Anda di halaman 1dari 9

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pengembangan sebuah kawasan merupakan bentuk perpaduan kolaborasi yang


melibatkan multi pengambil kebijakan, dan berbagai bentuk kegiatan yang
mengarah kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal, serta pelestarian
budaya dan lingkungan (Suryade, dkk, 2022). Pariwisata dipercaya menjadi salah
satu kegiatan yang dapat mempercepat pencapaian pembangunan berkelanjutan
dalam sebuah kawasan. Pembangunan merupakan proses pengembangan kapasitas
masyarakat dalam jangka panjang sehingga memerlukan perencanaan yang tepat
dan akurat (Murtado, dkk, 2022). Diperlukan partisipasi masyarakat dalam
perencanaan, dalam kegiatan pembangunan, serta dalam menikmati hasil
pembangunan, khususnya pada tingkat lokal.

Industri pariwisata di Indonesia terus berkembang pesat dalam beberapa tahun


terakhir. Kabupaten Bandung Barat, khususnya di Kecamatan Lembang, telah
menjadi salah satu tujuan wisata populer di Jawa Barat. Kecamatan ini memiliki
keunikan dan pesona alam yang memikat, seperti pegunungan yang indah, udara
yang sejuk, dan panorama alam yang menakjubkan. Daerah ini juga dikenal
dengan berbagai objek wisata menarik, seperti taman-taman, perkebunan teh, air
terjun, dan tempat rekreasi lainnya. Potensi wisata yang dimiliki oleh Kecamatan
Lembang ini menjadi daya tarik bagi wisatawan lokal maupun mancanegara.

Kecamatan Lembang masuk sebagai Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp) yang
berfungsi sebagai kawasan budaya, wisata, perekonomian skala lokal, pendidikan,
kesehatan, dan peribadatan (RTRW Kabupaten Bandung Barat 2009-2029).
Kawasan ini memiliki peluang di berbagai sektor, termasuk perhotelan, restoran,
agen perjalanan, dan usaha lain yang mendukung pengalaman wisatawan.
Penelitian sebelumnya oleh Putu Eka Supriyatama dan I Gede Astra Wesnawa
tentang Pemetaan Distribusi Objek Wisata dan Potensi Wisata di Kecamatan
Sukawati (2019) menghasilkan dua peta, yaitu peta karakteristik dan peta tingkat
2

kelayakan pengembangan. Namun, dalam konteks Kecamatan Lembang,


diperlukan identifikasi dan pemahaman yang mendalam mengenai persebaran
objek wisata dan fasilitas penunjang untuk memaksimalkan potensi peluang.
Identifikasi yang komprehensif terhadap objek wisata bertujuan untuk mengetahui
jenis, lokasi, aksesibilitas, daya tarik, potensi, dan strategi pengembangannya. Hal
ini memungkinkan perbandingan antara objek wisata, hotel, dan restoran yang
ada.

Perkembangan pariwisata tentunya akan memberikan manfaat dalam peningkatan


pendapatan masyarakat dan daerah (Sapeudin, Budiono, & Rusmana, 2017). Jika
dilihat dari Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Bandung
Barat, Kecamatan Lembang masuk kedalam wilayah perencanaan pengembangan
pariwisata yang meliputi Pembangunan ekowisata, wisata agro, dan desa wisata
(PERDA Kabupaten Bandung Barat Nomor 4 Tahun 2012 Tentang RIPDDA
Kabupaten Bandung Barat). Sesuai dengan peruntukannya, Kecamatan Lembang
memiliki potensi yang begitu besar dalam pariwisata. Dalam mengembangkan
kegiatan pariwisata tentunya membutuhkan penilaian atau metode untuk
menentukan kelayakan dari setiap objek wisata.

Metode Kernel Density adalah pendekatan dalam analisis spasial yang


memungkinkan kita menggambarkan persebaran objek wisata dengan
menggunakan fungsi kernel yang menjumlahkan kontribusi objek-objek terdekat
(Latue, dkk, 2023). Dalam konteks ini, metode Kernel Density dapat
menghasilkan peta kepadatan objek wisata di Kecamatan Lembang. Dengan
metode ini, dapat mengidentifikasi area dengan kepadatan objek wisata tinggi di
wilayah tersebut. Informasi ini berharga dalam mengidentifikasi peluang usaha
wisata yang dapat dikembangkan, misalnya, area dengan kepadatan objek wisata
tinggi yang belum sepenuhnya termanfaatkan dapat menjadi peluang
pengembangan objek wisata baru.

Visi Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Bandung Barat


adalah mencapai pembangunan kawasan wisata alam berdasarkan potensi dan
3

kearifan lokal serta pelestarian lingkungan. Kecamatan Lembang merupakan salah


satu wilayah yang direncanakan untuk pembangunan kepariwisataan di Kabupaten
Bandung Barat (PERDA Kabupaten Bandung Barat No.4 Tahun 2012 tentang
Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan). Kecamatan Lembang memiliki
berbagai potensi kepariwisataan, termasuk 8 lokasi wisata alam seperti Gunung
Tangkubanperahu, Bumi Perkemahan Cikole, Penangkaran Buaya Cikole,
Jayagiri 'Lintas Hutan', Maribaya, Wisata Ilmiah Observatorium Boscha, Curug
Omas, dan Yunghun, serta kawasan wisata agro dan desa wisata.

Dengan memahami hal tersebut, kita dapat mengarahkan strategi dengan lebih
efektif dalam pengembangan wisata, menggunakan Kecamatan Lembang sebagai
studi kasus, yang terbagi menjadi 16 desa dengan luas wilayah sebesar 95,56 km2
(Badan Pusat Statistik, 2022). Strategi pengembangan wisata harus di
implementasikan dengan baik, melibatkan berbagai pihak, dan diawasi secara
berkala untuk memastikan tercapainya tujuan pembangunan yang diinginkan. Hal
ini dapat dilakukan melalui perencanaan pembangunan yang matang, kolaborasi
antara pemerintah daerah, sektor swasta, dan masyarakat setempat.

Pada penelitian ini, untuk menyajikan informasi yang akurat dan terintegrasi
penulis akan memanfaatkan aplikasi ArcMap pada ArcGIS. ArcMap ialah aplikasi
utama yang digunakan dalam ArcGIS untuk mengolah, menampilkan, memilih,
editing dan publikasi peta (Rahmat, dkk, 2021). Untuk daerah dengan tujuan
wisata seperti Kecamatan Lembang peta persebaran objek wisata dan fasilitas
penunjang yang khusus memberikan informasi mengenai kondisi pariwisata
sangat diperlukan, dimana hal tersebut menurut penulis sangat penting untuk
memudahkan masyarakat maupun wisatawan melihat potensi peluang usaha
wisata yang ada di Lembang beserta deskripsi dan atributnya.

Dengan demikian, diharapkan hasil identifikasi ini dapat menjadi panduan bagi
pemerintah daerah, pelaku usaha, dan masyarakat setempat dalam
mengoptimalkan potensi wisata yang ada, menciptakan lapangan kerja, serta
meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui sektor pariwisata.
4
5

1.2 Rumusan Masalah:

Berdasarkan latar belakang di atas maka perumusan masalah yang akan penulis
kemukakan pada skripsi ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pola persebaran objek wisata di Kecamatan Lembang


Kabupaten Bandung Barat?
2. Bagaimana pola persebaran hotel dan restoran atau rumah makan di
Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat?
3. Bagaimana kerapatan fasilitas penunjang objek wisata seperti hotel dan
rumah makan atau restoran di Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung
Barat?

1.3 Tujuan dan Sasaran Penelitian


1.3.1 Tujuan
Berdasarkan dari rumusan latar belakang dapat diperoleh tujuan penelitian
untuk mengidentifikasi persebaran objek wisata dan pola persebaran hotel
dan restoran atau Rumah Makan di Kecamatan Lembang Kabupaten
Bandung Barat Tujuan dan sasaran dari penelitian ini adalah :
1. Mengidentifikasi pola persebaran objek wisata di Kecamatan Lembang
Kabupaten Bandung Barat ?
2. Mengetahui pola persebaran hotel dan restoran atau rumah makan di
Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat ?
1.3.2 Sasaran
1. identifikasi pola persebaran objek wisata di Kecamatan Lembang
Kabupaten Bandung Barat ?
2. identifikasi pola persebaran hotel dan restoran atau rumah makan di
Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat ?
6

1.4 Ruang Lingkup Penelitian


1.4.1 Ruang Lingkup Materi
Agar penelitian spesifik dan fokus serta untuk membatasi pemasalahan yang
diteliti, penulis membuat batasan variable yang diteliti yaitu sebagai berikut:

1. Sampel dalam penelitian ini adalah persebaran objek wisata di kecamatan


Lembang kabupaten Bandung barat
2. Salah satu sarana penunjang pariwisata yang diteliti dalam penelitian ini
yaitu hotel dan rumah makan atau restoran.
1.4.2 Ruang lingkup wilayah
Lembang merupakan Kecamatan ini berjarak sekitar 22 Kilometer dari ibu kota
Kabupaten Bandung Barat ke arah timur laut melalui Cisarua. Pusat
pemerintahannya berada di Desa Lembang. Kecamatan Lembang merupakan
kecamatan paling timur dan terkenal sebagai tujuan wisata di Jawa Barat.

P
Gambar 1.1 Peta Administrasi Kecamatan Lembang

1.5 Metode Penelitian

Penelitian ini di laksanakan di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat


terdiri dari 16 (enam belas) desa yaitu Desa Gudangkahuripan, Desa Lembang,
7

Desa Cikahuripan, Desa Sukajaya, Desa Jayagiri, Desa Kayuambon, Desa


Langensari, Desa Cibodas, Desa Cikidang, Desa Cibogo, Desa Cikole, Desa
Wangunsari, Desa Wangunharja, Desa Mekarwangi, Desa Pagerwangi, dan Desa
Suntenjaya Objek pada penelitian ini adalah seluruh potensi objek wisata, hotel
dan restoran dan rumah makan yang ada di Lembang, sedangkan yang menjadi
subjek penelitian ini adalah mengenai karakteristik, tingkat potensi, dan
persebaran potensi objek wisata di Lembang, Bandung Barat.

1.6 Metode Pengumpulan Data


Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif. Data yang digunakan
adalah data primer dan sekunder. Data sekunder bersumber dari Badan Pusat
statistik Kabupaten Barat Kecamatan Lembang. Data primer yang telah
dikumpulkan selanjutnya akan dianalisis menggunakan analisis deskriptif
kualitatif dan kuantitatif dengan menggunakan pendekatan keruangan.
Karakteristik wisata, Tingkat potensi wisata dan Persebaran tingkat potensi wisata
di Lembang, Bandung Barat.

1.7 Kerangka Pemikiran


Pembangunan di bidang pariwisata adalah salah satu terobosan untuk
meningkatkan pendapatan daerah serta negara. Sebagai langkah awal dalam
memilih dan menentukan suatu potensi objek wisata yang pantas untuk
dikembangkan atau mendapatkan prioritas untuk dikembangkan, perlu dilakukan
identifikasi potensi objek wisata (Sujali,1989).
Penelitian ini dilakukan untuk menidentifikasi persebaran objek wisata dan
fasilitas penunjang di Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat untuk
melihat potensi usaha wisata. Dalam melihat potensi peluang usaha wisata
dilakukan dengan melakukan identifikasi persebaran objek dan fasilitas penunjang
wisata, kemudian melihat perbandingan dari obyek wisata, hotel, dan rumah
makan atau restoran. Sedangkan arah pengembangan pariwisata ditentukan
dengan analisis Kernel Density secara spasial. Analisa ini termasuk sebagai
analisis pola keruangan melihat hubungan antar objek analisis berdasarkan tingkat
8

kerapatannya atau intensitasnya (RMQ, 2020). Untuk mengetahui alur pemikiran


dalam penelitian ini, maka dibuat kerangka pemikiran sebagai berikut :

Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Bandung Barat, Kecamatan


Lembang masuk kedalam wilayah perencanaan pengembangan pariwisata yang meliputi
Pembangunan ekowisata, wisata agro, desa wisata, dan wisata danau.

Secara kawasan Kecamatan Lembang masuk sebagai Pusat Kegiatan Lokal Promosi
(PKLp), dengan fungsi pengembangan sebagai kawasan budaya, wisata, perekonomian
untuk skala lokal, pendidikan, kesehatan, dan peribadatan (RTRW Kabupaten Bandung
Barat 2009-2029)

Pola Persebaran Objek Wisata dan Fasilitas Penunjang di


Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat

Objek Wisata Fasilitas Penunjang

Sebaran rumah Makan Sebaran Hotel


Sebaran Wisata

Pola sebaran objek wisata, sebaran rumah makan dan


sebaran hotel

Teridentifikasinya persebaran objek wisata dan fasilitas


penunjang dari setiap desa di Kecamatan Lembang

Gambar 1.2 Kerangka Berfikir


9

1.8 Sistematika penulisan


Dalam penelitian ini akan menggunakan sistematika penulisan yang terdiri dari
lima bab. Sistematika ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran singkat dari
keseluruhan penulisan. Penyusunan tersebut adalah sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan: Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang, perumusan
masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan
penelitian metode penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II Landasan Teori: Bab ini berisikan tinjauan teori dan teori-teori yang
relevan dengan penelitian ini, model penelitian kerangka penelitian serta
hipotesis dan penelitian terdahulu.
BAB III Gambaran Umum: Bab ini menjelaskan mengenai gambaran umum
Kabupaten Bandung, gambaran umum, kondisi geografis, kondisi
kependudukan, sarana dan prasarana.
BAB IV Pembahasan: Bab ini berisi tentang penjelasan penelitian, pengujian
instrument, analisis data dan pengujian hipotesis serta pembahasan hasil dari
analisis yang digunakan.
BAB V Simpulan dan Saran: Bab ini merupakan bab penutup dan berisikan
kesimpulan dari penelitian yang dilakukan dan saran-saran yang diharapkan
dapat berguna bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

Anda mungkin juga menyukai