jalan ± 3 – 4
kawasan wisata Balekambang. Metode m dan perkerasan berupa aspal.
analisis yang digunakan adalah analisis Jaringan jalan tersebut terbagi atas
AHP dan SWOT (IFAS EFAS). dua arah dan tanpa median jalan serta tidak
dilengkapi dengan marka jalan yang
Sampel penelitian memadai seperti rambu-rambu lalu lintas,
Jumlah sampel pengunjung kawasan lampu penerangan dan pagar pengaman di
wisata Balekambang yang akan digunakan sisi jalan. Kondisi jaringan jalan menuju
pada penelitian ini mengikuti Rumus kawasan wisata Balekambang banyak
Slovin dan dihasilkan jumlah sampel yang yang rusak. Untuk waktu tempuh ke
dapat mewakili populasi pengunjung Kawasan Wisata Balekambang dari Kota
kawasan wisata Balekambang sebanyak Malang apabila menggunakan kendaraan
100 responden. beroda empat sekitar 2 – 2,5 jam dan bila
menggunakan kendaraan roda dua sekitar
HASIL DAN PEMBAHASAN 1,5–2jam seperti terlihat pada Gambar 1.
Tinjauan fisik kawasan wisata
Balekambang c. Daya tarik wisata
a. Sarana dan Prasarana Bentuk-bentuk atraksi atau kegiatan
Bentuk sarana dan prasarana yang ada yang telah ada di kawasan wisata
di kawasan wisata Balekambang dan Balekambang diantaranya adalah kegiatan
memiliki nilai jual secara ekonomi terdiri yang bersifat something to do dan
dari fasilitas pokok, fasilitas pelengkap, something to buy. Kegiatan yang bersifat

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 6, No.2 – 2012 ISSN 1978 - 5658 170
something to do diantaranya kegiatan piknik dan menikmati pemandangan alam,

Gambar 1. Peta Aksesibilitas Kawasan Wisata Balekambang

bermain di taman bermain, berkemah,


lintas alam (hiking), mengunjungi Pura b. Persepsi wisatawan
Sagara Amertajati, memancing, dan Persepsi wisatawan terhadap kawasan
olahraga (berenang dan voli pantai). wisata Balekambang dapat dilihat dari
Sedangkan kegiatan yang bersifat beberapa aspek, yaitu daya tarik objek
something to buy diantaranya kegiatan wisata, kondisi umum kawasan wisata
berbelanja pada kios, warung atau PKL dan kondisi sarana prasarana wisata
yang berupa makanan, minuman, dan Balekambang.
barang oleh-oleh serta souvenir. c. Pengelolaan
Pengelolaan kawasan wisata
d. Aktifitas ekonomi masyarakat Balekambang berada di bawah
Mata pencaharian di Desa Srigonco tanggung jawab Perusahaan Daerah
sebagaian besar tidak bekerja atau Jasa Yasa dan Unit Wisata
menganggur, sedangkan untuk Balekambang.
wiraswasta/pedagang merupakan Analisis Kebijakan
pekerjaan yang paling banyak ditekuni Kebijakan yang diterapkan untuk
masyarakat selain buruh tani, buruh objek wisata Balekambang didasarkan
bangunan, jasa dan pegawai negeri sipil. pada RIPP (Rencana Induk
Tinjauan Wisatawan Pengembangan Pariwisata) Kab. Malang
a. Tipologi wisatawan seperti terlihat pada (Tabel 1).
Tipologi wisatawan kawasan wisata
Balekambang dapat dilihat dari aspek Tabel 1. Analisis Kebijakan Objek Wisata
karakter personal, mata pencaharian, Pantai Balekambang
No. Kebijakan Analisis
tingkat penghasilan, asal wisawatan,
asla informasi tentang kawasan wisata
Balekambang, tujuan kunjungan,
frekuensi kedatangan, lama kunjungan,
tempat menginap, tempat makan,
pengeluaran wisatawan, moda
transportasi yang digunakan.

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 6, No.2 – 2012 ISSN 1978 - 5658 171
No. Kebijakan Analisis sarana prasarana wisata, struktur sosial
1 Strategi pengembangan Strategi pengembangan
Malang Selatan yang belum dilakukan masyarakat yang berperan dalam
(Kecamatan Bantur dan menjadi indikasi masih
sekitarnya): rendahnya perhatian pariwisata dan kondisi lingkungan yang
• pengembangan pemerintah untuk
dan peningkatan jasa meningkatkan kondisi
masih alami.
pariwisata; fasilitas utama dan Berdasarkan hasil perhitungan,
• sarana dan penunjang kawasan Pantai
prasarana penunjang Balekambang. diketahui nilai demand kawasan wisata
• pengembangan Balekambang adalah 12 yang artinya
zona wisata; dan
• pengembangan bahwa permintaan pengunjung terhadap
industri cinderamata.
2 Rencana pengembangan Ketertarikan masyarakat dapat kualitas pelayanan kawasan wisata
sosial budaya : diciptakan melalui banyak/tinggi.
• pemberian pengadaan ketrampilan yang
keahlian cinderamata ke membantu meningkatkan b. Analisis linkage system
penduduk sekitar objek kegiatan ekonomi
pariwisata; masyarakat, sehingga Analisis forward linkage digunakan
• art shop untuk cinderamata yang untuk mengetahui keterkaitan dengan
desa yang berpotensi; dijual tidak monoton dan
dan masyarakat dapat obyek wisata lain yang berada di sekitar
• penyuluhan membantu menciptakan iklim kawasan maupun yang berada pada jalur
sadar wisata. pariwisata
3 Rencana pemanfaatan Peranan masyarakat ini perlu
rute perjalanan menuju kawasan wisata
sumber daya manusia : ditingkatkan kembali dengan Balekambang. Berdasarkan rute
pedagang toko, asongan, kerjasama antara pihak perjalanan, maka terdapat alternatif paket
pemandu, industri kecil, pengelola dengan konsep dan
kesenian, pegawai di objek strategi yang baru sehingga perjalanan wisata, diantaranya:
pariwisata (tukang parkir dapat menciptakan kembali Bagi wisatawan yang menggunakan
dan lain-lain) iklim pariwisata Pantai
Balekambang jalur pertama, dapat menikmati
4 Rencana pengembangan Sesuai dengan peningkatan alternatif kunjungan antara lain
sarana dan prasarana pada jumlah pengunjung, fasilitas
objek wisata utama dan penunjang yang
1. Ketika berada di Kecamatan
sudah ada belum Kepanjen wisatawan dapat
dioptimalkan sehingga
kebutuhan pengunjung belum
mengunjungi obyek wisata
terpenuhi, termasuk Pemandian Metro
pengadaan system
transportasi yang ada di
2. Ketika berada di Kecamatan
Pantai Balekambang Pagak dapat menikmati obyek
5 Rencana pengembangan Untuk mengimbangi wisata
atraksi, lahan untuk alam yang ada diperlukan
wisata Bendungan Sengguruh
berkemah, hiking, peningkatan bentuk atraksi 3. Ketika berada persimpangan
bersepeda, jogging, budaya dan kesenian yang
berenang dan kesenian. ada di Pantai Balekambang.
Kecamatan Pagak pengunjung
Seluruh fasilitas utama yang dapat memilih alternatif menuju
ada di kawasan pantai perlu
adanya pemeliharaan untuk
Kecamatan Donomulyo sehingga
mengembalikan fungsi wisatawan dapat mengunjungi
fasilitas tersebut sehingga
dapat dimanfaatkan oleh
obyek wisata Pantai Ngliyep atau
pengunjung, seperti langsung menuju Kecamatan
penginapan dan jalur lari.
Bantur untuk mengunjungi
Pantai Balekambang.
Analisis Kawasan Wisata
4. Ketika berada di Kecamatan
a. Analisis supply demand
Bantur, di sekitar kawasan Pantai
Hasil penilaian supply wisata Balekambang juga terdapat
kawasan wisata Balekambang Pantai Kondang Merak yang
menunjukkan nilai 14 yang artinya dapat menjadi alternatif
kawasan wisata Balekambang memiliki kunjungan wisata.
penawaran wisata yang baik, terutama
dari aspek keanekaragaman objek wisata,

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 6, No.2 – 2012 ISSN 1978 - 5658 172
Bagi wisatawan yang menggunakan Balekambang pada tahun 2016 sebanyak
jalur kedua, dapat menikmati alternatif 386.052 pengunjung dan pada tahun 2021
kunjungan antara lain: sebanyak 534.504 pengunjung.
1. Ketika berada di persimpangan e. Analisis SWOT
Kecamatan Gondanglegi, Analisis SWOT adalah analisis
pengunjung dapat memilih untuk mengetahui faktor-faktor yang
alternatif menuju Kecamatan mempengaruhi konadisi pariwisata, yaitu
Sumbermanjing Wetan ( Pantai untuk melihat Strength (kekuatan),
Sendang Biru, Pantai Tamban, Weakness (kelemahan), Opportunity
Pantai Tambakasri, dan Rawa (kesempatan) dan Threathen (ancaman),
Indah) atau langsung menuju dan menginventarisasi faktor-faktor
Kecamatan Bantur untuk tersebut dalam pengembangan yang
mengunjungi Pantai Balekambang. dipakai sebagai dasar untuk menentukan
2. Ketika berada di Kecamatan langkah-langkah perbaikan yang
Bantur, di sekitar kawasan Pantai diperlukan dalam pengembangan
Balekambang juga terdapat Pantai selanjutnya seperti terlihat pada (Tabel 2-
Kondang Merak yang dapat Tabel 3)
menjadi alternatif kunjungan f. Analisis AHP
wisata. Ahli terkait yang menjadi responden
Analisis backward linkage dalam metode AHP ini adalah:
digunakan untuk menganalisis hubungan 1. Unsur Dinas Kebudayaan &
antar sektor yang berpengaruh dalam Pariwisata Kabupaten Malang
pengembangan pariwisata Balekambang. 2. Unsur BAPPEDA Kabupaten
Sektor yang berpengaruh adalah sektor Malang
jasa, perdagangan, perhubungan, 3. Ahli praktisi pariwisata Kabupaten
pertanian dan industri. Malang
c. Analisis partisipatif Berdasarkan perhitungan AHP
Stakeholder-stakeholder yang diketahui bahwa menurut persepsi praktisi
mempengaruhi keberadaan kawasan pariwisata Kabupaten, aspek yang
wisata Balekambang antara lain adalah diprioritaskan untuk pengembangan
pemerintah daerah Kabupaten Malang kawasan wisata Balekambang adalah
melalui Dinas Pariwisata Kabupaten aspek ekonomi sosial budaya dan
Malang dan Dinas Terkait, Pemerintahan kebijakan, terutama untuk konsep
Tingkat Kecamatan Bantur, Desa pelatihan dan pendidikan SDM mengenai
Srigonco, Pengelola (PD. Jasa Yasa), bisnis dan perkembangan pariwisata.
Wisatawan, swasta/investor, Biro atau Menurut persepsi praktisi
penyedia jasa (termasuk agen travel dan perencanaan wilayah Kabupaten Malang,
akomodasi), dan masyarakat. aspek yang diprioritaskan untuk
d. Analisis prediksi wisatawan pengembangan kawasan wisata
Perkembangan wisatawan nusantara Balekambang adalah aspek ekonomi
maupun wisatawan mancanegara yang sosial budaya dan kebijakan, terutama
mengunjungi Kawasan Wisata untuk konsep pelatihan dan pendidikan
Balekambang. Berdasarkan analisis dapat SDM mengenai bisnis dan perkembangan
diketahui rata-rata pertumbuhan jumlah pariwisata.
kunjungan wisatawan di kawasan wisata Menurut persepsi akademisi
Balekambang sebesar 8,62%/tahun. Dapat pariwisata, aspek yang diprioritaskan
diprediksikan jumlah kunjungan untuk pengembangan kawasan wisata
wisatawan ke kawasan wisata Balekambang adalah kondisi kawasan dan

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 6, No.2 – 2012 ISSN 1978 - 5658 173
aspek daya tarik wisata, terutama untuk
konsep pengembangan atraksi budaya
(Tabel 5).

g. Analisis potensi masalah

Pantai Balekambang belum


berkembang sempurna

Kondisi kawasan yang Aksesibiltas yang Daya tarik wisata yang Sarana dan prasarana Kondisi sosial ekonomi
tidak terawat masih terbatas rendah yang tidak terawat serta kebijakan yang
masih minim

• Tingkat kebersihan • Tingkat aksesibilitas • Keterbatasan jenis • Kondisi beberapa • Tingkat pelayanan
di kawasan wisata sulit karena kondisi atraksi wisata yang fasilitas yang kurang wisata kepada
Balekambang jalan menuju dapat dijumpai; dan terawat; wisatawan masih
rendah; dan kawasan wisata • Jenis barang • Kurang memadainya belum optimal ;
• Pengembangan rusak dan tidak dagangan sarana dan • Kurangnya usaha
kegiatan wisata tersedianya (makanan, prasarana promosi terutama
dapat menimbulkan angkutan umum; minuman, dan buah- penunjang wisata untuk luar daerah;
pencemaran dan dan buahan) dan yang dibutuhkan • Adanya persaingan
menurunkan kualitas • Belum dikaitkannya cinderamata yang oleh wisatawan pariwisata;
lingkungan serta kawasan wisata ditawarkan kurang yang berkunjung; • Adanya bencana
dapat memberi Balekambang beragam. dan alam; dan
dampak sosial dengan objek wisata • Adanya PKL yang • Pengelolaan
budaya yang negatif lain sebagai suatu berjualan di kawasan wisata dan
bagi masyarakat paket perjalanan sembarang tempat tingkat pelayanan
setempat. wisata dapat menganggu pengelola masih
• Menambah jumlah estetika lingkungan kurang baik.
atraksi tradisional (semrawut).
atau budaya di
Pantai Balekambang
• Perbaikan jalan dan • Menambah
• Menambah jumlah sarana penunjang ketrampilan • Meningkatkan
tempat sampah di menuju kawasan masyarakat sekitar riutinitas perawatan • Memberikan
kawasan wisata Pantai Balekambang untuk meningkatkan fasilitas ketrampilan pada
• Menambah personel • Menyediakan kreativitas sehingga • Menambah dan pengelola dan
pegawai kebersihan angkutan umum menambah memperbaiki sarana pegawai untuk
kawasan menuju Pantai keragaman dan prasarana melayani wisatawan
• Pengembangan fisik Balekambang cinderamata penunjang • Meningkatkan media
kawasan dilakukan • Menyediakan paket • Melakukan promosi wisata
sesuai kebutuhan wisata untuk penataan pada • Meningkatkan
untuk mengurangi wisatawan yang pedagang kaki lima fasilitas utama dan
dampak negatif berkunjung sehingga penunjang kawasan
pada kawasan meningkatkan sehingga mampu
alamnya estetika kawasan bersaing dengan
• Menjadikan budaya kawasan serupa lain
masyarakat di dalam maupun di
setempat menjadi luar daerah
salah satu wisata • Menanam hutan
penunjang mangrove untuk
menjaga dan
meminimalisir
kerusakan
ekosistem

Gambar 2. Akar masalah dan pohon tujuan

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 6, No.2 – 2012 ISSN 1978 - 5658 174
Tabel 2. Elemen SWOT Kawasan wisata Balekambang
No. Aspek Elemen

Internal

1 Strength Memiliki topografi 0-9 m dpl dengan kemiringan lahan landai (0-13%)
Keindahan alam pantai dengan pasir putih dan pemandangan alam yang indah menjadi daya tarik kuat dan
minat utama tujuan wisatawan berkunjung
Mempunyai daya tarik yang membedakan dengan obyek wisata lainnya yang sejenis yaitu pulau-pulau karang
yang berjajar ke arah barat, yaitu Pulau Anoman, Pulau Wisanggeni dan Pulau Ismoyo yang diatasnya berdiri
Pura Sagara Amertajati dan menjadi ciri khas kawasan wisata Balekambang
Adanya potensi flora dan fauna berupa hutan dan kekayaan laut serta lingkungan yang masih alami dan iklim
yang sejuk
Adanya atraksi budaya dan atraksi keagamaan tahunan, berupa Upacara Labuhan Suran dan Upacara
Jalanidhipuja
Tersedianya sarana dan prasarana penunjang wisata yang cukup lengkap seperti warung makanan, kios
kelontong, kios cinderamata, penginapan, MCK, tempat parkir, dan lain-lain
Aktivitas yang dilakukan wisatawan beragam mulai dari kegiatan something to see , something to do, dan
something to buy
Daya tarik kawasan wisata diminati oleh wisatawan dari segala umur
Kerjasama antara pengelola dengan masyarakat setempat ditandai dengan ikut berpartisipasinya masyarakat
setempat pada kegiatan wisata
Letak kawasan wisata Balekambang yang berdekatan dengan obyek wisata lain berpeluang untuk dibuat satu
rute perjalanan wisata
2 Weakness Tingkat kebersihan di kawasan wisata Balekambang rendah sehingga kawasan wisata terlihat kotor
Kondisi beberapa fasilitas yang kurang terawat sehingga perlu diperbaiki
Kurang memadainya sarana dan prasarana penunjang wisata yang dibutuhkan oleh wisatawan yang berkunjung
Adanya PKL yang berjualan di sembarang tempat dapat menganggu estetika lingkungan (semrawut)
Keterbatasan jenis atraksi wisata yang dapat dijumpai
Jenis barang dagangan (makanan, minuman, dan buah-buahan) dan cinderamata yang ditawarkan kurang
beragam
Tingkat pelayanan wisata kepada wisatawan masih belum optimal
Kurangnya usaha promosi terutama untuk luar daerah
Eksternal

3 Opportunity Kebijaksanaan pemerintah yang mendukung pengembangan pariwisata kawasan wisata Balekambang
Kawasan wisata Balekambang merupakan salah satu obyek wisata pantai andalan di Kabupaten Malang dan
menjadi tujuan wisata pantai dalam skala nasional
Pengadaan kalender wisata (calender event) yang rutin diadakan setiap tahunnya oleh Pemerintah Daerah
Kabupaten Malang bekerjasama dengan pihak pengelola

Rencana pembangunan JLS (Jalur Lintas Selatan) yang diharapkan memberikan kemudahan bagi aksesbilitas
bagi wisatawan
Pengembangan kegiatan pariwisata dapat menciptakan lapangan kerja sehingga meningkatkan pendapatan
masyarakat setempat melalui partisipasinya pada kegiatan wisata dan memberikan kontribusi bagi Pendapatan
Asli Daerah Pemerintah Kabupaten Malang
Kemajuan teknologi seperti media cetak dan media elektronik menjadi salah satu upaya peningkatan promosi
kawasan wisata Balekambang
Threats Adanya persaingan pariwisata Kabupaten Malang dengan kota-kota lain di Jawa Timur serta persaingan antar
obyek wisata di Kabupaten Malang, terutama persaingan dengan obyek wisata yang sejenis
Tingkat aksesbilitas sulit karena kondisi jalan menuju kawasan wisata Balekambang banyak yang rusak dan
tidak tersedianya angkutan umum yang menuju kawasan wisata Balekambang
Belum dikaitkannya kawasan wisata Balekambang dengan objek wisata lain sebagai suatu paket perjalanan
wisata, khususnya dalam lingkup Kabupaten Malang
Adanya bencana alam seperti gempa bumi, tsunami dan kondisi cuaca yang buruk yang akhir-akhir ini
melanda beberapa wilayah di Indonesia, khususnya daerah pantai selatan, yang dapat menjadi ancaman bagi
keamanan dan kenyamanan wisatawan dalam berwisata
Pengelolaan kawasan wisata dan tingkat pelayanan pengelola masih kurang baik
Pengembangan kegiatan wisata dapat menimbulkan pencemaran dan menurunkan kualitas lingkungan serta
dapat memberi dampak sosial budaya yang negatif bagi masyarakat setempat

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 6, No.2 – 2012 ISSN 1978 - 5658 175
Tabel 3. Matriks SWOT Kawasan wisata Balekambang
Internal STRENGTH WEAKNESS
Eksternal
OPPORTUNITY SO : WO :
• Topografi yang relatif datar memudahkan untuk • Meningkatkan kebersihan di dalam Kawasan
pengembangan dan pembangunan Kawasan Wisata Wisata Balekambang
Balekambang • Mengatur keberadaan PKL
• Mengembangkan potensi atraksi budaya (upacara Labuhan • Memanfaatkan dukungan pemerintah melalui
Suran) dan atraksi keagamaan (upacara Jalanidhipuja) secara kebijakannya untuk menambah dan
optimal meningkatkan atraksi wisata dan
• Mengembangkan potensi flora dan fauna serta memanfaatkan meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana
keberadaan Pulau Anoman, Pulau Wisanggeni, dan Pulau prasarana wisata Kawasan Wisata
Ismoyo sebagai daya tarik Kawasan Wisata Balekambang Balekambang
• Memanfaatkan potensi keindahan alam dan ketersediaan • Menambah dan meningkatkan kualitas dan
sarana prasarana wisata Kawasan wisata Balekambang serta jenis barang dagangan/cinderamata yang
keragaman aktivitas berupa something to see(menikmati dihasilkan oleh masyarakat setempat
pemandangan), something to do(berenang di pantai, bermain • Memanfaatkan kemajuan teknologi seperti
di playground, mengunjungi Pura Sagara Amertajati, dan media cetak maupun elektronik untuk usaha
berkemah), dan something to buy (makanan minuman dan publikasi dan promosi terutama untuk luar
cinderamata) daerah
• Memanfaatkan rencana pembangunan JLS dan letak
Balekambang yang berdekatan dengan lokasi obyek wisata
lain yang sejenis sehingga dapat dibuat satu rute perjalanan
wisata
• Memanfaatkan kerjasama pengelola dan masyarakat sekitar
serta meningkatkan pemberdayaan masyarakat setempat
dalam usaha pengembangan Kawasan Wisata Balekambang
• Memanfaatkan kemajuan teknologi untuk memaksimalkan
keberadaan even budaya dan even agama agar lebih banyak
lagi wisatawan yang datang
THREAT ST : WT :
• Meningkatkan dan memperbaiki pengelolaan Kawasan Wisata • Meningkatkan kebersihan di dalam Kawasan
Balekambang Wisata Balekambang
• Memberikan pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan • Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana
SDM petugas pengelola kawasan wisata dan masyarakat dan prasarana pendukung wisata
setempat • Mengatur keberadaan PKL dalam Kawasan
• Memanfaatkan potensi keindahan alam pantai serta Wisata Balekambang
keragaman aktivitas berupa something to see(menikmati • Menambah dan meningkatkan atraksi seni
pemandangan), something to do(berenang do pantai, bermain serta keberadaan jenis barang
di playground, mengunjungi Pura Sagara Amertajati, dan dagangan/cinderamata
berkemah), dan something to buy(makanan minuman serta • Meningkatkan usaha promosi sehingga
cinderamata) Balekambang diikutsertakan dalam paket
• Memanfaatkan potensi alam, potensi even seni budaya dan perjalanan wisata
even keagamaan agar Balekambang
• Memanfaatkan partisipasi masyarakat sekitar untuk
mengantisipasi terjadinya pencemaran dan penurunan kualitas
lingkungan serta munculnya dampak sosial budaya

Tabel 4. Prioritas konsep pengembangan kawasan wisata Balekambang


No. Prioritas Konsep
1 Sangat tinggi Pengembangan atraksi budaya
2 Tinggi • Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam menjaga kualitas lingkungan
• Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana wisata
• Memanfaatkan jaringan jalan JLS dan letak Balekambang yang berdekatan dengan lokasi obyek wisata
lain yang sejenis sehingga dapat dibuat satu rute perjalanan wisata
• Pendidikan dan pelatihan SDM
3 Sedang • Mengembangkan potensi flora dan fauna sebagai daya tarik
• Bekerjasama dengan pengelola dan masyarakat setempat
• Perbaikan manajemen pengelolaan kawasan wisata Balekambang
4 Rendah • Mengembangkan kepulauan di kawasan wisata Balekambang untuk objek wisata
• Meningkatkan kebersihan di dalam Kawasan Wisata Balekambang
• Memanfaatkan topografi yang landai untuk penambahan jumlah sarana dan prasarana
• Mengatur keberadaan PKL dalam Kawasan Wisata Balekambang
• Penambahan rute angkutan umum
• Menambah dan meningkatkan kualitas dan jenis barang dagangan/cinderamata
• Peningkatan promosi dengan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan jejaring sosial

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 6, No.2 – 2012 ISSN 1978 - 5658 176
POSISI EKSTERNAL

(+)

Aggressive Stable
Maintenance Growth Kuadran I
Kuadran II
Strategy Strategy Growth
Stability P
C B
O
S
I
Selective Rapid S
Maintenance Growth I
Strategy Strategy
D A I
0,3
N
(-) (+) T
7 E
R
Turn Around Conglomerate
N
Strategy Strategy
A
H
E L

Guirelle Concentric
Kuadran III Strategy Strategy Kuadran IV
Survival F G Diversification
(-)

Gambar 3. Posisi pengembangan kawasan wisata Balekambang dalam SWOT IFAS EFAS

Berdasarkan perhitungan IFAS souvenir. Tipologi wisatawan didominasi


EFAS, posisi strategi pengembangan jenis kelamin laki-laki (63,4%) dengan
kawasan wisata Balekambang adalah pada tujuan untuk berekreasi (63,8%) dan lama
kuadran 1 dengan konsep Rapid Growth kunjungan 3 – 6 jam (34,6%). Terdapat
Strategy, yaitu strategi petumbuhan aliran 6,7% permintaaan wisatawan yang belum
cepat untuk diperlihatkan pengembangan bisa dipenuhi oleh kawasan wisata
secara maksimal untuk target tertentu dan Balekambang. Rata-rata pertumbuhan
dalam waktu singkat. jumlah kunjungan wisatawan adalah
8,62%/tahun dengan prediksi jumlah
KESIMPULAN DAN SARAN wisatawan pada tahun 2016 sebanyak
Kesimpulan 386.052 pengunjung dan pada tahun 2021
a. Karakteristik kawasan wisata sebanyak 534.504 pengunjung.
Balekambang
Merupakan kawasan wisata b. Potensi permasalahan kawasan
Kabupaten Malang dengan daya tarik wisata Balekambang
something to see berupa pemandangan Potensi yang dimiliki antara lain
alam dan upacara adat/keagamaan, topografi yang landai. Keindahan alam,
something to do berupa aktifitas di taman letak kawsan wisata yang berdekatan
bermain, berkemah, hiking, kunjungan ke dengan objek wisata lain, adanya atraksi
Pura Sagara Amertajati, memancing dan budaya dan agama tahunan, kerjasama
olahraga air, something to buy berupa antar pengelola dengan masyarakat,
warung makan, barang oleh-oleh dna kebijakan Pemerintah yang mendukung,

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 6, No.2 – 2012 ISSN 1978 - 5658 177
pengadaan kalender wisata, rencana alternatif-alternatif kegiatan dengan
pembangunan JLS, kemajuan teknologi tindakan aplikatif di lapangan,
sebagai sarana promosi. Permasalahan manajemen pelaksanaan serta
yang dimiliki adalah kebersihan kurang, pengawasan
pencemaran kualitas lingkungan, 3. Partisipasi aktif masyarakat dalam
aksesibilitas sulit, objek belum dikaitkan pengaplikasian konsep pengembangan
dengan objek wisata lain, keterbatasan kawasan wisata Balekambang sangat
jenis atraksi wisata, jenis barang dagangan penting karena terkait dengan
dan souvenir terbatas, kondisi dan pengelolaan dan pengawasan
kuantitas sarana prasarana kurang
mendukung, PKL yang belum teratur serta DAFTAR PUSTAKA
Damanik, Janianton, Helmut F Weber. 2005.
tingkat pelayanan wisatawan yang belum Perencanaan Ekowisata. Yogyakarta:
optimal, kurang usaha promosi, persaingan Penerbit Andi Yogyakarta
pariwisata dan pengelolaan kawasan Fandeli, C. 2000. Pengertian dan Konsep Dasar
wisata yang kurang baik. Ekowisata di dalam Fandeli, C. dan
Mukhlison (editor). Pengusahaan
Ekowisata, Fakultas Kehutanan
c. Konsep pengembangan kawasan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
wisata Balekambang Hadinoto, Kusudianto, 1996. Perencanaan
Menggunakan konsep pengembangan Destinasi Pariwisata. Jakarta: Penerbit
Rapid Growth Strategy dengan prioritas Universitas Indonesia.
pengembangan pada penambahan jenis Inskeep, E. L., 1991, Tourism Planning, An
Integrated and Sustainable Development
atraksi budaya, meningkatkan partisipasi Approach, Van Nos Trad Reinhold, New
masyarakat dalam menjaga kualitas York
lingkungan, meningkatkan kualitas dan Prasta, Aditia. 2003. Arahan Pengembangan
kuantitas sarana prasarana pendukung Kawasan Pariwisata Cibodas Berdasarkan
pariwisata, memanfaatkan jaringan jalan Konsep Ekowisata. Bandung: Tugas Akhir
Departemen Teknik Planologi ITB
JLS dan letak kawasan wisata Wood, Megan Epler. 2002. Ecotourism: Principles,
Balekambang yang berdekatan dengan Practices, and Policies for Sustainability.
objek wisata lain serta pendidikan dan Burlington: The International Ecotourism
pelatihan SDM. Society.
Yoeti, Oka A. 1996. Pengantar Ilmu Pariwisata.
Bandung: Angkasa. Yoeti, Oka A. 2000.
Saran Pariwisata Berbasis Lingkungan. Jakarta:
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut PT Pertja.
mengenai aspek pendanaan, manajemen Yusuf, K., 2001, Pembangunan Pariwisata
konservasi dan teknik pelaksanaan Berkelanjutan di Kawasan Sub DAS
konsep pengembangan agar temuan Balusu Kabupaten Tana Toraja Sulawesi
Selatan, Tugas Akhir, Departemen Teknik
hasil studi dapat diaplikasikan di Planologi Fakultas Teknik Sipil dan
lapangan. Perencanaan ITB, Bandung
2. Pemerintah Kabupaten Malang, Raharjana, D.,T., & Widodo, S., 2009.
khususnya PD. Jasa Yasa dan Unit Pengembangan Desa Wisata Kawasan
Wisata Balekambang selaku Dataran Tinggi Dieng Kab. Banjarnegara
Jurnal Nasional Pariwisata Vol.3 No.1.
penanggungjawab kegiatan kawasan http.puspar.ugm.ac.id
wisata Balekambang diharapkan
dapat menindaklanjuti

JURNAL REKAYASA SIPIL / Volume 6, No.2 – 2012 ISSN 1978 - 5658 178

Anda mungkin juga menyukai