Anda di halaman 1dari 11

Analisis Pengembangan Potensi Objek Wisata di kabupaten Rembang

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah Metodologi Riset

Disusun oleh :

Juni Supriadi 31201600841

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG

SEMARANG

2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pariwisata saat ini merupakan sebuah bisnis yang sangat diunggulkan dimasyarkat,karena
masyrakat saat ini sangat membutuhkan sebuah hiburan untuk sekedar menenangkan diri dan
memuaskan diri dan sekedar menghabiskan.waktu luang,tidak dapat dipungkiri pengembangan
objek pariwisata diberbagai Negara sangat pesat karena dapat menimbulkan meningkatnya
perekonomian dan meningkatnnya sektor-sektor industri disekitarnya.pariwisata sendiri telah
dimulai sejak peradaban manusia yang dilakukan dengan adanya suatu pergerakan dengan
melakukan suatu perjlanan ziarah atau perjalanan agama lainya.diindonesia sendiri dapat diketahui
bahwa pengembngan pariwisata dapat dilihat kembali kedasawarsa 1910 an,dengan dibentuknya
VTV(Vereneging Toeristen Verker),sebuah badan pariwisata yang didirikan oleh Belanda,yang
bertindak sebagai general operator untuk mempromosikan pariwisata Indonesia dimata dunia
.Menurut kodyat (1996) sebagai suatu fenomena yang ditimbulkan oleh perjalanan dan
persinggahan manusia maka perkembangan pariwisata suatu daerah tujuan wisata atau disebut
dengan (DTW),atau tourist destination ditentukan oleh beberapa factor tersebut yaitu:1.daya Tarik
wisata (tourist atraction),2.kewmudahan perjlanan atau aksebilitas ke (DTW) yang bersangkutan
,3.sarana dan fasilitas yang diperlukan yang mengingat kegiatan wisata tidak hanya mencakup
kegiatan –kegiatan yang bersifat rekreatif.
Daerah tujuan wisata merupakan salah satu bentuk komponen penting sumber daya
pariwisata.faktor geografi merupakan factor penting dalam pengembnagan kepariwisataan
.pendekatan geografi dengan mengedepankan aspek keruangan mempunyai kaitan erat akan
perkembangan persebaran suatu objek pariwisata,pengembangan pariwisata dengan menggunakan
keruangan dapat dilihat dari kedudukan objek wisata terhadap objek pariwisata lainya ,hal ini
dilakukan untuk melihat potensi yang dimiliki oleh objek wisata yang kemungkinan untuk bisa
dikembangkan atau berkembang(sujali,1989).
Sedangkan penelitian yang terkait dengan analisis pengembangan potensi objek wisata
sudah banyak dilakukan oleh beberapa orang dan berbagai tempat.selama ini pengembngan objek
wisata banyak dilakukan dengan menggandeng masyarakat atau yang disebut dengan pokdarwis
atau kelompok sadar wisata.keadaan yang terjadi dikabupaten rembang sendiri memeperlihatkan
akan sebuah potensi pariwisata yang begitu banyak tapi kurangnya pemeliharaan yang
dilakukukan oleh pemerintah ,seiring munculnya perkembangan maka objek wisata yang dulunya
kurang terawat dan kesadaran masyarakat yang meningkat serta ada kelompok pokdarwis maka
munculah ide untuk membuka kawasan-kawasan yang berpotensi wisata dijadikan objek
pariwisata dan dikembangkan lebih lanjut.
Sedangkan hasil penelitian yang terkait dengan analisis pengembangan potensi objek wisata
yang dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya baik di kabupaten Rembang,( Ariyani Indrayati,
Wahyu Setyaningsih,2017,dll),maupun yang berlokasi di kabupaten lain seperti,kota jambi (Tari
ardila ica putri minang sari 2017), maupun yang berlokasi di kabupaten lain seperti di kabupaten
bojonegoro (Zevy Theta Gita Hareen ,2016) serta yang berlokasi di kabupaten Tanah Datar (Triska
Gusriani1,Erni Febrina Harahap1,Evi Susanti Tasri2,2014),demikian pula penelitian yang
berkaitan dengan analis pengembngan potensi objek wisata bukan merupkan suatu yang baru
dalam melakukan sebuah penelitian ,karena telah banyak yang melakukan penelitian yang
berkaitan dengan pengembangan potensi objek wisata.namun dari semua penelitian yang telah
dilakukan namun belum bnyak yang mengambil dengan kaitan sistem keruangan.
Kabupaaten Rembang sendiri terdiri dari 14 kecamatan yang terdiri kawasan pesisir dan
kawasan pegunungan , diantaranya berada di kawasan pesisir yaitu ,Kecamatan Kaliori,kecamatan
Rembang,dan Kecamatan Lasem.Berdasarkan letak kecamatan tesebut mempunyai potensi
pariwisata yang dapat dikembangkan lagi menjadi kawasan wisata unggulan Kabupaten
Rembang.Pengembangan objek pariwisata pantai sendiri dapat menjadi wisata unggulan
dikab.rembang ,dikarenakan wisata pantai lebih dipengaruhi oleh proses alam sehingga tidak
semua wilayah memiliki karakteristik yang sama ,kab.rembang sendiri memiliki objek wisata
pantai dan pegunungan yang tersebar di beberapa kecamatan tersebut,yaitu,pantai wates,pantai
kartini ,pantai karangjahe,pantai nyamplung,pantai caruban,pantai binangun,dan kawasan religi
pasujudan sunan bonang lasem,kawasan tersebut semua dikelola oleh pemerintah dan swasta:
TabeL. objek wisata dikabupaten rembang
No Nama objek wisata Lokasi Jarak dari kota
1 Pantai wates Kec.kaliori 7,9 km
2 Pantai kartini Kec.rembang 1,8 km
3 Pantai karang jahe Kec.rembang 9,8 km
4 Pantai nyamplung Kec.lasem 8,2 km
5 Pantai caruban Kec.lasem 12,6 km
7 Pantai binangun Kec.lasem 19,1 km
8 Pasujudan sunan boning Kec.lasem 17,9 km
Sumber :Dinas pariwisata dan kebudayaan kab.Rembang

Bedasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa letak lokasi objek wisata yang dikabupaten
rembang tidak terlalu jauh dari pusat objek wisata lain dan tidak terlalu jauh juga dari pusat
perkotaan atau pusat pemerintahan kabupaten rembang ,sehingga wisatawan yang berkunjung bisa
berpindah –pindah untuk menikmati tempat wisata yang lain dan dapat mengabadikan moment
Berikut merupakan data jumlah wisatwaan yang berkunjung di objek wisata kabupaten Rembang
yang dapat dijadikan acuan untuk pengembngan pariwisata di kab.Rembang :

TabeL .Jumlah pengunjung objek wisata dikab.Rembang

Tahun
No Nama objek wisata
2018
1 Pantai wates 147.693
2 Pantai kartini 192.054
3 Pantai karang jahe 342.768
4 Pantai nyamplung 6.000
5 Pantai caruban 76.060
7 Pantai binangun 6.000
8 Pasujudan sunan bonang 70.868
Sumber :Dinas pariwisata dan kebudayaan kab.Rembang

Dari data diatas kunjungan wisatawan ke objek wisata yang telah ditetapkan oleh
pemerintah sebagai daerah tujuan wisata atau (DTW) Kabupaten Rembang pada tiap tahunnya
mengalami peningkatan jumlah pengunjung wisatawan ,kususnya pada objek wisata pantai yang
tiap tahunya mengalami peningkatan jumlah pengunjung dibandingkan objek wisata lainya yang
ada dikabupaten rembang ,sehingga objek wisata pantai yang ada dikabupaten rembang memiliki
peluang yang dapat dikembangkan dikarenakan wisata pantai lebih dipengaruhi oleh proses alam
sehingga tidak semua wilayah memiliki karakteristik yang sama ,kab.rembang.
1.2.Perumusan Masalah

1.Bagaimana pengembngan potensi objek wisata di kabupaten rembang berdasarkan keruangan?

2.Apa kendala dalam mengembangkan potensi objek wisata dikabupaten remabng?

3.Bagaimana pengarahan dalam mengembangkan potensi objek wisata diakbupaten rembang?

1.3.Tujuan Penelitian

1.Mengetahui pengembangan potensi obyek wisata berdasarkan keruangan dikabupaten Rembang

2.Mengetahui kendala pengembangan objek wisata dikabupaten Rembang

3.Memberikan arahan atau usulan tentang pengembangan potensi obyek wisata dikabupaten
Rembang.

1.4. Sasaran
Sasaran merupakan rangkaian tahapan yang dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu.
Penulisan laporan ini terdapat beberapa sasaran yang akan dicapai agar dapat mencapai tujuan
yang dimaksud. Adapun sasaran untuk mencapai tujuan laporan ini antara lain:

a.umtuk mengetahui bagaimana dalam mengembngkan potensi objek wisata dikabupaten rembng.

b.untuk mengetahui bagaimana kendala dalam mengembangkan potensi objek wisata dikabupaten
Rembang

c.untuk memberikan arahan dan usulan kepada pemerintah daerah dalam mengembangkan potensi
objek wisata.

1.4.Manfaat Penelitian Dan Hasil yang diharapkan

1.4.1.Manfaat

1.memeberikan sebuah gambaran tentang pengembangan potensi objek wisata dikabupaten


Rembang

2.sebagai bahan masukan kepada pemerintah derah akan pengembangan pariwisata dikabupaten
Rembang
3.sebagai salah satu persyaratan lulus mata kuliah metodologi riset .

1.4.2.Hasil yang diharapkan

Temuan yang diharapkan adalah dapat menemukan konsep atau teori lokal tentang
pengembangan potensi objek wisata yang berwawasan tentang sistem tata ruang wilayah yang
berkonsep berbasis budaya dan pada akhirnya digunakan untuk mengembangkan potesi wisata
yang ada dikabupaten Rembang.selain itu diharapkan muncul teori-teori lokal atau konsep yang
dapat dijadikan pijakan bagi masyarakat setempat atau pemerintah daerah dalam membangun
atupun mengembangkan potensi obyek wisata berdasarkan keruangan dan budaya masyarakat.

1.5. Ruang Lingkup Substansi


Dalam studi ini batasan substansial berhubungan dengan ; “Analisis Pengembangan
Potensi Objek Wisata dikabupaten Rembang di sesuaikan dengan sasaran dari penelitian ini.
Untuk lebih jelasanya dapat di jabarkan seperti berikut

a.untuk mengetahui permasalahan mengenai pengembngan potensi objek wisata dikabupaten


rembang dimana permasalahnya adalah,menurunya para wistawan diobjek wisata dikabupaten
rembang.

b.untuk mengetahui kendala dalam mengembangkan objek wisata dikabupaten rembang


seperti,tidak berperannya masyakat dalam keikut sertaan dalam pengembangan objek wisata atau
sebaliknya ketidak ikut sertaan pemerintah dalam mengembngkan potensi objek pariwisata
dikabupaten rembang.

c.untuk memberikan gambaran atau masukan kepada pemerintah daerah bagaimana mengelola
objek wisata agar berdampak pada pertumbuhan ekonomi,meningktnya lapangan pekerjaan
membuka kesempatan berusaha, meningkatkan pendapatan masyarakat dan pemerintah,
mendorong pembangunan daerah, meningkatkan devisa negara.

1.6.keaslian penelitian

Triska Gusriani1,Erni Febrina Harahap1,Evi Susanti Tasri(2014) melakukan penelitian


mengenai Analisi Pengembngan Objek Wisata Istana Basa Pagaruyung kab,Tanah Datar dengan
tujuan,untuk mengetahui potensi dan kelemahan pengembangan objek wisata Istana Basa
Pagaruyung di Kabupaten Tanah Datar dan Untuk mengetahui peluang dan ancaman
pengembangan objek wisata Istana Basa Pagaruyung di Kabupaten Tanah Datar yang dapat
diproyeksikan menjadi wisata unggulan ,metode yang digunakan adalah Metode pengumpulan
data yang penulis gunakan dalam penelitian ini, adalah menggunakan data primer dan sekunder.
Dengan hasil penelitian berupa wisata Istana Basa Pagaruyung ini terletak pada keindahan dan
kesejukan udara di lokasi objek wisata hal ini bisa dilihat dari tingkat capaian jawaban responden
(TCR) sebesar 96,87% yang termasuk pada kategori sangat baik atau wisata unggulan di kab.tanah
datar.

Ariyani Indrayati, Wahyu Setyaningsih(2017) melakukan penelitian mengenai


Mengungkap Potensi Kabupaten Rembang sebagai objek Geowisata dan Laboratorium Lapangan
Geografi dengan tujuan untuk mengetahui potensi wisata kabupaten rembang sebagai objek
geowisata dan laboratorium lapangan metode yang digunakan adalah dengan melakukan
melakukan wawan cara dan observasi serta memilih stakeholder utama di antara banyak
stakeholder sektor publik yang terkait. Pada penelitian ini dipilih dari kalangan aparatur
pemerintah di 10 kecamatan, dan perwakilan dari dinas pariwisata. Ditargetkan dihadiri 25 orang.
Berikutnya menganalisis lingkungan dari masing-masing lokasi objek wisata
kegeografian.Dengan hasil penelitian ini berupa secara umum wilayah kabupaten rembang dapat
dikatakan bahwa sebagian besar objek yang diteliti, berpotensi tinggi untuk dijadikan laboratorium
alam geografi. Beberapa memerlukan pembenahan infrastruktur dan penyiapan masyarat
pendukungnya, dan sedikit diantaranya kurang sesuai dengan disiplin keilmuan geografi.dan
banyak yang sesuai dengan ilmuan geografi ,seperti pantai wates,pantai kartini,pantai
karangjahe,paantai nyamplung,dan pasujudan sunan bonang dll.

Tari ardila ica putri minang sari (2017),melakukan penelitian mengenai analisis potensi
wisata dikota jambi dengan tujuan untuk mendeskripsikan potensi objek wisata di Kota Jambi di
tinjau dari potensi budaya ,metode yang digunakan enelitian yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah jenis penelitian deskriptif dengan data kualitatif dengan metode survei. Penelitian ini
menggunakan teknik Purposive Sampling, informan penelitian ini diperoleh dari Kabid Pariwisata
ditandai dengan kode A01 dan Kabid Bina Program Pariwisata Kota Jambi ditandai dengan kode
A02, pengelola objek wisata budaya di Kota Jambi ditandai dengan kode B01-B03, Pengunjung
objek wisata budaya di Kota Jambi ditandai dengan kode C01-C03, Masyarakat sekitar objek
wisata budaya di Kota Jambi ditandai dengna kode D01-D03. Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah dengan cara wawancara, dan observasi. Dengan hasil penelitian berupa
Menurut hasil wawancara penulis pada tanggal 8 Juni 2017 dengan Kepala Bidang Pariwisata Kota
Jambi Bapak Jaharudin, sebagai informan dengan kode (A01) menyatakan bahwa, Kota Jambi
adalah Kota yang memiliki potensi wisata yang sangat potensial salah satunya yaitu potensi
budaya, potensi ini sangat menjanjikan dan apabila dikembangkan dengan baik maka akan menarik
wisatawan lokal dan mancanegara, dikarenakan lokasi yang strategis dan menarik serta permintaan
pasar yang belum terpenuhi akan pariwisata di Kota Jambi.

Zevy Theta Gita Hareen(2016) melakukan penelitian analisis pengembangan pariwisata


dengan pendekatan AHP pada wisata alam dan budaya di kab.Bojonegoro dengan tujuan untuk
mengetahui penentuan prioritas objek wisata yang akan dikembangkan oleh Kabupaten
Bojonegoro, dilihat dari kriteria : Kondisi Geografis, Sosial Budaya, Sarana dan Prasarana,
Peningkatan Ekonomi Masyarakat, Investasi (Pemasukan bagi Pemerintah Daerah) dengan
alternatif prioritas yaitu wisata alam, wisata budaya dan wisata alternative,dengan menggunakan
metode penelitian berupa penelitian kualitatif dengan menggunakan operasi matematis. Lokasi
penelitiannya adalah di Kabupaten Bojonegoro, dengan sumber data dari narasumber yang expert
di bidang pariwisata yaitu: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (DISBUDPAR), Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah (BAPPEDA), Asosiasi Pengusaha Pariwisata (ASITA), Duta wisata Kange
& Yune dan Pengamat Wisata .Dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk kriteria
presentase tertinggi yaitu kondisi geografis sebesar 54,9% dan alternatif obyek wisata alam sebesar
75,8%. Hal ini sangat relevan apabila obyek wisata alam yang menjadi prioritas pengembangan
pariwisata di Kabupaten Bojonegoro berdasarkan kondisi geografis kawasan tersebut. Wisata alam
yang ada di Kabupaten Bojonegoro menjadi suatu destinasi utama wisatawan dikarenakan iklim
tropisnya.

Table. Perbandingan Penelitian

No Peneliti Judul Metode Hasil

1 Triska Analisi Metode pengumpulan mengakaji hasil


Gusriani1,Erni Pengembngan data yang penulis penelitian objek
Febrina Objek Wisata gunakan dalam wisata yang
Harahap1,Evi Istana Basa penelitian ini, adalah menjadi wisata
Susanti Pagaruyung menggunakan data unggulan di
Tasri(2014) kab,Tanah Datar primer dan sekunder kab.tanah datar.

2 Ariyani Indrayati, Mengungkap dengan melakukan Mengkaji hasil


Wahyu Potensi Kabupaten melakukan wawan cara penelitian potensi
Setyaningsih(2017) Rembang sebagai dan observasi serta obyek wisata
objek Geowisata memilih stakeholder kabupaten
dan Laboratorium utama di antara banyak rembang untuk
Lapangan stakeholder sektor dikembangkan
Geografi publik yang terkait.dan menajdi obyek
melakukan observasi geowisata dan
lapangan. sebagai
laboratorium
laapngan
geografi.

3 Tari ardila ica putri analisis potensi menggunakan teknik mengakaji hasil
minang sari (2017) wisata dikota Purposive Sampling, penelitian objek
jambi wawancara dan wisata yang
observasi. menjadi wisata
unggulan dikota
jambi .

4 Zevy Theta Gita analisis menggunakan metode untuk mengetahui


Hareen(2016) pengembangan penelitian berupa tingkat potensi
pariwisata dengan penelitian kualitatif wisata unggulan
pendekatan AHP dengan menggunakan bedasrkan
pada wisata alam operasi matematis. kondisi alam dan
dan budaya di budaya di
kab.Bojonegoro kab.bojonegoro
5 juni supriadi(2019) analisis menggunakan metode
pengembangan dengan melakukan
potensi obyek wawan cara dan
wisata dikabupaten observasi lapangan serta
Rembang mecari stakeholder
terkait observasi
lapangan.

1.7.kerangka pikir

Pembangunan di bidang kepariwisataan merupakan salah satu terobosan untuk


meningkatkan pendapatan daerah dan negara. Sebagai langkah awal dalam memilih dan
menentukan suatu potensi obyek wisata pantas untuk dikembangkan atau mendapatkan prioritas
untuk dikembangka, sebelumnya perlu melakukan evaluasi potensi obyek wisata (Sujali,1989).

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui potensi masing-masing obyek wisata dan arah
pengembangan masing-masing obyek wisata. Penilaian potensi obyek wisata dilakukan dengan
melakukan identifikasi faktor internal dan eksternal dengan observasi dilapangan kemudian
membuat klasifikasi tingkat perkembangan potensi obyek wisata. . Sedangkan arah pengembangan
ditentukan dengan analisis SWOT (Strenght, Weakness, Opportunitis, Threat) secara kuantitatif.
Analisis SWOT adalah analisis kondisi internal maupun eksternal yang selanjutnya akan
digunakan sebagai dasar untuk merancang strategi dan pengembangan yang sesuai dengan obyek
wisata untuk meningkatkan kunjungan wisatawan. Untuk mengetahui alur pemikiran dalam
penelitian ini, maka dibuat diagram alir sebagai berikut
Gambar 1.1 Diagram Alir Penelitian

Obyek wisata dikabupaten


Rembang

Peta persebaran Obyek wisata


Persebaran obyek wisata di
dikabupaten Rembang
kabupaten rembang

Identifikasi potensi obyek


wisata di kabupaten
rembang

Identifikasi potensi internal Identifikasi potensi eksternal

 kualiatas obyek wisata  Dukungan Pengembangan


 kondisi obyek wisata Aksebilitas
 Fasilitas Penunjang Obyek
 Fasilitas Pelengkap Obyek

Klasifikasi tingkat potensi obyek wisata

 Obyek wisata potensial tinggi


 Obyek wisata potensial sedang Peta potensi Obyek wisata
 Obyek wisata potensial rendah dikabupaten Rembang

Analysis

Arah pengembangan obyek wisata


dikabupaten rembang

Anda mungkin juga menyukai