Anda di halaman 1dari 12

Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) sebagai Peluang

Pengembangan Kepariwisataan Kabupaten Hulu Sungai Selatan


(Sektor Pariwisata Kabupaten Hulu Sungai Selatan)

engembangan wilayah lingkup

dan buatan sebagai daya tarik wisata.

Kabupaten

Sebut

memiliki

potensi

banyak

saja

Kawasan

Loksado

yang

yang

dapat

memiliki segudang potensi wisata alam

yang

merupakan

yang indah, berupa Bukit Langara, Air

potensi dari dalam maupun potensi dari

Terjun Haratai, dll, maupun potensi wisata

luar atau peluang. Potensi dari dalam yang

budaya dan wisata buatan seperti Balai

dimiliki oleh suatu kabupaten contohnya

Adat Malaris Suku Dayak Meratus dan

dapat

Pemandian Air Panas Tanuhi.

dikembangkan,

baik

berupa

keindahan

alam,

keanekaragaman dan keunikan budaya


yang keduanya dapat dikemas dalam suatu
daya tarik wisata. Oleh karena itu, potensi
yang hendak dikemas dalam suatu daya
tarik wisata demikian sebenarnya telah
diatur rencana pengembangannya dalam
suatu

dokumen

Rencana

perencanaan,

Induk

yaitu

Pengembangan

Kepariwisataan Daerah (RIPPARDA).

abupaten Hulu Sungai Selatan


merupakan

salah

satu

kabupaten

di

Provinsi

Selatan

yang

ditetapkan

sebagai Kawasan Strategis

Pariwisata

Kalimantan

(Gambar : Potret Bukit Langara dengan


Pemandangan Pegunungan Meratus dan Sungai
Amandit di Kawasan Loksado, Kabupaten Hulu
Sungai Selatan, Provinsi Kalimantan Selatan)

etersediaan
budaya
kemudian

potensi

dan

alam,

buatan

dikemas

yang

menjadi

suatu daya tarik wisata di Kabupaten Hulu

Peraturan

Sungai Selatan secara umum masih jauh

Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50

pelaksanaannya untuk dapat mendukung

Tahun 2011 Tentang Rencana Induk

pangsa wisatawan

Pembangunan Kepariwisataan Nasional

nusantara

Tahun

yang

mancanegara. Secara umum, kondisi dari

ditetapkan berupa Kawasan Loksado dan

empat pilar pembangunan kepariwisataan

sekitarnya dengan potensi alam, budaya

di Kabupaten Hulu Sungai Selatan berupa

Nasional

(KSPN)

2010

Menurut

2025.

KSPN

untuk wisatawan

maupun

wisatawan

Destinasi

Wisata,

Industri

Pariwisata,

telekomunikasi dan listrik, terutama pada

Pemasaran Pariwisata dan Kelembangan

objek wisata pada Kawasan Loksado,

Pariwisata masih belum mendukung untuk

kurangnya ketersediaan fasilitas umum

mengakomodir pangsa tersebut.

seperti toilet yang tidak terurus, fasilitas


lahan

parkir

(perkerasan

Destinasi Pariwisata

K
belum

ondisi

tanah,

mengganggu

destinasi

pariwisata

pada Kabupaten Hulu Sungai


Selatan secara umum masih

cukup

yang

berkembang

untuk

mendukung ketetapan KSPN. Kurangnya

belum

memadai

sehingga

cukup

musim

hujan),

apabila

maupun kurangnya ketersediaan sarana


pariwisata seperti petunjuk arah untuk
menuju tiap objek wisata, seperti pada
objek wisata

Benteng

Madang yang

terletak di Kecamatan Padang Batung.

ketersediaan aksesibilitas pariwisata untuk


menuju Kawasan Loksado dari pusat
provinsi (Bandar Udara Syamsudin Noor
atau

Pelabuhan

Trisakti

Banjarmasin)

seperti kendaraan khusus wisata, ataupun


karena orbitasi dari pusat menuju wilayah
Kabupaten Hulu Sungai Selatan yang jauh
(3

jam

atau

120

Km

dari

Kota

Banjarmasin), membuat wisatawan enggan


untuk berkunjung. Hal tersebut semakin
dibuktikan

dengan

kontribusi

jumlah

wisatawan di Kabupaten Hulu Sungai


Selatan terhadap Provinsi Kalimantan
Selatan hanya beriksar 9%, wisatawan
cenderung untuk berwisata ke Kabupaten
Banjar atau wilayah yang berdekatan
dengan pusat.

(Gambar : Potret Fasilitas Umum berupa Toilet di


Objek Wisata Bukit Langara, Kawasan Loksado
yang seharusnya terawat dengan baik seakan
akan hanya dibangun saja tanpa adanya
pemeliharaan dari pengurus objek wisata)

erlepas dari kelemahan pada


aspek

Destinasi

Pariwisata,

masih terdapat beberapa potensi

unggulan yang dimiliki oleh Kabupaten


Hulu

Sungai

Selatan

dari

segi

kepariwisataannya. Keindahan alam yang


ditawarkan cukup beragam, mulai dari

dapun tantangan lain yang

nuansa pegunungan di daerah Timur

dihadapi adalah ketersediaan

(Kawasan Loksado), dataran (Kawasan

prasarana

terkait

Kandangan atau Pusat Kabupaten Hulu

kurangnya jangkauan layanan jaringan

Sungai Selatan), dan daerah rawa di daerah

umum

Barat (Kawasan Daha). Keindahan alam


yang sedemikian masih diperkaya dengan
keanekaragaman budaya yaitu adanya
permukiman Suku Dayak Meratus pada
Pegunungan Loksado (daerah Loksado),
yang memiliki keunikan berupa tradisi
tahunan,

maupun

kebiasaan

yang

ditampilkan pada Balai Adat Malaris di


Kecamatan Loksado dan terdaftar sebagai
salah satu Objek Wisata Budaya. Wisata
Budaya lainnya berupa wisata makam
sebagai wisata religius yang beberapa
diantaranya diyakini merupakan makam
keramat, terutama makam makam yang
dijadikan

sebagai

objek

wisata

di

Kecamatan Daha Utara, yaitu Makam Datu


Daha. Keanekaragaman dari objek wisata
yang ditawarkan tidak hanya berupa wisata
alam dan budaya saja, namun terdapat
Wisata

Buatan

berupa

Waterboom

Kandangan dan Bendungan Amandit, yang


mana wisatawan dapat menikmati wahana
permainan air untuk orang dewasa maupun
anak anak, atau menyusuri Sungai
Amandit dengan rakit dan menikmati
keindahan Tebing Batu Laki di Bendungan
Amandit.

(Gambar : Keindahan Tebing Batu Laki dan


Sungai Amandit yang dapat dinikmati
keindahannya oleh wisatawan sembari menyusuri
sungai dengan menggunakan rakit)

Industri Pariwisata

ndustri

pariwisata

merupakan

sekumpulan dari usaha pariwisata


yang terdiri dari 13 jenis usaha

pariwisata (UU No.10 Tahun 2009 tentang


Kepariwisataan). Persebaran dari Industri
Pariwisata pada Kabupaten Hulu Sungai
Selatan secara mayoritas tersebar di Kota
Kandangan

sebagai

pusat

kabupaten

berupa jasa transportasi wisata (terminal


Kandangan), jasa makanan dan minuman
berupa makanan khas Kandangan seperti
Ketupat

Kandangan,

Lamang,

Dodol

Kandangan

enis

industri

berupa
dikelola

masyarakat),

pariwisata

akomodasi

lainnya

(hotel

yang

pemerintah

dan

penyelenggaraan

kegiatan

hiburan dan rekreasi hingga jasa informasi


pariwisata. Adapun industri pariwisata
yang tersebar pada KSPN Loksado dan
sekitarnya berupa akomodasi seperti Hotel
3

Amandit

Resort,

Tanuhi

Resort

dan

Mountain Meratus Resort

mengembangkan

suatu

jenis

usaha

pariwisata apabila suatu objek wisata


tersebut telah didukung dari aspek tersebut
secara

baik.

kabupaten

Pembangunan

yang

masih

wilayah

terpusat

di

Kecamatan Kandangan menjadi sorotan


tersendiri mengapa persebaran industri
pariwisata masih belum merata. Terlebih
lagi pada daerah Kawasan Loksado yang
(Gambar : Rumah Makan di Kota Kandangan
yang memiliki menu khasi berupa Ketupat
Kandangan dengan Ikan Haruan sebagai varian
untuk wisata kuliner)

idak

meratanya

Hulu Sungai Selatan merupakan

untuk mendukung kebutuhan wisatawan.


Persebaran

industri

pariwsata

hanya

terpusat pada Kecamatan Kandangan, yang


berbeda

dibandingkan

dengan

kelengkapannya
daerah

Timur

(Kawasan Loksado) maupun daerah Barat


(Kawasan Rawa Daha). Kelengkapan dari
segi destinasi wisata khususnya prasarana
umum, fasilitas umum, sarana pariwisata
dan aksesibilitas pariwisata merupakan
kunci dari keberhasilan suatu

industri pariwisata.

dukungan dari industri pariwisata.

industri pariwiata di Kabupaten

pemerintah dah pengelola objek wisata

faktor

Pariwisata Nasional (KSPN) masih minim

persebaran

tantangan tersendiri yang dihadapi oleh

jauh

telah ditetapkan sebagai Kawasan Strategis

spek pemasaran pariwisata di


Kabupaten

Hulu

Sungai

Selatan secara umum masih

menggantungkan

wisatawan

nusantara,

baik wisatawan yang berasal dari wilayah


kabupaten,
lingkup

maupun

Provinsi

wisatawan

Kalimantan

dari

Selatan.

Adanya peluang berupa KSPN yang telah


ditetapkan seharusnya dapat memperluas
jangkauan pemasaran pariwisata hingga
tingkat nasional, maupun mancanegara.
Sejatinya

dengan

ketetapan

KSPN

tersebut, seharusnya pangsa yang dituju


tidak hanya untuk melayani wisatawan

ejatinya industri pariwisata yang


tumbuh

Pemasaran Pariwisata

di

Kabupaten

Hulu

Sungai Selatan bersifat swadaya,

artinya masyarakat akan terpancing untuk

nusantara saja, namun juga merambah


hingga wisatawan mancanegara. Akan
tetapi, kurangnya dukungan dari segi
Destinasi Pariwisata, maupun Industri
4

pariwsata

mengakibatkan

jumlah

banyak didukung oleh expose di media

kunjungan wisatawan yang cenderung

cetak, elektronik, dan internet baik oleh

kecil

dengan

wisatawan dan jurnalis dan juga dari

kabupaten lainnya di Provinsi Kalimantan

SKPD terkait, yaitu Dinas Kebudayaan

Selatan.

dan Pariwisata Kabupaten Hulu Sungai

apabila

dibandingkan

Selatan

(Tabel : Data kunjungan wisatawan nusantara dan


mancanegara di Kabupaten Hulu Sungai Selatan
Tahun 2010 - 2015)

A
Sungai

dapun Promosi wisata sebagai


bagian

dari

Pemasaran

(Gambar : Brosur sebagai salah satu bentuk


Promosi Pariwisata Kabupaten Hulu Sungai
Selatan )

Parwisata di Kabupaten Hulu

Selatan

dilakukan

dengan

mengikuti event-event pameran baik yang


bersifat

lokal

mendaftarkan
Kabupaten

ataupun

destinasi

Hulu

nasional,

pariwisata

Sungai

Selatan

di
di

penerbit publikasi terkait kepariwisataan


Indonesia, melalui media sosial seperti
Facebook
Penyediaan

dan

hashtag

brosur

di

Instagram,
pintu

masuk

Kalimantan Selatan salah satunya di


Bandara Syamsuddin Noor, dan melalui
liputan stasiun TV swasta.

alaupun media informasi di


lokasi tidak dengan mudah
ditemukan,

akan

tetapi

(Gambar : Saluran Youtube sebagai salah satu


Promosi Pariwisata Kabupaten Hulu Sungai
Selatan yang diliput oleh NET.TV Indonesia dalam
acara Indonesia Bagus )

promosi dan penyebaran informasi tentang


wisata Kabupaten Hulu Sungai Selatan
5

endati

demikian,

gencarnya

Selatan yang juga sebagai pecinta alam

dilakukan

merupakan suatu lembaga yang memiliki

belum

kerjasama dengan Dinas Kebudayaan dan

membuahkan dampak yang signifikan

Pariwisata Kabupaten Hulu Sungai Selatan

terhadap pengembangan kepariwisataan

terkait upaya promosi, pengadaan event

Kabupaten

tahunan berupa bamboo rafting dan jasa

promosi

yang

nampaknya

Hulu

masih

Sungai

Selatan.

Tantangan dari aspek Destinasi Pariwisata


dan Industri pariwisata masih menjadi
hambatan tersendiri. Oleh karena itu,
gencarnya strategi promosi pariwisata
perlu didukung dengan pembangunan dari

pramuwisata bagi wisatawan.

dapun Daya tarik wisata yang


berada

disepanjang

Sungai

Amandit secara umum dikelola

oleh suatu LSM berupa LSM Pengelola

aspek destinasi pariwisata dan industri

Amandit.

pariwisata hingga kelembagaan pariwisata,

sekelompok masyarakat Kabupaten Hulu

sehingga akan semakin menarik minat

Sungai Selatan yang berperan sebagai

wisatawan untuk berwisata.

pengelola objek wisata sepanjang Sungai


Amandit.

LSM

tersebut

Bentuk

merupakan

pengelolaan

yang

dilakukan berupa pengadaan lahan parkir,


penetapan biaya retribusi untuk jasa
pramuwisata,

Kelembagaan Pariwisata

elembagaan
Daerah

yang

Kepariwisataan
berpengaruh

penyediaan

rakit

untuk

kurangnya

peran

menyusuri Sungai Amandit.


Kendati

demikian,

pemerintah sebagai pencetus kebijakan,


dengan

masyarakat

(LSM)

sebagai

perkembangan

pelaksana kebijakan masih lemah. Terbukti

Kepariwisataan Kabupaten Hulu Sungai

bahwa dari 33 Objek Wisata yang ada,

Selatan meliputi lembaga formal (Dinas

hanya 3 objek wisata yang telah dilengkapi

Kebudayaan dan Pariwisata, Persatuan

dengan

Hotel dan Restoran Indonesia /PHRI,

pembukuan yang baik, yaitu Air Panas

Komite Nasional Pemuda Indonesia /

Tanuhi, Museum Rakyat Hulu Sungai

Pecinta Alam) dan lembaga non formal

Selatan dan Waterboom Kandangan.

terhadap

sistem

pencatatan

tiket

(LSM Pengelola Amandit Kabupaten Hulu


Sungai Selatan). Komite Nasional Pemuda
Indonesia pada Kabupaten Hulu Sungai

(Gambar : Sistem Pencatatan berupa Tiket dan


Pembukuan di Objek Wisata Air Panas Tanuhi,
Kecamatan Loksado yang seharusnya diterapkan di
29 objek wisata lainnya sebagai indikator
keberhasilan pembangunan pariwisata )

emerintah (Dinas Kebudayaan


dan

Pariwisata)

memberikan

penerapan

sistem

masyarakat

(LSM)

seharusnya

pelatihan

terkait

tersebut

kepada

sebagai

pengelola

objek wisata (untuk objek wisata yang


dikelola secara swadaya), karena jumlah
kunjungan

wisatawan

merupakan

hal

yang

yang

dicatat

penting

untuk

mengindikasikan / memperlihatkan apakah


pembangunan

kepariwisataan

telah

berkembang, atau mungkin mengalami


kemrosotan sehingga perlu dievaluasi.

Keterhubungan Antar Sektor

Batung. Adapun hasil pertanian atau

engembangan wilayah Kabupaten

peternakan

Hulu

Sungai

yang

tidak

dilakukan

Selatan

dalam

diversifikasi dijual langsung menuju Pasar

tidak

hanya

Kandangan maupun sentra pusat oleh

dilakukan oleh sektor pariwisata saja,

oleh di daerah wisata Kecamatan Loksado.

melainkan melalui kerjasama antar sektor

otensi lainnya yang dimiliki oleh

pelaksanaannya

ekonomi

yang

berpengaruh,

yaitu

kerjasama antara sektor pariwisata dengan


sektor

Agropolitan,

Minapolitan

dan

Industri.

Kabupaten Hulu Sungai Selatan


berupa potensi perikanan yang

tersebar di daerah rawa Daha dan daerah


Padang Batung. Hasil panen ikan ( Ikan
Patin, Ikan Haruan dan Ikan Nila )
kemudian dijual dalam bentuk ikan segar
menuju pengepul, kemudian dari pengepul
akan memasok atau menjual ikan tersebut
menuju rumah makan ( industri pariwisata
berupa jasa makanan dan minuman )
maupun ke penadah lainnya. Penjualan
ikan menuju rumah makan merupakan
salah satu bentuk nyata antara kerjasama
sektor

minapolitan

pariwisata
(Gambar : Keterhubungan antara Sektor
Pariwisata dengan Sektor Agropolitan, Sektor
Industri dan Sektor Minapolitan Kabupaten Hulu
Sungai Selatan)

ecara umum potensi yang dimiliki


Kabupaten Hulu Sungai Selatan
cukup beragam, mulai dari segi

pertanian berupa Cabai, tomat, keapa


dalam, arem dan rambutan kemudian
diarahkan untuk dilakukan diversivikasi
produk oleh sektor industri berupa olahan
rambutan, yang kemudian oleh sektor
pariwisata dikemas dalam cafe rambutan
yang

terletak

di

Kecamatan

Padang

dengan

sektor

khususnya

mengembangkan

wisata

dalam
kuliner

dan

mendukung keberlanjutan dari industri


pariwisata untuk jenis usaha industri
pariwisata berupa jasa makanan dan
minuman.

Adapun

pembibitan

ikan

budidaya berupa bibit ikan patin, ikan


haruan dan ikan nila yang terletak di
Kecamatan

Padang

Batung

dapat

dimanfaatkan sebagai Wisata Edukasi,


dimana

wisatawan

selain

melihat

keindahan dari Sungai Amandit, juga dapat


mengetahui proses pembibitannya dengan

menggunakan rakit atau klothok yang telah


disediakan.

eran sektor pariwisata terhadap


ketiga

sektor

bersifat

lainnya

adalah

memasarkan,

yaitu

memasarkan hasil olahan atau produk


unggulan

dari

tiap

sektor

kepada

wisatawan. Bentuk pemasaran tersebut


berupa pengembangan industri pariwisata
berupa rumah makan atau cafe (termasuk
jenis

industri

pariwisata

berupa jasa

makanan dan minuman), atau memasarkan


dengan cara pembuatan wisata edukasi
(balai benih ikan di Kecamatan Padang
Batung). Adapun potensi alam dan budaya
lainnya yang khas berupa potensi Wisata
Budaya

Kalang

terletak

di

Kerbau

daerah

Rawa

Rawa

Daha

yang
dan

merupakan budaya khas dari masyarakat


Kabupaten Hulu Sungai Selatan dengan
memanfaatkan rawa rawa untuk kegiatan
ternak kerbau di kawasan rawa Sungai
Nagara.

Pemandangan

yang

indah

disepanjang Sungai Nagara dan dapat


diakses

hanya

menggunakan

klothok

menjadi keunikan tersendiri untuk dikemas


dalam suatu objek wisata budaya.

(Gambar : Potensi Wisata Budaya Kerbau Rawa


pada Daerah Rawa Daha yang memiliki keunikan
tersendiri sebagai objek wisata khas di Kabupaten
Hulu Sungai Selatan)

Strategi Pengembangan Kepariwisataan

ondisi

dari

Destinasi

Pariwisata, Industri Pariwisata,


Pemasaran

Pariwisata

dan

Kelembagaan Pariwisata yang demikian


kemudian

dirumuskan

suatu

strategi

Keempat

pilar

kepariwisataan

telah

pengembangannya.
pengembangan

dilakukan analisis ( penentuan objek


wisata unggulan, keterhubungan dengan
9

sektor

industri,

minapolitan

dan

lingkungan

(2)Mengembangkan

agropolitan, kepentingan dan kepuasan

kepariwisataan Kabupaten Hulu Sungai

wisatawan,

Selatan

hingga

tinjauan

kebijakan

yang

bersifat

strategis

terakit ), yang kemudian hasil analisis

(3)Menciptakan

tersebut dirumuskan dalam suatu strategis

kepariwisataan Kabupaten Hulu Sungai

melalui Force Field Analysis (FFA). FFA

Selatan yang berdaya.

secara umum menyimpulkan dari hasil


analisis yang dilakuan, yaitu dengan
menyimpulkan aspek aspek mana saja
yang termasuk faktor pendorong dan

trategi

Sungai Selatan mengarah pada

bagaimana penjabaran strategi dari tiap


misi

pendong

Strategi

penghambat

tersebut

pengembangan

Kepariwisataan Kabupaten Hulu

faktor penghambat. Adapun tiap faktor


dan

pembangunan

pengembangan

yang

pengembangan

ditentukan.

kepariwisataan

kemudian akan dilakukan respon untuk

mencakup strategi pengembangan mass

tiap

tourism

faktor,

dan

pertimbangan

untuk

pengembagan,
strategi

dijadikan

sebagai

penentuan

misi

visi

pengembangan

pengembangan,

pengembangan

pengembangan,

program

pengembangan hingga indikasi program


pengembangan.

isi

pengembangan

kepariwisataan

Kabupaten

Hulu Sungai Selatan adalah

Pengembangan

berbasis

strategis

dan

lingkungan,
ekowisata,

strategi
strategi

kepariwisataan
strategi

yang

pengembangan

kepariwisataan yang berdaya.

K
Pariwisata

onsep

Mass

Tourism

pariwisata
menurut

atau

konvensional
Modul

KKP3K

Tahun

Konsep
2015,

Kepariwisataan

merupakan pengembangan pariwisata yang

Kabupaten Hulu Sungai Selatan yang

muncul akbiat perkembangan teknologi

berbasis

dalam

lingkungan,strategis

dan

berdaya.

komunikasi

dan

transportasi,

sehingga dapat menunjang kegiatan wisata


dapun

misi

pengembangan

massal yang dilakukan secara bersama-

merupakan langkah langkah

sama. Mass tourism dicirkan dengan

yang akan dilakukan dalam

jumlah pengunjung sebagai tolak ukur,

rangka pencapaian visi pengembangan

tidak

kepariwisataan Kabupaten Hulu Sungai

lingkungan, kegiatan bersifat sporadis

Selatan, berupa ; (1) Mengembangkan

(tidak merata), kegiatan dilakukan dalam

kepariwisataan Kabupaten Hulu Sungai

waktu singkat dengan jadwal yang padat,

Selatan

dan

dengan

konsep

berbasis

memperhatikan

wisatawan

tidak

daya

dukung

mendapatkan
10

informasi yang mendalam tentang objek

Hulu Sungai Selatan adalah potensi adanya

wisata yang dikunjungi. Berdasarkan ciri

DTW baru berdasarkan hasil analisis

dari Mass Tourism yang memuat kelebihan

linkage system, sehingga akan semakin

dan kekurangan dalam implementasinya,

mendukung perekonomian lokal. Adapun

maka

disusun

strategi

pengembangan

peluang

Mass

Toursim

untuk

Kepariwisataan

kepariwisataan Kabupaten Hulu Sungai

dalam

Kabupaten Hulu Sungai Selatan.

Selatan

engembangan

kepariwisataan

Loksado

sebagai

Kabupaten Hulu Sungai Selatan

Strategis

Pariwisata

secara konsep mengarah pada

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

konsep ekowisata. Hal tersebut ditentukan

No. 50 Tahun 2011 Tentang Rencana

berdasarkan hasil analisis Force Field

Induk

Analysis terkait faktor penghambat berupa

Nasional Tahun 2010 2025, sehingga

penetapan

adanya peluang tersebut dapat menjadi

Kawasan

KSPN

Loksado

berupa

pengembangan

penetapan

Kawasan

KSPN

(Kawasan

Nasional)

Pembangunan

Kepariwisataan

sebagai kawasan lindung, serta terkait

peluang

faktor

penetapan

kepariwisataan yang memiliki skala lebih

Kawasan Loksado sebagai KSPN. Oleh

luas hingga mancanegara. Adanya peluang

karena

tersebut juga dapat diwujudkan dengan

pendorong
itu,

berupa

strategi

pengembangan

untuk

oleh

mengembangkan

ekowisata kepariwisataan Kabupaten Hulu

pembangunan

Sungai Selatan memiliki konsep dasar

bekerjasama antara Pemerintah Daerah

yang

wisata,

(Kabupaten Hulu Sungai Selatan) dengan

pariwisata,

Pemerintah Provinsi (Provinsi Kalimantan

meliputi

pelestarian,

aspek

pasar

pendidikan,

perekonomian dan partisipasi masyarakat

setempat (UNESCO Jakarta, 2009).


engembangan
kepariwisataan
Kabupaten Hulu Sungai Selatan
salah satunya adalah melalui

wisata

yang

dapat

Selatan).

engembangan

kepariwisataan

Kabupaten Hulu Sungai Selatan


yang berdaya merupakan salah

satu strategi yang berorientasi untuk

strategi pengembangan yang strategis.

menciptakan masyarakat Kabupaten Hulu

Aspek strategis yang dimaksud adalah

Sungai

memanfaatkan

konteks kepariwisataan. Aspek berdaya

dan

mengoptimalkan

Selatan
dimaksud

yang

berdaya

potensi dan peluang yang berkaitan dalam

yang

pengembangan Kepariwisataan Kabupaten

kapasitas

Hulu Sungai Selatan. Potensi dalam

Pemerintah

pengembangan kepariwisataan Kabupaten

Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Strategi

dan

adalah

dalam

peningkatan

kesejahteraan

Daerah

dan

bagi

masyarakat

11

yang dilakukan dalam pengembangan

ditingkatkan

kepariwisataan yang berdaya terdiri dari

pengelolaan pariwisata, seperti mengikuti

dua

pelatihan

pendekatan,

yaitu

pendekatan
Masyarakat.

Pemerintah

Daerah

dan

Pemerintah

Daerah

sebagai

kebijakan

dan

pelaksana

kapasitasnya

yang

diberikan

dalam
pemerintah

terkait pengelolaan objek wisata (sistem

pencetus

pencatatan, sistem pengelolaan, dll), serta

kegiatan

ikut

berpartisipasi

pelaksanaan

pembangunan ditingkatkan kapasitasnya

monitoring

dalam

seperti

pembangunan dari pemerintah daerah.

peningkatan sistem pencatatan, alokasi

Peningkatan kapasitas dari segi Pemerintah

program kegiatan pembangunan untuk

Daerah dan masyarakat diharapkan dapat

pemberian pelatihan bagi masyarakat dan

meningkatkan

kegiatan monitoring evaluasi terhadap

mendukung perwujudan dari pelaksanaan

kegiatan pembangunan yang dilakukan.

strategi

Adapun masyarakat sebagai pelaksana

Kabupaten Hulu Sungai Selatan yang

kebijakan

berdaya.

pengelolaan

dan

pariwisata,

objek

pembangunan

dalam
evaluasi

kesejahteraan

pengembangan

kegiatan

yang

kepariwisataan

12

Anda mungkin juga menyukai